Pengemas adalah salah satu komponen penting dari bentuk sediaa farmasi. Menurut ketentuan
yang berlaku diseluruh dunia, pengujian stabilitas sediaan farmasi harus dilakukan dalam
pengemas akhir yang akan dipasarkan. Pengemas terdiri dari berbagai material (gelas, logam,
plasti, karet) yang tidak selalu inert terhadap obat yang dikemas, karena secara sederhana dapat
menyebabkan terjadinya adsorpsi dan desorpsi dari pengemas menuju obat disamping
kemungkinan terjadinya interaksi.
Pengemas dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Bahan pengemas primer : merupakan bahan kemas yang langsung kontak dengan sediaan
farmasi. Contoh : blister, strip, botol, ampul, vial, dll.
2. Bahan pengemas sekunder : merupakan kemas yang membungkus pengemas primer. Contoh :
kardus pengemas botol, karton, dll.
2. Metal
Metal merupakan barier yang bagus untuk semua jenis gas, cairan dan kontaminan mikroba.
Kelemahan metal sebagai pengamas adalah pada tutup, beberapa dapat berkarat pada kondisi
lembab dan adanya oksigen. Contoh : kaleng, tutup, foil.
4. Plastik
Contoh : botol, jar, ampul, tutup, film, sheet, label, shrink sleeve, tube. Sifat barier sangat
beragam bergantung pada jenis plastiknya. Sebelum menggunakan plastik untuk pengemas,
harus diketahui bagaimana sifat barier terhadap kelembaban, uap dan gas agar diperoleh pilihan
pengemas yang tepat.
Kita ketahui bersama, bahwa sediaan steril merupakan sediaan farmasi yang mempunyai
kekhususan sterilitas dan bebas dari mikroorganisme. Oleh karena itu untuk pengemas yang akan
digunakan juga memiliki persyaratan yang sama dengan sediaannya. Bahan pengemas yang biasa
digunakan sebagai pengemas sediaan steril, antara lain : Gelas, Plastik, dan Metal.
1. Gelas
Gelas umumnya digunakan untuk kemasan dalam farmasi, karena memiliki beberapa
keuntungan. Kelebihan menggunakan gelas antara lain, inert, kedap udara, dibuat dari bahan
yang relatif murah, tidak mudah terbakar, bentuknya tetap, mudah diisi, mudah ditutup, dapat
dikemas menggunakan packaging line, mudah disterilisasi, mudah dibersihkan dan dapat
digunakan kembali.
Kekurangan gelas sebagai wadah untuk menyimpan sediaan semisolid dibandingkan dengan
logam dan plastik adalah lebih rapuh (mudah pecah) dan lebih berat untuk pengiriman. Kemasan
untuk konsumen yang terbuat dari gelas bukan merupakan wadah yang paling higienis karena
wadah akan sering dibuka berulang-ulang oleh konsumen, dimana tangannya tidak selalu bersih.
Gelas dapat dikelompokan berdasarkan sifat reaktivitas dari komponen (formulasi) gelas.
Gelas Komposisi Sifat-sifat Aplikasi
Tipe I Borosilikat Resistensi terhadap hidrolisis Sediaan parenteral asidik
tinggi, eksporasi termal dan netral, bisa juga untuk
rendah. sediaan akali yang sama.
Tipe II Kaca soda kapur Resisten hidrolitik relatif Sediaan parenteral asidik
(diperlukan tinggi. dan netral, bisa juga untuk
dealkalisasi) sediaan akali yang sesuai.
Tipe III Kaca soda lapur Sama denga tipe II, tapi Cairan anhidrat dan produk
(tidak mengalami dengan pelepasan oksida. kurang, sediaan parenteral
perlakuan jika sesuai.
dealkalisasi)
Tipe IV Kaca soda kapur Resisten hidrolitik sangat Hanya digunakan untuk
(penggunaan rendah. sediaan non parenteral
umum) (oral, topikal, dsb.)