Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

Tujuan

Kuliah Kerja Lapangan mempunyai tujuan mendidik mahasiswa untuk

mengetahui dan memahami fenomena fenomena yang ada di lapangan, sesuai dengan

ilmu manajemen yang ditekuninya. Selain itu, Kuliah Kerja Lapangan ini juga sebagai

bahan dalam membuat laporan dan kemudian diseminarkan di lingkungan Fakultas

Ekonomi. Kuliah Kerja Lapangan bertujuan menciptakan unit unit usaha baru (inkubasi

bisnis) di kalangan mahasiswa. Selain laporan KKL yang wajib untuk dibuat oleh

mahasiswa, setelah praktek kerja lapangan ini, mahasiswa juga diwajibkan untuk

membuat proposal penelitian yang dapat digunakan dalam penyusunan skripsi atau

proposal wirausaha yang nantinya dapat dipakai dalam mata kuliah praktek wirausaha

pada semester VII.

Manfaat

a. Bagi Masyarakat, Perusahaan dan Instansi

- Pihak masyarakat, perusahaan maupun instansi dapat memanfaatkan ilmu

pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa selama menjalankan Kuliah Kerja

Lapangan.

- Mengetahui dan menyerap perkembangan ilmu manajemen atau ilmu ilmu yang

lain dari lingkungan kampus.

b. Bagi Lembaga

- Sebagai sarana untuk mengevaluasi sampai mana system pendidikan yang

dilaksanakan, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau masih

jauh dari yang diharapkan.

1
- Memperkenalkan hasil pendidikan yang sudah dicapai kepada masyarakat

untuk diserap sesuai dengan kebutuhannya.

- Membangun jejaring dan kerjasama yang baik dengan pihak swasta maupun

pemerintah.

c. Bagi Mahasiswa

- Dapat membandingkan fenomena fenomena yang ada di lapangan dengan ilmu

yang telah ditekuninya di kampus.

- Dapat memperoleh pengetahuan baru setelah terjun di lapangan, yang selama

ini tidak diperoleh di lingkungan kampus.

- Dapat digunakan sebagai sarana penggalian rencana wirausaha mahasiswa.

- Mendapat informasi langsung berkenaan dengan peluang kerja.

BAB I

KEADAAN UMUM

1.1. Lokasi Dan Bentuk Industri

1. Sejarah Industri

Pada awal nya Bu Mesinah menjalankan bisnis sebagai tukang jahit seragam

dan baju, dikarenakan usia dan berkurangnya penglihatan, pada tahun 2003 beliau

pindah provesi menjadi peternak ayam potong dengan modal yang dia dapat dari hasil

menjahit dan meminjam di bank, dikarenakan wabah flu burung pada tahun 2004-

2005 yang lalu peternakannya terdampak dan mengalami kerugian yang cukup besar

dikarenakan seluruh ayam ternakan nya mati, dengan pantang menyerah beliau pada

akirnya beralih dan mendirikan Industri Tempe Kripik & Rangginang Bu Mesinah

berdiri pada tahun 2006, pada awal pembentukan nya industri ini hanya memproduksi

2
tempe kripik seja baru pada tahun 2009 mendapat ide untuk mengembangkan industri

tersebut dengan membuat rangginang, pemasarannya pun hanya sebatas Ponorogo

bagian selatan seperti Jetis, Sambit, Mlarak, Sawoo DLL. Baru pada tahun 2011 anak

Bu Mesinah yang bernama Mei Handayani yang bekerja di Surabaya membatu

pemasaran Produk dari Tempe Kripik & Rangginang dan memasarkannya di

Surabaya, produknya pun laku terjual dan mendapat sambutan baik dari konsumen

disana, sehingga sekarang pemasaran dari produk Tempe Kripik & Rangginang Bu

Mesinah sudah mencakup di Ponorogo Bagian Selatan dan Surabaya tepatnya di

daerah Benowo dan sekitarnya.

2. Lokasi Industri

Lokasi Industri Tempe Kripik & Rangginang Bu Mesinah bertempat di Desa

Kutuwetan RT 03 RW 02 Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo tepatnya di rumah

Ibu Mesinah.

3. Struktur Organisasi Industri

Tempe Kripik & Rangginang Bu Mesinah berbentuk Industri Rumahan yang

dikelola langsung oleh Bu Mesinah dan di bantu oleh keluarganya sendiri untuk

produksi dan pemasarannya.

1.2. Produksi dan Hasil Produksi

1. Proses Produksi

Tempe Kripik

1. Merebus kedelai selama 30 menit dan ditiriskan

2. Memisahakan kedelai dengan kulitnya dengan cara di iles

3. Mencuci bersih kedelai

4. Direndam 1 malam

5. Merebus kedelai sampai mendidih

3
6. Meniriskan sampai benar benar dingin

7. Mecampur ragi dan aduk sampai rata

8. Masukkan kedelai yang sudah diberi lagi kecetakan dengan disusun tipis tipis

sekitar 10 tumpukan, tutup menggunakan koran dan diganjal serta di selimuti,

tunggu sampai 1 malam

9. Buka bungkusan tempe tersebut.

10. Siapkan bumbu berupa campuran dari air, tepung beras, pati, miri, ketumbar,

bawang, garam dan daun jeruk.

11. Goreng dengan api yang besar supaya tempe dapat mengembang merata dan tidak

tergulung.

12. Tiriskan tempe yang sudah digoreng hingga benar benar dingin supaya dapat

tahan lama.

13. Packing 10 tempe kedalam plastik dengan disusun 2 tumpukan masing masing 5

tempe.

Rangginang

1. Mencuci bersih ketan dengan air

2. Rendam selama 4 jam kemudian tiriskan

3. Kukus ketan selama 30 menit

4. Tiriskan ketan dan beri bumbu dengan air daun jeruk, garam dan bawang putih

aduk sampai rata dan tunggu hingga air meresap.

5. Kukus ketan sampai matang

6. Cetak ketan dengan menggunakan cetakan berbentuk bulat dan cetak jangan

sampai terlalu tebal dan jangan di tekan karena kalau di tekan rangginang tidak

dapat mengembang.

4
7. Tata rangginang diatas wadah dan jemur, proses penjemuran tergantung cuaca,

kalau cuaca terang proses penjemuran berlangsung 2 hari, apabila mendung bisa

sampai 3-4 hari.

8. Packing rangginang pada plastik, 1 plastik berisi 40 rangginang.

2. Target Produksi

Untuk memenuhi kebutuhan pasar di Ponorogo selatan saja membutuhkan

minimal 50 bungkus tempe sekali produksi atau selama 5 hari dan untuk kebutuhan

pasar di Surabaya tergantung pemesanan dan kapan pengambilan barang yang

berkisarkan 90-100 bungkus pengambilan produk selama 2 minggu sekali, sedangkan

untuk rangginang untuk memenuhi pasar di Ponorogo selatan membutuhkan 40

bungkus rangginang untuk 1 minggunya dan untuk memenuhi kebutuhan pasar di

Surabaya berkisar antara 200 bungkus sekali pengambilan produk selama 2 minggu

sekali, dikarenakan minat pembelian rangginang lebih besar dari pada tempe di

Surabaya.

Sehingga dapat disimpulakn untuk memenuhi kebutuhan pasar di Ponorogo

selatan dan Surabaya membutuhkan 250 bungkus tempe kripik dan 280 bungkus

rangginang untuk memenuhi kebutuhan keseluruhan pasar selama 2 minggu

3. Hasil Produksi

Untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut maka harus menghasilkan produk

250 bungkus tempe kripik dan 280 bungkus rangginang untuk memenuhi kebutuhan

keseluruhan pasar selama 2 minggu.

5
1.3. Penjualan dan Hasil Penjualan

1. Daerah Penjualan

Dareah penjualan untuk Ponorogo Selatan disetorkan di warung makan dan toko

toko kelontong di dearah Jetis, Sambit dan Mlarak, Sedangkan di wilayah Sawoo

Slahung dan Mbalong biasa mengambil produk di rumah Ibu Meslimah langsung.

Sedangkan untuk wilayah penjualan di Surabaya berpusat di Benowo dipasarkan oleh

putri Ibu Mesinah dengan cara menyetor ketoko toko dan pasar.

2. Target Penjualan dan Hasil Penjualan

Karena untuk memproduksi Produk Bu Mesinah berpatok pada permintaan

konsumen maka untuk tarjet penjualan tergantung permintaan pasar yang biasa

membuat 250 Bungkus untuk Tempe Kripik dan untuk Rangginang sebanyak 280

Bungkus per 2 minggu.

3. Saluran Distribusi

Industri Bu Mesinah melakukan penjualan dengan melalui saluran ditribusi

secara lansung yaitu konsumen mengambil barang langsung di rumah Bu Mesinah

dan Saluran distribusi Tidak Langsung dengan cara Bu Mesinah mengirim produk ke

toko toko dan warung makan serta melalui anaknya yang berada di Surabaya, dalam

artian ini anak Bu Mesinah berperan sebagai distributor yang mengirimkan produk

Bu Mesinah ke toko toko dan pasar di Surabaya.

4. Promosi Penjualan

Industri Bu Mesinah Melakukan promosi penualan dengan cara mengenalkan

produknya melalui toko toko yang di titipkan produknya, sehingga toko tersebutlah

yang akan mempromosikan produknya, serta dengan promosi dari mulut kemulut.

Serta selalu menjaga mutu produk sehingga konsumen merasa puas, bagi Bu Mesinah

sendiri mempunyai sebuah moto yaitu “lek gae panganan gek di dodolne pomo gak

6
enak angor gak sah di pasarne” yang mempunyai arti kalau membuat makanan untuk

diperjualkan harus enak dan apa bila tidak enak lebih baik tidak usah dipasarkan.

5. Kondisi Persaingan

Persaingan dibidang kuliner kususnya di bidang Tempe kripik memiliki banya

pesaing dari kelas menengah sampai kelas atas, dimana Produk lebih terkenal,

sedangkan pada produk rangginang persaingan cukup rendah dikarenakan

rangginang mempunyai sedikit pesaing.

Untuk mengatasi persaingan diatas Bu Mesinah memiliki cara tersendiri yaitu

dengan cara mempertahankan mutu dari produknya serta menjaga cita rasa dan

kehigenisan produk, supaya konsumen dapat puas dengan produknya dan setia

dengan produknya.

1.4. Personalia dan Hubungan Perburuhan

1. Jumlah Karyawan

Karyawan yang bekerja di Industri Tempe Kripik & Rangginang Bu Mesinah

berasal dari keluarganya sendiri, yaitu Ayah Bu Mesinah, Bu Mesinah, Putri dari Bu

Mesinah sedangkan apabila mendapat pesanan yang banyak Bu Mesinah minta

tolong tetangganya untuk membantu.

2. Upah dan Sistem Pengupahan

Karena Industri Bu Mesinah berbentuk industri rumahan kecil maka Bu

Mesinah hanya mengandalkan tenaga dari keluarganya, akan tetapi apabila mendapat

pesanan yang banya, Bu Mesinah meminta tolong tetangganya untuk membantu

dengan upah Rp. 30.000 perhari terhitung dadi pagi pukul 08.00 sampaisiang pukul

01.00

7
1.5. Keuangan Perusahaan

1. Sumber Dana Perusahaan

Industri Bu Meslimah pada awal pendanaan berasal dari dana patungan antara

Bu Meslimah dan suaminya, sekarang sumber dana Industri Bu Meslimah berasal dari

hasil penjualan Tempe Kripik dan Rangginang.

BAB II

LAPORAN PELAKSANAAN KKL

2.1. Program Kerja

1. Latar Belakang

Salah satu kendala dalam memproduksi tempe kripik adalah pada segi

penggorengan dimana untuk menggoreng memerlukan api yang besar untuk

mendapat tempe kripik yang mekar dan tidak menggulung, sehingga untuk

menggoreng menggunakan bahan bakar kayu, dimana menimbulkan polusi yang

sebernya dapat mengubah rasa dari tempe kripik tersebut, serta kayu bakarnya

pun harus kering supaya dapat menyalakan api, hal ini dipengaruhi oleh musim

dimana apa bila musim hujan kayu akan sulit untuk di nyalakan dan perlu di jemur

sehingga proses produksi menjadi lama dan pemenuhan permintaan pasarnya pun

akan terhambat dan berdampak pada pendapatan peruhaan.

Untuk itu maka perlu digantinya kompor kayu tersebut dengan kompor

gas yang mempunyai api besar, solusinya adalah mengganti kompor kayu dengan

kompor gas JOS yang akan menghasilkan api yang setara dengan kayu bakar

sehingga proses produksi tidak akan terhambat karen cuaca tersebut.

8
2. Rumusan Program Kerja

Mengganti kompor kayu dengan kompor gas JOS yang dapat

mengeluarkan api setara dengan kompor kayu dengan lebih efisien, ramalah

lingkungan dan higenis.

3. Tujuan Program Kerja

Mengganti kompor kayu dengan kompor gas JOS bertujuan

1. Mempermudah proses produksi karena tidak perlu menyalakan api dari kayu

yang terkesan cukup lama, apalagi pada musim penghujan.

2. Mengurangi dampak polusi dari kayu bakar.

3. Menghemat waktu produksi karena dengan kompor gas JOS tidak akan

terpengaruh dengan cuaca.

4. Menghilangkan aroma yang kurang enak pada tempe kripik akibat terkena

asap dari kayu bakar.

2.2. Pelaksanaan Program Kerja

Dengan demikian maka kami menyarankan kepada Bu Mesinah untuk

mengganti kompor kayu dengan kompor gas JOS dengan banyak kelebihan didalamnya

sehingga proses produksi tidak terhambat, ramah lingkungan dan higenis.

2.3. Hambatan dan Kendala

Karena penggantian kompor dari bahan bakar awal yaitu kayu bakar diganti

dengan gas, maka dari pihak Bu Mesinah sendiri memiliki rasa takut karena banyak

beredar kabar gas yang meledak dan berbahaya.

2.4. Alternatif Pemecahan

Untuk itu kami memberikan cara cara singkat supaya terhindar dari bahaya

yang ditakutkan dan memesan gas kepada penjual yang berada disekitar tempat

9
produksi yang sanggup memasangkan gas dirumahnya Bu Mesinah, sehingga ketakutan

tersebut dapat berkurang.

BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Program Kuliah Kerja Lapangan adalah sarana pembelajaran bagi mahasiswa

untuk membuka wawasan di bidang industri wirausahaan sebagai pedoman, sebagai

sarana pelatian kewirausahaan yang akan dikerjakan setelah menempuh jenjang

perkulihaan. Sebagai ajang pelatian dan membangun motifasi untuk mendapatkan ide

ide sehingga dapat membuat usahanya sendiri, Industri Tempe Kripik & Rangginang

Bu Mesinah adalah industri yang bergerak di bidang kuliner yang pemasarannya

menacakup daerah Ponorogo Selatan dan Surabaya.

3.2 Saran

Untuk program Kuliah Kerja Lapangan yang akan mendatang diharapkan agar

pihak kampus dapat menjalin kerjasama dengan pihak industri dimasing masing

tempat KKL, baik dengan bentuk dorongan, motifasi, maupun dari bimbingan yang

lain, sehingga selain untuk program pembelajaran bagi mahasiswa dapat pula menjadi

sarana pengembangan untuk industri itu sendiri. Dan alangkah baiknya jika Industri

UKM yang ditempati mahasiswa dibuatkan bazar supaya dapat semakin mendorong

semangat dari pemilik industri tersebut untuk memperbesar usahanya, untuk

memaksimalkan produksi dari Industri Tempe Kripik & Rangginang Bu Mesinah

lebih baik jika ditambah kariawan dan pemasaran diperluas guna mendapat

pendapatan yang maksimal.

10
BAB IV

TINDAK LANJUT

Kelompok kami menggunakan tindak lanjut berupa Proposal Usaha dimana

nanti sebagai ajang pembelajaran sarana kreatifitas untuk mendirikan bisnis kususnya

dibidang yang kami tempati yaitu pembuatan Tempe Kripik dimana kami akan

menambahkan farian rasa untuk menarik konsumen serta dapat memenuhi kebutuhan

pasar yang beragam. Rencana bisnis yang akan kami dirikan adalah Industri Tempe

Kripik Ragam Rasa.

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Ide Usaha

Dengan persaingan industri kususnya dibidang kuliner sekarang, kususnya

dalam industri kuliner pembuatan Tempe Kripik diperlukan siasat tersendiri untuk

menghadapi persaingan tersebut, mengingat kemajuan teknologi yang semakin maju

serta keinginan pasar yang beragam tentang pembelian tempe.

Untuk itu diperlukan trik tersendiri supaya konsumen dapat tertarik untuk

membeli produk dengan memanfaatkan peluang dalam persaingan tersebut untuk itu

kami ingin membuat sebuah Industri Tempe Kripik dengan menggunakan beragam rasa

yang menarik.

1.2. Gagasan Usaha

Untuk mengantisipasi turunnya harga jual produk pertanian (keselai) serta

mempertahankan perekonomian industri rumah tangga agar tetap stabil maka perlu

adanya gagasan yang lebih luas, bermutu dan bermanfaat serta berkwalitas tinggi yaitu

dengan memanfaatkan hasil dari sebuah pertanian maupun mengolahnya menjadi

11
keripik tempe. Untuk mengatasi persaingan yang semakin padat maka diperlukan siasat

tersendiri untuk memenangkan pasar salah satunya dengan membuat beragam rasa.

BAB II

RELEVANSI

2.1 Mengapa Usaha Kripik Tempe dibutuhkan ?

Secara geografis Indonesia merupakan negara agraris, tanah yang subur dengan

hamparannya yang hijau. Hal tersebut sangat mendukung Indonesia untuk

meningkatkan hasil produksi hasil pertanian. Namun hasil produksi bisa berkwalitas

rendah karena adanya pengarus krisis perekonomian yang menurun. Maka untuk

menjaga agar kualitas dan komoditas hasil pertanian (kedelai) tetap tinggi maka perlu

adanya pengolahan pemanfaatan hasil yang lebih luas dan kaya akan ide-ide atau

gagasan baru salah satunya yaitu dengan mengolahnya menjadi produk kripik tempe

yang berkwalitas dan berfariasi rasa.

2.2. Kendala/ Masalah yang Harus Dipecahkan

Untuk mewujudkan hal tersebut dalam pengembangan dan peningkatan produk

usaha kripik tempe menjadikannya suatu produk yang berkwalitas dan berkomoditas

tinggi, kami terkendala dengan pembiayaan atau modal. Untuk itu kami sangat butuh

bantuan dari donatur atau investor dalam hal permodalan.

BAB III

TINJAUAN DARI USAHA

3.1 Tujuan yang akan dicapai

 Menciptakan lapangan pekerjaan.

 Sebagai media mencari keuntungan.

 Untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

12
 Mewujudkan kemampuan dalam berwirausaha untuk meningkatkan kemajuan dan

kesejahteraan masyarakat.

 Memberdayakan semangat dan kemampuan kewirausahaan di kalangan. masyarakat

dan mahasiswa yang mampu diandalkan dalam berwirausaha.

3.2. Manfaatnya

 Dapat membuat sebuah usaha industri kripik tempe kita mempunyai peluang agar dapat

membuat usaha dan dapat membuat produksi meningkat dan sebuah kripik tempe

sehingga usaha kita dapat semakin maju dan berkembang agar pendapatan kita lebih

semakin meningkat lagi.

 Dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat disekitar kita dalam segilapangan

pekerjaan maupun ekonomi.

3.3. Kemungkinan Untuk Berhasil

a. Kegiatan Masyarakat

Kegiatan perekonomian mahasiswa dalam usaha industri pembuatan kripik

tempe direspon oleh masyarakat luas. Mudah-mudahan dengan adanya program usaha

pembuatan kripik ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitar khususnya bagi

mahasiswa yang bergerak dalam usaha pembuatan kripik.

b. Kebutuhan pasar

Terhadap kebutuhan pangan di masyarakat terus meningkat. Kebutuhan akan

kripik tempe ini bisa dijadikan sebagai camilan setiap hari, jajan khas dan oleh-oleh

bagi keluarga. Bagi masyarakat produk kripik tempe merupakan produk yang memiliki

ciri khas tersendiri mulai dari rasa, penampilan dan bahan. Karena produk kripik

tersedia dari bermacam macam rasa maka konsumen akan tertarik untuk membeli

13
sebagai oleh oleh camilan dan sebagai laukan. Sehingga permintaan akan kripik tempe

semakin meningkat.

c. Bahan baku usaha

Sebagian besar daerah kita dekat dengan masyarakat yang bergerak di bidang

pertanian. Sehingga sangat mudah sekali untuk memperoleh bahan baku yang asli dan

alami.

d. Tenaga pengelola

Untuk usaha pembuatan kripik tempe ini dikelola oleh tenaga terampil yaitu

sekelompok mahasiswa dan dalam pengerjaannya sudah menjadi kewajiban para

Mahasiswa.

e. Kelebihan

 Tersedia berbagai macam rasa sesuai dengan minat masing masing konsumen

 Dapat tahan lama walaupun tanpa pengawet

 Beraneka rasa tapi aman dikonsumsi karena rasa berasal dari bahan alami

 Enak renyah dan higenis

BAB IV

AKTIVITAS KEGIATAN USAHA

4.1 Metodologi pembuatan produk

a. Alasan kami memilih usaha kripik tempe.

-Bahan baku mudah diperoleh :

 Tepung.

 Sagu.

 Kedelai.

14
 Cabai untuk rasa pedas. Garam dan gula untuk rasa asin manis, dan campuran dari

keduanya

b. Langkah membuat

 Merebus kedelai selama 30 menit dan ditiriskan

 Memisahakan kedelai dengan kulitnya dengan cara di iles

 Mencuci bersih kedelai

 Direndam 1 malam

 Merebus kedelai sampai mendidih

 Meniriskan sampai benar benar dingin

 Mecampur ragi dan aduk sampai rata

 Masukkan kedelai yang sudah diberi lagi kecetakan dengan disusun tipis tipis

sekitar 10 tumpukan, tutup menggunakan koran dan diganjal serta di selimuti,

tunggu sampai 1 malam

 Buka bungkusan tempe tersebut.

 Siapkan bumbu berupa campuran dari air, tepung beras, pati, miri, ketumbar,

bawang, daun jeruk serta Cabai untuk rasa pedas. Garam dan gula untuk rasa asin

manis, dan campuran dari kesemuanya.

 Goreng dengan api yang besar supaya tempe dapat mengembang merata dan tidak

tergulung.

 Tiriskan tempe yang sudah digoreng hingga benar benar dingin supaya dapat tahan

lama.

 Packing 10 tempe kedalam plastik dengan disusun 2 tumpukan masing masing 5

tempe.

15
c. Peralatan

 Kompor Gas JOS.

 Peralatan masak

 Cetakan Tempe

d. Rincian biaya

Modal awal :

 Mui Rp150.000

 Pembuatan Merk Rp.100.000

 Kompor Gas Rp.500.000

 Alat Masak Rp.1.500.000

 Cetakan Tempe Rp.500.000

Total Modal Awal RP. 2.750.000

Perminggu :

Pengurusan surat izin

• Packing

 biaya Rp. 30.000

Bahan baku :

 kedelai 20 kg Rp. 140.000

 sagu 7 kg Rp. 56.000

 tepung ½ kg Rp. 7000

16
 Cabai Garam dan gula Rp. 10.000

Transportasi :

 biaya Rp. 100.000

Tenaga kerja

 2 orang Rp. 100.000

Pengeluaran Perbulan:

Rincian perminggu:

• Bahan baku Rp. 213.000/minggu

• Transportasi Rp. 100.000/minggu

• Packing Rp. 30.000/minggu

• Karyawan 2 orang Rp. 100.000/minggu

• Total Rp. 643.000/minggu

• Jadi pengeluaran perbulan 4 x 443.000 Rp 1.772.000

• (Pengeluaran perbulan+ Modal awal )

(Rp.1.772.000+ Rp.2.750.000) Rp.4.522.000

• Jadi pengeluaran modal awal Produksi adalah =Rp.4.522.000

Pemasukan:

• Keripik tempe jadi 100 bungkus

• Minimal 100 bukngkus/minggu

• Harga per bungkus Rp 10.000 ( ¼ kg )

• Jadi julmah pemasukan = jmlh keripk x harga - 100 bks x 10.000 = Rp. 1.000.000/ Minggu

• Jadi pendaptan perbulan = 4 x 1.000.000 = Rp 4.000.000

17
Keuntungan:

 Keuntungana perbulan = (pemasukan / bulan – pengeluaran/bulan)

= ( Rp 4.000.000 – Rp 1.772.000)

= Rp 2.228.000

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hasil dari pertanian seperti kedelai produksi dapat menjadi berkomoditas atau

berkualitas sanggat mahal seperti keripik tempe. Selain dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat juga membuka peluang usaha bagi masyarakat untuk berwirausaha.

5.2 Kritik dan Saran

Dalam penyusunan proposal ini, penyusun banyak mengalami kendala, maka

penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran demi penyempurnaan proposal ini.

18

Anda mungkin juga menyukai