Anda di halaman 1dari 4

BAB 9 Kontribusi Islam dalam Pengembangan Peradaban Dunia

Prodi Kebidanan S-1

Kelompok 4;

Siska Warnita (NIM CBR0190020)

Siti Nurlela (NIM CBR0190021)

Sri Novianti (NIM CBR0190022)

Sri Rahayu (NIM CBR0190023)

Sriyani (NIM CBR0190024)

Vina Mar’atun Sholihah (NIM CBR0190025)

Dini Indriawanti (NIM CBR0190026)

Pertanyaan no 4:

Menurut Anda, bagaimana kiranya ajaran Islam yang lahir pada abad ketujuh masehi dapat
memberikan jawaban terhadap problematika dunia modern? Kaitkan argumen Anda dengan
upaya menjaga autentisitas dan akomodasi terhadap modernitas.

Jawaban :
Menurut kelompok kami, sebenarnya munculnya pemikiran Islam sudah ada pada awal
pertumbuhan Islam, yaitu pada pertengahan abad ke-7 M, yaitu ketika masyarakat Islam
dipimpin oleh Khulafa’ al-Rasyidin. Lalu mulai berkembang pada masa Dinasti Umayyah, dan
mencapai puncak kejayaannya pada masa Dinasti Abbasiyah. Peradaban Islam pada masa
Dinasti Abbasiyah merupakan dampak positif dari aktifitas “kebebasan berpikir” umat Islam saat
itu. Setelah jatuhnya Dinasti Abbasiyah pada tahun 1258 M, peradaban Islam mulai mundur. Hal
ini terjadi akibat dari merosotnya aktifitas pemikiran umat Islam. Setelah berabad-abad umat
Islam terlena dalam “tidur panjangnya”, maka pada abad ke-18 M mereka mulai tersadar dan
bangkit dari stagnasi pemikiran untuk mengejar ketertinggalannya dari dunia luar (Barat/Eropa).
Terlebih pada masa Dinasti Abbasiyah, perhatian terhadap ilmu pengetahuan sangat di
utamakan, khususnya pada masa kepemimpinan Harun Al-Rasyid (785-809M) dan Al-Ma’mun
(813-833). Disini ditandai dengan penerjemahan buku-buku yang berbahasa Yunani dan
Bizantinum ke dalam bahasa Arab. Cabang-cabang ilmu pengetahuannya yaitu ilmu kedokteran,
fisika, geografi, astronomi, optik, sejarah, dan filsafat. Yang sekarang ilmu pengetahuan tersebut
sangat berpengaruh di masa modern ini. Karena di abad ini juga terdapat beberapa ilmuan atau
filsuf yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan peradaban islam bahkan dunia, yang
diantaranya yaitu Ar-Razi yang terkenal dengan karya-karyanya dalam bidang ilmu kedokteran
dan Ibnu Sina yang merupakan seorang filsuf sekaligus dokter. Ia menulis ensiklopedia dalam
ilmu kedokteran berjudul Al-Qanon fi Ath-Thibb (Canon of Medicine), yang bhukunya ini
sampai digunakan di Eropa.
Pada abad ini juga ilmu-ilmu agama Islam mulai disusun. Dalam bidang penyusunan
hadits terkenal nama Imam Bukhari dan Muslim. Dalam bidang fikih, terkenal nama Imam Abu
Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal, yang semuanya ini
semua karya dan hasil pemikirannya atau pandangannya terhadap Islam sangat berpengaruh
sampai sekarang.
Dalam perkembangan selanjutnya islam mengalami disintegrasi politik dan perpecahan di
kalangan umat yang menyebabkan islam mundur dari pentas atau panggung peradabaan dunia.
Ditambah dengan upaya diterjemahkannya buku-buku ilmu pengetahuan dan filsafat karangan
para ahli dan filsuf islam kedalam Bahasa eropa pada abad ke-12 M, menandai berakhirnya fase
kemajuan islam I (650-1000 M). periode ini disebut dengan masa disintegrasi (1000-1250 M).
masa ini ditandai dengan adanya kerjaan-kerjaan independent yang ingin memisahkan diri dari
kepemimpian seseorang khalifah. Disintegrasi politik tersebut yang menyebabkan perpecahan di
kalangan umat islam
Selanjutnya adalah periode pertengahan (1250-1800 M). pada zaman ini tidak ada
perkembangan yang berarti bagi peradabaan islam,kecuali hanya sedikit perkembangan yang
berarti bagi peradabaan islam,kecuali hanya sedikit. Perkembangan itu pun hanya bersifat
memperluas kekuasaan islam ke dalam beberapa wilayah, seperti di mesir, india,Persia, turki dan
lain-lain. Rekaman sejarah yang paling terlihat di kenal masyarakat pada umumnya pada zaman
ini adalah penaklukan konsgantinopel dari kerajaan bizantium pada tahun 1453 M oleh sultan
Muhammad Al-fatih (1451-1481 M).
Pada zaman ini terdapat tiga kerajaan besar, yaitu kerajaan utsmani di turki, kerajaan
safawi di Persia dan kerajaan Mughal di bagi peradabaan islam secara signifikan. Peperangan
demi peperangan bahkan sering terjadi pada masa tiga kerajaan besar ini umtul menguasai
wilayah tertentu. Disintegrasi politik pada masa ini terlihat semakin besar dibandingkan dengan
masa Bani abbasiyah dan sekaligus memandai berakhirnya perkembangan peradabaan islam.
Pada saat islam sibuk dengan merespon konstelasi perpolitikan yang rumit itu, dibarat
mulai tumbuh kesadaran untuk menaruh perhatian lebih terhadap ilmu pengetahuan. Oleh karena
itu, umat islam tidak hanya berdiam diri melihat kegemilangan dunia barat, tetapi mebuat pola
perubahan kiblat pengetahuan dari sebelumnya berkiblat kepada peradabaan Yunani, menjadi
berkiblat kepada peradabaan barat. Masa ini disebut dengan periode modern (1800 M- sekarang).
Pada masa ini bisa disebut juga sebagai masa kebangkitan dunia islam. Sejumlah tokoh
islam melakukan pembaruan pemikiran islam atau modernisasi dalam islam untuk
mengembalikkan kejayaan islam. Beberapa tokoh pembaru itu diantaranya seperti di mesir
terkenal nama Muhammad abduh, rasyid ridha, dan Jamaluddin Al-afghani. Di india pembaruan
dilakukan oleh sir sayyid ahmad khan, sayyid Amir Ali dan Muhammad Iqbal. Ide pembaruan itu
sampai masuk ke Indonesia dan di kembangkan oleh K.H Ahamd Dahlan dari organisasi
Muhammadiyah oleh KH hasyim asy’ari dari Nahdhatul ulama.
Peradaban islam pada masa awal/klasik, pertengahan, sampai modern memiliki nuansa
atau dimensi peradaban yang berbeda satu sama lain. Masa kejayaan Bani abbasiyah terjadi pada
masa khalifah harun Al-Rasyid dan anaknya Al-Ma’mun. pada masanya ilmu pengetahuan
agama meliputi pembukaan sejumlah bidang agama yaitu, fikih, tafsir, hadis, kalam dan tasawuf.
Adapun bidang ilmu pengetahuan umum antara lain filsafat, ilmu kedokteran, ilmu astronomi,
farmasi, geografi, sejarah, dan Bahasa. Sedangkan kemunduran peradaban islam ditandai dengan
adanya disintegrasi dan perpecahan dikalangan umat yang menyebabkan islam mundur dari
pentas atau panggung peradaban dunia. Di spanyol, kehancuran islam sebagaimana dikutip badri
yatim, ada beberapa factor penyebabnya antara lain adanya konflik penguasa islam dengan
penguasa Kristen, tidak adanya ideologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem
peralihah kekuasaan, dan letaknya yang terpencil dari pusat wilayah dunia islam yang lain.
Optimalisasi potensi akal merupakan salah satu kata kunci yang memungkinkan islam
memberikan kontribusinya bagi peradaban dunia. Tuhan telah menganugerahi manusia dengan
potensi akal dan hati/kalbu. Kedua potensi itu bias dimiliki oleh seseorang dalam kadar yang
seimbang, namun dapat pula salah satu potensi lebih berkembang daripada lainnya. Orang sangat
berkembang potensi akalnya, sangat senang menggunakan akalnya itu umtuk memecahkan
sesuatu. Orang demekian ini lebih senang melakukan olah rasio daripada olah rasa dalam
pencarian kebenaran sejati dang sangat berbakat menjadi pemikir atau fisolof. Sementara itu
orang yang sangat berkembang potensi hati atau kalbunya, sangat senang mengekspolrasi
perasaanya untuk memecahkan suatu masalah. Orang demikian ini amat suka melakukan olah
rasa daripada olah rasio, umtuk menemukan kebenaran sejati dan sangat berbakat menajdi
seniman atau ahli tasawuf.
Banyak cara dapat digunakan dalam memahami agama Islam melalui
sejarahnya yang panjang, lebih dari empat belas abad lamanya. Kita harus dapat
memahaminya dengan tepat, untuk dapat menghindarkan diri dari kesalahan-kesalahan
kesimpulan yang dapat berakibat sangat berat bagi kaum Muslimin pada umumnya.
Ambil sebagai contoh, tragedi gedung WTC di New York 11 September 2001. Tindak
kekerasan yang ditimpakan atas diri Osama bin Laden, yang belum pernah dibuktikan
melalui pengadilan manapun, telah menimbulkan citra di banyak negara bahwa para
teroris saat ini “menguasai” dunia Islam. Bahkan lebih jauh, banyak orang di sejumlah
negara menggangap Islam adalah agama terorisme, minimal Islam membenarkan
penggunaan kekerasan. Ini tentu adalah tuduhan yang tidak benar, tetapi itu dipercayai
banyak orang. Dan kalau yang percaya itu adalah seorang presiden, seperti Presiden
Bush dari sebuah negara adi kuasa, dalam hal ini Amerika Serikat maka dapat
dibayangkan betapa dahsyat akibatnya bagi kaum Muslimin

Anda mungkin juga menyukai