Anda di halaman 1dari 5

IDENTIFIKASI TUNGAU DEBU RUMAH PADA KASUR

Oleh:
Dyah Nita Novira B1A017030
Rombongan : A1
Kelompok :1
Asisten : Ahmad Pradhana Adiputra

RESUME MATERI PENJELASAN ASISTEN ACARA 5

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2020
RESUME MATERI PENJELASAN ASISTEN ACARA 5

Tujuan praktikum ini yaitu mengetahui jenis-jenis tungau debu rumah pada kasur.

Landasan Teori

Tungau debu rumah (TDR) adalah Arachnida dan berkerabat dekat dengan caplak,
laba-laba, dan kalajengking. Tungau debu rumah (TDR) ditemukan di dalam debu
yang berasal dari tempat tinggal manusia..

Ciri-ciri umum tungau debu rumah yaitu poikiloterm, ukuran tubuh berkisar antara
0,2-0,5 mm, dewasa hidup 4-6 minggu, memiliki 4 tahap kehidupan yaitu telur,
larva, nimfa, dewasa. Siklus hidup tungauini yaitu telur menetas dalam waktu sekitar
1 minggu, kemudian memasuki tahap larva berlangsung antara 3-10 hari, lalu
memasuki tahap nimfa selama 4-8 hari menuju dewasa selama 2 hari fase protonimfa
dan sisanya deutronimfa atau triptonimfa, tahap dewasa berlangsung selama 4-6
minggu. Faktor-faktor yg mempengaruhi perkembangan tahapan tungau ini yaitu
suhu, kelembaban, dan makanan.

Pyroglyphidae ada fase prelarva: telurnya transparan jadi putih susu (ciri fase
prelarva) memasuki fase larva kemudian protonymph lalu memasuki tahap
tritonymph selanjutnya memasuki tahap dewasa. Pada Acaroidea tahap-tahapannya
yaitu larva, kemudian protonympha, lalu motile or inert hypopus, dilanjutkan tahap
tritonympha dan dewasa. Perbedaan protonymfa dan tritonimfa: setaenya sedikit dan
ventral shield blm memiliki pola dari organ genitalnya. Fase pyrroglyphidae tidak
memiliki masa hypopus. Pada fase hypopus biasanya tungau menghindari perubahan
lingkungan yang signifikan dan predator.

Tungau debu rumah berasal dari beberapa familia seperti Pyroglyphidae,


Echimyopodidae dan Acaridae. Spesies-spesies tungau debu rumah yang termasuk
kedalam familia Pyroglyphidae diantaranya Dermatophagoides pteronyssinus,
Dermatophagoides farinae, yang termasuk ke dalam familia Echimyopodidae yaitu
Bioma tropicalis, yang termasuk ke dalam familia Acaridae yaitu Tyrophagus sp.
Keempat genus ini merupakan tungau yang paling sering ditemukan di Indonesia.

Klasifikasi tungau Dermatophagoides


Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Chelicerata
Classis : Arachnida
Subclassis : Acari
Ordo : Sarcoptiformes
Familia : Pyroglyphoidae
Genus : Dermatophagoides
Tungau ini memiliki bagian dorsal dan ventral yang tidak bisa dibedakan.

Ciri-ciri tungau Dermatophagoides yaitu berbentuk bulat, putih krem dengan


kutikula berlurik, ukuran tungau betina sekitar 420 mikron dan lebar 320 mikron,
ukuran tungau jantan sekitar 420 mikron dan lebar 245 mikron. Kelamin tungau
jantan atau aedagus terletak diantara kaki ke Iv sedangkan alat kelamin tungau betina
atau bursa copulatrix terletak di dekat anus serta jantan memiliki anal sucker. Fungsi
epigyna yaitu untuk tempat kopulasi sedangkan vulva berfungsi sebagai tempat
keluarnya telur. Anal sucker berfungsi membantu tungau jantan agar lebih kuat
melekat pada betina saat kopulasi.

Klasifikasi tungau genus Blomia

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Chelicerata
Classis : Arachnida
Subclassis : Acari
Ordo : Sarcoptiformes
Familia : Echimyopodidae
Genus : Blomia
Blomia tropicalis memiliki kaki yang meruncing, bentuk hampir membulat dengan
ukuran sangat kecil, ukuran tubuhkurang lebih 0,3-0,47 mm, kutikulanya mengkerut,
setae dorsalnya memiliki ukuran lebih panjang dan meruncing bergerigi, tubuh
idiosoma yang tertutupi oleh setae yang berjumlah 15 pasang, jantannya tidak
memiliki anal sucker

Klasifikasi tungau Tyrophagus


Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Chelicerata
Classis : Arachnida
Subclassis : Acari
Ordo : Sarcoptiformes
Familia : Acaridae
Genus : Tyrophagus
Tungau ini memiliki lengkungan antara gnathosoma dan idiosoma, setae vi dam ve
ukurannya sama panjang, kutikula mengkerut, jantannya memiliki anal sucker.

Tungau debu rumah dapat ditemukan di seluruh bagian rumah bisa dikarpet, kasur,
dan perabotan lainnya. Tempat-tempat tersebut tersedia di sumber makanan mereka
yaitu kulit mati, jamur, yeast dan bakteri.

Faktor lain yang mempengaruhi kelimpahan tungau debu rumah antara lain
ketinggian dari permukaan laut, musim panas yang lebih panjang dibandingkan
dengan musim penghujannya di suatu daerah, kelembaban, temperatur, dan rumah
yang kotor serta berdebu.

Tungau debu rumah adalah sumber alergen paling umum yang menyebabkan anemia,
dermatitis atopik, dan rinitis. Terdapat lebih dari 30 subtipe alergen yang dikenal
diantaranya berasal dari D. pteronyssinus dan B . tropicalis.

Alergen umum diantaranya Der p.1 dan Der f.1, merupakan senyawa glikoprotein
yang tidak stabil pada temperatur tinggi yang tersusun atas protease dan papain. Der
p.2 dan Der f.2 merupakan senyawa protein yang stabil pada temperatur tinggi. der p
1& der f 1: berasal dari fecal TDR. Der p.2 & der f.2 merupakan protein akan
difagosit oleh sel-sel imun dan akan diprsentasikan oleh sel T helper dan akan
berubah jadi sel T helper dan mengekskresikan interleukin 4, yang menyebabkan
switching immunoglobulin menjadi immunoglobulin E. Immunoglobulin E
menempel pada sel mast dan basophil.

Alat yang dibutuhkan yaitu penyedot debu, kasur, plastik, cawan petri, mikroskop
stereo, tabung reaksi, gelasukur, corong, kertas Whatman No 41 (ukuran pori 20-25
mikron), mikroskop cahaya, jarum pentul, object glass dan cavity slide. Bahan yang
dibutuhkan yaitu debu, tungau debu, etil alkohol 80% dan larutan NaCl jenuh.
Cara Kerja pengambilan debu yaitu pertama siapkan alat penyedot debu dan kasur
untuk mengambil sampel debu, penyedotan debu dilakukan kurang lebih selama 2
menit hingga debu yang terkumpul dirasa cukup, debu yang telah didapatkan
dipindahkan ke dalam plastik untuk dibawa ke laboratorium Fakultas Biologi
Unsoed.

Cara Kerja isolasi debu, pengolahan sampel debu pada penelitian ini menggunakan
teknik floating (Hill, 1998). Pertama debu dimasukkan ke dalam tabung reaksi ,
ditambahkan 3 ml etil alkohol 80% dan direndam selama 24 jam, supernatan pertama
dibuang dan ditambahkan 3 ml larutan NaCl jenuh, debu yang telah direndam
didiamkan selama 30 menit. Supernatan kedua disaring menggunakan kertas saring
pada corong kaca. Kertas saring diambil dan diperiksa dengan mikroskop. Tungau
yang terlihat diambil dengan jarum tungau.

Cara Kerja Identifikasi spesies tungau debu rumah, pertama tungau debu rumah yang
terlihat dipindahkan ke cavity slide kemudian diidentifikasi dengan menggunakan
buku identifikasi Collof (2010).

Anda mungkin juga menyukai