Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL HUBUNGAN PANCASILA

DALAM KEISLAMAN DAN KEARIFAN


LOKAL

OLEH:MUHAMMAD ROZI JAYADI

 HUBUNGAN PANCASILA
DALAM KEISLAMAN
 HUBUNGAN PANCASILA
DALAM KEARIFAN LOKAL
PENDAHULUAN

Alhamdulillah... puji syukur saya haturkan kepada allah


swt.Artikel ini berhasil saya susun sebagaimana mestinya.Dalam
artikel ini saya membahas dua perkara yakni:1.Pancasila dalam
hubungan keislaman.2.Hubungan pancasila dalam kearifan
lokal.Dalam negara Indonesia kita tercinta ini,terdapat berbagai
macam agama,suku,adat dan budaya.Lebih lagi kebanyakan
rakyatnya beragama islam sesuai dengan artikel yang di bahas
menyangkut Pancasila Dalam Hubungan Keislaman.

Pancasila tidak akan bisa lepas dari bangsa indonesia karena


pancasila adalah dasar dari bangsa indonesia.Jika dikaitkan dengan
Kearifan lokal tentulah pancasila sangat berguna untuk
menghubungkan antar etnis atau suku dari aderah yang lainnya.jika
pancasila tidak ada maka hubungan antar suku yang satu dengan
suku yang lainnya akan terpecah belah karena perbedaan
pendapat.Dalam hubungan antar agama juga akan terpecah belah
karena saling merebutkan untuk membuat idiologi-idiologi
baru,paham-paham baru dan aliran aliran baru dalam negara
republik indonesia.

TUJUAN

Artikel ini memiliki tujuan untuk memperkenalkan tentang


pancasila sebagai tunjangan atau pembelajaran dalam berbangsa
maupun beragama.Lebih lagi dalam tahun belakangan ini sering kali
terjadi yang namanya paham-paham baru atau aliran-aliran baru
dalam bangsa kita yakni bangsa indonesia.Sering terjadi perpecahan
dalam beragama pihak satu dengan yang lainnya tidak mau saling
mengalah.Adat istiadat dalam satu daerah dengan daerah yg lainnya
saling menghina saling membenci dan saling
mempropokasi.Disinilah penulis mengambil ide-ide cemerlang untuk
membuat artikel ini.
 HUBUNGAN PANCASILA DALAM KEISLAMAN

PEMBAHASAN

Dalam pancasila terdapat lima sila yang saling berkaitan antara


fungsi dan tujuan antar sila-silanya.menurut saya,dalam pancasila itu
diibaratkan diletakkan dalam sebuah meja bundar yang pancasila itu
berada di tengah dan dikelilingi oleh berbagai elemen bangsa yang
disatukan menjadi satu untuk menguatkan dari pancasila itu
sendiri.dalam agama islam kita di ajarkan untuk cinta tanah air yakni
indonesia.Dalam satu kutipan yg pernah saya dengar mengatakan
“HUBBUL WATHAN MINAL IMAN” yang maknanya cinta tanah air
sebagian dari pada iman.Namun jika kita merenunginya lagi kita
sebagai rakyat indonesia walaupun beragama islam jika tidak tahu
yang namanya pancasia yakni isi maupun tujuannya maka dalam
bernegara dan bertanah air di anggap telah tersesat jalan.

Pancasila pada hakekatnya memiliki fungsi dan kedudukan bagi


negara kesatuan Republik Indonesia, yaitu sebagai jiwa bangsa
Indonesia. Kepribadian bangsa Indonesia. Dasar negara Indonesia.
Pandangan hidup bangsa Indonesia. Sumber dari segala sumber
hukum bagi negara Republik Indonesia. Perjanjian luhur bangsa
Indonesia pada waktu mendirikan negara. Cita-cita dan tujuan
bangsa Indonesia. Pancasila juga bisa memainkan peran strategis
sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang memiliki keragaman
suku, agama, dan ras. Pancasila tidak hanya eksis, melainkan juga
fungsional. Pancasila sering kali dipertentangkan dengan agama.
Padahal tidak harus demikian.

Kita sangat menyadari bahwa Pancasila merupakan pedoman


hidup bangsa Indonesia. Sementara itu Islam merupakan pedoman
hidup manusia di atas bumi untuk kehidupan di dunia dan di akhirat.
Dengan begitu dalam konteks ini Pancasila merupakan bagian dari
Islam. Bukan sebaliknya, bahwa Islam bagian dari Pancasila. Kita
harus samakan pandangan ini untuk menghindarkan diri dari salah
tafsir, yang bisa melahirkan potensi konflik yang tidak perlu.

Dalam sejarahnya, Pancasila yang terdiri atas lima sila, pernah


diupayakan oleh Soekarno untuk diringkas menjadi Trisila yang
berarti Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi, dan Ketuhanan yang
berkebudayaan. Setelah itu diringkas lagi menjadi Ekasila, yang
berarti Gotongroyong. Walaupun upaya Soekarno ini dimaksudkan
untuk penyederhaan, melainkan sebagai pedoman hidup berbangsa
dan bernegara bahwa diskripsi detil Pancasila sangat diperlukan
untuk implementasinya. Hal ini sejalan dengan Rukum Iman dalam
agama Islam, tidak cukup hanya dengan Beriman kepada Allah saja,
melainkan perlu juga mengetahui detil rukun Iman lainnya. Demikian
juga Rukun Islam, bahwa tidaklah cukup hanya berikrar Syahadatain
saja, melainkan juga perlu rukun Islam lainnya. Karena itulah, supaya
Pancasila tidak dianggap sebagai slogan saja, kiranya sangat perlu
dibuat detil sila-silanya untuk memudahkan dalam memahami,
menghayati dan mengamalkannya.

Karena Islam diyakini sebagai pedoman hidup paripurna bagi setiap


muslim, baik sebagai pribadi, warga negara, maupun khalifah di atas
bumi, maka selanjutnya perlu ditukilkan beberapa nilai Islam yang
bisa menjadi rujukan bagi setiap sila dari Pancasila. Bagaimana
setiap nilai-nilai Islam in line dengan sila-sila dari Pancasila.

ISI
Pertama, sila Ketuhanan Yang Esa. Artinya bahwa kita meyakini
dan mempercayai bahwa Tuhan itu Maha Esa. Hal ini menegaskan
bahwa Sang Kholiq itu Tunggal, sebagaimana yang tertuang dalam
QS Al Ikhlas: ayat 1. Juga di ayat lain dan Surat lain Huwallāhullażī lā
ilāha illā huw, yang artinya Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain
Dia…”. (QS Al Hasr: 23). Demikian juga ditegaskan oleh Rasulullah
saw: Bahwa Islam itu didirikan atas dasar lima perkara, (1) Persaksian
bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan persaksian bahwa
Muhammad itu Utusan Allah. Semuanya menegaskan bahwa
mentauhidkan Allah itu mutlak bagi setiap warga negara Indonesia.
Walau sudah fixed rujukannya, apakah warga negara, bahkan
pejabat kita sudah amalkan sila pertama? Sudah, namun faktanya
masih belum menggembirakan. Semuanya wajib bertekad untuk
tingkatkan Iman dan taqwanya.
Kedua, sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Kita harus
menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan keberadaban dalam
pergaulan antar manusia. Tidak ada yang saling mendholimi. Allah
tugaskan dalam QS Ar Rahman: 9, “Dan tegakkanlah timbangan itu
dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu”. Juga
Rasulullah saw bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya yang
membinasakan orang orang sebelum kalian adalah jika orang
terhormat di antara kalian mencuri, mereka membiarkannya, namun
jika yang lemah mencuri, mereka menghukumnya.” (Muttafaq ‘Alaih).
Keadilan mutlak harus ditegakkan. Tidak boleh pandang bulu.

Jika terjadi kecurangan dan ketidakadilan, maka kehidupan antar


manusia tidak pernah aman. Dibayang-bayangi oleh ancaman. Selain
daripada itu kehidupan manusia harus diwarnai dengan perilaku
beradab. Allah swt berfirman dalam QS Al Qalam: 4, yang artinya:
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti
yang agung”. Sedangkan Rasulullah saw bersabda, yang artinya:
“Bahwasanya aku (Muhammad) diutus menjadi Rasul tak lain adalah
untuk menyempurnakan akhlak mulia.”(HR Bukhari). Hal ini semakin
menegaskan bahwa adab dan akhlaq sangatlah penting dalam
kehidupan sehari-hari bagi setiap warga Indonesia. Jika kita benar-
benar taat beragama, insya Allah otomatis bisa berbuat adil dan
akhlaqnya baik antar sesama.

Ketiga, sila Persatuan Indonesia. Kita harus menjunjung tinggi


nilai persatuan dan kesatuan. Walau kita beragam suku, agama,
bahasa dan ras tetapi kita satu, yaitu Indonesia. Allah swt berfirman
dalam QS, Ali Imran: 103, yang artinya “Dan berpeganglah kamu
semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai
berai,…”. Yang diperkuat dengan sabda Rasulullah saw: ”Al-Jama’ah
adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab.” (H.R. Ahmad). Kedua
rujukan menegaskan betapa pentingnya persatuan Indonesia dan
nasionalisme, sehingga pada tahun tahun 1919 keluarlah jargon
“Hubbul Wathon minal Iman, yang artinya “Mencintai negara
sebagian dari Iman,” (KH A Wahab Hasbullah). Semangat persatuan
bukankah hasil konvensi rakyat Indonesia, melainkan disemangati
oleh nilai-nilai agama yang memandang akan pentingnya, Jamaah
atau Persatuan. Untuk menjaga keberlangsungan
Indonesia, common vision harus lebih diutamakan, bukan pribadi,
kelompok, golongan atau parati. Dengan begitu NKRi kan terus
terjaga. Bersatu kita teguh, bercerai kita jatuh.
Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam persyawaratan/perwakilan. Kita seharusnya menjunjung tinggi
wisdom dan musyawarah dalam menegakkan politik nasional. Hal ini
sejalan dengan Islam yang tertuang dalam QS An Nahl: 125, yang
artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik…”. Demikian juga dalam QS Ali Imran: 159, yang artinya: “dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.”. Yang dikuatkan dengan “telah bersabda
Rasulullah saw kepada Abu Bakar dan Umar: Apabila kalian berdua
sepakat dalam musyawarah, maka aku tidak akan menyalahi kamu
berdua. (HR Imam Ahmad). Begitulah Ayat Al Qur-an dan Hadits
Rasulullah. Bahwa kita dalam berpolitik sangat diperlukan pikiran
dan sikap yang bijak. Dengan melibatkan hati nurani dan martabat.
Demikian pula dalam urusan pembuatan keputusan hendaknya
lebih diutamakan dengan cara musyawarah dan mufakat. Jika upaya
ini gagal, barulah dilakukan dengan voting. Inilah yang menjadi
persoalan dewasa ini bahwa ada kesan bahwa pilihan langsung
merupakan praktek demokrasi yang kurang sejalan dengan rambu-
rambu Pancasila.
Kelima, sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kita
bertanggung jawab untuk bersama-sama menegakkan keadilan
dalam kehidupan sosial dan tidak ada diskrimasi atau privilege.
Rumusan ini sebenarnya merujuk pada QS. Al-Nahl: 90, yang artinya
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan. Memberi kepada kaum kerabatnya dan Allah melarang
dari berbuat keji, mungkar dan permusuhan, dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. Hal
ini dikuatkan dengan sabda Rasulullah saw, “Carilah keridhaanku
dengan berbuat baik kepada orang-orang lemah kalian, karena
kalian diberi rezeki dan ditolong disebabkan orang-orang lemah
kalian.” (Dishahihkan Al-Imam Al-Albani dalam Ash-Shahihah no.
779). Betapa anjuran untuk berbuat adil dan kebajikan untuk seluruh
rakyat Indonesia, tanpa ada diskriminasi. Pembangunan ekonomi
yang seharusnya diperkuangkan adalah ekonomi kerakyatan,
ekonomi syariah. Bukan ekonomi kapitalis yang berdampak
terhadap ketidakmerataan kekayaan negara untuk rakyat.

 HUBUNGAN PANCASILA DALAM KEARIFAN LOKAL

PEMBAHASAN

Indonesia adalah negara yg memiliki berbagai macam


agama,suku,adat,ras, dan golongan karena perbedaan inilah yg membuat
indonesia harus mempunyai dasar atau petunjuk dalam benegara.Indonesia
mempunyai sejarah sebagai bangsa yang disegani dan dikagumi oleh bangsa-
bangsa lain di dunia. Nilai-nilai luhur rakyatnya dan kearifan lokal
masyarakatnya mampu menyatukan keanekaragaman budaya, tradisi, dan
adat-istiadat dalam ikatan kebersamaan yang saling menghormati dan
menghargai.

Tak heran jika ada dua kerajaan besar yang pernah memiliki wilayah seluruh
Asia Tenggara, yaitu Sriwijaya dan Majapahit. Lantas, apakah modal
demografi bangsa Indonesia tersebut?

Nilai asli Indonesia terbukti mampu memberikan semua kepentingan


kelompok menjadi perpaduan yang serasi dan harmonis. Nilai-nilai kearifan
lokal yang dapat membawa Indonesia ke puncak kejayaan, di antaranya
semangat gotong royong, tolong-menolong, kemajemukan, dan budi pekerti.

Semangat gotong royong merupakan kearifan lokal bangsa Indonesia


yang ada sejak nenek moyang kita. Sebagai contoh, apabila di suatu
masyarakat di daerah pegunungan terjadi kerawan tanah longsor atau banjir,
maka seluruh warga akan bekerja bersama-sama membuat kesepakatan atau
perencanaan untuk menanggulangi bencana tersebut tanpa berharap upah
atau imbalan.

Semangat tolong-menolong dimunculkan ketika salah satu warga yang


memiliki hajat. Seluruh warga tanpa dikomandoi akan menyumbangkan
tenaga dan material guna menyelesaikan hajat orang tersebut.

Jiwa kemajemukan sangat terlihat dalam kehidupan bermasyarakat. Ketika


dihadapkan pada pekerjaan bersama, tak seorang pun warga akan
memandang latar belakang, suku, agama, ras atau golongan. Mereka
meleburkan diri untuk memelihara keharmonisan umum.

Sedangkan budi pekerti merupakan ajaran hidup yang diturunkan oleh nenek
moyang bangsa Indonesia agar selalu menghormati dan menghargai orang
lain, serta memperlakukan orang lain seperti diri sendiri.

ISI

Nilai-nilai kearifan lokal merupakan sifat asli bangsa kita, namun telah
diracuni dan dikaburkan oleh kekuatan asing. Budaya kebersamaan luntur
oleh budaya budaya atau kebiasaan orang di luar negara Indonesia . Kerja
bakti lingkungan yang dimaksudkan sebagai media komunikasi antar warga
dan menimbulkan rasa ikut memiliki fasum/fasos, dianggap sebagai kegiatan
formalitas yang dapat ditinggalkan dengan cara membayar sejumlah uang.

Ruang publik sebagai tempat berkumpulnya warga tidak dijadikan prioritas


dalam program pembangunan. Saling sapa antar warga menjadi hal yang
aneh, bahkan antar tetangga pun tidak kenal satu dengan lainnya. Semangat
kebersamaan luntur menjadi sikap individualistis atau bahasa lainnya
terserah gua.

Selain itu, kriteria lainnya adalah penghargaan terhadap perbedaan dan


minoritas tingkat kejujuran dan kepercayaan antar warga masyarakat,
kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, mengedepankan dialog dan
rekonsiliasi, serta adanya pemerataan kesejahteraan sosial dan ekonomi.

Penegakan hukum yang kuat dapat dilihat dari tidak adanya praktik-praktik
korupsi dan pungutan liar dalam kegiatan perekonomian, kepercayaan diri
dan rasa aman yang tinggi pada setiap individu di luar rumah, dan tingkat
kepercayaan yang tinggi terhadap pemerintah.
Persamaan hak dan kewajiban setiap warga negara serta persamaan
kedudukan di muka hukum terlihat dari adanya kebebasan untuk berekspresi
dan berwira usaha untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Masyarakat
pun memiliki ketaatan yang tinggi dalam membayar pajak dan pemanfaatan
fasilitas umum yang dibangun oleh pemerintah.

Penghargaan terhadap perbedaan dan minoritas terlihat dari tingginya jumlah


wisatawan luar negeri dan volume perdagangan dengan negara lain.
Masyarakat sangat terbuka terhadap pendatang sepanjang mereka tidak
melakukan hal-hal yang melanggar hukum dan norma sosial bermasyarakat.

Tingkat kejujuran dan kepercayaan antar warga masyarakat


ditunjukkan dengan rendahnya angka kriminalitas. Pencurian dan kehilangan
barang pribadi sangat jarang terjadi. Bahkan orang tidak takut untuk
meletakkan barang pribadinya di tempat umum.

Keputusan yang diambil dalam sistem demokrasi ini berasal dari


kesepakatan seluruh perwakilan masyarakat, dan bukan berasal dari satu
kelompok. Di masa yang akan datang, lanjut Scharmer, dunia, negara,
provinsi, kabupaten/kota, komunitas, dan lembaga akan bersama-sama
membentuk global forum dalam semangat dan komitmen memilih tanpa
harus menghakimi, menentukan tanpa harus menyalahkan.

Juga, semangat memutuskan tanpa harus merendahkan, menonjolkan tanpa


harus meniadakan, unity in diversity (Bhinneka Tunggal Ika), dan semangat
gotong royong karena semangat inilah yang dibutuhkan masyarakat dunia
untuk menuju peradaban yang kuat dan madani penuh kehangatan dan
kebersamaan.

Demikian pula sila-sila dalam dasar negara Pancasila yang merupakan


pedoman ampuh yang tak lekang oleh waktu dan zaman. Jika kita semua
meyakini bahwa Pancasila merupakan nilai luhur bangsa yang mampu
mengantar kita menuju kemajuan bangsa dan nasional, maka secara
konsisten kita harus mengamalkan seluruh sila Pancasila.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan pedoman dalam cara
kita beragama. Semua orang boleh tinggal di Indonesia dan mendapat
perlindungan hukum sepanjang ia memeluk agama.

Sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, merupakan pedoman


dalam berinteraksi dengan sesama manusia, baik di dalam negeri maupun di
seluruh dunia. Semua warga melekat hak dan kewajiban pada dirinya
sehingga harus memperlakukan secara adil dan beradab pada orang lain.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia, merupakan pedoman cara kita bernegara.
Kekuatan kita dalam bernegara adalah persatuan bangsa, yakni semua orang
yang tinggal di Indonesia harus berpikir untuk kepentingan negara bukan
mengedepankan kepentingan individu dan kelompok.

Sedangkan sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, merupakan pedoman
dalam berdemokrasi serta menyelesaikan konflik dan perselisihan. Walaupun
dialog dan bermusyawarah memerlukan waktu yang panjang dan
melelahkan, namun penyelesaian masalah melalui cara ini harus kita yakini
sebagai jalan terbaik.

Jika semua itu kita jalankan dengan baik, niscaya sila kelima yang menjadi
tujuan nasional, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia akan
dapat kita capai. Amien!.

God luck

Kutipan penulis :Anggaplah pancasila sebagai pembelajaran dalam


dirimu,masukkan pancasila dalam hatimu,renungi isi dan kandungan
maupun pembelajaran yang ada padanya.Berfikirlah positif dan jangan
pernah mengambil pembelajaran tanpa anda mengetahui baik dan
buruknya,Karena bangsa yg baik adalah bangsa yg saling menghormati dan
menghargai perbedaan-perbedaan yang ada dalam negrinyanya.

Penulis:MUHAMMAD ROZI JAYADI

Anda mungkin juga menyukai