Anda di halaman 1dari 11

TUGAS SAK DAN SKENARIO

KONSELING NUTRISI DAN AKTIVITAS FISIK PADA PASIEN HIV


Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan HIV
Dosen Pengampu : Ns. Mifetika Lukitasari, M.Sc

OLEH
KELOMPOK 1

ETI PURWANSARI 195070209111002


WARDAH AGUSTIN IRIANI 195070209111013
DEWI LUBERTY WARASHINTA 195070209111024
ALVIN FITRI HENDIKA 195070209111025
INGGIT FATHARANI ASHARI 195070209111026
ANIS MAHRUNIYA 195070209111027
NABILAH ALWAFI TALI SUKMA 195070209111028
ROBBY HAFIDH 195070209111029
NABILLA VINDY ASTUTI 195070209111037
AMIRUL AGADHAFI 195070209111038

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
SISTEMATIKA PROTOKOL KONSELING
(Persiapan Praktek Konseling)
Kasus
Seorang ibu bernama Ny.K berusia 44 tahun berjenis kelamin perempuan terdiagnosa
HIV/AIDS semenjak 2 tahun yang lalu. Saat ini klien sedang opname di sebuah rumah sakit A
untuk melakukan check-up. Pada kasus ini perawat akan melakukan konseling mengenai
kebutuhan gizi dan aktivitas fisik pada klien. Pada Saat konseling, klien didampingi oleh suami
dan anak klien yang selalu menemani klien saat berada di RS, klien dan keluarganya juga telah
menandatangani inform consent/surat persetujuan ketersediaanya untuk dilakukan konseling
mengenai kebutuhan gizi dan aktifitas fisik pada klien dengan HIV.
Sebelum perawat masuk ke dalam ruangan, perawat melakukan pengecekan catatan
keperawatan klien serta memakai APD yang lengkap. Waktu konseling diperkirakan kurang
lebih 15-45 menit di ruangan klien saat ini. Beberapa menit kemudian setelah melakukan
pengecekan catatan keperawatan klien dan memakai APD yang lengkap perawat menuju ke
kamar ruangan klien.
Sebelum perawat masuk ke dalam ruangan, perawat melakukan pengecekan catatan
keperawatan klien serta memakai APD yang lengkap. Waktu konseling diperkirakan kurang
lebih 15-45 menit di ruangan klien saat ini. Beberapa menit kemudian setelah melakukan
pengecekan catatan keperawatan klien dan memakai APD yang lengkap perawat menuju ke
kamar ruangan klien.

A. Identitas Konseli
Ny. K (44 Tahun)
B. Latar Belakang Konseli
1. Latar Belakang Keluarga
Klien merupakan ibu rumah tangga
2. Latar Belakang Pendidikan
SMA sederajat
3. Latar Belakang Sosial
Klien terdiagnosa HIV/AIDS semenjak 2 tahun yang lalu. Klien sedang di opname di
sebuah Rumah Sakit A untuk melakukan check up dan melakukan konseling mengenai
kebutuhan gizi dan aktifitas fisik pada dirinya.
C. Gejala yang Nampak (Fisik)
Tidak ada gejala
D. Keluhan yang Dialami (Fisik)
Tidak ada keluhan
E. Masalah yang Sebenarnya
1. Fisik:
Kebutuhan gizi dan aktivitas fisik untuk pasien HIV
2. Psikis:
Pasien terlihat tenang saat ditanyai oleh perawat perihal kebutuhan gizi dan aktivitas
fisik yang didapatkannya untuk kesehatan pasien dan pasien mengatakan telah
memahami informasi yang didapatkannya untuk kesehatan pasien.
F. Pendekatan yang Digunakan
1. Nama Pendekatan
Menggunakan pendekatan behavior
2. Alasan Penggunaan Pendekatan
Pendekatan ini menekankan dimensi kognitif individu dan menawarkan berbagai
metode yang berorientasi pada tindakan untuk mengambil langkah yang jelas dalam
mengubah tingkah laku (Karsih dkk, 2011). Oleh sebab itu peendekatan behavior bisa
digunakan pada klien Ny.K dalam memahami kebutuhan gizi dan aktivitas fisik.
3. Teknik yang Digunakan
Menggunakan salah satu teknik behavior yaitu Shaping (pembentukan), yaitu
membentuk tingkah laku baru yang sebelumnya belum ditampilkan dengan
memberikan reinforcement secara sistematik dan langsung setiap kali tingkah laku
ditampilkan
G. Tujuan Konseling
1. Klien memahami kebutuhan gizi dan aktifitas fisik pada pasien HIV
H. Pelaksanaan Konseling
Keterangan
K : Konselor
P : Pasien
S : Suami Pasien
AP : Anak Pasien
Skenario
Step 1 : Establishing Trust
K : Selamat pagi bu, bagaimana kabar ibu hari ini?

P : alhamdulillah Baik sus.

K : “(perawat menyapa suami klien beserta anaknya)” Bapak dan adik bagaimana
kabarnya hari ini?

S & AP : Alhamdulillah sus, Baik.

K : Baik, perkenalkan nama saya perawat A. Saya yang bertugas untuk


memberikan konseling pada hari ini. “(kemudian perawat menanyakan
identitias klien meliputi nama, alamat, umur dan tanggal lahir, dll)” baik bu,
Sebelumnya kita kontrak waktu terlebih dahulu ya bu. Selama kita melakukan
konseling kurang lebih waktunya sekitar 15-45 menit. Bagaimana bu?

P : Baik sus,untuk konseling hari ini saya ingin ditemani oleh suami dan anak
saya sus, apakah boleh suster?.

K : Iya bu, tidak apa apa. Justru lebih baik bu, jika ditemani oleh suami dan anak
ibu, sehingga nantinya suami dan anak ibu juga mengerti atau paham mengenai
kebutuhan gizi dan aktivitas fisik yang bisa dilakukan oleh ibu.

S & AP : Iya sus

Step 2 : Assess Patient’s Needs


K : Baik kalau begitu, bisa kita mulai ya konselingnya, sebelumnya bagaimana
perasaan ibu hari ini?

P : Alhamdulilah sus, perasaan saya hari ini senang, karena bisa ditemani oleh
orang yang sangat saya cintai “(suami beserta anaknya)” saat di RS, dan mereka
tetap memberikan dukungan kepada saya agar bisa semangat dalam menjalani
pengobatan ini sus.

Step 3 : Setting Priorities and Time Frame


K : Alhamdulilah bu, sebelumnya ada yang bisa saya bantu untuk konseling pada
hari ini bu terkait penyakit ibu ?

P :Begini suster, saya itu bingung mengenai makanan-makanan atau


keseimbangan gizi untuk penyakit yang saya alami, Sudah beberapa bulan ini
saya susah sekali untuk menaikkan berat badan saya sus, bagaimana ya sus?
Apa saja makanan-makanan yang perlu saya makan dan saya hindari, biasanya
saya itu tidak berselera untuk makan dan juga mual sus.

K : begitu ya bu, baiklah ibu K, saya akan menjelaskan mengenai gizi kepada
orang yang menderita HIV/IADS atau penyakit yang diderita ibu.

P, S dan AP : Baik sus

Step 4 : Delivering the Education Contents


K : jadi begini bu. Kebutuhan gizi pada ODHA (orang dengan HIV/AIDS)
berbeda-beda sesuai dengan kondisi individu dan perkembangan penyakitnya.
Kebutuhan energi pada ODHA (orang dengan HIV/AIDS) meningkat sekitar 10
sd 30 % dari kebutuhan normal, untuk kebutuhan protein berkisar antara 1,5 sd
2 gram/kg berat badan, sedangkan kebutuhan lemak dan karbohidrat normal.
Pemenuhan kebutuhan gizi dapat didapat dari makanan yang sehari-hari
dikonsumsi oleh ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Gizi yang ibu harus
konsumsi meliputi makanan dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan, pertahanan tubuh dan
mempertahankan berat badannya agar tidak turun drastis. Contoh makanan
yang dianjurkan untuk dikonsumsi ibu seperti :
- Konsumsi makanan yang padat gizi, misalnya susu, jus kacang hijau, es
krim, roti isi, makanan yang ditambahkan margarine, alpukat dan kacang-
kacangan dan hasil olahannya.
- Kemudian makanan dalam porsi kecil dan sering terutama apabila dalam
kondisi mual dan tidak nafsu makan.
- Makanan utama dalam bentuk makanan padat dan tinggi kalori, misalnya
krim sup, sereal dengan susu, ikan goreng tepung, sup ayam.
- Makanan rendah kalori ditaruh diakhir sajian/setelah makan, misalnya buah,
minuman manis, agar-agar.
- Makanlah secara perlahan dan santai serta ciptakan suasana yang
menyenangkan saat makan.
- Bahan makanan yang dianjurkan antara lain :
- Daging, ikan, ayam, dan telur sebagai sumber lauk hewani.
- Kacang-kacangan dan produk olahannya karena mengandung energi dan
protein untuk memenuhi kebutuhan gizi.
- Tempe dan produknya, selain tinggi protein dan vitamin B12 tempe juga
mengandung bakterisida yang dapat membantu mengatasi dan mencegah
diare.
- Kelapa dan produk olahannya yang dapat membantu memenuhi kebutuhan
lemak sekaligus sebagai sumber energi. Kelapa juga sebagai sumber MCT
(medium chain trygliserida) yang mudah diserap.
- Sayur-sayuran berwarna seperti wortel, daun-daunan, kacang panjang dan
buncis yang mengandung zat dan vitamin peningkat daya tahan tubuh dan
sebagai anti radikal bebas.
- Buah-buahan untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin.
- Makanan dalam bentuk matang.
- Air masak, bersih dan aman.
Dan ibu beserta keluarga harus menjaga kebersihan makanan dan alat makan
yang digunakan. dan makanan yang tidak dianjurkan seperti :
- Bahan makanan yang menimbulkan gas, seperti ubi, kol, sawi, nangka,
durian.
- Makanan yang terlalu berlemak, seperti santan kental, daging berlemak,
jeroan, gorengan. Makanan yang terlalu berlemak akan akan menambah rasa
mual terutama jika keluhan tersebut sedang dialami.
- Makanan dengan bumbu yang merangsang, misalnya cabe, lada dan cuka.
- Bahan makanan mentah seperti lalapan.
- Makanan yang kurang masak seperti sate, telur setengan matang, stik daging.
- Minuman bersoda dan beralkohol.

Berikut saya contohkan menu untuk sehari-hari ya bu agar ibu beserta keluarga
lebih paham dan jelas ...
P & S & AP : iya suster
K : ……..
Pagi Nasi
Omelet
Setup Wortel
Susu
Pukul 10.00 Jus kacang hijau
Siang Nasi
Ikan bumbu kuning
Tempe bumbu tomat
Sup Sayuran
Jus Melon
Pukul 16.00 Puding buah
Malam Nasi
Daging semur
Tahu goreng
Sayur bening bayam
Pisang
Pukul 21.00 Biskuit.
Jadi itulah tadi bu makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta saya
berikan contoh menu sehari-hari, ibu bisa membuat yang lainnya tidak harus
yang saya contohkan ..
Nah disini peran suami dan anak anak ibu juga diperlukan, yaitu ikut serta
memantau dan memperhatikan setiap nutrisi yang diperlukan bu.

AP : Oh begitu ya sus, ibu saya justru seringnya makan makanan yang berlemak
kemudian makanan yang mengandung gas dan ibu saya sangat suka
mengkonsumsi telur setengah matang sus.

K : Iya dik, mungkin disini peran adik secara rutin membuatkan jadwal dan daftar
menu menu yang boleh dan tidak boleh dimakan ibu. Hal ini diperlukan untuk
menunjang kesehatan dan mengontrol berat badan ibu.

S & AP : Baik sus

S : Istri saya akhir akhir ini juga sering mengalami lelah berkepanjangan sus

P : Iya sus, betul apa yang dikatakan oleh suami saya. saya akhir-akhir ini merasa
kurang semangat dan lelah berkepanjangan itu apa ya penyebabnya sus? Dan
apa yang harus saya lakukan ?

K : Baik ibu K, lelah yang ibu rasakan itu dikarenakan Infeksi oportunistik yang
menyerang pada tubuh ibu. infeksi oportunistik ini infeksi akibat virus, bakteri,
jamur, atau parasit yang terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah. Dengan kata lain, infeksi ini mengambil kesempatan dari lemahnya daya
tahan tubuh, untuk bisa berkembang dan kurangnya asupan vitamin dan mineral
dalam tubuh. Dengan riwayat kesehatan yang berbeda dan pengobatan yang
dibutuhkan berbeda, tidak ada pasien HIV positif yang sama. Tapi ada satu hal
yang sama untuk semua pasien HIV positif, yaitu sama-sama membutuhkan
olahraga agar tetap sehat dan fit. Bukan hanya olahraga baik untuk kesehatan
secara umum, olahraga juga dapat membantu mencegah atau mengembalikan ke
arah yang normal komplikasi yang ditimbulkan oleh infeksi HIV dan
pengobatan HIV, termasuk didalamnya perubahan lemak tubuh dan peningkatan
berat badan dan pengaruh lainnya seperti meningkatnya kadar kolesterol,
triglyceride dan kadar gula darah dalam tubuh. Banyak penderita HIV yang
perlahan-lahan akan kehilangan kekuatan dan massa ototnya. Untuk mengatasi
kondisi itu , olahraga bisa menjadi pilihan terbaik. Olahraga akan kembali
membangun massa dan menguatkan otot. Latihan fisik dan aktivitas fisik ini
juga mampu meningkatkan mood, stamina, kelenturan tubuh, sekaligus menjaga
berat badan ibu .pastinya ibu tidak perlu repot-repot ke gym. Jenis olahraga
biasa juga sudah cukup (seperti berjalan kaki dan berenang), asal dilakukan
sesuai dengan saran dokter dan kemampuan ibu yaa. apakah sudah cukup jelas
ibu k jelas sampai disini dengan apa yang saya sampaikan ? apa ada yang ingin
ditanyakan atau diketahui lagi bu ? atau mungkin dari suami atau anak ibu ada
yang ingin ditanyakan lagi?

P : Tidak sus sudah cukup jelas informasi yang suster berikan sudah sangat
lengkap

S & AP : Tidak sus, sudah cukup jelas

Step 5 : Evaluation-Re Evaluation-Follow Up Strategies

K : Baik kalau begitu. Jika tidak ada yang ingin ditanyakan lagi untuk ibu bisa
mengulangi lagi tentang yang saya sampaikan tadi.

P : Hmmm…..baik sus…untuk makanan yang dianjurkan itu konsumsi makan


makanan yang sehat seperti buah sayur, makanan yang padat gizi seperti susu,
jus, kacang ijo dan masih banyak lagi. serta padat kalori seperti sereal, nasi,
soup dll ... dan yang tidak dianjurkan itu makanan yang bergas, makanan yang
memicu mual serta minuman yang bersoda dan beralkohol. Dan aktivitas fisik
yang dapat dilakukan seperti berenang atau jalan kaki dan yang disarankan oleh
dokter serta sesuai dengan kemampuan saya. Begitu sus yang saya tangkap dari
semua informasi yang suster berikan.

K : Baik sekali bu, ibu menerima informasi ini dengan baik ya dan semoga bisa
membantu ibu untuk membuat badan ibu kembali sehat lagi, tetap semangat ya
bu .. kita akhiri konseling hari ini ya bu lain waktu jika ingin konseling lagi bisa
menghubungi saya atau teman saya yang lainnya.

P : iya sus terimakasih banyak ya sus

K : Baik kalau begitu, terimakasih bu, pak dan adik saya mohon pamit terlebih
dahulu selamat pagi

P, S & AP : Baik sus, terimakasih banyak ya sus, selamat pagi.

Anda mungkin juga menyukai