Anda di halaman 1dari 4

Seorang guru tidak hanya dituntut sebagai pengajar saja.

Dalam berinteraksi dengan


siswa, dia memiliki banyak peran yang harus dimainkan. Tentu sebagai guru kita nggak mau
kan hanya menjalankan kewajiban kita sebagai pengajar.

Nah, inilah beberapa peran yang bisa dimainkan oleh seorang guru.

Guru Sebagai Motivator

Seorang guru harus bisa memposisikan diri sebagai motivator. Memberikan motivasi
kepada peserta didik. Sebab kadang peserta didik dalam kondisi yang kurang semangat, lesu,
atau banyak masalah. Mungkin siswa sedang mengalami kondisi yang tidak baik. Misalnya
bosan akibat terlalu lama dalam kondisi korona seperti ini.

Maka, peran guru memberikan motivasi kepada siswa agar tetap semangat dalam
menghadapi kondisi pandemi. Menemukan cara sendiri agar tetap semangat menjalani belajar
daring.
Banyak siswa siswa memiliki merasa sulit untuk diraih cita-citanya. Maka peran guru-
lah memberikan motivasi kepadanya agar dapat kembali semangat dan berjuang meraih cita-
citanya.

Guru Sebagai Pelatih

Setiap manusia punya potensi. Tapi ada yang sudah ketemu potensinya, ada yang belum
paham juga. Seorang murid yang sudah paham dengan potensinya sangat perlu didukung oleh
seorang guru.

Misalnya, ada seorang siswa yang suka desain grafis. Tapi dia bingung ke mana akan
menyalurkan dan mengasah bakatnya. Sebagai pelatih guru dapat meningkatkan potensi dan
bakatnya menjadi sebuah prestasi.
Seorang siswa yang berminat dengan mata pelajaran fisika perlu didukung guru sebagai
pelatihnya. Sehingga kemampuan siswa dalam bidang fisika tadi besar semakin melejit.

Guru Sebagai Sahabat

Relasi antara guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan pembelajaran lho.  Guru
yang mampu dekat dengan siswa akan lebih mudah dalam transfer ilmu. Percaya deh!. Guru
akan lebih gampang dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. 

Bayangkan aja kalau seorang murid tertutup dengan gurunya. Atau sebaliknya seorang
guru tertutup dengan muridnya. Dia hanya berbicara sekadarnya saja saat memberikan materi.
Kesannya seorang guru kok angker gitu. Guru yang seperti ini akan sulit dengan siswa.
Akibatnya siswa pun enggan dekat dengannya.

Maka tidak ada salahnya seorang guru menjadi seorang sahabat bagi siswa. Asal tahu
saja, manfaatnya bukan hanya untuk masalah pelajaran saja lho. Tapi juga membantu siswa
dalam mengatasi masalah-masalah dalam hidupnya layaknya seorang sahabat.

Menurutku keren banget kalau siswa sampai bisa curhat masalahnya dengan guru.
Bener-bener keren.

Maka di sini sangat perlu keterampilan seorang guru dalam berinteraksi dengan siswa.
Salah satunya adalah kemampuan mendengarkan masalah siswa.
Jangan salah, siswa itu juga punya masalah bahkan mungkin kompleks. Seorang guru
seyogyanya bisa membantu masalah yang dihadapi oleh siswa tadi. Dengan pengalaman
hidupnya guru tentu lebih tahu solusi menyelesaikan masalahnya.

Guru Sebagai Cermin

Seorang guru menjadi cermin bagi murid siswa. Maksud saya adalah apa yang
ditampilkan oleh guru itu pula yang akan ditiru oleh siswa.  

Dalam dunia pendidikan kita pasti kenal dengan ungkapan guru kencing berdiri murid
kencing berlari. Guru harusnya menjadi cermin bagi siswa. Maka tampilkanlah hal yang baik
karena itu akan ditiru oleh siswa. Ini tentang keteladanan. Ada ungkapan "Satu keteladanan
lebih berarti dari pada 1000 kat kata". Karena itu sangat penting dalam menjaga perkataan dan
sikap kita di sekolah. Apalagi di dalam kelas.

Tunjukkanlah karakter baik yang itu layak diteladani oleh siswa.

Nah demikianlah beberapa peran yang seyogyanya dijalankan oleh seorang guru. Guru
memang bukan sosok yang sempurna. Akan tetapi itulah yang akan mengantarkan guru
menjadi sosok yang sukses dalam menjalankan perannya sebagai pendidik. Terima kasih.

TANDA BACA BESERTA FUNGSINYA DARI ARTIKEL DI ATAS SEBAGAI


BERIKUT :

1. Titik (.) Setelah kalimat “Seorang guru tidak hanya dituntut sebagai pengajar saja”
berfungsi sebagai akhir kalimat pernyataan.
2. Koma (,) setelah kalimat “ Dalam berinteraksi dengan siswa “ berfungsi sebagai
pemisah anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
3. Titik (.) Setelah kalimat “ dia memiliki banyak peran yang harus dimainkan” berfungsi
sebagai akhir kalimat pernyataan.
4. Titik (.) Setelah kalimat “ Tentu sebagai guru kita nggak mau kan hanya menjalankan
kewajiban kita sebagai pengajar “ berfungsi sebagai akhir kalimat pernyataan.
5. Koma (,) setelah kalimat “Nah,” dipakai setelah kata seru
6. Titik (.) setelah kalimat “Seorang guru harus bisa memposisikan diri sebagai
motivator.” berfungsi sebagai akhir kalimat pernyataan
7. Titik (.) setelah kalimat “Memberikan motivasi kepada peserta didik.” berfungsi
sebagai akhir kalimat pernyataan.
8. Koma (,) setelah kalimat “Sebab kadang peserta didik dalam kondisi yang kurang
semangat, lesu atau banyak masalah.” dipakai diantara unsur - unsur di dalam suatu
pemerincian
9. Koma (,)
10. Titik (.) setelah kalimat “sebab kadang peserta didik dalam kondisi yang kurang
semangat, lesu atau banyak masalah.” berfungsi sebagai akhir kalimat pernyataan
11. Titik (.) setelah kalimat “Mungkin siswa sedang mengalami kondisi yang tidak baik.”
berfungsi sebagai akhir kalimat pernyataan.
12. Titik (.) setelah kata “Misalnya bosan akibat terlalu lama dalam kondisi korona seperti
ini.” berfungsi sebagai akhir kalimat pernyataan.
13. Koma (,) setelah kata “Maka,” dipakai dibelakang kata atau ungkapan peng-hubung
antarkalimat
14. Titik (.) setelah kalimat “peran guru memberikan motivasi kepada siswa agar tetap
semangat dalam menghadapi kondisi pandemi.” berfungsi sebagai akhir kalimat
pernyataan
15. Titik (.) setelah kalimat “Menemukan cara sendiri agar tetap semangat menjalani
belajar daring.” berfungsi sebagai akhir kalimat pernyataan.
16. Titik (.) setelah kalimat “Banyak siswa siswa memiliki merasa sulit untuk diraih cita-
citanya.” berfungsi sebagai akhir kalimat pernyataan.
17. Titik (.) setelah kalimat ‘Maka peran guru-lah memberikan motivasi kepadanya agar
dapat kembali semangat dan berjuang meraih cita-citanya.” berfungsi sebagai akhir
kalimat pernyataan.
18. Titik (.) setelah kalimat “Setiap manusia punya potensi.” berfungsi sebagai akhir
kalimat pernyataan.
19. Koma (,) setelah kalimat "Tapi ada yang sudah ketemu potensinya, ada yang belum
faham juga.” di pakai sebelum kata penghubung.
20. Titik (.)
21. Titik (.) setelah kalimat “Seorang murid yang sudah paham dengan potensinya sangat
perlu didukung oleh seorang guru.” berfungsi sebagai akhir kalimat pernyataan.
22. Koma (,) setelah kalimat “Misalnya, ada seorang siswa yang suka desain grafis.” di
pakai dibelakang kata atau ungkapan peng-hubung antarkalimat.
23. Titik (.) setelah kalimat “Tapi dia bingung kemana akan menyalurkan dan mengasah
bakatnya.” berfungsi sebagai akhir kalimat pernyataan.
24. Titik (.) setelah kalimat “Sebagai pelatih, guru dapat meningkatkan potensi dan
bakatnya menjadi sebuah prestasi.” berfungsi sebagai akhir kalimat pernyataan.
25. Titik (.) setelah kalimat “Seorang siswa yang berminat dengan mata pelajaran fisika
perlu didukung guru sebagai pelatihnya.” berfunsi sebagai akhir kalimat pernyataan.
26. Titik (.) setelah kalimat “Sehingga kemampuan siswa dalam bidang fisika tadi besar
semakin melejit.” berfungsi sebagai akhir kalimat pernyataan.
“Relasi antara guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan pembelajaran lho.”
akhir kalimat pernyataan.
27. Titik (.) setelah kalimat “Guru yang mampu dekat dengan siswa akan lebih mudah
dalam transfer ilmu.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
28. Tanda Seru (!) setelah kalimat “ Percaya deh!.” kalimat seru
29. Titik (.) setelah kalimat ‘Guru akan lebih gampang dalam menjalankan tugasnya
sebagai pendidik.” sebagai akhir kalimat pernyataan. 
30. Titik (.) setelah kalimat “Bayangkan aja kalau seorang murid tertutup dengan gurunya.”
sebagai akhir kalimat pernyataan.
31. Titik (.) setelah kalimat “Atau sebaliknya seorang guru tertutup dengan muridnya.”
sebagai akhir kalimat pernyataan.
32. Titik (.) setelah kalimat “Dia hanya berbicara sekadarnya saja saat memberikan
materi.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
33. Titik (.) setelah kalimat “ Kesannya seorang guru kok angker gitu.” sebagai akhir
kalimat pernyataan.
34. Titik (.) setelah kalimat ‘Guru yang seperti ini akan sulit dengan siswa.” sebagai akhir
kalimat pernyataan.
35. Titik (.) setelah kalimat “ Akibatnya siswa pun enggan dekat dengannya.” sebagai akhir
kalimat pernyataan.
36. Titik (.) setelah kalimat “Maka tidak ada salahnya seorang guru menjadi seorang
sahabat bagi siswa.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
37. Koma (,) setelah kallimat “Asal tahu saja,” dipakai dibelakang ungkapan peng-hubung
antarkalimat.
38. Titik (.) setelah kalimat “manfaatnya bukan hanya untuk masalah pelajaran saja lho.”
sebagai akhir kalimat pernyataan
39. Titik (.) setelah kalimat “Tapi juga membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah
dalam hidupnya layaknya seorang sahabat.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
40. Titik (.) setelah kalimat “Menurutku keren banget kalau siswa sampai bisa curhat
masalahnya dengan guru.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
41. Titik (.) setelah kalimat “Bener-bener keren.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
42. Titik (.) setelah kalimat “Maka di sini sangat perlu keterampilan seorang guru dalam
berinteraksi dengan siswa.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
43. Titik (.) setelah kalimat “Salah satunya adalah kemampuan mendengarkan masalah
siswa.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
44. Koma (,) setelah kalimat “Jangan salah,” setelah kalimat seru.
45. Titik (.) setelah kalimat “siswa itu juga punya masalah bahkan mungkin kompleks.”
sebagai akhir kalimat pernyataan.
46. Titik (.)setelah kalimat “Seorang guru seyogyanya bisa membantu masalah yang
dihadapi oleh siswa tadi.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
47. Titik (.) setelah kalimat “Dengan pengalaman hidupnya guru tentu lebih tahu solusi
menyelesaikan masalahnya.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
48. Titik (.) setelah kalimat “Seorang guru menjadi cermin bagi siswa .” sebagi akhir
kalimat pernyataan.
49. Titik (.) setelah kalimat “Maksud saya adalah apa yang ditampilkan oleh guru itu pula
yang akan ditiru oleh siswa.” sebagai akhir kalimat pernyataan. 
50. Titik (.) setelah kalimat “Dalam dunia pendidikan kita pasti kenal dengan ungkapan
guru kencing berdiri murid kencing berlari.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
51. Titik (.) setelah kalimat “Guru harusnya menjadi cermin bagi siswa. Maka tampilkanlah
hal yang baik karena itu akan ditiru oleh siswa.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
52. Titik (.) setelah kalimat “Ini tentang keteladanan.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
53. Titik (.) setelah kalimat “Ada ungkapan "Satu keteladanan lebih berarti dari pada 1000
kat kata".” sebagai akhir kalimat pernyataan
54. Titik (.) setelah kalimat “Karena itu sangat penting dalam menjaga perkataan dan sikap
kita di sekolah.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
55. Titik (.) setelah kalimat “Apalagi di dalam kelas.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
56. Titik (.) setelah kalimat “Tunjukkanlah karakter baik yang itu layak diteladani oleh
siswa.” sebagi akhir kalimat pernyataan.
57. Titik (.) setelah kalimat “Nah demikianlah beberapa peran yang seyogyanya dijalankan
oleh seorang guru.” sebagai akhir kalimat pernyataan.
58. Titik (.) setelah kalimat “Guru memang bukan sosok yang sempurna.” sebagai akhir
kalimat pernyataan.
59. Titik (.) setelah kalimat “Akan tetapi itulah yang akan mengantarkan guru menjadi
sosok yang sukses dalam menjalankan perannya sebagai pendidik.” sebagai akhir
kalimat pernyataan.
60. Titik (.) setelah kalimat “Terima kasih.” sebagai akhir kalimat pernyataan.

Anda mungkin juga menyukai