OLEH
KELOMPOK 1
A. Identitas Konseli
Ny. K (44 Tahun)
B. Latar Belakang Konseli
1. Latar Belakang Keluarga
Klien merupakan ibu rumah tangga
2. Latar Belakang Pendidikan
SMA sederajat
3. Latar Belakang Sosial
Klien terdiagnosa HIV/AIDS semenjak 2 tahun yang lalu. Klien sedang di opname di
sebuah Rumah Sakit A untuk melakukan check up dan melakukan konseling mengenai
kebutuhan gizi dan aktifitas fisik pada dirinya.
C. Gejala yang Nampak (Fisik)
Tidak ada gejala
D. Keluhan yang Dialami (Fisik)
Tidak ada keluhan
E. Masalah yang Sebenarnya
1. Fisik:
Kebutuhan gizi dan aktivitas fisik untuk pasien HIV
2. Psikis:
Pasien terlihat tenang saat ditanyai oleh perawat perihal kebutuhan gizi dan aktivitas
fisik yang didapatkannya untuk kesehatan pasien dan pasien mengatakan telah
memahami informasi yang didapatkannya untuk kesehatan pasien.
F. Pendekatan yang Digunakan
1. Nama Pendekatan
Menggunakan pendekatan behavior
2. Alasan Penggunaan Pendekatan
Pendekatan ini menekankan dimensi kognitif individu dan menawarkan berbagai
metode yang berorientasi pada tindakan untuk mengambil langkah yang jelas dalam
mengubah tingkah laku (Karsih dkk, 2011). Oleh sebab itu peendekatan behavior bisa
digunakan pada klien Ny.K dalam memahami kebutuhan gizi dan aktivitas fisik.
3. Teknik yang Digunakan
Menggunakan salah satu teknik behavior yaitu Shaping (pembentukan), yaitu
membentuk tingkah laku baru yang sebelumnya belum ditampilkan dengan
memberikan reinforcement secara sistematik dan langsung setiap kali tingkah laku
ditampilkan
G. Tujuan Konseling
1. Klien memahami kebutuhan gizi dan aktifitas fisik pada pasien HIV
H. Pelaksanaan Konseling
Keterangan
K : Konselor
P : Pasien
S : Suami Pasien
AP : Anak Pasien
Skenario
Step 1 : Establishing Trust
K : Selamat pagi bu, bagaimana kabar ibu hari ini?
K : “(perawat menyapa suami klien beserta anaknya)” Bapak dan adik bagaimana
kabarnya hari ini?
P : Baik sus,untuk konseling hari ini saya ingin ditemani oleh suami dan anak
saya sus, apakah boleh suster?.
K : Iya bu, tidak apa apa. Justru lebih baik bu, jika ditemani oleh suami dan anak
ibu, sehingga nantinya suami dan anak ibu juga mengerti atau paham mengenai
kebutuhan gizi dan aktivitas fisik yang bisa dilakukan oleh ibu.
P : Alhamdulilah sus, perasaan saya hari ini senang, karena bisa ditemani oleh
orang yang sangat saya cintai “(suami beserta anaknya)” saat di RS, dan mereka
tetap memberikan dukungan kepada saya agar bisa semangat dalam menjalani
pengobatan ini sus.
K : begitu ya bu, baiklah ibu K, saya akan menjelaskan mengenai gizi kepada
orang yang menderita HIV/IADS atau penyakit yang diderita ibu.
Berikut saya contohkan menu untuk sehari-hari ya bu agar ibu beserta keluarga
lebih paham dan jelas ...
P & S & AP : iya suster
K : ……..
Pagi Nasi
Omelet
Setup Wortel
Susu
Pukul 10.00 Jus kacang hijau
Siang Nasi
Ikan bumbu kuning
Tempe bumbu tomat
Sup Sayuran
Jus Melon
Pukul 16.00 Puding buah
Malam Nasi
Daging semur
Tahu goreng
Sayur bening bayam
Pisang
Pukul 21.00 Biskuit.
Jadi itulah tadi bu makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta saya
berikan contoh menu sehari-hari, ibu bisa membuat yang lainnya tidak harus
yang saya contohkan ..
Nah disini peran suami dan anak anak ibu juga diperlukan, yaitu ikut serta
memantau dan memperhatikan setiap nutrisi yang diperlukan bu.
AP : Oh begitu ya sus, ibu saya justru seringnya makan makanan yang berlemak
kemudian makanan yang mengandung gas dan ibu saya sangat suka
mengkonsumsi telur setengah matang sus.
K : Iya dik, mungkin disini peran adik secara rutin membuatkan jadwal dan daftar
menu menu yang boleh dan tidak boleh dimakan ibu. Hal ini diperlukan untuk
menunjang kesehatan dan mengontrol berat badan ibu.
S : Istri saya akhir akhir ini juga sering mengalami lelah berkepanjangan sus
P : Iya sus, betul apa yang dikatakan oleh suami saya. saya akhir-akhir ini merasa
kurang semangat dan lelah berkepanjangan itu apa ya penyebabnya sus? Dan
apa yang harus saya lakukan ?
K : Baik ibu K, lelah yang ibu rasakan itu dikarenakan Infeksi oportunistik yang
menyerang pada tubuh ibu. infeksi oportunistik ini infeksi akibat virus, bakteri,
jamur, atau parasit yang terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah. Dengan kata lain, infeksi ini mengambil kesempatan dari lemahnya daya
tahan tubuh, untuk bisa berkembang dan kurangnya asupan vitamin dan mineral
dalam tubuh. Dengan riwayat kesehatan yang berbeda dan pengobatan yang
dibutuhkan berbeda, tidak ada pasien HIV positif yang sama. Tapi ada satu hal
yang sama untuk semua pasien HIV positif, yaitu sama-sama membutuhkan
olahraga agar tetap sehat dan fit. Bukan hanya olahraga baik untuk kesehatan
secara umum, olahraga juga dapat membantu mencegah atau mengembalikan ke
arah yang normal komplikasi yang ditimbulkan oleh infeksi HIV dan
pengobatan HIV, termasuk didalamnya perubahan lemak tubuh dan peningkatan
berat badan dan pengaruh lainnya seperti meningkatnya kadar kolesterol,
triglyceride dan kadar gula darah dalam tubuh. Banyak penderita HIV yang
perlahan-lahan akan kehilangan kekuatan dan massa ototnya. Untuk mengatasi
kondisi itu , olahraga bisa menjadi pilihan terbaik. Olahraga akan kembali
membangun massa dan menguatkan otot. Latihan fisik dan aktivitas fisik ini
juga mampu meningkatkan mood, stamina, kelenturan tubuh, sekaligus menjaga
berat badan ibu .pastinya ibu tidak perlu repot-repot ke gym. Jenis olahraga
biasa juga sudah cukup (seperti berjalan kaki dan berenang), asal dilakukan
sesuai dengan saran dokter dan kemampuan ibu yaa. apakah sudah cukup jelas
ibu k jelas sampai disini dengan apa yang saya sampaikan ? apa ada yang ingin
ditanyakan atau diketahui lagi bu ? atau mungkin dari suami atau anak ibu ada
yang ingin ditanyakan lagi?
P : Tidak sus sudah cukup jelas informasi yang suster berikan sudah sangat
lengkap
K : Baik kalau begitu. Jika tidak ada yang ingin ditanyakan lagi untuk ibu bisa
mengulangi lagi tentang yang saya sampaikan tadi.
K : Baik sekali bu, ibu menerima informasi ini dengan baik ya dan semoga bisa
membantu ibu untuk membuat badan ibu kembali sehat lagi, tetap semangat ya
bu .. kita akhiri konseling hari ini ya bu lain waktu jika ingin konseling lagi bisa
menghubungi saya atau teman saya yang lainnya.
K : Baik kalau begitu, terimakasih bu, pak dan adik saya mohon pamit terlebih
dahulu selamat pagi