Komunikasi Dengan Tim Kesehatan Lain
Komunikasi Dengan Tim Kesehatan Lain
a. Dinamika kelompok
Komunikasi yang berlangsung antar anggota kelompok dikenal dengan dinamika
kelompok. Tata cara komunikasi ini akan ditentukan oleh sejumlah variabel dan faktor yang
saling terkait. Setiap anggota kelompok akan memberikan pengaruh pada dinamika kelompok,
didasarkan pada motivasi mereka dalam berpartisipasi, kesamaan mereka dengan anggota
kelompok yang lain, kedewasaan anggota kelompok dalam mengespresikan perasaan mereka dan
tujuan kelompok tersebut.
TABEL 1.1 Perbandingan kelompok yang efektif dan tidak efektif.(Kozier,.et all.,2010).
Faktor Kelompok efektif Kelompok tidak efektif
Suasana Nyaman dan rileks, suasana kerja Tegang, kurangnya privasi dan
tempat orang mendemonstrasikan komitmen sukarela terhadap
peran serta mereka kelompok.
Tujuan
Tujuan, tugas, dan hasil lebih mudah Tujuan tidak jelas, disalah
dipahami, dimengerti, dan mengerti dan dipaksakan
dimodifikasi agar anggota kelompok
dapat berkomitmen terhadap tujuan
melalui kerjasama.
Otoriter : pemimpin
Kepemimpinan Kepemimpinan demokratis. mendominasi kelompok atau
dan partisipasi Pergantian kepemimpinan dilakukan anggota terlalu tunduk.
anggota berdasarkan pengetahuan dan Partisipasi anggota tidak
pengalaman yang dimiliki. seimbang, didominasi oleh
beberapa orang
1. KONSEP UMUM
1. Delegasi
Delegasi adalah pemindahan tanggungjawab untuk melakukan kegiatan atau tugas dan
memegang akuntabilitas terhadap hasil. Delegasi bermanfaat untuk memperbaiki efisiensi,
meningkatkan produktivitas, dan mengembangkan staf lainnya. Sebagai seorang perawat, harus
bertanggungjawab terhadap penyelengaraan perawatan klien dan akan mendelegasikan kegiatan
perawat kepada asisten. Karena langkah dari proses keperawatan memerlukan perawat untuk
pengambilan keputusan, maka tahap ini tidak akan anda deegasikan kepada asisten atau tenaga
kesehatan lain. Untuk mendukung lingkungan profesional yang baik, setiap anggota tim kerja
keperawatan bertanggungjawab untuk melaksanakan komunikasi profesional yang bersifat
terbuka. Jika dilakukan dengan benar, delegasi dapat memperbaiki efisiensi kerja, produktivitas,
dan peningkatan kerja. Lima syarat dalam pendelegasian antar tim kesehatan : Tugas yang tepat,
kondisi yang tepat, orang yang tepat, komunikasi/petunjuk yang tepat, supervisi yang tepat.
( Potter & Perry, 2009).
Komunikasi antara perawat dengan dokter dapat berjalan dengan baik apabila dari kedua
pihak dapat saling berkolaborasi dan bukan hanya menjalankan tugas secara individu, perawat
dan dokter sendiri adalah kesatuan tenaga medis yang tidak bisa dipisahkan. Dokter
membutuhkan bantuan perawat dalam memberikan data-data asuhan keperawatan, dan perawat
sendiri membutuhkan bantuan dokter untuk mendiagnosa secara pasti penyakit pasien serta
memberikan penanganan lebih lanjut kepada pasien. Semua itu dapat terwujud dwngan baik
berawal dari komunikasi yang baik pula antara perawat dengan dokter.
Bertemu dengan orang sakit setiap hari merupakan tugas yang tidak mudah. Pekerjaan
profesional kesehatan secara konstan menempatkan mereka dalam kontak dengan pasien yang
sedang bergelut dengan kondisi kritis dalam hidupnya dan mereka sedang mencoba mengatasi
emosi atau penyakit yang serius. Sumber masalah role stress yang dialami para professional
kesehatan berhubungan dengan penyelesaian peran professional itu sendiri. Jenis role stress
dibagi dua jenis yaitu role conflict dan role overload. Kasus role conflict dapat ditunjukan salah
satunya dengan reality shock.
Kramer (1974) dalam teorinya tentang Reality Shock menjelaskan bahwa stress dapat
disebabkan oleh adanya kesenjangan atau perbedaan antara lingkungan pendidikan dengan
pelayanan. Hal itu biasanya dialami oleh lulusan perawat baru. Perawat Yanti sebagai perawat
baru yang bekerja di sebuah Rumah Sakit merasakan bahwa pendidikan yang ia tempuh selama
ini ternyata belum cukup untuk mempersiapkan dirinya dalam lingkungan kerja. Perawat Yanti
akhirnya mengalami reality shock yang menyebabkan terhambatnya komunikasi terapeutik
antara perawat dan klien. Karena baru pertama masuk dunia kerja, perawat Yanti juga merasakan
kesulitan berkomunikasi dengan tim kesehatan lain, apalagi untuk berbicara di depan suatu
forum tim kesehatan. Hubungan interpersonal antara perawat dan profesi lain pun harus
terpelihara dengan baik. Hubungan tersebut dapat diwujudkan dengan meningkatkan pemahaman
interpersonal mengenai peran masing-masing individu atau profesi.
Perawat Yanti harus paham benar tentang perannya sebagai perawat dan berusaha tidak
memasuki batas wilayah peran profesi lainnya sehingga tidak memicu konflik internal tim
kesehatan. Kolaborasi antara perawat Yanti dengan perawat atau tim kesehatan lain dapat
terwujud jika hubungan interpersonal perawat Yanti berjalan dengan baik. Area-area rentang
konflik seperti yang digambarkan di atas merupakan hal yang perlu diwaspadai, terutama dalam
menjalin kolaborasi antar anggota tim kesehatan atau interprofesional. Untuk mempertahankan
hubungan yang harmonis serta mengurangi beban stress di lingkungan kerja, akhirnya para
professional kesehatan membuat jadwal pertemuan rutin yang digunakan sebagai sarana sharing
atau berdiskusi tentang masalah-masalah yang ada di lingkungan kerja. Pertemuan tersebut
antara lain rapat rutin tim kesehatan dan case conference.
Case conference
Konferensi kasus meliputi pertemuan-pertemuan yang dijadwalkan secara rutin (Regularly
Scheduled Series or Conferences). Pertemuan tersebut dilaksanakan harian, mingguan, atau
bulanan untuk diskusi tentang masalah-masalah manajemen pasien spesifik untuk meningkatkan
perawatan pasien dalam sebuah institusi. Case conference adalah diskusi kelompok tim
kesehatan tentang kasus asuhan keperawatan klien atau keluarga. Setiap tim kesehatan memiliki
jadwal case conference masing-masing dan biasanya diadakan dua kali tiap bulannya. Peserta
case conference melibatkan tim kesehatan yang terkait seperti perawat, dokter, atau anggota
profesi lainnya jika diperlukan. Waktu pertemuan dua kali dalam sebulan atau disesuaikan
dengan kondisi atau tingkat urgensi kasus, dan lamnya pertemuan tentatif.
Topik tersebut meliputi kasus pasien baru, kasus pasien yang tidak ada perkembangan,
kasus pasien pulang, kasus pasien yang meninggal, dan kasus pasien dengan masalah yang
jarang ditemukan. Pemilihan topik dapat dilakukan dengan mengkaji terlebih dahulu data-data
pasien yang selama ini dipegang oleh perawat Yanti. Dengan data-data tersebut, perawat Yanti
dapat membuat suatu analisa permasalahan yang akan disampaikan saat case conference.
Case conference sebagai salah satu kegiatan penting dalam proses kolaborasi antara tim
kesehatan. Kolaborasi merupakan proses kompleks yang membutuhkan sharing pengetahuan
yang direncanakan dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Kolaborasi
dalam case conference ini meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan
perspektif kepada seluruh kolaborator tentang suatu permasalahan dalam asuhan keperawatan.
Efektifitas hubungan kolaborasi profesional membutuhkan mutual respek baik setuju atau
ketidaksetujuan yang dicapai dalam interaksi tersebut. Partnership kolaborasi merupakan usaha
yang baik sebab dapat menghasilkan outcome yang lebih baik bagi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Arnold,E.C,&Boggs.K.U.(2007).Interpersonal Relationship: Professional Communication skills for
Nurses.(5 th ed.). St Louis : Elseiver.
Kozier,Barbara.(2004).Fundamentals Of Nursing: concepts, process, and practice (7 th ed.). New
Jersey : Pearson
Kramer, Marlene.(2008).Reality Shock : why nurses leave nursing. St Louis : MOSBY
Northouse, Peter Guy.(2010).Leadership : Theory and Practice.(5 th ed.). USA : SAGE
Potter & Perry. (2009).Fundamental keperawatan (7 th ed.).(vols 2.). dr Adrina &marina,
penerjemah). Jakarta : Salemba Medika.
Stuart.G.W.,&Laraia.,M.T.(2005).Principles and Practice Of psychiatric nursing.(8 th ed.).St
Louis : MOSBY
WHO(1999).Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer.(2 th ed). (dr.Popy Kumalasari,
Penerjemah).Jakarta : EGC
CopperandCo.(Maret, 2013).Komunikasi Perawat Dengan Tenaga Kesehatan.