Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PEMASARAN FARMASI

PROPOSAL KONSEP PRODUK JAMU KUNYIT LEMON

Disusun Oleh :
1. YENI CENDANA 181016/ IV A
2. NI KADEK AYU RESTULIANI 181017/ IV A
3. NI KADEK DEVI ARIANI 181018/ IV A
4. LUH PANDE MURNIHATI 181019/ IV A
5. I KOMANG DITSA TARUNA 181020/ IV A

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia berada didaerah tropis yang banyak keanekaragaman tanaman yang
ada di Indonesia. Berbagai macam tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pangan maupun bahan obat. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan bahan obat dan
dihidangkan yaitu Kunyit mempunyai khasiat sebagai jamu dan obat tradisional untuk
berbagai jenis penyakit, senyawa yang terkandung dalam kunyit (kurkumin dan minyak
atsiri) mempunyai peranan sebagai antioksidan, antitumor dan antikanker, antipikun,
menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah dan hati, antimikroba, antiseptic dan
antiinflamasi(Hartati & Balittro, 2013).
Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah diwariskan
secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan. Pengertian jamu dalam
Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan serian (generik), atau campuran dari
bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
(Biofarmaka IPB, 2013).
Sebagian besar masyarakat mengkonsumsi jamu karena percaya memberikan manfaat
yang cukup besar terhadap kesehatan baik untuk pencegahan dan pengobatan terhadap
suatu penyakit maupun dalam hal menjaga kebugaran dan kecantikan dan meningkatkan
stamina tubuh. Sampai saat ini keberadaan jamu terus berkembang. Hal ini terlihat pada
permintaan terhadap jamu yang terus mengalami peningkatan (Biofarmaka IPB, 2013).
Kunir atau kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan suku zingiberaceae termasuk
salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Penyebaran
tanaman ini sampai ke Malaysia, Indonesia, Asia Selatan, Cina Selatan, Taiwan, Filipina,
Australia bahkan Afrika.Tanaman ini tumbuh dengan baik di Indonesia (Agoes, 2010).
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut sebagai
kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikurkumin sebanyak 10 % dan
bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5 %, dan zat-zat bermanfaat lainnya seperti minyak
atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpen, Turmeron, Turmeon 60 %, Zingiberen 25 %,
felandren, sabinen, borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung lemak sebanyak 1-3 %,
karbohidrat sebanyak 3 %, protein 30 %, pati 8 %, vitamin C 45-55 %, dan garam-garam
mineral yaitu zat besi fosfor dan kalsium (Ersi Herliana, 2013).
Senyawa utama yang terkandung dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoid dan
minyak atsiri. Kandungan kurkuminoid berkisar antara 3,0 – 5,0 %, yang terdiri dari
kurkumin dan turunannya yaitu desmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin.
Kurkuminoid berbentuk kristal prisma atau batang pendek, membentuk emulsi atau tidak
larut dalam air, dan mudah larut dalam aseton, etanol, metanol, bensen dan chloroform.
Senyawa tersebut memberikan fluoresensi warna kuning jingga, sampai jingga kemerahan
yang kuat dibawah sinar ultraviolet yang tidak stabil jika terkena sinar matahari dan
menjadi stabil apabila dipanaskan (Warta penelitian dan pengembangan tanaman industri,
2013).
Nutrisi yang terkandung dalam 100 g kunyit ialah protein 8 g, gula 3 g, mineral 3,5 g,
karbohidrat 69,9%, serat 21 g, air 13,1% dan vitamin. Selain itu senyawa kimia yang
terkandung didalam kunyit adalah senyawa fenolik alami seperti curcuminoids,
sesquiterpenoid, serta terdapat pula kandungan minyak atsiri. Pada curcuminoids terdapat
3 komponen, yaitu kurkumin (94%), demethoxycurcumin (6%), dan
bisdemethoxycurcumin (0,3%). Sedangkan untuk senyawa sesquiterpenoid terdiri dari
arturmerone, curlone, bisacumol, zingiberene, curcumene, germacrone, curcuminol,
bsabolene. Curcuminoids memberikan efek warna kuning pada rimpang kunyit,
sedangkan turmerone, artumerone dan zingiberene yang terdapat didalam senyawa
sesquiterpenoid memberikan aroma yang khas pada kunyit (Kumar, Singh, Kaushik, et
al., 2017)
Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku
industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan, dan lain-lain. Di samping
itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai analgetika, antiinflamasi,
antioksidan, antimikroba, pencegah kanker, antitumor, dan menurunkan kadar lemak
darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah (Olivia, et al., 2006).
Jeruk lemon adalah tumbuhan berbunga anggota marga Citrus dari suku Rutaceae
(suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan buah yang berdaging dengan
rasa asam yang segar, meskipun banyak di antaranya yang memiliki rasa manis. Rasa
asam berasal dari kandungan asam sitrat yang memang terkandung pada semua
anggotanya. Lemon adalah salah satu dari 16 spesies yang berbeda dalam genus Citrus
dari keluarga tanaman Rutaceae. Citrus limon adalah spesies jeruk ketiga yang paling
penting setelah orange dan mandarin, dengan produksi total lebih dari 4,4 juta ton selama
musim 2001/2002 (Marwanto, 2014). Perkembangan jeruk lemon di Indonesia sangat
pesat menurut data dari kementrian pertanian produksi buah jeruk lemon mencapai
sampai 30 ton perbulan pada tahun 2016 di pulau jawa (Kementrian Pertania,2016)
Lemon merupakan buah yang tersedia setiap tahun, namun produksinya ketika musim
semi dan musim panas. Lemon (citrus limon) mengandung vitamin C yang tinggi, sumber
serat dan mengandung bioflavonoid yang beraktivitas sebagai antiiflamasi, antioksidan
yang membantu mencegah penyakit kanker (Ifora et al, 2016)
Buah lemon terkenal sebagai bahan untuk diperas dan diambil sari buahnya sebagai
pembuatan minuman. Dalam pengobatan tradisional air perasan lemon dapat ditambahkan
ke dalam teh untuk mengurangi demam, asam lambung, radang sendi, membasmi kuman
pada luka, dan menyembuhkan sariawan (Noghata et al, 2006).

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana jamu kunyit lemon dapat diterima di kalangan pasar
potensial pada new normal
2. Menggali bakat dalam hal berwirausaha menyesuaikan dengan perkembangan
teknologi dan mendapatkan penghasilan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis SWOT


Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi
yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program
kerja. Analisis SWOT merupakan bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai
faktor masukan, kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing.
Analisis SWOT adalah alat analisis yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang
sedang dihadapi atau mungkin akan dihadapi oleh organisasi. Analisis ini didasarkan agar
dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), yang secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Metode analisis SWOT dianggap sebagai metode analisis yang paling dasar, yang
berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari empat sisi yang berbeda. Hasil
analisis adalah menambah keuntungan dari peluang yang ada, dengan mengurangi
kekurangan dan menghindari ancaman.
a. Tujuan analisis SWOT
Penerapan SWOT pada perusahaan bertujuan untuk memberikan suatu
panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan penempatan analisis
SWOT dapat dijadikan sebagai perbandingan pikir dari berbagai sudut pandang, baik
dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman. Tujuan lain
diperlakukannya analisis SWOT adalah dimana setiap produk yang ditawarkan pasti
akan mengalami pasang surut atau yang lebih dikenal dengan istilah daur hidup
produk (life cycle product).
1. Analisis SWOT produk Jamu Kunyit Lemon
a. Strenght (kekuatan)
1. Sebagai Produsen kami bisa menekan harga produksi sehingga produk
yang dipasarkan mempunyai harga yang sangat bersaing.
2. Keterjaminan dalam penyampaian produk yang dijual
3. Kami juga memodifikasi jamu kunyit lemon tersebut dengan
menambahkan topping berupa nata de coco sehingga konsumen lebih
tertarik untuk membeli produk kami.
b. Weakness (kelemahan)
1. Tidak menggunakan bahan pengawet dalam pembuatan sehingga tidak
tahan lama
2. Rasa asam yang kurang cocok untuk penderita asam lambung karena
mempunyai kandungan asam yang tinggi.
3. Pemasaran produk masih kurang sehingga produk ini masih belum dikenal
secara luas.
c. Opportunity (peluang)
1. Produk jamu kunyit lemon ini jarang berada di pasaran, sehingga menjadi
kesempatan besar untuk terus mengembangkan usaha ini.
2. Dalam situasi pandemi covid-19 ini, kami memanfaatkan memproduksi
jamu ini untuk kesehatan tubuh
3. Social media membantu untuk pemasaran dengan cepat, sehingga produk
kami mencapai target pasar.
d. Threat (ancaman)
1. Perekonomian nasional yang tidak stabil menyebabkan perubahan daya
beli masyarakat semakin menipis
2. Kebijakan harga bahan baku yang tiba-tiba naik akan berpengaruh
terhadap biaya produksi dan juga harga jualnya
3. Munculnya usaha-usaha baru sehingga tersaingnya produk kami
4. Kepopuleran jamu kunyit lemon masih kalah dengan jamu lainnya

2.2 Marketing Mix


1. Produk (Product)
Produk yang ditawarkan oleh usaha kami adalah “Jakule” yang memiliki
nama umum “Jamu kunyit lemon”. Jamu adalah obat tradisional berbahan herbal
alami warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke
generasi untuk kesehatan. Kami menawarkan produk ke konsumen untuk menarik
minat konsumen untuk membeli produk kami sehingga konsumen puas terhadap
produk kami dan kami akan menambahkan inovasi baru terhadap produk kami.

Produk yang kami tawarkan memiliki beberapa keistimewaan, yaitu:

1. Membantu melengkapi kekurangan vitamin c pada tubuh


2. Dapat memperbaiki metabolisme tubuh
3. Praktis dalam mengkonsumsi
 Bahan-bahan yang digunakan :
1. Kunyit
2. Asam jawa
3. Gula merah
4. Gula pasir
5. Lemon
6. Nata de coco
 Cara pembuatan :
1. Cuci bahan sebelum digunakan
2. Rebus kunyit yang telah ditumbuk bersama air hingga mendidih.
3. Tambahkan asam dan gula, aduk hingga gula larut. Tutup panci, diamkan
selama 10 menit kemudian matikan api.
4. Setelah dingin, tambahkan perasan jeruk lemon.
5. Aduk hingga tercampur merata
6. Lalu masukkan ke dalam botol
7. Masukkan toping nata de coco pada jamu yang telah jadi.
8. Beri label pada botol
9. Jamu kunyit lemon siap dihidangkan
2. Harga (Price)
Dari pertimbangan bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan produk
Jakule harga produk Jakule yang di tetapkan yaitu kisaran Rp. 18.000 dengan
kemasan 300 ml yang akan kami produksi. Pembuatan produk Jakule yang akan
di produksi dalam sekala produksi rumah tangga. Sehingga menyesuaikan dengan
pengeluaran atau modal dan juga kebutuhan konsumen agar terjangkau bagi
konsumen target pemasaran produk nantinya.
3. Tempat (Place)
Pemilihan lokasi penting untuk dilakukan guna mengembangkan dan
memasarkan produk yang telah dibuat. Sesuai target pemasaran dan berpotensi
dalam memenuhi kebutuhan konsumen sesuai target pemasaran nantinya. Lokasi
juga dapat di artikan dalam lokasi produksi produk dan juga lokasi mudah
dijangkau oleh masyarakat. Tempat yang kami tentukan untuk produk kami
adalah di toko-toko kecil, toko oleh-oleh bahkan pasar.
4. Promosi (Promotion)
Promosi dilakukan untuk memasarkan produk menjadi lebih luas dan dikenal
masyarakat sehingga menarik minat konsumen dalam pembelian produk. Di era
teknologi yang semakin berkembang ini promosi produk Jakule ini dapat
dilakukan dengan menyebarkan informasi melalui media social seperti facebook
atau instragram, kemudian menempatkan di toko dan memperkenalkan produk
kami dengan mengadakan diskon agar konsumen tertarik membeli produk kami.
5. Orang (People)
Pemasaran dilakukan secara langsung oleh 5 mahasiswa (Fakultas Farmasi)
yang terlibat dalam pembuatan Jakule tersebut.
6. Proses
Proses dimaksudkan yaitu dengan tahap – tahap dalam pembuatan rencana
usaha, penentuan strategi pasar, pembuatan produk pasar, pengemasan produk
hingga nantinya sampai ditangan konsumen.
7. Bukti fisik
Bukti fisik disini dimaksudkan dengan ciri khas dari produk yang akan dibuat,
dengan telah melalui proses diatas suatu produk juga harus memiliki pengenal
atau khas agar nantinya mudah diingat oleh masyarakat. Seperti desain produk
inovasi yang masih belum banyak dikenal dimasyarakat untuk menciptakan
sesuatu atau merk baru seperti nama “Jakule” dengan inovasi baru dari produk
yang dikembangkan dengan penambahan toping nantinya seiring berjalannya
waktu akan terus dikembangkan. Selain itu, bukti fisik seperti kemasan produk
yang menarik minat konsumen.

2.3 Harga Jual Produk


1 botol dengan ukuran 300ml seharga = Rp 18.000

No. Bahan Harga


1. Kunyit Rp. 60.000
2. Gula merah Rp. 30.000
3. Gula pasir Rp. 15.000
4. Asam jawa Rp. 10.000
5. Lemon Rp 40.000
6. Nata de coco Rp. 30.000
7. Botol plastik Rp. 250.000
8. Kemasan Rp. 50.000
TOTAL Rp. 485.000
Dengan modal Rp. 1.500.000 kami mendapatkan Jamu kunyit lemon sebanyak 30
botol.

Rumus = biaya total + margin

= 485.000 + 10% = 533.500

= 533.500 : 30 = 17.600 dibulatkan menjadi 18.000

Jadi harga jual untuk jamu bunga rosella yaitu Rp. 18.000 dengan mendapat keuntungan 10%
dari modal awal.

2.4 Sarana promosi berdasarkan marketing mix


Sarana promosi yang dipilih untuk produk Jakule adalah melalui brosur yang tersebar
di beberapa tempat dimana Jakule tersebut dijual, serta menggunakan social media seperti
Facebook, Instagram serta web resmi Jakule.

2.5 Target Pasar dan Strategi Pemasaran


1. Target Pasar
Dari orang remaja, dewasa hingga lanjut usia
2. Strategi Pemasaran
a. Memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen
b. Pemasaran produk ini dilakukan melalui media social seperti Facebook,
Instagram dan juga website dari jakule serta menawarkan ke lingkungan
rumah konsumen guna mencapai target
c. Memberikan diskon pada hari atau event-event tertentu
d. Promosi dari mulut ke mulut
e. Langsung menawarkan ke outlet-outlet

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Memilih produk “Jakule” ini sebagai produk dari pemasaran dan
kewirausahaan adalah untuk menciptakan produk di dalam bidang farmasi dalam
bentuk jamu yang belum familiar dikalangan masyarakat, membangun kembali bahwa
jamu kunyit lemon ini mempunyai fungsi tertentu untuk kesehatan.
Produk “Jakule” yang dibuat diharapkan dapat bersaing dengan produk lain
dengan keunggulan – keunggulan dari produk “Jakule” itu sendiri. Dari remaja
hingga dewasa maupun lanjut usia yang menjadi target utama dengan strategi
pemasaran diberbagai tempat yang telah ditentukan untuk mengembangkan dan
memperkenalkan produk serta sarana promosi berdasarkan marketing mix sebagai
dasar dari bauran pemasaran yang akan digunakan.
3.2 SARAN
Dalam menciptakan suatu produk, terutama yang bertujuan di bidang kesehatan
sudah sebaiknya selalu memperhatikan mutu bahan yang digunakan. Sehingga
penting dalam menekankan pada mutu, manfaat, dan keamanan produk serta
memenuhi persyaratan.

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, A., 2010. Tanaman obat Indonesia. Salemba Medika, Jakarta.
Biofarmaka IPB, 2013. Quality of Herbal Medicine Plants and Traditional Medicine. Diakses
dari http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-news/brcarticle/587-Quality-of-herbal-
medicine-plants-and traditional-medicine2013
Hartati, S.Y., Balittro. (2013). Khasiat Kunyit Sebagai Obat Tradisional dan Manfaat
Lainnya. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Jurnal Puslitbang
Perkebunan. 19 : 5 - 9.
Ifora, Dharma, S & Darma, D.M. 2016. “Pengaruh Pemberian Kombinasi Jahe Merah,
Bawang Putih, Apel, Lemon dan Madu Terhadap Kadar Kolesterol Total dan
Histopatologis Pembuluh Darah Aorta Jantung Tikus Putih Jantan”. Jurnal Farmasi
Higea. 8(2). 163-174.
Kumar A, Singh AK, Kaushik MS, Mishra SK, Raj P, Singh PK, et al.2017. Interaction of
turmeric (curcuma domestica val.) with beneficial microbes: A review. 3 Biotech.
7(6):1– 8.
Kementrian Pertanian, 2016, Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika, Balitbangtan-
kementrian pertanian,[Diakses 14 September 2017] Dari : URL:
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/tren-berkebun-lemon/
Marwanto. 2014. Definisi Jeruk Lemon. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/160. Diakses
20 April 2019.
Olivia F., Alam S. and Hadibroto I. 2006. Seluk Beluk Food Supplement. Jakarta: Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama, p: 166.
Slamet et al, (2013). Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Kasus Konfirmasi Atau
Probabel Infeksi Virus Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (Mers-
Cov). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 7 Maret 2016,
dari: http://www.depkes.go.id/re sources/download/puskes-haji/5-pedoman-
pencegahan-dan-pengendalian-i nfeksi-mers-cov.
Wijayanti, Martina P.. 2010. "Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Auditor Switching di Indonesia". Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai