Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PERIODE


ANTENATAL

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kelahiran bayi cukup bulan dengan melalui jalan lahir
namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit
diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem
penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan
bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan/asuhan
antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Periode antenatal atau kehamilan memiliki pengertian yang
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid
terahir. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai
dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan ke 2 dari bulan keempat sampai 6
bulan, dan triwulan ke 3 dari bulan ketuju sampai 9 bulan. (Pelayanan
kesehatan material dan neonatal, 2001 )
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan
sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan. Pengertian antenatal care adalah perawatan
kehamilan. Pelayanan perawatan kehamilan merupakan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai
dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan. (Depkes
RI, 2010)
2. Gejala Klinis Dan Tanda Kehamilan
Tanda kehamilan :
a. Presumtif ( Bukti Subjektif)
1) Amenorea
2) Perubahan payudara
3) Anoreksia
4) Mengidam
5) Lelah (fatigue)
6) Mual & muntah (morning sickness)
7) Frekuensi berkemih
8) Pigmentasi kulit
9) Konstipasi
b. Probabilitas ( Bukti Objektif)
1) Pertumbuhan & perubahan uterus
2) Tanda Hegar’s (melunaknya segmen bawah uterus.
3) Ballotement (lentingan janin dalam uterus saat palpasi)
4) Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan)
5) Perubahan abdomen
6) Pembesaran abdomen
c. Absolut ( Bukti Positif)
1) Gerakan janin dapat dirasa, diraba juga bagian-bagian janin
2) Terdengar denyut jantung janin
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
3. Etiologi / Faktor Predisposisi
Penyebab kehamilan yaitu merupakan suatu proses pada coitus
(persetubuhan) air mani terpencar ke dalam ujung atas dari vagina
sebanyak ± 3 cc yang didalamnya terkandung spermatozoa (sel-sel mani)
sebanyak ± 100-120 juta setiap cc. Disini sel mani menunggu kematangan
sel telur.
Jika kebetulan pada saat ini terjadi ovulasi, maka mungkin fertilasi
berlangsung. Jika tak terjadi ovulasi maka penghamilan tidak akan terjadi.
Maka jelaslah bahwa koitus saat masa ovulasi yang dapat menghasilkan
kehamilan.
Sel telur dapat dibuahi hanya beberapa jam setelah ovulasi,
sedangkan sel mani dalam badan wanita masih kuat membuahi selama 1-3
hari.
Kehamilan terjadi kalau ada pertemuan dari persenyawaan antara
sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa) yang disebut zigote. (obstetric
fisiologi, 1983)
4. Proses Terjadinya Kehamilan
Proses terjadinya kehamilan diawali dengan terjadinya fertilisasi.
Fertilisasi adalah proses terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma
dan ditandai dengan bergabungnya inti kedua sel kelamin tersebut. Proses
fertilisasi berlangsung di dalam oviduk. Sebelum terjadi fertilisasi, pada
permulaannya terlebih dahulu terjadi proses yang dinamakan kopulasi atau
persetubuhan. Adanya kopulasi menjadikan sperma yang bercampur
dengan air mani (semen) masuk ke dalam saluran reproduksi wanita
(vagina). Oleh enzim proteolitik, sperma yang berada dalam vagina terlihat
sangat motil. Kemudian, sperma tersebut bergerak menuju uterus hingga
oviduk (tuba allopi) melalui pergerakan ekornya. Di bagian atas oviduklah
fertilisasi terjadi. Agar sel telur dapat dibuahi oleh sperma,
sperma mengeluarkan enzim hialuronidase dan enzim proteinase. Oleh
kedua enzim tersebut, sel telur dapat ditembus oleh sperma.
Proses penembusan sel telur memerlukan waktu tertentu.
Sebabnya, sel sperma harus menembus tiga lapisan sel telur yang berturut-
turut adalah korona radiata, zona pelusida, dan membran plasma. Setelah
sel telur dibuahi oleh satu sel sperma, segera sel telur mengeluarkan
senyawa tertentu menuju zona pelusida. Senyawa tersebut berfungsi
untuk melidungi sel telur supaya tidak tertembus kembali oleh sperma
lainnya. Untuk mencermati proses terjadinya fertilisasi.
Lihat Gambar
Gambar Fertilisasi sel telur oleh sperma

Sperma bersifat haploid (n = 23 kromosom) dan sel telur


juga bersifat haploid (n = 23 kromosom). Akibatnya, pembuahan
sperma pada sel telur akan menghasilkan sebuah zigot yang bersifat
diploid (2n = 23 pasang kromosom). Berikutnya, zigot bergerak menuju
uterus melalui oviduk dan sembari membelah secara mitosis. Pada saat
ini juga zigot sudah mulai berkembang menjadi embrio. Pembelahan zigot
menghasilkan sel-sel yang bentuknya sama dan fasenya dinamakan
morula. Pembelahan morula menghasilkan blastosit dan fasenya
dinamakan blastula. Kurang lebih lima hari setelah fertilisasi, blastosit
menempel pada endometrium dan prosesnya dinamakan implantasi.
Implantasi ini dapat menyebabkan kehamilan.
6. Patofisiologi
Pertemuan antara sel telur dan sel sperma pada saat puncak senggama, dan
tertanamnya sel telur yang telah dibuahi oleh sperma pada uterus atau
Rahim akan menyebabkan wanita mengalami proses kehamilan.
Terjadinya kehamilan pada seorang wanita akan mempengaruhi seluruh
proses fisiologi atau hormonal dalam tubuhnya yang menyebabkan wanita
mengalami gejala gejala seperti tidak mengalami haid, mual muntah pada
pagi dan malam hari, suhu basal yang meningkat, serta perut yang makin
membesar seiring meningkatnya usia kehamilan.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1) Bagimana keadan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk
badan dan kesadaran
2) Apakah anemis, sianosis, ikterus, atau dispnea
3) Keadaan jantung dan paru-paru
4) Adakah oedema :
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia
gravidarum atau oleh karena tekanan rahim yang membesar pada
vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki. Dapat
juga disebabkan oleh hipovitaminase B1, hipoproteinanemia dan
jantung.
5) Reflex
Terutama reflex lutut, reflex negative pada kekurangan vitamin B1
dan penyakit urat.
6) Tensi (tekanan darah )
Tekanan darah pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolik
atau 90 diastolik.
7) Berat badan
BB dalam triwulan ke-3 tidak boleh bertambah lebih dari 1 kg
seminggu atau 3 kg dalam sebulan. Penambahan yang lebih dari
batas-batas tersebut di atas disebabkan karena penimbunan
(retensi) air dan disebut “praxoedema”.

b. Pemeriksaan Keperawatan (Status Obstetricus)


1) Inspeksi
a) Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada
wajah), selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
b) Leher
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit
jantung), apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe
membengkak.
c) Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, keadaan puting
susu, adakah colostrum.
d) Perut
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada acites
biasanya membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi di
linea alba, Nampak gerakan janin atau kontraksi rahim, adakah
striae gravidarum atau bekas luka.
e) Vulva
Keadaan perineum, adakah asites, tanda Chadwick.
f) Anggota bawah
Cari varises, oedema, luka, cicatrik pada lipatan paha

2) Palpasi
Untuk menentukan :
a) Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan
(UK)
b) Menentukan letaknya anak dalam rahim
c) Adakah tumor dalam rongga perut, kista, mioma, limpa yang
membesar
Pemeriksaan Leopold :
1) Leopold I
Tujuan : untuk menentukan tua kehamilan dan bagian
apa yang terdapat di bagian fundus.
Gambar 1 : Pemeriksaan Leopold I

Caranya :
1) Kaki klien difleksikan pada lutut dan lipat paha
2) Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat
kearah muka penderita
3) Rahim di bawah ke tengah
4) Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus
dengan mengikuti bentuk uterus
5) Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan
bentuk, ukuran konsistensi dan gerakan janin
6) Tentukan tinggi fundus uteri
7) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam
fundus.
Bila kepala : bulat, keras dan dapat
digerakkan (balotement).
Bila bokong : lunak, bentuk tidak spesifik,
lebih besar dan lebih lunak dari
kepala, tidak dapat digerakkan
serta fundus terasa penuh.
Bila letak lintang: palpasi di daerah fundus akan
terasa kosong.
Pemeriksaan usia kehamilan dari tingginya fundus uteri :
1) Sebelum bulan ke 3 fundus uteri belum dapat diraba dari
luar
2) Akhir bulan III (12 mg) : tinggi fundus uteri 1 – 2 jari
di atas symphisis
3) Akhir bulan IV (16 mg) : tinggi fundus uteri
pertengahan symphisis
4) Akhir bulan V (20 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di
bawah pusat
5) Akhir bulan VI (24 mg) : tinggi fundus uteri setinggi
pusat
6) Akhir bulan VII (28 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di
atas pusat
7) Akhir bulan VIII (32 mg) : tinggi fundus uteri
pertengahan prosesus
xipoideus dan pusat
8) Akhir bulan IX (36 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di
bawah prosesus xipoideus
9) Akhir bulan X (40 mg) : tinggi fundus uteri
pertengahan antara prosesus
xipoideus dan pusat

Gambar 2 :
Pusat
Tinggi fundus menurut usia
kehamilan normal dengan
satu janin.

Symphisis

Jadi, fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan IX (36 mg),
setelah bulan ke 8 fundus uteri pada primigravida turun lagi
karena kepala mulai turun
ke dalam rongga panggul.
Pada seorang multigravida yang berbaring, fundus uteri tetap
setinggi arcus costarium dan menonjol ke depan.
Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti
pertumbuhan rahim maka seorang sering ukuran rahim
ditentukan dalam cm, yang diukur ialah tingginya fundus uteri
dan perimeter umbilical (lingkaran perut setinggi pusat).

Tinggi fundus uteri dalam cm = usia kehamilan dalam bulan


3,5 cm

Keterangan :
Tinggi Fundus Uteri (cm) Usia Kehamilan (bln)
20 5
23 6
26 7
30 8
33 9

2) Leopold II
Tujuan : untuk menentukan di mana letaknya punggung
anak dan di mana letaknya bagian-bagian kecil

Gambar 3 : Pemeriksaan Leopold II

Caranya :
1) Kedua tangan pindah ke samping
2) Tentukan di mana punggung anak. Punggung anak
terdapat di pihak yang memberikan rintangan yang
paling besar, carilah bagian-bagian kecil yang biasanya
terletak bertentangan dengan pihak rintangan yang
terbesar.
3) Kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah
pada letak lintang.

3) Leopold III
Tujuan : untuk menentukan apa yang terdapat dibagian
bawah dan apakah bagaian bawah anak ini
sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul.

Gambar 4 : Pemeriksaan Leopold III


Caranya :
1) Digunakan satu tangan saja
2) Bagian bawah ditentukan anatar ibu jari dan jari lainnya
3) Cobalah apakah tangan bawah masih bia digoyangkan
4) Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi maka kepala
sudah “enganged”
4) Leopold IV
Tujuan : untuk menentukan tua kehamilan dan bagian
apa yang terdapat di bagian fundus.
Gambar 5 : Pemeriksaan Leopold IV
Caranya :
1) Pemeriksa menghadap kea rah kaki klien
2) Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
3) Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah
abdomen dan coba untuk menekan kea rah pintu atas
panggul
4) Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam
pintu atas panggul (PAP), dan berapa masuknya bagian
bawah ke rongga panggul.
5) Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari
bagian terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar
dan :
a) Kedua tangan convergent, hanya bagian kecil dari
kepala turun ke dalam rongga
b) Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari
kepala masuk ke rongga panggul
c) Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar
dari kepala masuk ke dalam rongga panggul dan
ukuran terbesar dari kepala sudah melewati pintu
atas panggul (PAP).

3) Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoaural
dan ultrasound (doptone). Dengan stetoskop dapat didengar
bermacam-macam bunyi yang berasal :
a) Dari anak
(1) Bunyi jantung anak (frekuensi bunyi jantung 120-
140 kali per menit) dengan stetoskop monoral pada
akhir bulan kelima. Dengan stetoskop ultrasound
(doptone) pada akhir bulan ketiga. Kalau bunyi
jantung <120 kali permenit atau >160 kali permenit
atau tidak teratur, maka anak dalam asphyxia
(kekurangan oksigen). Cara menghitung bunyi
jantung adalah dengan mendengarkan bunyi jantung
selama 3 x 5 detik kemudian dikalikan 4.
Misalnya :
Waktu (5 detik) Dikalikan Hasil
I III V Dijumlahkan Interpretasi
4 Perhitungan
11 12 11 34 34 x 4 136 x/mnt Teratur,
bayi normal
10 14 9 33 33 x 4 132 x/mnt Tak teratur,
asphyxia
8 7 8 23 23 x 4 92 x/mnt Teratur,
aspyxia

(2) Bising tali pusat


Sifatnya meniup karena tali pusat tertekan. Namun
sering ilang karena posisi atau sering mengubah
sikap ibu.
(3) Gerak anak
Bersifat pukulan dari dalam rahim.
b) Dari ibu
(1) Bising rahim
Bersifat bising dan frekuensinya sama dengan
denyut nadi ibu. Disebabkan arteria uterina.
(2) Bunyi aorta
Frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
(3) Bising usus
Sifatnya tak teratur, tergantung udara dan cairan dari
dalam usus ibu.

8. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang


a. Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, karena
sebelumnya rangka janin belum tampak.
b. Pemeriksaan USG
Untuk menentukan :
Jenis kelamin
1) Tafsiran kelahiran, tafsiran berat janin (TBJ)
2) Jumlah cairan amnion
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah (Hb, Gol darah, glukosa, VDRL)
2) Urine (tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
Pemeriksaan swab (lendir vagina dan serviks)

9. Diagnosis / Kriteria Diagnosis


Untuk menentukan diagnosis kehamilan yang harus diperhatikan adalah
tanda pasti kehamilan :
a. Adanya DJJ
Terdeteksi umur kehamilan 10 minggu dengan doppler sedangkan
dengan funandoskop umur kehamilan 18-20 minggu. (DJJ rendah 110-
120 kali permenit, tinggi 150-160 kali permenit).
b. Fetal movement, dengan palpasi trimester ketiga
Gerakan janin ini lebih cepat diketahui dengan USG.
c. Dengan USG (100% reliable) pada umur kehamilan 5-6 minggu nyata
adanya kehamilan.

10. Terapi / Tindakan Penanganan


Untuk menghindari komplikasi wanita hamil memerlukan paling
sedikitnya 4 kali kunjungan pada periode antenatal :
a. 1 kali kunjungan pada trimester I (sebelum 14 minggu)
b. 1 kali kunjungan pada trimester II (14 – 28 minggu)
c. 2 kali kunjungan pada trimester III (28 - 36 minggu dan sesudah
minggu 36)

11. Kemungkinan Komplikasi Kehamilan


Yang sering ditemukan pada antenatal care :
a. Anemia
b. Penyakit
c. Hiperemis gravidarum
d. Perdarahan dalam kehamilan
e. Kelainan letak
f. Toxamia gravidarum (pre eklamsia, eklamsia)
g. Kegelisahan menjelang persalinan
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Anamnesa
1) Alasan kunjungan
2) Keluhan-keluhan
3) Riwayat obstetri, meliputi :
a) Gravida, para, abortus, dan anak hidup (GPAH)
b) Berat badan bayi baru lahir dan usia gestasi
c) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan
dan penolong persalinan
d) Jenis anestesi dan kesulitan persalinan
e) Komplikasi maternal seperti : diabetes, hipertensi, infeksi, dan
perdarahan
f) Komplikasi pada bayi
4) Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan
tafsiran persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama
haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPTP
dapat digunakan rumus Naegle, yaitu : hari pertama ditambah 7,
bulan dikurangi 3, tahun disesuaikan.
Contoh : HPTP 30 Agustus 2004, berarti TP 6 Juni 2005. Aturan
Naegle lebih akurat dilakukan pada ibu dengan siklus menstruasi
yang teratur 28 hari, kurang akurat pada ibu dengan siklus
menstruasi yang tidak teratur.
5) Riwayat kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu,
atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan
pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral
sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan yang tidak
diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual
janin.
6) Riwayat penyakit dan operasi
Kondisi kronis (menahun/terus-menerus) seperti diabetes melitus,
hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan.
Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan
trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
7) Riwayat kesehatan, meliputi :
a) Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan
kelompok risiko tinggi untuk masalah genetis seperti anemia
sickle sel, talasemia)
b) Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi
c) Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan
jantung
d) Penyakit sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular
seksual, dan tuberculosis
e) Riwayat dan perawatan anemia
f) Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan)
g) Jumlah konsumsi kafein setiap hari seperti kopi,teh, coklat dan
minuman ringan lainnya
h) Merokok, jumlah batang per hari
i) Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat
meningkatkan risiko terinfeksi toxoplasma
j) Alergi dan sensitifitas obat
k) Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit
l) Riwayat keluarga (penyakit keturunan)
m) Riwayat kesehatan pasangan
n) Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis dan
infeksi. Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol
akan berpengaruh pada kemampuan keluarga menghadapi
kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah
akan berpengaruh pada ibu dan janin, terutama risiko
mengalami komplikasi pernapasan akibat perokok pasif.
Golongan darah dan tipe Rhesus ayah penting jika ibu dengan
Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat
terjadi. (Mitayani, 2009 : 3)
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : sebaiknya di ambil pada posisi duduk
dengan lengan sejajar posisi jantung
b) Nadi : frekuensi normalnya 60-90 kali permenit.
Takikardi dapt terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid,
dan infeksi. Nadi diperiksa dengan satu menit penuh.
Nadi diperiksa untuk mengetahui masalah pada sirkulasi
tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
c) Pernapasan : frekuensi napas selama hamil berkisar
antara 16-24 kali permenit.takipnea terjadi karena infeksi
pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas harus
sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru
bebas dari suara napas abdominal.
o
d) Suhu normal wanita hamil adalah 36,2-37,6 C.
Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi dan
membutuhkan perawatan medis.
3) Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada
wajah), selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
4) Leher (kelenjar tiroid : membesar / tidak )
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit
jantung), apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar
limfe membengkak.
5) Dada dan axial
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, keadaan puting
susu, adakah coloctrum.
6) Ekstremitas (oedema, varises, reflek patella)
7) Abdomen (inspeksi, palpasi, auskultasi)
8) Genetalia ( vulva, vagina, perineum)
Keadaan perineum, adakah asites, tanda Chadwick.
9) Sistem kardiovascular
a) Bendungan vena : biasanya terjadi pada tungkai, vulva,
rektum. Bendungan vena bisa berkembang menjadi varises
b) Oedema
Oedema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian
darah pada ekstremitas akibat perpindahan cairan
intravaskular ke ruang intersitiil. Odeman pada tangan dan
wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan
tanda dari hipertensi pada kehamilan.
10) Sistem muskuloskeletal
a) Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama
kehamilan, keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot
punggung dan tungkai.
b) Tinggi dan berat badan
Barat badan awal kunjungan sebagai dasar menentukan
kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan
sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan
kurang dari 150 cm, ibu berisiko melahirkan bayi prematur
dan BBLR. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg
dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi
kehamilan, persalinan secara seksio caesarea, dan infeksi
postpartum.
c) Abdomen
Kontur, ukuran dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi
fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi di atas simpisis
pubis. Kandung kemih harus dikosongkan saat pemeriksaan
untuk memperoleh hasil yang akurat.
11) Sistem neurologi
Tidak diperlukan pemeriksaan neurologi lengkap bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan terjadi
masalah. Hanya saja pemeriksana refleks tendon terutama
patella perlu dilakukan karena hiperefleksi menandakan
adanya komplikasi kehamilan.
12) Sistem integumen
Pucat menandakan anemia, jaundice menandakan gngguan
pada hepar, lesi, hiperpigmentasi, seperti choasma gravidarum
serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan serta strie.
Penampang kuku berwarna merah muda berarti pengisian
kapiler baik.
13) Sistem endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran
yang berlebih menandakan hipertiroid
14) Sistem gastrointestinal
a) Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir
bebas dari ulcerasi, gusi berwarna kemerahan, oedema
akibat efek peningkatan esterogen yang menyebabkan
hiperplasia. Gigi terawat dengan baik.
b) Usus
Bising usus berkurang karena efek progesteron pada otot
polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan
bising usus terjadi apabila menderita diare.
15) Sistem urinarius
Pengumpulan urin untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara
urine tengah. Urin diperiksa utuk mendeteksi tanda infeksi
saluran kemih dan zat yang ada dalam urin yang menandakan
masalah.
a) Protein
Seharusnya tidak ada dalam urin, tetapi bila ada berarti
adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta
hipertensi pada kehamilan.
b) Glukosa
Glukosa dalam jumlah kecil bisa dikatakan normal.
Glukosa dlam jumlah besar membutuhkan pemeriksaan
gula darah.
c) Keton
Keton ditemukan dalam urin setelah mealkukan aktivitas
berat atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak
adekuat.
d) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urin berkaitan dengan infeksi
saluran kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil.
16) Sistem reproduksi
a) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puting, dan
pengeluaran kolostrum. Adanya benjolan atau tidak
simetris pada payudara.
b) Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus
perlu diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan
jaringan parut perineum
c) Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil
dan berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang
disebut tanda Chadwik (Mitayani, 2009 : 4)
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (NANDA 2006) :
Trimester I :
a. Ansietas berhubungan dengan perubahan fisik, rasa tak nyaman
pada awal kehamilan
b. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, vomiting dan anoreksia
d. Gangguan pola seksual berhubungan dengan rasa tidak nyaman,
rasa takut bahwa senggama akan mencederai janin.
e. Defisit pengetahuan tentang fisiologi kehamilan berhubungan
dengan informasi tak adekuat
f. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan perubahan situasi
keluarga akibat kehamilan.
Trimester II :
a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan anatomi &
fisiologi kehamilan.
b. Gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan defisit
pengetahuan tentang perawatan diri (misalnya : istirahat &
relaksasi, hygiene personal).
c. Nyeri berhubungan dengan rasa tidak nyaman selama hamil.
d. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pemahaman yang
kurang terhadap perubahan selama trimester kedua.
e. Ansietas berhubungan dengan rasa tidak nyaman selama
kehamilan.
Trimester III :
a. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang
pemahaman tentang awitan persalinan, risiko persalinan prematur,
penanganan kedaruratan.
b. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan kekhawatiran yang
meningkat terhadap persalinan.
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa tidak nyaman,
kecemasan terhadap persalinan.
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kecemasan dan gangguan
tidur.
e. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran uterus
f. Perilaku mencari kesehatan berhubungan dengan pengetahuan
cukup mengenai kehamilan.
g. Ansietas berhubungan dengan perubahan fisik, krisis situasional.

3. Rencana Asuhan Keperawatan


Dx 1 : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran
diafragma ke atas ditandai dengan sesak, sulit bernapas
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x15
menit diharapkan pola napas efektif.
Kriteria evaluasi :
a. Melaporkan keluhan sesak menurun
b. Mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi
pernapasan
c. Frekuensi napas normal 16-24 kali permenit, suara napas harus
sama bilateral, ekspansi paru simetris
Rencana tindakan :
a. Kaji status pernapasan (misal sesak pada pergerahan tenaga,
kelelahan)
R : menentukan beratnya masalah yang terjadi pada kurang
lebih 60 % penyakit prenata. Meskipun kapasitas vital
meningkat, fungsi pernapasan diubah saat kemampuan
diafragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh
karena pembesaran uterus.
b. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada
sebelumnya (alergi, asma, TB)
R : masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan
menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin
c. Kaji kadar Hb dan Ht, tekankan pentingnya masukan
vitamin/fero sulfat pranatal setiap hari. (kecuali pada klien
dengan anemia sel sabit)
R : peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24-32
mengencerkan kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan
anemia dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen
d. Berikan informasi untuk mengurangi masalah pola napas,
seperti : menghindari merokok, memberi makanan yang sedikit
tapi sering, duduk atau tidur dengan posisi semifoler
R : postur yang baik dan makan sedikit mebantu
memaksimalkan penurunan diafragmatik,
memeningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi
paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk
pertukaran ibu dan janin. Pengubahan posisi tegak dapat
meningkatkan ekspansiparu sesuai ukuran gravid.

Dx 2 : Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan perubahan nafsu makan, mual dan
muntah
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x15 menit
diharapkan pemenuhan nutrisi klien adekuat.
Kriteria evaluasi :
a. Klien dapat menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
b. Klien mengikuti diet yang dianjurkan yaitu mengandung vitamin,
mineral, protein, dan besi.
c. Klien mengkonsumsi suplemen zat besi / vitamin sesuai resep
d. Klien menunjukkan penambahan berat badan yang sesuai
Rencana tindakan :
a. Timbang berat badan klien, pastikan berat badan pregravidal
biasanya
R : ketidakadekuatan penambahan berat badan pranatal
dan/dibawah berat badan normal masa kehamilan,
meningkatkan risiko retardasi pertumbuhan intrauterin
(IUGR) pada janin dengan BBLR
b. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah
R : mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negatif
pada status nutrisi pranatal, khususnya pada periode
krisis perkembangan janin
c. Ukur pembesaran uterus
R : malnutrisi ibu berefek negatif terhadap pertumbuhan
janin
d. Anjurkan makan sedikit-sedikit tapi sering
R : untuk meminimalkan muntah dan memberikan nutrisi
pada ibu
e. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet pranatal
dan suplemen vitamin/ zat besi setiap hari.
R : materi referensi yang dapat dipelajari di rumah
meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang

Dx 3 : Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan


pembesaran uterus, peningkatan tekanan intra abdomen.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x15
menit diharapkan klien dapat memahami perubahan
eliminasi yang terjadi
Kriteria evaluasi :
a. Mengungkapkan penyebab sering kencing
b. Mengidentifikasi cara mencegah stasis urinarius
Rencana tindakan :
a. Berikan informasi perubahan berkemih
R : Memantau klien memahami alasan fisiologis dari
frekuensi berkemih dan Nokturia
b. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur
R : Meningkatkan perfusi ginjal
c. Anjurkan menghindari posisi tegak dan supine dalam waktu
lama
R : Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava
dan menurunkan aliran vena cava
d. Berikan informasi intake cairan 6-8 gls/hr, penurunan intake 2-3
jam pra rest
R : Mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal
adekuaat yang mengurangi natrium diet untuk
mempertahankan status isotonik
e. Tekankan higiene toileting, memakai celana dari katun dan
menjaga vulva tetap kering
R : Celana dari katun dapat menyerap keringat dan cairan
yang mungkin keluar dari vulva dan mengurangi risiko
infeksi
f. Kolaborasi : Kaji riwayat medis (hipertensi, peny. ginjal &
jantung)
R : Masalah yang mempengaruhi fungsi ginjal disertai
dengan peningkatan volume cairan dan statis
meningkatkan risiko klien terhadap masalah sirkulasi
yang mempengaruhi janin.

Dx 4 : Risiko tinggi konstipasi berhubungan dengan penurunan


peristaltik, penekanan uterus
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x15 menit,
diharapkan tidak terjadi konstipasi pada klien.
Kriteria evaluasi :
a. Mempertahankan pola fungsi usus normal
b. Mengidentifikasi perilaku beresiko atau memberatkan
c. Melaporkan tindakan untuk meningkatkan eliminasi
Rencana tindakan :
a. Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan
perubahan selama hamil
R : pola eliminasi dipertahankan bila mungkin. Peningkatan
kadar progesterone merilekskan otot polos saluran GI,
mengakibatkan penurunan peristaltic dan meningkatkan
reabsorpsi air dan elektrolit. Suplemen zat besi juga bisa
memperberat maslah konstipasi
b. Kaji adanya haemoroid
R : varises rektum seringkali terjadi pada konstipasi yang
lama, mengejan atau sebagai akibat peningkatan volume
sirkulasi dan relaksasi hormonal pembuluh darah.
c. Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat
R : bulk dan konsistensi dalampilihan diet membantu
meningkatkan keefektifan pola defekasi.
d. Anjurkan latihan ringan
R : menigkatkan peristaltikdan membantu mencegah
konstipasi. Latihan keras dianggap dapat menurunkan
sirkulasi uteroplasenta.
e. Kolaborasi : berikan pelunak feces bila diet tak efektif
R : mungkin perlu untuk membantu mengatasi konstipasi.

Dx 5 :Risiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek


hormon kehamilan pada wajah (chiasma) dan perubahan bentuk
tubuh, oedema, dan varises
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x15 menit,
diharapkan klien tidak mengalami gangguan citra tubuh
Kriteria evaluasi :
a. Klien mengungkapkan pemahaman/penerimaan perubahan tubuh
b. Klien dapat mendemostrasikan citra diri yang positif dengan
mempertahankan kepuasan terhadap penampila secara menyeluruh.
Rencana tindakan :
a. Tentukan sikap terhadap kehamilan, perubahan citra tubuh, dan
situasi pekerjaan dan bagaimana hal ini dipandang oleh orang
terdekat
R : perasaan klien terhadap kehamilan mempengaruhi
kemmapuannya untuk dapat mengembangkan perasaan
positifterhadap perubahan bentuk tubuhnya sebagaimana
kemampuannya beradaptasi positif terhadap peran
menjadi orang tua
b. Identifikasi hal yang mendasari harga diri klien sehubungan
dengan perubahan karena hamil dan tanggung jawab yang
berhubungan dengan peran baru tersebut
R : perubahan citra tubuh terjadi secara normal karena
perubahan bentuk tubuh. Hal ini dapat menimbulkan
krisis situasi yang berdampak negatif terhadap kehamilan
maupun kemampuan menjadi orang tua pada klen
dengan harga diri buruk dan identitas ego lemah
c. Kaji sistem pendukung seperti bibi, nenek, curturaealer dsb.
R : dukungan yang adekuat dapat membantu klen mengatasi
perubahan bentuk tubuhnya secara positif dan
mempertahankan harga diri positif
d. Kolaborasi : rujuk pada sumber-sumber lain sesuai indikasi
(misalnya konseling atau terapis)
R : klien mungkin memerlukan intervensi intensif yang lebih
untuk memudahkan penerimaan diri/kehamilan
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Obstetri patologi dan Ginekologi. Bagian obstetric dan ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung : Elstar Offset
Bandung.
Bobak, I.M. dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternita. Edisi 4. Jakarta : EGC
Choyriati,Laily. 2013. Available at :
http://lailychoyriati.blogspot.com/2013/04/pengertian-kehamilan-dan-
persalinan.html. Opened on Tuesday (10.30 a.m)
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal Atau Bayi. Edisi 2.
Jakarta : EGC
Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6.
Jakarta : EGC
Mengetahui Gianyar, 30 Oktober 2014
Pembimbing Klinik /CI Mahasiswa

(________________________) (Ni Luh Made Novira Adhi Kharisma)


NIP. NIM. P07120012076

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

( ___________________________)
NIP.

Anda mungkin juga menyukai