Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Dasar-dasar Penddikan

Pilar-pilar pendidikan

Oleh

Kelompok 3

Nama Anggota:

1. DIVA NIA ZULNITA (20023127)

2. FADILLA CHAIRIAH (20023129)

3. FANYSA MANTILA (20023131)

4. HAFIZA NURUL NISA (20023134)

Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Bar., Kec. Padang


Utara, Kota Padang, Sumatera Barat

Universitas Negeri Padang


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena ridhonya kami telah menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh dosen mata kuliah dasar dasar ilmu pendidikan,yakni ibu Dra.Eldarni,M.Pd. Semoga ibu
selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT.

Makalah ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa/i sebagai materi dalam
belajar atau sebagai bahan bacaan. selain itu kami sebgai kelompok penyaji juga mengucapkan
terima kasih kepada Allah SWT,kepada kedua orang tua,teman-teman dan semua pihak yang
telah memberikan izin dan bantuannya dalam penyusunan makalah ini walaupun masih banyak
kekurangannya

Makalah ini berisi tentang "Pilar-pilar pendidikan" pembahasan yang memaparkan tentang
Pilar pilar Pendidikan itu sendiri sehingga makalah ini dapat digunakan untuk penyajian
diskusi dan penambahan wawasan.

Padang, 24 Oktober 2020

Kelompok 3
Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................................................

Daftar Isi......................................................................................................................................

Bab 1 Pendahuluan.....................................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan Pembahasan..........................................................................................................

Bab 2 Pembahasan......................................................................................................................

A. Pengertian Pilar.................................................................................................................
B. Jenis-jenis Pilar pendidikan..............................................................................................
1. Learning to know........................................................................................................
2. Learning to do.............................................................................................................
3. Learning to be.............................................................................................................
4. Learning to live together............................................................................................
5. Learning to belive in god............................................................................................
C. Penerapan Guru dalam Pilar-pilar pendidikan..................................................................
...........................................................................................................................................
D. Kendala-kendala yang dihadapi serta solusinya oleh guru...............................................

Bab 3 Penutup.............................................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................

Daftar Pustaka.............................................................................................................................
Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui
peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan bagi suatu bangsa,
bagaimanapun mesti diprioritaskan. Sebab kualitas pendidikan sangat penting artinya, karena
hanya manusia yang berkualitas saja yang bisa bertahan hidup di masa depan.Dalam upaya
memajukan pendidikan yang ada saat ini,UNESCO mengemukakanempat pilar pendidikan yang
digunakan sebagai landasan dalam praktik pendidikan yaitu, learning to know,learning to
do,learning to be,learning to live together and learning to believe in god.
Sebagai mahasiswa jurusan keguruan dan ilmu pendidikan sudah selayaknya kita mengetahui
tentang pendidikan itu sendiri khususnya apa saja unsur-unsur pendidikan sampai dengan pilar-
pilar pendidikan. Dalam pembahasan mengenai pilar-pilar pendidikan kita sebagai calon
pendidik diharapkan bisa nantinya untuk mengaplikasikan pilar-pilar ini ketika turun ke lapangan
serta mampu membangun kesadaran kepada peserta didik untuk mengembangkan tujuan
pendidikan dari pilar-pilar pendidikan yang ada

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pilar
2. Apa saja jenis pilar pendidikan
3. Bagaimana penerapan guru dalam pilar-pilar pendidikan
4. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi serta solusinya oleh guru

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pilar
2. Untuk Mengetahui jenis Pilar pendidikan
3. Untuk Mengetahui Penerapan Guru dalam Pilar-pilar pendidikan
4. Untuk Mengetahui Kendala-kendala yang dihadapi serta solusinya oleh guru
Bab 2

Pembahasan

A. Pengertian Pilar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pilar” diartikan sebagai“tiang penyangga” (terbuat
dari besi atau beton).kata pilar dalam bahasa Inggris berarti pillars (sama artinya dengan pilar
dalam bahasa Indonesia).Dalam bahasa Arab sering disebut ‫ﺎﺳأ‬GGG‫س‬.Eksistensi pilar dalam
berbagai  hal bisa dikatakan sangat penting peranannya sebagai penopang agar menjadi suatu
yang utuh (unity). Bangunan atau rumah berangkat dari  pondasi yang dilengkapi dengan pilar
agar atap bisa berdiri kokoh dan tidak mudah roboh sehingga tampak menjadi lengkap dan
melengkapi.  .

Istilah pilar dalam pendidikan bisa menjadi bagian yang tak kalah penting, eksistensinya seperti
halnya tujuan, sasaran, instrument pendidikan, dll.  Adapun maksud dari pembahasan pilar-pilar
pendidikan adalah bahwa sendi pendidikan ditopang oleh semangat belajar yang kuat melalui
pola belajar yang bervisi ke depan dengan melihat perubahan-perubahan kehidupan.Dalam
pendidikan, belajar merupakan bagian yang tak terpisahkan karena pendidikan adalah usaha
sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan
pengajaran (belajar-mengajar). Belajar juga dikatakan sebagai  key term  (kata kunci) paling vital
dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada
pendidikan.

Menurut Prof. Herman H. Horn, Pendidikan adalah proses abadi dari penyesuaian lebih tinggi
bagi makhluk yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada
Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional dan kemauan dari
manusia. Sedangkan menurut Prof. Dr. John Dewey, pendidikan adalah suatu proses
pengalaman.
B. Jenis-jenis Pilar pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia yang berakal budi untuk
mempersiapkan dirinya dalam memasuki era teknologi dan globalisasi di masa kini dan akan
datang. Kegagalan dalam pendidikan menyebabkan tidak berkembangnya potensi siswa untuk
menjadi manusia produktif dan berkualitas. Jadi pendidikan pada hakekatnya adalah hak asasi
manusia dalam proses mempersiapkan diri menuju masa depan yang lebih baik.Berikut Jenis
jenis pilar pendidikan.

1. learning to know
learning to know ialah Belajar mengetahui berkenaan dengan perolehan, penguasaan dan
pemanfaatan informasi. Dewasa ini terdapat ledakan informasi dan pengetahuan. Hal itu
bukan saja disebabkan karena adanya perkembangan yang sangat cepat dalam bidang
ilmu dan teknologi, tetapi juga karena perkembangan teknologi yang sangat cepat,
terutama dalam bidang elektronika, memungkinkan sejumlah besar informasi dan
pengetahuan tersimpan, bisa diperoleh dan disebarkan secara cepat dan hampir
menjangkau seluruh planet bumi. Belajar mengetahui merupakan kegiatan untuk
memperoleh, memperdalam dan memanfaatkan pengetahuan. Pengetahuan diperoleh
dengan berbagai upaya perolehan pengetahuan, melalui membaca, mengakses internet,
bertanya, mengikuti kuliah, dll. Pengetahuan dikuasai melalui hafalan, tanya-jawab,
diskusi, latihan pemecahan masalah, penerapan, dll. Pengetahuan dimanfaatkan untuk
mencapai berbagai tujuan: memperluas wawasan, meningkatakan kemampuan,
memecahkan masalah, belajar lebih lanjut, dll.

Jacques Delors (1996), sebagai ketua komisi penyusun Learning the Treasure Within,
menegaskan adanya dua manfaat pengetahuan, yaitu pengetahuan sebagai alat (mean)
dan pengetahuan sebagai hasil (end). Sebagai alat, pengetahuan digunakan untuk
pencapaian berbagai tujuan, seperti: memahami lingkungan, hidup layak sesuai kondisi
lingkungan, pengembangan keterampilan bekerja, berkomunikasi. Sebagai hasil,
pengetahuan mereka dasar bagi kepuasaan memahami, mengetahui dan menemukan.
Pengetahuan terus berkembang, setiap saat ditemukan pengetahuan baru. Oleh karena itu
belajar mengetahui harus terus dilakukan, bahkan ditingkatkan menjadi knowing much
(berusaha tahu banyak).

2. Learning to do
Agar mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dalam masyarakat yang berkembang
sangat cepat, maka individu perlu belajar berkarya. Belajar berkarya berhubungan erat
dengan belajar mengetahui, sebab pengetahuan mendasari perbuatan.Dalam konsep
komisi Unesco, belajar berkarya ini mempunyai makna khusus, yaitu dalam kaitan
dengan vokasional. Belajar berkarya adalah balajar atau berlatih menguasai keterampilan
dan kompetensi kerja. Sejalan dengan tuntutan perkembangan industri dan perusahaan,
maka keterampilan dan kompetisi kerja ini, juga berkembang semakin tinggi, tidak hanya
pada tingkat keterampilan, kompetensi teknis atau operasional, tetapi sampai dengan
kompetensi profesional. Karena tuntutan pekerjaan didunia industri dan perusahaan terus
meningkat, maka individu yang akan memasuki dan/atau telah masuk di dunia industri
dan perusahaan perlu terus bekarya. Mereka harus mampu doing much (berusaha
berkarya banyak).

3. learning to be
Tantangan kehidupan yang berkembang cepat dan sangat kompleks, menuntut
pengembangan manusia secara utuh. Manusia yang seluruh aspek kepribadiannya
berkembang secara optimal dan seimbang, baik aspek intelektual, emosi, sosial, fisik,
maupun moral. Untuk mencapai sasaran demikian individu dituntut banyak belajar
mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya. Sebenarnya tuntutan perkembangan
kehidupan global, bukan hanya menuntut berkembangnya manusia secara menyeluruh
dan utuh, tetapi juga manusia utuh yang unggul. Untuk itu mereka harus berusaha banyak
mencapai keunggulan (being excellence). Keunggulan diperkuat dengan moral yang kuat.
Individu-individu global harus berupaya bermoral kuat atau being morally.

4. learning to live together


Dalam kehidupan global, kita tidak hanya berinteraksi dengan beraneka kelompok etnik,
daerah, budaya, ras, agama, kepakaran, dan profesi, tetapi hidup bersama dan bekerja
sama dengan aneka kelompok tersebut. Agar mampu berinteraksi, berkomonikasi,
bekerja sama dan hidup bersama antar kelompok dituntut belajar hidup bersama. Tiap
kelompok memiliki latar belakang pendidikan, kebudayaan, tradisi, dan tahap
perkembangan yang berbeda, agar bisa bekerjasama dan hidup rukun, mereka harus
banyak belajar hidup bersama, being sociable (berusaha membina kehidupan bersama).

5. Learning to believe in God

Learning to believe in God, bahwa manusia mempunyai pegangan yang universal dalam
berhubungan dengan lingkungannya dan berhubungan dengan penciptanya. Dalam artian
ini bahwa pengetahuan yang dicari seseorang harus dapat memberi manfaat untuk isi
alam itu sendiri, dan bagaimana mengelolanya untuk kebaikan bersama secara
berkelanjutan (sustainable) yang secara religious dapat dipertanggungjawabkan kepada
Yang Maha Kuasa.

C. Penerapan/Implmentasi Guru dalam Pilar-pilar pendidikan


1. Penerapan Learning to Know

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran
yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara
saksama dalam meningkatkan kemampuan belajar bagi siswanya, dan memperbaiki kualitas
mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan
metode mengajar, strategi belajar-mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam
mengelola proses belajar-mengajar.

Konsep learning to know ini menyiratkan makna bahwa pendidik harus mampu berperan sebagai
berikut:

 Guru berperan sebagai sumber belajar


Peran ini berkaitan penting dengan penguasaan materi pembelajaran. Dikatakan guru
yang baik apabila ia dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik, sehingga benar-
benar berperan sebagi sumber belajar bagi anak didiknya.
 Guru  sebagai Fasilitator
Guru berperan memberikan pelayanan memudahkan siswa dalam kegiatan proses
pembelajaran.
 Guru sebagai pengelola
Guru berperan menciptakan iklim blajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara
nyaman
 Guru sebagai demonstrator
Guru berperan untuk menunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat
siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan.
 Guru sebagai pembimbing
Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan.
Perbedaan inilah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing.
 Guru sebagai mediator
Guru selain dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang media pendidikan juga
harus  memiliki keterampilan memilih dan menggunakan media dengan baik.
 Guru sebagai Evaluator
Yakni sebagai penilai hasil pembelajaran siswa. Dengan penilaian tersebut, guru dapat
mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta
ketepatan/ keefektifan metode

2. Penerapan Learning to Do

Sekolah sebagai wadah masyarakat belajar hendaknya memfasilitasi siswanya untuk


mengaktualisasikan ketrampilan yang dimiliki, serta bakat dan minatnya agar “Learning to do”
dapat terealisasi. Keterampilan merupakan sarana untuk menopang kehidupan seseorang bahkan
banyak orang meyakini bahwa memiliki keterampilan jauh lebih penting daripada menguasai
pengetahuan semata. Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Sedangkan minat adalah
kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.Oleh sebab
itu, siswa harus dilibatkan secara aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. Hal ini
bertujuan untuk membuat siswa bertanggung jawab atas diri dan pendidikannya sehingga mereka
akan belajar untuk meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah.

3. Penerapan Learning to Be

Peran guru adalah sebagai kompas penunjuk arah sekaligus menjadi fasilitator sangat dibuthkan
unutk menumbuhkembangkan potensi siswa secara utuh dan maksimal. Pendidik juga
membimbing siswa belajar mengaktualisasikan diri sebagai individu yang berkepribadian utuh
dan bertanggung jawab sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat.

Konsep learning to be perlu dihayati oleh praktisi pendidikan untuk melatih siswa agar memiliki
rasa percaya diri yang tinggi. Kepercayaan merupakan modal utama bagi siswa untuk hidup
dalam masyarakat. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses
menjadi diri sendiri (learning to be) (Atika, 2010). Menjadi diri sendiri diartikan sebagai proses
pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan
kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya
merupakan proses pencapain aktualisasi diri.

4. Penerapan Learning to Live Together

Dalam kaitan ini adalah tugas pendidikan untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran bahwa
hakekat manusia adalah beragam tetapi dalam keragaman tersebut terdapat persamaan. Itulah
sebabnya Learning to live together menjadi pilar belajar yang penting untuk menanamkan jiwa
perdamaian.

5. Penerapan learning to Believe in God

Dalam pendidikan adanya pelajaran Pendidikan agama , disini peserta didik diajarkan nilai-nilai
serta kaidah-kaidah tentang agamanya. Melalui ini peserta didik diajarkan bagaimana dalam
bersikap serta menggunakan ilmu yang ia miliki.
D. Kendala-kendala yang dihadapi serta solusinya oleh guru dalam penerapan pilar
pendidikan

Bab 3

Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran
Daftar Pustaka

http://riskaworldjam.blogspot.com/2018/03/makalah-pilar-pilar-pendidikan-dan.html

https://elshieddieqy95.wordpress.com/2014/10/02/pengertian-pilar-pendidikan/

http://afniatii.blogspot.com/2014/05/pilar-pilar-pendidikan.html#:~:text=Ada%204%20pilar%2Dpilar
%20pendidikan,merupakan%20kebutuhan%20mendasar%20bagi%20setiap

http://erinutami.blogspot.com/2014/11/pilar-pilar-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai