Anti Kusut
Anti Kusut
Disusun oleh:
Group : 2K4
Bahan :
1. Kain kapas
2. Resin tahan Kusut
3. Katalis
4. Sabun
5. Aquadest
Evaluasi :
- Crease Recovery Angle (CRA)
Kekuatan tarik
Kekakuan
3.5. Fungsi Zat
Pengeringan dan
curing
Kain T/R
Konsentrasi Resin Anti Kusut
Blanko
40 g/l 60 g/l 80 g/l
75ﹾ 116ﹾ 117ﹾ 118ﹾ
Kain Kapas
Konsentrasi Resin Anti Kusut
Blanko
40 g/l 60 g/l 80 g/l
105ﹾ 89ﹾ 92ﹾ 94ﹾ
Perhitungan kekakuan :
- Blanko = 0,1 x gramasi x (panjang lengkung)3
= 0,1 x 5,25 x (1,38)3
= 1,3797
- Cu dengan katalis + cuci = 0,1 x gramasi x (panjang lengkung)3
= 0,1 x 6 x (2,2)3
= 6,3888
- Cu dengan katalis tanpa cuci = 0,1 x gramasi x (panjang lengkung)3
= 0,1 x 6,75 x (2,3)3
= 8,2127
- Cu tanpa katalis + cuci = 0,1 x gramasi x (panjang lengkung)3
= 0,1 x 6,75 x (2,35)3
= 8,76
- Cu tanpa katalis tanpa cuci = 0,1 x gramasi x (panjang lengkung)3
= 0,1 x 7 x (2,5)3
= 10,9375
ci
ci
ci
ci
cu
cu
cu
cu
an
s+
s+
pa
pa
Bl
an
ali
ali
an
at
at
st
st
+k
ak
ali
ali
at
np
at
CU
+k
ak
ta
CU
CU
np
ta
CU
Kekuatan Tarik
25
20
15
10
5
0 Kekuatan Tarik
ko ci uc
i
uc
i
uc
i
lan cu c c c
B da
n pa an pa
Cu la is tan eng tan
t lis lis
d lis
ka ata ta a ta
an k a k
eng ga
n
p ak n pa
d n n ta
Cu de ta Cu
Cu Cu
V. PEMBAHASAN
Kekusutan kain disebabkan karena adanya ikatan hidrogen yang terjadi pada
gugus amorf yang bereaksi. Untuk mengatasinya, maka digunakan resin untuk
menjembatani gugus-gugus amorf yang ada pada kain. Resin akan membentuk
jembatan metilen dan jembatan eter yang menghubungkan amorf sehingga
ketika diberikan tekanan maupun tekukan, kain akan kembali ke bentuk
semula. Resin yang digunakan pada praktikum ini merupakan resin self-cross
linking, yaitu resin yang didominasi oleh monnomer yang berikatan dengan
sesama monomer.
Penggunaan zat pembantu berupa katalis dalam proses penyempurnaan tahan
kusut kain juga diperlukan. Hal itu dikarenakan selain mempercepat reaksi
polimerisasi dan pembentukan ikatan silang pada proses curing. Katalis juga
akan membentuk asam saat bertemu dengan air. Asam yang terbentuk akibat
reaksi antara katalis dengan air akan membantu proses polimerisasi.
Pada percobaan yang telah dilakukan, dua kain diberi perlakuan yang berbeda.
Salah satu kain diberi katalis, sedangkan satu kain lainnya tidak diberi katalis.
Kemudian masing-masing kain dibagi dua, ada yang dilanjutkan dengan
pencucian, dan yang lainnya langsung dilakukan proses curing.
Setelah dilakukan evaluasi kenaikan ketahanan kusut kain dengan uji CRA,
maka diperoleh hasil optimum pada variasi kain yang diberi katalis tanpa
dicuci, dengan kenaikan nilai ketahanan kusut sebesar 47,69%. Sedangkan
hasil yang paling rendah ada pada variasi kain tanpa katalis dengan pencucian.
Hal ini disebabkan karena pada variasi kain dengan katalis, terjadi polimerisasi
secara lebih baik dibandingkan dengan variasi kain tanpa katalis.
Pada uji kekakuan, variasi tanpa katalis memiliki nilai kekakuan yang lebih
besar daripada variasi dengan katalis. Hasil optimum terdapat pada variasi
kain tanpa katalis tanpa pencucian. Hal tersebut disebabkan karena kain tidak
bereaksi dengan asam yang dihasilkan oleh katalis. Karena kain tidak
bereaksi dengan asam, maka kain tidak mengalami kerusakan dan kekuatan
tarik lebih baik dibandingkan dengan kain yang menggunakan katalis. Dan
pada penambahan katalis memiliki nilai paling jelek mungkin karena
disebabkan terjadi kerusakan serat akibat proses dilakukan pada suasana asam
dan curing dengan suhu yang tinggi.
5.3 Kekuatan Tarik Kain
Kekuatan Tarik
25
20
15
10
5
0 Kekuatan Tarik
ko ci ci ci ci
lan cu a cu cu a cu
B n n
da np ng
a np
Cu lis s ta d e s ta
a
ka
t ali ali
s ali
n k at a t k at
a n k a
ng ga pa np
de n n ta
Cu de ta Cu
Cu Cu
Hasil optimum terdapat pada variasi kain tanpa katalis tanpa pencucian. Hal
tersebut disebabkan karena kain tidak bereaksi dengan asam yang dihasilkan
oleh katalis. Karena kain tidak bereaksi dengan asam, maka kain tidak
mengalami kerusakan dan kekuatan tarik lebih baik dibandingkan dengan
kain yang menggunakan katalis. Hasil ini, sama dengan hasil uji evaluasi
kekakuan kain. Dengan bertambahnya kekakuan serat, maka elastisitas serat
jika dikenai beban akan menurun dan menyebabkan serat menjadi getas dan
mudah putus. Hal inilah yang menyebabkan dengan resin yang diberi katalis,
maka kekuatan tarik kainnya menurun.
Pada praktikum ini, variasi tanpa katalis dilakukan dengan suhu dan waktu
yang sama dengan variasi lainnya. Sedangkan, proses yang dilakukan tanpa
katalis seharusnya membutuhkan waktu yang lebih lama karena tidak adanya zat
yang mempercepat proses reaksi terjadi. Polimerisasi tetap terjadi tanpa
penambahan katalis, namun nilai pertambahan ketahanan kusutnya jauh berbeda
dengan nilai pertambahan ketahanan kusut kain dengan penambahan katalis.
Maka dari itu, dapat disimpulkan penambahan katalis diperlukan agar
mempercepat terjadinya reaksi polimerisasi.
Selain itu, pada praktikum ini juga dapat disimpulkan bahwa pencucian
menyebabkan turunnya nilai ketahanan kusut pada kain. Hal ini terjadi karena
pencucian akan menghilangkan zat-zat penyempurnaan yang terdapat pada
permukaan.
VI. KESIMPULAN
Penambahan katalis diperlukan untuk mempercepat reaksi polimerisasi pada
penyempurnaan tahan kusut pada kain kapas sehingga nilai ketahanan kusut pada
kain akan semakin besar. Namun, penambahan katalis akan membuat kekuatan
tarik kain semakin menurun.
Pencucian setelah proses penyempurnaan juga mempengaruhi sifat kain.
pencucian menyebabkan menurunnya nilai ketahanan kusut, nilai kekakuan, dan
nilai kekuatan tarik.
DAFTAR PUSTAKA