IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp.

1~5
PROABDIMASVOL.1 tahun 2018 ISSN: XXX XXXX ◼1

Pengabdian Masyarakat: Pembuatan Yoghurt dengan Teknologi

Sederhana pada Masyarakat Jakarta Timur

Artika Kurniati1, Diatri Anugrah A.2, Nur Fauziah A.3, Rizki Saputri 4 , Sarifatul Zulfah 5
Kampus Universitas Negeri Jakarta Jalan Rawamangun Muka, Jakarta 13220 telephone/faximile: rector :
(021)4893854,PRI:4895130,PRII:4893918,PRIII:4892926,PRIV:4893982
BUK:4750930,BAKHUM:4759081,BK:4752180
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta
e-mail: 1artikakurniati@gmail.com, 2diatrianugraha@gmail.com, 3nurfauziahastuti98@gmail.com,
4
rizkisaputri14@gmail.com, 5sarifatulzulfah14@gmail.com

Abstrak
Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mensosialisasikan pembuatan yogurt dengan teknologi
sederhana pada masyarakat Jakarta timur. Kesibukan Masyarakat Perkotaan membuat sebagian besar masyarakat
melupakan kesehatan lambung dan usus mereka. Sinar UV dari panasnya matahari Jakarta membuat penuaan dini
pada masyarakat sehingga Penulis membuat sosialisasi pembuatan yogurt untuk mengedukasi dan memberikan
keterampilan baru pada masyarakat. Sasaran kegiatan ini adalah Ibu-ibu Rusunawa Jatinegara kaum, Jakarta
Timur dengan rerata usia 30-50 tahun. Pengabdian ini memakai dua metode yaitu metode eksperimen dan metode
kepustakaan. Pembuatan Yogurt ini dilakukan dengan dua cara yang berbeda dan sederhana sebelum
disosialisasikan kepada masyarakat. Kedua cara ini menghasilkan hasil yang berbeda dari tekstur yogurt saja.
Pembuatan yogurt yang dengan teknologi yang sangat sederhana ini tidak menurunkan kualitas dari yogurt itu
sendiri serta manfaat yang dihasilkannya sehingga kedua cara tersebut dapat dilakukan dengan mudah dan
memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan terutama lambung dan kulit.

Kata kunci—yoghurt, pengabdian, masyarakat, teknologi

1. PENDAHULUAN yaitu pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang

Kebutuhan akan kesehatan mulai tidak
diperhatikan oleh masyarakat. Khususnya
dalam masalah lambung dan usus. Masyarakat
terkadang tidak memperhatikan kesehatan
lambung dan usus mereka sehingga sebagian
besar memiliki riwayat penyalit maag. Begitu
pula dengan masalah kulit. Paparan sinar UV
dari matahari menyebabkan kulit mudah
keriput serta penuaan dini.
Yoghurt merupakan produk hasil
teknologi pangan dari olahan susu yang
difermentasikan oleh bakteri asam laktat
(Streptococcus Thermophilus dan
Lactobacillus Bulgaricus). Dalam pembuatan
yoghurt ini termasuk ke dalam Bioteknologi,
Received June1st,2012; Revised June25th, 2012; Accepted July 10th, 2012
menggunakan makhluk hidup untuk
menghasilkan produk. Ilmu-ilmu yang
pendukung dalam bioteknologi meliputi
mikrobiologi, biokimia, genetika,biologi sel,
teknik kimia, dan enzimologi.
Pembuatan Yoghurt dilakukan dengan
cara bioteknologi konvensional atau
tradisional, menggunakan alat dan bahan yang
mudah didapat. Dalam hal ini, seluruh
masyarakat dapat dengan mudah membuat
yoghurt. Dalam pembuatan yoghurt ini
digunakan susu dan zat inokulen. Zat
inokulen yang digunakan adalah yakult.
Yakult memiilki bakteri Lactobacillus Casei.
Bakteri ini memiliki peran dalam upaya
menjaga pencernaan manusia.
2 ◼ ISSN: 1978-1520
Yoghurt dikenal sangat baik untuk
kesehatan, terutama untuk menjaga keasaman
lambung dan dapat menekan pertumbuhan
bakteri patogen di usus. Yoghurt juga
mengandung protein dengan kadar yang
tinggi, bahkan lebih tinggi daripada protein
susu. Penelitian terbaru menyatakan bahwa
yoghurt dapat meregenerasi sel dan
memperlambat penuaan.
Dilatarbelakangi oleh masalah tersebut
maka penulis akan membuat suatu kegiatan
sosial mengenai cara pembuatan yoghurt
dengan teknologi sederhana dan mudah
dilakukan pada masyarakat Jakarta Timur
serta sosialisasi manfaat yang dihasilkan oleh
Yoghurt. Kegiatan sosial ini diharapkan dapat
menambah keterampilan baru pada
masyarakat dalam pembuatan yoghurt
sehingga pola hidup sehat dapat diterapkan
pada masyarakat Jakarta Timur.
Kenapa harus yoghurt ? Karena fokus
masalah yang kami ambil adalah bagaimana
cara mengatasi maag pada masyarakat
perkotaan. Masyarakat perkotaan gemar
mengkonsumsi susu. Susu memang bagus
untuk kebutuhan asupan gizi tetapi susu
mengandung asam folat yang dapat
menyebabkan asam lambung. Namun, saat
susu difermentasikan dengan bakteri baik, dan
menghasilkan produk berupa yoghurt,
manfaatnya menjadi berkali – kali lipat.
Penelitian yang diterbitkan dalam American
Journal of Clinical Nutrition menguji efek
penambahan secangkir yoghurt yang
mengandung probiotik di samping pengobatan
medis dari dokter. Hasilnya, terapi obat maag
yang diikuti dengan pemberian yoghurt
memberikan efek yang 4 kali lebih efektif
untuk mengobati maag akibat infeksi bakteri
H. pylori. Sebanyak 86% orang yang
mengonsumsi yoghurt bersama dengan obat
maag memiliki pengurangan jumlah H. pylori
yang lebih banyak dibandingkan dengan 71%
mereka yang mengonsumsi obat maag saja.
2. METODE
Untuk mengenalkan pembuatan dan
manfaat dari yoghurt kepada masyarakat
sekitar dilakukan dengan cara melalui
kegiatan pelatihan. Sasaran daripada kegiatan
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
ini Ibu rumah tangga dengan menggunakan
media brosur yang akan diberikan ke peserta
yang mengikuti kegiatan ini, dengan jumlah
sekitar 25-30 orang untuk mengikuti
sosialisasi pembuatan yoghurt. Sosialisasi
tersebut menggunakan metode kepustakaan.
Metode ini diterapkan pada saat tahap
pengenalan yoghurt kepada masyarakat serta
manfaat – manfaatnya. Kemudian diikuti
dengan metode eksperimen dan metode
pelatihan mengenai cara pembuatan yoghurt
dan manfaat yang dihasilkan dari yoghurt.
• Metode Pelatihan
Metode pelatihan digunakan
untuk mengenalkan pembuatan dan
manfaat dari yoghurt kepada masyarakat
rusun Jakarta Timur. Metode ini diawali
dengan mempraktekkan langsung
pebuatan yoghurt menggunakan yakult
dan susu segar lalu diikuti dengan
peserta. Sasaran dari kegiatan ini yaitu
ibu rumah tangga dengan menggunakan
media brosur yang akan diberikan ke
peserta yang mengikuti kegiatan ini,
dengan jumlah sekitar 25-30 orang dan
rerata umur 30-50 tahun.
• Metode Eksperimen
Metode eskperimen merupakan
suatu metode yang dipergunakan dalam
kegiatan sosialisasi ini, yaitu melakukan
percobaan secara langsung dengan
membuat olahan yoghurt dari bahan
dasar susu murni dengan pemberian zat
inokulan yaitu Yakult. Dalam pembuatan
yoghurt membutuhkan susu murni,yakult,
botol kaca dan penetup, serta sebet.
Pembuatan yoghurt diawali dengan
memanaskan susu murni kemudian
mencampurkan susu dan yakult. Setelah
itu campuran tersebut dituang dalam
botol yang telah di sterilisasi dengan cara
dipanaskan dalam air. Kemudian,
campuran ditutup dengan penutup dan di
balut dengan serbet agar cahaya matahari
tidak masuk. Didiamkan selama 24 jam.
IJCCS ISSN: 1978-1520 ◼ 3
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan ini telah terlaksana pada
Jum’at, 7 Desember 2018 pada pukul 15.30
hingga pukul 16.50 di Rusunawa Jatinegara
Kaum Blok A. Kegiatan kami dilatar
belakangi oleh kurang perhatiannya kesehatan
pada lambung dan usus oleh masyarakat yang
mengakibatkan timbulnya penyakit maag.
Selain itu, adanya paparan sinar uv yang
membuat kulit keriput dan penuaan dini.
Untuk itu, kegiatan ini bermaksud untuk
mensosialisasikan kepada masyarakat luar
pembuatan yoghurt secara sederhana sebagai
salah satu solusi untuk menghindari penyakit
maag, keriput, dan penuaan dini. Adapun
kegiatan ini dilakukan sebagai wujud aksi
sosial kami kepada masyarakat untuk
mencanangkan budaya sehat salah satunya
dengan mengkonsumsi yoghurt. Sasaran dari
kegiatan kami adalah kalangan ibu – ibu.
Tujuan kami memilih responden tersebut agar
para orang tua terutama seorang ibu dapat
membiasakan keluarganya untuk
mengkonsumsi minuman yang sehat dengan
harga yang lebih terjangkau dan mudah
dibuat. Selain itu, aksi sosial kami juga
bertujuan untuk mengenalkan bidang kimia
pada masyarakat awam agar masyarakat lebih
paham teknologi dengan mengetahui bahwa
hal – hal sederhana seperti mencampurkan
susu dengan yakult merupakan suatu
teknologi pangan.
Kegiatan ini diawali dengan melakukan
pendekatan kepada para responden yang
sedang berkumpul dalam suatu kelompok di
beberapa tempat yang berbeda. Pendekatan ini
dilakukan karena ibu rumah tangga yang lebih
nyaman berada di tempatnya dibandingkan
harus berkumpul di tempat yang direncanakan
sehingga kami melakukan sosialisasi di
tempat responden masing-masing.
Selanjutnya kami memperkenalkan diri dan
mulai melakukan sosialisasi tentang yoghurt,
membagikan brosur yang berisi cara
pembuatan yoghurt, dan menjelaskan manfaat
– manfaat dari mengkonsumsi yoghurt secara
teratur. Beberapa dari responden mengetahui
apa itu yoghurt dan manfaatnya, dan ada
beberapa responden yang memang menyadari
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
bahwa yoghurt yang dijual dipasaran itu
mahal sehingga jarang dikonsumsi.
Gambar 1.
Proses sosialisasi mengenai yoghurt
Konsumsi susu fermentasi secara rutin
akan memberikan manfaat (Andrianto, 2008)
antara lain :
1. Meningkatkan pertumbuhan inang
Peningkatan pertumbuhan terjadi sebagai
hasil dari penurunan infeksi subklinis
akibat tertekannya pertumbuhan mikrobia
penyebab infeksi
2. Memperbaiki penggunaan nutrisi
makanan Hal ini dapat terjadi melalui
peningkatan efisiensi proses pencernaan
atau peningkatan kecernaan senyawa-
senyawa yang awalnya tidak tercerna.
3. Meningkatkan kesehatan
4. Dapat meregenarasi sel dan
memperlambat penuaan
Setelah memberikan penjelasan
mengenai yoghurt dan manfaatnya kami
melakukan demonstrasi pembuatan yoghurt,
dengan cara melakukan percobaan secara
langsung dengan membuat olahan yoghurt
dari bahan dasar susu murni dengan
pemberian zat inokulan yaitu Yakult. Dalam
pembuatan yoghurt membutuhkan susu
murni, yakult, botol kaca dan penetup, serta
serbet. Pembuatan yoghurt diawali dengan
menuangkan susu murni dan kemudian
mencampurkannya dengan yakult. Setelah itu
campuran tersebut dituang dalam botol yang
sebelumnya telah di cuci. Kemudian,
campuran ditutup dengan penutup dan di balut
dengan serbet agar cahaya matahari tidak
masuk. Didiamkan selama 24 jam.
4 ◼ ISSN: 1978-1520
Gambar 2,3,4.
Proses pembuatan yoghurt
Dalam pelaksanaan demonstrasi
pembuatan yoghurt berbeda denga tata cara
yang sudah disampaikan pada metode
pelaksanaan (Bab III) sebelumnya. Hal ini
dilakukan karena pembuatan yang dilakukan
lebih mudah dan praktis. Meskipun begitu,
hasil yang didapatkan hampir sama dengan
cara yang sudah disampaikan padametode
pelaksanaan sebelumnya. Sebelum kami
mensosialisasikan cara yang lebih mudah dan
praktis dalam pembuatan yoghurt ini, kami
melakukan uji coba terlebih dahulu dengan
menggunakan 2 cara yang berbeda. Cara
pertama yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan alat berupa botol kaca serta
bahan yaitu susu murni dan yakult
sebagai zat inokulen
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
2. Mencuci botol kaca terlebih dahulu
kemudian dikeringkann
3. Memanaskan susu murni kurang lebih
sekitar 5 menit
4. Susu murni dimasukan ke dalam botol
kaca kemudian ditambahkan yakult.
Penambahan susu murni dan yakult harus
dengan perbandingan yang sama
5. Susu diisolasi dari cahaya matahari
(dibalut dengan serbet)
Cara kedua yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan alat berupa botol kaca serta
bahan yaitu susu murni dan yakult
sebagai zat inokulen
2. Mencuci botol kaca terlebih dahulu
kemudian dikeringkan
3. Susu murni dimasukan ke dalam botol
kaca kemudian ditambahkan yakult.
Penambahan susu murni dan yakult harus
dengan perbandingan yang sama
4. Susu diisolasi dari cahaya matahari
(dibalut dengan serbet)
Kedua cara ini hanya dibedakan pada bagian
pemanasan susu murni. Pemanasan pada susu
yang difermentasikan sebenarnya bertujuan
untuk menurunkan populasi mikroba dalam
susu dan memberikan kondisi kondisi yang
baik bagi perkembangbiakan yoghurt serta
mengurangi kandungan air dalam susu
(Rukmana, 2001). Namun, ketika kedua cara
tersebut dilakukan yang membedakan
hanyalah tekstur dari yoghurt yang dihasilkan.
Dengan menggunakan cara pertama tekstur
yang dihasilkan lebih kental, hal ini
disebabkan karena dilakukan pemanasan
sehingga kadar air yang dihasilkan pun lebih
sedikit. Kemudian pada hasil dengan
menggunakan cara kedua, dihasilkan yoghurt
yang lebih encer. Susu yang digunakan dalam
kegiatan ini adalah susu UHT murni yang
sudah dianggap steril, sehingga apabila tidak
dilakukan pemanasan pun tidak memberikan
pengaruh yang besar bagi yoghurt yang
dihasilkan. Jika ditinjau dari rasa, kedua nya
memiliki rasa yang sama yaitu rasa asam.
Rasa asam yang dihasilkan adalah hasil
dari penguraian laktosa pada susu menjadi
asam laktat. Menurut Winarno,dkk (2007)
IJCCS ISSN: 1978-1520 ◼ 5
dasar fermentasi susu atau pembuatan yoghurt
adalah proses fermentasi komponen-
komponen gula yang ada dalam susu,
terutama laktosa yang menjadi asam laktat
dan asam-asam lainnya. Asam laktat yang
dihasilkan selam proses fermentasi dapat
meningkatkan citarasa dan meningkatkan
keasaman dan dapat menurunkan pH nya.
Semakin rendahnya pH atau derajat keasaman
susu setelah fermentasi akan menyebabkan
semakin sedikitnya mikroba yang mampu
bertahan hidup dan menghambat proses
pertumbuhan mikroba pathogen dan mikroba
perusak susu, sehingga umur simpan usu
dapat menjadi lebih lama.
Fermentasi asam laktat dapat diartikan
sebagai proses hidrolisis laktosa oleh bakteri
asam laktat menjadi asam piruvat, yang
selanjutnya akan diubah menjadi asam laktat
dan semakin tinggi konsentrasi asam laktat
tersebut menyebabkan pH semakin menurun
(Koswara, 2009). Mula-mula laktosa
dihidrolisa oleh biakan menjadi glukosa dan
galaktosa atau galaktosa-6-fosfat. Selanjutnya
melalui rantai glikolisis, glukosa diubah
menjadi asam laktat. Fermentasi asam laktat
terjadi pada kelompok bakteri pemecah gula
susu (laktosa), sehingga kelompok bakteri ini
digunakan pengolahan susu untuk
menghasilkan produk fermentasi yaitu
yoghurt (Rukmana, 2001).
Diagram 1. Proses perombakan laktosa menjadi asam
laktat (Rukmana,2005)
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Dalam kegiatan pembuatan yoghurt
ini, ditambahkan yakult sebagai zat inokulen.
Zat inokulen ini ditambahkan ke dalam susu
bertujuan untuk menanamkan mikroba ke
dalam susu. Mikroba yang terdapat dalam
yakult adalah Lactobacillus Casei. Mikroba
ini yang nantinya akan menguraikan
komponen-komponen gula menjadi asam
laktat yang prosesnya telah dinyatakan diatas.
Kemudian setelah kami
mendemonstrasikan pembuatan yoghurt, kami
melakukan tanya jawab dengan para
responden. Rata – rata pertanyaan yang
muncul adalah “apakah wadah yang dapat
digunakan hanya botol kaca?” “Apakah susu
yang digunakan dapat diganti dengan jenis
susu lain ?”. Kami menjelaskan bahwa wadah
lain pun dapat digunakan asalkan bersih dan
kedap udara agar tidak ada bakteri lain yang
dapat masuk dan menghambat pembentukan
yoghurt, karena apabila ada udara yang masuk
dapat menyebabkan susu rusak dan basi. Susu
yang digunakan pun dapat diganti dengan
merk susu lain, ataupun jenis susu yang lain
seperti susu bubuk tetapi jangan digunakan
susu kental manis. Jumlah susu yang
digunakan pun dapat disesuaikan, tergantung
selera dari masing – masing. Karena jumlah
susu mempengaruhi tingkat kemanisan dari
yoghurt yang akan dihasilkan.
Menurut para ahli Yoghurt dikenal
sangat baik untuk kesehatan, terutama untuk
menjaga keasaman lambung dan dapat
menekan pertumbuhan bakteri patogen di
usus. Yoghurt juga mengandung protein
dengan kadar yang tinggi, bahkan lebih tinggi
daripada protein susu. Penelitian terbaru
menyatakan bahwa yoghurt dapat
meregenerasi sel dan memperlambat penuaan.
Dari manfaat itulah bahwa mengkonsumsi
yoghurt memiliki dampak yang cukup baik
bagi kesehatan sehingga kami mengharapkan
masyarakat Rusunawa Jatinegara Kaum dapat
menerapkan cara pembuatan yoghurt yang
telah didemonstrasikan dan dapat menerapkan
pola hidup sehat yang lebih baik.
Sebelum kami berpamitan, kami
memberikan sebotol yoghurt untuk tiap ibu –
6 ◼ ISSN: 1978-1520
ibu yang telah mengikuti sosialisasi agar
mereka dapat langsung mencoba membuat
yoghurt setelah tiba di rumah. Terakhir, kami
meminta untuk foto bersama sebagai
dokumentasi laporan kegiatan yang telah kami
laksanakan
Gambar 5.
Pemberian yoghurt kepada masyarakat
4. KESIMPULAN
Dalam proses sosialisasi salah satu
penerapan ilmu kimia di bidang teknologi ini,
memberikan feedback yang baik pada
kalangan masyarakat, khususnya ibu-ibu yang
berasa di RUSUNAWA Jatinegara Kaum
yakni adanya ketertarikan pada ilmu kimia
pembuatan yoghurt ini, sehingga responden
dapat melihat secara langsung gambaran
pembuatan yoghurt yang mudah dibuat di
rumah. Dalam hal ini sudah banyak ibu-ibu
yang mengetahui apa itu yoghurt.
Adapun sosialisasi ini telah memberikan
wawasan edukatif pada ibu-ibu tentang
pembuatan yoghurt yang mudah dan praktis.
Selain itu, sosialisasi ini juga memberikan
edukasi tentang manfaat yoghurt itu sendiri
bagi kesehatan. Sosialisasi pembuatan
yoghurt ini diadakan dengan demonstrasi,
dengan cara melakukan percobaan secara
langsung dengan membuat olahan yoghurt
dari bahan dasar susu murni dengan
pemberian zat inokulan yaitu Yakult. Dalam
pembuatan yoghurt membutuhkan susu
murni, yakult, botol kaca dan penutup, serta
serbet. Pembuatan yoghurt diawali dengan
menuangkan susu murni dan kemudian
mencampurkannya dengan yakult. Setelah itu
campuran tersebut dituang dalam botol yang
sebelumnya telah di sterilisasi dengan cara
dicucu dengan air. Kemudian, campuran
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
ditutup dengan penutup dan di balut dengan
serbet agar cahaya matahari tidak masuk.
Didiamkan selama 24 jam.
Kami berterimakasih pula atas
terselenggaranya kegiatan sosialisasi ini, yang
telah terlaksana dengan baik, dengan setiap
rencana dan rancangan yang diadakan sesuai
dengan yang kami harapkan. Dan demikianlah
laporan kegiatan ini kami susun, atas
perhatian dan kerja samanya kami ucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang
terlibat langsung dalam kegiatan kami.
5. SARAN
Menurut kami, adapun ketertarikan
ibu-ibu pada penyuluhan ini memberikan
gambaran bahwa sosialisasi mengenai
teknologi pangan berupa pembuatan yoghurt
yang kami berikan dapat dijadikan refleksi
kepada para ibu-ibu tersebut untuk terus
mengaplikasikannya di sekitar mereka mulai
dari hal-hal sederhana yang mereka dapat
rasakan. Saran untuk proses sosialisasi ini,
diharapkan lebih atraktif sehingga ibu-
ibulebih tertarik untuk mengikuti sosialisasi
tersebut.
6. UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kepada Allah S.W.T kami
panjatkan, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas Laporan
Kegiatanpada mata kuliah Ilmu Sosial Budaya
Dasar (ISBD)yangberjudul “Pengabdian
Masyarakat: Pembuatan Yoghurt dengan
Teknologi Sederhana Pada Masyarakat
Jakarta Timur” kepada masyarakat sebagai
salah satu penyelesaian tugas makalah
kelompok. Terimakasih kami ucapkan juga
kepada para pihak yang terlibat membantu
kami atas terselesaikannya makalah ini.
Terimakasih kepada Ibu Dr. Dian
Alfia Purwandari, S.E, M.Si, selaku dosen
mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)
yang selama ini telah mengajarkan kami
mengenai pembelajaran Ilmu Sosial Budaya
Dasar (ISBD) dan memberikan tugas kepada
kami dalam bentuk sosialisasi ini sebagai
perwujudan sosial sebagai aplikasi dari apa
IJCCS ISSN: 1978-1520 ◼ 7

yang sudah kami terima dalam kegiatan yang
kami jalankan
7. DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, S. 2008. Pembuatan Es Krim
Probiotik Dengan Substitusi Susu
FermentasiLactobacillus Casei Subsp.
Rhamnosus Dan Lactobacillus F1
Terhadap Susu Skim.
Skripsi Sarjana Teknologi Pertanian. Bogor:
Fakultas Teknologi Petanian, Institut
Pertanian Bogor.
Febrian, Jack. 2004. Kamus Komputer dan
Teknologi Informasi. Bandung:
Informatika.
Harjiyanti, Y. B. Pramono, S. Mulyani. 2013.
Total Asam, Viskositas, dan
Kesekuaan Pada Yoghurt Drink
Dengan Sari Buah Mangga (Mangifera
indica) Sebagai Perisa Alami. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan. Vol. 2 No
2.
Jannah, A. M., dkk. 2014. Total Bakteri Asam
Laktat, pH, Keasaman, Citarasa, dan
Kesukaan Yoghurt Drink dengan
Penambahan Ekstrak Buah Belimbing.
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 3
(2): 7 – 11.
Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pembuatan
Yoghurt. Dalam: tekpan.unimus.ac.id.
Diakses pada 15 Desember 2018.
Legowo, S. Mulyani, A. M, dan Mahananni, A.
A. 2008. Viabilitas Bakteri Asam
Laktat, Keasamaan dan Waktu
Pelelehan Es Krim Probiotik
Menggunakan Starter Lactobacillus
casei dan Bifidobacerium bifidium. J
Indo Top Anim Agric, vol 33, No. 2,
hal 120-125.
Lee, K.Y. and Salminen, S., 2009. Handbook of
probiotics & prebiotics 2nd ed.New
Jersey:John Wiley and sons
Legowo, A. M., S. Mulyani dan Kusrahayu.
2009. Teknologi Pengolahan Susu.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Muchtadi, T. dan F. Ayustaningwarno. 2010.
Teknologi Proses Pengolahan Pangan.Institut
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Pertanian Bogor Press. Bogor.
Muntikah dan Maryam Razak. 2017. Ilmu
Teknologi Pangan. Jakarta:
KEMENKES.
Pelczar, M.J. & E.C.S. Chan, 1986,
Penterjemah , Ratna Siri Hadioetomo
dkk.
Dasar-Dasar Mikrobiologi 1,
Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Prabowo, S. 2011. Substitusi Tepung Gari
dalam Pembuatan Roti. Jurnal
TeknologiPertanian. Vol. 07, No. 01
Ray B, Bhunia A. 2008. Fundamental Food
Microbiology. Ed ke-4. London: CRC
Pr.
Rukmana, Rahmat. 2001. Yoghurt dan
Karamel Susu. Yogyakarta: Kanisius
Suparmuji. 2012. Modul In Sight
Bioteknologi. Kalimantan Utara: SMA
Negeri 1 Nunukan Selatan.
Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi.
Surabaya: UNESA Pres.
Surono, I.S. 2004. Probiotik Susu Fermentasi
dan Kesehatan. Jakarta: Tri Cipta
Karya.
Suyitno. 1990. Bahan-Bahan Pengemas.
PAU. UGM, Yogyakarta.
Winarno, F.G. dan I.E. Fernandez. 2007. Susu
dan Produk Fermentasinya. Bogor:
M-Brio Press.