Anda di halaman 1dari 35

DATA UMUM

A. Biodata Klien
Inisial Klien : Tn. A
Usia : 55 th
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Komplek permata kopo
Tanggal Masuk RS : 25 Januari 2014

B. Penanggung Jawab
Nama : YBS
Hub. Dgn Klien :
Usia :
Status :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :

C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien mengalami penurunan kesadaran
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien masuk RS tanggal 25 Januari 2014. Pada saat dilakukan
pengkajian tanggal 3 Februari 2014 klien mengalami penurunan
keasadaran dan kelemahan kesadaran koma GCS : 3.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Klien memiliki riwayat hipertensi. Penyakit yang pernah diderita
sewaktu kecil adalah batuk dan demam. Klien pernah dirawat di RS
dengan keluhan hipertensi 5 bulan sebelum masuk RS.

40
4. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien ada yang memiliki riwayat hipertensi

D. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Kurang baik
b) Kesadaran : Koma
c) Tanda Tanda Vital
TD : 148/84 mmHg
Suhu : 37,4 C
Nadi : 108 x / menit
Pernapasan : 27 x/ menit

d) Kepala :
Bentuk simetris, distribusi rambut merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
lesi
e) Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar Tyroid, tidaka ada peningkatan JVP, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada lesi, ROM pasif
f) Mata :
Bentuk simetris, reflex pupil baik, isokor, sclera tidak ikterik, konjungtiva
tidak anemis
g) Hidung :
Bentuk simetris, tidak ada secret, tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip
h) Mulut :
Simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir kering, ada karies gigi, lidah
berwarna putih
i) Telinga :
Simetris, tidak ada nyeri tekan, terdapat serumen

41
j) Dada :
Bentuk simetris, pengembangan dada simetris kiri-kanan, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada lesi.
Punggung :
Integritas kulit baik, tidak ada luka
Paru-Paru :
Auskultasi suara paru ronkhi pada kedua paru, pola nafas irregular, perkusi
resonan
Jantung :
Terdapat bunyi tambahan murmur, perkusi dullnes
k) Abdomen :
Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, bising usus (+), tidak ada
distensi kandung kemih
l) Genital :
Kebersihan kurang, tidak ada lesi, terpasang cateter
m) Ekstremitas :
Atas : integritas kulit baik, tidak ada nyeri tekan, turgor > 3 detik,
kekuatan otot 1, tidak ada oedema
Bawah : integritas kuit baik, tidak ada nyeri tekan, turgor > 3 detik,
kekuatan otot 1, tidak ada oedema.
n) Eliminasi
BAK :
Sebelum masuk RS : 3-4x/ hari, warna kuning pekat
Setelah Masuk RS : terpasang cateter, warna kuning pekat, 50 cc/ jam
BAB :
Sebelum masuk RS : 1x dengan konsistensi padat
Setelah masuk RS :-
o) Istrirahat Tidur
Siang :
Sebelum masuk RS :-
Setelah masuk RS : Koma

42
Malam :
Sebelum masuk RS : Klien tidur mulai pukul 24.00-04.00
Setelah masuk RS : Koma
p) Personal Hygiene
Mandi :
Sebelum masuk RS : 2x /hari
Setelah masuk RS : 2 hari sekali dimandikan keluarga
Keramas :
Sebelum masuk RS : 1-3 hari sekali
Setelah masuk RS : Belum pernah keramas
Menggosok Gigi :
Sebelum masuk RS : 2x sehari
Setelah masuk RS : 2 hari sekali
q) Mobilisasi dan Latihan
Aktifitas :
Sebelum masuk RS : TAK
Setelah Masuk RS : ROM pasif
Olahraga :
Sebelum masuk RS : Jarang
Setelah masuk RS :-
r) Nutrisi dan Cairan
Makan :
Sebelum masuk RS : 3x sehari
Setelah masuk RS : Diet sonde 2000 kalori
Cairan :
Sebelum masuk RS : 8-9 gelas per/ hari
Setelah masuk RS : RL 20tts/I, Nacl 0,9% 10 tts/mnt
s) Keadaan mental dan spiritual : Tidak dikaji

43
E. Terapi Obat
 Bedrest total
 Diet sonde 2000 kalori
 IVFD RL 20 tts/I, Nacl 0,9% 10 tts/ menit
 Cateter terpasang urin 50 cc/ jam
 Injeksi cefotaxime 1 gr/ 8 jam
 Injeksi ranitidine 1 amp / 12 jam
 Injeksi citicolin 1 amp/ 12 jam
 Captopril 3x25 mg
 Asam asetil salicilat 1x80 mg

F. Pemeriksaan Penunjang

Data laboratorium

Pemeriksaan Hasil Normal

Hb 12,5 gr/dL 12-16 gr/dL

Elektrolit Darah :

Natrium 127 135-155

Kalium 4,0 3,6-5,5

Chorida 92 96-106

Hasil Pemeriksaan Diagnostik :

Head CT-Scan : infark di daerah basal ganglia kanan dan perifentrikuler


kiri, juga tampak mild cerebral atrofi

44
Analisis Hasil Pengkajian

DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Infark Gangguan perfusi


 Keluarga klien jaringan serebral
mengatakan Tn.A Cerebral atrofi
belum sadar
 Keluarga klien
mengatakan Tn.A Penurunan suplai O2 ke

mengalami otak

kelemahan
DO :
Penurunan kesadaran
 Klien belum sadar
dari komanya
 Ekstremitas klien
mengalami
kelemahan
 Tanda-tanda vital :
TD : 148/84 mmHg
N : 108x/menit
P : 27x/menit
S : 37,4°C

DS : Kelainan katup jantung Gangguan sirkulasi


 Keluarga klien perifer
mengatakan Tn.A
belum sadar Penurunan cardio output

 Keluarga klien
mengatakan tangan
Mekanisme kompensasi
dan kaki Tn.A
prioritas suplai darah organ
terasa dingin

45
DO : penting

 Klien masih koma


 Klien tampak pucat
Penurunan perfusi perifer
 Klien ketika
dipalpasi
ekstremitas terasa
dingin
 Saturasi O2 : 78%

DS : Penumpukan sekret Pola nafas tidak efektif


 Keluarga klien dijalan napas
mengatakan Tn.A
mengalami sesak Pola nafas tidak teratur
nafas
 Keluarga klien Penurunan kadar O2
mengatakan Tn.A dalam darah
nafasnya cepat
DO : Peningkatan respirasi rate
 Klien tampak sesak
 Suara nafas Ronki
 Tanda-tanda vital :
TD : 148/84 mmHg
N : 108x/menit
P : 27x/menit
S : 37,4°C

DS : Penurunan kesadaran Kekurangan volume


 Keluarga klien cairan
mengatakan untuk Intake cairan tidak
kebutuhan cairan adekuat
Tn.A bergantung

46
pada infusan Kekurangan cairan
DO :
 Klien tampak pucat
 Urine 50 cc/jam
 Klien bergantung
pada cairan infus
dala memenuhi
asupan cairan

DS : Penuruan kesadaran Kerusakan mobilitas fisik


 Keluarga klien
mengatakan Tn.A Kelemahan
mengalami
kelemahan dalam
bergerak
DO :
 Ekstremitas klien
mengalami
kelemahan
 Klien mengalami
penurunan kesadaran
 GCS 3

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan infark di otak


2. Gangguan sirkulasi perifer berhubungan dengan penurunan cardio output
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret dijalan
nafas
4. Kerusakkan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kesadaran ;
kelemahan

47
5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak
adekuat

48
NURSING CARE PLANNING (NCP)

N DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL


O KEPERAWAT
AN

1 Gangguan Setelah  tingkat kesadaran Mandiri:


perfusi jaringan dilakukan composmentis
 Tentukan factor-faktor 
 respon sensorik / Mempengaruhi
serebral tindakan yang berhubungan dengan
motorik normal penetapan
berhubungan asuhan keadaan/penyebab khusus intrvensi.kerusakan/kem
 rileks
Selma koma/penurunan unduran tanda/gejala
dengan infark di keperawat  bahasa, intelektual dan
perfusi serebral dan neurologis atau
otak an selama emosional normal
potensial terjadinya kegagalan
 tanda-tanda vital dalam
2x24 jam peningkatan TIK memperbaikinya setelah
batas normal
diharapaka TD:110/70-120/80 fase awal memerlukan
mmHg. ND:60-100x/i. tindakan pembedahan
n perfusi
RR:16-20x/i dan/atau pasein harus
jaringan dipindahkan dirungan
serebral perawatan kritis (ICU)
kembali untuk melakukan
pemantauan terhadap
norma dan
peningkatan TIK
tingkat

49
kesadaran  Pantau/catat status  Mengetahui
normal. neurologis sesering kecendrungan tingkat
mungkin dan bandingkan kesadaran dan potensial
dengan keadaan peningkatan TIK dan
normalnya/standar. mengetahui
lokasi,luas,dan
kemajuan/resolusi
kerusakan SSP. Dapat
menunjukan TIA yang
merupakan tanda dan
 Pantau tanda-tanda terjadinya thrombosis
vital;adanya CVS baru
hipertensi/hipoteni,frekue
nsi ,catat pola irama dan  Variasi mungkin terjadi oleh
irama pernapasan karna tekanan/trauma serebal
pada daerah vasomotor
otak,hipertensi atau hipotensi
postural dapat menjadi factor
pencetus,hipotensi dapat
terjadi karna syok (kolops
sirkulasi
vaskuler).peningkatan TIK
dapat terjadi (karna
 Evaluasi pupil,catat edema,adanya formasi

50
ukuran,bentuk,kemasan,d bekukan
an riaksinya terhadap darah).tersumbatnya arteri
cahaya. subklavia dapat dinyatakan
dengan adanya perbedaan
tekanan pada kedua lengan.

 Reaksi pupil diatur oleh saraf


kranial okulamotor(111) dan
berguna dalam menentukan
apakah batang otak tersebut
masih baik.ukuran dan
kesamaan pupilditentukan
 Catat perubahan dalam oleh antar persarafan
pengelihatan,seperti simpatis dan parasimpatis
adanya kebutaan,ganggun yang
lapang mempersarafinya.respons
pandang/kedalaman terhadap reflex cahaya yang
persepsi. mengkombinasikan fungsi
dari saraf karnial optikus
(11) dan saraf karnial
 Kaji fungsi-fungsi yang ukolamotoar (111)
lebih tinggi,seperti fungsi
bicara jika pasein sadar
(rujuk pada

51
DK:komunikasi,kerusaka
n:verbal  Gangguan pengelihatan yang
spesifik mencerminkan
 Letakan kepala dengan daerah otak yang
posisi agak ditinggikan terkena,mengindikasikan
dan dalam pososi keamanan yang harus
anatomis (netral) mendapat perhatian dan
mempengaruhi intervensi
yang akan dilakukan.
 Pertahankan keadaan tira
baring; ciptakan  Perubahan dalam isi kognitif
lingkungan yang dan bicara dan merupakan
tenang;batasi indicator dari lokasi/derajat
pengunjung/aktuvitas gangguan serebal dan
pasien sesuai mungki mengindikasikan
indikasi.berikan istirahat penurunaan/penigkatanTIK
secara priodik antara
perawatan,batasi lamanya  Menurunkan tekanaan arteri
setiap prosedur. dengan menurunkan tekanan
drinase dan meningkatkan
 Cegah terjadinya sirkulasi/perfusi serebal.
mengejan saat
defikasi.dan pernapasan
yang memaksa ( batuk  Aktivitas/stimulasi yang

52
terus menerus) kontinu dapat meningkatkan
TIK istiraht total daan
ketenangan mungkin
 Kaji regiditas diperlukan untuk pencegahan
nukal,kedutan,kegelisaan terhadp perdarahan dln
yang menikat,peka khasus stroke
rangsang dan serangan hemoragik/perdarahan
kejang. lainnya.

 Pertahankan
kepala/leher pada
posisi tengah atau  Kepala yang miring pada
netral salah satu sisi menekan vena
jugularis dan menghambat
aliran darah vena, yang
selanjutnya akan
meningkatkan TIK
 Anjurkan orang
terdekat (keluarga)  Maneuver valvasi dapat
untuk berbicara meningkatkan TIK dean
dengan pasien memperbesar resiko
terjadinya perdarahan.

 Merupakn indikasi adanya

53
iritasi meningeal.kejang
dapat mencerminkan adanya
Kolaborasi: peningkatan TIK/trauma
 Berikan oksigen sesuai serebal yang memerlukan
indikasi. perhatian dan intervensi
selanjutnya.

 Ungkapan keluarga yang


menyenangkan pasien
 Berikan obat sesuai tampak mempunyai efek
indikasi: antikoagulan, relaksasi pada beberapa
seperti natrium warfarin pasien koma yang
menurunkan TIK

 Antifibrolitik, seperti
asam amino  Menurunkan hipoksia yang
kaproid(Amicar) dapat menyebabkan
vasodilatasi serebral dan
tekanan
meningkat/terbentuknya
 antihipertensi, edema.
 Dapat digunakan untuk

54
meningkatkan / memperbaiki
aliran darah serebral dan
selanjutnya dapat mencegah
 vasodilatasi perifer, pembekuan saat
seperti papaverin embolus/thrombus.

 steroid, deksamitason  Untuk mencegah lisis bekuan


yang terbentuk dan
perdarahan berulang yang
 fenitoin, serupa.

 pelunak feses.  Hipertensi lama/kronis


memerlukan penanganan
yang hati-hati, sebab
penanganan yang berlebihan
 Pantau pemeriksaan meningkatkan risiko
laboratorium sesuai terjadinya perluasan
indikasi, seperti masa kerusakan jaringan.
protrombin, kadar  digunakan untuk
dilantin. memperbaiki sirkulasi
 Berikan cairan melalui IV kolateral atau menurunkan
dengan indikasi vasospasme.
 penggunaanya kotroversial

55
dalam mengendalikan edema
serebral.
 dapat digunakan untuk
mengontrol kejang dan/atau
untuk aktivitas sedative.
 mencegah proses mengejan
selama proses defekasi dan
yang berhubungan dengan
mimpi.
 Memberikan informasi
tentang pengobatan/kadar.

 Memimimal fluktasi aliran


vaskuler
2 Gangguan Setelah  Melaporkan penurunan Mandiri
sirkulasi perifer dilakukan frekuensi/beratnya
serangan vasospastik  Lihat ekstremitas  Warna kulit khas terjadi
berhubungan tindakan untuk warna kulit dan
dengan penyembuh/tak pada fase pucat
dengan asuhan adanya lesi perubahan suhu intermitas (akibat
penurunan keperawat  Mengidentifikasi/melak vasospasme tiba-tiba),
ukan pola hidup yang sianosis dan kemerahan
cardio output an selama
benar dan perubahan (vasodilatasi/hiperemi
2x24 jam

56
diharapkan perilaku untuk  Timgkatkan tirah reaktif).
sirkulasi meningkatkan sirkulasi baring selama fase  Sampai pengobatan
 Menunjukkan akut diselesaikan, pembatasan
perifer
peningkatan toleransi aktivitas menurunkan
menjadi terhadap aktivitas kebutuhan oksigen dan
lancar dan nutrisi pada ekstremitas
yang sakit dan
normal
meminimalkan
kemungkinan
penyebaran
trombus/pembentukan
emboli
 Tinggikan kaki bila di
tempat tidur atau  Menurunkan
duduk, sesuai pembengkakan jaringan
indikasi. Secara dan pengosongan cepat
periodik tinggikan vena superfisial dan
kaki dan telapak kaki tibial, mencegah distensi
diatas tinggi jantung berlebihan dan sehingga
meningkatkan aliran
balik vena.
 Lakukan latihan aktif
atau pasif sementara  Tindakan ini dilakukan
ditempat tidur untuk meningkatkan

57
aliran balik vena dari
ekstremitas yang lebih
rendah dan menurunkan
stasis vena, juga
memperbaiki tonus otot
umum/tegangan

 Tingkatkan
 Dehidrasi meningkatkan
pemasukkan cairan
viskositas darah dan
sampai sedikitnya
stasis vena, pencentus
2000 ml/hari dalam
pembentukan trombus
toleransi jantung.

3 Gangguan Setelah  mampu dalam bergerak Mandiri:


mobilisasi fisik dilakukan pada lingkungan fisik :
tidak lagi lemah,  Kaji kemampuan secara  Mengidentifikasi
berhubungan asuhan fungsional/luasnya
koordinasi normal, kekuatan/kelemahan dan
dengan keperawat rentang gerak sendi kerusakan awal dan dapat memberikan informasi
normal, kekuatan otot dengan cara yang teratur. mengenai pemulihan.
penurunan an selama
normal.
kesadaran 2x24 jam
 Ubah posisi minimal  Menurunkan risiko
diharapkan terjadinya trauma/iskemia
setiap 2 jam(telentang,
mobilitas miring)bdan sebagainya jaringan. Daerah yang
fisik dan jika memungkinkan terkena mengalami
bisa lebih sering jika perburukan /sirkulasi yang
pasien

58
kembali diletakan dalam posisi lebih jelek dan menurunkan
normal bagian yang terganggu. sensasi dan lebih besar
menimbulkan kerusakan
 Letakan pada posisi pada kulit/dekubitus.
telungkup satu kali atau  Membantu mempertahankan
dua kali sehari jika pasien ekstensi pinggul fungsional,
dapat mentoleransinya tetapi kemungkinan akan
meningkatkan ansietas
terutama mengenai
 Mulailah melakukan kemampuan pasien untuk
latihan rentang gerak aktif bernapas.
dan pasif pada semua  Meminimalkan atrofi otot,
ekstremitas saat masuk. meningkatkan sirkulasi,
Anjurkan melakukan membantu mencegah
latihan seperti latihan kontraktur. Menurunkan
melebarkan jari-jari dank risiko terjadinya
kaki/telapak. hiperkalsiuria dan
osteoporosis jika masalah
utamanya adalah
perdarahan.catatan: stimulasi
yang berlebihan dapat
menjadi pencetus adanya
perdarahan berulang.
 Mencegah
 Sokong ekstremitas dalam

59
posisi fungsionalnya, kontraktur/footdrop dan
gunakan papan kaki (foot memfasilitasi kegunaanya
board) selama periode jika berfungsi kembali.
paralisis flaksid. Paralisis flaksis dapat
Pertahankan posisi kepala mengganggu kemampuannya
netral. untuk menyangga kepala,
dilain pihak paralisis spastic
dapat mengarah pada deviasi
kepala ke satu sisi.
 Gunakan penyangga  Selama paralisis flaksid,
lengan pada pasien ketika penggunaan penyangga
pasien berada dalam dapat menurunkan risiko
posisi tegak, sesuai terjadi subluksasio lengan
indikasi. dan “sindrom bahu lengan”.

 Evaluasi penggunaan  Kontraktur fleksi dapat


dari/kebutuhan alat bantu terjadi akibat dari otot
untuk pengaturan posisi fleksor lebih kuat
dan / atau pembalut dibandingkan dengan otot
selama periode paralisis ekstensor.
spastic.

 Tempatkan bantal  Mencegah adduksi bahu dan


dibawah aksila untuk fleksi siku.
melakukan abduksi pada

60
tangan.

 Tinggikan tangan dan


kepala.
 Meningkatkan aliran balik
vena dan membantu
mencegah terbentuknya
edema.
 Tempatkan “hand roil”
keras pada telapak tangan  Alas/dasar yang keras
dengan jari-jari dan ibu menurunkan stimulasi fleksi
jari saling berhadapan. jari-jari, mempertahankan
jari-jari dan ibu jari pada
posisi normal(posisi
anatomis)

 Posisikan lutut dan


panggul dalam posisi
ekstensi.  Mempertahankan posisi
fungsional.
 Pertahankan kaki dalam
posisi netral dengan
gulungan/bantalan  Mencegah rotasi eksternal
trokanter. pada pinggul.

61
 Gunakan papan kaki
secara berganti, jika
memungkinkan.
 Penggunaan yang
kontinu(setelah perubahan
dari paralisis flaksid ke
spastic) dapat menyebabkan
tekanan yang berlebihan
pada sendi peluru kaki,
meningkatkan spastisitas,
 Bantu untuk dan secara nyata
mengembangkan meningkatkan fleksi plantar.
keseimbangan
duduk(seperti  Membantu dalam melatih
meninggikan bagian kembali jaras saraf,
kepala tempat tidur, bantu meningkatkan respons
untuk duduk di sisi proprioseptik dan motorik.
tempat tidur, biarkan
pasien menggunakan
kekuatan tangan untuk
menyokong berat badan
dan kaki yang kuat untuk
memindahkan kaki yang

62
sakit; meningkatkan
waktu duduk) dan
keseimbangan dalam
berdiri(seperti letakan
sepatu yang datar; sokong
bagian belakang bawah
pasien dengan tangan
sambil meletakan lutut
penolong diluar lutut
pasien; bantu
menggunakan alat
pegangan pararer dan
walker).
 Observasi daerah yang
terkena termasuk warna,
edema, atau tanda lain
dari gangguan sirkulasi.  Jaringan yang mengalami
edema lebih mudah
 Inspeksi kulit terutama mengalami trauma dan
pada daerah-daerah yang penyembuhannya lambat.
menonjol secara teratur.
Lakukan masase secara
hati-hati pada daerah
kemerahan dan berikan  Titik-titik tekanan pada

63
alat bantu seperti bantalan daerah yang menonjol paling
lunak kulit sesuai berisiko untuk terjadinya
kebutuhan. penurunan perfusi/iskemia.
Stimulasi sirkulasi dan
memberikan bantalan
membantu mencegah
kerusakan kulit dan
berkembanganya dekubitus.

 Bangunkan dari kursi


sesegera mungkin setelah
tanda-tanda vital stabil
kecuali pada hemoragik
 Membantu menstabilkan
serebral.
tekanan darah(tonus
vasomotor terjaga),
meningkatkan keseimbangan
ekstremitas dalam posisi
normal dan pengosongan
kantung kemih/ginjal,
menurunkan risiko terjadinya
 Alasi kursi duduk dengan batu kandung kemih dan
busa atau balon air dan infeksi karena urine yang
bantu pasien untuk statis.

64
memindahkan berat badan  Mencegah/menurunkan
dengan interval yang tekanan koksigeal/kerusakan
teratur. kulit.
 Susun tujuan dengan
pasien /orang terdekat
untuk berpartisipasi dalam
aktiviats/latihan dan  Meningkatkan harapan
mengubah posisi. terhadap
perkembangan/peningkatan
 Anjurkan pasien untuk dan memberikan perasaan
pergerakan dan latihan control dan kemandirian.
dengan menggunakan
ekstremitas yang tidak
sakit untuk  Dapat berespons dengan baik
menyokong/menggerakan jika daerah yang sakit tidak
daerah tubuh yang menjadi lebih terganggu dan
mengalami kelemahan. memerlukan dorongan serta
latihan aktif untuk
“menyatukan kembali”
sebagai bagian dari tubuhnya
sendiri.

65
Kolaborasi:

 Berikan tempat tidur


dengan matras
bulat(seperti egg crate  Meningkatkan distribusi
mattress), tempat tidur air, merata berat badan yang
alat flotasi, atau tempat menurunkan tekanan pada
tidur khusus(seperti tulang-tulang tertentu dan
tempat tidur kinetic) membantu untuk mencegah
sesuai indikasi. kerusakan kulit/terbentuknya
dekubitus. Tempat tidur yang
khusus membantu dengan
letak pasien obesitas,
meningkatkan sirkulasi dan
menurunkan terjadinya vena
statis untuk menurunkan
risiko terhadap cedera pada
jaringan dan komplikasi
seperti pneumonia ortostatik.

 Konsultasikan dengan ahli


fisioterapi secara aktif,
latihan resistif, dan  Program yang khusus dapat
ambulasi pasien. dikembangkan untuk
menemukan kebutuhan yang

66
ebrarti/menjaga kekurangan
tersebut dalam
keseimbangan, koordinasi,
kekuatan.

 Bantulah dengan stimulasi  Dapat membantu


elektrik, seperti TENS memulihkan kekuatan otot
sesuai indikasi. dan meningkatkan control
 Berikan obat relaksan otot volunteer.
otot, antispasmodic sesuai Mungkin diperlukan untuk
indikasi, seperti baklofen, menghilangkan spastisitas
dantrolen pada ekstremitas yang
terganggu.
4 Pola nafas tak Setelah  Mempertahankan pola Mandiri
efektif dilakukan nafas normal/efektif
bebas sianosis dan  Evaluasi frekuensi  Respons pasien
berhubungan tindakan pernapasan dan
tanda/gejala lain dan bervariasi. Kecepatan
dengan asuhana hipoksia dengan bunyi kedalaman. Catat dan upaya mungkin
napas sama secara upaya pernapasan. meningkatkan karena
penumpukan keperawat
bilateral, area paru nyeri, takut, demam,
sekret dijalan an selama
bersih. penurunana volume
nafas 2x24 jam sirkulasi (kehilangan
diharapkan darah atau cairan)m
akumulasi sekret,
pola nafas
hipoksia.

67
menjadi
efektif  Bunyi napas sering
 Auskultasi bunyi menurun pada dasar
napas. Catat area yang paru. Krekels atau ronki
menurunkan/tak ada dapat menunjukkan
bunyi napas dan akumulasi cauran
adanya bunyi (sedema interstisial,
tambahan contoh : edema paru, atau infeksi)
krekels atau Ronki atau obstruksi jalan
napas parsial
(pengumpulan sekret)

 Sianosis bibir, kuku, atau


daun telinga atau keabu-
 Lihat kulit dan abuan umum
membran mukosa menunjukkan kondisi
untuk adanya sianosis hipoksia sehubungan
dengan gagal jantung
atau komplikasi paru

 Sputum purulen
menunjukkan timbulnya
infeksi paru
 Observasi produksi

68
sputum  Merangsang fungsi
pernapasan/ekspansi
paru. Efektif pada
pencegahan dan
perbaikan kongesti paru.
 Tinggikan kepala
tempat tidur, letakkan
pada posisi duduk
tinggi atau semi
fowler. Bantu  Meningkatkan
ambulasi pengiriman oksigen
didni/peningkatan keparu untuk kebutuah
waktu tidur sirkulasi. Khususnya
pada adanya
Kolaborasi
penurunan/gangguan
 Berikan tambahan ventilasi
oksigen dengan
kanula atau masker
sesuai indikasi

69
CATATAN PERKEMBANGAN

NO HARI/TANGGAL WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI


DX

1 Senin, 03 Januari 13.00 WIB 1. mengkaji penyebab koma Jam :


2014 2. memantau tanda-tanda vital S:
TD : 148/84 mmHg  Keluarga Klien mengatakan Tn. A
N : 108x/menit masih belum sadar
P : 27x/menit O:
13.25 WIB S : 37,4°C  Klien tampak belum sadar
3. memposisikan kepala dengan  Tanda-tanda vital :
13.45 WIB posisi agak ditinggikan TD : 148/80 mmHg
N : 100X/m
4. mempertahankan keadaan P : 27X/m
tirah baring.ciptakan S : 37º C
lingkungan yang tenang
5. memantau status neurologis A : Masalah belum teratasi
6. mengevaluasi keadaan pupil
7. mempertahankan P : intervensi dilanjutkan

70
kepala/lehar pada posisi  Pantau TTV
tengah  Pantau status neurologis
8. menganjurkan keluarga  Berikan obat sesuai indikasi
terdekat untyk berbicara
dengan pasien
Kolaborasi
9. memberikan oksigensesuai
indikasi
10. memberikan obat sesua
indikasi :
inj. Cefotaxime 1 gr/8 jam
inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
11. memberikan cairan melalui
IV sesuai indikasi
IVFD RL 20 gtt/I, Nacl 0,9
% 10 gtt/m

2 Senin, 03 Januari 1. Mengobservasi ekstremitas S:


 Keluarga klien mengatakan sudah

71
2014 wartna kulit dan perubahan suhu tangan dan kaki Tn. A mulai
2. Meningkatkan tirah baring memerah
3. Melakukan latihan ditempat O:
tidur  Klien pucatnya berkurang
4. Meningkatkan pemasukkan  Ekstremitas sudah terasa hangat
cairan A : masalah teratasi sebagian
IVFD RL 20 gtt/I, Nacl 0,9 P : Intervensi dilanjutkan
% 10 gtt/m  Pantau ekstremitas pasien
 Lakukan latihan gerak ditempat
tidur

3 Senin, 03 Januari 1. Mengkaji kemampuan secara


2014 funfsional S:
2. Mengubah posisi minimal 2  Keluarga klien mengatakan sudah
jam sekali melakukan teknik yang telah
3. Mengajarkan keluarga klien dilakukan perawat kepada Tn. A
dan Melakukan latihan  Keluarga klien mengatakan Tn.A
rentang gerak pasif pada masih belum sadar
semua ekstremitas : O:
 Meninggikan tangan

72
dan kepala  Keluarga tampak sudah melakukan
 Memposisikan kaki teknik yang telah diajarkan perawat
dalam posisi ekstensi  Klien masih belum koma
 Menempatkan bantal A : masalah belum teratasi
dibawak aksila untuk
melakukan abduksi P : Intervensi dilanjutkan
pada tangan

4 Senin, 03 Januari 1. Mengevaluasi frekuensi


2014 pernapasaan dan kedalaman S:
2. Melihat kulit dan membran  Keluarga klien mengatakan Tn.A
adakah sianosis masih sesak
3. Mengauskultasi bunyi nafas  Keluarga klien mengatakan
4. Mengobservasi produksi sputum terdengar suara banyak sekret
5. Meninggikan kepala tempat dijalan nafas
tidur dengsn posisi semi fowler O:
6. Memantau tanda-tanda vital  Klien tampak masih sesak
TD : 148/84 mmHg  Terdengar suara Ronki dijalan nafas
N : 108x/menit  Tanda-tanda vital ;

73
P : 27x/menit TD : 148/80 mmHg
S : 37,4°C N : 100x/menit
Kolaborasi P : 27x/menit
7. Memberikan terapi oksigen S : 37°C
Kanula 2 liter A : masalah belum teratasi
P : Inetrvensi dilanjutkan
 Observasi produksi sputum
 Pantai TTV
 Atur posisi pasien
 Berikan terapi oksigen

74

Anda mungkin juga menyukai