HARMIATI
MARDIANA MARDIN
NURUL FITRAH
REZKY
Halaman
HALAMAN JUDUL……..………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. ii
A. PENGANTAR….……..………………………………………………………. 1
B. DEFENISI……………..……………………………………………………… . 1
F. BIOKIMIA LIGAMEN………………………………………………………... 3
PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Azza Wa Jalla, yang telah
melimpahkan Rahmat beserta Hidayah-Nya sehingga penyusunan Makalah dengan judul
“BIOKIMIA JARINGAN KONEKTIF LIGAMEN” dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk mendukung sistem pembelajaran pada mata kuliah BIOKIMIA.
Makalah ini bisa terselesaikan dengan baik berkat arahan, dukungan, kesempatan dan
fasilisitasi dari berbagai sumbangsih dan pemikiran dari sahabat dan teman kelompok serta
komunikasi yang sangat baik dengan Dosen Pengampuh Mata Kuliah ini.
Akhir kata, kami sangat berharap dengan adanya penyusunan makalah ini beserta segala
keterbatasan dan kekurangannya dapat memberikan sedikit kontribusi untuk menambah
keilmuan kita dalam mata kuliah Biokimia pada pendidikan yang sedang kami jalani. Besar
harapan kami agar para Dosen pembimbing mata kuliah ini dapat menuntun dan memberikan
pelajaran dengan penuh kesabaran atas segala keterbatasan kami ini. Oleh karena itu sebelum
dan sesudahnya kami menghaturkan banyak terima kasih atas peran serta semua pihak yang
telah membantu.
Hormat Kami,
KELOMPOK II
1. PENDAHULUAN
Tubuh terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan
fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan mereka
mempunyai fungsi yang spesifik. Sistem muskuloskeletal (anggota gerak) terdiri dari
tulang dan otot. Tulang saling terhubung satu sama lain ke otot dengan bantuan struktur
yang dikenal sebagai jaringan ikat. Otot disebut alat gerak aktif karena kemampuannya
berkontraksi. Sedangkan tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat
melakukan pergerakkannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel pada
tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat
membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya. Untuk melakukan berbagi gerakan,
dibutuhkan alat yang berperan dalam mempertahankan kelenturan kerangka tubuh, yaitu
sendi. Komponen penunjang sendi yang penting ialah ligamen dan tendon (jaringan ikat
utama selain fasia). Fasia berperan menghubungkan antara satu otot ke otot lainnya.
Ligamen menghubungkan dua tulang yang terpisah satu sama lain sedangkan tendon
menghubungkan otot dengan tulang. Dalam hal ini yang menjadi fokus pembahasan kita
adalah tentang ligamen.
2. PENGERTIAN LIGAMEN
Ligamen adalah adalah pita jaringan yang elastis yang mengikat luar ujung tulang yang
saling membentuk persendian, membantu mengontrol rentang gerak, dan menstabilkan
mereka sehingga tulang bergerak dalam keselarasan.Tanpa adanya ligamen maka antara
tulang yang satu dengan tulang yang lainnya tidak akan menyatu dan tidak mungkin bisa
melakukan gerak saat otot berkontraksi. Walaupun bisa, gerakan yang ditimbulkan tidak
akan sempurna. Ligamen merupakan jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-
serabut yang berperan dalam menghubungkan antara tulang yang satu dengan tulang yang
lain pada sendi. Ligament ialah pita jaringan elastis yang mengikat luar ujung tulang yang
saling membentuk persendian, membantu mengontrol rentang gerak dan menstabilkan
mereka sehingga tulang dapat bergerak dengan baik. Tanpa adanya ligament, antara tulang
yang satu dengan tulang yang lain tidak akan menyatu dan juga tidak dapat melakukan
pergerakan saat otot berkontraksi, walaupun bisa gerakan yang ditimbulkan tidak akan
sempurna. Ligament biasanya memiliki elastisitas yang tinggi, yang dapat memperpanjang
dan mengubah bentuk mereka ketika berada dalam ketegangan dan kemudian kembali ke
bentuk aslinya saat ketegangan itu mereda. Namun terdapat beberapa pengecualian dalam
hal ini seperti ligament ovarium ligament putaran rahim dan ligament suspensorium
ovarium.
3. STRUKTUR LIGAMEN
Ligamen merupakan jaringan ikat yang memiliki komponen biomekanikal yang menarik.
Ligamen digambarkan sebagai pita padat jaringan ikat kolagen. Struktur ligamen berupa
protein yang dikenal sebagai kolagen. Kelompok protein ini berbentuk panjang, fleksibel,
seperti benang helai, atau serat.
STRUKTUR LIGAMEN
Serat kolagen banyak ditemukan di seluruh tubuh manusia dan mammalia lainnya, karena
serat kolagen membantu kulit tetap elastis dan juga membuat sebagian besar jenis jaringan
ikat. Komposisi serat ini memungkinkan ligamen untuk diregangkan secara signifikan
ketika seseorang bergerak, seperti ketika siku dibengkokkan atau diluruskan. Serat
kolagen sering diatur dalam pola persimpangan, yang membantu mencegah sendi dari
bergerak melewati kisaran normal gerak terlepas dari fleksibilitas ligamen itu.
4. FUNGSI LIGAMEN
Proprioseptif
Fungsi lain berasal dari ligament adalah untuk mempertahankan postur seseorang bersama
proses proprioseptif. Contohnya ialah disaat sendi lutut dibengkokkan, maka dapat
merangsang saraf proprioseptif untuk menyebabkan kontraksi otot pada saat yang
sejalan ,sehingga menyebabkan orang memahami posisi lutut dan kaki.
5. JENIS LIGAMEN
1. Ligamen Artikular
Ligamen artikular merupakan jaringan ikat tulang-tulang yang menghubungkan tulang
untuk membentuk sendi. Ligamen ini sangat tangguh dan berserat padat.
Ligamen ini secara mayor terdiri dari kelompok yang sangat padat dari serat kolagen
yang sangat tipis. Contoh ligamen ini, meliputi:
Bagian kepala dan leher: ligamen krikotiroid, ligamen periodontal, ligamen
suspensorium okular;
Bagian pergelangan tangan: ligamen dorsal radiocarpal, radial ligamen kolateral,
palmar radiocarpal ligamen, dan lainnya;
Bagian thoraks (dada): suspensorium ligamen
Bagian lutut: ligamen patella, ligamentum cruciatum anterior, ligamentum caudal,
ligametum kolateral lateralis, ligamen kolateral.
Fungsi dari ligamen artikular ialah menghubungkan jaringan lain dan membantu
melenturkan atau memperpanjang bagian tubuh.
3. Ligamen peritoneal
Ligamentum Pritoneal merupakan lipatan jaringan ikat yang terbentuk di dalam dan di
sekitar lapisan membran dari rongga perut. Ligamen ini meliputi: ligamentum
hepatoduodenal dan ligamentum uterus.
Ligamen peritoneal mengelilingi sejumlah pembuluh darah, termasuk pembuluh darah
portal ke hati, dan berperan pada bagian bagian penting dari sistem reproduksi pada
wanita (mempertahankan struktur terkait).
4. Ligamen Aksesori
Ligamen aksesori merupakan ligamen dengan struktur terutama memperkuat atau
mendukung ligamen lain. Misal ligamen yang ditemukan di belakang, terutama
memberikan stabilitas tulang atau tulang rawan.
Diawali dengan adanya Kontraksi Otot yang terjadi karena adanya stimulus baik dari
dalam maupun dari luar. Stimulus di hantarkan melalui sel saraf ke pusat kontrol di otak
atau sumsum tulang belakang. Jika stimulus tersebut menimbulkan potensial aksi, maka
respon muskular (otot) dapat terjadi, berupa kontraksi otot. Proses kontraksi otot adalah
sebagai berikut: Penghantaran perintah dari otak. Rangsang dari otak yang dibawa sel
motorik meningkatkan permeabilitas membran sel otot, sehingga ion Na masuk ke dalam
sel otot. Masuknya ion Na memicu pengeluaran ion Ca dari Retikulum Sarkoplasma ke
kompleks sarkomer.
Ion Ca berikatan dengan kompleks troponin pada aktin, sehingga tropomiosin bergeser
sehingga sisi pengikatan miosin terbuka. Daya ikatan miosin-aktin meningkat.
Kepala miosin menghidrolisis ATP menjadi ADP+Pi yang masih terikat dengan kepala
miosin, membentuk kompleks ADP+Pi-miosin yang berkonfigurasi energi tinggi. Kepala
miosin berikatan dengan aktin, membentuk kompleks ADP+Pi-aktin-miosin. Lalu Pi
dilepaskan dari miosin, menimbulkan cetusan kekuatan, hampir bersamaan dengan itu,
ADP juga dilepaskan. Cetusan kekuatan itu membuat miosin menarik aktin ke pusat
sarkomer, hingga ke keadaan kembali berenergi rendah. Dalam gerakan ini, serabut otot
akan memendek, menandakan kontraksi. Keadaan ini terus berlangsung selama
rangsangan dari otak ada. Jika rangasangan berhenti, maka kadar ion Ca berkurang,
akibatnya, daya ikatan miosin menurun dan sisi pengikatannya berkurang. Hal ini
mengawali relaksasi otot. Suatu molekul ATP lain berikatan dengan miosin, dan aktin
melepaskan ikatannya dengan miosin. Relaksasi terjadi. Jika tidak ada stimulus kedua
hingga timbul respon otot, maka otot akan kembali ke keadaan semula. Lalu siklus
berulang dengan adanya stimulus (potensial aksi).
Begitulah proses terjadinya reaksi pada ligament sehubungan dengan terjadinya kontraksi
otot.