Termoregulasi Dan Insulasi KELOMPOK 6
Termoregulasi Dan Insulasi KELOMPOK 6
Oleh
Kelompok 6
Dosen Pembimbing
Dr. Dwi Hilda Putri, M.Biomed
A. Pengertian Termoregulator
Termoregulasi adalah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu
tubuhnya supaya tetap konstan, supaya suhu tubuhnya tidak mengalami perubahan
yang terlalu besar, Isnaeni (2006: 207). Termoegulasi merupakan proses
penjagaan suhu internal hewan dalam kisaran yang dapat ditoleransi (Campbel,
2008: 15). Adapun suhu normal tubuh, berada pada kisaran 36.0°C - 37.5°C.
termoregulasi sangat penting dalam tubuh, karena perubahan suhu akan
mempengaruhi semua reaksi kimia dalam tubuh. Untuk setiap penurunan suhu
sebanyak 10°C, laju sebagian besar reaksi yang diperantarai oleh enzim menurun
dua sampai tiga kali lipat. Peningkatan suhu mempercepat reaksi-reaksi, namun
menyebabkan beberapa protein menjadi kurang aktif. Misalnya molekul
pengangkut O2 yaitu Hemoglobin menjadi kurang efektif dalam mengikat O2.
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas melalui pergerakkan udara atau
cairan melalui permukaan tubuh, seperti ketika tiupan angin turut
menghilangkan panas dari permukaan tubuh hewan yang berkulit kering
(Campbell,et al.2004). Efektivitas tergantung pada seberapa cepat udara (atau
air) yang berdekatan dengan tubuh dipertukarkan. Arus udara pada 4 mph
sekitar dua kali lebih efektif untuk mendinginkan arus udara pada 1 mph.
Proses konveksi yaitu:
a. Berlangsung sampai suhu tubuh kembali ke suhu normal
b. Perpindahan bisa dipercepat apabila aliran fluida disekililing tubuh
ditingkatkan
c. Terjadi dari lingkungan ketubuh hewan, misalnya pada saat udara panas
bertiup di dekat hewan, lama-kelamaan tubuh hewan akan menjadi panas
juga.
3. Radiasi
Radiasi adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang dihasilkan
oleh semua benda yang lebih hangat dari suhu absolut nol, termasuk tubuh
hewan dan matahari. Radiasi dapat memindahkan panas diantara benda-benda
yang tidak melakukan kontak langsung, seperti ketika hewan menyerap panas
radiasi dari matahari. Para peneliti telah menemukan suatu adaptasi spesifik
untuk mengeksplorasi radiasi matahari pada beruang kutub. Bulu hewan ini
sesungguhnya sangat bersih dan bening, bukan putih. Setiap rambut berfungsi
agak mirip seperti sebuah serabut optik yang menghantarkan radiasi
ultraviolet ke kulitnya yang hitam, dimana energi diserap dan diubah menjadi
panas tubuh (Campbell,et al.2004).
Frekuensi dan intensitas radiasi tergantung dengan berbagai cara:
1. Semakin tinggi suhu benda yang mengeluarkan radiasi semakin tinggi pula
intensitas radiasinya
2. Tubuh hewan (kulit, rambut, dan bulu) menyerap panas radiasi dengan
baik
3. Berjemur pada hewan (khususnya poikiloterm) untuk menaikkan atau
memperoleh panas tubuh.
4. Evaporasi
Evaporasi air dari seekor hewan memberi efek pendingin yang signifikan
pada permukaan hewan itu. Bahkan dengan tidak adanya keringat, ada
kehilangan air karena difusi melalui kulit, yang tidak tahan air. Jumlah yang
sama hilang dari lapisan pernapasan selama kedaluwarsa. Kedua kehilangan
ini dikenal sebagai kehilangan air yang tidak masuk akal dan jumlahnya
sekitar 600 ml / hari pada manusia. Penguapan air ini menyumbang sebagian
besar dari total kehilangan panas. Berbeda dengan kehilangan air pasif ini,
berkeringat membutuhkan sekresi aktif cairan oleh kelenjar keringat dan
ekstrusi ke dalam saluran yang membawanya ke permukaan kulit.
Adaptasi pada suhu tinggi juga bisa dilakukan dengan kehilangan panas
melalui terengah-engah, berkeringat dan mandi (berkubang).
a) Kehilangan panas dengan terengah-engah
Beberapa mamalia kehilangan panas karena terengah-engah. Pernafasan
yang cepat dan dangkal ini sangat meningkatkan jumlah air yang menguap di
mulut dan saluran pernapasan dan karenanya jumlah panas yang hilang.
Karena pernapasannya dangkal, ia menghasilkan sedikit perubahan dalam
komposisi udara alveolar. Kontribusi relatif dari setiap proses yang
memindahkan panas dari tubuh bervariasi dengan suhu lingkungan. Pada
21°C, penguapan adalah komponen minor pada manusia saat istirahat. Ketika
suhu lingkungan mendekati suhu tubuh, kehilangan radiasi menurun dan
kehilangan penguapan meningkat
c) Mandi (Berkubang)
Gambar 16. Pengaturan saat suhu panas dan dingin oleh hipotalamus
Ringkasan mekanisme efektor dalam pengaturan suhu
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Termoregulasi adalah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu
tubuhnya supaya tetap konstan, paling tidak, supaya suhu tubuhnya tidak
mengalami perubahan yang terlalu besar. Mekanisme Termoregulasi terjadi
dengan mengatur keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas.
Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya
bulu dan rambut pada burung dan mamalia, otot, dan modifikasi sistem sirkulasi
di bagian kulit.
Pada suhu dingin, mamalia dan burung akan memerlukan kemampuan untuk
secara ketat menyeimbangan laju produksi panas metabolisme atau perolehan
panas dari lingkungan luarnya. Laju produksi panas dapat ditingkatkan melalui
satu atau dua cara dengan meningkatkan kontraksi otot (dengan cara bergerak atau
mengigil) atau dengan kerja hormon yang meningkatkan laju metabolisme dan
produksi panas sebagai pengganti ATP.
B. Saran
Makalah termoregulasi ini masih banyak terdapat kekurangan, maka
dengan itu kami mengharapkan kritik dan sarannya bagi pembaca agar dapat lebih
baik lagi pada penulisan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aklis, Nur. Studi heat losses pada isobaric zone reaktor hyl iii direct reduction
plant pt. Krakatau steel. jurnal Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Surakarta Vol.7 No.2, Juli 2006, 63-69