Format Pengkajian ASKEP STROKE
Format Pengkajian ASKEP STROKE
A. Biodata Klien
Inisial Klien : Tn. A
Usia : 55 th
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Komplek permata kopo
Tanggal Masuk RS : 25 Januari 2014
B. Penanggung Jawab
Nama : YBS
Hub. Dgn Klien :
Usia :
Status :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien mengalami penurunan kesadaran
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien masuk RS tanggal 25 Januari 2014. Pada saat dilakukan
pengkajian tanggal 3 Februari 2014 klien mengalami penurunan
keasadaran dan kelemahan kesadaran koma GCS : 3.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Klien memiliki riwayat hipertensi. Penyakit yang pernah diderita
sewaktu kecil adalah batuk dan demam. Klien pernah dirawat di RS
dengan keluhan hipertensi 5 bulan sebelum masuk RS.
40
4. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien ada yang memiliki riwayat hipertensi
D. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Kurang baik
b) Kesadaran : Koma
c) Tanda Tanda Vital
TD : 148/84 mmHg
Suhu : 37,4 C
Nadi : 108 x / menit
Pernapasan : 27 x/ menit
d) Kepala :
Bentuk simetris, distribusi rambut merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
lesi
e) Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar Tyroid, tidaka ada peningkatan JVP, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada lesi, ROM pasif
f) Mata :
Bentuk simetris, reflex pupil baik, isokor, sclera tidak ikterik, konjungtiva
tidak anemis
g) Hidung :
Bentuk simetris, tidak ada secret, tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip
h) Mulut :
Simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir kering, ada karies gigi, lidah
berwarna putih
i) Telinga :
Simetris, tidak ada nyeri tekan, terdapat serumen
41
j) Dada :
Bentuk simetris, pengembangan dada simetris kiri-kanan, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada lesi.
Punggung :
Integritas kulit baik, tidak ada luka
Paru-Paru :
Auskultasi suara paru ronkhi pada kedua paru, pola nafas irregular, perkusi
resonan
Jantung :
Terdapat bunyi tambahan murmur, perkusi dullnes
k) Abdomen :
Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, bising usus (+), tidak ada
distensi kandung kemih
l) Genital :
Kebersihan kurang, tidak ada lesi, terpasang cateter
m) Ekstremitas :
Atas : integritas kulit baik, tidak ada nyeri tekan, turgor > 3 detik,
kekuatan otot 1, tidak ada oedema
Bawah : integritas kuit baik, tidak ada nyeri tekan, turgor > 3 detik,
kekuatan otot 1, tidak ada oedema.
n) Eliminasi
BAK :
Sebelum masuk RS : 3-4x/ hari, warna kuning pekat
Setelah Masuk RS : terpasang cateter, warna kuning pekat, 50 cc/ jam
BAB :
Sebelum masuk RS : 1x dengan konsistensi padat
Setelah masuk RS :-
o) Istrirahat Tidur
Siang :
Sebelum masuk RS :-
Setelah masuk RS : Koma
42
Malam :
Sebelum masuk RS : Klien tidur mulai pukul 24.00-04.00
Setelah masuk RS : Koma
p) Personal Hygiene
Mandi :
Sebelum masuk RS : 2x /hari
Setelah masuk RS : 2 hari sekali dimandikan keluarga
Keramas :
Sebelum masuk RS : 1-3 hari sekali
Setelah masuk RS : Belum pernah keramas
Menggosok Gigi :
Sebelum masuk RS : 2x sehari
Setelah masuk RS : 2 hari sekali
q) Mobilisasi dan Latihan
Aktifitas :
Sebelum masuk RS : TAK
Setelah Masuk RS : ROM pasif
Olahraga :
Sebelum masuk RS : Jarang
Setelah masuk RS :-
r) Nutrisi dan Cairan
Makan :
Sebelum masuk RS : 3x sehari
Setelah masuk RS : Diet sonde 2000 kalori
Cairan :
Sebelum masuk RS : 8-9 gelas per/ hari
Setelah masuk RS : RL 20tts/I, Nacl 0,9% 10 tts/mnt
s) Keadaan mental dan spiritual : Tidak dikaji
43
E. Terapi Obat
Bedrest total
Diet sonde 2000 kalori
IVFD RL 20 tts/I, Nacl 0,9% 10 tts/ menit
Cateter terpasang urin 50 cc/ jam
Injeksi cefotaxime 1 gr/ 8 jam
Injeksi ranitidine 1 amp / 12 jam
Injeksi citicolin 1 amp/ 12 jam
Captopril 3x25 mg
Asam asetil salicilat 1x80 mg
F. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium
Elektrolit Darah :
Chorida 92 96-106
44
Analisis Hasil Pengkajian
mengalami otak
kelemahan
DO :
Penurunan kesadaran
Klien belum sadar
dari komanya
Ekstremitas klien
mengalami
kelemahan
Tanda-tanda vital :
TD : 148/84 mmHg
N : 108x/menit
P : 27x/menit
S : 37,4°C
Keluarga klien
mengatakan tangan
Mekanisme kompensasi
dan kaki Tn.A
prioritas suplai darah organ
terasa dingin
45
DO : penting
46
pada infusan Kekurangan cairan
DO :
Klien tampak pucat
Urine 50 cc/jam
Klien bergantung
pada cairan infus
dala memenuhi
asupan cairan
Diagnosa Keperawatan
47
5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak
adekuat
48
NURSING CARE PLANNING (NCP)
49
kesadaran Pantau/catat status Mengetahui
normal. neurologis sesering kecendrungan tingkat
mungkin dan bandingkan kesadaran dan potensial
dengan keadaan peningkatan TIK dan
normalnya/standar. mengetahui
lokasi,luas,dan
kemajuan/resolusi
kerusakan SSP. Dapat
menunjukan TIA yang
merupakan tanda dan
Pantau tanda-tanda terjadinya thrombosis
vital;adanya CVS baru
hipertensi/hipoteni,frekue
nsi ,catat pola irama dan Variasi mungkin terjadi oleh
irama pernapasan karna tekanan/trauma serebal
pada daerah vasomotor
otak,hipertensi atau hipotensi
postural dapat menjadi factor
pencetus,hipotensi dapat
terjadi karna syok (kolops
sirkulasi
vaskuler).peningkatan TIK
dapat terjadi (karna
Evaluasi pupil,catat edema,adanya formasi
50
ukuran,bentuk,kemasan,d bekukan
an riaksinya terhadap darah).tersumbatnya arteri
cahaya. subklavia dapat dinyatakan
dengan adanya perbedaan
tekanan pada kedua lengan.
51
DK:komunikasi,kerusaka
n:verbal Gangguan pengelihatan yang
spesifik mencerminkan
Letakan kepala dengan daerah otak yang
posisi agak ditinggikan terkena,mengindikasikan
dan dalam pososi keamanan yang harus
anatomis (netral) mendapat perhatian dan
mempengaruhi intervensi
yang akan dilakukan.
Pertahankan keadaan tira
baring; ciptakan Perubahan dalam isi kognitif
lingkungan yang dan bicara dan merupakan
tenang;batasi indicator dari lokasi/derajat
pengunjung/aktuvitas gangguan serebal dan
pasien sesuai mungki mengindikasikan
indikasi.berikan istirahat penurunaan/penigkatanTIK
secara priodik antara
perawatan,batasi lamanya Menurunkan tekanaan arteri
setiap prosedur. dengan menurunkan tekanan
drinase dan meningkatkan
Cegah terjadinya sirkulasi/perfusi serebal.
mengejan saat
defikasi.dan pernapasan
yang memaksa ( batuk Aktivitas/stimulasi yang
52
terus menerus) kontinu dapat meningkatkan
TIK istiraht total daan
ketenangan mungkin
Kaji regiditas diperlukan untuk pencegahan
nukal,kedutan,kegelisaan terhadp perdarahan dln
yang menikat,peka khasus stroke
rangsang dan serangan hemoragik/perdarahan
kejang. lainnya.
Pertahankan
kepala/leher pada
posisi tengah atau Kepala yang miring pada
netral salah satu sisi menekan vena
jugularis dan menghambat
aliran darah vena, yang
selanjutnya akan
meningkatkan TIK
Anjurkan orang
terdekat (keluarga) Maneuver valvasi dapat
untuk berbicara meningkatkan TIK dean
dengan pasien memperbesar resiko
terjadinya perdarahan.
53
iritasi meningeal.kejang
dapat mencerminkan adanya
Kolaborasi: peningkatan TIK/trauma
Berikan oksigen sesuai serebal yang memerlukan
indikasi. perhatian dan intervensi
selanjutnya.
Antifibrolitik, seperti
asam amino Menurunkan hipoksia yang
kaproid(Amicar) dapat menyebabkan
vasodilatasi serebral dan
tekanan
meningkat/terbentuknya
antihipertensi, edema.
Dapat digunakan untuk
54
meningkatkan / memperbaiki
aliran darah serebral dan
selanjutnya dapat mencegah
vasodilatasi perifer, pembekuan saat
seperti papaverin embolus/thrombus.
55
dalam mengendalikan edema
serebral.
dapat digunakan untuk
mengontrol kejang dan/atau
untuk aktivitas sedative.
mencegah proses mengejan
selama proses defekasi dan
yang berhubungan dengan
mimpi.
Memberikan informasi
tentang pengobatan/kadar.
56
diharapkan perilaku untuk Timgkatkan tirah reaktif).
sirkulasi meningkatkan sirkulasi baring selama fase Sampai pengobatan
Menunjukkan akut diselesaikan, pembatasan
perifer
peningkatan toleransi aktivitas menurunkan
menjadi terhadap aktivitas kebutuhan oksigen dan
lancar dan nutrisi pada ekstremitas
yang sakit dan
normal
meminimalkan
kemungkinan
penyebaran
trombus/pembentukan
emboli
Tinggikan kaki bila di
tempat tidur atau Menurunkan
duduk, sesuai pembengkakan jaringan
indikasi. Secara dan pengosongan cepat
periodik tinggikan vena superfisial dan
kaki dan telapak kaki tibial, mencegah distensi
diatas tinggi jantung berlebihan dan sehingga
meningkatkan aliran
balik vena.
Lakukan latihan aktif
atau pasif sementara Tindakan ini dilakukan
ditempat tidur untuk meningkatkan
57
aliran balik vena dari
ekstremitas yang lebih
rendah dan menurunkan
stasis vena, juga
memperbaiki tonus otot
umum/tegangan
Tingkatkan
Dehidrasi meningkatkan
pemasukkan cairan
viskositas darah dan
sampai sedikitnya
stasis vena, pencentus
2000 ml/hari dalam
pembentukan trombus
toleransi jantung.
58
kembali diletakan dalam posisi lebih jelek dan menurunkan
normal bagian yang terganggu. sensasi dan lebih besar
menimbulkan kerusakan
Letakan pada posisi pada kulit/dekubitus.
telungkup satu kali atau Membantu mempertahankan
dua kali sehari jika pasien ekstensi pinggul fungsional,
dapat mentoleransinya tetapi kemungkinan akan
meningkatkan ansietas
terutama mengenai
Mulailah melakukan kemampuan pasien untuk
latihan rentang gerak aktif bernapas.
dan pasif pada semua Meminimalkan atrofi otot,
ekstremitas saat masuk. meningkatkan sirkulasi,
Anjurkan melakukan membantu mencegah
latihan seperti latihan kontraktur. Menurunkan
melebarkan jari-jari dank risiko terjadinya
kaki/telapak. hiperkalsiuria dan
osteoporosis jika masalah
utamanya adalah
perdarahan.catatan: stimulasi
yang berlebihan dapat
menjadi pencetus adanya
perdarahan berulang.
Mencegah
Sokong ekstremitas dalam
59
posisi fungsionalnya, kontraktur/footdrop dan
gunakan papan kaki (foot memfasilitasi kegunaanya
board) selama periode jika berfungsi kembali.
paralisis flaksid. Paralisis flaksis dapat
Pertahankan posisi kepala mengganggu kemampuannya
netral. untuk menyangga kepala,
dilain pihak paralisis spastic
dapat mengarah pada deviasi
kepala ke satu sisi.
Gunakan penyangga Selama paralisis flaksid,
lengan pada pasien ketika penggunaan penyangga
pasien berada dalam dapat menurunkan risiko
posisi tegak, sesuai terjadi subluksasio lengan
indikasi. dan “sindrom bahu lengan”.
60
tangan.
61
Gunakan papan kaki
secara berganti, jika
memungkinkan.
Penggunaan yang
kontinu(setelah perubahan
dari paralisis flaksid ke
spastic) dapat menyebabkan
tekanan yang berlebihan
pada sendi peluru kaki,
meningkatkan spastisitas,
Bantu untuk dan secara nyata
mengembangkan meningkatkan fleksi plantar.
keseimbangan
duduk(seperti Membantu dalam melatih
meninggikan bagian kembali jaras saraf,
kepala tempat tidur, bantu meningkatkan respons
untuk duduk di sisi proprioseptik dan motorik.
tempat tidur, biarkan
pasien menggunakan
kekuatan tangan untuk
menyokong berat badan
dan kaki yang kuat untuk
memindahkan kaki yang
62
sakit; meningkatkan
waktu duduk) dan
keseimbangan dalam
berdiri(seperti letakan
sepatu yang datar; sokong
bagian belakang bawah
pasien dengan tangan
sambil meletakan lutut
penolong diluar lutut
pasien; bantu
menggunakan alat
pegangan pararer dan
walker).
Observasi daerah yang
terkena termasuk warna,
edema, atau tanda lain
dari gangguan sirkulasi. Jaringan yang mengalami
edema lebih mudah
Inspeksi kulit terutama mengalami trauma dan
pada daerah-daerah yang penyembuhannya lambat.
menonjol secara teratur.
Lakukan masase secara
hati-hati pada daerah
kemerahan dan berikan Titik-titik tekanan pada
63
alat bantu seperti bantalan daerah yang menonjol paling
lunak kulit sesuai berisiko untuk terjadinya
kebutuhan. penurunan perfusi/iskemia.
Stimulasi sirkulasi dan
memberikan bantalan
membantu mencegah
kerusakan kulit dan
berkembanganya dekubitus.
64
memindahkan berat badan Mencegah/menurunkan
dengan interval yang tekanan koksigeal/kerusakan
teratur. kulit.
Susun tujuan dengan
pasien /orang terdekat
untuk berpartisipasi dalam
aktiviats/latihan dan Meningkatkan harapan
mengubah posisi. terhadap
perkembangan/peningkatan
Anjurkan pasien untuk dan memberikan perasaan
pergerakan dan latihan control dan kemandirian.
dengan menggunakan
ekstremitas yang tidak
sakit untuk Dapat berespons dengan baik
menyokong/menggerakan jika daerah yang sakit tidak
daerah tubuh yang menjadi lebih terganggu dan
mengalami kelemahan. memerlukan dorongan serta
latihan aktif untuk
“menyatukan kembali”
sebagai bagian dari tubuhnya
sendiri.
65
Kolaborasi:
66
ebrarti/menjaga kekurangan
tersebut dalam
keseimbangan, koordinasi,
kekuatan.
67
menjadi
efektif Bunyi napas sering
Auskultasi bunyi menurun pada dasar
napas. Catat area yang paru. Krekels atau ronki
menurunkan/tak ada dapat menunjukkan
bunyi napas dan akumulasi cauran
adanya bunyi (sedema interstisial,
tambahan contoh : edema paru, atau infeksi)
krekels atau Ronki atau obstruksi jalan
napas parsial
(pengumpulan sekret)
Sputum purulen
menunjukkan timbulnya
infeksi paru
Observasi produksi
68
sputum Merangsang fungsi
pernapasan/ekspansi
paru. Efektif pada
pencegahan dan
perbaikan kongesti paru.
Tinggikan kepala
tempat tidur, letakkan
pada posisi duduk
tinggi atau semi
fowler. Bantu Meningkatkan
ambulasi pengiriman oksigen
didni/peningkatan keparu untuk kebutuah
waktu tidur sirkulasi. Khususnya
pada adanya
Kolaborasi
penurunan/gangguan
Berikan tambahan ventilasi
oksigen dengan
kanula atau masker
sesuai indikasi
69
CATATAN PERKEMBANGAN
70
kepala/lehar pada posisi Pantau TTV
tengah Pantau status neurologis
8. menganjurkan keluarga Berikan obat sesuai indikasi
terdekat untyk berbicara
dengan pasien
Kolaborasi
9. memberikan oksigensesuai
indikasi
10. memberikan obat sesua
indikasi :
inj. Cefotaxime 1 gr/8 jam
inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
11. memberikan cairan melalui
IV sesuai indikasi
IVFD RL 20 gtt/I, Nacl 0,9
% 10 gtt/m
71
2014 wartna kulit dan perubahan suhu tangan dan kaki Tn. A mulai
2. Meningkatkan tirah baring memerah
3. Melakukan latihan ditempat O:
tidur Klien pucatnya berkurang
4. Meningkatkan pemasukkan Ekstremitas sudah terasa hangat
cairan A : masalah teratasi sebagian
IVFD RL 20 gtt/I, Nacl 0,9 P : Intervensi dilanjutkan
% 10 gtt/m Pantau ekstremitas pasien
Lakukan latihan gerak ditempat
tidur
72
dan kepala Keluarga tampak sudah melakukan
Memposisikan kaki teknik yang telah diajarkan perawat
dalam posisi ekstensi Klien masih belum koma
Menempatkan bantal A : masalah belum teratasi
dibawak aksila untuk
melakukan abduksi P : Intervensi dilanjutkan
pada tangan
73
P : 27x/menit TD : 148/80 mmHg
S : 37,4°C N : 100x/menit
Kolaborasi P : 27x/menit
7. Memberikan terapi oksigen S : 37°C
Kanula 2 liter A : masalah belum teratasi
P : Inetrvensi dilanjutkan
Observasi produksi sputum
Pantai TTV
Atur posisi pasien
Berikan terapi oksigen
74