Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KESTABILAN LERENG JALAN TAMBANG DI PT.

SUMBAR
CALCIUM PRATAMA JORONG ATAS HALABAN, NAGARI HALABAN,
KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN, KABUPATEN LIMA PULUH
KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT

RULLY SEPTIAN

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
September 2018
ANALISIS KESTABILAN LERENG JALAN TAMBANG DI PT. SUMBAR
CALCIUM PRATAMA JORONG ATAS HALABAN, NAGARI HALABAN,
KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN, KABUPATEN LIMA PULUH
KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT

Rully Septian, Bambang Heriyadi, Heri Prabowo


S1 Teknik Pertambangan
FT Universitas Negeri Padang
Email : rullyseptian796@gmail.com

ABSTRAK

The company has not undertaken geotechnical planning on slope stability in


mining area. Planning of the slope geometry will be used by Bishop Simplified and
Hoek and Bray methods.

Initial data Clay: Unit Wight (γ) = 19.67 kN / m3, Cohesion (c ') = 32.17 kN/
m2 and internal angle (φ') = 39.11 °. The initial slope height is 14.543 meters and
overall angle of the slope is 51 °.

Geometry of slope recommendation: 1. Bishop Simplified method of


saturated condition FK 0.984 witch mean slope is insecurity, reduction of slope angle
from 51 ° to 42 °, FK 1,324 slope in safe state. 2. Method Hoek and Bray saturated
conditions FK 1.25 Unsafe slope, slope angle from 51 ° to 42 °, then FK 1.41 slope in
safe condition.

Keywords: initial geometry, bishop simplified, hoek and bray, security factor

A. Pendahuluan Sedangkan untuk mendapat desain

Dalam penambangan terbuka lereng jalan tambang, diperlukan

(open pit mining), desain lereng data geomekanik dari data lapangan,

jalan final adalah salah satu faktor baik berupa morfologi setempat,

terpenting dalam keberlangsungan jurus-kemiringan, jenis batuan,

pertambangan. Beberapa cara yang kondisi airtanah, dan lainnya, yang

dilakukan untuk membuat suatu diperlukan untuk simulasi kestabilan

desain final diantaranya dengan lereng.

analisis geomekanika dan geoteknik.


Dalam jalan tambang biasanya Calcium Pratama, yaitu di lokasi titik

yang menimbulkan masalah ialah jalan dengan elevasi pada area lereng

lereng jalan tambang tersebut. jalan tambang tersebut adalah 969

Keruntuhan pada lereng jalan mdpl, tinggi lereng (H) = 14,54 m

tambang tersebut, dapat disebabkan dan sudut kemiringan lereng (α) =

oleh tidak sesuainya parameter 51°.

geometri lereng terhadap kekuatan Dalam rencana penambangan

material itu sendiri. Sehingga serta usaha untuk mendukung

parameter-parameter dan faktor lain tercapainya produksi batu kapur dan

yang mempengaruhi kemantapan menjamin keamanan kerja pada PT.

lereng perlu diketahui dan disesuaikan Sumbar Calcium Pratama, maka

dengan kekuatan material, sehingga dibutuhkan suatu rekomendasi

rancangan geometris lereng jalan geoteknik untuk perancangan lereng

penambangan dapat dibuat. jalan, kajian dilakukan dengan

Pada lokasi jalan pengambilan sampel tanah jalan

penambangan PT. Sumbar Calcium tambangdan selanjutnya dilakukan

Pratama ada hal yang menarik dimana pengujian di laboratorium untuk

dalam pembuatan lereng jalan tersebut mendapatkan angka kuat geser tanah

tidak memperhatikan kemiringannya pada lereng jalantersebut.

sehingga lereng jalan tersebut Berdasarkan hal tersebut, maka

terksean asal-asalan. penulis ingin membahas lebih lanjut

Penulis melakukan penelitian dan menjadikannya sebuah kajian

di titik lokasi pengamatan lereng penelitian dengan judul

jalan penambangan PT. Sumbar


”Analisis Kestabilan Lereng Jalan keperluan tertentu. Penelitian terapan

Tambang di PT. Sumbar Calcium merupakan suatu kegiatan yang

Pratama Jorong Atas Laban, Nagari sistematis dan logis dalam rangka

Halaban, Kecamatan Lareh Sago menemukan sesuatu yang baru atau

Halaban, Kabupaten Lima Puluh aplikasi baru dari penelitian-

Kota, Provinsi Sumatera Barat” . penelitian yang telah pernah

B. Metodologi Penelitian dilakukan selama ini.

Metode penelitian yang Dalam melaksanakan

digunakan adalah metode penelitian penelitian ini, digabungkan antara

kuantitatif. Menurut A. Muri Yusuf teori dengan data-data lapangan,

(2005:50), “Penelitian tipe sehingga dari keduanya didapat

kuantitatif dapat digunakan apabila pendekatan penyelesaian masalah.

data yang dikumpulkan berupa data Adapun urutan pekerjaan penelitian

kuantitatif atau jenis data lain yang dapat dilihat pada Gambar 1 berikut

dapat dikuantitaskan dan diolah

menggunakan teknik statistik”.

Selain menggunakan metode

penelitian kuantitatif, pada penelitian

ini juga digunakan metode penelitian

terapan. Menurut A. Muri Yusuf

(2005: 102): Penelitian terapan lebih

menekankan pada penerapan ilmu,

atau aplikasi ilmu, ataupun

penggunaan ilmu ataupun untuk


Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
C. Hasil Analisa dan Pembahasan b. Pengujian bobot isi

1. Pengujian Laboratorium Pengujian ini bertujuan untuk

a. Pengujian Kadar Air mendapatkan berat isi/bobot isi

Pengujian ini bertujuan untuk tanah yang merupakan

mengetahui berapa besar kadar perbandingan antara berat

air yang terkandung di dalam tanah basah dengan volumenya

tanah. Dari tahapan pengujian (gram/cm3).Berdasarkan

yang telah dilakukan, tahapan pengujian diatas, maka

didapatkan hasil rata-rata kadar didapatkan hasil analisis dari

air tanah yaitu sebesar 39.98 perhitungan bobot isi didalam

% dari analisis hasil tabel 2 sebagai berikut:

perhitungan seperti pada tabel 1 Contoh Uji I II III

Nomor Cincin 1 1 1
berikut:
Tebal Cincin ,t, (cm) 4,78 4,78 4,78
Contoh Uji I II III
Diameter Cincin ,d, 5,32 5,32 5,32
(cm)
Nomor Cawan 7 8 9
Berat cincin kosong, 104,30 104,30 104,30
Berat cawan (Tw) (gram) 8,75 8,80 8,57
W1(gram)
Berat cawan + tanah 25,72 25,09 27,81
Berat cincin + tanah 316,08 318,36 317,79
basah (Ww) (gram)
W2(gram)
Berat cawan + 20,84 20,44 22,35
tanahsetelah dikeringkan Volume Cincin t x 0,25 106,199 106,199 106,199
(Dw) (gram) π d2, (cm3)
Berat Air (Ww-Dw) (gram) 4,88 4,65 5,46
Berat isi (γ) 1,994 2,015 2,010
Berat tanah kering (Dw- 12,09 11,64 13,78 = gram/cm3
Tw) (gram)
Berat isi rata-rata (γ), 2,006
40 39 39
Kadar air ω = (gram/cm3)
100
Berat Isi Kering, γd= 1,439
(gram/cm3)
Kadar air rata-rata (ω), 39,98
c. Pengujian geser langsung 2. Analisis FK menggunakan Slide

Pengujian ini bertujuan untuk a. Lereng keadaan kering

menentukan parameter Berdasarkan analisis

kekuatan tanah, yaitu kohesi (c) menggunakan software slide

dan sudut geser dalam 6.0 diperoleh nilai faktor

(ø).Berdasarkan rumus keamanan lereng dengan

perhitungan didapatkan hasil kondisi lereng sebesar 1,871

perhitungan seperti tabel 3 dapat dilihat pada gambar di

berikut: bawah (gambar 4) FK > 1,3

artinya lereng berada pada

kondisi aman.

b. Lereng keadaan setengah jenuh

Berdasarkan analisis

menggunakan software slide


Gambar 2. grafik uji geser langsung
material Clay 6.0 diperoleh nilai faktor
Kohesi : 0,328 kg/cm2
keamanan lereng tunggal 1
32,17KN/m²
dengan kondisi lereng setengah
Sudut geser dalam (ø) :
jenuh adalah sebesar 1,493
0
39,11
dapat dilihat pada gambar 5 di 3. Analisis FK menggunakan Hoek

bawah, FK > 1,3 artinya lereng and Bray

berada pada kondisi aman. a. Lereng keadaan kering

c. Lereng keadaan jenuh Berdasarkan analisis

Berdasarkan analisis menggunakan metoda grafis

menggunakan software slide Hoek and Bray diperoleh

6.0 diperoleh nilai faktor nilai faktor keamanan lereng

keamanan lereng tunggal 1 dengan kondisi lereng kering

dengan kondisi lereng jenuh (chart 1 pada gambar 7) nilai

adalah sebesar 0,986 (gambar fk nya adalah sebesar 1,69

6) FK < 1,3 artinya lereng FK > 1,3 artinya lereng

berada pada kondisi tidak berada pada kondisi aman.

aman. b. Lereng keadaan setengah jenuh


Berdasarkan analisis sebesar 1,25 FK < 1,3 artinya

menggunakan metoda grafis lereng berada pada kondisi

Hoek and Bray diperoleh tidak aman.

nilai faktor keamanan lereng 4. Modifikasi lereng untuk

dengan kondisi lereng meningkatkan FK

setengah jenuh (chart 3 pada a. Menggunakan slide 6.0

gambar) nilai fk nya adalah

sebesar 1,56 FK > 1,3 artinya

lereng berada pada kondisi

aman.

c. Lereng keadaan jenuh

Berdasarkan analisis

menggunakan software slide 6.0

diperoleh nilai faktor keamanan

lereng dengan kondisi lereng jenuh

sebesar 1,324 (gambar ) FK > 1,3

artinya lereng berada pada kondisi


Berdasarkan analisis
aman.
menggunakan metoda grafis
b. Menggunakan hoek and bray
Hoek and Bray diperoleh

nilai faktor keamanan lereng

dengan kondisi lereng

setengah jenuh (chart 3 pada

gambar) nilai fk nya adalah


Berdasarkan analisis software rocsience slide v.60

menggunakan metoda grafis di dapat faktor keamanan

Hoek and Bray diperoleh nilai untuk titik pengamatan dalam

faktor keamanan lereng kondisi lereng jenuh FK < 1,3

modifikasi dengan kondisi yaitu sebesar 0,984 dan

lereng jenuh (chart 5 pada analisis dengan menggunakan

gambar) nilai fk nya sebesar metoda grafis hoek and bray di

1,41 FK > 1,3 artinya lereng dapat faktor keamanan untuk

berada pada kondisi aman. titik pengamatan dalam

kondisi lereng jenuh adalah

D. Simpulan dan Saran FK < 1,3 yaitu sebesar 1,25.

1. Kesimpulan c. Berdasarkan hasil FK yang

a. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh, penulis melakukan

di lereng penambangan PT. perubahan pada geometri

Sumbar calcium pratama, lereng, yaitu dengan

penulis melakukan pengujian mengurangi sudut kemiringan

di laboratorium dan lereng menjadi 42° sehingga

didapatkan kadar air sebesar didapat FK > 1,3 yang berarti

39,98 %, bobot isi sebesar lereng dalam kondisi

19,67 KN/m³, sudut geser aman/stabil.

dalam sebesar 39,11° dan 2. Saran

kohesi sebesar 32,17 KN/m³. a. Dari hasil penelitian yang telah

b. Berdasarkan analisis lereng dilakukan di atas, maka

dengan menggunakan program penulis menyarankan kepada


perusahaan agar mengkaji Kalimantan Timur.Tugas Akhir.
Padang: UNP.
ulang geometri lereng jalan
Agus, Haris. 2005. Metode
tambang yang ada saat ini, Perhitungan Cadangan. Modul
Responsi TE-3231 Departemen
karena geometri lereng saat Teknik Pertambangan Fakultas
Ilmu Kebumian dan Teknologi
sekarang ini berpotensi Mineral Institut Teknologi
Bandung.
mengalami kelonsoran.
Anonim. 2010. Buku Panduan
b. Pengkajian ulang geometri Penulisan Tugas Akhir/Skripsi
Universitas Negeri Padang.
lereng agar mencapai keadaan Padang: Universitas Negeri
Padang.
aman dengan FK besar dari 1,3
Anonim. 2014. Buku Panduan
maka penanggulangannya Penulisan Tugas Akhir/Skripsi
Jurusan Teknik Pertambangan.
dengan pengurangan sudut Padang: Jurusan Teknik
Pertambangan Universitas Negeri
lereng tambang tersebut. Padang.

Braja, M. Das & Khaled Sobhan (Ed).


Catatan: artikel ini disusun berdasarkan 2013. Principles Of Geotechnical
Engineering. 8th. Stamford:
tugas akhir penulis dengan pembimbing I Cangage Learning.
Bambang Heriyadi dan Pembimbing II Braja, M. Das 1995. Mekanika Tanah
(Prinsip-Prinsip Rekayasa
Heri Prabowo. Geoteknis) Jilid 1 dan 2. Jakarta:
Erlangga.
D. Daftar Pustaka
Bowles, J. 1984. Sifat-Sifat Fisis dan
Aditya, Wardhana. 2011. Penentuan Geoteknis Tanah (Mekanika
Tipe Fungsi Distribusi Probabilitas Tanah). Edisi Kedua. Erlangga.
Sifat Mekanik Batuan Sebagai Jakarta
Analisa Awal Perhitungan Faktor
Keamanan Lereng. Skripsi tidak Costatine, C. Popoff. 1966.
diterbitkan. Bandung: ITB. Computing Reserves Of Mineral
Deposit: Principles and
Agem, HartiasPutra. 2016. Analisis Conventional Methods.
kestabilan lereng untuk Washington: U. S. Dept. Of the
menentukan Faktor keamanan di Interior. Bureau Of Mines.
Pit Eagle 1 Panel 10 PT. Madhani
Talatah Nusantara site PT.
Internasional Prima Coal
Eko,Santosodkk.. 2013. Planning& Design. 3rd. (ed).
“PendekatanProbabilistikdalamAna London: CRC Press.
lisisKestabilan Lerengpada Daerah
Ketidak stabilan Dinding Utara di Irwandi, Arif.2000. “TA 427-
PT. Newmont Nusa Tambang Terbuka”. Buku
Tenggara”.Paper.Prosiding TPT Ajar.Departemen Teknik
XXII PERHAPI 2013. Pertambangan Fakultas Ilmu
Kebumian dan Teknologi Mineral,
Engki, Tornado. 2016. “Rancangan Bandung:ITB.
Geometri Lereng Berdasarkan
Hasil Kajian Geoteknik Pada PIT Irwandy, Arif. 2016. Geoteknik
X Blok Kananai 1 PT. Multi Tambang. Jakarta: Gramedia.
Tambang Jaya Utama, Kabupaten
Barito Selatan, Provinsi Isaaks, E.H. dkk. 1989. An
Kalimantan Tengah”. Tugas Introduction to Applied
Akhir. Padang: UNP. Geostatistics. New York: Oxford
University Press.
Fitra, Rahmadanti. 2017. “Analisis
Balik Kestabilan Lereng Blok III-S Karyono.2004.
PIT Warute Area Lowwall Panel “KemantapanLerengBatuan”.Hand
10 dan Panel 15 Site Ida Manggala out. Diktat Perencanaan Tambang
PT. Antang Gunung Meratus, Terbuka, Bandung : UNISBA.
Kecamatan Sungai Raya
Kabupaten Hulu Sungai Selatan Masagus, A. Azizi dkk. 2011.
Provinsi Kalimantan Selatan”. “Analisis Risiko Kestabilan Lereng
Tugas Akhir. Padang: UNP. Tambang Terbuka (Studi Kasus
Tambang
Hary, Christady Hardiyatmo. 2002. Mineral)”.Paper.Prosiding
Mekanika Tanah I. Yogyakarta: Simposium dan Seminar
Gadjah Mada University Press. Geomekanika Ke-1 2012.

Hendri, Mulyadi. 2011. “Analisis Masagus, A.Azizi& Rr Harminuke


Kestabilan Lereng Penggalian Pada Eko Handayani. 2011.
Penambangan Batubara Di Daerah “Karakterisasi Parameter Masukan
Blok Payang PT Gunung bayan untuk Analisis Kestabilan Lereng
Pratama coal Kabupaten Kutai Tunggal (Studi Kasus di PT.
Barat, Muara Tae, Kalimantan Tambang Batubara Bukit Asam
Timur”. TugasAkhir. Yogyakarta: Tbk. Tanjung Enim, Sumatera
UPN. Selatan”. Paper. Prosiding Seminar
Nasional AVoER Ke-3.
Hoek, Evert& John Bray. 1981. Rock
Slope Engineering. 3rd. (ed). Peter, Yapianto. 2008.
London: Taylor & Francis “AnalisisKemantapanLerengHigh
Routledge. Wall Pit Ata Tambang
BatuLicin,PT Arutmin Indonesia,
Hustrulid, W., M. Kuchta, & R Kalimantan Selatan”. Tugas Akhir.
Martin. 2006. Open Pit Mine Bandung: ITB.
Roscience Slide. “Webhelp Roscience
Slide”. (Online),
(www.roscience.com/help/slide),
diakses 10 Juli 2017.

Saifuddin, Arif. 2008. Analisis


Kestabilan Lereng Dengan Metode
Irisan. Buku Kompilasi Tidak
Diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai