Anda di halaman 1dari 2

BERKARYA TANPA BATAS UNTUK GENERASI PENERUS

BANGSA YANG BERKUALITAS

Masalah yang dihadapi pada masa sekarang ini adalalah para wanita
menuntut haknya dalam berkarir. Wanita kebanyakan khususnya yang bergelar
sarjana merasa berhak akan kedudukannya di berbagai profesi, seperti pegawai
kantoran hingga pejabat pemerintah. Namun perlu iingat bahwa tugas wanita yang
sudah menikah adalah sebagai ibu bagi keluarga an anaknya. Anak-anaknya
berhak mendapatkan kasih saying dan pendidikan yang terbaik dari orang tuanya
khususnya ibu. Ia sebagai guru informal sebelum nantinya akan mengenyam
pendidikan formal di sekolah.

Selain menuntut hak, pada dasarnya seorang wanita yang bekerja dapat
membantu mengurangi bebean finansial suaminya selain turut berkontribusi di
berbagai profesi yang ada. lalu keputusan apa yang harus diambil untuk
menyiasati bahwa wanita berkarir dan kelangsungan pendidikan anak-anaknya?

Ada beberapa pertimbangan yang dilakukan untuk mengatasi hal itu,


selama hal itu berdampak baik bagi dirinya dan keluarganya. Seorang wanita
cerdas dan memiliki prestasi yang gemilang kemungkinan besar akan melahirkan
generasi penerus yang cerdas juga. Sedangkan seorang ibu adalah tempat dimana
seorang anak mendapat pendidikan pertama kali mengingat ibu inggal bersamanya
dan mendampingi proses tumbuh kembangnya. Melalui ibu, anaknya menngetahui
hal baru yang belum ia ketahui sebelumnya. Mulai dari cara membersihkan diri
sampai belajar ilmu pengetahuan baru. Maka penulis akan memberikan beberapa
cara agar seorang wanita dapat menjalankan tugasnya sebagai ibu selain berkarir
untuk dirinya.

Pada dasarnya tidak masalah bagi wanita yang memilih berkarir didalam
maupun diluar rumah. Namun ia harus harus menganggung konsekuensi dari
tindakan yang ia ambil tersebut. Ia dapat me-manage waktu dengan membuat
daftar kegiatan apa saja yang ia lakukan antara bekerja, merapikan rumah, dan
mengurus anak-anakanya. Membuat target yang harus dicapai dan
memprioritaskan hal yang paling utama. Pastikan meninggalkan rumah dalam
keadaan rapi disertai dengan sarapan pagi. Pastikan semua anggota kelurga
mendaptkan asupan makanan yang cukup.

Adapun pekerjaan yang menjadi pilihan adalah pekerjaan yang tidak


terlalu menyita banyak waktu dengan anak. Seperti kerja part time atau profesi
yang hanya membutuhkan waktu sampai siang atau sore hari. Hal terpenting
adalah memilih pekerjaan yang membuat nyaman dan tidak banyak menyita
waktu dengan anak.

Memantau tumbu kembang anak engan menemaninya ia saat belajar atau


mengerjakan tugas. Mengajak anak untuk bercerita tentang hal yang ia belum
ketahui. Meluangkan waktu untuk pergi berlibur bersama keluarga untuk melepas
penat di tempat kerja maupun tugas rumah yang menumpuk. Apabila ada tugas
kerja diluar kota bila memungkinkan untuk membawa anak, maka tidak masalah
asalkan ia sedang libur sekolah. Jika tidak bisa meminta tolong kepada kerabat
dekat untuk tetap memastikan anak tidak terlantar.

Tanggung jawab mendidik anak pada hakikatnya bukan tanggung jawab


seorang ibu saja, melainkan tanggung jawab bersama baik ayah maupun ibu.
Maka, untuk itu harus ada kerja sama dalam mendidik anak. Saling bahu
membahu dan berkerja sama agar tercipta keluarga yang harmonis. Menanamkan
pemahaman pada diri kita bahwa tidak ada batasan untuk berprestasi dan berkarya
bagi wanita. Asalkan kita juga tidak melupakan hakikat kita sebagai seorang ibu
nanti.

Dari sini hal yang harus iperhatikan adalah bertanggung jawaba atas apa
yang sudah dimulai dan mengakhiri semua sampai tuntas. Jangan sampai ada yang
merasa dirugikan satu sama lain. Antara ayah dan ibu harus memupuk rasa
tanggung jawab penuh dalam mendidik anak dan jangan ada rasa saling
menyaingi diantara keduanya. Karena bekerja untuk ibadah dan upah hanya
sebatas hadiah dari jerih payah.

Anda mungkin juga menyukai