Anda di halaman 1dari 11

BAB VI

TIPE-TIPE INTERAKSI

A. Pendahuluan
1. Deskripsi Kegiatan
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai interaksi-interaksi pada makhluk hidup.
Interaksi antar makhluk hidup diantaranya neutralism, predasi, herbivory, frugivory,
parasitisme, komensalisme, saprobisme, amensalisme, allelopathy, mutualisme.
Interaksi-interaksi tersebut dibagi ke dalam interaksi bersifat positif dan negatif.

2. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi tipe-tipe
interaksi dalam ekosistem

B. Materi
1. Pengertian interaksi dalam Ekosistem
Ekosistem terbentuk karena adanya interaksi antar organisme dalam ekosistem
serta interaksi dengan komponen biotik sekitarnya. Adanya interaksi ini memungkinkan
keseimbangan ekosistem dapat terjadi. Apabila telah tercapai keseimbangan ekosistem
atau disebut juga kondisi homostatis tercapa, maka sedikit perubahan tidak akan
berakibat fatal pada kelangsungan hidup organisme dalam ekosistem.
Keadaan yang tidak asing adalah tindakan satu populasi yang mempengaruhi laju
pertumbuhan atau kematian populasi lainnya. Jadi, anggota-anggota satu populasi dapat
memakan anggota-anggota populasi lainnya, bersaing pakan, mengeluarkan kotoran yang
merugikan atau cara lain ikut serta dengan populasi lainnya. Demikian juga, populasi-
populasi dapat saling membantu, interaksi dapat searah ataupun timbal balik. Interaksi
semacam ini termasuk dalam beberapa kategori yang pasti seperti pada tabel 6.1.

2. Tipe-Tipe Interaksi dalam Ekosistem


Secara teori, populasi dari dua jenis dapat berinteraksi dalam cara-cara dasar yang
sesuai dengan kombinasi dari 0, +, dan -. (0) menunjukkan tidak ada interaksi yang nyata,
(+) menunjukkan pertumbuhan hidup, dan ciri-ciri populasi lainnya yang
menguntungkan (faktor positif ditambahkan kepada persamaan pertumbuhan),
sedangkan (-) menunjukkan pertumbuhan populasi attau sifat-sifat lain yang dihambat

1
(faktor negatif ditambahkan kepada persamaan pertumbuhan). Kombinasi tersebut
menghasilkan 9 interaksi penting diantaranya 1.) neutralisme yang mana tidak ada
pengaruh oleh asosiasi dengan yang lain. 2.) Tipe persaingan yang saling menghalangi
(mutual inhibition competition type) yang mana interaksi yang terjadi antar kedua
populasi secara aktif saling menghalangi, 3.) Tipe persaingan penggunaan sumber daya
yang mana dalam setiap populasi mempunyai pengaruh yang merugikan yang lain dalam
perjuangannya untuk memperoleh sumber-sumber yang persediaannya berada dalam
kekurangan. 4.) amensalisme, yang mana satu populasi dihalangi sedangkan yang lainnya
tidak terpengaruh. 5.) parasitisme. 6.) pemangsaan (predator) yang mana satu populasi
merugikan yang lain dengan cara menyerang secara langsung tetapi meskipun begitu
tergantung kepada yang lain. 7.) komensalisme, yang mana satu populasi diuntungkan
sedangkan yang lain tidak terpengaruh. 8.) protocooperation yang mana kedua populasi
memperoleh keuntungan dengan adanya asosiasi itu tetapi hubungan itu bukan
merupakan suatu keharusan. 9.) Mutualisme, yang mana pertumbuhan dan kehidupan
kedua populasi itu mendapat keuntungan dan tidak satu pun dapat hidup di alam tanpa
yang lain. Dari segi pertumbuhan dan kehidupan atau hidupnya populasi, interaksi ini
meliputi segi positif, negative atau nol terhadap persamaan pertumbuhan populasi dasar.
Semua interaksi populasi wajar terjadi dalam komunitas dan dapat diketahui serta
dipelajari, setidaknya secara kualitas, sekalipun dalam komunitas yang sangat kompleks.
Untuk sepasang jenis tertentu, tipe interaksi ini dapat berubah dibawah keadaan yang
berlainan atau selama tahap-tahap yang berturut-turut dalam masa hidupnya. Kadi, dua
jenis ini dapat memeprlihatkan parasitisme pada suatu saatm komensalisme pada saat
yang lain, dan betul-betul netral pada saat lain lagi.
Dilihat dari segi gambaran keseluruhan ekosistem, kesembilan tipe interaksi
tersebut dapat dikurangi menjadi dua tipe yang besar, yaitu interaksi negatife dan
interaksi positif.
Tabel 6.1 Analisis Interaksi-Interaksi Populasi Dua Jenis
Tipe interaksi Spesies Sifat umum dari interaksi
1 2
Neutralism 0 0 Tidak satupun populasi yang mempengaruhi yang
lainnya
Persaingan: tipe campur - - Penghambatan secara langsung dari setiap jenis
tangan secara langsung oleh yang lain
Persaingan: tipe - - Penghambatan secara tidak langsung apabila
penggunaan sumber sumber terbatas persediaannya
Amensalisme - 0 Populasi 1 dihambat, 2 tidak dipengaruhi
Parasitisme + - Populasi 1 adalah parasit umumnya lebih kecil dari

2
Tipe interaksi Spesies Sifat umum dari interaksi
1 2
pada mangsanya, 2 inangnya
Pemangsaan (predator) + - Populasi 1 adalah parasit umumnya lebih besar dari
pada mangsanya, 2 inangnya
Komensalisme + 0 Populasi 1, yang merupakan komensalisme,
mendapat keuntungan, sedangkan 2, inangnya,
tidak terpengaruh
Protocooperasi + + Interaksi yang menguntungkan keduanya tetapi
tidak merupakan kewajiban
Mutualisme + + Interaksi menguntungkan keduanya dan
merupakan kewajiban
Keterangan: 0) menunjukkan tidak ada interaksi yang nyata, (+) menunjukkan
pertumbuhan hidup, dan ciri-ciri populasi lainnya yang menguntungkan (faktor positif
ditambahkan kepada persamaan pertumbuhan), sedangkan (-) menunjukkan
pertumbuhan populasi attau sifat-sifat lain yang dihambat (faktor negatif ditambahkan
kepada persamaan pertumbuhan).

a. Interaksi negatif : Persaingan Antar Jenis


Persaingan dalam arti paling luas ditujukan pada interaksi dua organisme yang
memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan antarjenis adalah sesuatu interaksi
antara dua atau lebih populasi jenis yang mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya
secara merugikan. Dalam banyak kasus, kata “persaingan” digunakan berkenaan
dengan acuan kepada suasana-suasana yang mana pengaruh negatif disebabkan oleh
kekurangan sumber daya yang dipergunakan oleh kedua jenis itu. Hal ini menyebabkan
persaingan secara langsung seperti pemangsaan bersama (mutual predation).
Interaksi yang bersifat persaingan sering melibatkan ruangan, pakar atau hara,
sinar, bahan-bahan buangan atau sisa, susceptibilitas terhadap pemangsa, penyakit,
dan sebagainya, dan banyak lagi tipe interaksi timbal balik atau bersama. Persaingan
dalam interaksi juga merupakan salah satu mekanisme seleksi alam. Persaingan antar
jenis dapat berakibat dalam penyesuaian keseimbangan dua jenis, atau dapat berakibat
dalam penggantian populasi jenis satu dengan jenis lainnya atau memaksa yang satu
untuk menempati tempat lain tidak peduli apapun yang menjadi dasar dari persaingan
tersebut.
Contoh dari persaingan adalah dua jenis protozoa yang berkerabat dekat, yaitu
Paramecium caudatum dan Paramecium Aurelia, apabila dalam biakan terpisah
memperlihatkan pertumbuhan populai khas sigmoid dan mempertahankan tingkat
populasi dalam media biakan yang dipertahankan konstan dengan kepadatan bahan-

3
bahan makanan yang ditetapkan (bakteri yang tidak berkembang biak sendiri dalam
media dan terdapat interval-interval yang sering untuk mempertahankan kepadatan
makanan yang tetap), apabila kedua protozoa tersebut ditempatkan dalam biakan yang
sama, P.aurelia sendiri dapat hidup setelah 16 hari. Dalam kasus ini tidak ada satupun
jenis yang menyerang lainnya atau mengeluarkan senyawa-senyawa yang merugikan;
populasi P. Aurelia semata-mata mempunyai laju tumbuh yang lebih cepat (laju
meningkat instrinsik yang lebih tinggi) dan jadinya mengungguli P. caudatum untuk
mendapat jumlah makanan yang terbatas dibawah keadaan yang berlaku. Pada lain
pihak, Paramecium caudatum dan P. bursaria keduanya mampu hidup dan mencapai
keseimbangan yang baik dalam media biakan yang sama sebab walaupun mereka
saling bersaing untuk makan yang sama, P.bursaria menempati bagian lain dari
biakan di mana mereka mendapat makanan bakteri tanpa menyaingi P.caudatum.
Persaingan antar jenis tumbuhan telah banyak dipelajari dan umumnya diyakini
sebagai faktor penting dalam menghasilkan suksesi jenis. Keever dalam Odum (1996)
menjelaskan bahwa keadaan yang sangat menarik yang mana suatu jenis gulma yang
tinggi menduduki lapangan hampir murni secara berangsur-angsur digantikan oleh
jenis lain yang sebelumnya tidak dikenal.
Persaingan-persaingan antar individu dari jenis yang sama merupakan salah
satu faktor ketergantungan pada kepadatan yang laing penting di alam, dan hal yang
sama dapat dikatakan sebagai persaingan antar jenis. Persaingan menjadi sangat
penting dalam menentukan penyebaran jenis-jenis yang dekat hubungannya. Di alam,
jenis yang dekat hubungannya menduduki daerah geografis yang berbeda atau habitat
yang berbeda dalam daerah yang sama.
Interaksi yang bersifat kompetitif dapat menyebabkan perubahan-perubahan
morfologi yang mempercepat pemisahan secara ekologi. Misalnya di Eropa Tengah,
enam spesies bitmice (burung kecil anggota genus Parus) hidup berdampingan,
terpisah sebagian oleh habitat dan sebagian oleh daerah makanan dan bersarnya
mansa, yang dicerminkan dalam perbedaan-perbedaan kecil dalam penjang dan lebar
paruh. Di Amerika Utara jarang sekali lebih dari dua jenis ditemukan dalam tempat
yang sama, sekalipun tujuh jenis terdapat di benuanya sebagai keseluruhan.

b. Interaksi Negatif: Pemangsaan dan Parasitisme.


Pemangsaan dan parasitisme merupakan contoh-contoh interaksi antara dua
populasi yang menghasilkan pengaruh negative terhadap pertumbuhan dan hidup dari

4
salah satu populasi tersebut (tabel 6.1.). prinsip utama dari interaksi ini adalah bahwa
pengaruh yang negatif berkecenderungan secara kuantatif menjadi kecil yang mana
populasi yang berinteraksi tersebut mempunyai sejarah evolusi bersama dalam
ekosistem yang relatif baik. Dengan kata lain, seleksi alam membawa pengurangan
dalam pengaruh yang merugikan atau untuk melenyapkan interaksi bersama, karena
tekanan yang kuat yang berkelanjutan dari mangsa atau populasi inang oleh populasi
pemangsa atau populasi parasite hanya dapat mengakibatkan pemusnahan dari satu
atau kedua populasi tersebut. Akibatnya populasi interaksi yang kuat seringkali
dijumpai apabila interaksi masih baru atau apabila telah terjadi perubahan besar-
besaran atau mendadak dalam ekosistem.
Dewasa ini, interaksi negatif seringkali dipandang sebelah mata dan subyektif,
namun seharusnya kita memandang interaksi negatif dengan obyektif. Salah satu cara
untuk memandang interaksi negatif dengan obyektif adalah dengan menganggap
pemangsaan dan parasitisme dari segi populasi dan bukan dari segi individu.
Pemangsa dan parassit membunuh dan melukai individu-individu, dan menekan
dalam beberapa cara dengan menghambat laju populasi atau mengurangi besar
populasi secara keseluruhan. Pemangsa-pemangsa dan parasit memainkan peranan
dalam menahan serangga herbivora pada kepadatan rendah, tetapi mereka dapat tidak
efektif apabila populasi inang meledak “lolos” dari kendali yang tergantung pada
kepadatan.
Ketika pemangsa tidak mampu menekan laju populasi, populasi akan meledak.
Ledakan-ledakan paling hebat terjadi apabila jenis dimasukkan dalam daerah baru
yang mana terdapat sumber-sumber yang dieksploitasi dan kurangnya interaksi-
interaksi negatif.
Interaksi negatif menjadi kurang negatifnya dengan waktu seandainya
ekosistem cukup baik dan bermacam-macam tempatnya, untuk membiarkan
terjalinnya adaptasi timbal-balik, populasi-populasi parasit-inang atau pemangsa-
pemangsa yang sederhana yang dimasukkan dalam mikroekosistem percobaan berayun
sangat kuat dengan kemungkinan-kemungkinan punah. Dalam kehidupan manusia
dana lam semesta, sesungguhnya waktu dan lingkungan bisa tidak menguntungkan
timbal-balik oleh asosiasi baru, sehingga berbahaya jika reaksi negatif mungkin tidak
dapat bolak-balik dan membawa kepunahan inangnya. Sebagai contoh jamut tanaman
“Chestnut” di Amerika merupakan kasus yang mana masalah adaptasi atau kepunahan

5
tergantung dalam pertimbangan, dan manusia tidak dapat berbuat banyak melainkan
hanya mengalami.
Parasit dan pemangsa telah berasosiasi lama dengan masing-masing-masing
inang atau mangsanya, pengaruhnya sedang-sedang saja, netral atau bahkan
menguntungkan dilihat dari jangka waktu yang panjang. Parasit-parasit atau pemangsa
yang baru saja dijumpai atau diperolehnya akan merusak sekali. Sebenanya apabila
seseorang membuat daftar penyakit parasite, dan hama-hama serangga yang
menyebabkan kerugian-kerugian besar pada pertanian atau yang paling patogenik
seifatnya bagi manusia itu sendiri, daftar itu akan mencakup jumlah besar jenis yang
baru-baru saja dimasukkan ke dalam daerah yang baru, seperti pada kasus cendawan
pada chestnut, atau yang menjumpai inang atau mangsa baru.
Patogenitas atau wabah sering disebabkan oleh introduksi atau pemasukan
yang mendadak atau secara cepat dari sesuatu organisme secara potensial mempunyai
laju bertambah intrinsic yang tinggi ke dalam ekosistem yang mana mekanisme
pengendalian yang bersifat adaptif untuk keperluan itu lemah atau sama sekali tidak
ada. Perubahan-perubahan lingkungan yang bersifat menekan atau merugikan atau
mendadak mengurangi energy yang tersedia untuk pengendalian umpan balik, atau
kalau tidak mengimbangi kemampuan mengendalikan sendiri. Manusia mudah
cenderung menghasilkan “hama dadakan” sebab dia “memasukkan” dan “mengganggu”
dalam skala yang besar-besaran atau dengan laju yang tinggi yang tidak dapat
memberikan kesempatan untuk terjadinya penyesuaian yang sangat kompleks.
Meskipun pemangsaan dan parasitisme serupa, dilihat dari segi ekologi, hal-hal
ekstrim dalam seri-seri itu, yakni pemangsa lebih besar dan parasite dalam yang kecil,
memang memperlihatkan perdaan-perbedaan penting lain dari pada ukurannya tadi.
Organisme parasit atau pathogen biasanya mempunyai potensi biotik yang lebih tinggi
dari pada potensi biotik pemangsaan. Mereka sering kali mengkhususkan diri dalam
struktur, metabolism, kekhususan inang, dan sejarah hidupnya, seperti yang
diperlukan oleh lingkungan mereka yang khusus itu serta masalah penyebaran dari
satu inang ke inang yang lainnya.

c. Interaksi Positif: Komensalisme dan Mutualisme


 Komensalisme
Pengakuan yang luas dari gagasan “Survival of the Fittest” Darwin sebagai
suatu cara yang penting tentang seleksi alam telah mengarahkan perhatian terhadap

6
aspek-aspek kompetitif alam. Sebagai akibatnya, pentingnya kerja sama antara jenis
di alam mungkin telah diremehkan. Paling sedikit, interaksi-interaksi positif belum
merupakan kajian kuantitatif seperti halnya pengkajian interaksi negative. Seperti
pada persamaan keseimbangan, tampaknya wajar untuk beranggapan bahwa
hubungan negatif dan positif antara populasi-populasi akhirnya akan
menyeimbangkan satu sama lain apabila ekosistem bermaksud mencapai suatu jenis
keseimbangan.
Komensalisme merupakan tipe interaksi positif sedehana dan mungkin
merupakan langkah pertama ke arah perkembangan hubungan yang menguntungkan.
Hal ini merupakan hal biasa yang terdapat diantara tumbuh-tumbuhan dan binatang-
binatang yang sesil di satu pihak dan organisme yang bergerak di lain pihak. Laut
merupakan tempat yang sangat baik untuk mengamati komensalisme. Secara praktis
setiap rongga cacing, shellfish atau sponge berisi berbagai tamu yang tak diundang,
yakni organisme yang memerlukan perlindungan inang tetapi tidak merugikan
ataupun menguntungkan inangnya. Salah satu contoh interaksi komensalisme adalah
anggrek dengan pohon yang menjadi inangnya.
 Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme diartikan sebagai interaksi dua spesies yang saling
bermanfaat. Dalam mutualisme fakultatif individu dalam suatu populasi mampu
bertahan dan bereproduksi tanpa mutualis
 Herbivory
Herbivory merupakan interaksi utama antara hewan dan tumbuhan. Pada
umumnya herbivory bersifat menguntungkan herbivor dan merugikan tumbuhan,
namun disisi lain ada simbiosme mutualisme. Misalnya; herbivor mendapatkan
makanan dari tumbuhan. Sedangkan tumbuhan dapat mengembangkan sistem
pertahanan baik struktural maupun kimiawi, contohnya zat metabolit sekunder.
Contoh lain daun Eucalyptus sangat miskin nutrisi dan banyak mengandung lignin
serta tanin. Koala memiliki usus yang panjang dan proses pencernaan yang lama
sebagai adaptasi terhadap makanannya, yaitu daun Eucalyptus. Larva pembor daun
mencari bagian daun yang memiliki kandungan tanin sedikit, misalnya jaringan
pembuluh.
 Frugivory
Frugivory diartikan sebagai bentuk interaksi antara hewan pemakan buah
dengan buah-buahan yang dimakan. Dalam kehidupan, kelangsungan hidup hewan

7
frugivory tergantung pada kemampuan mereka berpindah tempat secara bebas pada
bentang alam dalam upaya mencari makanannya yang berdasar pada musim.

d. Saprobisme
Saprobisme merupakan suatu hubungan dimana suatu organisme memanfaatkan
tumbuhan hewan yang telah mati. Misalnya jamur Trametes versicolor dan larva sejenis
lalat (Hipodermis bovis). Organisme pemakan hewan dan tumbuhan yang telah mati
disebut sebagai saprotrof.

e. Amensalisme
Simbiosis amensalisme adalah suatu hubungan timbal balik antar dua simbion
yang mana salah satu dari simbion menekan pertumbuhan dan perkembangan simbion
lainnya. Simbiosis amensalisme adalah kebalikan dari simbiosis komensalisme. Jika
pada simbiosis komensalisme satu simbion diuntungkan sedang satu simbion lain tidak
mendapatkan apa-apa, maka pada simbiosis amensalisme, satu simbion mengalami
kerugian sedangkan simbion lainnya tidak memperoleh apa-apa. Simbiosis
amensalisme sering dikaitkan dengan istilah alelopati.
Contoh simbiosis amensalisme adalah Beberapa gulma diketahui dapat
mengeluarkan zat alelopati yang bisa menghambat pertumbuhan tanaman produksi.
Alang-alang (Imperata cylindrica) diketahui merupakan gulma yang paling kuat
mengeluarkan zat racun ini. Wajar tentu jika kita menemukan pertumbuhan mereka
begitu cepat dan membuat tanaman produksi di sekitarnya terhambat untuk tumbuh.
Selain alang-alang, rumput teki (Cyperus kilingia) juga merupakan simbion
yang dapat mengeluarkan zat racun bagi tumbuhan di sekitarnya. Oleh karena itu, para
petani biasanya sangat membenci gulma ini. Pengendalian gulma teki mutlak harus
dilakukan jika para petani ingin hasil panennya tidak menurun.

f. Allelopathy
Persaingan dalam arti paling luas ditujukan pada interaksi dua organisme yang
memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan antarjenis adalah sesuatu interaksi
antara dua atau lebih populasi jenis yang mempengaruhi pertumbuhannya dan
hidupnya secara merugikan. Kecenderungan untuk bersaing menimbulkan pemisahan
secara ekologi jenis yang berdekatan atau serupa yang dikenal sebagai asas
pengecualian kompetitif (competitive exclusion principle). Kata “persaingan” dalam

8
beberapa kasus diartikan dengan kondisi negatif yang disebabkan oleh kekurangan
sumber alam yang digunakan oleh dua jenis. Hal tersebut menyebabkan beberapa
tangan ikut campur, seperti pemangsaan bersama (natural predation) atau
pengeluaran senyawa-senyawa yang merugikan, harus ditempatkan dalam kategori
lain. Istilah lain yang digunakan adalah allelophaty atau disebut allomone
antagonistic. Interaksi yang bersifat persaingan.
Alelopati adalah suatu sifat menghambat pertumbuhan organisme di
lingkungan sekitar melalui ekskresi zat racun. Zat racun yang dimaksud di sini sering
disebut zat alelopati. Zat alelopati yang dikeluarkan oleh satu simbion dapat
menghambat simbion lainnya melalui proses menghambat penyerapan unsur hara,
menghambat pembelahan sel pada tumbuhan, menghambat sintesis protein,
menghambat fotosintesis, menghambat respirasi, menghambat proses aktivasi enzim
tumbuhan, melawan suksesi tumbuhan, menyebabkan ketegangan pada membran,
menghalau penyebaran tumbuhan, atau dengan menghalau nitrifikasi dan fiksasi
nitrogen.
Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia
(Rohman, 2001). Sedangkan menurut Odum (1971) dalam Rohman (2001) alelopati
merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat
kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing
dengan tumbuhan tersebut.
Istilah ini mulai digunakan oleh Molisch pada tahun 1937 yang diartikan
sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap
perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan
untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu
senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan. Dalam Rohman
(2001) disebutkan bahwa senyawa-senyawa kimia tersebut dapat ditemukan pada
jaringan tumbuhan (daun, batang, akar, rhizoma, bunga, buah, dan biji).
Rice (1974) dalam Salempessy (1998) dalam Tetelay (2003) juga menjelaskan
bahwa senyawa alelopat dapat menyebabkan gangguan atau hambatan pada
perbanyakan dan perpanjangan sel, aktifitas giberalin dan Indole Acetid Acid ( IAA ),
penyerapan hara, laju fotosintesis, respirasi, pembukaan mulut daun, sintesa protein,
aktivitas enzim tertentu dan lain-lain. Selain itu Patrick (1971) dalam Salampessy
(1998) dalam Tetelay (2003) menyatakan bahwa hambatan allelopathy dapat pula

9
berbentuk pengurangan dan kelambatan perkecambahan biji, penahanan
pertumbuhan tanaman, gangguan sistem perakaran, klorosis, layu, bahkan kematian
tanaman.
Pengaruh alelopati terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah
sebagai berikut :
 Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara yaitu dengan menurunkan
kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan.
 Beberapa alelopat menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan.
 Beberapa alelopat dapat menghambat pertumbuhan yaitu dengan mempengaruhi
pembesaran sel tumbuhan.
 Beberapa senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat respirasi akar.
 Senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat sintesis protein.
 Beberapa senyawa alelopati dapat menurunkan daya permeabilitas membran pada
sel tumbuhan.
 Senyawa alelopati dapat menghambat aktivitas enzim.

g. Netralisme
Netralisme diartikan sebagai hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme
dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua
belah pihak. Contoh adalah capung dan sapi.

3. Latihan
Jawablah soal-soal berikut dengan jelas dan sistematis!
1. Buatlah bagan atau peta tentang macam-macam interaksi!
2. Berdasarkan pemahamanmu tentang hubungan predasi, jelaskan apa manfaat adanya
hubungan predasi terhadap keseimbangan ekosistem! Berilah contoh fenomena untuk
mendukung jawabanmu!
3. Berdasarkan pemahamanmu tentang bentuk-bentuk interaksi antar makhluk hidup,
buatlah contoh bentuk interaksi antar makhluk hidup yang dapat kalian temukan
dalam kehidupan sehari-hari di sekitarmu! (masing-masing 3 contoh). Diskusikanlah
dengan teman atau keluargamu atau amati di kebun sekitar rumahmu!
4. Berdasarkan klasifikasi efek hubungan interaksi, identifikasilah efek dari setiap macam
interaksi yang ada!

10
4. Rangkuman
Interaksi merupakan salah satu bagian dalam ekosistem. Interaksi dalam
ekosistem ada yang bernilai positif dan negatif. Beberapa interaksi dalam ekosistem
antara lain herbivory, frugivory, neutralism, komensalisme, saprobisme, amensalisme,
allelopathy, mutualisme, parasitisme, dan predasi.

C. Daftar Bacaan
Odum, Eugene P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi, Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Rockwood, Larry L. 2006. Introduction to Population Ecology, Edisi Pertama. Maden:
Blackwell

11

Anda mungkin juga menyukai