Anda di halaman 1dari 22

BAB I 

PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi
analisis bahasa, pembahasan tentang kepemimpinan .
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi,terkhusus pada pokok bahasan tentang
kepemimpinan.

B. Tujuan Penulisan CBR


Critical Book Review ini bertujuan :
a. Mengulas isi sebuah buku.
b. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku.
c. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab
dari buku pertama dan kedua.
d. Membandingkan isi buku pertama dan buku kedua.

C. Manfaat CBR
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan
b. Untuk menambah pengetahuan para pembaca
c. Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku
d. Menambah wawasan penulis
e. Melatih penulis berpikir kritis

D. Identitas buku yang direview:

BUKU UTAMA

1. Judul :Variabel Penentu Kepemimpinan Pendidikan Kejuruan


2. Edisi : Cetakan Pertama
3. Pengarang : Dr. Nathanael Sitanggang, S.T, M.Pd
4. Penerbit : Unimed Press
5. Kota Terbit : Medan

1
6. Tahun terbit : 2013
7. ISBN : 978-602-7938-21-2

BUKU PEMBANDING

1. Judul buku : Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan


Permasalahannya
2. Edisi : Cetakan kedua
3. Pengarang : Wahjosumidjo
4. Penerbit : PT. RajaGrafindo Persada
5. Kota terbit : Jakarta
6. Tahun terbit : 2001
7. ISBN : 979-421-670-4

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. Bab I

1.Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan

Di dalam Kurikulum SMK Edisi 2004 telah diuraikan dengan jelas tujuan umum dan
tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan.

Tujuan umum pendidikan menengah kejuruan adalah:

1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak
mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,demokratis,dan bertanggung jawab;
3) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,memahami
dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia;
4) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan
hidup,dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup,serta
memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien.

Sedangkan tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah:

1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif,mampu bekerja


mandiri,mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai
tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang
dipilihnya;
2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memlilih karier,ulet dan gigih dalam
berkompetisi,beradaptasi di lingkungan kerja,dan mengembangkan sikap profesional
dalam bidang keahlian yang diminatinya;
3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan,teknologi,dan seni,agar mampu
mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang
pendidikan yang lebih tinggi;

3
4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program
keahlian yang dipilih.

2.Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan

Secara garis besar susunan program pengajaran dalam kurikulum SMK terdiri
atas:program umum (normatif); program adaptif; dan program produktif. Struktur kurikulum
pendidikan menengah kejuruan ditetapkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Pada pasal 6 ayat (1) dinyatakan
bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,kejuruan,dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;


b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani,olahraga,dan kesehatan.

3.Tantangan yang Dihadapi Sekolah Menengah Kejuruan

Lembaga pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertugas menyiapkan


peserta didik sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang terampil ,terdidik,dan
profesional,serta mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Oleh karena itu,kompetensi lulusan SMK tergambar dalam bentuk
unjuk kerja sebagai aktivitas nyata maupun aktivitas tersembunyi,seperti: memiliki akhlak
dan budi pekerti yang luhur,menguasai pengetahuan (know-how and know-
why),pengembangan keterampilan (tool skill development),dan kemampuan nalar (thinking
process/cognitive skill) dan kompetensi inilah yang membedakan SMK dengan Sekolah
Menengah Atas (SMA).Tantangan utama kepala SMK dalam menghadapi perubahan yang
terjadi adalah diperlukannya kepemimimpinan yang efektif,sehingga tujuan SMK sebagai
organisasi sekolah dapat tercapai dengan baik.

4
B. Bab II

1.Emosi adalah Sifat Dasar Manusia yang Mempengaruhi Perilaku

Sifat adalah ciri khas seseorang yang dapat diamati dalam berperilaku pada
kehidupan sehari-hari.Kalau diperhatikan sifat individu itu ada yang tenang, ambisius,
terbuka, tertutup, pemarah, bahkan ada yang susah bergaul,tetapi ada yang mudah
bergaul.Menurut Slocum dan Hellriegel (2009:270), sifat adalah karakteristik mendasar bagi
para pemimpin untuk menentukan berhasil atau tidaknya pemimpin dan digunakan
memprediksi efektivitas kepemimpinan.Slocum dan Hellriegel mengemukakan empat kunci
sifat,yaitu inteligensi (intelligence),kematangan sosial (maturity and breadth), keinginan
berprestasi (achievement drive), dan integritas (integrity). Tetapi menurut teori
McCrae&Costa dalam Lahey (2007:460), ada lima sifat dasar (the big five personality traits)
yang dapat mendeskripsikan secara lengkap kepribadian,yaitu stabilitas emosional
(neuroticism), ekstraversi (extraversion),keterbukaan (openness), kepekaan nurani
(agreeableness), dan kehati-hatian (conscien-tiousness). Berdasarkan analisis terhadap
beberapa teori sifat dapat diidentifikasi bahwa emosi adalah salah satu sifat dasar yang dapat
mempengaruhi perilaku pemimpin,walaupun dengan terminologi yang tidak persis sama bagi
beberapa para ahli,namun makna yang terkandung di dalamnya dipahami sama.

2.Perhatian Kepada yang Benar Menurut Suara Hati

Menurut Cooper dan Sawaf (1998:1-28) emosi adalah sumber energi, pengaruh dan
informasi yang bersifat batiniah.Emosi, entah yang baik atau yang buruk,sudah ada sejak
lahir. Yang membedakan hasilnya adalah apa yang diperbuat dengan menggunakan informasi
dan energi dari situ. Cooper dan Sawaf menjelaskan lebih lanjut, pada kenyataannya,
perasaan memberi informasi penting dan berpotensi menguntungkan setiap saat. Umpan balik
inilah (dari hati,bukan dari kepala) yang menyalakan kreativitas, membuat manusia jujur
terhadap dirinya sendiri,menjalin hubungan yang saling mempercayai ,memberikan panduan
nurani bagi hidup dan karir, menuntun manusia ke kemungkinan yang tak terduga, dan malah
bisa menyelamatkan diri atau organisasi dari kehancuran.

5
3.Bersikap Autentik

Menurut Martin (2008:149-160), diri yang autentik adalah individu yang memahami
struktur eksistensi dirinya sendiri.Hidup manusia pada dasarnya terdiri atas tiga
lapisan,yaitu: 1) Lapisan pertama adalah citra diri (self image),yaitu apa yang ditampilkan
seseorang secara sosial dan menyangkut penilaian orang lain; 2) Lapisan kedua adalah
konsep diri (self concept),yaitu penilaian diri terhadap diri sendiri; dan 3) Lapisan ketiga
adalah lapisan yang lebih dalam adalah jati diri (true self),yaitu diri manusia yang
sesungguhnya.Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pribadi yang autentik adalah
pribadi yang betul-betul berdasarkan lapisan yang paling dalam yaitu jati diri.

4.Bersikap Empati

Menurut penjelasan Goleman (2003:56-76) emosi didefinisikan sebagai setiap


kegiatan atau pergolakan pikiran,perasaan,nafsu;setiap keadaan mental yang hebat atau
meluap-luap.Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya,suatu keadaan
biologis dan psikologis,dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Dapat kita ketahui bahwa sikap empati adalah peduli kepada diri sendiri,peduli
kepada orang lain,dan dapat merasakan perasaan orang lain.

5.Hasil Riset

Hasil penelitian Nathanael Sitanggang (2010:193-194) menemukan bahwa besarnya


kontribusi kejujuran emosi kepala sekolah SMK di Kota Medan yang secara langsung
mempengaruhi keterampilan interpersonal adalah 19,89%;besarnya kontribusi kejujuran
emosi kepala sekolah yang secara langsung mempengaruhi struktur tugas adalah 21,62%; dan
besarnya kontribusi kejujuran emosi kepala sekolah yang secara langsung mempengaruhi
perilaku mengarahkan adalah 4.25%

C. Bab III

1.Kedudukan Keterampilan Interpersonal Dalam Kepemimpinan

Suatu hal yang penting tetapi sering kali tidak diperhatikan dari kepemimpinan di
bidang pendidikan adalah keterampilan (skills) pemimpin untuk mengisi suatu
jabatan.Menurut Mumford dalam Hoy dan Miskel (2008:425),model terkini memposisikan

6
bahwa keterampilan untuk memecahkan masalah,keterampilan memutuskan suatu hal dalam
kehidupan sosial,dan pengetahuan membuat kepemimpinan yang efektif menjadi
kenyatan.Sejalan dengan Mumford,Yukl dan Northouse dalam Hoy dan Miskel (2008:425)
menjelaskan ada tiga kategori penting dari keterampilan yang diasosiasikan dengan
efektivitas kepemimpinan ,yaitu: 1) Keterampilan teknis (technical skills), 2) Keterampilan
interpersonal (interpersonal skills),dan 3) Keterampilan konseptual (conceptual or cognitive
skills).

2.Dimensi Keterampilan Interpersonal

Sebagaimana telah diketahui bahwa kepemimpinan adalah suatu proses


memengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan organisasi .Dengan demikian setiap
pemimpin harus berhubungan dengan orang lain.Supaya pengarahan yang diberikan
pemimpin kepada bawahan efektif,maka pemimpin harus memiliki keterampilan
interpersonal.Secara operasional keterampilan interpersonal (interpersonal skills) dapat
diketahui dari indikator sebagai berikut: mampu menggunakan bahasa yang baik dan
benar,mampu menggunakan analogi,mampu menggunakan metafora,mampu menggunakan
anekdot,mampu melihat wajah lawan berbicara,mampu berdiri dengan tegak,dan mampu
berbicara dengan suara yang kuat dengan nada konsisten,mampu bekerjasama dengan orang
lain,mampu membina hubungan kolaborasi,mampu hidup bersosial,mampu bekerja dengan
orang yang berbeda budaya,memiliki kepekaan (empati) sosial terhadap orang atau kelompok
lain,mampu membangun hubungan kerja,mampu berperilaku positif,mampu
kooperatif,mampu bernegosiasi dengan baik,mampu membuat kebijaksaaan dan mampu
bersifat persuasif.

3.Hasil Riset

Hasil penelitian Nathanael Sitanggang (2010:194) menemukan bahwa besarnya


kontribusi keterampilan interpersonal kepala sekolah yang secara langsung mempengaruhi
perilaku mengarahkan adalah 22,75% dan besarnya kontribusi keterampilan interpersonal
kepala sekolah yang secara langsung mempengaruhi efektivitas kepemimpinan adalah
11,16%.

7
D. Bab IV

1.Struktur Tugas adalah Faktor Penting dari Situasi Kepemimpinan

Faktor situasi kerja dalam suatu organisasi sangat mendukung bagi seseorang
anggota untuk menghasilkan kinerja yang baik.Menurut Wexley dan Yukl,situasi pemimpin
yang sangat mendukung apabila pekerjaan terstruktur,kekuatan posisi yang kuat,dan
hubungan pemimpin dengan bawahan baik.Sedangkan situasi tidak mendukung apabila
pekerjaan tidak terstruktur,posisi pemimpin lemah,dan hubungan pemimpin dengan bawahan
tidak baik.Dalam kepemimpinan pendidikan,Hoy dan Miskel (2008:428) menjelaskan bahwa
faktor situasi pada kepemimpinan pendidikan ialah faktor bawahan,faktor organisasi,faktor
lingkungan internal,dan faktor lingkungan eksternal.

2.Dimensi Struktur Tugas

Sejalan dengan penjelasan Fiedler dan Wexley dan Yukl di atas,Sofyandi dan
Garniwa (2007:187) menjelaskan bahwa struktur tugas adalah salah satu faktor yang paling
penting dari kenyamanan situasional.Lebih lanjut Sofyandi dan Garniwa menjelaskan
dimensi struktur tugas terdiri dari: 1) Kejelasan tujuan; 2) Keragaman jalur tujuan; 3) Dapat
dibenarkannya suatu keputusan; dan 4) Kespesifikan keputusan

3.Struktur Organisasi

Struktur tugas adalah formalisasi dan prosedur tugas-tugas kerja yang akan
dilakukan oleh setiap karyawan dalam organisasi.Menurut Miner (2005:236) struktur tugas
berkaitan dengan perundang-undangan,peraturan-peraturan,uraian tugas,dan membuat
kebijakan yang tidak ambigius.Hal itu memudahkan pemimpin dalam situasi struktur tugas
yang tinggi karena struktur tugas dapat dilaksanakan.Lebih lanjut Miner menjelaskan,seperti
halnya kekuatan posisi,struktur tugas adalah diturunkan dari organisasi.Sejalan dengan
penjelasan Hoy dan Miskel dan Miner di atas,Colquit,Lepine,dan Wesson (2009:518)
menjelaskan bahwa struktur organisasi terdiri dari lima elemen yaitu: 1) spesialisasi kerja; 2)
rantai komando; 3) rentang kendali; 4) sentralisasi; dan 5) formalisasi.

4.Tugas Kepala Sekolah

Sebagai pemimpin,kepala sekolah bertugas mendorong timbulnya kemauan yang


kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru ,staf dan siswa dalam melaksanakan
tugas masing-masing.Sebagai pendidik,kepala sekolah bertugas menanamkan,memajukan

8
dan meningkatkan nilai mental,moral,fisik,dan artistik.Terakhir adalah sebagai staf,kepala
sekolah bertugas menjalankan perundang-undangan,kebijaksanaan,serta peraturan yang
berlaku.

5.Hasil Riset

Hasil penelitian Nathanael Sitanggang (2010:194) menemukan bahwa besarnya


kontribusi stuktur tugas kepala sekolah yang secara langsung mempengaruhi perilaku
mengarahkan adalah 4,97%.

E.Bab V

1.Efektivitas Perilaku Mengarahkan

Perilaku pemimpin dapat dipahami bagaimana perilaku seorang pemimpin


mempengaruhi bawahan pada suatu organisasi.Perilaku mengarahkan adalah salah satu
perilaku pemimpin berlandaskan teori kontingensi.Perilaku mengarahkan dapat
mempengaruhi upaya bawahan dan sangat efektif bagi karyawan yang memiliki tugas
ambigu,bawahan yang tidak berpengalaman,hanya sedikit formalisasi,apabila di dalam
kelompok kerja terdapat konflik,dan bagi karyawan yang berada pada tingkat perkembangan
pemula antusias (kemampuan rendah,komitmen tinggi).

2.Dimensi Perilaku Mengarahkan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap teori jalur – sasaran (path-goal
teory),maka dapat disimpulkan bahwa dimensi perilaku mengarahkan adalah: pemimpin
memberi bimbingan khusus kepada bawahan mengenai cara menyelesaikan tugas,membuat
jadwal pekerjaan yang harus dilakukan ,meminta bawahan mengikuti peraturan
/prosedur,mengkordinasikan pekerjaan,memberitahukan kepada bawahan secara jelas tentang
apa yang diharapkan dari mereka.

9
3.Hasil Riset

Hasil penelitian Nathanael Sitanggang (2010:194) ,menemukan bahwa besarnya


kontribusi perilaku mengarahkan kepala sekolah yang secara langsung mempengaruhi
efektivitas kepemimpinan adalah 15,60%.

F. Bab VI

1.Beberapa Prinsip Kepemimpinan di Indonesia

Di Indonesia ada beberapa prinsip kepemimpinan yang sudah dilakukan sejak


dahulu hingga sekarang,antara lain: 1) Pancadasa pada masa pemerintahan Shri Hayam
Wuruk; 2) Prinsip utama kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro; dan 3) Sifat kepemimpinan
daerah Tapanuli (Disarikan dari Machmud Abdullah).

2.Efektivitas Kepemimpinan menurut Model Fiedler (The Fiedler Model)

Kepemimpinan yang efektif menurut model Fiedler adalah apabila situasi


kepemimpinan berada dalam situasi yang menyenangkan,yaitu hubungan pemimpin dengan
anggota diperingkat baik,struktur tugas diperingkat tinggi,dan kekuatan posisi diperingkat
kuat.

3.Efektivitas Kepemimpinan menurut Teori Kepemimpinan Situasional (Situational


Leadership Theory)

Teori kepemimpinan situasional ditemukan oleh Paul Hersey dan Ken


Blanchard.Teori kepemimpinan situasional berpendapat bahwa kepemimpinan yang sukses
dicapai dengan memilih gaya kepemimpinan yang tepat,yang tergantung kepada tingkat
kesiapan pengkikutnya.Kesiapan pengikut yang dimaksudkan adalah sejauh mana orang
mampu dan bersedia melaksanakan tugas tertentu.

4.Efektivitas Kepemimpinan menurut Model Kepemimpinan Partisipatif

Model kepemimpinan partisipatif dikembangkan olehVictor Vroom dan Philip


Yetton.Model kepemimpinan partisipatif adalah model kepemimpinan kontingensi yang
menghubungkan perilaku pemimpin dengan partisipasi bawahan dalam pembuatan
keputusan.

10
5.Efektivitas Kepemimpinan menurut Model Alur Sasaran (Path-Goal Model)

Model alur-sasaran dikembangkan oleh Robert House.Menurut teori alur-


sasaran,tugas pemimpin adalah membantu pengikut-pengikutnya mencapai sasaran mereka
dan memberikan arahan dan dukungan yang perlu guna menjamin agar sasaran itu sesuai
dengan tujuan keseluruhan kelompok atau organisasi.Selanjutny,teori alur-sasaran berasumsi
bahwa pemimpin yang sama dapat memperagakan salah satu atau semua gaya kepemimpinan
itu,tergantung pada situasinya.

6.Efektivitas Kepemimpinan menurut Kepemimpinan Kontingensi dalam Sekolah


(Contingency Model of Leadership in Schools)

Berdasarkan teori kepemimpinan kontingensi,Hoy dan Miskel (2008:432)


mengembangkan model kepemimpinan kontingensi di dalam sekolah-sekolah (contingency
model of leadership in schools).Menurut model ini efektivitas kepemimpinan dipengaruhi
perilaku pemimpin,sifat dan keterampiln pemimpin,dan karakteristik situasi.

7.Efektivitas Kepemimpinan menurut Teori Sifat Pemimpin (Leadership Traits Theories)

Menurut perspektif teori kepemimpinan awal (early leadership theories),efektivitas


kepemimpinan tidaklah tergantung kepada faktor situasi,melainkan fokus kepada sifat
pemimpin (traits theories) dan perilaku pemimpin (behavioral theories).Demikian juga halnya
menurut perspektif teori kontemporer (contemporary views on leadership),efektivitas
kepemimpinan difokuskan kepada transformasional-transaksional,kepemimpinan
kharismatik-visionari,dan kepemimpinan tim.Oleh karena itu akan dieksplorasi perspektif
teori sifat pemimpin yang disebutkan di atas.

8.Efektivitas Kepemimpinan menurut Teori Perilaku (Behavioral Theories)

Menurut teori perilaku,Robbins dan Coulter (2007:520) menjelaskan ada empat studi
tentang perilaku pemimpin yang efektif,yaitu: 1) Studi Universitas Lowa, 2) Studi Ohio State,
3) Studi Universitas Michigan, dan 4) Manajerial grid.

9.Efektivitas Kepemimpinan menurut Teori Kepemimpinan Kontemporer (Contemporary


Views on Leadership)

Robbins dan Coulter (2007:530) menjelaskan bahwa teori kepemimpinan


kontemporer (contemporary views on leadership),terdiri dari tiga pendekatan,yaitu: 1)

11
Kepemimpinan transformasional-transaksional, 2) Kepemimpinan kharismatis-visionari, dan
3) Kepemimpinan tim.

10.Efektivitas Kepemimpinan di Sekolah Menengah Kejuruan

Secara operasional indikator efektivitas pemimpin pendidikan pada tataran


organisasi (organizational) pada studi ini digunakan indikator keberhasilan standar pelayanan
minimal penyelenggaraan SMK pada komponen organisasi berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional RI No. 053/U/2001.Indikator yang dimaksudkan ialah: 1) Ada struktur
organisasi; 2) Sesuai personalia; 3) Ada uraian tugas; dan 4) Sesuai mekanisme kerja.

11.Hasil Riset

Hasil penelitian Nathanael Sitanggang (2010:194) menemukan bahwa besarnya


kontribusi keterampilan interpersonal kepala sekolah SMK di Kota Medan yang secara
langsung mempengaruhi efektivitas kepemimpinan adalah 11,16% dan besarnya kontribusi
perilaku mengarahkan kepala sekolah SMK yang secara langsung mempengaruhi efektivitas
kepemimpinan adalah 15,60%.

G. Bab VII

1.Pengaruh Kejujuran Emosi terhadap Keterampilan Interpersonal

Keterampilan interpersonal (Interpersonal Skills) adalah keterampilan seorang


pemimpin agar dapat bekerja dengan individu dan menjalin hubungan kerja yang
kooperatif.Keterampilan interpersonal dapat diketahui dari indikator: mampu menggunakan
bahasa yang baik dan benar,mampu menggunakan analogi,mampu menggunakan
metafora,mampu menggunakan anekdot,mampu melihat wajah lawan bicara,mampu berdiri
dengan tegak,dan mampu berbicara dengan suara yang kuat dengan nada konsisten,mampu
bekerjasama dengan orang lain.Jika hal ini dihubungkan dengan kejujuran emosi,maka kepala
sekolah yang selalu disenangi oleh guru dan staf karena kepala sekolahnya yang sangat
peduli kepada guru dan staf dan bersikap empati,maka hubungan kepala sekolah dengan guru
dan staf akan terjalin dengan baik.

12
2.Pengaruh Kejujuran Emosi terhadap Struktur Tugas

Tugas Kepala Sekolah adalah aktivitas kerja secara formal yang dilakukan kepala
sekolah pada satuan pendidikan.Struktur tugas adalah peringkat tinggi rendahnya tugas kerja
seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.Jika hal ini dihubungkan dengan kejujuran
emosi,maka kepala sekolah yang kejujuran emosinya tergolong tinggi akan lebih mampu
mengorientasikan dirinya menghadapi tugas yang terstruktur itu,karena kepala sekolah sudah
mampu bersikap lebih nyata dan otentik melaksanakan tugasnya.

3.Pengaruh Kejujuran Emosi terhadap Perilaku Mengarahkan

Kejujuran emosi dapat dipahami sebagai sifat khas individu yang paling mendasar
dalam berperilaku sehari-hari.Sedangkan perilaku mengarahkan adalah cara berperilaku
seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya,dengan cara memberikan bimbingan
dan arahan kepada bawahan.

4.Pengaruh Keterampilan Interpersonal terhadap Perilaku Mengarahkan

Perilaku mengarahkan adalah cara berperilaku seorang pemimpin untuk


mempengaruhi bawahannya,dengan cara memberikan bimbingan dan arahan kepada
bawahan.

5.Pengaruh Struktur Tugas terhadap Perilaku Mengarahkan

Struktur tugas adalah peringkat tinggi rendahnya tingkat formalisasi tugas kerja
seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.Formalisasi tugas kepala sekolah adalah
cara mengatur perilaku guru dan staf.Jika hal ini dihubungkan dengan perilaku
mengarahkan,maka keberhasilan kepala sekolah dalam mengarahkan pelaksanaan tugas-tugas
bawahan adalah tergantung kepada tinggi rendahnya peringkat struktur tugas yang akan
dilakukan.

6.Pengaruh Keterampilan Interpersonal terhadap Efektivitas Kepemimpinan

Keterampilan interpersonal sangat berhubungan dengan efektivitas kepemimpinan.


Kepala sekolah yang terampil menjalin hubungan kerjasama dengan guru dan staf akan lebih
berhasil mempengaruhi guru dan staf dibandingkan dengan kepala sekolah yang kurang
terampil menjalin hubungan.Apabila seorang kepala sekolah telah berhasil mempengaruhi

13
guru dan staf untuk mencapai tujuan organisasi sekolah,maka kepemimpinan kepala sekolah
tersebut dinyatakan efektif.

7.Pengaruh Struktur Tugas terhadap Efektivitas Kepemimpinan

Fokus dari efektivitas kepemimpinan adalah keberhasilan pemimpin mempengaruhi


orang lain,untuk mencapai tujuan organisasi dengan baik.Jika struktur tugas dihubungkan
dengan efektivitas kepemimpinan,maka keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin
adalah tergantung kepada tinggi rendahnya peringkat struktur tugas yang akan dilakukan.

8.Pengaruh Perilaku Mengarahkan terhadap Efektivitas Kepemimpinan

Efektivitas kepemimpinan dapat diartikan sebagai keberhasilan pemimpin


mempengaruhi orang lain,sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.Jika hal ini
dihubungkan dengan perilaku mengarahkan ,maka kejelasan pengarahan dari kepala sekolah
akan dapat memperjelas pemahaman guru dan staf tentang tugas-tugas yang akan dilakukan.

H. Bab VIII

1.Variabel Kejujuran Emosi

a. Definisi Konseptual

Kejujuran emosi adalah sifat khas individu yang paling mendasar dalam berperilaku
sehari-hari yang memberikan perhatian kepada yang benar menurut kata hati.

b. Definisi Operasional

Kejujuran emosi diukur berdasarkan skala penilaian yang diisi oleh kepala
sekolah.Secara operasional kejujuran emosi dapat diketahui dari indikator mengenali
emosi diri sendiri,memahami penyebab emosi diri sendiri,memahami akibat emosi diri
sendiri,mengendalikan emosi diri sendiri.

14
2.Variabel Keterampilan Interpersonal

a. Definisi Konseptual

Keterampilan interpersonal (interpersonal skills) adalah keterampilan seorang


pemimpin agar dapat bekerja dengan individu atau kelompok dan menjalin hubungan
kerja yang kooperatif.

b. Definisi Operasional

Keterampilan interpersonal diukur berdasarkan skala penilaian yang diisi oleh


guru.Keterampilan interpersonal diketahui dari indikator mampu menggunakan bahasa
yang baik dan benar,mampu menggunakan analogi,mampu menggunakan
metafora,mampu menggunakan anekdot.

3.Variabel Struktur Tugas

a. Definisi Konseptual

Struktur tugas kepala sekolah adalah situasi kepemimpinan kepala sekolah dalam
memimpin satuan pendidikan yang diperingkat tinggi atau rendah.

b. Definisi Operasional

Struktur tugas diukur berdasarkan skala penilaian yang diisi oleh kepala sekolah.

4.Variabel Perilaku Mengarahkan

a. Definisi Konseptual

Perilaku mengarahkan adalah cara berperilaku seorang pemimpin untuk


mempengaruhi bawahannya,dengan cara memberikan bimbingan dan arahan kepada
bawahan.

15
b. Definisi Operasional

Perilaku mengarahkan diukur berdasarkan skala penilaian yang diisi oleh


guru.Perilaku mengarahkan adalah perilaku seorang pemimpin yang dapat diketahui dari
indikator: pemimpin memberi bimbingan khusus kepada bawahan mengenai cara
menyelesaikan tugas,membuat jadwal pekerjaaan yang harus dilakukan,mengarahkan
bawahan supaya mengikuti segala peraturan yang berlaku.

5.Variabel Efektivitas Kepemimpinan

a. Definisi Konseptual

Efektivitas kepemimpinan adalah keberhasilan pemimpin mempengaruhi orang


lain,sehingga sasaran organisasi dapat tercapai dengan baik.

b. Definisi Operasional

Efektivitas kepemimpinan diukur berdasarkan skala penilaian yang diisi oleh


guru.Efektivitas kepemimpinan diketahui dari indikator guru dan pegawai merasa
memiliki nama baik di sekolah,guru dan pegawai dapat menilai kekuatan atau kelemahan
diri sendiri.

16
BAB III

PEMBAHASAN

A.Pembahasan Isi Buku

a. Pembahasan Bab I

Dalam bab I buku utama dijelaskan mengenai tujuan pendidikan menengah kejuruan
secara detail yaitu terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan menengah
kejuruan.Sedangkan pada bab I buku pembanding dijelaskan bahwa kepemimpinan adalah
suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan,oleh sebab itu kemampuan memimpin
secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi.

b. Pembahasan Bab II

Dalam bab II buku utama dijelaskan mengenai emosi adalah salah satu sifat dasar
yang dapat mempengaruhi perilaku pemimpin,walaupun dengan terminologi yang tidak
persis sama bagi beberapa para ahli,namun makna yang terkandung di dalamnya dipahami
sama.Sedangkan pada bab II buku pembanding dijelaskan bahwa pola perilaku
kepemimpinan berbeda-beda sesuai dengan situasi yang ada.Ada perilaku pemimpin yang
cenderung mengarahkan (direktif) selalu memberi petunjuk kepada bawahan; dan ada pula
pemimpin yang cenderung memberikan dukungan (suportif).

c. Pembahasan bab III

Dalam bab III buku utama dijelaskan yakni Sebagaimana telah diketahui bahwa
kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi .Dengan demikian setiap pemimpin harus berhubungan dengan orang lain.Supaya
pengarahan yang diberikan pemimpin kepada bawahan efektif,maka pemimpin harus
memiliki keterampilan interpersonal.Sedangkan dalam bab III buku pembanding dijelaskan
bahwa kepala kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah
sebagai organisasi yang kompleks dan unik,serta mampu melaksanakan peranan kepala
sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah

17
d. Pembahasan Bab IV

Dalam bab IV buku utama dijelaskan bahwa Faktor situasi kerja dalam suatu
organisasi sangat mendukung bagi seseorang anggota untuk menghasilkan kinerja yang
baik.Menurut Wexley dan Yukl,situasi pemimpin yang sangat mendukung apabila pekerjaan
terstruktur,kekuatan posisi yang kuat,dan hubungan pemimpin dengan bawahan
baikSedangkan dalam bab IV buku pembanding dijelaskan bahwa hubungan struktur atau
hubungan hierarki yang di dalamnya berisi tentang wewenang,tanggung jawab dan
pembagian kerja tidak lain untuk memberikan ketegasan hak-hak dan kewajiban seseorang
atau sekelompok orang dalam pencapaian tujuan organisasi

e. Pembahasan Bab V

Dalam bab V buku utama dijelaskan yakni Perilaku pemimpin dapat dipahami
bagaimana perilaku seorang pemimpin mempengaruhi bawahan pada suatu
organisasi.Perilaku mengarahkan adalah salah satu perilaku pemimpin berlandaskan teori
kontingensi.Perilaku mengarahkan dapat mempengaruhi upaya bawahan dan sangat efektif
bagi karyawan yang memiliki tugas ambigu,bawahan yang tidak berpengalaman,hanya
sedikit formalisasi,apabila di dalam kelompok kerja terdapat konflik,dan bagi karyawan yang
berada pada tingkat perkembangan pemula antusias (kemampuan rendah,komitmen
tinggi).Sedangkan dalam bab V buku pembanding dijelaskan kepala sekolah bertanggung
jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,sehingga dengan demikian kepala sekolah
mempunyai kewajiban untuk selalu mengadakan pembinaan dalam arti berusaha agar
pengelolaan, penilaian, bimbingan, pengawasan dan pengembangan pendidikan dapat
dilaksanakan dengan lebih baik.

f. Pembahasan Bab VI

Dalam bab VI buku utama dijelaskan bahwa di Indonesia ada beberapa prinsip
kepemimpinan yang sudah dilakukan sejak dahulu hingga sekarang,antara lain: 1) Pancadasa
pada masa pemerintahan Shri Hayam Wuruk; 2) Prinsip utama kepemimpinan Ki Hajar
Dewantoro; dan 3) Sifat kepemimpinan daerah Tapanuli (Disarikan dari Machmud
Abdullah).Sedangkan dalam bab VI buku pembanding dijelaskan pengaruh masyarakat
terhadap sekolah sebagai lembaga sosial,terasa amat kuat,dan berpengaruh pula kepada para
individu-individu yang ada dalam lingkungan sekolah.

18
g. Pembahasan bab VII

Dalam bab VII buku utama dijelaskan Keterampilan interpersonal (Interpersonal


Skills) adalah keterampilan seorang pemimpin agar dapat bekerja dengan individu dan
menjalin hubungan kerja yang kooperatif.Keterampilan interpersonal dapat diketahui dari
indikator: mampu menggunakan bahasa yang baik dan benar,mampu menggunakan
analogi,mampu menggunakan metafora,mampu menggunakan anekdot,mampu melihat wajah
lawan bicara,mampu berdiri dengan tegak,dan mampu berbicara dengan suara yang kuat
dengan nada konsisten,mampu bekerjasama dengan orang lain.Jika hal ini dihubungkan
dengan kejujuran emosi,maka kepala sekolah yang selalu disenangi oleh guru dan staf karena
kepala sekolahnya yang sangat peduli kepada guru dan staf dan bersikap empati,maka
hubungan kepala sekolah dengan guru dan staf akan terjalin dengan baik.Sedangkan dalam
bab VII buku pembanding dijelaskan kunci keberhasilan suatu sekolah pada hakikatnya
terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala sekolah.Keberhasilan
sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah dan keberhasilan kepala sekolah adalah
keberhasilan sekolah.Pada saat ini masalah ke-kepala sekolahan,merupakan suatu peran yang
menuntut persyaratan kualitas kepemimpinan yang kuat.Bahkan telah berkembang menjadi
tuntutan yang meluas dari masyarakat,sebagai kriteria keberhasilan sekolah diperlukan
adanya kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas.Betapa perlunya kualitas
kepemimpinan kepala sekolah,maka selalu ditekankan pentingnya tiga kemampuan dasar
yang perlu dimiliki oleh kepala sekolah,yaitu: conceptual skills,human skills dan technical
skills.

h. Pembahasan Bab VIII

Dalam bab VIII buku utama dijelaskan mengenai Kejujuran emosi adalah sifat khas
Individu yang paling mendasar dalam berperilaku sehari-hari yang memberikan perhatian
kepada yang benar menurut kata hati.Sedangkan dalam bab VIII pada buku pembanding
dijelaskan penampilan kepemimpinan kepala sekolah,adalah prestasi atau sumbangan yang
diberikan oleh kepemimpinan seseorang kepala sekolah,baik secara kuantitatif maupun
kualitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan sekolah.Penampilan
kepemimpinan kepala sekolah yang berupa suatu sumbangan atau kontribusi terhadap
pencapaian proses pencapaian tujuan sekolah,sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh

19
beberapa faktor,yaitu: kewibawaan (power),sifat-sifat dan keterampilan,perilaku (behavior),
serta fleksibilitas pemimpin.

B.Kelebihan dan Kekurangan Buku

BUKU UTAMA

Kelebihan

1. Cover atau sampul dari buku cukup menarik perhatian pembaca sehingga pembaca
memiliki rasa gairah yang tinggi untuk membaca buku ini.
2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
3. Sistematika penulisan buku bagus
4. Penjelasan setiap bab jelas
5. Setiap bab penulis membuat satu kesimpulannya yang dapat dimengerti.

Kekurangan

1. Pembahasan satu materi terlalu dalam dan luas


2. Terlalu banyak sub-sub topik sehingga untuk kalangan awam dapat merasa bingung akan
ha itu
3. Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk dipahami. 
4. Pengulangan informasi sering kali terjadi pada bab-bab berikutnya.

BUKU PEMBANDING

Kelebihan

1. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti


2. Sistematika penulisan buku bagus
3. Penjelasan setiap babnya jelas dan lengkap
4. Pembahasan materinya cukup luas

Kekurangan

1. Cover atau sampul buku kurang bagus sehingga mengurangi niat setiap orang untuk
membacanya
2. Pembahasan setiap bab terlalu panjang sehingga membuat pembaca merasa cepat bosan

20
3. Terkadang ada kata-kata yang tidak berhubungan dengan kalimat yang ada dibuku
tersebut.

Kesimpulan

Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi orang lain agar mau


diarahkan untuk memcapai suatu tujuan. Dimana cara seorang pemimpin itu juga merupakan
hal yang perlu untuk mempengaruhi orang lain. Untuk menjadi seorang pemimpin itu dia
harus bisa memimpin dari lingkungan yang kecil yaitu dirinya sendiri, keluarga, perusahaan
hingga di linkungan yang besar yaitu Negara. Dengan kritikal buku ini kita lebih dapat
membandingkan antara dua buku tentang kepemimpinan dengan penulis yang berbeda guna
untuk menambah wawasan serta pengalaman dalam sikap berkepemimpinan.

Rekomendasi

Mungkin akan jauh lebih baik apabila mengunakan kata-kata yang sederhana
mungkin guna mencapai pemahaman yang lebih.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sitanggang, Nathanael. 2013. Variabel Penentu Kepemimpinan Pendidikan Kejuruan.


Medan: Unimed Press

Wahjosumidjo. 2001. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan


Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

22

Anda mungkin juga menyukai