Anda di halaman 1dari 3

M.

Almer Savero

1810853007

Hak Asasi Manusia dan Keadilan Global

Dosen Pengampu: Bima Jon Nanda, S. IP., dan Inda Mustika Permata, S. IP., M. A

Resume Week 15 - Eksploitasi Pekerja Anak dalam Pertambangan Mica di India bagi Industri
Komestik.

Disaat negara maju terus mengembangkan potensinya, di berbagai belahan dunia lain terdapat
negara yang hingga detik ini masih berhadapan dengan isu kemiskinan. Isu inilah yang kemudian
menjadi faktor masyarakat akan berupaya untuk bertahan hidup dengan berbagai cara, tak terkecuali
bagi anak-anak di India. Berdasarkan defenisi dari International Labour Organization , Pekerja Anak
merupakan pekerjaan yang merusak kesehatan anak, mengancam pendidikan mereka, dan mengarah
pada eksploitasi dan pelecehan lebih lanjut . Disaat masa kanak-kanak merupakan masa bermain dan
belajar, anak-anak di India ini menjadi tulang punggung keluarga karena kemiskinan. Bentuk dari
eksploitasi ini seperti pemaksaan dan kekerasan, merugikan kesehatan fisik dan mental
anak, perkembangan, dan pendidikan .

Mika adalah salah satu jenis mineral berbentuk lembaran berkilau, berwarna putih, yang
digunakan untuk menambah kilauan dalam produk kosmetik. Seiring dengan perkembangan industri
kosmetik di dunia, mika menjadi komoditas yang laku di pasaran. India merupakan salah satu negara
yang memiliki cadangan mika yang besar, sebagian besar ditemukan di bawah hutan di bagian tengah
dan timur negara itu. Pada tahun 2000, penambangan mika benar-benar berhenti dan saat itulah
pemulungan ilegal dimulai. Sayangnya, kemampuan Mica memperindah wajah belum sejalan dengan
fakta kelam dibalik pencarian bahan bakunya. Alhasil, anak-anak di bawah umur terlibat dalam
penambangannya. Laporan dari NGO Terre des Hommes dan SOMO ada 200.000 anak yang terlibat
dalam penambangan Mica. Tambang Mica yang terletak di bawah tanah jelas memiliki resiko bahaya
bagi anak-anak, belum lagi Mica yang sebenarnya berbahaya apabila langsung dihirup.

Berdasarkan Worst Forms of Child Labour Convention, 1999 International Labour


Organizations, Negara dan berbagai aktor lainnya harus menghapus bentuk-bentuk pekerjaan terburuk
untuk anak termasuk semua bentuk perbudakan atau praktik serupa perbudakan,  seperti penjualan dan
perdagangan anak, jeratan hutang dan perbudakan kerja paksa atau wajib. Namun pada tahun 2016
ketika dilakukan sebuah investasi oleh Thomson Foundation, ditemukan fakta bahwa terdapat pekerja
anak yang bekerja untuk mencari mika yang ditutupi oleh industri kecantikan agar tetap mampu
memproduksi mika meskipun menyebabkan beberapa kematian terhadap pekerjaannya. Secara global
industri mika bernilai lebih dari setengah miliar dolar melalui India sebagai pusatnya dengan cadangan
ika terbesar dengan kualitas tertinggi di dunia. Kedua orangtuanya pun juga bekerja di pertambangan
untuk mencaru mineral lainnya untuk mendapatkan uang memenuhi kebutuhan dasar keluarganya .

Memperkerjakan anak-anak merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan telah terbukti
menghambat perkembangan anak, berpotensi menyebabkan kerusakan fisik atau psikologis seumur
hidup, membuat anak-anak miskin tidak bersekolah dan membatasi prospek mereka untuk
meningkatkan mobilitas sosial. Negara India memiliki jumlah buruh di bawah 14 tahun tertinggi di dunia.
Meskipun Konstitusi India menjamin pendidikan gratis dan wajib belajar untuk anak-anak antara
usialima tahun sampai empat belas tahun dan Konstitusi juga melarang dipekerjakannya anak-anak di
bawah umur dalam lingkungan kerja yang berbahaya, namun pada kenyataannya pekerja anak hadir
hampir di semua sektor perekonomian di India, seperti bekerja dan hidupdi gunung-gunung batu
dengan menggunakan palu.

Mika menjadi bahan penting dalam make up industry karena dibutuhkan pada proses produksi
lipstik, highlighter, contour, cushion, eyeshadow dan produk lainnya untuk menghasilkan make up yg
berkilau. Namun mika yg sebagian besar bersal dari India pada faktanya menggunakan hasil tambang
dari anak-anak. Bahkan harganya cuma seperempat dari yang didapat oleh orang dewasa yang juga
melakukan penambangan mika secara ilegal. Selanjutnya mika ini dijual ke trader yg lebih besar dan
legal. Dengan menggunakan legalitas yang dimiliki oleh mika trader yang lebih besar ini,  mika kemudian
diekspor ke berbagai make up company secara global, terutama ke perusahaan China, Japan, dan
US. Berdasarkan, konsep yang dikemukakan oleh Thomas Pogge, perusahaan-perusahaan serta trader
tadi menjadi pihak-pihak yang ikut serta dalam membentuk tatanan yang tidak adil dan memaksa anak-
anak di Jharkhands, India hidup dlm kemiskinan. Setelah Report yang dikeluarkan oleh Reuters yang
menunjukkan data bahwa 20. 000 anak-anak mengalami resiko besar dan melakukan penambangan,
untuk membersihkan namanya perusahaan-perusahaan besar yang sangat banyak menggunakan mika
seperti Loreal, Maybeline, dan Coty Ink.
India sudah memiliki Konstitusi yang menyatakan bahwa negara bertanggung jawab atas
pemenuhan kebutuhan anak. Beberapa Undang Undang yang berhubungan dengan itu diantaranya :

1. Pasal 24 tentang Larangan mempekerjakan anak-anak di pabrik


2. Pasal 39 tentang Negara harus, secara khusus mengarahkan kebijakannya ke arah pengamanan.
Berdasarkan pasal-pasal tersebut dinyatakan bahwa anak-anak tidak boleh bekerja beradasarkan
tuntutan ekonomi dan paksaan lainnya. Selain itu, pada tahun 1988 pemerintah juga membentuk The
National Child Labour Project otoritas nasional yang bertujuan menghapus pekerja anak dari negara
tersebut secara bertahap dengan tujuan untuk merehabilitasi pekerja anak setelah mengamankan
mereka dari pekerja anak di distrik tenaga kerja endemik India. Strategi NCLP adalah untuk melakukan
survey, lalu menarik pekerja anak usia 5-14 untuk ditempatkan di sekolah khusus yang menyediakan
Pendidikan, pelatihan kejuruan, makan siang bergisi, fasilitas pemeriksaan kesehatan, dan pemberian
gaji bulanan sebesar seratur rupee bagi setiap anak. Walaupun sudah terdapat berbagai tindakan
kebijakan, pada kenyataannya masih ada pemerintah yang lalai. Pada saat kasus meninggalnya pekerja
anak di pertambangan mica, Sekretaris Bersama Kementrian Pertambangan, justru mengatakan bahwa
pihak berwenang tidak mengetahui adanya pekerja anak .

Anda mungkin juga menyukai