002 / BM / 2010
Konstruksi dan Bangunan
(Batching Plant)
Djoko Murjanto
i
Daftar Isi
Prakata ............................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
Daftar Gambar..................................................................................................... iv
Daftar Tabel......................................................................................................... v
Pendahuluan....................................................................................................... vi
ii
6.1.5. Penimbangan Material ............................................................ 15
6.2. Pencampuran (Mixing) ........................................................................... 18
6.2.1. Free Fall Mixer ........................................................................ 18
6.2.2. Power Mixer ............................................................................ 21
6.2.3. Pengangkutan (Transporting) .................................................. 22
6.2.4. Pengecoran atau Placing ........................................................ 23
7. Pemeriksaan Kelaikan Operasi ..................................................................... 23
7.1. Tahapan Pemeriksaan ........................................................................... 23
7.2. Bagan Alir Pemeriksaan ......................................................................... 24
7.3. Formulir Pemeriksaan ............................................................................ 25
7.4. Pengisian Formulir ................................................................................. 25
8. Pengoperasian Peralatan Produksi Campuran Beton Semen ....................... 27
8.1. Pengoperasian Tipe Free Fall Mixer....................................................... 27
8.1.1. Persiapan Bahan/Material ....................................................... 27
8.1.2. Persiapan Peralatan ................................................................ 27
8.1.3. Pelaksanaan Produksi ............................................................ 28
8.2. Pengoperasian Tipe Power Mixer .......................................................... 28
8.2.1. Persiapan Bahan/Material ....................................................... 28
8.2.2. Persiapan Peralatan ................................................................ 28
8.2.3. Pelaksanaan Produksi ............................................................ 29
8.3. Truck Mixer ............................................................................................ 29
9. Perawatan Peralatan Produksi Campuran Beton Semen .............................. 29
9.1. Perawatan/Pemeliharaan Penyimpanan Bahan/Material ....................... 29
9.1.1. Agregrat .................................................................................. 29
9.1.2. Semen ..................................................................................... 31
9.2. Perawatan/Pemeliharaan Komponen Pencampur ................................. 31
9.2.1. Peralatan Pengukuran/Penimbangan ...................................... 31
9.2.2. Peralatan/Komponen Pencampur (Mixer) ............................... 32
10. Mengatasi Gangguan .................................................................................... 33
10.1. Penimbangan Agregrat Tidak Benar ................................................... 33
10.2. Penimbangan Semen Tidak Benar ..................................................... 33
10.3. Pengisian Silo Semen Tidak Benar ..................................................... 33
10.4. Pencampuran Semen Terjadi Segregrasi ........................................... 33
10.5. Putaran Lengan Pencampur Tidak Lancar .......................................... 33
10.6. Campuran Dalam Truck Mixer Cepat Kering/Mengering ..................... 33
Lampiran A.................................................................................................... 35
Lampiran B.................................................................................................... 47
Bibliografi ....................................................................................................... 59
iii
Daftar Gambar
iv
Gambar 40. Tangki persediaan air .................................................................. 20
Gambar 41. Tangki persediaan air .................................................................. 20
Gambar 42. Mekanisme rol penyangga drum ................................................. 21
Gambar 43. Paddle tips ................................................................................... 21
Gambar 44. Lengan pugmill ............................................................................ 22
Gambar 45. Agitator Truck .............................................................................. 22
Gambar 46. Truk pengangkut beton semen .................................................... 23
Gambar 47. Bagan Alir Pemeriksaan .............................................................. 25
Daftar Tabel
v
Pendahuluan
vi
Mengenai pengoperasian serta perawatan atau pemeliharaan peralatan produksi
campuran beton semen akan dibahas di bab 8 – 10. Dalam pembahasan ketiga ini
diuraikan tahapan pengoperasian serta perawatan yang meliputi tahapan-tahapan
pemeriksaan kesiapan peralatan produksi campuran beton semen, dilengkapi
dengan cara mengatasi gangguan (trouble shooting) yang meliputi masalah
gangguan, penyebab dan cara mengatasi gangguan.
vii
Pemeriksaan Peralatan Produksi Campuran Beton Semen
(Batching Plant)
1. Ruang Lingkup
Manual ini menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan fungsi dan jenis/tipe peralatan
produksi campuran beton semen serta beberapa hal yang terkait dengan
persyaratan teknis yang harus dimiliki dan pemeriksaan kelaikan operasi serta
pengoperasian peralatan produksi campuran beton semen (Batching Plant).
2. Acuan Normatif
1. Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, PdT-14-2003.
2. Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, PdT-05-2004-B.
3. Robert L. Peurifoy. PE ; Clifford J. Schexmayder, PE, PHd. Mc Graw Hill,
Construction Planning, Equipment, and Methods, Sixth Edition, 2003.
4. Spesifikasi Umum Jalan dan Jembatan edisi Desember 2006.
1 dari 60
3.7.
pre-cast concrete
beton yang dibuat atau dicetak terlebih dulu sebelum dipasang.
3.8.
power mixer
proses pencampuran beton semen yang menggunakan tenaga penggerak dari
pemutar (pengaduk)
3.9.
retarder
bahan tambah yang berfungsi menghambat waktu pengikatan beton.
3.10.
slump
angka penurunan tinggi kerucut beton
3.11.
tremie
pipa penyaluran campuran beton semen pada lokasi pengecoran yang jauh dari
sumber penyediaan betonnya.
Dari segi teknik atau cara pencampurannya maka alat pencampur beton semen
atau mixer ada dua (2) cara, yaitu freefall mixer dan power mixer
.
Pada freefall mixer, maka material yang akan diaduk diangkat ke atas oleh sudu-
sudu keong dalam drum yang berputar kemudian teraduk-aduk pada saat berjatuhan
artinya material di dalam drum pencampur akan teraduk sendiri akibat sudu-sudu di
dalam drum yang berputar. Pada power mixer, maka material yang berada di dalam
mixer akan diaduk oleh pedal-pedal di dalam mixer yang diputar mesin.
Dari segi pemanfaatannya, maka tata cara pencampuran beton semen ini ada dua
(2) cara, yaitu Transit mixed atau pencampuran selama pengangkutan dan Central
mixed atau biasa disebut Ready mixed, yaitu pencampuran dilakukan di satu tempat
(terpusat). Pada umumya saat ini pelaksanaan pekerjaan beton semen
menggunakan tata cara pencampuran di pusat batching plant dan mengangkut hasil
campuran beton semennya (ready mixed) ke lokasi pekerjaan menggunakan truck
mixer.
2 dari 60
pencampur bebas ini cocok untuk membuat beton semen yang tidak terlalu kaku,
rata-rata untuk beton semen dengan slump ± 2 in (± 5 cm).
Untuk pencampuran tipe ini yang berkapasitas agak besar biasanya cara pengisian
materialnya melalui sebuah bucket atau skip loader atau hopper yang ditarik dari
bawah ke atas memakai tenaga motor bensin atau motor diesel.
Pada umunya alat pencampur ini dilengkapi skip loader atau hopper sebagai alat
pengisi serta tangki air berikut meteran airnya. Bahkan untuk yang berkapasitas
cukup besar ± s/d 10 m3 juga dilengkapi timbangan agregat. Biasa dipakai di central
atau pusat pencampuran (central mixing plant). Lihat gambar 2 dan gambar 3.
3 dari 60
Gambar 2. Alat Pencampur Reversible
Alat Pencampur Bermesin ini terdiri dari 2 (dua) macam drum pencampur, yaitu drum
pencampur berbentuk panci yang disebut Pan Mixer dengan lengan-lengan berputar
mendatar pada poros vertikal dan drum pencampur berbentuk drum terbuka.
Alat pencampur bermesin ini lebih banyak dipakai pada produksi beton semen jadi
atau Ready Mixed concrete karena kapasitas produksinya bisa lebih tinggi
dibandingkan dengan Freefall Mixer.
4 dari 60
Ada beberapa macam pan mixer yaitu a) pan mixer dengan panci (pan) dan lengan
berputar masing-masing berlawanan arah, b) panci (pan) diam, lengan-lengan
berputar bersama-sama dengan arah putar yang sama, c) panci (pan) diam tapi
lengan-lengan berputar berlain arah. Ketiga macam pan mixer diatas disebut Turbo
Mixer.
Pada Planetary Mixer maka poros vertikal berputar pada lokasi eksentris pada panci
(pan) yang diam, sehingga terjadi gerakan ganda dari lengan dan pedalnya. Pada
Counter Flow Mixer, maka poros vertikal tetap diam pada lokasi eksentris dalam
panci (pan) yang berputar. Panci (pan) dan lengan-lengan berputar masing-masing
berlawanan arah. Pada Even Flow Mixer sama seperti pada counter flow mixer,
hanya putarannya pada arah yang sama. Gambar 4 memperlihatkan Planetary mixer
dengan putaran berlawanan.
Kapasitas pencampuran pada Pan Mixer ini umumnya cukup besar, mulai dari 2,5 m3
s/d 3,5 m3 dengan produksi perharinya rata-rata bisa mencapai 35 m3 s/d 200 m3
Ada 2 (dua) macam alat pencampur tabung datar ini, yaitu a) pencampur poros
tunggal, dan b) pencampur poros ganda. Pada pencampur poros tunggal maka
material yang sudah dituangkan ke dalam tabung akan diaduk-aduk oleh pedal-pedal
pada lengan-lengan yang dipasang pada poros yang diputar mesin. Ada juga
pedalnya yang berbentuk spiral seperti terlihat pada gambar 5.
5 dari 60
Gambar 5. Power Mixer dengan Gambar 6. Power Mixer Poros
Alat pencampur beton yang dipakai bisa alat pencampur tipe panci (pan mixer) atau
alat pencampur tabung datar. Sedangkan truck pengangkutnya biasanya dari model
truck mixer jenis pengeluaran putaran terbalik atau counter rotation. Rata-rata truck
mixer yang dipakai mempunyai kapasitas sekitar 5 m3 sampai 8 m3 tergantung kondisi
jalan yang akan dilalui. Contoh truck mixer dan bentuk komponen bagian dalamnya
seperti terlihat pada gambar 8 dan gambar 9.
Truck mixer ini pada umumnya tidak dimiliki oleh kontraktor pelaksana pekerjaan
konstruksi di lapangan, melainkan menjadi satu kelengkapan armada peralatan
produksi beton semen atau batching plant.
Truck mixer mampu membentuk campuran beton yang homogen selama 100
putaran dari drumnya dengan kecepatan putaran berkisar antara 8 sampai 12 rpm.
Putaran drum serta jarak tempat yang jauh dapat mengakibatkan campuran beton
semen mengeras. Untuk mencegahnya maka AC1 304(1) menyarankan untuk
menyimpan sebagian air selama dalam perjalanan dan baru ditambahkan setelah
tiba di tempat tujuan dan drum diputar sebanyak ± 30 putaran.
Untuk mengatasi kondisi di atas maka pada umumnya pada Truck Mixer selalu
dilengkapi tangki air berikut meteran pengukurannya.
6 dari 60
Gambar 7. Silo Tempat Penyimpanan Gambar 8. Contoh Truck Mixer
Semen
Gambar 9. Truck Mixer dengan Bentuk Sudu Spriral atau Sudu Keong
Berbagai cara pemasokan campuran beton semen yang dikenal, antara lain sebagai
berikut:
1. Dengan mangkok atau buckets
2. Buggies dan kereta dorong atau wheel barrows
3. Corong atau chutes
4. Pipa atau drop pipes
5. Ban berjalan atau belt conveyors
6. Pompa beton atau concrete pumps
7 dari 60
Gambar 10. Pemakaian Mangkok atau Bucket pada Pengisian Kolom Suatu
Bangunan Konstruksi
5.2. Buggies dan Kereta Dorong atau Wheel Barrows
Machine
Kereta dorong merupakan salah satu alat sederhana yang dipakai pada pemasokan
atau penuangan campuran beton semen ke atas permukaan. Dilaksanakan secara
manual dengan pengisian ke dalam kereta dorong tersebut dapat dilaksanakan dari
alat pencampur beton semen sederhana juga, antara lain reversible atau tilting mixer
yang biasa juga disebut beton molen atau concrete mixer.
Gambar 12. Corong Penuangan Beton Semen dari Atas Truck Mixer
Gambar 12 menunjukan penuangan (penumpahan) beton semen dari Truck Mixer
langsung ke atas permukaan memakai corong atau chutes.
8 dari 60
Untuk cara penumpahan dengan memakai corong atau chutes ini, maka yang perlu
diperhatikan adalah posisi corong harus cukup kemiringannya untuk memungkinkan
campuran beton mengalir kontinyu tanpa terjadi segregasi.
Dalam kondisi seperti di atas dengan posisi penempatan yang agak jauh, maka
biasanya dipakai pipa Tremie.
Umumnya pada pemakaian tremie, maka ujung pipa tremie harus selalu berada di
dalam campuran beton semen yang sudah dikeluarkan. Pada pengecoran lantai
jembatan biasanya memakai sistem pipa tremie.
Gambar 13. Penuangan dengan Memakai Ban Berjalan atau Belt Conveyor
9 dari 60
Dalam pelaksanaan pemasokan campuran beton semen dengan sistem pompa
maka yang perlu dijaga adalah kontinuitas suplai dari campuran beton semennya.
Pemompaan campuran beton semen yang efektif antara 300 feet sampai 1.000 feet
atau sekitar 100 meter sampai 300 meter jauhnya, serta sekitar 100 ft sampai 300 ft
tinggi atau sekitar 30 meter sampai 100 meter tinggi.
Pada umumnya kita mengenal 2 (dua) tipe pompa beton semen, yaitu :
1. Pompa piston
2. Pompa angin tekanan tinggi (Pneumatic)
Pada pompa piston, umumnya memakai 2 (dua) piston, yang saling bergantian
melaksanakan pemompaannya, yaitu piston yang satu menghisap campuran beton
semen sementara piston yang satunya lagi bekerja memompa. Dari konstruksinya
kita mengenal 2 (dua) macam konfigurasi pompa campuran beton semen yaitu:
1. Pompa dengan sistem pipa terpisah (lihat gambar 14)
4.
2. Pompa dengan kombinasi boom (belalai) (lihat gambar 15)
Gambar 17. Truck Pompa Beton Semen dengan Boom yang Terpasang diatas Truck.
10 dari 60
Untuk produksi campuran beton semen yang tidak terlalu besar maka pasokan
semen dilakukan dalam sak semen, masing-masing berat ± 40 kg tiap sak atau
kantong.
Dari truk tangki semen, semen dalam kondisi curah tadi dialirkan atau dipompakan
ke dalam silo semen dengan tekanan udara yang cukup tinggi dan selanjutnya
semen yang akan dipakai pada campuran beton semen diambil dari silo tersebut
(lihat Gambar 20).
11 dari 60
Gambar 19. Truk Tangki Semen Curah
Gambar 22. Silo Semen Gambar 23. Pengatur Pengaliran Semen pada
Pengisian Silo Semen
12 dari 60
Pada penggunaan semen untuk produksi campuran beton semen yang tidak terlalu
besar, maka semen yang diperlukan disiapkan dalam sak atau kantong-kantong
semen masing-masing beratnya 40 kg. Semen tersebut disimpan di dalam gudang
dalam keadaan masih dalam kantong asli dari pabrik serta ditumpuk tidak terlalu
tinggi untuk mencegah kondisi semen jadi batu. Penumpukan kantong semen harus
memakai alas kayu (semen tidak bersentuhan dengan lantai).
6.1.2. Air
Air yang akan dicampur dengan semen sehingga timbul proses hidrasi harus bersih
dari bahan-bahan lain seperti bahan-bahan organik atau minyak yang akan
mempengaruhi ikatan semen dengan agregat. Bahan-bahan alkali dan asam akan
menimbulkan reaksi kimiawi dengan semen yang mengakibatkan bubur semen
berkurang kekuatanya sehingga akan merusak konstruksi beton semen setelah jadi.
Air yang boleh dipakai pada pembuatan campuran beton semen harus bebas dari
bahan-bahan organik, alkalis, asam serta minyak sesuai yang dipersyaratkan dalam
spesifikasi teknis Direktorat Jenderal Bina Marga
Pada umumnya air minum dapat dipakai dalam pencampuran beton semen. Air yang
diperlukan untuk pencampuran beton semen disimpan di dalam tangki air yang
bersih yang dilengkapi pengukur isi tangki.7221204
6.1.3. Agregrat
Agregat yang merupakan juga komponen bahan atau material dalam campuran
harus bersih dan memenuhi persyaratan spesifikasi, disimpan didalam bin. Tiap-tiap
bin diisi agregat dari fraksi atau ukuran yang berbeda. (Lihat Gambar 25-26-27-28)
13 dari 60
Gambar 25. Bin Agregat dengan Conveyor Penghantar Ageragat
14 dari 60
Gambar 29. Motor Penggerak pada Bin Agrerat
Bahan-bahan lain apabila diperlukan dalam suatu formula campuran beton semen
biasanya ditempatkan dalam tempat penyimpanan tersendiri.
Setiap jenis material atau bahan campuran beton semen harus ditimbang terlebih
dahulu untuk memperoleh persentase yang sesuai dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan dalam campuran beton semen yang akan diproduksi. Seperti
diketahui bahwa beton semen mempunyai karaktristik kekuatan yang berbeda-beda
berdasarkan persentase dari masing-masing bahan yang berbeda dalam tiap
campuran.
15 dari 60
Gambar 31 Layar Monitor Pengendali Produksi
Ada 3 (tiga) cara pengendalian penimbangan material pada batching plant, yaitu :
Secara manual
Semi otomatik
Otomatik
Pada cara manual, maka penimbangan material dilaksanakan oleh operator melalui
tombol-tombol dari masing-masing jenis bahan. Operator mengawasi alat indikator
timbangan atau skala timbangan (scale indicator). Penimbangan bisa digerakan atau
diaktifkan dengan tangan, atau tenaga angin bertenaga tinggi (pneumatic), atau
hidrolis, atau tenaga listrik.
Pada cara semi otomatik, maka dengan menekan satu atau beberapa tombol
penimbangan masing-masing bahan bekerja sampai tercapai berat yang telah
ditentukan.
16 dari 60
Pada cara otomatik, maka penimbangan material segera bekerja secara otomatik
begitu tombol ditekan dan berhenti secara otomatik apabila berat masing-masing
material sudah tercapai. Pada penimbangan cara otomatik ini keuntungannya
adalah:
Alat pengeluaran tidak bisa bekerja lagi sebelum jarum timbangan
kembali ke angka 0 (nol) atau kosong.
17 dari 60
Gambar 34. Kontrol Indikator Persedian Air pada Truk Mixer
Apabila jenis free fall mixer yang berfungsi sebagai transporter atau pada truck
mixer, maka sumber tenaga yag dipakai adalah mesin dari unit trucknya, serta
komponen hidrolik sebagai pemutar dan dilengkapi komponen tangki persedian air.
18 dari 60
Gambar 36. Sudu (fixed blades) Keong (ulir)
19 dari 60
Gambar 39. Mekanisme Motor Pemutar Drum Hidrolik
20 dari 60
Gambar 42. Mekanisme Rol Penyangga Drum
Pada tipe Pugmill (lihat gambar 43 dan 44) maka bagian penting yang diperhatikan
adalah:
Poros pugmill (single atau twin shaft), dengan lengan-lengan serta
sendok atau paddle tipsnya, berikut pintu pengeluaran
Rumah serta dinding bagian dalam pugmill.
Roda gigi pemutar serta mesin atau motor pemutarnya.
21 dari 60
Gambar 44. Lengan Pugmill
Untuk pengangkutan dengan volume kecil serta jarak angkutan dekat biasanya
dipakai kereta dorong saja atau wheel barrow.
Sedangkan untuk pengangkutan campuran beton semen jarak cukup jauh serta
dengan volume yang cukup besar dipakai truck atau biasa disebut agitator truck
seperti terlihat pada gambar 45 di bawah ini.
22 dari 60
Gambar 46 Truk pengangkut beton semen
Bagian-bagian utama dari kereta dorong cukup sederhana, yaitu piringan embernya,
rangka serta roda atau ban sedangkan bagian utama pada truk pengangkut atau
agitator truck adalah :
Drum dengan sudu keong didalamnya.
Mesin atau motor pemutar drum
Tuas-tuas kontrol drum
Bantalan dudukan drum
Truk pengangkutannya sendiri
Komponen tangki air.
23 dari 60
Pemeriksaan tahap II dilaksanakan dalam keadaan peralatan dihidupkan, artinya
semua bagian atau komponen yang bergerak atau bisa digerakkan apabila mesin
penggerak dihidupkan dapat diperiksa atau diuji pergerakannya termasuk mesin
penggeraknya sendiri. Komponen-komponen yang bergerak atau hidup tersebut
diperiksa apakah pergerakannya baik dan lancar (normal), atau tidak lancar (tidak
normal), atau mungkin sama sekali tidak bisa dihidupkan atau tidak bisa digerakkan.
Pemeriksaan tahap II ini dilaksanakan apabila pada pemeriksaan tahap I peralatan
produksi campuran beton semen atau batching plant tersebut telah dinyatakan
kondisinya baik dan boleh dilanjutkan untuk pemeriksaan tahap II.
Apabila pada pemeriksaan tahap II terdapat bagian atau
komponen yang tidak bisa dihidupkan atau digerakkan, atau hidupnya atau
gerakkannya tidak lancar karena ada sesuatu yang tidak baik atau rusak, maka
bagian atau komponen yang bersangkutan harus segera diperbaiki sampai bagian
atau komponen yang bersangkutan bisa dihidupkan / digerakkan dan difungsikan
sebagaimana mestinya. Contohnya pugmill yang tidak dapat berputar atau hopper
yang tidak dapat diangkat naik dan kerusakan lain sejenisnya.
Pemeriksaan tahap berikutnya adalah pemeriksaan mutu hasil produksi dari
peralatan produksi campuran beton semen yang sudah diperiksa tahap I dan tahap II
dan sudah dinyatakan lain operasi.
24 dari 60
PEMERIKSAAN BAIK BAIK PERALATAN
HASI PEMERIKSAAN HASI
TAHAP I L TAHAP II L LAIK OPERASI
- DIPERBAIKI - DIPERBAIKI
- DIGANTI HASI
TIDAK L
- DIGANTI - DIATUR / BAIK
DISETEL
BAIK
PERALATAN
Selama Periode LAIK PRODUKSI
Pelaksanaan
25 dari 60
Kondisi Tidak
No. Komponen
Rusak Baik ada
26 dari 60
8. Pengoperasian Peralatan Produksi Campuran Beton Semen
8.1. Pengoperasian Tipe Free Fall Mixer
8.1.1. Persiapan Bahan/Material
Periksa apakah jumlah agregat cukup tersedia untuk produksi beton
semen sesuai jadwal.
Meskipun peralatan dimaksud telah memperoleh sertifikat laik operasi, namun setiap
kali mau dipakai memproduksi campuran beton semen yang baru, peralatan tersebut
tetap harus diperiksa untuk memastikan bahwa peralatan bisa dioperasikan dengan
baik.
27 dari 60
8.1.3. Pelaksanaan Produksi
Hidupkan komponen drum pencampur.
Tuangkan material/bahan campuran beton semen sesuai persentase
masing-masing, yaitu agregat dan semen ke atas mangkok atau Skip
Loader, dan selanjutnya dituangkan ke dalam drum yang berputar.
Tuangkan air sesuai persentase dalam campuran ke dalam drum
pencampur.
Lama waktu pencampuran kurang lebih memakan waktu sekitar 1
(satu) sampai 3 (tiga) menit.
Pengeluaran hasil campuran dilaksanakan dengan cara mengubah
arah putaran drum pencampur.
Walaupun peralatan dimaksud telah memiliki sertifikat laik operasi, tetap harus
diperiksa lagi sebelum dipakai produksi, agar proses produksi beton semen dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
28 dari 60
Periksa pedal-pedal lengan pengaduk serta putaran lengan pengaduk.
Periksa motor pemutar.
Periksa pintu bukaan pengeluaran pada pan-nya.
Periksa komponen/alat-alat timbangnya.
Pintu di bagian atas pencampur dibuka untuk mengeluarkan hasil campuran beton
semen. Melalui corong (Chute) beton semen dituangkan ke dalam alat pengangkut
(Agitator Truck) untuk selanjutnya dibawa ke lokasi pengecoran di lapangan.
Pada peralatan produksi beton semen yang memakai sistem otomatis, maka
penimbangan bahan/material-nya dilaksanakan secara otomatis untuk tiap batch
campuran beton semen.
Jadi pada pelaksanaan produksi beton semen seperti di atas kegiatan persiapannya
sama dengan pada tipe Power Mixer ditambah kegiatan menyiapakan peralatan
Truck Mixer sebagai pencampur sistem Free Fall sekaligus sebagai Peralatan
pengangkut.
9.1.1. Agregat
Bagian-bagian/komponen peralatan yang berkaitan dengan penyimpanan
agregat adalah bin tempat penampungan agregat serta Conveyor yang
berfungsi sebagai pengantar agregat ke dalam mixer, dan conveyor yang
berfungsi sebagai penimbang otomatis agregat dalam campuran beton
semen. Pada peralatan produksi campuran beton semen yang bekerja secara
manual, maka mangkok atau skip loader beserta kabel-kabel penariknya
perlu mendapat perawatan/pemeliharaan baik harian maupun secara berkala.
29 dari 60
Tabel 1. Perawatan Bin Agregat
30 dari 60
serta sproketnya, beri gemuk 2. – sda –
(grease)
4. Setel kekencangan
pemasangan belt 4. – sda -
Skip Loader Agregat 1. Bersihkan dan di beri Setiap minggu 1 kali atau
pelumasan pada rantai setiap 40 jam operasi
9.1.2. Semen
Bagian-bagian/komponen peralatan yang berkaitan dengan stok/penyimpanan
semen sebagai bahan utama campuran beton semen yang utama antara lain adalah
bak silo berikut ulir pengantar ke timbangan, serta peralatan pompa pengisi/pompa
penyalur semen ke dalam silo.
Silo berikut ulir Bersihkan bagian dalam silo Setiap minggu 1 kali, atau
pengantar semen ke penampung semen berikut setiap 40 jam operasi
dalam timbangan ulir pengantar semen,
mencegah penyumbatan silo
semen akibat semen yang
nempel dan mengeras
Air compressor berikut 1. Ganti minyak pelumas 1. sesuai jadwal
pompa penghisap dan (service) kecil dan service pelumasan dari pabrik
penekan semen ke besar air campuran
dalam silo penampung
2. Bersihkan pipa-pipa 2. Setiap minggu 1 kali
penyalur semen berikut atau setiap 40 jam
katup-katup distribusi operasi
semen
31 dari 60
Perawatan serta pemeliharaan komponen-komponen pengukur/penimbangnya
dilaksanakan dengan kalibrasi komponen sesuai jadwal dari pabriknya. Sedangkan
pada tipe pengendali manual, perawatan dan pemeliharaan dilaksanakan dengan
kalibrasi alat-alat pengukur atau timbangannya produsen alat ukur yang
bersangkutan.
Pintu serta corong Bersihkan pintu serta corong Setiap saat setelah
pengeluaran pengeluaran atau operasi
pembuangan dari bekas-
bekas atau sisa-sisa beton
semen agar tidak menjadi
batu
CATATAN
32 dari 60
10. Mengatasi Gangguan
2. Timbangan rusak
10.2. Penimbangan 1. Pengaliran semen 1.a. Perbaki motor
semen tidak benar dalam tabung ulir tidak pemutar ulir
lancar : b. Pipa diganti baru
2. Ganti baru timbangan
a. Putaran ulir kalibrasi
tidak lancar
b. Pipa ulir
tersumbat
2. Timbangan Rusak
10.3. Pengirim silo 1. Tekanan compressor 1. Perbaiki compressor
semen tidak benar kurang kuat
2. Periksa pipa-pipa,
2. Ada pipa pengisap atau perbaiki kebocoran
penyalur yang bocor
2. Campuran
kebanyakan air
33 dari 60
10.5. Putaran lengan 1. Roda gigi pemutar aus 1.Ganti roda gigi baru
pencampuran
tidak lancar 2. Bantalan poros pemutar 2.Perbaiki/ganti
rusak bantalan
34 dari 60
LAMPIRAN A
(INFORMATIF)
FORMULIR PEMERIKSAAN TAHAP I
PEMERIKSAAN TEKNIS
KOMPONEN PERALATAN CAMPURAN BETON SEMEN
( BATCHING PLANT )
KONDISI TIDAK DIHIDUPKAN
Pemilik :
Lokasi :
Merk / type :
Tahun pembuatan :
Kapasitas :
Jenis : Tipe
Tgl. Pemeriksaan :
B SEMEN
1 Silo
2 Pipa penyalur pengisian
3 Silinder pengisian
4 Kompresor pengisian
Pipa penyalur
5
penimbangan
6 Motor penggerak penyalur
7 Indikator volume silo
C AIR
1 Tangki air
2 Kran penyalur pengisian
35 dari 60
3 Pipa penyalur
4 Pipa pengisian
5 Indikator/memter volume isi
D ADDITIVE
1 Penyimpanan /Bin
*)
Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan
Kondisi
Komponen Baik
Rusak Tidak Keterangan
A. Persedian Tdk. ada
Lkp.
Lkp
Material
Pejabat
Nama Jabatan Tanggal Tanda Tangan
Berwenang
Ketua tim
Menyetujui Pemilik
36 dari 60
Keterangan pengisian :
*) = beri tanda “√ “ sesuai dengan kondisi aktual lapangan
Baik = baik
Lkp. = lengkap
Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang
Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut
Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan
Komponen : B. Penimbangan
Kondisi *)
B SEMEN
1 Skala Timbangan
37 dari 60
2 Pintu Bukaan
Pengatur Otomatis
3
Timbangan
C AIR
1 Skala Timbangan
2 Pintu / Kran Bukaan
Pengatur Otomatis
3
Timbangan
D ADDITIVE
1 Skala Timbangan
*)
Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan
Komponen B Kondisi
Pejabat Tanda
Nama Jabatan Tanggal
Berwenang Tangan
Ketua tim
Menyetujui Pemilik
Keterangan pengisian :
*) = beri tanda “√ “ sesuai dengan kondisi aktual lapangan
Baik = baik
38 dari 60
Lkp. = lengkap
Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang
Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut
Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan
Komponen : C. Pencampuran/Mixer
Kondisi *)
39 dari 60
10 Corong Penyalur
11 Roda Gigi/Gear Pemutar
B PUGMILL
1 Poros Pengaduk
2 Lengan-lengan Pengaduk
Piringan Pengaduk/Paddle
3
Tip
4 Silinder/Bucket /Pugmill
5 Roda Gigi Pemutar
6 Motor Pemutar
7 Rantai/V-Belt
8 Pintu Pembuangan
Silinder (Tuas) Pintu
9
Pembuangan
D REVERSIBLE MIXER
1 Drum
2 Skip Loader/Hopper
3 Sling Pengangkat
4 Roda
5 Mesin Pemutar
6 Roda Gigi
7 Konstruksi Mixer
40 dari 60
E PENCAMPUR ANGKAT
1 Drum
2 Roda Gigi Pemutar
3 Roda Pemutar
4 Mesin Pemutar
5 Dudukan Kereta
6 Roda
*)
Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan
Kondisi
Komponen C
Rusak Tidak
Pencampuran Baik Keterangan
Tdk. ada
Mixer Lkp.
Lkp
Pejabat Tanda
Nama Jabatan Tanggal
Berwenang Tangan
Ketua tim
Menyetujui Pemilik
Keterangan pengisian :
*) = beri tanda “√ “ sesuai dengan kondisi aktual lapangan
Baik = baik
Lkp. = lengkap
Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang
Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut
Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan
41 dari 60
Komponen : D. Transport / Mixer
Kondisi *)
Bagian- bagian yang
No. Rusak Tidak
diperiksa Keterangan
Baik Lkp. Tdk. ada
Lkp
A. TRUCK MIXER
1 Truck Mixer
2 Drum
3 Sudu-sudu keong
4 Tangki Air
5 Motor Pemutar Hidrolik
6 Roll Penyangga
7 Poros Putar Atas
8 Mekanisme Pemutar
9 Angki Hidrolik
10 Pompa Hidrolik
11 Corong Pengeluaran
12 Corong pengisian
42 dari 60
Catatan pemeriksa Batching Plant :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
...............................
…………………………………………………………………………………………….
........
1 Harus diperbaiki
2 Siap Pemeriksaan Tahap
II
*)
Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan
Kondisi
Komponen D
Rusak Tidak
Baik Keterangan
Transport / Tdk. ada
Lkp.
Mixer Lkp
Pejabat Tanda
Nama Jabatan Tanggal
Berwenang Tangan
Ketua tim
Menyetujui Pemilik
Keterangan pengisian :
*) = beri tanda “√ “ sesuai dengan kondisi aktual lapangan
Baik = baik
Lkp. = lengkap
Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang
Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut
Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan
43 dari 60
44 dari 60
LAMPIRAN A
(INFORMATIF)
REKAPITULASI PEMERIKSAAN TAHAP I
PEMERIKSAAN TEKNIS
KOMPONEN PERALATAN CAMPURAN BETON SEMEN
( BATCHING PLANT )
KONDISI TIDAK DIHIDUPKAN
Pemilik :
Lokasi :
Merk / type :
Tahun pembuatan :
Kapasitas :
Jenis : Tipe
Tgl. Pemeriksaan :
Kondisi *)
Bagian- bagian yang
No. Rusak Tidak
diperiksa Keterangan
Baik Lkp. Tdk. ada
Lkp
A Persediaan Material
1 Agregat
2 Semen
3 Air
4 Additive
B Penimbangan
5 Agregat
6 Semen Air
7 Air
8 Additive
C Pencampuran/Mixer
9 Pan Mixer
10 Pugmill
11 Free Fall Mixer
12 Reversible Mixer
13 Pencampur Angkat
D Transport/Mixer
14 Truck Mixer
45 dari 60
Catatan pemeriksa Batching Plant :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
...............................
…………………………………………………………………………………………….
........
*)
Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan
Kondisi
Rusak Tidak
Batching Baik Keterangan
Tdk. ada
Plant Lkp.
Lkp
Pejabat Tanda
Nama Jabatan Tanggal
Berwenang Tangan
Ketua tim
Menyetujui Pemilik
Keterangan pengisian :
*) = beri tanda “√ “ sesuai dengan kondisi aktual lapangan
Baik = baik
Lkp. = lengkap
Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang
Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut
Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan
46 dari 60
LAMPIRAN B
(Informatif)
Formulir pemeriksaan tahap II
PEMERIKSAAN TAHAP II
PEMERIKSAAN TEKNIS
KOMPONEN PERALATAN PRODUKSI CAMPURAN BETON SEMEN
(BATCHING PLANT)
KONDISI DIHIDUPKAN
Pemilik :
Lokasi :
Merk / type :
Tahun pembuatan :
Kapasitas :
Jenis :
Tgl. Pemeriksaan :
Komponen : A. Persedian Material
Kondisi *)
Hidup
Bagian – bagian
No. Keterangan
yang diperiksa Baik / Rusak / Tidak
tdk hidup
lancar lancar
A. AGREGAT
1 Pintu Pengeluaran
3 Roll Pemutar
4 Motor Pemutar
6 Roll Penyangga
Ulir Silinder Ke
1
Penimbangan
47 dari 60
Motor Pemutar Ulir
2
Pengeluaran
Kompressor Untuk
3
Pengisian Silo
4 Indikator Volume Silo
C AIR
1 Kran Penyalur Pengisian
2 Kran Pengeluaran Air
Indikator Volume Tangki
3
Air
4 Motor Penggerak
D ADDITIVE
1 Pengatur Pengeluaran
*)
Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan
Kondisi
Komponen
Rusak Tidak
A. Persediaan Baik Keterangan
Tdk. ada
Material Lkp.
Lkp
Pejabat Tanda
Nama Jabatan Tanggal
Berwenang Tangan
Ketua tim
48 dari 60
Menyetujui Pemilik
Keterangan pengisian :
*) = beri tanda “√ “ sesuai dengan kondisi aktual lapangan
Baik = baik
Lkp. = lengkap
Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang
Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut
Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan
49 dari 60
Komponen : B. Penimbangan
Kondisi *)
Hidup
Bagian – bagian
No. Keterangan
yang diperiksa Baik / Rusak / Tidak
tdk hidup
lancar lancar
A. AGREGAT
1 Skala Penimbangan
Pengatur Otomatis
2
Timbangan
3 Pintu – Pintu Bukaan
Silinder-silinder
4
Pembuka Pintu
B SEMEN
1 Skala Timbangan
Pengatur Otomatis
3
Timbangan
C AIR
1 Skala Penimbangan
Pintu / Kran
2
Pengeluaran
Pengatur Otomatis
3
Timbangan
D ADDITIVE
1 Skala Penimbangan
50 dari 60
Catatan pemeriksa Batching Plant :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………
…………………………………………………………………………………………….
.........
*)
Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan
Kondisi
Pejabat Tanda
Nama Jabatan Tanggal
Berwenang Tangan
Ketua tim
Menyetujui Pemilik
Keterangan pengisian :
*) = beri tanda “√ “ sesuai dengan kondisi aktual lapangan
Baik = baik
Lkp. = lengkap
Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang
Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut
Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan
51 dari 60
Komponen : C. Pencampuran / Mixer
Kondisi *)
Hidup
Bagian – bagian
No. Keterangan
yang diperiksa Baik / Rusak / Tidak
tdk hidup
lancar lancar
A. PAN MIXER
Lengan Pengaduk +
1
Tips
2 Poros Pengaduk
3 Motor Pemutar
4 Pintu Pengeluaran
7 Kompresor
B PUGMILL
1 Poros pengaduk
4 Motor Pemutar
5 Rantai/V-Belt pemutar
6 Pintu Pembuangan
52 dari 60
D REVERSIBLE MIXER
1 Drum
2 Skip Loader/Hopper
3 Motor Penggerak
4 Roda Gigi
Sling Pengangkut
5
Hopper
6 Roda Pemutar
*)
Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan
Kondisi
Komponen
Rusak Tidak
C. Pencampuran Baik Keterangan
Tdk. ada
/ Mixer Lkp.
Lkp
Pejabat Tanda
Nama Jabatan Tanggal
Berwenang Tangan
Ketua tim
Menyetujui Pemilik
53 dari 60
Keterangan pengisian :
*) = beri tanda “√ “ sesuai dengan kondisi aktual lapangan
Baik = baik
Lkp. = lengkap
Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang
Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut
Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan
54 dari 60
Baik / Rusak /
Tidak
tdk
lancar hidup
lancar
A. TRUCK MIXER
1 Truck Mixer
*)
Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan
Kondisi
Komponen
Rusak Tidak
D. Trasport / Baik Keterangan
Tdk. ada
Mixer Lkp.
Lkp
55 dari 60
Pejabat Tanda
Nama Jabatan Tanggal
Berwenang Tangan
Ketua tim
Menyetujui Pemilik
Keterangan pengisian :
*) = beri tanda “√ “ sesuai dengan kondisi aktual lapangan
Baik = baik
Lkp. = lengkap
Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang
Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut
Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan
56 dari 60
LAMPIRAN B
(Informatif)
REKAPITULASI PEMERIKSAAN TAHAP II
PEMERIKSAAN TEKNIS
KOMPONEN PERALATAN PRODUKSI CAMPURAN BETON SEMEN
(BATCHING PLANT)
KONDISI DIHIDUPKAN
Pemilik :
Lokasi :
Merk / type :
Tahun pembuatan :
Kapasitas :
Jenis :
Tgl. Pemeriksaan :
Kondisi *)
Hidup
Bagian – bagian
No. Keterangan
yang diperiksa Baik / Rusak / Tidak
tdk hidup
lancar lancar
A Persediaan Material
1 Agregat
2 Semen
3 Air
4 Additive
B Penimbangan
5 Agregat
6 Semen Air
7 Air
8 Additive
C Pencampuran/Mixer
9 Pan Mixer
10 Pugmill
57 dari 60
11 Free Fall Mixer
12 Reversible Mixer
13 Pencampur Angkat
D TRANSPORT / MIXER
1 Truck Mixer
Pejabat Tanda
Nama Jabatan Tanggal
Berwenang Tangan
Ketua tim
Menyetujui Pemilik
Keterangan pengisian :
*) = beri tanda “√ “ sesuai dengan kondisi aktual lapangan
Baik = baik
Lkp. = lengkap
Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang
Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut
Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan
58 dari 60
BIBLIOGRAFI
59 dari 60
Pengusul/Penyusun:
Subdit Penyiapan Standar dan Pedoman Dit. Bina Teknik
Ditjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum
5 Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc. Subdit Teknik Jembatan, Dit. Bina Teknik
60 dari 60