Oleh :
Preseptor :
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan
Seiring rasa syukur atas terselesaikannya tugas ini, dengan rasa hormat
umum daerah Cut Meutia, yang telah membantu dalam bentuk motivasi
Sebagai manusia yang tidak lepas dari kekurangan, saya menyadari bahwa
dalam penyusunan Referat ini masih jauh dari sempurna. Saya sangat
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
yang paling umum terjadi dengan perkiraan kejadian 1-3 per 1000 kelahiran
hidup. Angka ini memiliki angka yang lebih tinggi insiden penyakitnya pada Bayi
gangguan pendengaran atau ketulian sejak lahir belum diketahui. Namun dari data
gangguan pendengaran 16,8%. Di seluruh dunia ada sekitar 0,1-0,3% bayi yang
Impairment/ PCHI) secara bilateral dengan tingkat keparahan sedang, berat atau
anak-anak dan terjadi pada saat lahir di lebih dari 80% dari anak-anak yang
terkena dampak. Kondisi PCHI ini memiliki dampak merugikan pada semua
aspek terutama dalam perkembangan bahasa dan lisan. Dampak paling signifikan
pada anak terkait keterampilan yang bergantung pada kemampuan bahasa, seperti
3
Identifikasi PCHI pada anak usia dini memungkinkan anak-anak yang
cacat dengar bisa dibatasi. Skrining pendengaran pada bayi baru lahir salah
semua bayi baru lahir. Upaya skrining pendengaran ini sudah dimulai pada saat
usia 2 hari atau sebelum meninggalkan rumah sakit. Untuk bayi yang lahir pada
fasilitas kesehatan yang tidak memiliki program UNHS, paling lambat pada usia 1
baru lahir universal, UNHS adalah salah cara metode skrining awal yang efektif
Infants yang sudah harus dilakukan pada bayi usia 3 bulan dan program habilitasi
sudah harus dimulai pada usia 6 bulan. Hampir seluruh negara sudah
UNHS selain digunakan selain untuk identifikasi awal PCHI, juga dapat
bermanfaat untuk kemampuan bahasa anak dan hasil yang lebih baik terkait
4
membaca di masa depan untuk anak tersebut. Dalam dekade terakhir, skrining
seluruh Amerika Utara, Eropa dan di sebagian besar wilayah Negara maju
lainnya, dikarenakan skrining ini sebagai hasil dari kemajuan teknologi dalam
UNHS pada tahun 1994 dan 1999 sebagai Satuan Tugas Layanan Pencegahan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
frekuensi antara 125 Hz (suara nada rendah) dan 8000 Hz (suara nada tinggi)
dapat menjadi factor risiko untuk gangguan pendengaran pada bayi yaitu apabila
auditori.
Secara keseluruhan, faktor risiko yang diketahui ada pada bayi yang lahir
dengan gangguan pendengaran sebanyak 50% (Tabel 2). Sebagian besar bayi
6
Tuli kongenital merupakan gangguan pendengaran yang timbul pada saat
lahir. Tuli kongenital merupakan ketulian yang terjadi pada seorang bayi
disebabkan faKtor- faktor yang mempengaruhi kehamilan maupun pada saat lahir.
Ketulian ini dapat berupa tuli sebagian (hearing impaired) atau tuli total (deaf).
Tuli sebagian adalah keadaan fungsi pendengaran berkurang namun masih dapat
dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan atau tanpa bantuan alat bantu dengar,
7
Diagnosis apabila dilakukan tanpa skrining UNHS untuk mengidentifikasi
keterlambatan bahasa. Baik bagi orangtua maupun dokter, gejala dan tanda
Dengan demikian, bayi tunarungu mungkin tampak menoleh ke arah bunyi bel,
sensorik visual atau taktil. Vokalisasi, seperti mengoceh, mungkin juga tampak
Secara historis, defisit bahasa ekspresif yang signifikan yang tercatat lebih
dari satu tahun dapat menjadi tanda diagnostik utama pada anak-anak dengan
gangguan pendengaran. Usia rata-rata pada anak saat diagnosis adalah 24 bulan.
Gangguan pendengaran ringan dan sedang seringkali tidak terdeteksi sampai usia
sekolah. Sebaliknya, median usia diagnosis pada populasi yang diskrining adalah
tiga bulan atau lebih muda, dengan intervensi pada usia enam bulan.
pendengaran menunjukkan defisit yang tidak dapat diubah dalam komunikasi dan
keterampilan psikososial, kognisi dan literasi. Terdapat bukti yang jelas bahwa
deprivasi pendengaran pada bayi yang diskrining sejak dini, dapat menyebabkan
reorganisasi struktural dan fungsional pada tingkat kortikal. Hal ini mirip dengan
Dampak penundaan waktu dalam diagnosis dan intervensi pada bicara dan
8
dan Dalam tinjauan tentang hasil psikologis dan fungsional dari ketulian pada
anak dan remaja, Mason dan Mason melaporkan bahwa kelompok yang
psikologis.
pendengaran berat hingga sangat berat biasanya lulus dari sekolah menengah
dengan kemampuan bahasa dan membaca seperti anak berusia sembilan hingga
sepuluh tahun. Keterbatasan dalam melek huruf ini, dengan dampak terkait pada
masukan sensorik tepat waktu untuk perkembangan otak anak-anak dan juga
neurokortikal.
Impairment/ PCHI) secara bilateral dengan tingkat keparahan sedang, berat atau
anak-anak dan terjadi pada saat lahir di lebih dari 80% dari anak-anak yang
terkena dampak. Kondisi PCHI ini memiliki dampak merugikan pada semua
aspek terutama dalam perkembangan bahasa dan lisan. Dampak paling signifikan
pada anak terkait keterampilan yang bergantung pada kemampuan bahasa, seperti
9
Beberapa faktor risiko yang terkait dengan insiden PCHI yaitu apabila
selama 2 hari atau lebih, Sindrom Usher, sindrom Waardenburg, sindrom yang
sifilis, herpes, atau rubella. Namun, sekitar 50% bayi dengan PCHI tidak memiliki
Screening / UNHS) adalah salah cara metode skrining awal yang efektif untuk
digunakan selain untuk identifikasi awal PCHI, juga manfaat untuk kemampuan
bahasa anak dan hasil yang lebih baik terkait membaca di masa depan untuk anak
tersebut.
Inggris dan lebih dari dua kali lipat proporsi yang dikonfirmasi pada kasus PCHI
bilateral > 40 dB. Gangguan pendengaran yang ditargetkan untuk program UNHS
dengan rata- rata 30- 40 desibel (dB) atau lebih. Fokus pemeriksaan UNHS
10
terutama untuk mendeteksi gangguan pendengaran bawaan tidak untuk
memiliki manfaat yang signifikan untuk bahasa dan membaca pada usia 6–10
tahun . Dalam uji coba besar menggunakan pendekatan ini, sensitivitas dan
spesifisitas tes skrining adalah 0,92 dan 0,98, dan rasio positif dan kemungkinan
Selama tahun 2009, diperkirakan 5073 kasus PCHI terdeteksi oleh UNHS di AS,
dan 43% dari semua kasus dari 29 kondisi medis yang kemudian dapat dilakukan
skrining untuk bayi baru lahir. Strategi pencegahan ini didasarkan pada bukti
bahwa diagnosis dan intervensi dini memungkinkan peningkatan hasil pada anak-
untuk skrining pada usia bayi satu bulan, konfirmasi diagnosis pada usia tiga
PCHI yang terlibat dalam uji coba UNHS menjelaskan efek UNHS dapat
mengkonfirmasi awal PCHI terutama pada anak usia sebelum sekolah dasar.
Konfirmasi PCHI pada usia sembilan bulan dikaitkan dengan kinerja membaca
yang jauh lebih baik pemahaman, variabel hasil utama yang telah ditentukan
11
sebelumnya. Membandingkan skor dari penelitian saat ini dengan membaca skor
yang diperoleh 9 tahun sebelumnya dari individu yang sama yaitu remaja yang
yang tidak didiagnosis awal memiliki keterlambatan dua kali lipat dibandingkan
kelompok sebelumnya.
lebih awal memungkinkan anak untuk membaca bahan bacaan yang lebih sering
gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak terbatas pada observasi respon
skrining yang akurat dan andal, adanya demonstrasi untuk melakukan diagnosis
intervensi sebelumnya dan evaluasi hasil jangka panjang dari diagnosis dan
intervensi dini.
12
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menyaring bayi baru lahir dari
Skrining dapat dilakukan di samping tempat tidur baik pada bayi cukup bulan
maupun pada bayi prematur. Pemeriksaan OAE dan AABR dapat dilakukan
pemeriksaan tunggal ataupun berurutan. Pemeriksaan OAE dan tes AABR adalah
pemeriksaan skrining disamping dari lebih banyak lagi tes diagnostik rinci untuk
gangguan pendengaran.
oleh sel rambut luar di rumah siput yang diukur sebagai suara, sebagai respons
dijelaskan oleh ahli geofisika pada pertengahan 1940, dan digunakan sebagai
Sesuai dengan fenomena alam 'sound echoes', stimulus suara yang dikirim
ke sistem pendengaran bayi baru lahir akan melalui probe khusus di liang telinga
13
luar. Probe secara bersamaan akan merekam suara yang kembali dari sel-sel
rambut luar koklea melalui telinga tengah. OAE dapat direkam pada 99%
dengan speaker dan mikrofon mini yang dibalut dengan sumbat dari bahan lembut
(eartip). Speaker akan menghantarkan stimulus ke dalam liang telinga, dan akan
di respons oleh koklea. Kemudian, hantarannya akan dideteksi oleh mikrofon dan
diukur oleh screener. Unsur-unsur dalam telinga yang terlibat dalam pemeriksaan
OAE yaitu sumber suara, gendang telinga, rantai tulang pendengaran, telinga
bagian dalam, dan sel-sel rambut luar. Struktur yang sama mentransmisikan suara
Jika dalam pemeriksaan ada resonansi atau filter antara sumber suara dan
fungsi telinga luar atau tengah. Individu dengan saluran telinga kecil (seperti bayi)
berbeda dari orang dewasa, karena perbedaan ukuran telinga eksternal dan tengah.
Pemeriksaan OAE bukan tes pasti untuk diagnostic gangguan pendengaran, dan
tidak dapat memperkirakan jenis atau derajat gangguan pendengaran yang dapat
Response (ASSR), tetapi OAE adalah salah satu alat penting bagi bayi baru lahir
14
untuk skrining pendengaran dan diagnostik audiologi untuk diagnosis banding
gangguan pendengaran.
Jenis OAE terbagi menjadi dua kategori yaitu Spontan dan evoked. Tipe
telinga tanpa adanya stimulasi eksternal, sedangkan tipe evoked adalah jenis OAE
paling sering direkam dalam format skrining dan diagnostik audiologi adalah
(TEOAEs).
Pemeriksaan DPOAE dipicu oleh simultan presentasi dari dua nada murni
yang disebut sebagai f1 dan f2. Dikarenakan koklea bersifat non-linier, distorsi
terjadi di berbagai tempat koklea selama presentasi stimulus. Selama tes DPOAE,
berbagai rangsangan disajikan ke telinga dan hasil distorsi terbesar yang diukur
15
Transient Evoked Otoacoustic Emissions adalah Suara yang dipancarkan
adalah respon akustikum yang diberikan dalam durasi yang singkat Emisi
mengaktifkan area selaput basilar yang luas. Terjadi perekaman respons TEOAE
selama presentasi kereta klik bifasik. Dengan menjaga stimulus klik pendek,
metode stimulus ini memfasilitasi pemisahan respon dari stimulus yang jauh lebih
keras.
gangguan pendengaran atau tidak. Pada OAE tidak menguji seluruh jalur
auditori, OAE sangat sensitif dan sangat bergantung pada fungsi sel rambut luar.
Dalam screening hasil akan ditampilkan hasil PASS atau REFER. Hasil Pass pada
16
pemeriksaan berdasarkan protokol uji membutuhkan 3 dari 4 gelombang atau
frekuensi (dalam frekuensi bicara jangkauan) terdeteksi untuk hasil PASS. Pada
saat bayi baru lahir yang menunjukkan hasil pass maka peluang untuk mengalami
bahwa dari hasil kriteria terdeteksi terdapat kondisi adanya gangguan pendengaran
(konduktif atau sensorineural) atau dapat terjadi karena faktor lain seperti terlalu
berisik, atau teknik pengujian yang kurang baik. Bayi dengan hasil REFER dapat
AABR akan mencatat aktivitas listrik di batang otak sebagai respons untuk suara
yang disajikan kepada bayi melalui earphone. Berbeda dengan Tes OAE, AABR
sebagian besar program UNHS sebagai pendekatan yang akurat dan hemat biaya.
Pemeriksaan biasanya dimulai dengan pemeriksaan OAE yang lebih cepat dan
lebih murah sebagai tes pertama pada bayi baru lahir tanpa faktor risiko,
kemudian diikuti oleh pemeriksaan AABR pada bayi baru lahir yang
17
kemungkinan memiliki gangguan pada pemeriksaan OAE. Pemeriksaan AABR
juga direkomendasikan pada bayi dengan salah satu faktor risiko yang dirangkum
dalam Tabel 2, terutama pada bayi yang membutuhkan perawatan unit intensif
neonatal karena pada populasi ini biasanya berada pada peningkatan risiko
neuropati auditori.
dengan dua langkah tersebut dinilai sangat efektif dalam mengidentifikasi bayi
bayi yang diskrining dan diidentifikasi lebih awal akan menerima intervensi lebih
awal. Hal ini disebutkan berdasarkan hasil uji coba terkontrol besar dari Wessex,
Skrining bayi baru lahir secara signifikan akan menurunkan usia diagnosis
18
pendengaran menurun dari 17 bulan menjadi 10 minggu dengan implementasi
UNHS.
(JCIH) merekomendasikan tujuan dari program UNHS ini yaitu untuk diagnosis
gangguan pendengaran pada usia 12 minggu atau kurang sebagai parameter hasil
yang diharapkan untuk diagnosis yang tepat dan diandalkan dari gangguan
kepercayaan yang tinggi untuk menkonfigurasi keparahan dan sifat dari gangguan
berasal dari aktivasi jaras pendengaran terhadap stimulus suara, mulai dari koklea
Pemeriksaan ini noninvasif dan mempunyai nilai objektif yang cukup tinggi.
Karena sifat tersebut, maka ABR sering digunakan di klinik. Melalui elektroda di
permukaan kulit kepala atau telinga yang cukup jauh dari sumber generator
neural, tes ABR dapat merekam perubahan potensial listrik di sepanjang jalur
pendengarn perifer yang timbul setelah pemberian rangsang suara. Hasil rekaman
jalur pendengaan mulai dari koklea sampai sepanjang saraf auditorius di batang
otak.
19
AABR menunjukkan bentuk gelombang yang memperlihatkan fungsi
elektrofisiologik sebagai suatu respons terhadap stimulus suara yang terjadi dalam
tersebut.
VI dan VII didominasi oleh aktivitas dari kolikulus inferior.6 Gelombang IV dan
laten gelombang I, III, dan V relatif tetap pada semua subjek. Gelombang V
adalah gelombang yang paling stabil, mudah untuk dinilai bahkan sampai pada
stimulus suara intensitas rendah dan bermakna secara klinis,6 oleh karena itu
penilaian potensial ABR predominan berdasarkan pada masa laten (interval waktu
20
2.2.3 Efektivitas UNHS pada Anak Mendapatkan Intervensi Dini
perbedaan hasil pada anak yang menerima skrining yaitu bayi baru lahir,
pada 2001 dan pada 2008, Dampak hasil bahasa pada jangka panjang,
dengan diagnosis dini dapat meningkatkan skor bahasa ekspresif dan reseptif.
Bukti terbaru dari berbagai studi juga menunjukkan bahwa bayi yang didiagnosis
dan menerima intervensi sebelum usia enam bulan memiliki skor 20-40 poin
persentil lebih tinggi terkait tindakan terkait sekolah (bahasa, penyesuaian sosial,
dikemudian hari.
et al di tahun 2008. Data diambil dari dua studi kohort berkualitas sedang dan
beberapa studi survei. Didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa apabila hasil
skrining baik-baik saja dapat diterima oleh sebagian besar orang tua, dengan
pada orang tua. Kegelisahan ditemukan tertinggi pada orang tua yang bayinya
21
Informasi dan konseling pada orang tua secara terintegrasi
pendengaran yang memiliki onset lambat atau progresif, misalnya, seperti yang
penyakit yang diturunkan lainnya, juga dapat tidak terdeteksi oleh program
neuropati auditori dapat tidak terdeteksi oleh tes OAE. Petugas medis, pendidik,
22
BAB III
KESIMPULAN
semua bayi baru lahir. Upaya skrining pendengaran sudah dimulai pada saat usia
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk skrining bayi baru lahir dari
Response (AABR).
23
DAFTAR PUSTAKA
90.
2005
/books/NBK33995/
6. Olusanya BO. Highlights of the new WHO Report on Newborn and infant
Otorhinolaryngol 2011;75:745–8.
24
7. Pimperton H, Kennedy CR. The impact of early identification of
screening
12. Worsfold S, Mahon M, Yuen HM, et al. Narrative skills following early
Neurol 2010;52:922–8
13. Wijana et al, Gelombang Auditory Brainstem Response (ABR) pada Anak
2014;19(1):19-24
25