Ny. A, 53 tahun, datang ke poli klinik dengan keluhan benjolan pada payudara kiri
yang sudah terasa sejak satu minggu lalu dan terasa nyeri . Pada anamnesis diketahui riwayat
menarche usia 11 tahun, riwayat persalinan A0P1, pasien tidak pernah menggunakan KB,
tidak pernah terpapar radiasi, dan diketahui ibu pasien meninggal karena Ca Mammae. Hasil
pemeriksaan fisik :
1. Status generalis
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan gizi : Baik
Vital sign :
Suhu : 36.5oC
Frekuensi Nadi : 80x/ menit
Frekuensi nafas : 18x/ menit
Tekanan darah : 120/80 mmHg
2. Status lokalis
Teraba adanya benjolan pada kuadran lateral atas payudara kiri, dengan ukuran 2x1x1
cm, konsistensi padat, batas tegas, permukaan tidak rata, terfiksir. Tidak teraba
perbesaran KGB.
Foreground question :
Apakah pemeriksaan ultrasonografi sama efektif dengan pemeriksaan mamografi untuk
diagnosis benjolan payudara pada pasien ini?
PICO
P : Pasien dengan benjolan pada payudara
I : Pemeriksaan ultrasonografi
C : Pemeriksaan mammografi
O : Pemeriksaan ultrasonografi sama efektif dengan pemeriksaan mammografi untuk
menegakkan diagnosis benjolan payudara pada pasien ini.
Penulis
K P Tan, MD (UKM), Z Mohamad Azlan, MD (UKM), M Y Choo, MD (UKM), M P
Rumaisa’, MD (UKM), M R Siti ‘Aisyah Murni, MD (UKM), S Radhika, FRCR (UK), M I
Nurismah, Dr Path (UKM), A Norlia, Dr Surg (UKM), M A Zulfiqar, Dr Rad (UKM)
Review Journal
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui akurasi USG (USG) dibandingkan
Metode: Ini adalah ulasan pasien yang menjalani pencitraan payudara dan biopsi selama
periode 18 bulan. Rincian pasien yang menjalani biopsi payudara diperoleh dari buku catatan
biopsi departemen dan formulir permintaan pencitraan. Rincian temuan pencitraan payudara
dan histologi lesi yang dibiopsi diperoleh dari Sistem Informasi Radiologi Terpadu (IRIS)
rumah sakit. Sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif (PPV), nilai prediksi negatif
Hasil: Sebanyak 326 lesi payudara dibiopsi. Hasil histologi menunjukkan adanya 74 kanker
payudara dan 252 lesi jinak. USG memiliki sensitivitas 82%, spesifisitas 84%, PPV = 60%,
NPV = 94% dan akurasi 84%. MMG memiliki sensitivitas 49%, spesifisitas 89%, PPV =
53%, NPV = 88% dan akurasi 81%. Sebanyak 161 lesi yang dicitrakan dengan kedua
spesifisitas antara USG dan MMG. Sensitivitas USG (75%) secara signifikan lebih tinggi
daripada sensitivitas MMG (44%). Kekhususan MMG (91%) secara signifikan lebih tinggi
daripada spesifisitas USG (79%). Dibandingkan dengan MMG, sensitivitas USG 50% lebih
tinggi pada wanita berusia kurang dari 50 tahun dan 27% lebih tinggi pada wanita berusia 50
tahun ke atas. Dibandingkan dengan MMG, sensitivitas USG 40% lebih tinggi pada wanita
dengan payudara padat dan 27% lebih tinggi pada wanita dengan payudara tidak padat.
Kesimpulan: Akurasi USG lebih tinggi dibandingkan dengan MMG. USG lebih sensitif
daripada MMG tanpa memandang kelompok umur. Namun, MMG lebih spesifik pada
mereka yang berusia 50 tahun ke atas. USG lebih sensitif dan MMG lebih spesifik terlepas
dari kepadatan payudara. Dalam penelitian ini, 20% kanker payudara yang terdeteksi
I. Validity
1. Menentukan ada atau tidaknya perbandingan yang dilakukan secara
independent dan blind terhadap suatu standar rujukan ( gold standard)
Jawab :
Jawab :
Usia pasien termasuk dalam rentang usia dari 30% usia sampel, yaitu 50-59
tahun, dan 40% sampel mengalami keluhan pada payudara seperti pasien
dalam kasus.
3. Menentukan ada tidaknya rujukan standar dilakukan tanpa melihat hasil uji
diagnostik
Jawab :
II. Importance
4. Menentukan sensitivity, specificity, LR
Jawab :
III. Applicability
5. Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien ( available, affordable,
accurate, precise)
Jawab :
Jawab :
Jawab :