Anda di halaman 1dari 2

MUHAMMAD HASBI

18080027
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Sebelum kita menyimpulkan ada baiknnya kita baca dahulu buku
Rousseau.buku tersebut ditulis dengan tujuan untuk menentukan apakah kekuasaan
politik yang resmi itu bisa ada atau tidak. Untuk menggapai lebih banyak hal dan
meninggalkan keadaan alam, manusia harus masuk ke dalam kontrak sosial dengan
orang lain. Dalam kontrak tersebut, semuanya bebas karena mereka melepaskan
kebebasan yang setara dengan kewajiban yang dikenakan kepada semuanya.
Rousseau juga menyatakan bahwa tidaklah masuk akal apabila manusia menyerahkan
kebebasannya untuk perbudakan; dan maka peserta kontrak haruslah bebas. Lebih
jauh lagi, meskipun kontrak menghasilkan hukum baru, terutama yang menjaga dan
mengatur properti, seseorang dapat keluar dari kontrak kapan saja (kecuali pada saat
genting, karena ini adalah desersi), dan sekali lagi bebas seperti saat ia lahir.
Rousseau menyatakan bahwa pemerintahan apapun, dalam bentuk apapun,
harus dipisah menjadi dua. Penguasa (yang menurut Rousseau harus meliputi seluruh
penduduk) yang mewakili kehendak umum harus ada dan merupakan kekuatan
legislatif di negara. Pembagian kedua adalah pemerintahan yang terpisah dari
penguasa. Pemisahan ini harus dilakukan karena penguasa tidak bisa mengurus
urusan tertentu (yang membuatnya bertindak untuk kehendak tertentu bukan
kehendak umum), seperti penerapan hukum. Maka pemerintahan harus terpisah dari
tubuh penguasa.
Penulis mendaku bahwa besar wilayah yang diperintah sering kali
menentukan sifat pemerintahan. Menurut Rousseau, semakin besar suatu wilayah,
semakin besar kekuatan yang harus dimiliki pemerintah untuk mengatur penduduk.
Baginya pemerintah monarki memunyai kekuatan terbesar karena hanya
menggunakan sedikit kekuatan untuk dirinya sendiri, sementara itu menurut
Rousseau demokrasilah yang terlemah. Secara umum, semakin besar birokrasi,
semakin besar kekuatan yang diperlukan untuk mendisiplinkan pemerintahan.
Biasanya hubungan ini mengharuskan negara menjadi aristokrasi atau monarki.
Penting untuk dicatat bahwa saat Rousseau berbicara tentang aristokrasi atau
monarki, bukan berarti bahwa sistem-sistem tersebut bukanlah demokrasi seperti
sekarang - aristokrat atau penguasa monarki dapat dipilih, seperti kabinet atau
presiden sekarang; sementara itu, ketika Rousseau memakai kata demokrasi, ia
merujuk ke demokrasi langsung daripada demokrasi representatif seperti negara-
negara demokratik sekarang. Di antara ini semua, Rousseau berargumen bahwa,
seperti Jenewa yang merupakan tempat kelahirannya, negara-kota kecil merupakan
bentuk negara yang paling baik dalam menumbuhkan kebebasan. Untuk negara yang
cukup besar sehingga memerlukan perantara antara rakyat dan pemerintah, aristokrasi
terpilih mungkin lebih baik, dan di negara yang sangat besar penguasa monarki yang
penuh kebajikan yang cocok; namun penguasa monarki agar sah harus menjadi
bawahan regnum legis.
Jadi kesimpulan dari vidio dan ringkasan buku Rousseau yang dapat saya
ambil bahwa setiap agama harus ada niai nilai universal.dan nilai universal tersebut
bisa kita dapatkan didalam pancasila.maka kita jalankan nilai nilai didalam pancasila
agar kehidupan beragama dan bernegara terjalankan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai