Anda di halaman 1dari 6

Okta,

Tendry, dan Rika │ Gangguan Cemas Menyeluruh

Gangguan Cemas Menyeluruh



Okta Diferiansyah1, Tendry Septa2, Rika Lisiswanti1
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Abstrak
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa
tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi
yang mengancam tersebut terjadi. Neurotransmiter utama terhadap gangguan kecemasan adalah peningkatan
norepinefrin, serotonin, dan gamma aminobutyric acid (GABA). Perkiraan yang diterima untuk prevalensi gangguan
kecemasan umum dalam satu tahun terentang dari 3 sampai 8 persen. Rasio wanita dan laki-laki adalah kira-kira 2:1, usia
onset sukar untuk ditentukan, karena sebagian besar pasien melaporkan bahwa mereka mengalami kecemasan selama
yang dapat mereka ingat. Ny. W, 56 tahun dengan keluhan merasa cemas, dadanya berdebar, keringat dingin, dan sulit
tidur. Perasaan cemas ini berlangsung beberapa saat dan hilang timbul. Keluhan muncul sejak ± 1 tahun sebelum masuk
rumah sakit, diawali oleh perubahan dalam pekerjaan atau kegiatan pasien yang semakin berat. Pasien didiagnosa
mengalami gangguan cemas menyeluruh. Pasien diterapi dengan psikofarmakologi berupa alprazolam 2 x 0,25 mg dan
dilakukan intervensi psikososial kepada keluarga dan pasiennya. Tatalaksana gangguan cemas menyeluruh dapat dilakukan
dengan psikoterapi dan pemberian obat golongan Benzodiazepine.

Kata kunci: benzodiazepine, GABA, gangguan cemas menyeluruh, kecemasan

General Anxiety Disorders

Abstract
Anxiety is a fear that is not clear and is not supported by the situation. When feeling anxious, people feel uncomfortable or
afraid, or perhaps an inkling of the disaster struck when she did not understand why the emotion that threatens to happen.
The main neurotransmitter of the anxiety disorder is an increase in norepinephrine, serotonin, and gamma aminobutyric
acid (GABA). Estimates are acceptable to the prevalence of generalized anxiety disorder in a one year span from 3 to 8
percent. The ratio of women and men is approximately 2:1, age of onset is difficult to determine, since most patients report
that they experience anxiety during which they can remember. Mrs. W, 56 years with complaints of anxiety, chest
palpitations, cold sweat, and sleeplessness. Feelings of anxiety lasted some time and intermittent. Complaints arise from ±
1 year before entering the hospital, preceded by changes in work or activities that heavier patients. Patients diagnosed with
general anxiety disorders. Patients treated with psychopharmacology form alprazolam 2 x 0.25 mg and conducted
psychosocial interventions to family and patients. Management of general anxiety disorders include psychotherapy and
thorough administration of benzodiazepine drug class.

Keyword: anxiety, benzodiazepines, GABA, general anxiety disorders

Korespondensi: Okta Diferiansyah, S.Ked, alamat Jl. Abdul Muis No. 9, Gedong Meneng, Kedaton, Bandar Lampung, HP
087899288880, e-mail oktadiferiansyah9@gmail.com

Pendahuluan berulang-ulang tanpa dapat dikendalikan,
Kecemasan adalah perasaan takut yang mengalami kembali peristiwa yang traumatik,
tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. atau rasa khawatir yang tidak dapat dijelaskan
Ketika merasa cemas, individu merasa tidak atau berlebihan. Pada kesempatan yang
nyaman atau takut atau mungkin memiliki jarang terjadi, banyak orang memperlihatkan
firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia salah satu dari perilaku yang tidak lazim
tidak mengerti mengapa emosi yang tersebut sebagai respons normal terhadap
mengancam tersebut terjadi.1 kecemasan. Perbedaan antara respons
Gangguan kecemasan adalah kecemasan yang tidak lazim ini dengan
sekelompok kondisi yang memberi gambaran gangguan kecemasan ialah bahwa respons
penting tentang kecemasan yang berlebihan, kecemasan cukup berat sehingga bisa
disertai respons perilaku, emosional, dan mengganggu kinerja individu, kehidupan
fisiologis. Individu yang mengalami gangguan keluarga, dan gangguan sosial.1,2
kecemasan dapat memperlihatkan perilaku Rasio wanita dan laki-laki adalah kira-
yang tidak lazim seperti panik tanpa alasan, kira 2:1, usia onset sukar untuk ditentukan,
takut yang tidak beralasan terhadap objek karena sebagian besar pasien melaporkan
atau kondisi kehidupan, melakukan tindakan bahwa mereka mengalami kecemasan selama

J Medula Unila|Volume 5|Nomor 2|Agustus 2016|63


Okta, Tendry, dan Rika │ Gangguan Cemas Menyeluruh

yang dapat mereka ingat. Pasien biasanya waktu selama 1 tahun lalu. Pasien sendiri
datang untuk mendapatkan perawatan dokter mengaku tidak mengetahui secara pasti
pada usia 20 tahunan, walaupun kontak mengapa dia sering mengalami ketakutan,
pertama dengan klinisi dapat terjadi pada tetapi pasien sudah mulai merasakan keluhan
hampir setiap usia. Hanya sepertiga pasien tersebut sejak suami pasien menjadi kepala
yang menderita gangguan kecemasan umum desa. Pasien mengatakan bahwa dirinya
mencari pengobatan psikiatrik. Banyak pasien menjadi sedikit terbebani akibat kini dirinya
pergi ke dokter umum, dokter penyakit dalam, menjadi ibu kepala desa, pasien mengaku
dokter spesialis kardiologi, spesialis paru-paru, tidak dapat mengurus kegiatan-kegiatan yang
atau dokter spesialis gastroenterologi untuk dibebankan kepadanya sebagai ibu kepala
mencari pengobatan.4,5 desa.
National Comorbidity Study melaporkan Pasien mengaku apabila perasaan ini
bahwa satu diantara empat orang, memenuhi muncul, ia tidak dapat bekerja. Ia cenderung
kriteria untuk sedikitnya satu gangguan memilih diam di rumah. dan meninggalkan
cemas, dan angka prevalensi sebesar 17,7% pekerjaannya. Pasien mengaku kesulitan
dalam satu tahun. Perkiraan yang diterima dalam melakukan beberapa kegiatan sehari-
untuk prevalensi gangguan cemasan umum harinya ketika terjadinya peningkatan
dalam satu tahun adalah dari 3-8%. Gangguan kecemasan, keadaan ini cukup mengganggu
cemas menyeluruh kemungkinan merupakan kontak sosialnya dengan orang-orang
gangguan yang paling sering ditemukan sekitarnya tetapi menurutnya dia tetap
dengan gangguan mental penyerta, biasanya berfungsi penuh secara sosial dan dapat
gangguan cemas atau gangguan mood lainnya. melakukan pekerjaan dengan baik ketika
Kemungkinan 50% dengan gangguan cemas kecemasan itu tidak ada. Pasien mengaku saat
menyeluruh memiliki gangguan mental ini tidak ada masalah di dalam keluarganya,
lainnya.3 tidak ada masalah yang membuatnya cemas,
pasien adalah tipe orang yang terbuka
Kasus terhadap suaminya dalam berumah tangga,
Kasus ini diambil pada tanggal 12 april pasien selalu bercerita tentang masalahnya
2015 pukul 11.00 WIB di Poliklinik Rumah terhadap suaminya.
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung. Ny. W, Selama wawancara, pasien dapat duduk
perempuan, 56 tahun, suku Jawa, agama tenang. Kontak mata dengan pemeriksa cukup
Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, baik. Pembicaraan spontan, artikulasi jelas,
pendidikan terakhir SD, tinggal di Dusun Puji lancar, intonasi sedang, volume cukup,
Rahayu, Kecamatan Merbabu, Tanjung kualitas cukup, dan kuantitas banyak. Mood
Bintang, datang ke poliklinik tanggal 12 April biasa, afek luas, dan keserasian afek sesuai.
2016. Pasien terlihat sesuai umurnya, Pasien memiliki kemampuan abstraksi yang
memakai baju berwarna coklat, penampilan baik. Tilikan pasien adalah derajat 4 yaitu
terkesan agak lusuh, perawakan pendek menyadari bahwa dirinya sakit dan butuh
dengan berat badan cukup, kulit coklat, bantuan namun tidak memahami penyebab
mengenakan hijab, kuku pendek namun penyakitnya. Pada pemeriksaan fisik
kurang bersih. didapatkan tanda-tanda vital, pemeriksaan
Pasien datang ke Poliklinik RS Jiwa sistem organ, dan status neurologis dalam
Daerah Lampung diantar oleh anaknya. Pasien batas normal.
sering mengeluhkan cemas. Perasaan cemas Berdasarkan anamnesis dan
ini dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, pasien pemeriksaan yang telah dilakukan, diagnosa
mengeluh sering merasa cemas secara yang didapat pada pasien adalah Gangguan
mendadak, yang diikuti rasa pusing, telapak Cemas Menyeluruh. Pasien diterapi dengan
tangan berkeringat, dan jantung berdebar- psikofarmakologi berupa golongan
debar. Pasien juga mengaku jika serangan Benzodiazepine (alprazolam 2 x 0,25 mg) dan
cemas itu ada, maka akan menggangu dilakukan intervensi psikososial kepada
kemampuannya untuk berkonsentrasi dalam keluarga dan pasiennya. Pasien dianjurkan
mengerjakan sesuatu, apabila perasaan cemas untuk kontrol ke poliklinik Rumah Sakit Jiwa
itu datang pasien juga sulit untuk tidur. Daerah Provinsi Lampung seminggu
Perasaan tersebut ditemukan pada sebagian kemudian.

J Medula Unila|Volume 5|Nomor 2|Agustus 2016|64



Okta, Tendry, dan Rika │ Gangguan Cemas Menyeluruh

Pembahasan Pada pasien kecemasan muncul hampir


Pada pasien ini ditemukan adanya setiap hari secara bervariasi setidaknya
gangguan perasaan cemas yang bermakna selama 6 bulan. Beberapa gejala yang ada
serta menimbulkan suatu distress lainnya seperti kecemasan, ketegangan
(penderitaan) dan disability (hendaya) dalam motorik, hiperaktivitas otonomik,
pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, kewaspadaan kognitif, kekhawatiran terhadap
sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini sesuatu hal yang tidak pasti, sulit
mengalami gangguan jiwa. Hal ini sesuai berkonsentrasi, gelisah, kesulitan tidur, sering
dengan definisi gangguan jiwa menurut World berdebar tanpa sebab yang jelas, dan sakit
Health Organization (WHO) dimana kepala. Karena keluhannya ini sudah dirasakan
didapatkan suatu kelompok gejala atau sejak 1 tahun yang lalu, maka dapat
perilaku yang secara klinis ditemukan digolongkan sebagai gangguan cemas
bermakna dan disertai dengan distress dan menyeluruh.9 Pasien juga mengaku kesulitan
yang berkaitan dengan disfungsi atau dalam melakukan beberapa kegiatan atau
hendaya.6,7 pekerjaan sehari-harinya ketika terjadinya
Berdasarkan data-data yang didapat peningkatan kecemasan, akan tetapi dia tetap
melalui anamnesis psikiatri dan pemeriksaan berfungsi penuh secara sosial dengan baik
fisik, tidak ditemukan riwayat demam tinggi, ketika kecemasan itu tidak ada.
trauma, sakit berat, penurunan kesadaran, Pasien didiagnosis menggunakan sistem
dan kejang. Hal ini dapat menjadi dasar untuk diagnostik multiaksial. Diagnosis aksis I
menyingkirkan diagnosis gangguan mental ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
organik (F.0). Selain itu, pasien juga tidak pemeriksaan fisik dengan pasien. Data ini
pernah meminum alkohol ataupun obat- menjadi dasar untuk mendiagnosis bahwa
obatan terlarang lainnya sehingga dapat pasien menderita gangguan cemas
menyingkirkan diagnosis gangguan mental menyeluruh (F41.1). 10
Kriteria diagnosis
dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
gangguan cemas menyeluruh menurut (DSM-
(F.1).6-8
IV-TR), yaitu kecemasan atau kekhawatiran
Berdasarkan anamnesis juga didapatkan
yang berlebihan (harapan yang
gangguan dalam kemampuan menilai realitas
mengkhawatirkan) yang lebih banyak
yang bermanifestasi sebagai terganggunya
dibandingkan tidak terjadi selama 6 bulan,
kesadaran diri (awarness), daya nilai norma
tentang sejumlah kejadian atau aktifitas
sosial (judgement), dan terganggunya daya
(seperti pekerjaan dan prestasi sekolah).10
tilikan diri (insight). Selain itu tidak dapatkan
Pada aksis II tidak ada diagnosis
isi pikiran pasien yang bergema dalam dirinya,
dikarenakan pada pasien didapatkan riwayat
isi pikirannya dimasukin atau diambil dari luar
tumbuh kembang saat masa kanak-kanak dan
dan isi pikirannya tersiar. Selain itu juga tidak
remaja baik, serta pasien mampu
didapatkan adanya waham baik waham
dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu, menyelesaikan pendidikan sampai tamat SD.
dipengaruhi, waham dirinya tidak berdaya dan Hal ini menyingkirkan diagnosis retardasi
pasrah, dan pengalaman menerima mental (F.70). Sedangkan jenis kepribadian
mukjizat.7,8 Selain itu juga pasien tidak pasien belum dapat didiagnosis karena
didapatkan adanya halusinasi baik itu pemeriksa hanya bertemu dengan pasien
auditorik maupun visual. Hal ini dapat menjadi sebanyak satu kali.4,10 Pada anamnesis dan
dasar untuk menyingkirkan diagnosis pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat
skizofrenia, skizotipal, dan gangguan waham penyakit fisik. Oleh karena itu aksis III tidak
(F.2).9,10 ada diagnosis.

Pada pasien juga tidak didapatkan Pada aksis IV, pasien memiliki
gangguan suasana perasaan baik berupa afek permasalahan dalam hidupnya. Pasien sudah
yang meningkat, disertai peningkatan dalam mulai merasakan keluhan tersebut sejak
jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan suami pasien menjadi kepala desa. Pasien
mental. Selain itu, pasien tidak didapatkan mengatakan bahwa dirinya menjadi sedikit
gejala depresi baik gejala utama maupun terbebani akibat kini dirinya menjadi ibu
gejala tambahan. Hal ini dapat menjadi dasar kepala desa, pasien mengaku tidak dapat
untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mengurus kegiatan-kegiatan yang dibebankan
suasana perasaan (F.3).9,10 kepadanya sebagai ibu kepala desa. Pada aksis

J Medula Unila|Volume 5|Nomor 2|Agustus 2016|65


Okta, Tendry, dan Rika │ Gangguan Cemas Menyeluruh

V, penilaian terhadap kemampuan pasien Kira kira 25% pasien mengalami kekambuhan
untuk berfungsi dalam kehidupannya dalam bulan pertama setelah dihentikan
menggunakan skala Global Assessment of terapi dan 60-80% kambuh selama perjalanan
Functioning (GAF). Pada saat dilakukan tahun selanjutnya. Walaupun beberapa pasien
wawancara, skor GAF 70-61 (gejala ringan, menjadi tergantung pada benzodiazepine,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum tidak ada toleransi yang berkembang untuk
masih baik).4,10 efek terapeutik.5
Pasien diterapi dengan obat golongan Benzodiazepine merupakan obat pilihan
Benzodiazepine (alprazolam 2 x 0,25 mg). Jenis pertama untuk gangguan kecemasan
obat-obat golongan Benzodiazepine ini adalah menyeluruh. Pada gangguan benzodiazepine
Diazepam, Klordiazepoksid, Lorazepam, dapat diresepkan atas dasar jika diperlukan,
Klobazam, Bromazepam, Oksazolam, sehingga pasien menggunakan benzodiazepine
Klorazepat, Alprazolam atau Prazepam.1,2 kerja cepat jika mereka merasakan kecemasan
Penggunaan obat anti kecemasan haruslah tertentu. Pendekatan alternatif adalah dengan
melalui kontrol dari dokter secara ketat, meresepkan benzodiazepine untuk suatu
penggunaan obat-obat anti kecemasan dapat periode terbatas, selama mana pendekatan
mengakibatkan beberapa efek samping. terapeutik psikososial diterapkan.
Pasien dengan riwayat penyakit hati kronik, Beberapa masalah berhubungan
ginjal, dan paru haruslah diperhatikan dengan pemakaian benzodiazepine dalam
pemakaian obat-obatan ini.1,2 gangguan kecemasan menyeluruh. Kira-kira
Pada anak dan orangtua dapat juga 25-30% dari semua pasien tidak berespons
memberikan reaksi seperti yang tidak dan dapat terjadi toleransi serta
diharapkan (paradoxes reaction) seperti ketergantungan. Beberapa pasien juga
meningkatkan kegelisahan, ketegangan otot, mengalami gangguan kesadaran saat
disinhibisi, atau gangguan tidur.5 Beberapa menggunakan obat dan dengan demikian
efek samping penggunaan obat anti- pasien berada dalam resiko untuk mengalami
kecemasan adalah sedatif (rasa mengantuk, kecelakaan kendaraan bermotor.1,2,5
kewaspadaan menurun, kerja psikomotorik Keputusan klinis untuk memulai terapi
menurun, dan kemampuan kognitif melemah), dengan benzodiazepine dipertimbangkan
rasa lemas, cepat lelah, dan adiktif walaupun secara spesifik. Diagnosis pasien, gejala
sifatnya lebih ringan dari narkotika. sasaran spesifik, dan lamanya pengobatan
Ketergantungan obat biasanya terjadi pada semuanya harus ditentukan serta informasi
individu peminum alkohol dan pengguna harus diberikan kepada pasien. Pengobatan
narkoba (maksimum pemberian obat selama 3 untuk sebagian besar keadaan kecemasan
bulan). Penghentian obat secara mendadak berlangsung selama dua sampai enam
memberikan gejala putus obat (rebound minggu, diikuti oleh satu atau dua minggu
phenomenon) seperti kegelisahan, keringat menurunkan obat perlahan-lahan sebelum
dingin, bingung, tremor, palpitasi, atau akhirnya obat dihentikan.1,2,5
insomnia.1,2,5 Pengobatan bagi kecemasan, biasanya
Keputusan untuk meresepkan suatu memulai dengan obat pada rentang rendah
anti kecemasan pada pasien dengan gangguan terapeutiknya dan meningkatkan dosis untuk
kecemasan menyeluruh harus jarang mencapai respons terapeutik. Pemakaian
dilakukan pada kunjungan pertama. Karena benzodiazepine dengan waktu paruh sedang
sifat gangguan yang berlangsung lama, suatu (8-15 jam), kemungkinan akan menghindari
rencana pengobatan harus dengan cermat beberapa efek merugikan yang berhubungan
dijelaskan. Dua obat utama yang harus dengan penggunaan benzodiazepin dengan
dipertimbangkan dalam pengobatan gangguan waktu paruh panjang. Pemakaian dosis terbagi
kecemasan menyeluruh adalah buspirone dan mencegah perkembangan efek merugikan
benzodiazepine.5 yang berhubungan dengan kadar plasma
Terapi obat untuk gangguan kecemasan puncak yang tinggi. Perbaikan yang
umum sering kali dipandang sebagai didapatkan dengan benzodiazepine mungkin
pengobatan selama 6-12 bulan, beberapa lebih dari sekedar efek anti kecemasan.
bukti menyatakan bahwa pengobatan harus Sebagai contoh, obat dapat menyebabkan
jangka panjang, kemungkinan seumur hidup. pasien memandang beberapa kejadian dalam

J Medula Unila|Volume 5|Nomor 2|Agustus 2016|66



Okta, Tendry, dan Rika │ Gangguan Cemas Menyeluruh

pandangan yang positif. Obat juga dapat Semua jenis CBT seperti di atas dapat
memiliki kerja disinhibisi ringan, serupa dilakukan pasien dengan atau tanpa
dengan yang dilihat setelah sejumlah kecil melibatkan dokter.13
alkohol.1,2,5 Ada beberapa pertimbangan yang
Buspirone kemungkinan besar efektif mempengaruhi prognosis pasien. Faktor-
pada 60-80% pasien dengan gangguan faktor yang meringankan adalah adanya
kecemasan menyeluruh. Data menyatakan dukungan keluarga, motivasi yang kuat
bahwa buspirone lebih efektif dalam (keinginan kuat yang ingin sembuh), dan tidak
menurunkan gejala kognitif dari gangguan ada riwayat keluarga (keluarga pasien tidak
kecemasan menyeluruh dibandingkan dengan ada yang mengalami gangguan yang sama).
menurunkan gejala somatik. Bukti-bukti juga Sedangkan faktor-faktor yang memperberat
menyatakan bahwa pasien yang sebelumnya adalah kambuh-kambuhan dan jarak rumah
telah diobati dengan benzodiazepine dengan Rumah Sakit Jiwa relatif jauh. Dari
kemungkinan tidak berespons baik terhadap data tersebut dapat terlihat bahwa daftar
pengobatan buspirone. Tidak adanya respons yang memperingan lebih banyak dibandingkan
tersebut mungkin disebabkan oleh tidak dengan yang memperberat sehingga di
adanya efek nonansiolitik dari benzodiazepine, prognosis dubia ad bonam, selain itu kasus ini
yang terjadi pada terapi buspirone. Buspirone tidak terdapat gangguan psikosis yang dapat
memiliki kerugian utama yaitu efeknya memperberat prognosis.14
memerlukan waktu 2-3 minggu. Dapat
dilakukan penggunaan bersama antara Simpulan

benzodiazepine dengan buspirone kemudian Penatalaksanaan gangguan cemas
di lakukan tapering benzodiazepine setelah 2- menyeluruh terdiri dari nonmedikamentosa
3 minggu disaat efek terapi buspirone sudah dan medikamentosa. Penatalaksanaan non
mencapai maksimal.1,2,5 medikamentosa adalah dilakukan psikoterapi.
Selective Serotonin-Reuptake Inhibitors Psikoterapi yang terpilih adalah CBT.
(SSRI), sertraline, dan paroxetin merupakan Sedangkan, penatalaksanaan medikamentosa
pilihan yang lebih baik daripada fluoksetin. diberikan obat golongan benzodiazepine,
Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan merupakan obat pilihan pertama untuk
anxietas sesaat. SSRI selektif terutama gangguan kecemasan menyeluruh.
terhadap pasien GAD dengan riwayat
depresi.1,2,5 Daftar Pustaka

Pada pasien juga di lakukan psikoterapi. 1. Amir N. Buku ajar psikiatri. Edisi ke-2.
Psikoterapi yang terpilih untuk gangguan ini
Jakarta: FKUI; 2013.
adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT).
2. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis
Terdapat beberapa metode CBT, beberapa
psikiatri: ilmu pengetahuan perilaku
diantaranya yakni metode restrukturisasi,
terapi relaksasi, terapi bernapas, dan terapi psikiatri klinis. Edisi ke-7, Jilid 1. Jakarta:
interocepative.12 Inti dari terapi CBT adalah Binarupa Aksara; 2010.
membantu pasien dalam memahami cara 3. Kessler RC, Berglund P, Demler O, Jin R,
kerja pemikiran otomatis dan keyakinan yang Merikangas KR, Walters EE. Lifetime
salah dapat menimbulkan respon emosional prevalence and age-of-onset distributions
yang berlebihan, seperti pada gangguan of DSM-IV disorders in the national
panik.12,13
comorbidity survey replication. Arch Gen
Terapi restrukturisasi, melalui terapi ini Psychiatry. 2005; 62(6):593-602.
pasien dapat merestrukturisasi isi pikirannya 4. Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa:
dengan cara mengganti semua pikiran-pikiran rujukan ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta:
negatif yang dapat mengakibatkan perasaan Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
tidak menyenangkan yang dapat memicu Atmajaya; 2001.
serangan panik dengan pemikiran-pemikiran 5. American Psychiatric Assosiation. Practice
positif. Terapi relaksasi dan bernapas dapat guideline for the treatment of patients
digunakan untuk membantu pasien with panic disorder second edition. New
mengontrol kadar kecemasan dan mencegah York: American Psychiatric Assosiation;
hypocapnia ketika serangan panik terjadi. 2010.

J Medula Unila|Volume 5|Nomor 2|Agustus 2016|67


Okta, Tendry, dan Rika │ Gangguan Cemas Menyeluruh

6. McLean PD, Woody SR. Panic disorder 11. Yoshinaga N, Hayashi Y, Yamazaki Y,
and agoraphobia. Dalam: Anxiety Moriuchi K, Doi M, Zhou M, et al.
disorders in adults. Vancouver: Oxford Development of nursing guidelines for
University Press; 2001. inpatients with obsessive-compulsive
7. Atkinson RL, Atkinson R, Smith, Edward. disorder in line with the progress of
Hilgard's introduction to psychology. New cognitive behavioral therapy: a practice
York: Harcourt College Publishers; 2002. report. J Depress Anxiety. 2014; 3:153.
8. Sadock BJ, Sadock VA, Kaplan HI. Kaplan 12. Ham P, Waters DB, Oliver MN. Treatment
& sadock's synopsis of psychiatry: of panic disorder. Am Fam Physician.
behavioral sciences/clinical psychiatry. 2005; 15; 71(4):733-9.
Edisi ke-10. Philladelphia: Lippincott 13. Spett, M. Cognitive-behaviour therapy for
Williams & Wilkins; 2007. panic attacks; 2008 [diperbarui 2008].
9. Redayani P. Gangguan cemas [diakses pada tanggal 2 April 2016].
menyeluruh. Dalam: Buku ajar psikiatri. Tersedia dari: http://www.nj-
Jakarta: FKUI; 2010. act.org/panic.html
10. American Psyciatric Association. 14. Nurmiati A. Luaran terapi pada gangguan
Diagnostic and statistical manual of depresi major. Cermin Dunia Kedokteran.
mental disorder. Edisi ke-5. USA: 2012; 39(2):92-4.
American Psychiatric Publishing; 2013.

J Medula Unila|Volume 5|Nomor 2|Agustus 2016|68

Anda mungkin juga menyukai