Anda di halaman 1dari 65

CHECKLIST UKMPPD

OLEH : BATCH IV NOVEMBER 2019

SATU TUJUAN : LULUS


CHECKLIST IV-LINE
1. Tegakkan indikasi pemasangan IV Line ( biasa pada kasus diare dengan
dehidrasi, kasus syok hipovolemia pada trauma, kasus fraktur terbuka karena
trauma.)
2. Cuci tangan sebelum periksa dan gunakan handscoon tidak steril.
3. Pada kasus trauma, jangan lupa lakukan A, B, C, D, E Apabila ada luka terbuka
dengan darah mengalir, tutup dengan kain/kasa dan ikat di bagian atas/proksimal
luka. Periksa TTV, KU, GCS, BB, TB.
4. Selesai periksa, lepas handscoon dan cuci tangan.
5. Siapkan alat.
- Cairan : gunakan RL (apabila cedera kepala  gunakan cairan hipertonik
seperti D5%)
- Infus : gunakan set transfuse (jaga-jaga apabila dibutuhkan transfuse darah
di kemudian hari).
- Sambungkan set transfuse dengan cairan RL, gantung pada gantungan
infus, keluarkan udara dari selang.
- Kanula : Dewasa  16G (abu-abu) atau 18G (hijau); Anak-anak  20G
(Pink) atau 24G (kuning)

- Plester dan hypafix


- Wajan bengkok
- Tourniquet
- Desinfektan (kapas + alkohol)
6. Cuci tangan sebelum pemasangan dan pakai handscoon tidak steril.
7. Siapkan pasien, pilih tangan yang tidak dominan. Pilih vena paling besar,
lurus dan berkelok-kelok.
8. Pasang tourniquet dan meminta pasien mengepalkan tangan.
9. Disinfeksi tempat insersi infus yang dipilih.
10. Pasang jarum dengan posisi bevel menghadap ke atas, tusukkan ke kulit dengan
posisi jarum 30 derajat.
11. Pastikan ada darah masuk ke kanula  masuk dengan benar ke pembuluh darah.
Dorong kanula sambil menarik jarum kanula.
12. Fiksasi kanula menggunakan hypafix.
13. Lepas tourniquet.
14. Membendung ujung kanula, melepas jarum dan menyambung dengan infus set.
15. Jalankan infus, pastikan bahwa aliran berjalan dengan lancar, dan tidak
merembes ke jaringan disekitar tempat insersi.
16. Fiksasi chevron/u-turn dan fiksasi terakhir.
17. Catat tanggal dan jam dipasangnya IV line.

CHECKLIST UKMPPD 2
18. Tulis resep
R/ RL 500 ml fls No. II
S.i.m.m

R/ Abbocath 18G No. I


S.i.m.m

R/ Blood set No. I


S.i.m.m

CHECKLIST UKMPPD 3
CHECKLIST NGT
1. Tegakkan indikasi pemasangan NGT (biasanya pada kasus intoksikasi
organofosfat, pasien yang butuh dekompresi abdomen, keracunan, butuh
nutrisi tapi tidak bisa makan lewat mulut).
2. Cuci tangan sebelum siapkan alat.
3. Siapkan alat yang diperlukan :
- Slang nasogastric (Dewasa : 16-18 Fr , Anak 12-14 Fr)
- Jelly
- Spuit 50 ml.
- Stetoskop
- Lampu senter/pen light
- Klem
- Handuk kecil
- Tissue
- Spatel lidah
- Handscoon tidak steril
- Plester
- Wajan bengkok
- Bak instrument
4. Cuci tangan sebelum pemeriksaan.
5. Posisikan pasien dengan nyaman (setengah duduk/semi-sitting/high fowler)
6. Periksa TTV, KU, GCS, BB, TB.
7. Cek hidung (apakah ada sumbatan, ada sekret, ada benda asing; bila ada
bersihkan. Cek patensi hidung! Pilih lubang hidung yang paling bersih)
dan tenggorokan.
8. Tempatkan handuk bersih di atas dada pasien, berikan tissue wajah.
9. Gunakan handscoon tidak steril.
10. Tentukan panjang selang yang akan dimasukkan  ukur jarak lubang
hidung ke daun telinga, lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke
tonjolan sternum, tandai lokasi tonjolan dengan plester (optional).
11. Beri jelly pada selang NGT.
12. Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke lubang hidung
paling bersih.
13. Pada saat memasukkan selang ke dalam hidung, minta pasien menahan
kepala dan leher lurus dan membuka mulut.
14. Ketika selang terlihat di dalam faring, instruksikan pasien untuk menekuk
kepala ke depan dan menelan (dengan mendorong selang dengan lembut).
15. Ketika tanda pada selang sudah mencapai jalan masuk lubang hidung,
hentikan insersi dan periksa penempatannya  masukkan udara ke selang
dengan spuit 50 cc sambil dengarkan apakah ada suara gemuruh di
lambung dengan stetoskop.
16. Fiksasi selang  fiksasi butterfly. Lalu fiksasi ke salah satu sisi wajah
pasien.
17. Apabila untuk keperluan kumbah lambung : aspirasi dengan spuit, lalu
selanjutnya sambung selang dengan urine bag (contoh: kasus intoksikasi)
18. Apabila untuk keperluan nutrisi : sambung saja dengan spuit atau tutup
dengan penutup selang.
19. Initial Confirmation of Position  minta x-ray thorax atau abdomen

CHECKLIST UKMPPD 4
20. Cuci tangan dan bereskan alat.
21. Catat tanggal dan waktu insersi selang, warna dan jumlah drainase, ukuran
dan tipe selang.
22. Edukasi agar selang jangan ditarik-tarik/tertarik, penggunaannya sekitar
3x24 jam.
23. Tulis resep.
R/ NGT no. 16Fr No. I
S.i.m.m

R/ Spuit 50 ml No. I
S. i.m.m

CHECKLIST UKMPPD 5
CHECKLIST PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGIS
1. Kenalkan diri, anamnesis. Keluhan yang biasa muncul :
- Nyeri kepala berulang  Nyeri kepala primer
- Pusing berputar  BPPV
- Penurunan kesadaran  Ensefalitis, Meningoensefalitis, Stroke
- Kejang : Tetanus, KDS, Epilepsi
- Kelemahan wajah: Bell’s Palsy, Myasthenia Gravis
- Nyeri di wajah : Trigeminal neuralgia
- Kesemutan : CTS, Neuropati perifer ec DM Tipe II
Anamnesis sesuai kecurigaan.
2. Informed consent pemeriksaan.
3. Cuci tangan.
4. Lakukan pemeriksaan TTV, KU, GCS, BB & TB.
5. Pemeriksaan saraf kranial :
- N. II dan N. III  refleks cahaya langsung dan tidak langsung
- N. III, IV, VI  gerakan bola mata (pada pasien sadar)
- N. V  sensoris 3 titik (V.1, V.2, V.3; pada pasien sadar), refleks
gores kornea (pada pasien tidak sadar, curiga bell’s palsy)
- N. VII  buka tutup mata, angkat alis, ngernyitkan dahi, senyum,
mencucu.
- N. VIII  Rinner, swabach, weber. Hanya pada pasien dengan
keluhan pusing berputar.
6. Pemeriksaan kaku kuduk :
- Kaku kuduk leher (sekalian Brudzinski I)
- Tanda Laseque (sekalian Brudzinski II)
7. Pemeriksaan Lateralisasi (hanya pada pasien penurunan kesadaran, kalau
sadar skip).
8. Pemeriksaan ekskremitas atas :
- Motorik
- Refleks fisiologis : biseps, triseps
- Refleks patologis : hoffman, tromner
- Sensoris
- Catatan : pemeriksaan motorik, sensoris sampai jari-jari (C6, C7,
C8) terutama pada keluhan kesemutan.
- Tinnel Test, Phallen Test (curiga CTS)
- Frontment Test, Warternberg Test, Jeanne Sign (curiga Guyon)
9. Pemeriksaan eksremitas bawah :
- Motorik
- Refleks fisiologis : patella, Achilles
- Refleks patologis : babinsky, chaddock
- Sensoris
10. Pemeriksaan proprioseptif
- Pemeriksaan Finger-to-nose
- Romberg Test (pada kasus dengan keluhan pusing berputar)
11. Head-to-toe singkat (opsional)

CHECKLIST UKMPPD 6
Diagnosis Banding Kasus Neurologis
1. Nyeri kepala  Tension type headache, migraine, cluster type, tumor otak,
aneurisma serebral
2. Pusing berputar  BPPV, Meniere disease (+penurunan pendengaran),
labirinitis, neuritis vestibular
3. Penurunan kesadaran  Ensefalitis, Meningoensefalitis, stroke
4. Kejang  Tetanus, epilepsi, kejang demam
5. Kelemahan di wajah  Bell’s palsy, ramsay hunt, stroke vertebrobasiler,
lesi cerebropontine angle, myasthenia gravis
6. Nyeri wajah : Trigeminal neuralgia
7. Kesemutan : CTS, Neuropati perifer ec DM Tipe II

Pemeriksaan Penunjang
1. Darah rutin
2. GDS (Neuropati perifer ec. DM tipe II)
3. Elektrolit
4. Profil Lipid (nyeri kepala, pusing berputar)
5. Dix-Hallpike (Pusing berputar)
6. CT-Scan (Stroke, Encephalitis, Nyeri kepala, pusing berputar)
7. NCV-EMG (pada CTS)

Tatalaksana
1. TTH S 1 dd tab 12 pagi hari pc (kalau pake
R/ Ibuprofen tab 400mg No. XXI sediaan 5mg)
S 3 dd tab I
5. Carpal Tunnel Syndrome
2. Cluster a. Night Splint (3-4 minggu, malam
R/ O2 NRM No. I saja)
S.i.m.m b. R/Asam mefenamat tab 500mg No. X
RUJUK Ke Sp. S S. 3 dd tab I
R/ Sumatriptan 50mg No. V c. R/Vit B6 tab 100mg No. X
S. prn S. 1 dd tab I

3. Migraine 6. BPPV
R/ Ibuprofen 400mg tab No. V R/ Betahistin HCL tab 8 mg No. XV
S prn S. prn
Brandt-Darrof  dilakukan sambil
4. Bell’s Palsy diajarkan, 5 kali kiri kanan 3 kali
R/ Prednison 40 mg No. XI sehari sampai pusingnya hilang
S 1 dd tab 1 ½ tablet pagi hari pc
ATAU 7. Trigeminal Neuralgia
R/ Carbamazepine 100 mg No. XX
S. 2 dd tab I

Edukasi
1. Diagnosis pasien dan penyebab penyakitnya.
2. Faktor resiko yang memperberat penyakitnya dan cara menghindarinya.
3. Komplikasi apabila tidak dilakukan pengobatan & pencegahan komplikasi.

CHECKLIST UKMPPD 7
4. Pengobatan yang diberikan pada pasien
5. Kontrol kembali ketika keluhan menetap atau memberat.

CATATAN TAMBAHAN (bimbingan dr. Yetty, Sp. S)


NYERI KEPALA (tanpa kelemahan anggota gerak)
Anamnesis  keluhan utama, sejak kapan, lokasi, sifat nyeri, frekuensi,
gejala penyerta, diperberat dengan apa, berkurang dengan apa

Ciri khas (keyword) :


 TTH (kencang terikat, rasa seperti berat, nyeri berulang naik turun tidak
hilang sama sekali)
 Migraine (silau melihat cahaya, berdenyut)
 Cluster (nangis, mata merah, hidung berair)
 Tumor serebri (nyeri sudah lama)
 SAH
 Meningitis (+ demam, silau melihat cahaya)
 Abses serebri (keluar cairan dari telinga, riwayat gigi berlubang, defisit
neurologis fokal)

Pemeriksaan Fisik:
N. cranialis : II, III, IV (pena/jari didekatkan ke pasien), VI, VII, V, XII
Tanyakan keluhan pandangan double atau gak  II, III, IV, VI
V  3 tempat cabang (sensoris pake tissue/kapas), raba masseter
VII  angkat alis, tutup mata, mencucu, meringis
XII  buka mulut, bilang AAAAA liat uvula liat arkus faring lalu
julurkan lidah

Motorik  angkat tangan hitung sampai 5, angkat kaki hitung sampai 5


Sensorik wajah, daerah servikal (lengan), lumbosacral (kaki). Tanyakan di
satu sisi saja, lalu bedakan kiri dan kanan.
Fisiologis (kalau peningkatan TIK, maka fisiologis naik)  biseps (eksremitas
atas) dan patella (eksremitas bawah)
Patologis  Hoffman Tromner (eks. atas), Babinsky (eks. bawah)
Kaku kuduk (untuk meningitis dan SAH)  kaku kuduk, brudzinsky,
kernig

Pemeriksaan dilakukan SIMETRIS, DUA SISI

PUSING BERPUTAR
Anamnesa : sejak kapan, rasanya seperti apa (kualitas)
bergoyang/berputar/seperti mau jatuh, onset, terus/menurus atau pada posisi
tertentu saja, apakah dipengaruhi perubahan posisi kepala, kalau ibu diem
pusingnya hilang gak, gejala penyerta (pendengaran, bunyi grebeg2, denging,
defisit neurologis, pandangan ganda, bicara pelo, kesemutan di ujung2 jari /
separuh tubuh, sulit menelan, kelemahan anggota gerak, mata tidak bisa nutup).

Pemeriksaan Fisik :
- N. kranialis (+ nistagmus)

CHECKLIST UKMPPD 8
- Motorik
- Sensorik
- GA USAH REFLEKS FISIOLOGIS & PATOLOGIS
- Koordinasi : Heel to Knee
- Dix- Hallpike  Jangan dilakukan bila ada mengarah ke vertigo sentral
- Romberg  Jangan dilakukan kalau ada kelemahan ekskremitas, dilakukan
dengan mata terbuka dan mata tertutup
- Tandem Gait

Tatalaksana non-farmakologis : Brandt-Darrof (lakukan bersama pasien


sambil edukasi!)

Bell’s Palsy : N. Cranialis, sensorik, motoric

Penurunan kesadaran : III, V, VII (pinprick, garis nasolabial, sudut bibir


simetris/tidak), kaku kuduk, lateralisasi, reflek fisiologis dan patologis

Malaria Serebral : pemeriksaan penunjang darah tebal dan tipis, biasanya


keluhan penurunan kesadaran demam menggigil ada riwayat bepergian ke
daerah endemis  Pemfis seperti penurunan kesadaran

DD CTS (hipoestesi di palmar saja) : DeQuarvain, radikulopati (tidak palmar


saja bisa di dorsum, C6-C7)
Anamnesis  Nyeri dimana, sejak kapan, rasa seperti apa, lokasi dimana,
menjalar
Pemeriksaan Fisik :
- Atrofi tenar
- Tinnel  kesemutan di jari berapa?
- Phallen  kesemutan di jari berapa?
- Motorik jari I
- Sensorik (cek sebelah luar jempol dan kelingking  bandingkan medianus dan
ulnar), lalu bedakan di distal dan proksimal

Ischialgia : (+) cek apakah atrofi gastrocnemius, tibialis anterior

Polineuropati Diabetik atau GBS  keluhan kesemutan di 4 anggota gerak di


telapak tangan dan kaki

Nyeri radikulopati  Lasseque bragard siggard valsava Patrick contrapatrick,


PATOLOGIS JANGAN

Tarsal Tunnel Syndrome

Kelemahan kedua tungkai  sentral (di medulla spinalis  myelitis,


autoimun, spondylitis TV) atau perifer

GBS  kesemutan hanya di ujung2 kaki/tangan

CHECKLIST UKMPPD 9
Myelitis  tentukan lesi setinggi apa

Tidak ada gangguan sensibilitas  polimyositis, paralitik hypokalemia,


poliomyelitis

Tetanus
Kalau datang sedang tidak kejang  HTIG, TT, Metronidazol, Diazepam prn,
RUJUK
Kalau datang sedang kejang Diazepam saat kejang (rektal 2x, baru IV)

CHECKLIST UKMPPD 1
0
CHECKLIST PEMERIKSAAN GENITALIA PEREMPUAN

1. Kenalkan diri, anamnesis. Keluhan yang biasa muncul :


- Cairan berbau tidak sedap keluar dari kemaluan : Bakterial
Vaginosis (fishy odor, cairan putih-abu), Trikomoniasis (bau busuk,
warna kuning hijau berbuih).
- Keputihan kuning nanah, disertai bercak darah  Klamidia
- Keluar darah dari kemaluan saat bersenggama : arah ke Ca. Cervix
- Gatal : Kandidosis vaginalis (cairan putih kuning bergumpal)
- Nyeri kencing : Uretritis GO (sekret mukopurulen), Uretritis non-GO
- Pada anamnesis : tanyakan riwayat hubungan seksual (pasangan,
kapan terakhir melakukan, pekerjaan, riwayat pake pengaman),
riwayat kontrasepsi, gangguan menstruasi, sudah menikah/tidak,
riwayat kebersihan genitalia
2. Informed consent pemeriksaan. Minta pasien kosongkan kandung kemih.
3. Cuci tangan, pakai handscoon non steril.
4. Siapkan pasien, siapkan alat (speculum cocor bebek)
5. Pemeriksaan abdomen : inspeksi, palpasi
6. Pemeriksaan genitalia perempuan (pasien diposisikan litotomi):
- Mons veneris : apakah ada lesi atau pembengkakan?
- Rambut pubis : menolai pola dan apakah ada kutu pubis?
- Kulit vulva : apakah ada kemerahan, ekskoriasi, massa, leukoplakia,
hiperpigmentasi?
- Labia mayor & minor : dengan tangan kanan, labia mayor dan minor
dibuka terpisah oleh ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan. Periksa
introitus vagina  lesi peradangan, ulserasi, sekret parut, kutil,
trauma, bengkak, perubahan atropik, massa)
- Klitoris  ukuran (normal 3-4 mm), lesi?
- Meatus uretra  apakah ada pus/peradangan?
- Kelenjar bartolin  palpasi kelenjar kanan pada posisi jam 7-8, kiri
pada posisi jam 4-5. Apakah ada nyeri tekan, bengkak atau pus.
- Perineum  massa, parut, fisura atau fistel, dan warna
- Relaksasi pelvis  minta pasien mengejan atau batuk (apakah ada
penggembungan dinding anterior  sistokel, penggembungan
posterior  rektokel)
- Inguinal  kelenjar limfe
7. Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada
daerah vagina, vulva dan perineum.
8. Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri
pada introitus (agar terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah
sejajar introitus (yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit) lalu
dorong bilah ke dalam lumen vagina.Setelah masuk setengah panjang
bilah, putar spekulum 90 hingga tangkainya kearah bawah
9. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas
bawah (hingga masing-masing menyentuh dinding atas dan bawah
vagina)

CHECKLIST UKMPPD 1
1
10. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas
(perhatikan ukuran dan warna porsio, dinding dan sekret vagina
atau forniks)
- Strawberry cervix : Trikonomiasis
- Cervis berdugul-dugul, rapuh : Ca. Cervix
11. Setelah periksa pandang selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak
bilah, kemudian keluarkan spekulum
12. Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan
13. Pemeriksaan vaginal toucher/bimanual :
- Dinding vagina : nodulus, parut, indurasi.
- Tangan kiri sekarang diletakkan di atas abdomen di daerah
suprapubis. Tangan kanan ( di dalam vagina ) mengangkat organ-
organ pelvis ke atas pelvis dengan cara mendorong cervix ke
ventrocranial dan menstabilkannya,sementara organ-organ itu
dipalpasi oleh tangan kiri ( di atas abdomen ).Tangan yang di perut
yang melakukan palpasi.
- Pemeriksaan rongga panggul
- Pemeriksaan uterus  konsistensi, arah anteversi/antefleksi, ukuran,
bentuk, mobilitas, nyeri tekan
- Adneksa dan parametrium
14. Lepaskan handscoon, cuci tangan.

DIAGNOSIS BANDING
1. Keluar cairan dari kemaluan : Trikomoniasis, Vaginosis bakterial,
Kandidosis vaginitis
2. Nyeri kencing : Uretritis GO, uretritis non-GO
3. Massa mengganjal : Abses bartolini (+ dispareunia)
4. Keluar darah post-senggama : Ca. Cervix
5. Luka di kemaluan : Sifilis, Herpes simplex, ulkus mole

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Gram (GO  Diplokokus Gram Negative Intraselular,
PMN meningkat; Klamidia  Leukosit, pada perempuan >30/LP,
cowok>5 leukosit/LP)
2. Pemeriksaan KOH (Kandidosis  Pseudohifa ragi, blastospora)
3. Pemeriksaan sediaan basah dengan NaCl 0,9% (BV  Clue cells,
Trikomoniasis  T. Vaginalis motil)
4. Pemeriksaan Whiff Test/Amin Test (BV  Whiff Test +)
5. Pap Smear  Ca Servix
6. Darah Rutin
7. Kertas lakmus (BV, Trikomoniasis  Merah jadi biru karena basa)
8. VDRL, TPHA, Dark field microscopy  Sifilis

CHECKLIST UKMPPD 1
2
CHECKLIST PEMERIKSAAN GENITALIA PRIA
1. Kenalkan diri, anamnesis. Keluhan yang biasa muncul :
- Keluar sekret dari lubang kencing : urethritis GO, urethritis non-GO
- Nyeri kencing : Uretritis GO (sekret mukopurulen), Uretritis non-GO
- Ulkus pada kelamin : Sifilis (bersih, tidak nyeri), mole (kotor, nyeri)
- Benjolan pada lipat paha, skrotum : Hernia
- Pada anamnesis : tanyakan riwayat hubungan seksual (pasangan,
kapan terakhir melakukan, pekerjaan, riwayat pake pengaman),
sudah menikah/tidak, riwayat kebersihan genitalia
2. Informed consent pemeriksaan. Minta pasien kosongkan kandung kemih.
3. Cuci tangan.
4. Siapkan pasien.
5. Pemeriksaan abdomen : inspeksi, palpasi
6. Cuci tangan, pakai handscoon steril.
7. Rambut pubis  persebaran
8. Penis :
- Inspeksi lubang uretra : letaknya, apakah ada sekret, ulserasi
- Preputium
- Perubahan warna kulit, apakah ada benjolan, ulkus, luka, lecet, veruka,
kondiloma.
9. Skrotum dan Testis  pembengkakan, perubahan warna kulit, penebalan
atau atrofi kulit, nyeri, simetris/asimetris, varises pada kulit skrotum, tes
transiluminasi.
10. Pemeriksaan daerah inguinalis  pembesaran KGB, nyeri atau tidak
11. Pemeriksaan kanalis inguinalis (terutama bila keluhan benjolan curiga
hernia)
12. Palpasi penis, testis, skrotum.
13. Lepaskan handscoon, cuci tangan.

DIAGNOSIS BANDING
1. Keluar sekret dari lubang kencing : urethritis GO, non-GO
2. Nyeri kencing : urethritis GO, non-GO, batu saluran kemih
3. Ulkus pada kelamin : Sifilis, Ulkus mole
4. Benjolan : Hernia

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Gram (GO  Diplokokus Gram Negative Intraselular, PMN
meningkat; Klamidia  Leukosit, pada perempuan >30/LP, cowok>5
leukosit/LP)
2. Darah Rutin
3. VDRL, TPHA, Dark field microscopy  Sifilis

CHECKLIST UKMPPD 1
3
PENGOBATAN GENITALIA PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI
1. BV dan Trikomoniasis 4. Uretritis Non-GO
R/ Metronidazole tablet 500mg No. R/ Azitromisin 500mg tab No. II
IV S. 1 dd tab 2
S. 1 dd tab IV (single dose)
5. Sifilis Primer
2. Kandidiasis R/ Benzatin Penisilin 2,4 juta IU
R/Flukonazol tab 150mg No. I No. I
S. 1 dd tab 1 (single dose) ATAU S. i.m.m
R/ Aquabidest No. I
R/ Klotrimazol vaginal supp 500mg S. i.m.m
No. I R/ Spuit 5cc No. I
S. 1 dd. Supp 1 (single dose) S. i.m.m

3. GO (single dose) 6. Herpes Genital


R/ Sefiksim 200mg caps No. II R/ Acyclovir 200mg tab XXXV
S. 1. dd cap 2 S. 5 d.d tab I
R/ Azitromisin 500mg tab No. II Bila rekuren  5 hari
S. 1. dd tab 2
7. Chancroid (Ulkus Mole)
R/ Ciprofloxacin 500mg No. VI
S. 2. dd. Tab I

EDUKASI
1. Diagnosis, penyebab dan prosesnya.
2. Faktor resiko yang memperberat penyakitnya dan cara menghindarinya.
3. Pentingnya menjaga kebersihan kelamin.
4. Komplikasi apabila tidak dilakukan pengobatan & pencegahan komplikasi.
5. Pengobatan yang diberikan pada pasien.
6. Kontrol kembali ketika keluhan menetap atau memberat.
7. Pada pasien konsumsi metronidazole  Jangan konsumsi alkohol selama
pengobatan

Tambahan untuk pasien IMS :


1. Untuk membawa pasangan seksualnya untuk diperiksa dan diobati.
2. Tidak berhubungan seksual sampai benar-benar sembuh
3. Perbaikan gaya hidup  Tidak ganti-ganti pasangan, menggunakan kondom

CHECKLIST UKMPPD 1
4
GAMBAR

1. Clue Cells  BV

2. Pseudohifa ragi, blastospora  Kandidosis

3. DGNI (+)  GO

CHECKLIST UKMPPD 1
5
4. Trikomonas Vaginalis

5. Dark-field microscopy  Sifilis

CHECK-LIST IMUNISASI

CHECKLIST UKMPPD 1
6
1. Cek usia bayi, riwayat imunisasinya (biasanya liat di KMS, buku pink) 
tentukan akan diberikan imunisasi apa sekarang.
- Baru lahir : Hepatitis B, Polio 0
- Lahir – 2 bulan : BCG
- 2 bulan : DPT-Hib 1, Polio 1
- 3 bulan : DPT-Hib 2, Polio 2
- 4 bulan : DPT-Hib 3, Polio 3
- 9 bulan : Campak
2. Pastikan bayi sedang dalam keadaan tidak sakit (tidak ada demam, diare,
batuk, pilek, etc)
3. Cuci tangan
4. Timbang berat badan bayi dan ukur tinggi badan bayi.
5. Siapkan alat
- Imunisasi yang diperlukan
- Spuit  1cc untuk BCG, 3cc untuk imunisasi yang lain
- Kapas alkohol
- Handscoon non-steril
6. Cek label vaksin dan pelarut  harus sama nama, tanggal produksi,
manufaktur produksi!
7. Cek tanggal kadaluarsa.
8. Cek Vaccine Vial Monitor

9. Lakukan shake test


- Siapkan sampel kontrol
- Kocok bersamaan sampel kontrol dan vaksin bersebelahan, selama 10-15
detik
- Liat pengendapannya  apabila pengendapan vaksin lebih lambat dari
kontrol maka boleh digunakan.
10. Campurkan vaksin (apabila masih dalam bentuk bubuk dan pelarut) 
gunakan spuit yang berbeda.
11. Cuci tangan lagi, gunakan handscoon non-steril.
12. Posisikan bayi dan ibu sesuai letak pemberian vaksin.
- Lengan atas kanan : DPT-Hb
- Lengan atas kiri : Campak, BCG, TT
- Paha kanan atas : Hep B, Campak, DPT-Hb
- Mulut : Polio
13. Ambil vaksin ke spuit :

CHECKLIST UKMPPD 1
7
- DPT-Hb 0,5 ml (IM)
- Campak 0,5 ml (SC)
- Hep B 0,5 ml (IM)
- BCG 0,5 ml (IC)
- TT 0,5 ml (IM)
- OPV  2 tetes
14. Disinfeksi tempat suntikan, biarkan mengering.
15. Suntikan vaksin, selesai langsung tutup kembali dengan kapas alkohol
(sudah dipegang kapas alkohol yang baru sebelum menyuntikkan).
16. Lengkapi kartu imunisasi bayi.
17. Edukasi soal efek samping yang bisa muncul  demam, diare, etc.
18. Resepkan PCT untuk apabila anak demam
Dosis PCT 10mg/kgbb/kali (sediaan sirup @ 120mg/5ml)

CHECKLIST TELINGA, HIDUNG, TENGGOROKAN

CHECKLIST UKMPPD 1
8
1. Kenalkan diri, anamnesis, tentukan keluhan lebih mengarah ke telinga,
hidung atau tenggorokan. Keluhan yang biasa muncul :
- Telinga : penurunan pendengaran (otosklerosis, presbiakusis), keluar
cairan dari telinga, nyeri telinga (OMA, OMSK), telinga gatal, nyeri
tragus/nyeri daun telinga (OE difus/sirkumskripta)
- Hidung : keluar ingus, bersin-bersin (rhinitis alergi/bacterial/viral),
merasa ada yang mengganjal (korpus alienum), nyeri di wajah (sinusitis),
keluar darah (epistaksis)
- Tenggorokan : nyeri menelan (tonsillitis, faringitis), suara serak
(laryngitis)
- Poin anamnesis tambahan : nyeri perut, dada seperti terbakar, riwayat
kebiasaan makan sehari-hari, air liur menetes (terutama keluhan
tenggorokan)
- Riwayat kebiasaan : rokok, gorengan, sering tidur setelah makan
- Khusus anak-anak: MPASI, ASI, imunisasi
2. Informed consent pemeriksaan. Cuci tangan.
3. Siapkan pasien.
4. Periksa KU, GCS, TTV, BB, TB.
5. Pakai lampu kepala!! Pastikan cahaya sesuai dengan pandangan mata.
6. Inspeksi hidung luar : simetris/tidak, deviasi septum, kelainan bentuk, tanda-
tanda infeksi/pembengkakan, tanda-tanda trauma, secret yang keluar
7. Palpasi hidung luar : tekan jari-jari telunjuk mulai pangkal hidung sampai
apeks  nyeri, massa tumor atau tanda krepitasi.
8. Periksa patensi lubang hidung.
9. Pemeriksaan rinoskopi anterior.
- Pasien diminta menengadahkan kepala maksimal
- Periksa : dasar rongga hidung, konka dan meatus, posisi septum, deviasi
septum, warna membrane mukosa hidung, tanda-tanda peradangan,
pembengkakan, infeksi, eksudat/secret, massa tumor/polip
- Fenomena Pallatum Molle  minta pasien mengucapkan huruf “I”
10. Pemeriksaan Sinus Paranasalis
- Inspeksi : pembengkakan, kemerahan
- Palpasi : nyeri tekan pipi (maksilaris), medial atap orbita (frontalis),
kantus medius (etmoidalis)
- Transiluminasi sinus (hanya bila curiga ke sinusitis)
11. Pemeriksaan tenggorok
- Minta pasien julurkan lidahnya, atau tekan lidah dengan spatel.
- Periksa ukuran tonsil, apakah ada pembesaran/tidak, tanda-tanda
peradangan, tumor.
- Periksa posterior faring apakah ada secret, massa, ulserasi, perubahan
warna mukosa.
- Minta pasien mengatakan “aaahhh” untuk mengamati elevasi palatum
molle.
12. Pemeriksaan Telinga
- Posisikan pasien dengan benar.
- Inspeksi luar (liat belakang telinga juga) : ukuran, posisi, bentuk, apakah
ada keluar cairan, deformitas, lesi, bekas luka pembedahan/
- Palpasi luar : apakah ada nyeri tekan, pembengkakan, nodulus

CHECKLIST UKMPPD 1
9
- Pemeriksaan otoskop : apakah ada infeksi, serumen, benda asing, sekret,
membrane timpani (warna, keutuhan, transparansi, posisi, cone of light)
- Ketajaman pendengaran  pakai garpu tala 512 Hz (hanya bila ada
keluhan penurunan pendengaran)
1. Tes Rinne  Membandingkan hantaran udara dengan hantaran
tulang.
2. Tes Schwabach  hantaran tulang orang yang diperiksa
dibandingkan dengan pemeriksa.
3. Tes Weber  hantaran tulang pada kedua telinga.

13. Pemeriksaan leher dan KGB servikal.


14. Pemeriksaan generalisata singkat (opsional)

Hasil Anamnesis, Pemeriksaan Fisik Khas :


- Rhinitis alergi : riwayat atopi, mukosa hidung edema dan pucat (livide),
sekret cair bening
- Rhinitis akut : demam, mukosa hidung hiperemis, sekret hijau (bacterial),
bening/mukoid (viral)
- Rhinitis vasomotor : atopi (-), hidung tersumbat sebagian, mukosa hidung
merah gelap, konka edema.
- Sinusitis : nafas bau (pasien bisa mencium, bukan tau dari orang lain), sekret
hidung hijau kental, nyeri pada wajah (terutama saat menunduk)
- OMA : keluhan tergantung stadium, gambaran membrane timpani sesuai
stadium
- OMSK : keluhan keluar cairan dari telinga terus-menerus (maligna),
kolesteatom, perforasi total (maligna)
- OE : telinga gatal, ada furunkulosis (OE sirkumskripta), ada membrane putih
dengan titik-titik hitam (OE jamur)
- Faringitis : nyeri menelan, faring hiperemis
- Tonsilitis : nyeri menelan, demam, tonsil membesar (kripta etc-etc)

DIAGNOSIS BANDING

CHECKLIST UKMPPD 2
0
1. Telinga  OMA (Otitis media serosa akut, otitis eksterna), OMSK
(benigna/maligna, otitis media akut stad. Perforasi), OE (perikonditis
auricular, otomikosis).
2. Hidung  Polip nasi (rhinosinusitis akut, benda asing hidung), Benda asing
hidung (rhinosinusitis, rinolit, polip nasi), Rhinosinusitis (benda asing
hidung, rinolit, polip nasi)
3. Tenggorokan  Tonsilitis, faringitis, abses peritonsil, tonsilofaringitis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah lengkap
2. Swab tenggorok (kasus faringitis, tonsillitis)  Gram, Kultur
3. Foto rontgen  Waters (sinus maksilaris), Schedel AP/Lat (semua sinus),
Schuller/Stenver (Mastoid)
4. Audiometri (rujuk)

TATALAKSANA
1. Faringitis/Tonsilitis/Rhiniti R/ Polimiksin B ear drops
s 10.000 IU No. I
Bakterial/Rhinosinusitis/L S 3 dd gtt 1
aringitis Akut
R/ Amoxicillin 500mg tab 5. Otitis Media Oklusi /
No. XV Supurasi (minus efedrin)
S 3 dd tab I Anak
R/ Paracetamol 500mg tab R/ Amoxicillin suspensi
No. XV 125mg/5 ml fls No.I
S 3 dd tab I S 3 dd cth 1 pc
Bisa ditambahkan R/ Paracetamol syrup
R/ Dexametason 0,5mg tab 120mg/5ml fls No.I
No. X S 3 dd cth 1 pc
S 3 dd tab 1 pc R/ Efedrin HCL tetes hidung
0,5% No.I
2. Rhinitis Alergi S 3 dd gtt 2
R/ Cetirizin 10mg tab No.X
S 2 dd tab 1 Dewasa
R/ Oxymethazoline Nasal R/ Amoxicillin 500 mg tab
Spray 0,05% No. I No. XV
S 2 dd spray I NDS S 3 dd tab I
R/ Paracetamol 500 mg tab
3. Rhinitis Akut Viral No. X
R/ Paracetamol 500mg tab S 3 dd tab I
No. X
S. 3 dd tab I Supurasi  Rujuk untuk
R/ Vitamin C 500 mg tab miringotomi
No. X
S 1 dd tab 1

6. Otitis Media Supurasi


4. Otitis Eksterna (Jamur) R/ H2O2 ear drops 3% No. I

CHECKLIST UKMPPD 2
1
S 2 dd gtt 2 AD/AS/ADS R/ Bedak salisil No. I
R/ Ofloxacin ear drops 0,3% Sue
No. I
S 2 dd gtt 5 AD/AS/ADS 9. Ramsay Hunt
R/ Asiklovir 400 mg No.
Alternatif bila alergi amoxicillin : LXX
R/ Eritromisin 500mg tab No. S 5 dd tab 2
XXVIII R/ Prednison 5mg tablet No.
S 4 dd tab I pc XXXVI
S 3 dd tab 4
7. Serumen Prop Rujuk Sp. THT
R/ Carbogliserin ear drop
10% No. I 10. Epistaxis Anterior
S 3 dd gtt 4 ADS - 1st : Metode Trotter
- 2nd : Lidokain/Efedrin
8. Herpes Zoster Otikus (KI: hipertensi)
R/ Asiklovir 400mg No. - 3rd : Kauter AgNo3 100%
LXX - 4th : Tampon
S 5 dd tab 2 Anterior/Boorzolf
R/ Paracetamol 500 mg tab
No. XS 3 dd tab 1

EDUKASI
1. Diagnosis pasien dan penyebab penyakitnya.
2. Faktor resiko yang memperberat penyakitnya dan cara menghindarinya.
3. Komplikasi apabila tidak dilakukan pengobatan & pencegahan komplikasi.
4. Pengobatan yang diberikan pada pasien
5. Kontrol kembali ketika keluhan menetap atau memberat.
6. Pada rhinitis akut viral  Pengobatan hanya simptomatik, dengan bed rest 1-2
hari.
7. Pada OMA perforasi  telinga jangan kemasukan air saat mandi, berenang etc.

CHECKLIST UKMPPD 2
2
CHECKLIST IPD – ABDOMEN
1. Kenalkan diri, anamnesis :
- Badan kuning  Hepatitis A, B, Leptospirosis, Ikterus Obstruktif, Sirosis,
Kolesistitis
- Perut terasa penuh
- Diare  Amoebiasis, disentri basiler, thypoid, kolera, skistosomiasis
- Gatal-gatal di anus  Enterobiasis
- Benjolan di anus (prolapse rekti)  Trichuris trichiura
- Rasa nyeri ulu hati/terbakar di dada  gastritis, GERD
- Demam  Thypoid (meningkat di sore hari), disentri, hepatitis A,
kolesistitis, skistosomiasis
- Konstipasi  Thypoid
- Lemah, pucat  Askariasis, ankilostomiasis, taeniasis
- Poin anamnesis khusus : sejak kapan muncul kuning (akut : hepatitis A,
leptospirosis; kronik : per-kole-an; ada faktor risiko  hep B), riwayat
penggunaan jarum suntik/transfusi, BAB dempul & BAK seperti teh (hep
A), konsumsi makanan/jajanan sembarangan, riwayat keluhan yang sama di
sekitar, terpapar banjir, bepergian ke tempat endemis, penurunan kesadaran
(ngigau  thypoid)

2. Informed Consent
3. Cuci tangan
4. Periksa KU, GCS, TTV, BB, TB.
5. Pemeriksaan Fisik Generalis  Terutama Abdomen
- Hepatomegali (hep A, abses amoeba)
- Pengecilan hepar/tidak teraba, ginekomastia, spider nevi, caput medusa
(sirosis, hep B)
- Murphy sign : kolangitis, kolesistitis akut
- Nyeri gastrocnemius : leptospirosis
- Obstipasi : Thypoid, cacing ascaris
- Anemis : Percacingan
- Lidah kotor : Thypoid

6. Diagnosis Kerja
- Hepatitis A : Ikterus obstruktif, hepatitis B atau C akut, sirosis hepatis
- Hepatitis B : Perlemakan hati, drug induced hepatitis, hepatitis
autoimun/alkoholikm obstruksi traktus biliaris
- GERD : Angina pektoris, dyspepsia, ulkus peptikum, ulkus duodenum,
pankreatitis
- Thypoid : DBD, Malaria, Leptospirosis, Hepatitis A
- Gastritis : kolesistitis, kolelitiasis, gastroenteritis, kanker lambung, GERD
- Gastroenteritis : kolera, giardiasis
- Disentri amoeba/basiler : infeksi E. coli, infeksi EIEC, infeksi EHEC
- Kolesistitis : Angina pektoris, apendisitis akut, pankreatitis akut
- Percacingan : Askariasis, Ankilostomiasis, Skistosomiasis, Taeniasis

CHECKLIST UKMPPD 2
3
7. Pemeriksaan Penunjang
- Darah Lengkap
- SGOT, SGPT
- Hepatitis A : IgM anti HAV, Urin (bilirubin di urin)
- Hepatitis B : HbsAg, Anti-Hbc, HbeAg
- Feses lengkap, mikroskopis tinja
- Thypoid : Widal Titer O >=1/320 (demam 7 hari), Tubex (IgM 
muncul hari 4-5 hari), Kultur darah (minggu 1), feses (minggu 2), urin
(minggu 3)
- Infeksi H. Pylori : Urea Breath Test

8. Tatalaksana
1. Hepatitis A
R/ Ibuprofen 400mg No. X
S 3 dd tab I
R/ Metoclopramide 10 mg 5. GERD
No. X R/ Omeprazol 20mg tablet
S 3 dd tab I No. XIV
R/ Ranitidin 150 mg No. X S 2 dd tab I ac
S 2 dd tab I
6. Gastritis
2. Hepatitis B R/ Ranitidin 150mg tablet
 RUJUK No. X
S 2 dd tab I pc, OR
3. Thypoid Fever R/ Antasida 500mg tablet
R/ Kloramfenikol 500mg No. X
cap No. XXVIII S 3 dd tab 1 pc
S 4 dd tab I
R/ Paracetamol 500mg tab 7. Giardiasis/Disentri
No. X Amoeba
S 3 dd tab I R/ Metronidazole 500mg
No. XXI
Anak S 3 dd tab I
R/ Kloramfenikol
125mg/5ml fls no. I Anak
S 4 dd cth III R/ Metronidazol 125mg/5ml
R/ Paracetamol 120mg/5ml fls No. I
fls no. I S 3 dd cth 1
S 3 dd cth I
8. Disentri Basiler
4. Leptospirosis Dewasa
R/ Doksisiklin 100mg No. R/ Ciprofloxacin 500mg No.
XIV VI
S 2 dd tab I S 2 dd tab I
R/ Paracetamol 500 mg tab
No. X Anak
S 3 dd tab I

CHECKLIST UKMPPD 2
4
R/ Suspensi Kotrimoksasol
240mg/5ml fls No. I
S 4 dd cth ½
10. Skistosomiasis
S. Mansoni & S.
Haematobium : 40mg/kg
dibagi 2 dosis
9. Askariasis/Ankilostomiasis S. Japonicum : 60mg/kg
R/ Albendazol 400mg tablet dibagi 3 dosis
No. I Tablet @ 600mg
S. 1 dd tab I

11. Taeniasis
R/ Albendazol 400mg tablet No. III
S 1 dd tab I

12. Kolera
<12 tahun : Eritromisin 12,5mg/kgBB dibagi 4 dosis selama 3 hari (@ sirup
200mg/5ml)
>12 tahun : Tetrasiklin : 12,5mg/kgBB dibagi 4 dosis selama 3 hari (tablet @
250 mg)

EDUKASI
1. Diagnosis, penyebab dan prosesnya.
2. Faktor resiko yang memperberat penyakitnya dan cara menghindarinya.
3. Pentingnya menjaga kebersihan kelamin.
4. Komplikasi apabila tidak dilakukan pengobatan & pencegahan
komplikasi.
5. Kontrol kembali ketika keluhan menetap atau memberat.

 Hepatitis A : bed rest, asupan kalori dan cairan adekuat


 Hepatitis B : (+) edukasi keluarga agar membantu pasien teratur minum
obat, hindari penularan, anggota keluarga beresiko diperiksa juga
 Demam Tifoid : bed rest, diet TKTP; mudah dicerna; banyak cairan
 Leptospirosis : bed rest, jaga kebersihan
 GERD : mengurangi BB, berhenti rokok, berhenti konsumsi zat yang
iritasi lambung (kafein, aspirin, alkohol), posisi tidur kepala lebih tinggi,
jangan langsung tidur setelah makan (min. 2-4 jam)
 Gastritis : hindari pemicu, makan teratur, makan sering tapi porsi kecil,
hindari makanan iritasi lambung
 Gastroenteritis, disentri : asupan cairan dan makanan, zinc, higienitas,
diet makanan lunak, jaga kebersihan dengan cuci tangan dengan air
bersih dan sabun
 Cacing-cacingan : pentingnya jaga kebersihan (mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir, menutup makanan, masing-masing punya
jamban, masak daging hingga matang, minum obat cacing 6 bulan sekali,
pakai alas kaki, minum air matang, jangan berenang di danau yang nggak
jelas kebersihannya).
CHECKLIST UKMPPD 2
5
PERCACINGAN
Ascariasis

Ancylostoma duodenale

Schistosoma

Taeniasis

CHECKLIST UKMPPD 2
6
CHECKLIST UKMPPD 2
7
CHECKLIST IPD - ENDOKRIN
1. Perkenalkan diri, anamnesis :
- Poliuri, polifagi, polidipsi  DM
- Berdebar-debar, tidak tahan panas  Hipertiroid
- Penurunan BB tanpa sebab yang jelas
- Disfungsi ereksi, pruritus vagina, luka sulit sembuh  DM

2. Informed consent pemeriksaan.


3. Cuci tangan
4. Periksa KU, GCS, TTV, BB, TB, Lingkar perut (Pria >90 cm,
Wanita>80cm)
5. Pemeriksaan fisik generalisata.
6. Pemeriksaan tiroid (writing this based on geekymedics video on youtube
https://www.youtube.com/watch?v=ziaYBkgEZNU)
- Inspeksi : apakah pasien agitasi/tidak tenang/tidak bisa diam?
(hipertiroidisme), eksoftalmus (hiper)
- Minta pasien angkat kedua tangannya sejajar, bisa taroh kertas di atasnya
 lihat apakah ada tremor (hipertiroidisme)
- Lihat telapak tangan  kulit kering (hipotiroidisme), palmar eritema dan
keringat(hipertiroidisme)
- Raba nadi  cepat (hiper), irregular (AF  hiper), lambat (hipo)
- Inspeksi leher dari depan  perubahan warna kulit, apakah ada bekas
operasi, apakah ada massa
- Palpasi (dari belakang)  mulai palpasi dari tengah, lalu ke inferior, lalu
ke lateral (satu-satu), minta pasien menjulurkan lidah dan minum air;
rasakan apakah ada pergerakan massa (apabila massa di tiroid maka akan
mengikuti gerak menelan), periksa kelenjar limfe sekitar, palpasi apakah
ada deviasi trakea
- Perkusi dari arah tengah ke bawah  pada goiter, pembesaran tiroid ke
inferior
CHECKLIST UKMPPD 2
8
- Auskultasi apakah ada bruit (pada grave’s disease)
- Pemeriksaan refleks  hiporefleksia (hipotiroid)
- Tungkai  Myxodema (hipertiroidisme)

DIAGNOSIS BANDING
1. Diabetes Mellitus tipe II  Diabetes melitus tipe I, Diabetes
Mellitus Gestasional (pada wanita), sindroma metabolic
2. Hipertiroidisme  Grave’s disease, gangguan cemas
(ansietas), adenoma hipofisis, tirotoksikosis gestasional

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
2. Darah rutin
3. Diabetes : GDS, GD2PP, GDP, HbA1c
4. Thyroid : TSH, FT4, FT3
5. Profil Lipd
6. Urinalisa

Interpretasi GDS, GDP, HbA1c


HbA1c GDP GD2PP post
TTGO
Diabetes >=6,5 >=126 >=200
Pre-diabetes 5,7-6,4 100-125 140-199
Normal <5,7 <100 <140

PENATALAKSANAAN
1. Diabetes Melitus
R/ Metformin 500mg tablet No. XC
S 3 dd tab I ac/pc/dc

2. Hipertiroid
R/ Propiltiourasil 100mg No. XXI
S 3 dd tab I
R/ Propanolol 10mg tab No. XXVIII
S 2 dd tab II pc

EDUKASI
1. Diagnosis pasien dan penyebab penyakitnya.
2. Faktor resiko yang memperberat penyakitnya dan cara menghindarinya.
3. Komplikasi apabila tidak dilakukan pengobatan & pencegahan komplikasi.
4. Pengobatan yang diberikan pada pasien
5. Kontrol kembali ketika keluhan menetap atau memberat.

EDUKASI DM
1. Olahraga teratur minimal 3x/minggu, minimal masing-masing 30 menit
2. Pola makan/diet
- Tepat Jadwal
- Tepat Jumlah

CHECKLIST UKMPPD 2
9
- Tepat Jenis
Jadwal : Pagi, Siang, Malam
Jumlah : ¼ nasi, ½ sayur, ¼ lauk
Jenis :
 Anjurkan :
- Tempe, tahu, ayam, ikan
- Sayur tinggi serat : kangkung, tomat, labu
- Buah : papaya, jeruk, apel, jambu air
 Batasi :
- Nasi, roti, kentang, ubi, singkong (karbohidrat)
- Kuning telur, kornet, sarden
- Sayur : buncis, bayam, pare, wortel, daun singkong
- Buah : alpukat, mangga, pisang, anggur
 Hindari :
- Keju, dendeng, susu full cream

3. Ubah gaya hidup


- Hentikan merokok  perlahan-lahan
- Kurangi minum alkohol
- Jaga kebersihan diri, hindari hal-hal yang kemungkinan dapat melukai
- Pakai alas kaki
- Jika ada luka, harus cepat ditangani
- Sering kontrol gula darah paling tidak 1-2 minggu sekali
- Awas dengan tanda-tanda komplikasi diabetic seperti kebas, pandangan
kabur etc.

4. Medikasi

5. Pesan untuk keluarga


- Harapannya keluarga bisa membantu/menyemangati pasien untuk
berobat rutin dan mengingatkan pasien untuk minum obat.
- Memantau pola makan pasien
- Beri dorongan untuk berolahraga
- Bantu jaga kebersihan dan cegah luka

CHECKLIST UKMPPD 3
0
CHECKLIST ORTOPEDI (GANGGUAN SENDI)
1. Perkenalkan diri, anamnesis :
- Nyeri pada sendi  sendi-sendi jari (biasanya RA), sendi lutut (OA),
sendi ibu jari kaki (GA)
- Poin anamnesis : sejak kapan, sendi mana saja, unilateral/bilateral,
bentuk nyeri, disertai demam/tidak, kulit bersisik (dd : psoriasis
arthritis), kaku/tidak, gangguan gerakan, bengkak, kemerahan
- Lifestyle : alkohol, jeroan, kacang-kacangan, makanan tinggi purin
- Obat : konsumsi obat pirazinamid, obat diuretic

2. Informed consent
3. Cuci tangan
4. Pemeriksaan KU, GCS, TTV, TB, BB
5. Pemeriksaan generalisata singkat
6. Pemeriksaan lokalis
- Look : Apakah ada benjolan/massa (Podagra, Tofus  GA), apakah
ada tanda-tanda inflamasi, apakah ada deformitas (Swan neck &
boutounniere pada RA, Herberden & Bouchard pada OA), apakah ada
di sendi lain
- Feel : Apakah ada krepitasi (OA), teraba hangat, apakah ada nyeri?
- Move : Gerakan aktif dan pasif  ROM terbatas karena nyeri

DIAGNOSIS BANDING
1. Gout Arthritis
2. Rheumatoid Arthritis
3. Osteoarthritis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Rutin
2. Asam Urat (Laki-laki : >7; Wanita : >6)
3. LED, CRP, ANA Test
4. Rheumatoid Factor
5. Analisis cairan sendi (GA  Bifringent (-) bentuk jarum; kristal urat)
6. Foto polos tempat nyeri AP/Lateral dan Bilateral
- GA : Penumpukan akibat kristal asam urat pada MTP I pada ibu jari kaki
tanpa erosi sendi.
- RA : Tidak ada ditemukan osteofit, tetapi dapat ada erosi tulang,
penyempitan celah sendi dan pannus.
- OA : penyempitan celah sendi, osteofit, sklerosis

PENATALAKSANAAN
1. Gout Arthritis
Fase Akut :
R/ Kolkiksin 0,5 mg No. XV
S 3 dd tab I
Setelah fase akut
R/ Allopurinol 100mg tablet No. X
S 1 dd tab I

CHECKLIST UKMPPD 3
1
2. Rheumatoid Arthritis
R/ Natrium diclofenac 50mg No. X
S 2 dd tab 1
RUJUK KE Sp. PD!

3. Osteoarthritis
R/ Natrium diclofenac 50mg No. X
S 2 dd tab I
R/ Ranitidin 150 mg No. X
S 1 dd tab I

EDUKASI
1. Diagnosis pasien dan penyebab penyakitnya.
2. Faktor resiko yang memperberat penyakitnya dan cara menghindarinya.
3. Komplikasi apabila tidak dilakukan pengobatan & pencegahan
komplikasi.
4. Pengobatan yang diberikan pada pasien
5. Kontrol kembali ketika keluhan menetap atau memberat.

 OA : istirahatkan sendi, turunkan BB sampai BMI normal, lakukan latihan


ringan seperti berenang atau sepeda statis.
 RA : bukan penyakit berbahaya, tapi akan terus kambuh, istirahatkan sendi
saat kembuh, minum obatnya.
 GA : Hindari BENJOL (bayam, emping, nangka, jeroan, otak), banyak
minum air putih untuk cegah batu ginjal, olahraga teratur, kontrol rutin
(target asam urat <6)

Bifringent Negative dengan bentuk jarum

CHECKLIST UKMPPD 3
2
CHECKLIST JANTUNG – NON EMERGENSI (SETTING : POLI)
1. Perkenalan diri, anamnesis :
- Berdebar-debar : AF stabil
- Nyeri dada : Angina Pektoris Stabil
- Poin anamnesis : nyeri dada, sesak, cepat lelah, pencetus, memberat
dengan aktivitas, membaik dengan istirahat, konsumsi alkohol, rokok,
kafein, benjolan leher, kelemahan anggota gerak, tremor, penurunan BB

2. Informed consent
3. Cuci tangan
4. KU, GCS, TTV, BB, TB
5. Pemeriksaan fisik jantung
 Inspeksi
 Palpasi
 Perkusi
 Auskultasi, pada AF :
- S1 > S2 di mitral & tricuspid
- S1 < S2 di aorta & pulmonal
- Irreguler
- Laju nadi meningkat
Pada Angina Pektoris Stabil (diluar serangan) : normal
6. Pemeriksaan JVP (liat di youtube ya guys…)
7. Pemeriksaan generalisata singkat (opsional)  pada AF, periksa tanda-tanda
tirotoksikosis
8. Pemeriksaan EKG  Biasanya kasus AF, SVT stabil. Pada kasus
angina stabil diluar serangan gambaran EKG normal. Pada kasus
hipertensi usahakan bila sempat EKG.
Baca EKG :
- Sinus/tidak
- Heart rate
- Aksis
- PR Interval (normal, memendek, memanjang)
- QRS (normal, melebar, RBBB, LBBB)
- Kelainan ST

DIAGNOSIS BANDING
1. Aritmia : AF (+ ec. Tirotoksikosis), Atrial flutter, SVT
2. Angina pektoris stabil : Angina prinzmental, ACS, Dispepsia, Angina
hipertensi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah lengkap
2. Kimia darah
3. Ronsen Thorax PA
4. Pada AF, periksa fungsi tiroid : TSH, FT4, FT3. Bisa minta USG Thyroid
5. Pada Angina Pektoris Stabil  Tes Treadmill

CHECKLIST UKMPPD 3
3
PENATALAKSAAN
1. Atrial Fibrilasi Stabil
R/ Propanolol 10 mg No. III
S 3 dd tab I

Bila dengan hipertensi


R/ Captopril 12,5mg No. III
S 3 dd tab I

Bila dengan tanda-tanda tirotoksikosis


R/ Propiltiourasil 100mg No. III
S 3 dd tab I

RUJUK Sp. JP

2. Angina Pektoris Stabil


R/ ISDN 5mg tablet No. X
S. prn SL (bila nyeri dada, boleh diulang sampai 3x interval 5 menit)
R/ Aspirin 80 mg tablet No. X
S 1 dd tab 1

RUJUK ke Sp. JP untuk Tes Treadmill

EDUKASI

1. Diagnosis pasien dan penyebab penyakitnya.


2. Faktor resiko yang memperberat penyakitnya dan cara menghindarinya.
3. Komplikasi apabila tidak dilakukan pengobatan & pencegahan
komplikasi.
4. Pengobatan yang diberikan pada pasien
5. Kontrol kembali ketika keluhan menetap atau memberat.

 Atrial fibrilasi : hindari konsumsi kopi karena bisa memicu berdebar-


debar, batasi konsumsi garam bila disertai hipertensi, kontrol faktor
risiko lain
 Angina Stabil : kurangi aktivitas fisik, batasi asupan cairan, hindari
rokok, makanan berlemak, kontrol tekanan darah, gula, lipid

CHECKLIST UKMPPD 3
4
CHECKLIST JANTUNG – EMERGENSI (Setting : IGD)
1. Apabila pasien datang dengan keluhan nyeri dada (baik diketahui dari pasien
sendiri atau dari keluarga yang mengantar), cek kesadaran.
2. Panggil bantuan.
3. Apabila pasien tidak sadar  cek nadi  tidak ada nadi  RJP!
4. Apabila pasien sadar  pasang O2 4lpm dengan nasal kanul

Lanjutan bila pasien SADAR :


5. Pemeriksaan TTV
6. Pastikan tekanan darah sebelum memberikan ISDN 5mg SL. Bisa diberikan
3x dengan interval 5 menit. Kalau 3x tidak berhasil, beri morfin IV.
Kontraindikasi ISDN : hipotensi, bradikardi, penggunaan sildenafil dalam 24
jam terakhir
7. Pasang IV line, pasang monitor
8. Aspirin 80mg 4 tablet dikunyah
9. Clopidogrel 75mg 4 tablet
10. Lakukan pemeriksaan fisik jantung
11. Lakukan pemeriksaan EKG

DIAGNOSIS BANDING
1. STEMI
2. NSTEMI
3. UAP
4. Angina Prinzmetal
5. Diseksi Aorta
6. Myokarditis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG  STEMI, NSTEMI
Baca EKG :
- Sinus/tidak
- Heart rate
- Ada deviasi/tidak
- Ada pembesaran jantung/tidak
- Kelainan gelombang
2. Enzim Jantung  Myoglobin, Troponin I/T, CKMB (tergantung onset)
3. Rontgen thorax
4. Darah rutin, profil lipid

PENATALAKSANAAN
R/ Isosorbid Dinitrat 5mg No. III
S. prn
R/ Aspirin 80 mg tablet No. IV
S. haust
R/ Clopidogrel 75 mg tablet No. IV
S. haust

CHECKLIST UKMPPD 3
5
Lanjutan Bila Pasien TIDAK SADAR!  Cardiorespiratory Arrest
1. Lakukan RJP 30:2 (sendiri) atau 15:2 (apabila berdua) selama 2 menit (5
siklus)
2. Setelah 5 siklus, nilai apakah sudah ada denyut nadi.
3. Bila tidak ada, bisa injeksi Epinefrin 1 mg kemudian dilanjut RJP 5 siklus
lagi sebelum dinilai kembali.
- Epinefrin bisa diulang sampai 3x, sebelum memulai Amiodaron 2x (dosis 1
: 150 mg, dosis 2 : 300 mg)
4. Bila sudah ada denyut nadi dan nafas spontan  recovery position
5. RUJUK KE RS DENGAN FASILITAS ICU!!

CHECKLIST UKMPPD 3
6
CHECKLIST OFTALMOLOGI – CORPUS ALIENUM

1. Kenalkan diri, anamnesis, tegakkan diagnosis benda asing di konjungtiva


atau di kornea.
Gejala : rasa mengganjal pada mata, dapat disertai dengan perih, panas, mata
berair, tanpa penurunan visus.
Riwayat trauma, mengucek mata pasca kelilipan.
2. Informed consent
3. Cuci tangan
4. Persiapan alat
- Handscoon
- Jarum 23-25G
- Povidone Iodine
- Kasa lidi
- Normal Saline
- Plaster
- Kasa
- Gentamycin salep
- Pantokain (atau Tetrakain-Hcl 0,5%)
5. Posisikan pasien, pake handscoon.
6. Teteskan pantokain 1-2 tetes.
7. Minta pasien fokus ke satu titik dan jangan gerakkan kepala/mata.
8. Pastikan letak benda asing dengan loop.
9. Dengan menggunakan kapas lidi yang sudah dibasahi dengan normal saline,
ekstraksi benda asing dari arah medial ke lateral.
10. Jika ekstraksi menggunakan kapas lidi gagal  gunakan jarum suntik 23-
25G.
11. Bila berhasil  oles kapas lidi yang sudah diberi povidone iodine di tempat
bekas benda asing.
12. Beri antibiotik  Kloramfenikol salep mata 1%.
13. Tutup mata pasien dengan kasa.

DIAGNOSIS BANDING
1. Konjungtivitis viral
2. Konjungtivitis bacterial

OBAT
R/ Kloramfenikol eye drop 1% tube No. I
S. 6 dd gtt I OD/OS/ODS

KORPAL DI KORNEA  RUJUK Sp. M!

TRAUMA KIMIA  Irigasi NaCl 0,9% (+/- 2 L) sampai warna kertas lakmus
tidak berubah, lalu rujuk ke Sp. M

CHECKLIST UKMPPD 3
7
EDUKASI
1. Diagnosis pasien dan penyebab penyakitnya.
2. Faktor resiko yang memperberat penyakitnya dan cara menghindarinya.
3. Komplikasi apabila tidak dilakukan pengobatan & pencegahan komplikasi.
4. Gunakan alat/kacamata pelindung bila bekerja/bepergian.
5. Hindari menggosok mata agar tidak memperberat lesi.
6. Kontrol kembali jika keluhan bertambah berat (mata tambah merah,
bengkak, ada penurunan penglihatan)
7. Pengobatan yang diberikan pada pasien
8. Edukasi penggunaan obat :
- Cuci tangan, jangan sentuh ujung botol penetes
- Buka mata, lihat keatas, tarik kelopak mata bawah ke bawah
- Letakkan sedekat mungkin ujung penates tanpa menyentuh permukaan mata
- Teteskan/salepkan sesuai dosis tutup mata 1-2 menit. Jangan terlalu rapat.

CHECKLIST UKMPPD 3
8
CHECKLIST OFTALMOLOGI – SELAIN KORPAL
1. Perkenalkan diri, anamnesis :
Mata kering : mata terasa berpasir, merah, perih, silau, gatal
Rabun senja : tidak bisa melihat jelas pada sore/malam hari
Hordeolum : benjolan di kelopak mata, nyeri, bengkak, kemerahan,
mengganjal, tapi tidak ganggu penglihatan
Konjungitivitis : mata merah, gatal, nyeri, rasa mengganjal, nyrocos/mata
berair (warna sekret tergantung etiologi), visus tidak turun
Blefaritis : gatal, merah, perih, pada kelopak mata, disertai skuama, krusta
atau pus pada kelopak mata, madarosis.
Pendarahan subkonjungtiva : pendarahan pada putih-putihnya mata,
riwayat trauma
Hifema : nyeri mata, silau, gangguan penglihatan
Katarak : penglihatan menurun perlahan, silau, sulit membaca
Glaukoma akut : mata nyeri akut, visus turun mendadak, mual/muntah
Trikiasis : mata berair, rasa mengganjal, silau/kelilipan
Retinopati diabetikum : visus turun perlahan, buram, floaters, riwayat DM
(+)
Keratitis : mata merah visus turun, nyeri, nyrocos/mata berair, fotofobia,
blefarospasme, injeksi silier, edema kornea
Episkleritis : mata merah, penglihatan normal, berhubungan dengan
penyakit kronis (TB, SLE, RA), mata berair, perih, sensasi ganjel

2. Informed consent.
3. Cuci tangan
4. KU, GCS, TTV, BB, TB.
5. Status generalisata singkat (opsional)
6. Persiapan alat :
- Snellen chart, lensa koreksi
- Funduskopi
- Loop
- Penlight
- Kapas lidi, kasa, plester
- NaCl
- Povidone Iodine
7. Pemeriksaan Visus
- Pasien diposisikan dari snellen chart dengan jarak 6 cm
- Tidak perlu koreksi dulu (kalau memang nggak ngarah ke refraksi)
- Pada pasien dengan mata merah dengan sekret, tidak usah pake
kacamata ukur, tutup mata dengan tangan saja.
8. Pemeriksaan lapangan pandang
- Posisi pasien dan pemeriksa 60 cm, saling berhadapan.
- Minta pasien tutup 1 mata (pemeriksa menyesuaikan)
- Pasien lihat lurus ke pemeriksa, pemeriksa menggerakkan jarinya ke
berbagai arah.
9. Pemeriksaan Segmen Anterior
 Posisi pasien dan pemeriksa 60 cm, saling berhadapan.
 Inspeksi dan palpasi :

CHECKLIST UKMPPD 3
9
- Alis, bulu mata (penyebaran, arah pertumbuhan)
- Palpebral : apakah edema, hiperemis, sekret (sekalian TIO digital)
- Konjungtiva bulbi  injeksi konjungtiva, sekret, massa/benjolan
- Konjungtiva palpebral inferior  injeksi konjungtiva, sekret,
massa/benjolan
- Konjungtiva palpebral superior  injeksi konjungtiva, sekret,
massa/benjolan
- Kornea  sensitibilitas kornea (dengan goresan kapas), penyinaran
45 derajat dari temporal
- COA  penyinaran sinar 45 dari arah libus
- Kejernihan lensa
- Refleks pupil

10. Pemeriksaan Funduskopi


- Refleks fundus
- Bentuk pupil
- Batas pupil
- C/D ratio
- Refleks Makula

Pemeriksaan fisik yang bisa ditemukan :


 Mata kering : visus normal, schimmer test (normal >20 mm; diagnosis
tegak bila <10mm)
 Rabun senja : visus normal, tidak ada tanda radang atau gangguan
lapangan pandang, bisa ada Bitot’s Spot (stadium XIB)
 Hordeolum (eskterna dan interna) : visus normal, benjolan dengan tnada
inflamasi, jika ada abses maka nanah dan fluktuasi (+)
 Konjungtivitis bacterial : sekret mukopurulen, injeksi kongjungtiva
 Konjungtivitis viral : sekret mukoserosa, folikular konjungtiva palpebral,
limfaadenopati periaurikular
 Konjungtivitis vernal : cobblestone, sekret serosa, trantas dots, kronis
berulang, gatal, + gejala alergi lain
 Konjungtivitis gonokokkus : sekret purulent, edema palpebral,
pseudomembran, limfaadenopati preaurikular
 Blefaritis : kelopak mata merah dan bengkak, sekret pada mata, skuama
atau krusta di bulu mata, bulu mata rontok.
 Pendarahan subkonjungtiva : pendarahan subkonjungtiva tanpa ada
kelainan pada jaringan sekitar. Tidak ada penurunan visus.
 Katarak : visus turun yang tidak membaik di pinhole, lapang pandang
terganggu, lensa keruh, shadow test tergantung stadium (positif pada
imatur, negative pada mature, pseudopositif pada hipermatur)
 Glaukoma akut : injeksi konjungtiva/siliar, edema kornea, COA dangkal,
midriasis pupil, TIO >21 mmHg, visus turun, C/D ratio
 Hifema : darah pada COA, tentukan derajat, cari tanda trauma lain
 Trikiasis : entropion

CHECKLIST UKMPPD 4
0
 Retinopati diabetikum : visus bisa normal/turun, bisa ada
neovaskularisasi iris, di funduskopi ditemukan hard/soft exudate,
pendarhaan vitreous, edema makula,
 Keratitis bacterial : hipopion
 Keratitis viral : dendritic (HSV), pseudodentritik/mikrodendritik (HZV)
 Keratitis fungal
 Episkleritis : kemerahan satu bagian mata warna pink salmon (skleritis
 merah gelap), tes fenilefrin 2,5%, nodul area hiperemis yang nyeri
bila ditekan lidi

DIAGNOSIS BANDING
1. Mata kering  konjungtivitis alergi, konjungtivitis viral
2. Rabun senja  Xerophtalmia, retinitis pigmentosa, glaucoma primer
sudut terbuka
3. Hordeolum  Kalazion, selulitis preseptal, granuloma piogenik
4. Konjungtivitis  bacterial, viral, alergika, episkleritis
5. Blefaritis  Dermatitis seboroik, blefarokonjungtivitis
6. Glaukoma akut  Uveitis anterior, keratitis, ulkus kornea
7. Episkleritis  Skleritis, konjungtivitis
8. Trikiasis  Konjungtivitis, keratitis, ulkus kornea, benda asing mata
9. Retinopati Diabetikum  Retinopati HT, Oklusi vena retina
10. Keratitis  Ulkus kornea

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Ada sekret  Swab dan pewarnaan gram, kultur, KOH
2. Glaukoma  Gonioskopi, Tonometri Schiotz

TERAPI
1. Mata kering R/ Kloramfenikol eye
R/ Karboksimetilselulosa drop 1% fls No. I
2% eye drop fls No. I S 6 dd gtt I OD/OS
S. u. e gtt I OD/OS
4. Konjungtivitis bacterial
2. Rabun Senja  AB
Vitamin A 2 dosis (riw.
Campak -), 3 dosis (riw. 5. Konjungtivitis viral
Campak +) hari 1,2,15 R/ Asiklovir eye drop
<6 bulan : 50.000 (1/2 3% fls No. I
kapsul biru) S 5 dd gtt 1 ODS
6-11 bulan : 100.000 (1
kapsul biru) 6. Blefaritis
1-5 tahun : 200.000 (1 - Bersihkan kelopak
kapsul merah) mata dan bulu mata
dengan air hangat
(+) Artificial tears dan lidi kapas.
- Kompres hangat
3. Hordeolum

CHECKLIST UKMPPD 4
1
- R/ Kloramfenikol
eye drop 1% fls No. 13. Retinopati Diabetikum
I - RUJUK Sp. M
S 6 dd gtt I OD/OS

7. Pendarahan
subkonjungtiva  14. Keratitis
Edukasi bahwa kondisi Bakterial  AB
ini dapat sembuh sendiri Viral  Asiklovir +
dalam 1-2 minggu. Bed Obat oral peroral
rest. sesuai dengan
penyebab
8. Katarak  Rujuk Sp. Fungal:
M R/ Amfoterisin B eye
drop 1,5% fls No. I
9. Glaukoma Akut S. 12 dd gtt II
R/ Asetazolamid HCl
250mg No. II
S haust ( DIMINUM
SEKALIGUS HABIS)
R/ Timolol eye drop
0,5% fls No. I
S.12 dd gtt I OD/OS
R/ Metoclopramid 10mg
No. X
S. 3 dd tab I (kalau ada
mual muntah)
RUJUK Sp. M!

10. Episkleritis
- Membaik sendiri,
tidak perlu obat
khusus
- Artificial tears

11. Hifema
- Perlindungan mata
- Analgesik (selain
NSAIDS)
- RUJUK Sp. M

12. Trikiasis
- Epilasi
- Antibiotik

CHECKLIST UKMPPD 4
2
EDUKASI
1. Diagnosis pasien dan penyebab penyakitnya.
2. Faktor resiko yang memperberat penyakitnya dan cara menghindarinya.
3. Komplikasi apabila tidak dilakukan pengobatan & pencegahan
komplikasi.
4. Pengobatan yang diberikan pada pasien
5. Kontrol kembali ketika keluhan menetap atau memberat.

 Konjungtivitis Viral :
- Penyakit yang bisa ditularkan
- Self limiting / sembuh sendiri  sembuh dalam 2 minggu
- Jangan kasih obat selain resep dokter
- Kompres dingin 2-3x/hari untuk kurangi injeksi konjungtiva
- Hindari mengucek mata, jika ingin bersihkan sekret, gunakan kain
bersih.

 Konjungtivitis Bakterial :
- Kompres air hangat 9x/hari masing-masing @15 menit
- Kelopak mata dibersihkan dengan sampo bayi
- Hindari make-up
- Dapat berulang
- Jangan dikucek
- Kontrol jika ada perburukan

 Untuk kasus rujuk :


- Edukasi bahwa kasus ini harus segera mendapatkan penanganan
sesuai sehingga harus rujuk atau konsul Sp. M
- Hindari manipulasi pada area mata.

CHECKLIST PSIKIATRI
1. Menyapa pasien
2. Identitas Pasien
a) Nama
b) Usia
c) Jenis kelamin
d) Pekerjaan
e) Status (menikah, belum menikah, bercerai)
f) Heteroanamnesis: Hubungan dengan pasien, tinggal serumah atau tidak
3. Menanyakan keluhan utama pasien
4. Pemeriksaan TTV
5. Anamnesis:
a) Riwayat penyakit sekarang:

- Sejak kapan
- Bagaimana perjalanan penyakitnya
RPS - Apakah keluhan ini sudah
mengganggu keseharian dan
pekerjaan pasien?
- Apakah ada mempunyai riwayat
penyakit tertentu? (Organik dan
Psikis)
- Apakah ada riwayat trauma
sebelumnya?
RPD - Pernah begini sebelumnya?
- Pernah dirawat dirumah sakit
Mengamuk,Bicar sebelumnya? Jika ya, sakit apa
a sendiri, marah - Pernah minum obat obatan apa
marah, pikiran saja?
curiga - Pernah mengkonsumsi alkohol?
- Apakah keluarga memiliki keluhan
yang serupa?
- Apakah ada keluarga yang
RPK
memiliki penyakit yang berobat ke
psikolog ataupun psikiater (Dokter
jiwa/RSJ)?
- Apakah anda tau kira kira ada
kejadian apa atau hal hal tertentu
Faktor
sebelum munculnya keluhan ini?
pencetu
- Bagaimana kepribadian pasien
s
sehari hari sebelum keluhan
muncul?
- Sejak kapan
- Apakah sulit memulai tidur / sering
RPS terbangun saat tidur / terbangun pagi
sekali dan selanjutnya tidak bisa tidur
kembali?
- Apakah ada mempunyai riwayat penyakit
tertentu? (Organik dan Psikis)
- Pernah begini sebelumnya?
- Apakah minum obat obatan apa saja?
RPD - Apakah sering terbangun dimalam hari
untuk kencing / Pilek batuk / mual
Sulit tidur muntah?
- Apakah sering mengkonsumsi kopi?
- Apakah pasien sering tidur siang?
- Apakah keluarga memiliki keluhan yang
serupa?
RPK - Apakah ada keluarga yang memiliki
penyakit yang berobat ke psikolog
ataupun psikiater (Dokter jiwa/RSJ)?
- Apakah pasien sering bermain hp
Faktor sebelum tidur?
pencetus - Ada maslaah tertentu yang menjadi
beban pikiran

- Sejak kapan
- Apakah dirasakan sepanjang hari?
- Disertai rasa lelah yang belebihan?
- Merasa tidak mood untuk melakukan
aktivitas yang anda senangi?
- Apakah disertai rasa susah tidur, rasa
bersalah?
RPS
- Apakah disertai halusinasi/waham?
- Apakah pernah ada pikiran untuk bunuh
diri?
- Apakah pernah diselingi dengan rasa
Merasa
senang berlebihan?
sedih
- Apakah pernah ada rasa terlalu
bersemangat untuk melakukan sesuatu?
- Pernah begini sebelumnya?
RPD
- Apakah ada mengkonsumsi obat tertentu
- Apakah keluarga memiliki keluhan yang
serupa?
RPK - Apakah ada keluarga yang memiliki
penyakit yang berobat ke psikolog
ataupun psikiater (Dokter jiwa/RSJ)?
Faktor - Ada maslaah tertentu yang menjadi beban
pencetus pikiran
b) Wawancara psikiatri (KK OSA Makan PIPI)
1. Kesadaran
2. Keadaan Umum: Postur, tampak sakit, sehat, Tampak rapi, lusuh,
penampilan sesuai usia
3. Orientasi:
- Waktu: Hari, tanggal, tahun
- Orang: Kesini datang dengan siapa
- Tempat: Sekarang berada dimana
4. Sikap: Kooperatif, penuh perhatian, defensif, bermusuhan, tertarik
5. Afek: (dinilai oleh pemeriksa)
- Tumpul: sangat ↓ tonus perasaan yg diungkapkan
- Tebatas/menyempit: ↓ nada perasaan yg kadarnya tidak begitu
parah dibanding afek datar
- Datar: monoton, tidak berekspresi
- Labil: perubaan yg cepat dan mendadak tidak disebabkan stimulus
eksterna
- Sesuai
- Tidak sesuai
6. Mood: (ditanyakan pada pasien) Euforia, depresi, hipomania,
mania, iritabel, melankolia
7. Pola/Arus Pikir:
- Neologisme: menciptakan kata baru (Viki prasetyo)
- Word salad: pencampuran kata yg inkoheren
- Sirkumstansial: mutar mutar tapi sampai tujuan
- Tangensial: mutar mutar ga sampe tujuan
- Inkoheren: pikiran yg secara umum tidak dapat dipahami, pikiran
atau kata kata yg keluar tanpa hubungan logis maupun tidak sesuai
tata bahasa
- Ekolalia: mengulang kata atau kalimat
- Asosiasi longgar: aliran pikiran beruba perpindahan ide dari satu
subjek ke subjek yg lain dalam cara yg sama sekali tidak
berhubungan
- Flight of idea
- Blocking
8. Isi pikir:
- Waham Kebesaran: seseorang akan arti penting diri, kekuatan, atau
identitasnya yg berlebihan
- Waham kejar: merasa dicurigai atau dikejar
- Waham paranoid
- Waham kendali: pikirannya dikendalikan oleh orang atau kekuatan
lain
- Waham insersi: suatu pemikiran ditanamkan ke seseorang oleh
orang atau kekuatan lain
- Waham broadcast: pikiran seseorang dapat didengar oleh orang lain
9. Persepsi
- Halusinasi dan ilusi
- Derealisasi dan depersonalisasi
10. Insight
Tilikan 1: menyangkal total
Tilikan 2: menerima dan menyangkal disaat yang sama
Tilikan 3: sadar namun menyalahkan pihak eksternal atau faktor
organik
Tilikan 4: sadar sakit tapi tidak tau kenapa
Tilikan 5: sadar sakit, tahu mengapa, namun tidak berobat
Tilikan 6: sadar total
6. Diagnosis dan Diagnosis Banding
AXIS I : Diagnosis psikiatri
AXIS II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
AXIS III : Diagnosis medis selain psikiatri
AXIS IV : Kondisi psikososial yang mempengaruhi kondisi
sekarang
AXIS V : Global Assesment of Functioning

PENATALAKSANAAN

EDUKASI
1. Diagnosis pasien dan penyebab penyakitnya.
2. Faktor resiko yang memperberat penyakitnya dan cara
menghindarinya.
3. Komplikasi apabila tidak dilakukan pengobatan & pencegahan
komplikasi.
4. Pengobatan yang diberikan pada pasien
No Penyakit Gejala Obat
1 Haloperidol 0,5 mg tiap 4-6 jam (maksimal
30mg/hari)
Gangguan kesadaran dan kognisi yang terjadi akut Inj. Haloperidol 5 mg IM (bisa diulang setelah 30
Delirium
dan fluktuatif menit. Maksimal 30mg/hari)

Obati penyebab
2 Suportif ABC
Keringat, tremor, mual, halusinasi, perubahan
Inj. Thiamin 100mg
Intoksikasi Alkohol perilaku, riwayat konsumsi alkohol
Gejala parasimpatis
Rujuk bila sudah stabil
3 Klordiazepoksid 2 x 30mg (@10 mg)
Gejala murung, gugup, insomnia
Withdrawal Alkohol
Gejala simpatis
Rujuk bila sudah stabil
4 Gangguan fungsi luhur kortikal multipel (daya
Donepezil 1x5 mg
ingat, daya piker, orientasi, daya tangkap,
Demensia berhitung, kemampuan bahasa, daya
Jika agresif:
nilai/judgement). Lebih dari 6 bulan, tidak ada
Haloperidol 1 x 0,5mg
gangguan kesadaran.
5 Litium karbonat 1x200mg
Sering mengamuk, tidak tidur, bernyanyi-nyanyi
Bipolar tipe II episode
sendiri, dandan menor, suka membagi-bagi uang.
mania Jika ada gejala psikotik:
Penampilan mencolok, bisa ada ide kebesaran
Risperidon 2x2 mg
6 Litium karbonat 1x200mg
Fluoksetin 1x20mg
Bipolar tipe II episode Anhedon, afek depresif, ada episode mania dulunya
Jika ada gejala psikotik:
depresif diselingi dengan periode normal
Risperidon 2x2 mg
7 Minimal 2 minggu ditemukan gejala utama :
- Mood depresi
- Hilang minat dan kegembiraan
- Mudah lelah dan menurunnya aktivitas

Gejala lain : konsentrasi turun, harga diri


dan kepercayaan diri hilang/berkurang, rasa
bersalah dan tidak berguna yang tidak
beralasan, merasa masa depan
suram/pesimistis, gagasan/perbuatan
membahayakan diri/bunuh diri, tidur
Fluoxetine 1 x 10/20 mg (tablet @20mg)
Depresi terganggu, perubahan nafsu makan
Sertraline 1 x 50 mg
Ringan:
- 2 gejala utama + 2 gejala lain, >2 minggu
Sedang
- 2 gejala utama + >=3 gejala lain, >2 minggu
Berat
- 3 gejala utama + 4 gejala lain, >2 minggu
Episode Depresif Berat dengan Gejala
Psikotik
- Depresi berat + gejala psikotik

8 Setralin 1x50mg

Gangguan Neurotik Ketakutan akan hal spesifik Behavioral Therapy


Cognitive Behaviour Therapy
Exposure Therapy
9 Gangguan Somatoform Hipokondria: datang sudah membawa ‘diagnosis’, Sertralin 1x50mg (pagi hari)
sudah shopping doctor Atau
Amitriptilin 1 x 25mg (terutama malam hari karena
ada efek sedative; cocok yang susah tidur @25mg)
Somatisasi : banyak gejala, tidak ada diagnosis
Cognitive Behaviour Therapy
10 Mengamuk:
Inj. Haloperidol 5mg/ml 1x

Stabil:
Psikotik Akut Haloperidol 2x2mg
Risperidon 2x2mg

EPS::
Triheksifenidil 2x2mg
11 APG I : Haloperidol 1 x 5 mg/hari (max 30
Ada gejala waham, ilusi, halusinasi (minimal 1
Skizofrenia mg/hari)
bulan)
APG II : Risperidon : 1 x 2 mg/hari
12 Gejala bisa beragam: sulit konsen, tidak mau tidur,
tidak mau makan, bicara kacau, pikiran aneh, diam Haloperidol 0,5 mg tiap 4-6 jam (maksimal
diri, marah tanpa sebab. 30mg/hari)
Psikotik Akut
<2 minggu : psikotik akut Inj. Haloperidol 5 mg IM (bisa diulang setelah 30
2-4 minggu : psikotik akut lir skizofrenia menit. Maksimal 30mg/hari)
>4 minggu : skizofrenia
13 Alprazolam 0,5mg setiap serangan
Untuk penyebabnya :
Berdebar-debar, terasa seperti tercekik, rasa mau Fluoksetin 1 x 10 mg/hari (@ 10mg)
Gangguan Panik
mati, takut, sesak napas Sertralin 1 x 25 mg/hari (@ 50mg)

Edukasi relaksasi
14 Generalized Anxiety Kecemasan dan kekhawatian yag tidak rasional
Disorder terhadap beberapa peristiwa hidup, minimal 6 Alprazolam 3 x 0,5mg (maks 10 mg)
Diazepam 1 x 2 mg

Ada gejala depresi:


Fluoksetin 1 x 20mg
bulan.

Congnitive Behavioral Therapy

15 Risperidon 1 x 2 mg (medikamentosa hanya bila


Agitasi, menarik diri, bingung, terpaku yang
CBT gagal)
Reaksi Stress Akut termasuk reaksi terhadap suatu stressor. Maksimal
perbaikan dalam 4 minggu. Bila lebih, bisa PTSD.
Trauma-focused cognitive behavioral therapy
16 Ciri predominan depresi:
Keadaan stress subjektif, mengganggu kinerja dan
Fluoksetin 1 x 20mg
sosial pada periode adaptasi terhadap suatu
Gangguan Penyesuaian
perubahan dalam hidup yang berwarna. Onset 1-3
Ciri predominan ansietas
bulan (tidak > 6 bulan)
SSRI + Alprazolam 3 x 0,5 mg (@ 1mg)
17 Pikiran, impuls, dan citra yang mengganggu dan
berulang-ulang, tidak dapat dilawan (obsesif) dan Fluoksetin 1 x 20 mg
Gangguan Obsesif perilaku/tindakan mental repetitive dimana
Kompulsif seseorang merasa ‘didorong’ untuk melakukannya Cognitive Behavioral Therapy  Exposure and
demi mengurangi ketegangan yang disebabkan response prevention
obsesinya (kompulsif)
18 PTSD - Re-experiencing (ada dejavu) Ciri predominan depresi:
- Avoidance (cenderung menghindari) Fluoksetin 1 x 20mg
- Hyperarousal (kesiagaan berlebihan) Sertralin 1 x 50 mg

Ciri predominan ansietas


SSRI + Alprazolam 3 x 0,5 mg (@ 1mg)
Exposure therapy
Support keluarga
19 Stimulants :
Excessive daytime sleepiness, cataplexy (sudden Methylpenidate 3 x 10mg (@10 mg)
Narkolepsi physical collapse tough remaining conscious),
hypnagnogic halucinations (, sleep paralysis Antidepresan:
Fluoxetin 1x20mg
20 Excessive sleepiness that occurs three or more
Hipersomnia times/week, selama lebih dari 3 bulan, walaupun
sudah tidur 7 jam atau lebih semalam sebelumnya.
21 - Kesulitan masuk tidur atau mempertahankan
Early Insomnia :
tidur, atau kualitas tidur yang buruk
Diazepam 1 x 2 mg/malam
- Minimal 3x/minggu selama minimal 1 bulan
Alprazolam 1 x 0,5mg/malam
- Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur
dan peduli yang berlebihan terhadap
Insomnia Middle Insomnia :
akibatnya pada malam hari dan sepanjang
Flurazepam 1 x 15 mg/malam
siang hari
- Menyebabkan penderitaanya yang cukup
Late Insomnia :
berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial
Trisiklik antidepresan
dan pekerjaan
22 Gangguan orgasme (pria: Singkirkan gangguan desire, arousal dan Sertralin 1x50mg
ejakulasi dini/ejakulasi penggunaan obat-obatan Sexual therapy
terlambat. Wanita : RUJUK
anorgasme)

Note :
- Semua kasus psikiatri dirujuk ke psikiater.
- Obat benzodiazepine maksimal diberikan 3 hari, lalu rujuk ke psikiater
- Untuk psikotik, boleh diberikan obat dulu selama 2 minggu untuk evaluasi. Bila dalam 2 minggu tetap sama atau memburuk,
RUJUK!
CHECKLIST PEMERIKSAAN PAYUDARA
1. Perkenalan diri, anamnesis:
- Mastitis : nyeri payudara, bengkak, kemerahan, riwayat baru
melahirkan dan menyusui, demam
- FAM : benjolan di payudara, membesar, nyeri, tidak terpengaruhi
haid, biasanya pada usia sangat muda
- Fibrokistik : benjolan di payudara, membesar dan nyeri dipengaruhi
haid
- Ca Mammae : benjolan di payudara, bisa retraksi putting, peau’de
orange, keluar cairan berdarah dari putting, ulkus tidak sembuh,
nyeri, perubahan warna kulit payudara
- POIN anamnesis : sekret (konsistensi, warna), dipengaruhi
haid/tidak, apakah menyusui/tidak, sudah menyusui berapa lama,
gatal, perubahan bentuk payudara, riwayat melahirkan, riwayat
penggunaan KB
2. Informed consent pemeriksaan.
3. Cuci tangan.
4. KU, GCS, TTV, BB, TB.
5. Status generalis singkat (opsional)
6. Pasien dalam posisi duduk, pemeriksaan berdiri didepan pasien dan
dilakukan inspeksi pada payudara pada waktu tangan pasien berada
disamping, pada waktu ia bertolak pinggang, pada waktu ia
menekan pinggangnya, pada waktu tangan berada di atas kepala,
dan pada waktu kedua tangannya menggenggam dan kemudian
ditarik  simetris, pembengkakan, kemerahan, benjolan, perubahan
kulit, retraksi puting, sekret yang keluar dari puting, perubahan pada
aerola mammae,
7. Pasien diminta untuk meluruskan lengannya ke depan, dan kemudian
bersandar ke depan untuk melihat adanya retraksi payudara dalam
keadaan menggantung.
8. Palpasi : pasien disuruh berbaring telentang dengan bantal diletakkan di
bawah bahu pada sisi payudara yang diperiksa. Pasien diminta untuk
abduksi lengan setelah tanganya pada sisi tersebut diletakkan di bawah
kepala.
9. Palpasi dengan permukaan palmar jari-jari  menggerakkan dalam
bentuk lingkaran dengan ukuran yang mengecil sampai seluruh payudara
diperiksa  nyeri/tidak, massa, teraba panas, teraba kencang, mencari
tanda radang
10. Berikan penekanan pada area putting  lihat ada cairan yang keluar
dari puting susu
11. Palpasi kelenjar getah bening di aksila, supraklavikular dan
infraklavikular.

DIAGNOSIS BANDING
1. Mastitis
2. Abses payudara
3. FAM (Fibroadenoma Mammae)
4. Fibrocystic Mammae
5. Ca. Mammae
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah lengkap
2. Pewarnaan gram / Kultur sekret (atau abses)
3. USG Mammae
4. Mammografi
5. Biopsi dan Histopatologi

TATALAKSANA
1. Mastitis
R/ Amoksisilin 500mg tablet No. XXX
S 3 dd tab I
R/ Paracetamol 500mg tablet No. XXX
S 3 dd tab I
R/ Asam Mefenamat 500mg tablet No. XXX
S 3 dd tab I
Kompres hangat sebelum menyusui, kompres dingin setelahnya
ASI tetap diberikan melalui payudara yang tidak sakit/nyeri
ASI tetap dipompa pada payudara yang nyeri
Nutrisi seimbang

EDUKASI
1. Diagnosis, penyebab dan prosesnya,
2. Faktor resiko yang memperberat penyakitnya dan cara mencegah
progresifitasnya.
3. Komplikasi apabila tidak dilakukan pengobatan & pencegahan
komplikasi.
4. Kontrol kembali ketika keluhan menetap atau memberat.
5. Bahwa pasien akan dirujuk ke dokter spesialis bedah. (untuk curiga
Ca. Mammae)

Komplikasi
1. Mastitis : bisa infeksi menyebar ke bagian tubuh lain, abses
(pengumpulan nanah di payudara).

CHECKLIST OBSTETRI – PEMERIKSAAN OBSTETRI


1. Perkenalan diri dan anamnesis:
Pada kunjungan pertama:
- Identintas : Nama, usia, nama suami, alamat, no telepon, tahun menikah,
agama suku
- Riwayat kehamilan sekarang : HPHT, siklus haid, taksiran waktu
persalinan, pendarahan pervaginam, keputihan, mual/muntah,
masalah/kelainan pada kehamilan ini, pemakaian obat dan jamu-jamuan,
keluhan lain
- Riwayat kontrasepsi : yang terdahulu, kontrasepsi terakhir sebelum
kehamilan
- Riwayat obstetrik lalu (bila ada hamil sebelumnya): jumlah kehamilan,
jumlah persalinan, riwayat persalinan, apakah ada masalah di persalinan
terdahulu.
- Riwayat medis lainnya : penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus,
HIV, TB, etc
- Riwayat sosio-ekonomi : usia ibu saat menikah, informasi soal
pernikahan, kebiasaan merokok, obat-obatan rutin yang dikonsumsi,
alkohol, pekerjaan, kehidupan seksual dan riwayat seksual

2. Pemeriksaan Fisik
Pada kunjungan pertama : 10T
a. Minta informed consent dan cuci tangan
b. Periksa KU, GCS, Tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu
c. Periksa status gizi  periksa LILA
d. Periksa Berat badan dan Tinggi Badan
e. Tanyakan status imunisasi Tetatus
f. Status generalis singkat : apakah ada edema, konjungtiva anemis
g. Status obstetrik :
- Ukur Tinggi Fundus Uteri
- Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV (diatas 34 minggu)
- Periksa apakah ada HIS atau tidak
- Pemeriksaan dalam : VT (nilai serviks, uterus, adneksa, kelenjar
bartholin, kelenjar skene, dan uretra)
- Pemeriksaan inspekulo (opsional)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan lab darah rutin
2. Pemeriksaan golongan darah dan rhesus
3. Pemeriksaan untuk penyakit infeksi menular seksual
Sesuai indikasi :
1. Urinalisis (terutama protein pada trimester dua dan tiga) jika ada
hipertensi
2. Kadar hemoglobin di trimester 3 jika curiga ada anemia
3. Pemeriksaan sputum BTA untuk ibu defisiensi imun, batuk >2
minggu, atau LILA <23,5 cm
4. Tes sifilis
5. Gula darah puasa
6. Pemeriksaan USG direkomendasikan:
- Pada awal kehamilan (sebelum usia kehamilan 15 minggu) untuk
menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin,
serta deteksi abnormalitas janin.
- Pada usia kehamilan 20 minggu untuk deteksi anomali janin
- Pada trimester 3 untuk perencanaan kehamilan

PENGOBATAN
S/ Sulfas ferosus 320 mg No. XXX
S 1 dd tab I
S/ Asam Folat 400 mcg No. XXX
S 1 dd tab I

EDUKASI
1. Jadwal Pemeriksaan minimal yang dianjurkan :
- 1 x sebelum minggu ke-16
- 1 x antara minggu ke 24-28
- 1x antara minggu 30-32
- 1x antara minggu 36-38
2. Cek riwayat imunisasi TT

3. Pentingnya peran suami dan keluarga selama kehamilan dan persalinan.


4. Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai:
- Sakit kepala lebih dari biasa
- Pendarahan per vaginam
- Gangguan penglihatan
- Pembengkakan pada wajah/tangan
- Nyeri abdomen/epigastrim
- Mual dan muntah berlebihan
- Demam
- Janin tidak bergerak sebanyak biasanya
5. Penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin misalnya
hipertensi, TBC, HIV, serta infeksi menular seksual lainnya.
6. Perlunya menghentikan kebiasaan yang berisiko bagi kesehatan, seperti
merokok dan minum alkohol.
7. Kesehatan ibu termasuk kebersihan, aktivitas, dan nutrisi.
- Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dua kali sehari,
mengganti pakaian dalam yang bersih dan kering, dan membasuh
vagina.
- Minum cukup cairan.
8. Peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori/hari dari menu
seimbang. Contoh: nasi tim dari 4 sendok makan beras, ½ pasang hati
ayam, 1 potong tahu, wortel parut, bayam, 1 sendok the minyak goring
dan 400 ml air.
9. Latihan fisik normal tidak berlebihan, istirahat jika lelah.
10. Hubungan suami-istri boleh dilanjutkan selama kehamilan (dianjurkan
memakai kondom).

CHECKLIST OBSTETRI – KELUHAN PENDARAHAN


1. Kenalkan diri, anamnesis :
- Keluar darah dari jalan lahir, UK <20 minggu : abortus imminens,
abortus inkomplit (sudah ada jaringan/gumpalan yang keluar), abortus
komplit (sudah ada jaringan/gumpalan yang keluar).
- Keluar darah dari jalan lahir, UK>20 minggu: vasa previa, plasenta
previa (darah yang keluar merah segar), solusio plasenta (darah yang
keluar merah gelap), rupture uteri
- Keluar air-air tanpa disertai kontraksi : mengarah ke KPD
2. Pemeriksaan Fisik
- Informed consent
- Cuci tangan
- Periksa KU, GCS, TTV
- Pemeriksaan Generalis singkat
- Status Obstetri :
- Ukur tinggi fundus uteri
- Pemeriksaan Leopold :
- Leopold I
- Leopold II
- Leopold III
- Leopold IV
- Pemeriksaan DJJ
- Pemeriksaan HIS
- Pemeriksaan VT (KI : pada pasien pendarahan >20 minggu)
- Pemeriksaan Inspekulo

DIAGNOSIS
1. Abortus Imminens : adanya keluar darah dari jalan lahir, usia
kehamilan <20 minggu, TFU sesuai usia kehamilan, ostium uteri
tertutup
2. Abortus Inkomplit : adanya keluar darah dari jalan lahir, usia
kehamilan <20 minggu, ada riwayat keluar gumpalan darah
sebelumnya, TFU sudah tidak sesuai usia kehamilan, ostium uteri
terbuka
3. Abortus Komplit : adanya keluar darah/gumpalan darah dari jalan
lahir, usia kehamilan <20 minggu, TFU sudah tidak teraba, ostium uteru
tertutup
4. Plasenta Previa
5. Solusio Plasenta
6. Vasa Previa
7. Ketuban Pecah Dini  Preterm atau Aterm

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah lengkap
2. Nitrazin Test  untuk KPD

TATALAKSANA
1. Abortus Imminens :
- Tirah baring
- Boleh pulang jika tidak ada pendarahan lagi dan tidak boleh koitus
+/- 2 minggu
R/ Sulfas ferosus 320 mg tablet XXVIII
S 2 dd tab I
R/ Asam mefenamat 500 mg tablet IX
S 3 dd tab I

2. Abortus Inkomplit
- RUJUK untuk pemeriksaan USG dan AVM
- Pasang infus untuk jaga-jaga adanya syok hipovolemik

3. Abortus Komplit
- RUJUK untuk pemeriksaan USG  memastikan semua jaringan
sudah keluar dan tidak ada yang tertinggal
R/ Ergometrin 0,125 mg tablet No. IX
S 3 dd tab I
R/ Sulfas Ferosus 320 mg tablet No. XXVIII
S 2 dd tab I

4. Pendarahan >20 minggu : RUJUK dan pasang IV line

5. Ketuban Pecah Dini Preterm (24 minggu-33 minggu 6 hari)


R/Deksametason ampul 5mg/ml No. V
S. i. m. m
R/ Nifedipine 10mg tablet no. VI
S. 3 dd tab I
R/ Spuit 3cc No. VI
S. i. m. m

- Bila dalam observasi 24 jam, cairan yang keluar sudah berhenti,


pasien boleh dipulangkan dengan pesan bahwa sebaiknya ke Sp. OG
untuk periksa USG (memastikan jumlah cairan ketuban masih
cukup)
- Bila dalam observasi cairan tidak berhenti  RUJUK Sp. OG
- Pemberian antibiotik bila terjadi leukositosis

5. Ketuban Pecah Dini Post-term


- Pasang IV line
R/ Ampisilin Sodium vial 1 gram No. VIII
S. i. m. m
R/ Aquadest 25ml No. II
S. i. m. m
R/ Spuit 10 cc No. IV
S. i. m. m
R/ Gentamisin ampul 40mg/ml No. (isi sesuai dosis 4mg/kgbb/24 jam)
S. i. m. m
R/ Spuit 5 cc No.
S. i. m. m

RUJUK KE Sp. OG/RS!

*Note : Semua penatalaksanaan KPD hasil bertanya dr. ASA

CATATAN DERMATOLOGI
1. Efloresensi
Primer :
- Makula : kelainan kulit berbatas tegas berupa perubahan warna semata.
- Eritema : kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh
darah kapiler (reversible)
- Papula : benjolan padat diatas permukaan kulit, sirkumskripta, diameter
<0,5cm
- Plak : benjolan padat yang mendatar diatas permukaan kulit, diameter
>0,5cm.
- Pustul : vesikel berisi nanah, bila nanah mengendap dibawah vesikel
disebut vesikel hipopion.
- Nodul : penonjolan padat diatas permukaan kulit, sirkumskrip, diameter
>0,5cm tetapi <1 cm.
- Nodus/Tumor : massa padat sirkumskripta, terletak di kutan atau
subkutan >1cm.
- Kista : suatu kantong berisi cairan, bisa encer/semi solid.
- Urtika : edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan-
lahan.
- Vesikel : gelembung berisi cairan serum, beratap, berukuran kurang
dari ½ cm garis tengah, dan mempunyai dasar. Ukuran <0,5 cm
- Bula : Vesikel dengan ukuran >0,5 cm
- Abses : kumpulan nanah dalam jaringan/dam kutis atau subkutis

Sekunder :
- Erosi : kehilangan jaringan yang tidak melampaui stratum bassale,
misalnya ketika kulit digaruk.
- Ekskoriasi : kehilangan jaringan lebih dalam dari erosi sampai ujung
papilla dermis.
- Ulkus : hilangnya jaringan yang lebih dalam dari ekskoriasi sehingga
terbentuk pinggir, dinding, dasar dan isi ulkus.
- Krusta : cairan eksudat yang mengering, dapat bercampur dengan
kotoran, obat, dan sebagainya.
- Skuama : lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit
- Likenifikasi : perubahan kulit sehingga relief kulit makin jelas
- Sikatrik : relief kulit tidak normal akibat jaringan tidak utuh lagi dan
timbul kumpulan jaringan ikat baru, bisa mencekung (atrofi) atau
meninggi (hipertrofi)
- Fisura : splitting of the skin as a result of hand/foot xerosis
- Atrofi

3. Ukuran
 Milier : sebesar kepala jarum pentul
 Lentikular : sebesar bii jagung
 Numular : sebesar uang logam 5 rupiah atau 100 rupiah
 Plakat : en plaque, lebih besar dari nummular

4. Susunan kelainan/bentuk
- Liniar : seperti garis lurus
- Sirsinar/Anular : seperti lingkarang
- Arsinar : berbentuk bulan sabit
- Polisiklik :Bentuk pinggiran sambung menyambung
- Korimbiformis : susunan seperti anak induk ayam yang dikelilingi
anak-anaknya

5. Bentuk lesi
- Teratur
- Tidak teratur

6. Penyebaran dan lokalisasi


- Sirkumskripta : berbatas tegas
- Difus : tidak berbatas tegas
- Generalisata : tersebar pada sebagian besar tubuh
- Regional : mengenai daerah tertentu badan
- Universalis : seluruh atau hampir seluruh tubuh
- Soliter : hanya satu lesi
- Herpetiformis : vesikel berkelompok seperti herpes zoster
- Konfluens : dua atau lebih lesi yang menjadi satu
- Diskret : terpisah satu dengan lain
- Serpiginosa : proses yang menjalar ke satu jurusan diikuti oleh
penyembuhan pada bagian yang ditinggalkan
- Irisformis : eritema berbentuk bulat lonjong dengan vesikel warna
yang lebih gelap ditengahnya
- Simetrik : mengenai kedua belah badan yang sama
- Bilateral : Mengenai kedua belah badan
- Unilateral : mengenai sebelah badan

CHECKLIST – PEMASANGAN AKDR


1. Anamnesis
- Riwayat menstruasi : tanggal haid terakhir, lama haid, pola pendarahan
haid, apakah ada nyeri hebat saat haid
- Riwayat persalinan : berapa kali hamil, berapa kali melahirkan, usia
anak, adakah riwayat kehamilan ektopik
- Riwayat hubungan seksual: kapan terakhir melakukan hubungan seksual
- Riwayat penyakit infeksi menular seksual/infeksi genital lain  apakah
pasien suka berganti-ganti pasangan seksual
- Riwayat penyakit lainnya  DM, HT, Ca Serviks, Anemia
2. Berikan informasi mengenai AKDR
- AKDR  Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
- Cara kerja  Menghambat kemampuan sperma masuk ke rahim,
mencegah sperma bertemu ovum, mencegah penanaman telur dalam
uterus
- Keuntungan  Langsung efektif setelah pemasangan, pemakaian jangka
panjang (5-10 tahun), tidak perlu mengingat-ingat, tidak mempengaruhi
hubungan seksual, tidak ada efek samping hormonal, tidak pengaruhi
ASI, dapat dilepas kapan saja, tidak ada interaksi dengan obat-obatan lain
- Efek samping  perubahan siklus haid (biasanya 3 bulan pertama), haid
lebih banyak dan banyak, pendarahan (spotting) antar mestruasi, saat
haid lebih sakit, harus cek posisi benang dari waktu ke waktu
3. Minta pasien kosongkan kandung kemihnya.
4. Cuci tangan
5. Periksa KU, GCS, TTV
6. Posisikan pasien untuk pemeriksaan panggul, selimuti perut dan sebagian
kaki pasien dengan selimut.
7. NYALAKAN LAMPU, dan arahkan melihat kearah serviks.
8. Siapkan alat : speculum cocor bebek, AKDR CuT-380A
9. Pakai APD & sarung tangan steril.
10. Inspeksi pada genitalia eksterna, palpasi kelenjar bartolini.
11. Swab vagina dengan kapas air hangat.
12. Lakukan pemeriksaan bimanual : pastikan gerakan serviks bebas, tentukan
besar dan posisi uterus, pastikan tidak ada kehamilan, pastikan tidak ada
infeksi atau tumor pada adneksa.
13. Swab vagina dengan povidone iodine.
14. Masukan speculum vagina.
15. Lakukan pemeriksaan speculum : apakah ada keputihan, inspeksi serviks
16. Bersihkan serviks dengan povidon iodine.
17. Pasang tenakulum di arah jam 11
18. Lakukan pengukuran panjang uterus dengan menggunakan sonde (apabila
panjang rahim <5 cm maka tidak bisa dilakukan pemasangan AKDR)
19. Infokan pada ibu apakah bisa dilakukan pemeriksaan AKDR atau tidak.
20. Lepas satu sarung tangan, atur AKDR sesuai dengan panjang uterus ibu.
21. Lepas sarung tangan sisa, pasang sarung tangan baru.
22. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi horizontal sambil
dilakukan penarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan tabung inserter
kedalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks/terasa ada tahanan.
23. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal  tarik
keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan
pendorong.
24. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke
serviks sampai leher biru menyentu serviks atau terasa ada tahanan.
25. Keluarkan sebagian tabung inserter dan gunting benang AKDR +/- 3-4 cm
atau keluarkan seluruh tabung inserter dari kanalis servikalis.
26. Keluarkan seluruh tabung inserter.
27. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%.
28. Periksa serviks dan bila ada pendarahan dari tempat bekas jepitan
tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik.
29. Keluarkan speculum dengan hati-hati dan rendam dalam klorin 0,5%.
30. Lepas handscoon dalam larutan klorin 0,5% lalu cuci tangan.
31. Konseling pasca pemasangan:
- Ajarkan pasien cara memeriksa sendiri benang AKDR (mengangkat
salah satu kaki pada posisi yang lebih tinggi, lalu masukkan jari ke
dalam vagina untuk meraba apakah benang masih ada atau tidak).
- Pemeriksaan benang AKDR dilakukan rutin dalam 1 bulan pertama,
terutama setelah menstruasi. Setelah bulan pertama, hanya perlu
diperiksa setelah haid apabila mengalami kram di perut bagian bawah,
pendarahan di antara haid/setelah senggama, nyeri setelah
sanggama/pasangan merasa tidak nyaman saat hubungan seksual.
- Pasien datang kontrol ke dokter/bidan 4-6 minggu setelah pemasangan,
atau secepatnya bila ada keluhan/komplikasi.
- Jangka pemasangan adalah 10 tahun.
- Bisa datang kapan saja bila perlu konsultasi, pemeriksaan, atau bila
ingin AKDR tersebut dicabut.
32. Pastikan pasien tidak mengalami kram hebat dan amati selama 15 menit
sebelum memperbolehkan pasien pulang.

Anda mungkin juga menyukai