Anda di halaman 1dari 86

Model Perencanaan Partisipatif dalam Pengelolaan PAUD

Di Wilayah Pesisir

Pengarah:
Kepala BP PAUD dan Dikmas Gorontalo
Drs. H. Bambang Kunaedi, M.Si

Koordinator:
Kepala Sub Bagian Umum
Dra. Hj. Chusnul Chatimah Adam, M.Pd

Akademisi:
Dr. Masri Kudrat, M.Pd

Pengembang:
Ningsi Hanapi, S.Pd, M.Pd
Drs. Usman Modjo, M.Pd
Asmin Djama, S.Pd, M.Pd

Lokasi Ujicoba:
KB Saronde, Kabupaten Gorontalo Utara
TK Dahlia, Kabupaten Boalemo
TK Bahari Lestari, Kabupaten Boalemo
TK Mekar Wangi, Kabupaten Bone Bolango
TK Beringin, Kabupaten Pohuwato

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas
Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat (BP-PAUD dan Dikmas) Gorontalo
Tahun 2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Model Perencanaan Partisipatif dalam Pengelolaan PAUD di


Wilayah Pesisir
Lokasi : BP-PAUD dan Dikmas (Balai Pengembangan Pendidikan Anak
Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat) Provinsi Gorontalo

Telah disetujui oleh pendamping ahli dan disahkan oleh Kepala BP PAUD dan
Dikmas Gorontalo.

Menyetujui, Gorontalo, 7 Desember 2020


Pendamping Ahli Ketua Tim Pengembang

Dr. Masri Kudrat Umar, M.Pd Ningsi Hanapi, S.Pd, M.Pd


NIP. 19730816 199903 1001 NIP. 19790413 201001 2 002

Yang Mengesahkan,
Kepala BP PAUD dan Dikmas Gorontalo

Drs. H. Bambang Kunaedi, M.Si


NIP. 19650309 199802 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha kuasa, atas nikmat kesehatan dan
kesempatan yang telah diberikan sehingga penyusunan naskah model perencanaan
partisipatif dalam pengelolaan PAUD di wilayah pesisir ini dapat diselesaikan.
Naskah model ini memuat beberapa komponen penting terkait mekanisme
penyelenggaraan model perencanaan partisipatif yang melibatkan stakeholder dalam
rangka mengoptimalkan kualitas pengelolaan PAUD di wilayah pesisir.
Model ini telah diujicobakan secara baik secara terbatas maupun meluas
yang bertujuan untuk menguji tingkat kelayakannya sehingga dapat digunakan oleh
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini diwilayah pesisir. Dalam proses pelaksanaan
pengembangan model ini, tentunya tidak terlepas dari peran berbagai pihak dalam
mendukung penyelenggaraannya di lapangan, untuk itu ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah membantu tim pengembang dalam
proses pelaksanaan pengembangan model ini, sejak awal hingga sampai pada tahap
finalisasi naskah model ini.
Besar harapan tim pengembang, agar model ini dapat divaldasi di tingkat
Direktorat PAUD, Ditjen PAUD, Dikdasmen Kemendikbud yang selanjutnya dapat
direplikasi secara meluas pada Satuan PAUD di wilayah pesisir yang secara
berkesinambungan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan PAUD di wilayah
pesisir

Gorontalo, 7 Desember 2020

Tim Pengembang
1. Ningsi Hanapi, S.Pd, M.Pd
2. Drs. Usman Modjo, M.Pd
3. Asmin Djama, S.Pd, M.Pd

iii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ............................................................................................... i


Kata Pengantar ....................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
Daftar Tabel ........................................................................................................... v
Daftar Gambar ........................................................................................................ vi
Daftar Lampiran ..................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
BAB II KONSEP MODEL YANG DIKEMBANGKAN ..................................... 6
BAB III PENYELENGGARAAN PROGRAM .................................................... 28
BAB IV PENJAMINAN MUTU ........................................................................... 32
BAB V PENUTUP................................................................................................. 35

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Aspek Pendukung Perencanaan Partisipatif ..................................... 19


Tabel 2. Kurikulum Penyelenggaraaan Program ............................................ 28
Tabel 3. Kegiatan Pembelajaran pada Penyelenggaraaan Program ................ 31

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Langkah Perencanaan Partisipatif ..................................................... 12


Gambar 2. Model Perencanaan Partisipatif Dalam Pengelolaan PAUD
di Wilayah Pesisir ............................................................................. 27

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Layanan Pendidikan anak usia dini berkualitas merupakan salah satu
sasaran dan rencana strategi yang menjadi prioritas dari Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, khususnya Direktorat Jenderal PAUD, Dikdasmen. Layanan
PAUD berkualitas ditunjukkan oleh kemampuan mengadaptasi layanan pendidikan
berdasarkan kebutuhan lembaga, karakteristik geografis dan tantangan bangsa
Indonesia di masa kini dan masa yang akan datang. Salah satu kebutuhan dan
sekaligus tantangan yang harus diadaptasi adalah upaya mengembalikan bangsa
Indonesia sebagai bangsa maritim serta menjadi Indonesia menjadi poros maritim
dunia. Kebutuhan lainnya adalah wilayah negara kesatuan republik Indonesia adalah
wilayah negara kepulauan yang berada pada lingkar cincin api dunia (ring of fire).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, layanan PAUD berkualitas mengharuskan
adanya kebijakan negara untuk mempersiapkan generasi bangsa Indonesia memiliki
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam menghadapi situasi dan kondisi
wilayah dengan karakteristik seperti itu. Layanan PAUD berkualitas harus mampu
mengantarkan program, proses hasil capaian pendidikan ke arah yang
mempersiapkan generasi muda bangsa Indonesia untuk memikul tanggung jawab
menjadi bangsa maritim dan sekaligus bangsa yang sadar akan bahaya dan manfaat
berada pada wilayah lingkar cincin api dunia.
Layanan PAUD seharusnya menjadi episentrum strategi nasional dalam
bidang pendidikan untuk mempersiapkan generasi bangsa Indonesia yang memiliki
kepekaan, pengetahuan, nilai, sikap dan perilaku yang positif terhadap berbagai
keadaan lingkungan. Sebagai negara kepulauan dan memiliki luas wilayah dua
pertiganya wilayah laut sudah selayaknya diperkenalkan pada anak usia dini melalui
berbagai kelembagaan. Pendidikan kemaritiman pada anak usia dini sesungguhnya
merupakan bentuk pendidikan yang pasti melibatkan komunitas masyarakat yang
ada di wilayah laut. Pola pendidikan seperti ini akan menjadi pendidikan terintegrasi

Model Perencanaan Partisipatif dalam 1


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
antara pendidikan pada anak usia dini, pendidik PAUD dan komunitas masyarakat
di wilayah laut/pesisir.
Pentingnya memperhatikan kualitas pengelolaan PAUD di wilayah pesisir
merupakan jabaran dari regulasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang
Layanan Khusus yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan
Nomor 72 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus,
dimana dalam Pasal (2) dijelaskan tentang ruang lingkup penyelenggaraan
Pendidikan layanan Khusus meliputi jalur formal, nonformal dan informal, dan Pasal
(3) Pendidikan Layanan Khusus diselenggarakan dalam bentuk Satuan Pendidikan
dan/atau program pendidikan. Lebih jauh dalam regulasi ini juga dijelaskan
mengenai karakteristik Sasaran Pendidikan Layanan Khusus berdasarkan
Komunitas Marginal yang mencakup Komunitas Pasar, Pemukiman, Komunitas
Adat Terpencil, Masyarakat yang tinggal di pesisir, gunung, pinggir hutan,
masyarakat yang tidak punya tempat tinggal tetap serta LAPAS, dimana komunitas-
komunitas ini perlu mendapatkan perhatian dalah hal peningkatan kualitas layanan
pendidikan, termasuk layanan pendidikan anak usia dini.
Memperhatikan karakteristik wilayah pesisir dan kehidupan masyarakatnya,
maka perlu mengupayakan layanan pendidikan anak usia dini yang optimal dan
terpadu serta berorientasi kemasa depan. Mencermati pernyataan yang ditegaskan
olah Rahman & Yusuf (2012) bahwa orang tua yang tinggal di pesisir atau nelayan
tidak memiliki perencanaan yang matang dalam pendidikan anak, karena orang tua
memandang bahwa pendidikan menjadikan hal yang kurang bermanfaat bagi anak,
dan mereka pun dijadikan sebagai aset dalam membantu orang tua dalam mencari
nafkah berupa melaut, maka perlu merubah paradigma berfikir orang tua melalui
upaya peningkatan kualitas pengelolaan Satuan PAUD.
Pendidikan Anak Usia Dini penting untuk dimanage baik secara tehnik,
tahap, langkah dan strategi manajemen pembelajaran. Manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para
anggota dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan bersama (Çalışkan & Özdemir,
2018; Fatimah & Rohmah, 2016; Kadir & Adebayo, 2019; Munastiwi, 2019;

Model Perencanaan Partisipatif dalam


2 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Patimah & Nurhayati, 2020; Rohmat, 2017). Tehnik adalah suatu struktur konseptual
yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai
suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan (John Mc, 2010).
Adapun menurut Barnawi & Adi (2011) bahwa pembelajaran yang berorientasi pada
anak usia dini yang disesuaikan dengan tingkat usia anak, artinya pembelajaran
harus diminati, kemampuan yang diharapkan dapat dicapai, serta kegiatan belajar
dapat menantang peserta didik untuk dilakukan sesuai usia anak.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa pentingnya optimasi pengelolaan
PAUD di wilayah pesisir Gorontalo semestinya lebih ditingkatkan lagi. Hal ini tentu
saja dipengaruhi oleh kurangnya perencanaan sebagai tahapan pengelolaan di satuan
pendidikan anak usia dini. Perbedaan karakteristik wilayah pesisir seringkali
menjadi pertimbangan pengelola dalam menyusun perencanaan kegiatan satuan
PAUD sehingga masing-masing Satuan PAUD akan menampakkan ciri khas
wilayahnya yang tergambarkan pada visi, misi dan tujuan sebagai orientasi
pelaksanaan kegiatan Satuan Pendidikan Anak Usia Dini, namun secara umum
kondisi ini belum ditemui dalam pengelolaan Satuan PAUD, dari hasil observasi
yang dilakukan pada beberapa Satuan PAUD di wilayah pesisir, ditemukan beberapa
fakta diantaranya: 1) kegiatan PAUD di wilayah pesisir masih cenderung sama
dengan kegiatan PAUD diluar wilayah pesisir; 2) visi, misi dan tujuan
penyelenggaraan PAUD belum menggambarkan sasaran perencanaan yang
mengangkat potensi wilayah pesisir sebagai orientasi kegiatan pendidikan anak usia
dini; 3) belumn nampak visualisasi yang bersifat kemaritiman sebagai informasi
kepada masyarakat tentang kegiatan PAUD yang mendukung kearifan lokal; 4)
Perencanaan pembelajaran belum terintegrasi potensi local pesisir.
Kondisi ini semestinya menjadi dasar yang kuat bagi pengelola untuk
melibatkan beberapa unsure terkait dalam menyusun perencanaan kegiatan PAUD,
agar dalam pelaksanaannya pihak-pihak terkait ini akan lebih optimal dalam
mendukung pelaksanaan kegiatan karena adanya hubungan social emosional yang
sudah terbangun dari awal perencanaan kegiatan yang secara tidak langsung
menanamkan rasa tanggungjawab yang tinggi bagi masing-masing unsure untuk
merasa terpanggil dalam merealisasikan apa yang telah direncanakan bersama.

Model Perencanaan Partisipatif dalam 3


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Mempertimbangkan beberapa fakta dan permasalahan yang terjadi di
lapangan, maka Tim Pengembang Model PAUD BP PAUD dan Dikmas Gorontalo
menetapkan focus penelitian dan pengembangan pada perencanaan kegiatan PAUD
dengan judul “Model Perencanaan Partisipatif dalam Pengelolaan PAUD di wilayah
pesisir”. Adapun alasan tim Pengembang membatasi pengembangan model pada
kegiatan perencanaan ini adalah berdasarkan pertimbangan terhadap beberapa hal
yakni: 1) Pengelolaan sebagai rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan, akan membutuhkan waktu yang cukup panjang dalam
mengembangkan model pengelolaan secara keseluruhan, sehingga pada kegiatan
Pengembangan Model PAUD tahun 2020 ini akan dibatasi pada kegiatan
perencanaan; 2) Dasar dari pengelolaan kegiatan Satuan PAUD adalah Perencanaan
yang selanjutnya akan diproyeksikan kedalam pelaksanaan dan pengawasan,
sehingga yang perlu diperkuat dalam kegiatan pengembangan model PAUD ini
adalah bagaimana menyusun perencanaan kegiatan PAUD sehingga dapat
memunculkan karakteristik Satuan PAUD wilayah pesisir; 3) Dalam penyusunan
perencanaan kegiatan Satuan PAUD perlu mengkolaborasikan saran dan masukan
dari berbagai unsur SDM, diantaranya Pengelola, Penilik, Orang tua dan tokoh
masyarakat, yang memahami kebutuhan belajar anak usia dini dan ketersediaan
potensi lingkungan belajar di wilayah pesisir serta memiliki komitmen yang tinggi
dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan bersama; dan 4) Perencanaan
yang disusun dengan melibatkan unsur SDM yang bertanggungjawab akan member
dampak terhadap konsistensi tahapan kegiatan selanjutnya yakni tahapan
Pelaksanaan dan Pengawasan.

B. Dasar Hukum
1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-undang RI Nomor 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia;
3. Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan;
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 yang diubah menjadi PP Nomor
32 Tahun 2013 yang diubah menjadi PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan;

Model Perencanaan Partisipatif dalam


4 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
5. Permenpan & RB Nomor 15 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pamong
Belajar dan Angka Kreditnya;
6. Permendikbud Nomor 72 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan
layanan Khusus;
7. Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini;
8. Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini;
9. Permendikbud Nomor 32 Tahun 2017 tentang Rincian Tugas Balai
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat;
10. Permendikbud Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Permendikbud
Nomor 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
11. Peraturan Ditjen PAUD dan Dikmas Kemdikbud RI No. 02 tahun 2016 tentang
Petunjuk Teknis Pengembangan Model PAUD dan Dikmas;
12. Surat Keputusan Kepala Balai Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat Nomor 303/ C7.28/KP/2020 tentang Perubahan atas Surat
Keputusan Kepala Balai Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat Nomor 087/C7.28/KP tentang Pembentukan Tim Pengembang
Model PAUD dan Dikmas.
C. Tujuan Pengembangan
Tujuan dari pengembangan Desain Model ini adalah untuk:
a. menyusun Model Perencanaan Partisipatif dalam Pengelolaan PAUD di
Wilayah Pesisir;
b. menyusun Panduan Perencanaan Partisipatif dalam Pengelolaan PAUD di
Wilayah Pesisir; dan
c. menyusun Instrumen untuk menguji keefektifan, keteraksanaan dan
kemenarikan Model Perencanaan Partisipatif dalam Pengelolaan PAUD di
Wilayah Pesisir.

Model Perencanaan Partisipatif dalam 5


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
BAB II
KONSEP MODEL YANG DIKEMBANGKAN

A. Pengertian Program Yang Dikembangkan


Konsep model yang dikembangkan dalam pengembangan model ini
mengacu pada perencanaan partisipatif pengelolaan PAUD di wilayah pesisir,
sebagaimana diuraikan pada konsep berikut ini:
1. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling
fundamental karena perkembangan anak di masa selanjutnya sangat ditentukan oleh
berbagai stimulasi bermakna yang diberikan sejak usia dini. Pendidikan anak usia
dini harus dipersiapkan secara terencana dan bersifat holistic-integratif agar di masa
emas perkembangan anak mendapatkan stimulasi yang utuh, untuk mengembangkan
berbagai potensi yang dimilikinya.
Pendidikan anak usia dini memiliki peranan sangat penting untuk
mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang
pendidikan selanjutnya. Meskipun demikian PAUD sebenarnya lebih berorientasi
pada pengoptimalan fungsi perkembangan anak melalui kegiatan permainan. Bihler
dan Snowman dalam Diah Harianti (1996) menekankan anak usia dini ini kepada
anak usia 2,5 tahun sampai dengan usia 6 tahun. Istilah anak usia dini di Indonesia
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Lebih lanjut pasal
1 ayat 14 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan: “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut".
2. Pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015) menjelaskan beberapa pengertian
mengenai pengelolaan, antara lain: (1) proses, cara, perbuatan mengelola, (2) proses
melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang lain, (3) proses yang

Model Perencanaan Partisipatif dalam


6 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi, dan (4) proses yang
memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat di pelaksanaan kebijaksanaan
dan pencapaian tujuan. Sedangkan Rusdiana (2015:13) berpendapat bahwa
manajemen berasal dari kata dari bahasa Inggris, yaitu to manage, yang berarti
mengatur, mengelola, melaksanakan dan memperlakukan. Jadi, manajemen sama
artinya dengan pengelolaan dan begitu juga sebaliknya. Pendapat George R. Terry
yang dikutip oleh Rusdiana mendefinisikan manajemen merupakan proses khas yang
terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan serta penilaian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran yang telah ditetapkan melalui sumber daya manusia dan sumber lainya.
Pengelolaan disini sama halnya dengan manajemen, jadi manajemen
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya mengelola, mengatur, dan
mengarahkan proses interaksi edukatif antara anak didik dan guru serta lingkungan
secara teratur, terencana, dan tersistematisasi untuk mencapai tujuan lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan kata lain, pola pengelolaan pendidikan
anak usia dini (PAUD) adalah suatu model atau rancangan yang di gunakan sebuah
lembaga pendidikan untuk mengelola pendidikan anak usia dini guna meningkatkan
perkembangan anak untuk mempersiapkan kejenjang yang lebih lanjut.
Fungsi pengelolaan PAUD adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada
dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Ada beberapa fungsi dari
pengelolaan pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan (Planning) Rusdiana mengutip pendapat Mulyasa, manajemen
pendidikan sebagai segala yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan
untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah,
maupun jangka panjang. Jika dihubungkan dengan pendidikan, perencanaan adalah
fungsi utama dalam manajemen pendidikan yang merupakan proses yang sistematis
dalam pengambilan keputusan tentang tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada
masa yang akan datang. Pendapat lain menurut Combs yang dikutip oleh Rusdiana,
menyebutkan bahwa perencanaan pendidikan adalah penerapan yang rasional dari

Model Perencanaan Partisipatif dalam 7


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan pendidikan itu
lebih efektif dan efisien sesuai kebutuhan dan tujuan siswa dan masyarakat. Berbeda
dengan Philip H. Combs (dalam Rusdiana, 2015:16) mengemukakan lima ciri
perencanaan pendidikan, yaitu: (1) berpandangan jangka panjang, (2) terperinci, (3)
diintegrasikan dengan rencana ekonomi yang lebih luas dan perkembangan
masyarakat, (4) merupakan bagian integral pengelolaan pendidikan, dan (5)
memperhitungkan bagian kualitatif, karena perkembangan pendidikan bukan
perluasan secara kuantitatif saja.
c. Pengorganisasian (Organizing)
Pendapat Hasibuan, yang dikutip oleh Rusdiana adalah Organizing berasal dari
kata Organize, yang berarti menciptakan strukrur dengan bagianbagian yang
diintegrasikan, sehingga hubungan yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan,
sedangkan organisasi diartikan sebagai gambaran tentang pola-pola, skema, bagan
yang menunjukan garis-garis perintah, kedudukan karyawan, hubungan-hubungan
yang ada, dan lain sebagainya. Dengan demikian, pengorganisasian pendidikan
merupakan pengaturan seluruh sumber daya pendidikan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan (Rusdiana, 2015).
Unsur-unsur dasar yang membentuk sebuah organisasi adalah sebagi berikut:
(1) adanya tujuan bersama. Organisasi mensyaratkan sesuatu yang akan diinginkan,
biasanya terumuskan dalam visi, misi, target, dan tujuan. Tujuan inilah yang
menyatukan berbagai unsur dalam organisasi, (2) adanya kerjasama dua orang atau
lebih. Oganisasi terbentuk karena adanya kerjasama untuk mencapai tujuan yang
diinginkan bersama, (3) adanya pembagian tugas. Untuk efektifitas, efisiensi, dan
produktivitas organisasi dibutuhkan pembagian tugas, dan (4) adanya kehendak
untuk bekerjasama. Anggota organisasi mempunyai kemauan atau kehendak untuk
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama (Kurniadin & Machali, 2012:241)
d. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan atau actuating merupakan fungsi manajemen yang terpenting dan
paling dominan dalam proses manajemen. Dalam pelaksanaanya, pelaksanaan tidak
dapat dilepaskan dari fungsi manajer sebagai pemimpin. Oleh sebab itu, diperlukan
kepemimpinan.

Model Perencanaan Partisipatif dalam


8 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
e. Pengawasan (Controling)
Mulyasa berpendapat bahwa pengawasan merupakan salah satu kunci
keberhasilan dalam keseluruhan proses pendidikan. Pengawasan merupakan
monitoring terhaap kegiatan-kegiatan. Tujuanya untuk menentukan harapan-
harapan yang nyata dicapai dan dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap segala
penyimpangan yang terjadi. Pengawasan merupakan proses dasar dalam pendidikan
yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu
lembaga pendidikan.
Pendapat Nanang Fattah yang di kutip oleh Rusdiana (2015) bahwa proses
dasarnya terdiri atas tiga tahap, yaitu menetapkan standar pelaksanaan, pengukuran
pelaksanaan dibandingkan dengan standar, dan menentukan kesenjangan antara
pelaksanaan dan standar.
1. Perencanaan Partisipatif
Perencanaan partisipatif merupakan perencanaan yang melibatkan semua
(rakyat) dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi yang bertujuan untuk
mencapai kondisi yang diinginkan,. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Abe
(2002:81) sebagai berikut :
Perencanaan partisipatif adalah perencanaan yang dalam tujuannya
melibatkan kepentingan rakyat, dan dalam prosesnya melibatkan rakyat (baik
secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan dan cara harus dipandang
sebagai satu kesatuan. Suatu tujuan untuk kepentingan rakyat dan bila
dirumuskan tanpa melibatkan masyarakat, maka akan sulit dipastikan bahwa
rumusan akan berpihak pada rakyat.

Hal senada juga disampaikan oleh Wicaksono dan Sugiarto (dalam Wijaya,
2003:16)” yang menyebutkan bahwa perencanaan partisipatif aadalah usaha yang
dilakukan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi agar mencapai
kondisi yang diharapkan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan masyarakat secara
mandiri.
Dari pengertian tersebut bahwa perencanaan partisipatif adalah perencanaan
yang melibatkan semua (rakyat) dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi
yang tujuannya untuk memperoleh kondisi yang diharapkan, meciptakan aspirasi
dan rasa memiliki .

Model Perencanaan Partisipatif dalam 9


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Diana Conyers (1994;154) ada 3 (tiga) alasan mengapa partisipasi
masyarakat mempunyai sifat penting adalah sebagai berikut :
a. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi
mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat yang tanpa
kehadirannya program-program pembangunan akan gagal.
b. Masyarakat akan lebih mempercayai program pembangunan jika merasa
dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaanya, karena mereka akan lebih
mengetahui seluk beluk program tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki
terhadap program tersebut.
c. Merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam
pembangunan masyarakat sendiri.
Kemudian Wicaksono dan Sugiarto (dalam Wijaya,2001:25), lebih lanjut
mengemukakan ciri-ciri perencanaan partisipatif sebagai berikut :
1. Terfokus pada kepentingan masyarakat
a. Perencanaan program berdasarkan pada masalah dan kebutuhan yang
dihadapi masyarakat.
b. Perencanaan disipakan dengan memperhatikan aspirasi masyrakat yang
memenuhi sikap saling percaya dan terbuka.
2. Partisipatoris (keterlibatan) Setiap masyarakat melalui forum pertemuan,
memperoleh peluang yang sama dalam sumbangan pemikiran tanpa dihambat
oleh kemampuan bicara, waktu dan tempat.
3. Dinamis
a. Perencanaan mencerminkan kepentingan dan kebutuhan semua pihak
b. Proses perencanaan berlangsung secara berkelanjutan dan proaktif.
4. Sinergitas
a. Harus menjamin keterlibatan semua pihak
b. Selalu menekankan kerjasama antar wilayah administrasi dan geografi
c. Setiap rencana yang akan dibangun sedapat mungkin mejadi kelengkapan
yang sudah ada, sedang atau dibangun. Memperhatikan interaksi yang terjadi
diantara stakeholder

Model Perencanaan Partisipatif dalam


10 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
5. Legalitas
a. Perencanaan pembangunan dilaksanakan dengan mengacu pada semua
peraturan yang berlaku.
b. Menjunjung etika dan tata nilai masyrakat.
c. Tidak memberikan peluang bagi penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan.
6. Fisibilitas (Realistis) Perencanaan harus bersifat spesifik, terukur, dapat
dijalankan, dan mempertimbangkan waktu.
Lebih lanjut Samsura (2003;2) menjelaskan kriteria-kriteria dari
perencanaan partisipatif sebagai berikut :
1. Adanya pelibatan seluruh stakeholder.
2. Adanya upaya pembangunan institusi masyarakat yang kuat dan legitimate.
3. Adanya proses politik melalui upaya negoisasi atau urun rembuk yang pada
akhirnya mengarah pada pembentukan kesepakatan bersama (collective
agreement)
4. Adanya usaha pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pembelajaran kolektif
yang merupakan bagi dari proses demokratisasi.
Hal senada juga disampaikan Abe (2005;90) dengan adanya pelibatan
masyarakat secara langsung dalam perencanaan, maka mempunyai dampak positif
dalam perencanaan partisipatif, yaitu :
1. Terhindar dari terjadinya manipulasi, keterlibatan masyarakat akan
memperjelas apa yang sebenarnya dikehendaki masyrakat.
2. Memberi nilai tambah pada legitimasi rumusan perencanaan, semakin banyak
jumlah mereka yang terlibat akan semakin baik.
3. Meningkatkan kesadaran dan keterampilan poltik masyarakat.
Dari beberapa definisi tentang perencanaan partisipatif, dapat dipahami
bahwa Perencanaan partisipatif titik fokusnya adalah keterlibatan masyarakat,
bahwa perencanaan partisipatif merupakan perencanaaan lahir dari bawah (bottom
up) bukan lahir dari atas (top-down). Menurut Alexander Abe (2002;71), langkah-
langkah perencanaan yang disusun dari bawah (bottom up) dan bukan dari
perencanaan atas inisiatif dari pemerintah daerah dapat digambarkan sbb:

Model Perencanaan Partisipatif dalam 11


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Gambar 1: Langkah-Langkah Perencanaan Partisipatif (Alexander Abe, 2002)
Penjelasan mengenai gambar tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penyelidikan merupakan proses untuk mengetahui, menggali dan
mengumpulkan persoalan-persoalan bersifat lokal yang berkembang
dimasyarakat;
b. Tahap selanjutnya adalah perumusan masalah. Data dan informasi yang telah
dikumpulkan diolah untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap, utuh dan
mendalam;
c. Daya dukung tidak hanya sekadar diartikan sebagai dana, melainkan
keseluruhan aspek yang bisa memungkinkan terselenggaranya aktivitas dalam
mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan;
d. Perumusan Tujuan. Penentuan tujuan menjadi momentum yang sangat penting.
Jika suatu rangkaian langkah dimaksudkan untuk kepentingan rakyat, maka
mutlak adanya keterlibatan rakyat (dalam arti keterlibatan secara sadar). Tanpa
keterlibatan rakyat, maka menjadi sangat mungkin rumusan yang dikeluarkan
mengandung pengaruh watak dari luar. Oleh karena itu, harus disadari bahwa
kebutuhan dasar masyarakat akan sangat berbeda dengan pihak luar, sebab
setiap komunitas memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Setiap usaha
penyeragaman akan bermakna pengingkaran atas pluralitas dan sekaligus
pengabaian esensi dari kebutuhan rakyat;
e. Menetapkan langkah-langkah merupakan proses menyusun apa saja yang akan
dilakukan. Proses ini merupakan proses membuat rumusan yang lebih utuh
mengenai perencanaan dalam sebuah rencana tindak; dan

Model Perencanaan Partisipatif dalam


12 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
f. Perencanaan anggaran di sini bukan berarti dana atau uang, melainkan suatu
usaha untuk menyusun alokasi anggaran atau sumber daya yang tersedia.
Penyusunan anggaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya sebuah
perencanaan. Kekeliruan dalam menyusun alokasi, akan membuat suatu rencana
berhenti di tengah jalan. Anggaran juga bisa bermakna sebagai sarana kontrol.
Mengacu pada teori Alexander Abe tentang perencanaan partisipatif, maka
perencanaan partisipatif pengelolaan PAUD disesuaikan dengan langkah-langkah
perencanaan partisipatif sebagaimana yang telah digambarkan di atas.
2. Perencanaan Partisipatif dalam Pengelolaan PAUD di wilayah pesisir
Mengacu pada perencanaan partisipatif yang diprakarsai oleh Alexander (2002)
bahwa ada beberapa tahapan agar perencanaan bisa berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Tahapan inilah yang dapat diadopsi dalam pengelolaan PAUD. Menurut
Abe (2002, 87-88) ada 8 (delapan) tahap perencanaan, antara lain:
1. Melakukan identifikasi peserta
Pada tahapa ini, diharapkan adanya pengenalan terhadap stakeholder yang
dilibatkan dalam proses perencanaan
2. Identifikasi Persoalan
Dalam kegiatan ini, diharapkan tim dapat mempersiapkan suatu penyelidikan
dengan menelusuri beberapa persoalan dalam pengelolaan.
3. Melakukan analisis kritis
Tahapan ini dimaksudkan untuk menelusuri sebab dasar dan kaitan antara satu
masalah dengan masalah yang lain
4. Melakukan analisis tujuan
Tahapan ini dimaksudkan untuk menelusuri apa tujuan yang hendak ditujui oleh
tim
5. Mengidentifikasi langkah-langkah sistematis dalam mencapai tujuan
Setelah ditemukan tujuan kegiatan, hendaknya memetakan langkah-langkah
dalam melakukan kegiatan kegiatan sehingga tujuan pun dapat tercapai.
6. Menganalisis kekuatan dan kelemahan
Tahapan selanjutnya menganalisis kelemahan dan kekuatan perencanaan dalam
suatu kegiatan

Model Perencanaan Partisipatif dalam 13


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
7. Melakukan perumusan hasil dalam sebuah matrik program
8. Menyiapkan organisasi kerja.
Setelah merumuskan hasil dalam sebuah matrik program, perlu bagi tim untuk
menyiapkan organisasi kerja sebagai upaya tindak lanjut dari apa yang telah
direncanakan sebelumnya.
Dalam kaitannya dengan Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir, maka
Konsep Perencanaan Partisipatif dapat didefinisikan sebagai upaya memadukan ide,
gagasan dan pengalaman dari unsur terkait atau stakeholder untuk bersinergi dalam
memecahkan permasalahan serta mencari solusi atas pemenuhan kebutuhan
pengelolaan lembaga PAUD yang berkarakter pesisir, hal ini dapat dilaksanakan
dalam bentuk perencanaan pengelolaan lembaga baik dari aspek pengelolaan
program kegiatan maupun pengelolaan pembelajaran.
Perencanaan Partisipatif yang melibatkan stakeholder ini merujuk pada
terjadinya perubahan dalam Pengelolaan PAUD agar benar-benar memunculkan
karakteristik wilayah pesisir sebagai unsur khusus yang menjadi pembeda dengan
lembaga lain diluar wilayah pesisir. Untuk terjadinya perubahan ini perlu
memperhatikan faktor-faktor lingkungan pesisir yang dapat mempengaruhi
terjadinya perubahan itu sendiri. Dalam hal faktor penyebab terjadinya perubahan,
maka Konsep Perancanaan Partisipatif ini dielaborasi dengan Theory of Change
yang melihat terjadinya perubahan sosial dilihat dari sudut pandang faktor
penyebabnya. Teori ini menguraikan hubungan sebab akibat dalam suatu insiatif
untuk hasil jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Kondisi dan
karakter masyarakat dalam komunitas tertentu, berpotensi mempengaruhi perubahan
sosial. Sebagaimana dalam teori sebab-akibat (Theories of causation)dalam
Kismantoroadji, dkk (2015) yang menyatakan bahwa perubahan social disebabkan
oleh factor geographic, biological, economic, dan cultural, Joseph Himes (1967).
Geographic Determinism (Arnold Toynbee & Ellsworth Huntington), kondisi
geografis sebagai penyebab terjadinya perubahan sosial atau terbentuknya suatu
system sosial (struktur sosial dan pola kebudayaan) tertentu dipengaruhi oleh
lingkungan geografis (the natural environment). Biological Determinism, faktor
biologis sebagai penyebab terjadinya perubahan social, perubahan sosial terjadi

Model Perencanaan Partisipatif dalam


14 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
sebagai akibat pengaruh perbedaan karakteristik organisme manusia. Economic
Determinism, kekuatan-kekuatan dan proses-proses ekonomi menyebabkan
terjadinya perubahan struktur sosial dan orientasi nilai budaya suatu sistem sosial,
misal: revolusi industri melahirkan paham kapitalism, kolonialis dan imperialis.
Cultural Determinism, determinan kebudayaan menjadi penyebab terjadinya
perubahan sosial.
Lebih lanjut tentang konsep perencanaan partisipatif yang melibatkan
stakeholder, maka perlu memperhatikan unsur kolaborasi berbagai pihak sebagai
unsur penting dalam pengambilan keputusan perencanaan suatu lembaga.
Penyusunan perencanan partisipatif dilakukan dengan berkolaborasi dengan pihak-
pihak yang berkenaan. Kolaborasi ini penting dengan beberapa alasan sebagaimana
menurut Fent (2010:22) ada tiga alasan mengapa organisasi melakukan kolaborasi,
yaitu (a) organisasi perlu berkolaborasi karena tidak dapat menyelesaikan tugas
tertentu seorang diri tanpa bantuan pihak lain, (b) dengan berkolaborasi, keuntungan
yang diperoleh oragnisasi dapat lebih besar jika dibandingkan dnegan bekerja sendiri,
dan (c) dengan berkolaborasi organisasi dapat menekan biaya produksi sehingga
produk mereka dapat menjadi murah dan memiliki daya saing pasar.
Kegiatan yang dilaksanakan secara kolaboratif menurut Ansell dan Gash
(2007:5) kriteria kolaboratif; (1) diinisisi oleh institusi public, (2) partisipan dalam
forum tersebut harus mencakup actor non pemerintah, (3) partisipan harus terlibat
langsung dalam pembatan kebijakan, (4) forum harus terorganisasi secara formal
dan ada pertemuan rutin, (5) kebijakan yang diambil harus berdasarkan consensus,
dan (6) kolaborasi berfokus pada kebijakan public. Berdasarkan kriteria kolaboratif
yang dikemukakan Ansel dan Gash tersebut maka dapat disesuaikan unsur
stakeholder yang akan terlibat dalam perencanaan partisipatif Pengelolaan PAUD
dengan memperhatikan beberapa hal seperti: (1) bahwa perencanaan partisipatif ini
dinisisasi oleh institusi public, dalam hal ini Satuan PAUD dapat mewakili unsur
tersebut. Untuk kriteria kedua yakni partisipan dalam forum harus mencakup unsur
pemerintah dan non pemerintah maka pelibatan orang tua dan tokoh masyarakat dan
komunitas terkait (jika ada) sudah dapat memenuhi unsur keterwakilan dari non
pemerintah, sementara dari pemerintah dapat diwakili oleh unsur Dinas Pendidikan,

Model Perencanaan Partisipatif dalam 15


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Dinas Pariwisata, Dinas Perikanan dan Kelautan serta Dinas Kesehatan, BP PAUD
dan Dikmas, BKKBN. Kriteria ketiga dapat terwakili dengan menghadirkan para
penentu kebijakan khususnya dari Pemerintah Desa, Dinas Pendidikan dan Instansi
terkait lainnya, yang dapat mempermudah proses penyusunan perencanaan
Partisipatif. Sementara untuk krteria keempat dimana forum harus terorganisasi
secara formal dan rutin, ini tergambarkan pada adanya pengorganisasian kegiatan
yang diawali dengan tahap persiapan dan tahap pelaksanaan dengan mengagendakan
kegiatan pada masing-masing tahapan tersebut, dan untuk perencanaan jangka
panjang maka pertemuan peninjauan dokumen pengelolaan PAUD Pesisir ini dapat
dilakukan setiap 5 tahun sekali disesuaikan dengan perencanaan jangka panjang
lembaga. Sementara kriteria kelima dan keenam tentang pengambilan kebijakan
berdasarkan konsensus, maka hal ini dapat dicapai melalui kegiatan Focus Group
Discussion (FGD) baik ditahap persiapan maupun ditahap pelaksanaan.
Dalam pelaksanaannya, proses diskusi ini dilaksanakan dengan
menerapkan strategi PQ4R sebagai pengendali jalannya diskusi dalam FGD. Strategi
PQ4R ini diadopsi dari pembelajaran pembelajaran yang dikembangkan oleh Slavin;
2008 (dalam http://fatkhan.web.id, diunduh pada minggu, 11 oktober 2020, jam
14.32 wita), dengan tahapan preview (melihat sekilas), question (menanyakan), read
(baca), reflect (merenungkan), recite (mengungkapkan kembali) dan review
(mengkaji ulang). Strategi PQ4R ini merupakan strategi yang dirancang untuk
pembelajaran guna membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses
bertanya dan mengkomunikasikan pengetahuannya dan penerapan pengalamannya
dalam kehidupan sehari-hari. Langkah-langkah penerapan strategi PQ4R menurut
Slavin, 2008 (dalam http://fatkhan.web.id, diunduh pada minggu, 11 oktober 2020,
jam 14.32 wita) adalah sebagai berikut:
a. Lihat sekilas (preview). Periksa dan amati bahan bacaan dengan cepat untuk
mengetahui pengorganisasian umum dan topik-topik utama dan subtopik. Beri
perhatian pada judul dan sub-judul, dan identifikasi apa yang akan anda baca
dan pelajari.

Model Perencanaan Partisipatif dalam


16 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
b. Tanyakan (question). Ajukan kepada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan tentang
bahan tersebut sebelum anda membacanya. Gunakan judul untuk menemukan
pertanyaan dengan menggunakan kata tanya: siapa, apa, mengapa, dimana.
c. Baca (read). Bacalah bahan tersebut. Jangan membuat catatan tertulis yang
panjang. Cobalah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang anda kemukakan
sebelum membaca.
d. Renungkan bahan tersebut (reflect). Cobalah memahami dan membuat
bermakna informasi yang disajikan dengan (1) menghubungkan dengan hal-hal
yang telah anda ketahui, (2) menghubungkan subtopik dalam naskah tersebut
dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip utama, (3) mencoba memecahkan
kontradiksi dalam informasi yang disajikan, dan (4) mencoba menggunakan
bahan tersebut untuk menjawab soal-soal yang diusulkan oleh bahan tersebut.
e. Ungkapkan kembali (recite). Latihlah mengingat informasi tersebut dengan
menyatakan butir-butir dengan lantang dan mengajukan dan menjawab
pertanyaan. Anda dapat menggunakan judul, kata-kata yang distabilo, dan
catatan tentang gagasan-gagasan utama untuk merumuskan pertanyaan-
pertanyaan tersebut.
f. Kaji ulang (review). Dalam langkah terakhir, kajilah kembali dengan aktif bahan
tersebut, dengan fokus pada pengajuan pertanyaan kepada diri sendiri, bacalah
kembali bahan tersebut hanya kalau anda tidak yakin akan jawabannya.
Mengacu pada langkah-langkah tersebut, penerapan strategi pada model
perencanaan partisipatif dalam pengelolaan PAUD di wilayah pesisir ini telah
dimodifikasi dan disesuaikan oleh tim pengembang dengan memperhatikan
kebutuhan model, pendekatan pelaksanaan serta unsur yang terlibat dalam
perencanaan partisipatif. Berikut adalah langkah strategi PQ4R model perencanaan
partisipatif dalam pengelolaan PAUD berkarakter wilayah pesisir:
a. Preview (melihat sekilas). Peserta melihat dan mengamati sekilas draft
dokumen pengelolaan PAUD berkarakter wilayah pesisir dan materi yang
dibagikan untuk kemudian mengidentifikasi dan mengorganisir hal-hal yang
perlu ditanyakan.

Model Perencanaan Partisipatif dalam 17


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
b. Question (menanyakan). Peserta perlu menanyakan hal-hal yang akan mereka
lakukan terkait dokumen dan materi yang sudah dibagikan.
c. Read (baca). Peserta membaca draf dokumen dan materi, kemudian mencatat
hal-hal yang perlu ditambahkan dan dikoreksi pada draf dokumen pengelolaan
PAUD berkarakter wilayah pesisir.
d. Reflect (merefleksikan). Peserta memahami isi draf dokumen pengelolaan
PAUD berkarakter wilayah pesisir dan merefleksikannya dengan pengalaman
dalam kehidupan kehidupan sehari-hari (dapat disesuaikan dengan latar
belakang bidang pekerjaan masing-masing) kemudian dihubungkan dengan
keberadaan PAUD dan kebutuhannya sebagai lembaga yang berada di wilayah
pesisir.
e. Recite (ungkapkan). Peserta mengungkapkan gagasannya dan kemudian
ditanggapi dan dibahas bersama dengan peserta lainnya
f. Review (kaji ulang). Mengkaji hasil akhir pembahasan, untuk menghasilkan
rumusan akhir dokumen pengelolaan PAUD berkarakter wilayah pesisir yang
sesuai dengan kriteria penyusunannya.

B. Tujuan Program

Penyelenggaraan model atau program ini bertujuan:

1. Meningkatkan kemampuan pengelola dalam melibatkan stakeholder dalam


perencanaan;
2. Mendapatkan dokumen naskah perencanaan berkarakter wilayah dalam
perencanaan pengelolaan kegiatan di Satuan PAUD wilayah pesisir.

C. Karakteristik Program

Perencanaan patisipatif sebagai kegiatan yang melibatkan peran aktif


stakeholder PAUD dalam merencanakan Pengelolaan PAUD berkarakter wilayah
pesisir memiliki karakteristik sebagai berikut:

Model Perencanaan Partisipatif dalam


18 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Tabel 1. Aspek Pendukung Perencanaan Partisipatif

Indikator Aspek Pendukung


Memperhatikan aspek kehidupan wilayah pesisir
sebagai faktor pendukung perencanaan
pengelolaan PAUD berkarakter wilayah pesisir.
1. Faktor Penyebab Aspek tersebut antara lain:
Terjadinya Perubahan • Geografis
• Mahluk hidup
• Ekonomi
• Budaya
• diinisiasi oleh Pengelola Satuan PAUD
• partisipan dalam FGD mencakup unsur non
pemerintah
• partisipan terlibat langsung dalam pembuatan
2. Kolaboratif
kebijakan
• forum terorganisasi secara formal
• keputusan yang diambil berdasarkan
konsensus
• Pelibatan unsur atau mitra terkait (stakeholder)
• Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)
atau diskusi kelompok terpumpun (DKT)
3. Perencanaan Partisipatif • Penerapan metode PQ4R dalam proses
berlangsungnya FGD atau DKT

Gambaran penyelenggaraan atau pelaksanaan program dapat di jelaskan


sebagai berikut:
1. Bentuk Kegiatan

Perencanaan partisipatif dilaksanakan dalam bentuk pertemuan “focus group


discussion” atau “diskusi kelompok terpumpun” yakni pertemuan dalam bentuk
diskusi secara terfokus membahas tentang perubahan atau penyelarasan dokumen
Pengelolaan PAUD berkarakter pesisir dengan melibatkan stakeholder.

2. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan perencanaan partisipatif ini dapat dilaksanakan sesuai


kebutuhan lembaga. Untuk awal perencanaannya pengelola Satuan PAUD dapat
menentukan waktu sesuai kesiapan kondisi dan perangkat pendukungnya, untuk

Model Perencanaan Partisipatif dalam 19


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
perencanaan selanjutnya dapat dilaksanakan dalam rentang waktu 5 (lima) tahun
sekali, dan peninjauannya dilakukan setiap tahun. Dilakukan pada setiap akhir tahun
berjalan.

3. Lingkup Bahasan

Lingkup pembahasannya mencakup hal-hal pokok pada lembaga PAUD, yaitu;

1. Visi
2. Misi
3. Tujuan
4. Sasaran
5. Program

4. Personal

Perencanaan partisipatif selain melibatkan Pengelola PAUD sebagai pelaksana


utama, juga melibatkan beberapa unsur stakeholder PAUD yang meliputi;

1. Pendidik
2. Orang Tua
3. Tokoh Masyarakat
4. Penilik/ Pengawas
5. Pemerintah Desa
6. Ketua TP PKK Desa (Bunda PAUD)
7. HIMPAUDI/ IGTKI
8. BP PAUD dan Dikmas
9. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
10. Dinas Perikanan dan Kelautan
11. Dinas Kesehatan
12. Dinas Pariwisata
13. BKKBN Perwakilan Provinsi Gorontalo
14. Komunitas-komunitas yang bersesuaian dengan kegiatan PAUD

Model Perencanaan Partisipatif dalam


20 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Kesemua unsur ini bukanlah merupakan unsur mutlak yang harus hadir
dalam perencanaan partisipatif, tetapi untuk menghasilkan dokumen perencanaan
yang lengkap dan mencakup semua aspek kebutuhan lembaga, sebaiknya semua
unsur ini dapat terpenuhi. Namun demikian, untuk tingkat fleksibilitas model dan
kaitannya dengan ketersediaan anggaran yang dimiiliki lembaga, perlu menetapkan
batas minimum keterpenuhan jumlah unsur yang wajib hadir pada pelaksanaan FGD.
Mengacu pada quorum rapat resmi, maka syarat jumlah peserta yang wajib
hadir dalam pelaksanaan FGD perencanaan partisipatif ini adalah 50% dnn ditambah
satu dari jumlah keseluruhan unsur, yakni 50% dari 14 (empat belas) ditambah satu,
dengan demikian jumlah unsur yag wajib hadir dalam diskusi perencanaan
partisipatif ini adalah 8 orang dengan memperhatikan beberapa ketentuan sebagai
berikut;
a. Unsur pemerintah adalah unsur yang mewakili instansi yang secara hierarki
memiliki tugas dan peran yang secara langsung berhubungan dengan PAUD.
Unsur tersebut antara lain: Pendidik, Pengawas/ Penilik, Pejabat eselon atau
pegawai yang membidangi PAUD pada Dinas Pendidikan. Unsur Pemerintah
lainnya yang wajib hadir dalam kegiatan FGD adalah unsur pemerintah desa.
b. Unsur nonpemerintah yang mewakili unsur orang tua dan tokoh masyarakat
setempat merupakan unsur pokok yang dibutuh. Unsur non pemerintah lainnya
yang wajib dihadirkan dalam kegiatan FGD adalah perwakilan organisasi mitra
PAUD yakni Himpaudi/ IGTKI dan Bunda PAUD (Ketua TP PKK Desa), serta
komunitas lain yang bersesuaian (dapat pula melibatkan dari unsur komite).
c. Unsur pemerintah dan nonpemerintah lainnya yang menjadi bagian dari
stakeholder yang dipersyaratkan dalam model ini dapat dihadirkan sesuai
ketersediaan anggaran yang ada di lembaga.

5. Indikator Keberhasilan
Adapun indikator keberhasilan program mengacu beberapa kriteria sebagai
berikut:

Model Perencanaan Partisipatif dalam 21


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
a. Terselenggaranya kegiatan FGD/ DKT dalam rangka pembahasan perencanaan
perubahan/ penyelelarasan dokumen pengelolaan PAUD berkarakter wilayah
pesisir
b. Terciptanya kolaborasi antara Pengelola, unsur pemerintah terkait, unsur non
pemerintah dalam merumuskan dokumen pengelolaan PAUD berkarakter
wilayah pesisir.
c. Terlaksananya strategi PQ4R (preview, question, read, reflect, recite dan
review) dalam kegiatan diskusi.
d. Tersusunnya dokumen perencanaan pengelolaann PAUD Berkarakter Wilayah
Pesisir : Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Program

6. Model Perencanaan Partisipatif dalam Pengelolaan PAUD di Wilayah


Pesisir
Bentuk perencanaan partisipatif pengelolaan PAUD di wilayah pesisir
sebagaimana yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya, bahwa perencanaan
partisipatif ini dilakukan dengan mengacu pada teori perencanaan partisipatif
bottom-up oleh Alexander Abe (2002), dan selanjutnya dibagi dalam tiga tahapan
yakni: persiapan perencanaan, proses, dan evaluasi. Secara sistematis, tahapan
penyelidikan, rumusan masalah, daya dukung, dan tujuan dapat dimuat dalam
tahapan persiapan perencanaan, dan untuk tahapan langkah-langkah dapat
dikategorikan pada proses yakni melakukan FGD awal dan lanjutan, serta
perencanaan anggaran lebih ditekankan pada tahapan evaluasi terhadap perencanaan
partisipatif yang telah dilakukan oleh tim pengelola. Untuk lebih jelasnya, tahapan-
tahapan tersebut dapat diuraikan berikut ini.

a. Tahapan Persiapan Perencanaan


- Penyelidikan: Proses untuk mengetahui, menggali dan mengumpulkan
persoalan-persoalan bersifat lokal yang berkembang dimasyarakat. Untuk
melakukan tahapan ini, pengelola dapat merancang daftar kebutuhan
perencanaan yang menyangkut persoalan PAUD pesisir yang berkembang
di lembaga. Daftar kebutuhan ini disesuaikan dengan persoalan yang

Model Perencanaan Partisipatif dalam


22 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
ditemukan pada SNP (Standar Nasional Pendidikan) yang berlaku di satuan
PAUD (terlampir)
- Rumusan Masalah: Data dan informasi yang telah dikumpulkan diolah
untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap, utuh dan mendalam.
Untuk tahapan ini, pengelola dapat merumuskan komponen prioritas
program dalam daftar matriks prioritas program pengelolaan PAUD
(terlampir)
- Daya dukung: keseluruhan aspek yang bisa memungkinkan
terselenggaranya aktivitas dalam mencapai tujuan dan target yang telah
ditetapkan. Tahapan ini dapat dilakukan oleh pengelola dalam menentukan
alokasi waktu dan evaluasi terhadap prioritas program yang telah dirancang
sebelumnya. Hal ini yang dapat dirancang oleh pengelola dalam rencana
strategis yang hendak dicapai untuk setiap prioritas program. Oleh karena
itu, perlu bagi pengelola untuk membuat matriks rencana kegiatan yang
akan dilakukan dengan kurun waktu yang telah ditentukan (terlampir)
- Menentukan tujuan: Penentuan tujuan menjadi momentum yang sangat
penting. Jika suatu rangkaian langkah dimaksudkan untuk kepentingan
rakyat, maka mutlak adanya keterlibatan rakyat (dalam arti keterlibatan
secara sadar). Tanpa keterlibatan rakyat, maka menjadi sangat mungkin
rumusan yang dikeluarkan mengandung pengaruh watak dari luar. Dalam
tahapan ini, pengelola dapat merancang tujuan program berdasarkan
rumusan masalah yang telah dirancang, dengan mempertimbangkan unsur-
unsur terkait (mitra) dalam pengelolaan program yang dimaksud.
(terlampir)
b. Tahapan Proses Pelaksanaan Perencanaan
- Langkah-langkah: proses menyusun apa saja yang akan dilakukan. Proses
ini merupakan proses membuat rumusan yang lebih utuh mengenai
perencanaan dalam sebuah rencana tindak lanjut. Dalam proses menyusun
perencanaan pengelolaan PAUD tersebut, pengelola melakukan FGD
(Focus Group Discussion) atau diistilahkan dengan diskusi terpumpun. Hal
ini sebagai bentuk kegiatan diskusi untuk menetapkan beberapa lingkup

Model Perencanaan Partisipatif dalam 23


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
permasalahan yang telah dirumuskan dalam setiap matriks persiapan
perencanaan untuk lebih lanjut didiskusikan dengan beberapa stakeholder
sebagaimana yang telah dirumuskan dalam tujuan perencanaan. Langkah-
langkah kegiatan FGD dalam perencanaan partisipatif pengelolaan PAUD
di wilayah pesisir meliputi tahapan berikut ini:
1. Focus Group Discussion (FGD) Awal
FGD awal merupakan kegiatan diskusi awal yang bertujuan untuk
menyamakan persepsi terkait matriks perencanaan yang telah
dirancang oleh pengelola dan disiapkan pada persiapan perencanaan.
Hal ini didiskusikan dengan mitra yang terkait guna mendapatkan
kesepakatan bersama terkait bentuk penyelesaian permasalahan
terhadap pengelolaan PAUD. Beberapa hal yang dapat didiskusikan
dalam FGD awal secara opsional dibatasi pada lingkup pembahasan
berikut ini.
a. Rumusan visi, misi,tujuan, sasaran dan Program lembaga PAUD
di wilayah pesisir
b. Rumusan Program terkait dengan pengelolaan pembelajaran
PAUD di wilayah pesisir. Hal ini dapat dikaitkan dengan Pedoman
Pendidikan Kemaritiman di Satuan PAUD (oleh Direktorat
Pembinaan PAUD, dalam situs:
https://anggunpaud.kemdikbud.go.id/images/
upload/images/2020/Pedoman_Pendidikan_Kemaritiman_di_Sat
uan_PAUD.pdf)
Pelaksanaan FGD awal dapat dilakukan sebagaimana pelaksanaan
diskusi yang dilakukan pada umumnya yakni meliputi tahapan
pembukaan (opening), pelaksanaan diskusi/pembahasan, dan penutup
(closing). Terkait dengan pembukaan, pengelola dapat menyiapkan
beberapa hal diantaranya: matriks perencanaan, daftar hadir, notulen,
dan dokumentasi. Matriks perencanaan penting disiapkan untuk
menjadi rujukan dalam pembahasan disaat pelaksanaan FGD awal
berlangsung. Sementara itu, pada tahap penutup (closing), hasil

Model Perencanaan Partisipatif dalam


24 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
penyamaan persepsi dapat diperoleh melalui matriks tindak lanjut
permasalahan terkait dengan pengelolaan PAUD di wilayah pesisir.

2. Focus Group Discussion (FGD) Lanjutan


FGD lanjutan merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan oleh
pengelola sebagai bentuk lanjutan kegiatan FGD yang telah dilakukan
di awal dalam bentuk penyamaan persepsi. Pada kegiatan ini, sama
halnya dengan FGD awal, pengelola dapat menyiapkan beberapa hal
yang dibutuhkan dalam FGD mulai dari pembukaan sampai dengan
tahapan penutup. Hal yang menarik dalam kegiatan FGD lanjutan
yakni secara teknis, FGD dapat menerapkan strategi PQ4R (Preview,
question, Read, Reflect, Recite dan Review) yang dalam setiap
tahapannya melibatkan peran stakeholder secara optimal dalam
memahami dan menemukan ide/ gagasan dalam rangka penyelarasan
dokumen-dokumen Pengelolaan PAUD Berkarakter Pesisir..Strategi
PQ4R diadopsi dari strategi pembelajaran PQ4R yang dikembangkan
oleh Slavin, 2008 (dalam http://fatkhan.web.id, diunduh pada minggu,
11 oktober 2020, jam 14.32 wita). Strategi ini telah dimodifikasi sesuai
kebutuhan rancangan Model, sehingga penerapannya dalam kegiatan
FGD dapat diuraikan sebagai berikut:

b. Preview (melihat sekilas). Peserta melihat dan mengamati sekilas


draf dokumen pengelolaan PAUD berkarakter wilayah pesisir dan
materi yang dibagikan untuk kemudian mengidentifikasi dan
mengorganisir hal-hal yang perlu ditanyakan.
c. Question (menanyakan). Peserta perlu menanyakan hal-hal yang
akan mereka lakukan terkait dokumen dan materi yang sudah
dibagikan.
d. Read (baca). Peserta membaca draf dokumen dan materi,
kemudian mencatat hal-hal yang perlu ditambahkan dan dikoreksi
pada draf dokumen pengelolaan PAUD berkarakter wilayah
pesisir.

Model Perencanaan Partisipatif dalam 25


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
e. Reflect (merefleksikan). Peserta memahami isi draf dokumen
pengelolaan PAUD berkarakter wilayah pesisir dan
merefleksikannya dengan pengalaman dalam kehidupan
kehidupan sehari-hari (dapat disesuaikan dengan latar belakang
bidang pekerjaan masing-masing) kemudian dihubungkan dengan
keberadaan PAUD dan kebutuhannya sebagai lembaga yang
berada di wilayah pesisir.
f. Recite (ungkapkan). Peserta mengungkapkan gagasannya dan
kemudian ditanggapi dan dibahas bersama dengan peserta lainnya
g. Review (kaji ulang). Mengkaji hasil akhir pembahasan, untuk
menghasilkan rumusan akhir dokumen pengelolaan PAUD
berkarakter wilayah pesisir yang sesuai dengan kriteria
penyusunannya.

c. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap penilaian terhadap perencanaan yang telah dirancang
oleh pengelola berdasarkan hasil FGD yang telah didiskusikan dengan
stakeholder. Untuk itu, bentuk evaluasi yang dimaksud dapat berupa dokumen
hasil rancangan perencanaan partisipatif pengelolaan PAUD di wilayah pesisir
(terlampir). Hal ini yang disebut oleh Abe (2002) yakni rencana anggaran yang
berarti sebagai sarana kontrol terhadap perencanaan yang telah dirancang. Oleh
karena itu, bentuk evaluasi dapat dirancang berupa penilaian terhadap kesiapan
realisasi perencanaan pengelolaan PAUD di wilayah pesisir.
Model perencanaan partisipatif dalam pengelolaan PAUD di wilayah
pesisir ini dapat digambarkan melalui bagan berikut:

Model Perencanaan Partisipatif dalam


26 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
input proses output outcome

Persiapan Evaluasi
Perencanaan
Proses Pelaksanaan Perencanaan
Analisis
empirik/hasil
studi
Langkah- langkah
ekplorasi
Masyarakat pengelolaan FGD FGD
pesisir Awal Lanjutan Model
PAUD a. Menentukan daftar Perencanaan
gorontalo
Partisipatif
kebutuhan 1. Mengundang 1. Mengundang dalam
perencanaan Stakeholder Stakeholder Pengelolaan
2. Menyiapkan 2. Menyiapkan preview
PAUD
ditinjau dari (penyelidikan) format dafa format daftar
Draft Model peserta dan Berkarakter
peserta dan
segi b. Merumuskan daftar hadir daftar hadir Wilayah Pesisir
perencanaan Kemampuan
komponen prioritas 3. Setting 3. Setting Tempat question pengelola
1. Interaksi partisipatif Tempat (menyiapkan
dalam program (rumusan (menyiapkan tempat) nnn dalam
2. Budaya tempat) 1. Rumusan Evaluasi hasil
Pengelolaan masalah) melakukan
3. Sistem Visi perencanaan
PAUD di read perencanaan
Nelayan c. Menentukan 2. Rumusan
wilayah pesisir Opening Misi Panduan partisipatif
4. sosial alokasi waktu dan Opening kegiatan
Perencanaan
diskusi kegiatan diskusi 3. Rumusan
5. Sistem evaluasi (daya Tujuan Partisipatif
ekonomi dukung) 4. Rumusan reflect dalam
Pelaksanaan diskusi
Sasaran Pengelolaan
Pelaksanaan diskusi dengan menerapkan
5. Rumusan
t
Analisis (penyamaan PQ4R PAUD
persepsi)
(pembahasan dokumenp
Program berkarakter
teoritik/peren engelolaan PAUD)
recite wilayah pesisir
canaan
partisipatif
Closing Closing kegiatan
kegiatan diskusi review
w

Gambar 2. Model Perencanaan Partisipatif dalam Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir

Model Perencanaan Partisipatif dalam 27


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
BAB III
PENYELENGGARAAN PROGRAM

A. Kurikulum
Tabel 3. Kurikulum Penyelenggaraan Program

RUANG LINGKUP WAKTU


KOMPETENSI KEGIATAN
MATERI PELAKSANAAN
• Memiliki Kemampuan • Teknik Menyusun • 1 x 60 menit • Teori
Menyusun Visi, Misi, Visi, Misi, Tujuan, • 2 x 60 menit • Praktik
Tujuan, Sasaran dan Sasaran dan Program
Program Berkarakter PAUD Berkarakter
Wilayah Pesisir Wilayah Pesisir
• Memahami Perencanaan • Perencanaan • 3 x 60 menit • Teori
Pengelolaan PAUD Pengelolaan
Berkarakter Wilayah berkarakter Wilayah
Pesisir Pesisir
• Mampu mengaplikasikan • Implementasi Model • 1 x 60 menit • Teori
Model Perencanaan Perencanaan • 11 x 60 menit • Praktik
Partisipatif dalam PAUD Partisipatif dalam
di Wilayah Pesisir Pengelolaan PAUD
di Wilayah Pesisir

B. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebagai berikut:
Tabel 4. Kegiatan Pembelajaran pada Penyelenggaraan Program

No Ruang Lingkup Materi Kegiatan Pembelajaran


1 Teknik Menyusun Visi, Misi, • Menyimak secara aktif materi yang
Tujuan, Sasaran dan Program disampaikan
PAUD Berkarakter Wilayah • Simulasi Penerapan materi
Pesisir
Perencanaan Pengelolaan PAUD • Menyimak secara aktif materi yang
2 berkarakter Wilayah Pesisir disampaikan
• Merespon materi dalam bentuk pertanyaan
• Menyimak secara aktif materi yang
Implementasi Model Perencanaan disampaikan
3 Partisipatif dalam Pengelolaan • Simulasi penerapan Model Perencanaan
PAUD di Wilayah Pesisir Partisipatif melalui Focus Group Discussion
dengan menerapkan strategi PQ4R

Model Perencanaan Partisipatif dalam


28 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
C. Peserta

Calon peserta berjumlah 100 orang, yang terdiri atas 40 orang untuk kegiatan uji
coba model konseptual dan 60 orang untuk kegiatan uji coba model operasional.

D. Pendidik

Pendidik adalah Narasumber Unsur Profesional (Praktisi dan Akademisi) yang


berkompeten dalam bidang dan materi yang disampaikan, selain itu narasumber
lain yang turut berperan adalah Tim Pengembang Model yang berperan dalam
menjelaskan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan.

E. Pengelolaan

Pengelolaan pembelajaran meliputi tahapan sebagai berikut.


a. Tahap Persiapan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan pembelajaran ini
adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi peserta yang terdiri atas pengelola Satuan PAUD
Pesisir;
2) Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota terkait peserta,
waktu, dan tempat pelaksanaan kegiatan;
3) Menyiapkan jadwal pelaksanaan kegiatan pembelajaran;
4) Menyiapkan materi/bahan ajar yang akan digunakan pada kegiatan
pembelajaran;
5) Menyiapkan administrasi berupa SK penetapan tim pengembang,
narasumber dan peserta, undangan peserta, undangan narasumebr, daftar
hadir peserta, daftar hadir narasumber dan daftar hadit tim pengembang
model Perencanaan Partisipasi dalam Pengelolaan PAUD di Wilayah
Pesisir.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Melaksanakan tes kemampuan awal peserta

Model Perencanaan Partisipatif dalam 29


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
2) Melaksanakan pembelajaran berbasis workshop dalam rangka
membangun pengetahuan awal peserta dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a) Penyampaian materi yang relevan
b) Kesesuaian alokasi waktu dan metode pembelajaran;
c) Fokus pada pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan;
d) Penyiapan draf dokumen persiapan pelaksanaan perencanaan
partisipatif
e) Metode Pembelajaran adalah ceramah dan praktik/simulasi
3) Implementasi Model Perencanaan Partisipatif dalam Pengelolaan
PAUD di wilayah pesisir melalui kegiatan FGD awal dan FGD lanjutan
4) Melaksanakan tes kemampuan akhir peserta

c. Evaluasi
1) tes awal
2) tes akhir
3) penilaian naskah

F. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam mendukung terlaksananya


kegiatan pembelajaran ini antara lain berupa:
1. Materi/Bahan Ajar: Mencakup 3 materi yang disajikan dalam bentuk paparan
materi dan dokumen pegangan peserta, draf Panduan Perencanaan
Partisipatif dalam Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir.
2. Media Pembelajaran: terdiri atas LCD, sound system
3. Alat dan Bahan: perangkat kit seminar, blocknote, buku tulis, polpen.
4. Ruang pembelajaran

G. Pembiayaan

Pembiayaan yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran ini


bersumber dari DIPA BP PAUD dan Dikmas Nomor: SP DIPA-023-
3.2.690424/2020 Tanggal 4 Mei 2020 yang digunakan untuk membiayai seluruh

Model Perencanaan Partisipatif dalam


30 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
komponen kegiatan yang terdiri atas biaya operasional, biaya personal dan biaya
inventaris.

H. Penilaian

1. Penilaian untuk tes awal dan tes akhir menggunakan instrumen jenis objektif
berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban;
2. Penilaian karya (hasil praktik) menggunakan rubrik penilaian naskah;

Model Perencanaan Partisipatif dalam 31


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
BAB IV
PENJAMINAN MUTU

A. Penjaminan Mutu
Penjaminan mutu (Quality Assurance) adalah seluruh rencana tindakan
sistematis yang pentimg umtuk menyediakan kepercayaan yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan tertentu dari kualitas (Elliot,1993 dalam Saputa H) tentang
Sisitem penjaminan mutu.
Sistem penjaminan mutu dalam kaitannya dengan penyelenggaraan model
perencanaan partisipatif dalam pengelolaan PAUD di wilayah pesisir, perlu
dilakukan koordinasi dan sinergitas antara tim pengembang, unsur BP PAUD dan
Dikmas, unsur Dinas Pendidikan selaku pihak pemangku kepentingan serta tim ahli
atau praktisi dalam melaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut.
1. Monitoring
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan keterlaksanaan program (Model
Perencanaan Partisipatif dalam Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir) yang
dimulai dari awal hingga akhir pelaksanaan. Pelaksanaan monitoring ini
mengacu pada kerangka sistematika penyelenggaraan program sebagaimana
yang dirancang dalam desain model.
2. Fokus Pelaksanaan Monitoring
Pelaksanaan monitoring ini difokuskan pada 4 (empat) komponen, yakni:
a. Input; yakni memantau kesiapan penyelenggaraan program dari segi
kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang terdiri dari peserta, narasumber
dan penyelenggara program serta kesiapan sarana dan prasarana pendukung
kegiatan.
b. Proses; yakni memantau penyelenggaraan kegiatan dari awal hingga akhir,
dimulai dari pelaksanaan tes awal kemampuan peserta, penyampaian materi
dalam rangka membangun pengetahuan awal peserta, praktek penyusunan
draf dokumen pengelolaan PAUD berkarakter wilayah pesisir sebagai
persiapan pelaksanaan FGD perencanaan partisipatif, pelaksanaan Focus
Group Discussion (FGD) yang terdiri dari FGD awal dan FGD lanjutan,

Model Perencanaan Partisipatif dalam


32 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
serta pelaksanaan tes kemampuan akhir peserta. Hal-hal lain yang menjadi
fokus pelaksanaan monitoring adalah metode yang digunakan, penggunaan
media, kesesuaian waktu pelaksanaan dan pelaksanaan penilaian
c. Output; yakni memantau kesesuaian penyelenggaraan program dengan
produk model yakni panduan Model perencanaan Partisipatif Pegelolaan
PAUD yang berkarakter wilayah pesisir.
d. Outcome; yakni memantau kemampuan pengelola dalam
mengimplementasikan langkah-langkah model perencanaan partisipatif
yang berbentuk FGD awal dan FGD lanjutan dengan melibatkan
stakeholder dalam penyusunan perencanaan pengelolaan kegiatan PAUD
di wilayah pesisir.
3. Mekanisme Pelaksanaan Monitoring

Mekanisme pelaksanaan monitoring dilaksanakan dengan mengecek


ketersediaan dan kesesuaian empat komponen pendukung yang ada di
lapangan dengan instrumen monitoring kegiatan yang disiapkan oleh petugas
monitoring. Proses pengecekan ini dilakukan dengan melihat langsung proses
pelaksanaan kegiatan di lapangan atau dengan cara berdiskusi untuk
memperoleh informasi secara langsung dari personil yang terlibat dalam
kegiatan baik penyelenggara kegiatan, peserta dan narasumber.
B. Tindak Lanjut
Tindak lanjut dari monitoring proses penyelenggaraan kegiatan ini dapat
dilakukan dengan cara memantau keberlanjutan pelaksanaan program yang
diawali dengan proses pembakuan di tingkat Direktorat PAUD, Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah, Kemendikbud, Proses diseminasi dan replikasi model pada Satuan
Pendidikan Anak Usia Dini yang berada di wilayah pesisir. Sebaga relevansi
dari rencana tindak lanjut pelaksanaan penjaminan mutu program ini, terdapat
beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain:
1. Tim Pengembang menyampaikan informasi secara tertulis mengenai hasil
penelitian dan pengembangan kepada pihak pengambil kebijakan dalam
upaya peningkatan pengelolaan PAUD di wilayah pesisir.

Model Perencanaan Partisipatif dalam 33


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
2. Mendiseminasi dan merekomendasikan Satuan PAUD wilayah pesisir untuk
mereplikasi model perencanaan partisipatif dalam pengelolaan PAUD di
wilayah pesisir.

Model Perencanaan Partisipatif dalam


34 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
BAB V
PENUTUP

A. Harapan Pengembangan Model


Model Perencanaan Partisipatif dalam Pengelolaan PAUD di wilayah
pesisir yang dikembangkan oleh Tim Pengembang Model PAUD BP PAUD dan
Dikmas Gorontalo tahun 2020 ini dinilai cukup penting untuk dikembangkan dengan
pertimbangan kondisi real dan permasalahan yang terjadi dalam sistem pengelolaan
kegiatan PAUD yang berada di wilayah pesisir, khususnya pada indikator
Perencanaan Pengelolaan PAUD Pesisir.
Untuk mengubah sistem pengelolaan PAUD dari yang semulanya sama
dengan Pengelolaan PAUD pada umumnya menjadi PAUD yang berkarakter Pesisir,
perlu dilakukan pembenahan yang dimulai dari proses perencanaan berbasis
dokumen, dalam hal ini pengelola membutuhkan dukungan stakeholder dalam
proses penyusunan perencanaan dimaksud. Dalam rangka menguatkan peran
stakeholder dalam menyusun perencanaan dokumen pengelolaan PAUD pesisir,
pengelola perlu melakukan langkah-langkah strategis agar stakeholder dapat
berpartisipasi aktif dalam proses penyusunan perencanaan sebagaimana yang
diharapkan oleh pengelola PAUD.
Hasil pengembangan model perencanaan partisipatif ini diharapkan dapat
menjadi pemikiran antara lain:
1. Dapat memperbaiki dan meningkatkan proses pengelolaan PAUD yang selama
ini telah berjalan dan diselenggarakan oleh masyarakat di wilayah pesisir
2. Menambah berbagai model program baru yang layak dijadikan program
unggulan PAUD dan Dikmas
3. Memberikan berbagai alternative bagi masyarakat untuk memilih dan
menggunakan model yang sesuai dengan kondisi daerah masing-
masingRekomendasi.

Model Perencanaan Partisipatif dalam 35


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
B. Persyaratan Pengembangan Model

Berhasilnya suatu program pada dasarnya tergantung pada apa yang telah
direncanakan baik dari segi strukturalisasi maupun organisasi yang matang,
sehingga mampu menjalankan program dengan berhasil. Persyaratan berhasilnya
pengembangan model dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pelaksana pengembang model adalah tenaga profesional yang berkualifikasi
teknis serta mampu mengembangkan model PAUD dan Dikmas
2. Untuk memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari aspek
substansi maupun aspek penelitian, setiap pengembangan model harus
didampingi oleh 2 orang tim teknis, yaitu teknis substansi dan teknis prosedur.
3. Tim teknis substansi dan teknis pengembangan model bertugas memberikan
masukan, bimbingan, dan arahan untuk memperkuat penerapan kaidah-kaidah
penelitian atau pengembangan
4. Masyarakat di lokasi uji coba sebagai pelaku ujicoba lapangan
5. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran uji coba

Model Perencanaan Partisipatif dalam


36 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
DAFTAR PUSTAKA

Abe, Alexander,2002,Perencanaan daerah partisipatif, pondok edukasi,Solo

Ansel, Chris & Alison Gash, 2007, “Collaborative Governance in Theory and
Practice”, Journal of Public Administrastion Research and Theory, Vol.18
No.4, Hlm. 543--571.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bihamding, Hariawan. 2019. Perencanaan Pembangunan Partisipatif Desa.
Yogyakarta: Deepublish (Grup Penerbitan CV Budi Utama).
Habibi, Muazir, Dr. MA. 2012. Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, Buku Ajar S1
PAUD. Yogyakarta: Deepublish (Grup Penerbitan CV Budi Utama).
https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com. Pengertian dan Konsep Dasar
PAUD. Bermainbelajar.blogspot.com, didownload pada hari sabtu tanggal
15 Februari 2020, jam 22.00
Kismantoroadji Teguh dan Retnowati. 2015. “Materi Kuliah tentang Perubahan
Sosial”.
Mariyana Rita, dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus
Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.
Saifuddin. 2018. Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis. Yogyakarta:
Deepublish (Grup Penerbitan CV Budi Utama).
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sunaengsuh, Cucun, dkk. 2017. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: UPI Sumedang
Press.
Suryadi, H. Rudi Ahmad, dkk. 2019. Desain Perencanaan Pembelajaran.
Yogyakarta: Deepublish (Grup Penerbitan CV. Budi Utama).
Suyitno. 2001. Perencanaan Wisata. Yogyakarta: Kanisius (Grup Penerbitan CV
Budi Utama).
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Model Perencanaan Partisipatif dalam 37


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Lampiran 1 :
FORMAT 1*)
DATA PESERTA

Hari/Tgl Pertemuan : ……………………………………………………


Tempat Pertemuan : ……………………………………………………
Agenda Pertemuan : ……………………………………………………

Keterwakilan Nama
No Alamat No. Telp/ HP
Stakeholder Peserta
1 Pendidik
2 Orang Tua
3 Tokoh Masyarakat
4 Penilik/ Pengawas
5 Pemerintah Desa
6 Bunda PAUD
7 HIMPAUDI/ IGTKI
8 BP PAUD dan Dikmas
9 Dinas Pendidikan
10 Dinas Perikanan dan
Kelautan
11 Dinas Kesehatan
12 Dinas Pariwisata
13 BKKBN
14 Komunitas terkait

*) digunakan oleh peserta pada saat melakukan simulasi FGD

Model Perencanaan Partisipatif dalam


38 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Lampiran 2 :
FORMAT 2*)
DAFTAR HADIR PESERTA

Hari/Tgl Pertemuan : ……………………………………………………


Tempat Pertemuan : ……………………………………………………
Agenda Pertemuan : ……………………………………………………

NO NAMA UNSUR TANDA TANGAN


1

10

11

12

13

14

*) digunakan oleh peserta pada saat melakukan simulasi FGD

Model Perencanaan Partisipatif dalam 39


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Lampiran 3 :

FORMAT 3*)
INSTRUMEN PEMANTAUAN FGD/DKT AWAL
MODEL PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PENGELOLAAN
PAUD DI WILAYAH PESISIR

KETERLAKSANAAN
NO KEGIATAN
YA TIDAK
Apakah pengelola pada pra kegiatan melakukan
persiapan antara lain:
- Mengundang stakeholder PAUD?
- Menyiapkan format data peserta yang mencakup:
Nomor, Keterwakilan Stakeholder, Nama
1. Peserta, Alamat, No Telp/HP?
- Menyiapkan daftar hadir mencakup: Nomor,
Nama, Unsur, Tanda tangan?
- Melakukan penyiapan/ pengaturan tempat
kegiatan dan menyiapkan sarana berupa: meja,
kursi, sound system, alat tulis?
Apakah pengelola melakukan opening kegiatan
(memulai kegiatan FGD) dengan melaksanakan:
antara lain:
- Mengucap salam
2. - Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
stakeholder
- Memperkenalkan diri
- Mengawali kegiatan dengan doa
- Menyampaikan tujuan kegiatan
Apakah pengelola melaksanakan diskusi dengan
melakukan hal-hal antara lain:
- Menyampaikan rencana penyesuaian/
penyelarasan dokumen pengelolaan PAUD
menjadi berkarakter wilayah pesisir
- Menyampaikan alasan melakukan penyesuaian/
3.
penyelerasan dokumen pengelolaan PAUD
- Menginformasikan tentang dokumen Pengelolaan
PAUD saat ini (visi, misi, tujuan, sasaran dan
program)
- Memberikan gambaran secara umum tentang
dokumen pengelolaan PAUD yang berkarakter

Model Perencanaan Partisipatif dalam


40 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
KETERLAKSANAAN
NO KEGIATAN
YA TIDAK
wilayah pesisir ditinjau dari rumusan Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran dan Program
- Berdiskusi meminta tanggapan dari peserta FGD
terkait rencana dan informasi yang telah
disampaikan
- Mencatat hasil diskusi
- Menyampaikan hasil diskusi dan meminta
persetujuan peserta diskusi (stakeholder) tentang
rencana yang telah disampaikan di awal kegiatan
- Membuat kesepakatan jadwal untuk FGD
lanjutan
- Menyimpulkan hasil FGD/ DKT
Apakah pengelola melakukan closing kegiatan
4. (menutup kegiatan FGD) dengan melaksanakan hal-
hal antara lain:
- Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
seluruh partisipan yang telah berpartisipasi
- Menyampaikan rencana pertemuan selanjutnya
- Mengajak peserta berdoa untuk mengakhir
kegiatan

Gorontalo, .......................................
Pengamat/ Penilai:
1. ................................................
2. ................................................
3. ................................................

*) digunakan/ diisi oleh tim pengembang/ observer

Model Perencanaan Partisipatif dalam 41


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Lampiran 4 :

FORMAT 4*)
INSTRUMEN PEMANTAUAN FGD LANJUTAN
MODEL PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PENGELOLAAN
PAUD DI WILAYAH PESISIR

KETERLAKSANAAN
NO KEGIATAN
YA TIDAK
Apakah pengelola pada pra kegiatan melakukan
persiapan antara lain:
- Mengundang stakeholder?
- Menyiapkan daftar hadir mencakup: Nomor,
1. Nama, Unsur, Tanda tangan?
- Melakukan penyiapan/ pengaturan tempat
kegiatan dan menyiapkan sarana berupa: meja,
kursi, sound system, alat tulis dan materi (draf
dokumen pengelolaan PAUD berkarakter wilayah
pesisir dan materi pendukung?
Apakah pengelola melakukan opening kegiatan
(memulai kegiatan FGD) dengan melaksanakan:
antara lain:
- Mengucap salam
2. - Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
stakeholder
- Mengawali kegiatan dengan doa
- Menyampaikan tujuan kegiatan dan strategi
pelaksanaan diskusi
Apakah pengelola melaksanakan diskusi dengan
melakukan hal-hal antara lain:
- Membahas draf dokumen pengelolaan PAUD
berkarakter wilayah pesisir yang mencakup visi,
misi, tujuan, sasaran dan program
- Menerapkan strategi PQ4R, antara lain:
3 • Preview
• Question
• Read
• Reflect
• Recite
• Review

Model Perencanaan Partisipatif dalam


42 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
KETERLAKSANAAN
NO KEGIATAN
YA TIDAK
Apakah pengelola melakukan closing kegiatan
4 (menutup kegiatan FGD) dengan melaksanakan hal-
hal antara lain:
- Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
seluruh partisipan yang telah berpartisipasi
- Menyampaikan rencana pertemuan selanjutnya
- Mengajak peserta berdoa untuk mengakhir
kegiatan

Gorontalo, .......................................
Pengamat/ Penilai:
1. ................................................
2. ................................................
3. ................................................

*) digunakan/ diisi oleh tim pengembang/ observer

Model Perencanaan Partisipatif dalam 43


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Lampiran 5:
FORMAT 5*)
INSTRUMEN EVALUASI DOKUMEN PERENCANAAN
PENGELOLAAN PAUD BERKARAKTER WILAYAH PESISIR
Nama Peserta : ……………………………………………………
Tanggal : ……………………………………………………
KETERPENUHAN
NO ASPEK KRITERIA
YA TIDAK
1. Memberikan gambaran masa depan
yang bersifat:
- bersifat realistik
- kredibel
2. Bersifat memotivasi untuk menjadi
lebih baik dalam kapasitas sebagai
PAUD berkarakter wilayah pesisir
1. Visi 3. Sebagai sarana untuk
. mensosialisasikan kegiatan dan
program PAUD Berkarakter Wilayah
Pesisir kepada stakeholder
4. Tidak bersifat statis, dapat ditinjau
dalam jangka waktu untuk
penyesuaian dengan perkembangan
dan kebutuhan lembaga
1. Memuat Pernyataan yang jelas
mengenai tujuan yang hendak dicapai
oleh lembaga PAUD berkarakter
Pesisir
2. Menunjukkan suatu tindakan atau
langkah yang akan dilakukan dalam
2. Misi
memajukan program PAUD
berkarakter wilayah pesisir
3. Relevan dengan Visi
4. Menggambarkan kualitas program
layanan PAUD berkarakter wilayah
Pesisir
1. Sejalan dengan Visi dan Misi PAUD
Wilayah Pesisir
2. Relatif bersifat jangka panjang yang
3. Tujuan menjelaskan Misi dan Visi PAUD
sebagai lembaga berkarakter wilayah
pesisir
3. Bersifat realistik

Model Perencanaan Partisipatif dalam


44 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
KETERPENUHAN
NO ASPEK KRITERIA
YA TIDAK
4. Menggambarkan hasil program PAUD
yang berkarakter wilayah pesisir
1. Menggambarkan mutu dan kualitas
PAUD berkarakter wilayah pesisir
yang ingin dicapai serta dapat diukur
2. Mengacu pada Visi, Misi dan Tujuan
PAUD Berkarakter wilayah pesisir
4. Sasaran 3. Berupa tujuan jangka pendek atau
tujuan situasional yang umumnya
dibuat dalam satu tahunan
4. Merupakan prioritas beberapa tujuan
yang telah dirumuskan dalam jangka
menengah
1. Mengimplementasikan tujuan
2. Mengimplementasikan dari Sasaran
5. Program
3. Berkarakter wilayah pesisir
4. Dapat dilaksanakan

Gorontalo, .......................................
Pengamat/ Penilai:
1. ................................................
2. ................................................
3. ................................................
*) digunakan/ diisi oleh tim pengembang model

Model Perencanaan Partisipatif dalam 45


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Model Perencanaan Partisipatif dalam
46 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
FORMAT 3*)
INSTRUMEN PEMANTAUAN FGD/DKT AWAL
MODEL PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PENGELOLAAN
PAUD DI WILAYAH PESISIR

Kemenarikan
Sangat Tertar Sangat
NO KEGIATAN Tidak
Tidak ik Tertarik
Tertari
Tertari
k
k
Apakah pengelola pada pra kegiatan melakukan
persiapan antara lain:
- Mengundang stakeholder PAUD?
- Menyiapkan format data peserta yang mencakup:
Nomor, Keterwakilan Stakeholder, Nama
5. Peserta, Alamat, No Telp/HP?
- Menyiapkan daftar hadir mencakup: Nomor,
Nama, Unsur, Tanda tangan?
- Melakukan penyiapan/ pengaturan tempat
kegiatan dan menyiapkan sarana berupa: meja,
kursi, sound system, alat tulis?
Apakah pengelola melakukan opening kegiatan
(memulai kegiatan FGD) dengan melaksanakan:
antara lain:
- Mengucap salam
6. - Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
stakeholder
- Memperkenalkan diri
- Mengawali kegiatan dengan doa
- Menyampaikan tujuan kegiatan
Apakah pengelola melaksanakan diskusi dengan
melakukan hal-hal antara lain:
- Menyampaikan rencana penyesuaian/
penyelarasan dokumen pengelolaan PAUD
menjadi berkarakter wilayah pesisir
7.
- Menyampaikan alasan melakukan penyesuaian/
penyelerasan dokumen pengelolaan PAUD
- Menginformasikan tentang dokumen Pengelolaan
PAUD saat ini (visi, misi, tujuan, sasaran dan
program)

Model Perencanaan Partisipatif dalam 47


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Kemenarikan
Sangat Tertar Sangat
NO KEGIATAN Tidak
Tidak ik Tertarik
Tertari
Tertari
k
k
- Memberikan gambaran secara umum tentang
dokumen pengelolaan PAUD yang berkarakter
wilayah pesisir ditinjau dari rumusan Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran dan Program
- Berdiskusi meminta tanggapan dari peserta FGD
terkait rencana dan informasi yang telah
disampaikan
- Mencatat hasil diskusi
- Menyampaikan hasil diskusi dan meminta
persetujuan peserta diskusi (stakeholder) tentang
rencana yang telah disampaikan di awal kegiatan
- Membuat kesepakatan jadwal untuk FGD
lanjutan
- Menyimpulkan hasil FGD/ DKT
Apakah pengelola melakukan closing kegiatan
8. (menutup kegiatan FGD) dengan melaksanakan hal-
hal antara lain:
- Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
seluruh partisipan yang telah berpartisipasi
- Menyampaikan rencana pertemuan selanjutnya
- Mengajak peserta berdoa untuk mengakhir
kegiatan

Gorontalo, .......................................
Pengamat/ Penilai:
4. ................................................
5. ................................................
6. ................................................

*) digunakan/ diisi oleh tim pengembang/ observer

Model Perencanaan Partisipatif dalam


48 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
FORMAT 4*)
INSTRUMEN PEMANTAUAN FGD LANJUTAN
MODEL PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PENGELOLAAN
PAUD DI WILAYAH PESISIR

Berikan penilaian Saudara terhadap tahapan-tahapan kegiatan FGD dengan


memberikan ceklist pada kolom yang disediakan

Kemenarikan
No Kegiatan Sangat Tertarik Sangat
Tidak
tidak tertarik
tertrik
tertarik
Apakah pengelola pada pra kegiatan melakukan
persiapan antara lain:
- Mengundang stakeholder?
- Menyiapkan daftar hadir mencakup: Nomor,
1. Nama, Unsur, Tanda tangan?
- Melakukan penyiapan/ pengaturan tempat
kegiatan dan menyiapkan sarana berupa: meja,
kursi, sound system, alat tulis dan materi (draf
dokumen pengelolaan PAUD berkarakter wilayah
pesisir dan materi pendukung?
Apakah pengelola melakukan opening kegiatan
(memulai kegiatan FGD) dengan melaksanakan:
antara lain:
- Mengucap salam
2. - Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
stakeholder
- Mengawali kegiatan dengan doa
- Menyampaikan tujuan kegiatan dan strategi
pelaksanaan diskusi
Apakah pengelola melaksanakan diskusi dengan
melakukan hal-hal antara lain:
- Membahas draf dokumen pengelolaan PAUD
berkarakter wilayah pesisir yang mencakup visi,
misi, tujuan, sasaran dan program
- Menerapkan strategi PQ4R, antara lain:
3
• Preview
• Question
• Read
• Reflect
• Recite

Model Perencanaan Partisipatif dalam 49


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Kemenarikan
No Kegiatan Sangat Tertarik Sangat
Tidak
tidak tertarik
tertrik
tertarik
• Review
Apakah pengelola melakukan closing kegiatan
4 (menutup kegiatan FGD) dengan melaksanakan hal-
hal antara lain:
- Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
seluruh partisipan yang telah berpartisipasi
- Menyampaikan rencana pertemuan selanjutnya
- Mengajak peserta berdoa untuk mengakhir
kegiatan

Gorontalo, .......................................
Pengamat/ Penilai:
4. ................................................
5. ................................................
6. ................................................

*) digunakan/ diisi oleh tim pengembang/ observer

Model Perencanaan Partisipatif dalam


50 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Lampiran 6 :

FORMAT 6*)
INSTRUMEN PEMANTAUAN KETERLIBATAN STAKEHOLDER
PADA KEGIATAN FGD AWAL
MODEL PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PENGELOLAAN PAUD DI WILAYAH PESISIR

Agenda Pertemuan : ……………………………………………………

STAKEHOLDER
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 … …
Stakeholder yang hadir
1
mewakili semua unsur
Stakeholder mencakup unsur
2
pemerintah
Stakeholder mencakup unsur
3
nonpemerintah
Stakeholder (partisipan)
menyampaikan ide/ gagasan
4 sesuai dengan tugas dan
perannya dalam agenda
perencanaan partisipatif
Stakeholder aktif dalam
5
diskusi

Model Perencanaan Partisipatif dalam 51


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
STAKEHOLDER
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 … …
Stakeholder menyetujui
6 rencana yang disampaikan
pengelola
7 Stakeholder secara bersama
menyepakati tanggal
pelaksanaan FGD lanjutan

Keterangan:
1. Pendidik 6. Bunda PAUD 11. Dinas Kesehatan
2. Orang Tua 7. HIMPAUDI/IGTKI 12. Dinas Pariwisata
3. Tokoh Masyarakat 8. BP PAUD dan Dikmas 13. BKKBN Perwakilan Prov Gorontalo
4. Penilik/Pengawas 9. Dinas Pendidikan Kab/Kota 14. Komunitas yang Bersesuaian dengan kegiatan PAUD
2. Pemerintah Desa 10. Dinas Perikanan dan Kelautan

Gorontalo, .......................................
Pengamat/ Penilai:
1. ................................................
2. ................................................
3. ................................................

*) Digunakan/ diisi oleh tim pengembang/ observer

Model Perencanaan Partisipatif dalam


52 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Lampiran 7 :

FORMAT 7*)
INSTRUMEN PEMANTAUAN KETERLIBATAN STAKEHOLDER
PADA KEGIATAN FGD LANJUTAN
MODEL PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PENGELOLAAN PAUD DI WILAYAH PESISIR

Agenda Pertemuan : ……………………………………………………

STAKEHOLDER
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 … …
Stakeholder yang hadir
1
mewakili semua unsur
Stakeholder membahas
dokumen pengelolaan PAUD
2 berkarakter wilayah pesisir
yang meliputi: Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran dan Program
Stakeholder melaksanakan
3 tahapan PQ4R mengikuti
arahan pengelola?
Stakeholder (partisipan)
4
menyampaikan ide/ gagasan

Model Perencanaan Partisipatif dalam 53


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
STAKEHOLDER
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 … …
sesuai dengan tugas dan
perannya dalam agenda
perencanaan partisipatif
5 Stakeholder secara bersama
menyepakati hasil rumusan
dokumen pengelolaan PAUD
berkarakter wilayah pesisir

Keterangan:
1. Pendidik 6. Bunda PAUD 11. Dinas Kesehatan
2. Orang Tua 7. HIMPAUDI/IGTKI 12. Dinas Pariwisata
3. Tokoh Masyarakat 8. BP PAUD dan Dikmas 13. BKKBN Perwakilan Prov Gorontalo
4. Penilik/Pengawas 9. Dinas Pendidikan Kab/Kota 14. Komunitas yang Bersesuaian dengan kegiatan PAUD
3. Pemerintah Desa 10. Dinas Perikanan dan Kelautan

Gorontalo, .......................................
Pengamat/ Penilai:
1. ................................................
2. ................................................
3. ................................................

*) Digunakan/ diisi oleh tim pengembang / observer

Model Perencanaan Partisipatif dalam


54 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Lampiran 8
FORMAT 8
INSTRUMEN TES AWAL/ TES AKHIR
MODEL PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM
PENGELOLAAN PAUD DI WILAYAH PESISIR

I. Petunjuk Pengisian!
A. Pilihan Ganda:
1. Bacalah dan pahami soal, kemudian tentukan salah satu jawaban yang
paling benar menurut Anda!
2. Beri tanda silang (X) pada salah satu option yang ada pada lembar jawaban,
berdasarkan pilihan jawaban Anda!
B. Isian
Baca dan pahami soal, kemudian tuliskan jawaban anda pada lembar kerja yang
telah disediakan.

II. Soal Pilihan Ganda


1. Proses pemilihan dan pengembangan pada tindakan yang paling baik untuk
mencapai tujuan merupakan pengertian dari…
a. perencanaan c. pengelolaan
b. pelaksanaan d. pengawasan
2. Sebuah pendekatan yang memberikan kesempatan bagi masyarakat dan mitra
terkait untuk terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan
disebut perencanaan….
a. partisipatif c. kolaboratif
b. partisipatori d. kolektif
3. Pelibatan unsur pemerintah dan nonpemerintah untuk tercapainya keputusan
berdasarkan kesepakatan bersama merupakan syarat terpenuhinya
aspek………dalam perencanaan partisipatif.
a. Musyawarah c. kolaboratif
b. Mufakat d. konsensus
4. Karakteristik PAUD Pesisir yang dimunculkan dalam Dokumen Pengelolaan
PAUD berkarakter wilayah Pesisir adalah….
a. kehidupan darat c. kemaritiman
b. kehidupan pegunungan d. kehidupan pantai
5. Dokumen utama perencanaan menyangkut antara lain….
a. visi, misi, sasaran, dan program kegiatan
b. visi, misi, tujuan, sasaran dan program
c. visi, misi, sasaran, program pembelajaran, dan evaluasi
d. visi, misi, sasaran, program kegiatan, dan program pembelajaran
6. Strategi PQ4R adalah salah satu strategi pembelajaran partisipatif, PQ4R
adalah akronim dari….

Model Perencanaan Partisipatif dalam 55


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
a. preview, quetioner, reading, reflect, recite, dan review
b. preview, question, read, reflect, recite, dan review
c. preview, quetioner, read, reflect, recite, dan review
d. preview, question, reaading, reflect, recite, dan review.
7. Perencanaan partisipatif yang melibatkan stakeholder dilaksanakan dalam
bentuk diskusi kelompok terpumpun atau yang dikenal dengan istilah….
a. Focus Group Discussion c. Focus Grouping Discuss
b. Focus Group Discussing d. Focuss Group Discussed
8. Sebelum pelaksanaan FGD, seorang pengelola harus mempersiapkan beberapa
hal yang dibutuhkan. Persiapan ini termasuk pada komponen…….
a. Pra Kegiatan c. Persiapan Kegiatan
b. Pra FGD d. Persiapan FGD
9. Tahapan perencanaan partisipatif terdiri atas….
a. FGD Awal dan FGD Lanjutan
b. FGD Perencanaan dan FGD Pelaksanaan
c. FGD Penyamaan Persepsi dan FGD Pelaksanaan
d. FGD pertama dan FGD kedua
10. Unsur-unsur yang perlu dilibatkan dalam penyusunan dokumen perencanaan
Pengelolaan PAUD Pesisir adalah….
a. pendidik, orang tua, tokoh masyarakat, penilik/pengawas, pemerintah desa,
ketua TP PKK desa (Bunda PAUD), HIMPAUDI/IGTKI, BP PAUD dan
Dikmas, Dinas Pendidikan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kesehatan,
Dinas Pariwisata, BKKBN/ BKKBD, Komunitas yang bersesuaian.
b. pengelola, pendidik, orang tua, tokoh masyarakat, penilik/pengawas,
pemerintah desa, BP-PAUD dan Dikmas, Ketua TP PKK Desa (Bunda
PAUD), HIMPAUDI/IGTKI, Dinas Pendidikan, Dinas Kelautan dan
Perikanan, Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata, BKKBN/ BKKBD,
Komunitas yang bersesuaian.
c. pendidik, tokoh masyarakat, penilik, pemerintah desa, bp-paud dan dikmas,
Ketua TP PKK Desa (Bunda PAUD), HIMPAUDI/IGTKI, Dinas
Pendidikan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kesehatan, Dinas
Pariwisata, BKKBN/ BKKBD.
d. pengelola, pendidik, orang tua, tokoh masyarakat, penilik/pengawas,
pemerintah desa, Ketua TP PKK Desa (Bunda PAUD), HIMPAUDI/IGTKI,
Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata,
BKKBN/ BKKBD.
III. Soal Isian
11. Tuliskan contoh Visi PAUD Pesisir!
12. Tuliskan contoh perumusan Misi PAUD Pesisir!
13. Tuliskan contoh perumusan Tujuan PAUD Pesisir!
14. Tuliskan rumusan Sasaran Kegiatan PAUD Pesisir!
15. Tuliskan rumusan program Kegiatan PAUD Pesisir!

Model Perencanaan Partisipatif dalam


56 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Lampiran 9 :
FORMAT 9
LEMBAR KERJA

1. A B C D

2. A B C D

3. A B C D

4. A B C D

5. A B C D

6. A B C D

7. A B C D

8. A B C D

9. A B C D

10. A B C D

11. RUMUSAN VISI :

RUMUSAN VISI
PAUD BERKARAKTER WILAYAH PESISIR

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

……………………………………………………………………....

Model Perencanaan Partisipatif dalam 57


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
12. RUMUSAN MISI:

RUMUSAN MISI
PAUD BERKARAKTER WILAYAH PESISIR

1. …………………………………………………………………….

2. ………………………………………………………………………

3. ……………………………………………………………………..

4. dst

13. RUMUSAN TUJUAN

RUMUSAN TUJUAN
PAUD BERKARAKTER WILAYAH PESISIR

1. …………………………………………………………………….

2. ………………………………………………………………………

3. ……………………………………………………………………..

4. dst

Model Perencanaan Partisipatif dalam


58 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
14. RUMUSAN SASARAN LEMBAGA

RUMUSAN SASARAN
PAUD BERKARAKTER WILAYAH PESISIR

Sasaran 1 :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Sasaran 2 :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Sasaran 3:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Sasaran 4 :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Sasaran 5:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Model Perencanaan Partisipatif dalam 59


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
15. RUMUSAN PROGRAM LEMBAGA

RUMUSAN PROGRAM
PAUD BERKARAKTER WILAYAH PESISIR

1. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


1.1 ………………………………………………………………………….
1.2 ………………………………………………………………………….
1.3 dst
2. Standar Isi
1.1 …………………………………………………………………………..
1.2 …………………………………………………………………………..
1.3 dst
3. Standar Proses
1.1 ……………………………………………………………………………
1.2 ……………………………………………………………………………
1.3 dst
4. Standar Penilaian
1.1 …………………………………………………………………………

1.2 …………………………………………………………………………

1.3 dst
5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1.1 …………………………………………………………………………..
1.2 …………………………………………………………………………..
1.3 dst
6. Standar Sarana dan Prasarana
a. ……………………………………………………………………
………
b. ……………………………………………………………………
………
c. dst
7. Standar Pengelolaan
7.1 ……………………………………………………………………………
7.2 ……………………………………………………………………………
7.3 dst
8. Standar Pembiayaan
8.1 …………………………………………………………………………

8.2 …………………………………………………………………………

8.3 dst

Model Perencanaan Partisipatif dalam


60 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Model Perencanaan Partisipatif dalam 61
Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Lampiran 10 :

MATERI 1

TEKNIK PENYUSUNAN VISI, MISI, TUJUAN,


SASARAN DAN PROGRAM PAUD BERKARAKTER WILAYAH PESISIR

PENDAHULUAN

Suatu lembaga akan terarah kegiatannya apabila memiliki acuan yang jelas.
Acuan ini harus tergambar secara jelas dan tertulis dalam sebuah dokumen
pengelolaan kelembagaan sehingga memiliki konsistensi dalam pelaksanaannya.
Dokumen pengelolan ini mencakup Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Progam yang
secara bertalian memberi arah bagi pengelola dalam melaksanakan pengelolaan
PAUD.
Sebagai dokumen acuan dalam pengelolaan PAUD, tentu sangat penting
untuk memperhatikan aspek dan kriteria dalam penyusunannya sehingga memenuhi
kriteria rumusan dokumen pengelolaan lembaga. Dalam kaitannya dengan
pengelolaan PAUD berkarakter wilayah pesisir maka perlu juga memperrhatikan
kondisi dan karakteristik wilayah pesisir untuk diintegrasikan atau sebagai basis
dalam penyusunan dokumen dimaksud.
Untuk kepentingan perencanaan partisipatif dalam penyusunan dokumen
pengeloalaan PAUD berkarakter wilayah pesisir, maka materi ini disusun dalam
rangka memberi pengetahuan kepada para pengelola secara perseorangan maupun
mitra terkait (stakeholder) yang secara partisipatif dilibatkan dalam penyusunan
dokumen pengelolaan PAUD berkarakter wilayah pesisir.

Model Perencanaan Partisipatif dalam


62 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
A. MENYUSUN VISI
1. Pengertian Visi

Hax dan Majluv dalam Akdon (2006: 95): Visi adalah pernyataan yang
merupakan sarana untuk
a. mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti
tujuan dan tugas pokok;
b. memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan
stakeholders (sumber daya manusia organisasi, konsumen/citizen,
pihak lain yang terkait);
c. menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti
pertumbuhan dan perkembangan.

2. Kriteria Merumuskan Visi


Kriteria dalam menyusun misi menurut Akdon (2006: 96) adalah sebagai
berikut.
➢ Visi bukanlah fakta, melainkan gambaran pandangan ideal masa depan
yang ingin diwujudkan.
➢ Visi memberikan arahan, mendorong anggota organisasi untuk
menunjukkan kinerja yang baik.
➢ Visi hendaknya dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi
tantangan.
➢ Visi dapat menjembatani masa kini dan masa yang akan datang.
➢ gambaran realistik dan kredibel dengan masa depan yang menarik
➢ sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya

3. Rumusan Visi PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir


Berdasarkan kriteria penyusunan Visi tersebut, dapat digambarkan
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan Visi PAUD
Berkarakter Wilayah Pesisir, di antaranya:
✓ Visi merupakan gambaran masa depan yang sifatnya realistik dan
kredibel yang ingin diwujudkan oleh lembaga PAUD sebagai lembaga
yang berada di kawasan Pesisir
✓ Visi lembaga dapat memotivasi lembaga PAUD untuk menjadi lebih
baik dalam kapasitas sebagai PAUD yang berkarakter wilayah pesisir
✓ Visi merupakan sarana untuk menyosialisasikan kegiatan dan program
PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir kepada stakeholder
✓ Visi tidak bersifat statis tetapi dapat ditinjau dalam jangka waktu
tertentu sebagai bentuk penyesuaian dengan perkembangan dan
kebutuhan lembaga.

Model Perencanaan Partisipatif dalam 63


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
B. MENYUSUN MISI
1. Pengertian Misi

Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai


organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa datang
(Akdon, 2006: 97).

Misi merupakan jabaran dari visi lembaga sebagai langkah-langkah tindakan


atau upaya untuk mewujudkan visi.

2. Kriteria Merumuskan Misi


Kriteria merumuskan Misi menurut Akdon (2006: 99) antara lain:
➢ penjelasan tentang produk atau pelayanan yang ditawarkan yang sangat
diperlukan oleh masyarakat.
➢ harus jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani
➢ Kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing
yang meyakinkan masyarakat
➢ Penjelasan aspirasi bisnis yang diinginkan pada masa mendatang juga
bermanfaat dan keuntungannya bagi masyarakat dengan produk dan
pelayanan yang tersedia.

3. Rumusan Misi PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir


Berdasarkan kriteria tersebut, dapat dirumuskan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan misi lembaga PAUD berkarakter wilayah
pesisir, yakni:
✓ Misi memuat pernyataan yang jelas mengenai tujuan yang hendak
dicapai oleh lembaga PAUD berkarakter Pesisir.
✓ Kalimat rumusan misi menunjukkan suatu tindakan atau langkah-
langkah yang akan dilakukan dalam memajukan program PAUD
berkarakter wilayah pesisir, bukan lagi menggambarkan keadaan.
✓ Satu indikator visi dapat dijabarkan menjadi lebih dari satu rumusan misi
sehingga memiliki relevansi antara visi dan misi.
✓ Misi harus menggambarkan kualitas program layanan PAUD
Berkarakter Wilayah Pesisir kepada masyarakat dan stakeholder sebagai
mitra PAUD.

Model Perencanaan Partisipatif dalam


64 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
C. MENYUSUN TUJUAN
1. Pengertian Tujuan

Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan


tetapi harus dapat menunjukkan kondisi yang ingin dicapai dimasa
mendatang (Akdon, 2006:143).
Tujuan merupakan jabaran dari misi yang menggambarkan arah
yang jelas bagi suatu organisasi, sehingga harus memberikan
ukuran yang lebih spesifik dan akuntabel
(https://m4ibox.wordpress.com, diunduh tanggal 20 Juli 2020:
05.22)

2. Kriteria Perumusan Tujuan


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan tujuan adalah
➢ Tujuan harus serasi dan mengklarifikasikan misi, visi dan nilai-nilai
organisasi.
➢ Tujuan cenderung untuk esensial tidak berubah, kecuali terjadi
pergeseran lingkungan atau dalam isu strategis hasil yang diinginkan.
➢ Tujuan biasanya relatif jangka panjang.
➢ Tujuan menggambarkan hasil program.
➢ Tujuan menggambarkan arahan yang jelas bagi organisasi.
➢ Tujuan harus menantang, namun realistik dan dapat dicapai.

3. Rumusan Tujuan PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir


Berdasarkan kriteria tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan Tujuan PAUD berkarakter wilayah pesisir antara lain:
✓ Tujuan harus sejalan dengan Visi dan Misi PAUD Wilayah Pesisir.
✓ Tujuan relatif bersifat jangka panjang yang mengklarifikasikan atau
menjelaskan Misi dan Visi PAUD sebagai lembaga berkarakter wilayah
pesisir.
✓ Tujuan cenderung statis kecuali terjadinya pergeseran lingkungan atau
menyesuaikan dengan isu dan perkembangan strategik yang dibutuhkan
oleh lembaga PAUD berkarakter wilayah pesisir.
✓ Tujuan menggambarkan hasil program PAUD yang berkarakter wilayah
pesisir.
✓ Tujuan bersifat realistik dan memiliki arah yang jelas dalam
kelembagaan PAUD berkarakter wilayah pesisir.

Model Perencanaan Partisipatif dalam 65


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
D. MENYUSUN SASARAN
1. Pengertian Sasaran

Sasaran adalah target terukur sebagai indikator dari tujuan yang sudah
ditetapkan (https://m4ibox.wordpress.com, diunduh tanggal 20 Juli
2020: 05.22)

2. Kriteria Perumusan Sasaran Program


Kriteria yang harus diperhatikan dalam penyusunan sasaran sebagaimana
dikutip melalui https://www.slideshare.net/ (diunduh tanggal 20 Juli 2020:
05.40) adalah
➢ Rumusannya menggambarkan mutu dan kualitas yang ingin dicapai
serta terukur.
➢ mengacu kepada visi, misi dan tujuan sekolah;
➢ berupa tujuan jangka pendek atau tujuan situasional sekolah, umumnya
satu tahunan;
➢ merupakan prioritas beberapa tujuan yang dirumuskan dalam jangka
menengah.

3. Rumusan Sasaran Program PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir


Berdasarkan kriteria penyusunan Sasaran Program maka berikut adalah hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan Sasaran Program PAUD
berkarakter wilayah pesisir, adalah
✓ Rumusan sasaran menggambarkan mutu dan kualitas PAUD berkarakter
wilayah pesisir yang ingin dicapai lembaga serta dapat diukur.
✓ Rumusan sasaran mengacu pada visi, misi dan tujuan PAUD berkarater
wilayah pesisir.
✓ Rumusan sasaran program PAUD berkarakter wilayah pesisir berupa
tujuan jangka pendek atau tujuan situasional lembaga yang umumnya
dibuat dalam satu tahunan.
✓ Rumusan sasaran Program PAUD berkarakter wilayah pesisir merupakan
prioritas beberapa tujuan yang telah dirumuskan dalam jangka menengah.

E. MENYUSUN PROGRAM
1. Pengertian Program

Program operasional didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan yang


dihimpun dalam satu kelompok yang sama secara sendiri-sndiri atau
bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran (Kdon,
2006:135). (https://m4ibox.wordpress.com, diunduh tanggal 20 Juli
2020: 05.22)

Model Perencanaan Partisipatif dalam


66 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
2. Kriteria Penyusunan Program
Ciri ataupun kriteria Program Operasional (Binogres Siallagan,
(https://m4ibox.wordpress.com, diunduh tanggal 20 Juli 2020: 05.22)
adalah sebagai berikut.
➢ Program kerja operasional didasarkan pada perumusan visi, misi,
tujuan dan sasaran kebijakan yang telah ditetapkan.
➢ Program kerja operasional pada dasarnya merupakan upaya untuk
implementasi strategi organisasi.
➢ Program Kerja operasional merupakan proses penentuan jumlah dan
jenis sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan satu
rencana.
➢ Program operasional merupakan penjabaran riil tentang langkah-
langkah yang diambil untuk menjabarkan kebijakan.
➢ Program operasional dapat bersifat jangka panjang dan menengah, atau
bersifat tahunan.
➢ Program kerja operasional tidak terlepas dari kebijakan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
➢ Program kerja operasional tidak terlepas dari kebijakan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
3. Rumusan Program PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir
Mengacu pada kriteria penyusunan program, maka hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan Program PAUD Berkarakter Wilayah
Pesisir antara lain:
✓ Program kerja merupakan implementasi dari tujuan dan sasaran
program yang telah ditetapkan dengan memperhatikan karakter
wilayah pesisir sebagai bagian yang terintegrasi pada program PAUD
✓ Program kerja memiliki target yang jelas mengenai kapan program
PAUD berkarakter wilayah pesisir tersebut akan selesai.

Model Perencanaan Partisipatif dalam 67


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Lampiran 10 :

MATERI 2

PENGELOLAAN PAUD
BERKARAKTER WILAYAH PESISIR

PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia merupakan negara maritim dengan sumber daya alam
yang melimpah. Kondisi geografis ini sangat memungkinkan bagi masyarakatnya
untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya alam yang ada di laut.
Penegasan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik
Imdonesia merupakan Negara Kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah
yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan Undang-undang. Kepualauan
tersebut dicirikan pada sebuah daerah pesisir. Indonesia memiliki garis pantai 99.149
km.
Wilayah pesisir dan lautan merupakan bagian dari lingkungan hidup kita
yang berpotensi besar dalam menyediakan ruang hidup dan sumber daya kehidupan.
Oleh sebab itu, ketika potensi tersebut dapat dimanfaatkan dengan optimal, akan
mendapatkan hasil pendapatan maksimal. Daerah pesisir pantai adalah kawasan
yang berbatasan dengan laut, tempat masyarakat secara langsung bergantung pada
sumber daya yang ada di laut.
Besarnya peran kawasan pesisir dalam membantu perekonomian
masyarakat di sekitarnya, maka perlu pula dipikirkan tentang bagaimana
mengoptimalkan fungsi dan layanan lembaga pendidikan anak usia dini di wilayah
pesisir sehingga benar-benar optimal dalam mendukung pertumbuhan dan
perkembangan anak dengan mengoptimalkan lingkungan pesisir sebagai basis
kegiatan PAUD. Hal ini bertujuan mengenalkan anak tentang lingkungan pesisir dan
potensinya sehingga anak usia dini mampu menemukenali dan berinteraksi secara
optimal dengan lingkungannya.
Terpenuhinya segala kebutuhan layanan pendidikan anak usia dini yang
terintegrasi potensi wilayah pesisir akan sangat dipengaruhi oleh pengelolaan PAUD,
bagaimana mengoptimalkan kegiatan dan pembelajaran PAUD sehingga keberadaan
PAUD benar-benar memberi dukungan penuh kepada anak untuk belajar dan
bermain, beraktivitas, berinteraksi melalui pembiasaan dalam kegiatan PAUD.
Guna memenuhi harapan tersebut, materi tentang Pengelolaan PAUD
berkarakter wilayah pesisir perlu didesain untuk membantu membangun dan
menguatkan pemahaman pengelola dan pendidik PAUD serta mitra PAUD lainnya
tentang pentingnya Pengelolaan PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir.

Model Perencanaan Partisipatif dalam


68 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
A. Pengelolaan PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir
Untuk mencapai PAUD yang berkualitas, diperlukan pengelolaan PAUD yang
benar yang terdiri atas:
1. Perencanaan ( planning)
Perencanaan merupakan langkah awal dalam pengelolaan PAU berkarakter
wilayah pesisir. Perencanaan ini akan sangat menentukan pencapaian
tujuan penyelenggaraan PAUD Berkarakter wilayah pesisir yang
berkualitas sehingga dapat setara dengan PAUD lainnya diluar wilayah
pesisir yang cenderung lebih mudah mengakses perkembangan informasi
dan teknologi serta dukungan fasilitas sarana dan prasarana. Perencanaan
pengelolaan PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir dapat disusun dalam
perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian dalam Pengelolaan PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir
mencakup beberapa hal yakni:
a. Pengorganisasian Program kegiatan PAUD yang terintegrasi wilayah
pesisir dengan melibatkan stakeholder terkait guna mendukung
keterlaksanaan program yang direncanakan
b. Pengorganisasian Program pembelajaran yakni bagaimana
mengorganisasikan kegiatan pembelajaran PAUD dengan
memanfaatkan lingkungan pesisir dan potensinya sebagai sumber dan
media belajar anak.
3. Pelaksanaan (action )
Tahapan pelaksanaan merupakan tahap implementasi terhadap semua
perencanaan yang telah disusun dan diorganisasi. Tahap implementasi dan
pencapaian tujuan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan lembaga sebagai PAUD berkarakter wilayah pesisir. Proses
pelaksanaan tidak terlepas dari visi, misi dan tujuan PAUD berkrakter
wilayah pesisir.
4. Pengawasan (controlling )
Sebagai kendali terhadap keterlaksanaan program yang sesuai dengan
perencanaan, diperlukan pengawasan sebagai pengontrol terlaksananya
program kegiatan dan program pembelajaran.

B. Perencanaan Pengelolaan PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir


Proses mengubah kondisi yang sebelumnya untuk disesuaikan dengan kondisi
baru tidaklah mudah, demikian halnya dengan penyesuaian lembaga PAUD
pesisir dengan sistem pengelolaan yang sudah berlangsung dari waktu ke waktu,
yang akan disesuaikan pengelolaannya dengan konsep pengelolaan yang
berkrakter wilayah pesisir, membutuhkan perencanaan dan persiapan-persiapan
tertentu seperti:

Model Perencanaan Partisipatif dalam 69


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
1. Pelajari potensi wilayah sekitar/ wilayah pesisir
2. Pelajari kehidupan sosial masyarakatnya
3. Bangun hubungan komunikasi yang efektif dengan masyarakat dan
stakeholder
4. Lakukanlah diskusi dengan melibatkan stakeholder untuk membahas
perencanaan untuk menyesuiakan pengelolaan PAUD menjadi berkarakter
wilayah pesisir
5. Tetapkan fokus perencanaan pada aspek-aspek tertentu, misalnya
melakukan peninjauan terhadap Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Program
Lembaga PAUD.
6. Sampaikan dasar dan alasan melakukan penyesuaian pengelolaan PAUD
menjadi berkarakter pesisir agar dapat dipahami oleh stakeholder
7. Buatlah kesepakatan untuk menjadi dasar dalam pelaksanaan dan
keberlanjutan perencanaan berikutnya.

C. Indikator Pengelolaan PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir


Beberapa hal yang menjadi indikator dalam pengelolaan PAUD Pesisir antara
lain:
1. Visualisasi; Tersedia visualisasi yang menggambarkan karakteritik
wilayah pesisir yang terpampang di beberapa bagian tertentu seperti di
halaman, ruang kelas, dinding ruangan, dinding pagar. Visualisasi ini
merupakan salah satu sarana sosialisasi bagi anak usia dini, orang tua,
masyarakat, dan stakeholder tentang lingkungan wilayah pesisir;
2. Visi, Misi dan Tujuan; Memiliki Visi, Misi dan Tujuan yang
menggambarkan karakteristik wilayah pesisir;
3. Memiliki prioritas program yang mengunggulkan wilayah pesisir sebagai
basis pelaksanaan kegiatan lembaga;
4. Memiliki Dokumen Kurikulum yang terdiversifikasi Pendidikan
Kemaritiman mengacu pada Panduan Pendidikan Kemaritiman pada
Satuan PAUD yang diterbitkan oleh Direktorat PAUD, Ditjen PAUD,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendikbud;
5. Memiliki Perangkat pembelajaran (prosem, RPPM, RPPH, dan Penilaian)
yang terintegrasi potensi wilayah pesisir;
6. Melaksanakan pembelajaran berbasis lingkungan pesisir;
7. Mengoptimalkan potensi wilayah pesisir sebagai media pembelajaran
anak usia dini;
8. Memanfaatkan pantai sebagai wahana bermain anak usia dini.

D. Contoh Dokumen Pengelolaan PAUD Berkarakter Pesisir


1. Contoh Visi

Model Perencanaan Partisipatif dalam


70 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Terciptanya PAUD yang menghasilkan peserta didik memiliki
kecerdasan Jamak dilandasi iman dan Taqwa serta peduli pada
Lingkungan Pesisir

2. Contoh Misi:
a. Menyelenggarakan layanan pengembangan Holistik Integratif
b. Membentuk karakter dan kepribadian anak yang religius melalui
pembiasaan dan keteladanan
c. Menumbuh kembangkan kreativitas anak dan cinta bahari
d. Membiasakan anak berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman
sebaya, guru dan lingkungan
e. Melaksanakan pembelajaran yang menunjang tumbuh kembang anak
secara optimal.
f. Menjadikan Lingkungan pesisir sebagai sumber belajar
g. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan stakeholder terhadap
layanan PAUD.

3. Contoh Tujuan:
a. Terselanggaranya pembelajaran yang berpusat pada anak berbasis
kecerdasan jamak sesuai tahapan perkembangannya
b. Terbentuknya anak yang berperilaku sesuai budi pekerti
c. Terbentuknya anak yang religius melalui pembiasaan kegiatan
keagamaan
d. Berkembangnya kreativitas anak melalui pemanfaatan lingkungan
pesisir
e. Berkembangnya kemauan berinteraksi dan bersosialisasi antar anak
dengan anak, anak dengan guru serta kemampuan anak berinteraksi
dengan lingkungan.
f. Meningkatkan mutu pembelajaran berbasis potensi lokal pesisir dalam
rangka peningkatan kualitas anak
g. Penataan dan Pengembangan APE berbasis Pesisir sebagai sarana
belajar anak
h. Mengoptimalkan peran serta masyarakat dan stakeholder terhadap
PAUD
i. Mensosialiasikan program PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir

4. Contoh Sasaran
Sasaran 1 : Pada tahun 2021 Memiliki Kurikulum yang
terdiversifikasi Kurikulum Kemaritiman
Sasaran 2 : Secara bertahap mulai Tahun 2021 memiliki wadah
Memasukkan karakter Pesisir mulai dari Visualisasi
sampai dengan Program pembelajaran

Model Perencanaan Partisipatif dalam 71


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
Sasaran 2 : dst

5. Contoh Program
a. Program Kerja PAUD Berkarakter Wilayah pesisir

PROGRAM KERJA
TK/ KB :…………………………….
TAHUN 20… s.d 20….

20../ 20../ 20../ 20../ 20../ KE


NO RENCANA / PROGRAM
20.. 20.. 20.. 20.. 20.. T

1 STANDAR STPPA
1.1. Pengadaan Alat deteksi dini
tumbuh kembang anak
(timbangan berat badan,
pengukur lingkar kepala dan
lengan, fasilitas UKS
2 STANDAR ISI
2.1. Revisi Visi, Misi dan Tujuan
(berbasis lingkungan Pesisir)
2.2. Revisi Kurikulum
2.3. Penentuan Tema dan sub tema
Terintegrasi wilayah pesisir
3 STANDAR PROSES
3.1. Penyusunan program semester
3.2. Penyusunan RPPM dan RPPH
berbasis wilayah pesisir
3.3. Evaluasi pembelajaran
3.4. Membuat media pembelajaran
(berbasis Pesisir )
3.5. Pengadaan buku panduan
pembelajaran
4 STANDAR PENILAIAN
4.1. Penyusunan program
4.2. Membuat Laporan

5 STANDAR PENDIDIK DAN


TENAGA KEPENDIDIKAN
5.1. Peningkatan kompetensi PTK
5.2. Penilaian Kinerja Guru
5.2. Pelaporan hasil PK Guru dan
Kepsek
5.3. Rencana tindak lanjut hasil PK

Model Perencanaan Partisipatif dalam


72 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
20../ 20../ 20../ 20../ 20../ KE
NO RENCANA / PROGRAM
20.. 20.. 20.. 20.. 20.. T

6 STANDAR SARANA DAN


PRASARANA
6.1. Pembuatan Visualisasi sekolah
berbasis pesisir
6.2. Pembuatan ruang kelas baru
6.3. Pembuatan Toilet anak
6.4. Pemasangan internet
6.5. Pengadaan APE dalam dan APE
luar berbasis pesisir
6.6. Pemanfaatan Lingkungan
sebagai Wahana Belajar
6.7. Pengadaan laptop
6.8. Pengadaan LCD
6.9. Pemeliharaan gedung dan
halaman
7 STANDAR PENGELOLAAN
7.1. Penyusunan program kerja
lembaga terintegrasi wilayah
pesisir
7.2. Peningkatan peran serta
masyarakat/orang tua murid dan
stakeholder lainnya
8 STANDAR PEMBIAYAAN
8.1. Biaya kegiatan anak
8.2. Peningkatan akurasi laporan
keuangan

…………….., Juli 20……


Mengetahui
Ketua komite sekolah Kepala sekolah

…………………………. …………………………

Model Perencanaan Partisipatif dalam 73


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
b. Perencanaan Program Pembelajaran PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir
1. Contoh Pemetaan Tema kedalam hari Efektif

HARI EFEKTIF BELAJAR


TK/ KB …..........................................
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 20….../20…..

DIRI SENDIRI NEGARAKU LINGKUNGANKU BINATANG TANAMAN

Tanaman Buah
Binatang Buas
Negara/daerah

Tanaman Hias
Pahlawanku
kesukaanku
Identitasku

Sekolahku

Peliharaan
Rumahku
Budaya /
Lambang

Tanaman

Tanaman
Tubuhku

Binatang
Pantaiku
Kuliner

Pangan
Negara
Kepala

Lautku
HARI

Sayur
KE

I II III VI V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII

I 18-Jul 25-Jul 01-Aug 08-Aug 15-Aug 22-Aug 29-Aug 5-Sep 12-Sep 19-Sep 26-Sep 04-Oct 11-Oct 18-Oct 25-Oct 1-Nov 8-Nov

II 19-Jul 26-Jul 02-Aug 09-Aug 16-Aug 23-Aug 30-Aug 6-Sep 13-Sep 20-Sep 27-Sep 07-Oct 14-Oct 21-Oct 28-Oct 4-Nov 11-Nov

III 22-Jul 29-Jul 05-Aug 12-Aug 19-Aug 26-Aug 2-Sep 9-Sep 16-Sep 23-Sep 01-Oct 08-Oct 15-Oct 22-Oct 29-Oct 5-Nov 12-Nov

IV 23-Jul 30-Jul 06-Aug 13-Aug 20-Aug 27-Aug 3-Sep 10-Sep 17-Sep 24-Sep 02-Oct 09-Oct 16-Oct 23-Oct 30-Oct 6-Nov 13-Nov

V 24-Jul 31-Jul 07-Aug 14-Aug 21-Aug 28-Aug 4-Sep 11-Sep 18-Sep 25-Sep 03-Oct 10-Oct 17-Oct 24-Oct 31-Oct 7-Nov 14-Nov

2. Contoh RPPM PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir


Model Perencanaan Partisipatif dalam
74 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)
Taman Kanak-Kanak :
Kelompok : B (5--6 Tahun)
Semester / Minggu : I/X
Tema / sub tema : LINGKUNGANKU / LAUTKU
KAPAL LAUT Sub-sub tema : KENDERAAN DI LAUT RAKIT
• Tanya Jawab Kendaraan di Air • Bercakap-Cakap Kegunaan Rakit
• Bercakap-Cakap Tentang kapal Laut PERAHU • Gerak Dan Lagu
• Membuat Bentuk Kapal Laut • Tanya Jawab Kegunaan Perahu • Menggambar Bentuk Rakit
• Mengucap Sajak • Meniru Suara-Suara Kenderaan • Membuat Bentuk Rakit
• Menyebut Konsep Waktu • Melipat Kertas Perahu • Menggunting Gambar Rakit
• Mengamati Miniatur Kapal Laut • Memasang Kartu Huruf Dengan • Mencari Huruf Awal Yang Sama
Gambar •
• Demonstrasi : Bermain Perahu
KAPAL SELAM PAPAN SELANCAR

• Tanya Jawab Tentang Kapal Selam • Senam Fantasi


SPEED BOAT • Tanya Jawab Tentang Papan Selancar
• Bercerita Pengalaman
• Menghitung Hasil Penjumlahan
• Membedakan Kapal Selam dan Perahu • Bercakap-Cakap Tentang Speed Boat • Meneruskan Pola Gambar Kendaraan
• Pl : Melambungkan Bola
• Mengelompokkan Gambar • Melengkapi Kalimat Papan Selancar
• Melengkapi Kata di Bawah Gambar
• Mewarnai Gambar
• Memajangkan Hasil Karya • Mengukur Benang Dengan Jengkal
• Membuat Mainan Speed Boat
• Menceritakan Tentang Speed Boat

KEGIATAN UNTUK MENCAPAI KD


2.1-2.2-2.5-2.6-2.7, 3.3, 4.3, 3.7, 4.7, 3.11,
4.11
Model Perencanaan Partisipatif dalam 75
Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
3. Contoh RPPH PAUD Berkarakter Wilayah Pesisir

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN


TK :…………………………..
TAHUN PELAJARAN 20…/20…

Semester / Minggu / Hari ke : I / 16 / 3


Hari / Tanggal :
KelompokUsia : Kelompok B ( 5 – 6 tahun )
Tema/Subtema : Lingkunganku/lautku
Sub–subtema : Kendaraan di laut

A. Kompetensi Dasar ( KD ):
1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain, danlingkungansekitarsebagai rasa
syukurkepadaTuhan (NAM)
2.2 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu (KOG)
3.2 Mengenal Perilaku Baik sebagai cerminan akhlak mulia
4.2 Menunjukkan perilaku santun sebagai sebagai cerminan akhlak mulia
3.6 Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola,
sifat, suara, tektur, Fungsi,,dan ciri-ciri lainnya.(KOG)
4.6 Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda disekitar yang
dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi,
dan ciri-ciri lainnya) (KOG)
3.11 Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan
nonverbal)(BHS)
4.11 Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa
secara verbal dan Non verbal (bahasa)
3.15 Mengenal berbagai karya dan aktifititas seni (SENI)
4.15 Menunjukkan karya dan aktifitas seni dengan menggunakan berbagai
media .

B. Materi Kegiatan :
1. Bercakap-cakap tentang perahu
2. Membilang dan menghitung jumlah perahu
3. Menyebutkan jenis-jenis perahu
3. Membedakan perahu berdasarkan warna
4. Meraba bentuk perahu
4. Memasang kartu huruf dengan gambar

C. Materi Pembiasaan :
1. Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
2. Mengucapkan salam masuk (SOP)
3. Doa sebelum belajar (SOP)
4. Mencuci tangan menggunakan sabun, sebelum dan sesudah makan ( SOP)

Model Perencanaan Partisipatif dalam


76 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
D. Alat dan Bahan
• Miniatur perahu
• Gambar macam-macam perahu
• Pias huruf

E. Kegiatan
1. Pembukaan
• Penerapan SOP pembukaan
Bercakap-cakap tentang perahu
• Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
• Mengucap syair perahu
2. Inti
Mengamati :
➢ Guru mengajak anak untuk mengamati perahu
➢ Anak menghitung jumlah dan membilang dengan gambar perahu
➢ Anak meraba tekstur perahu
➢ Anak mengamati jenis-jenis dan warna perahu

Menanya :
➢ Guru menstimulasi anak untuk bertanya manfaat perahu dalam
kehidupan sehari-hari
➢ Guru menstimulasi anak untuk bertanya tentang warna dan jenis perahu
➢ Guru menstimulasi anak untuk bertanya tentang jenis-jenis perahu

Mengumpulkan Informasi :
a. Kegiatan 1 : Bercakap-cakap tentang perahu
- Guru mengaja aku untuk memasangkan kartu huruf dengan gambar
- Anak melakukan kegiatan memasangkan kartu huruf dengan gambar
b. Kegiatan 2 : Menghitung Jumlah dan membilang dengan buah perahu
- Guru mempersiapkan memberikan gambar perahu kepada anak
- Anak menghitung sambil membilang dengan gambar perahu
c. Kegiatan 3 : Membedakan jenis-jenis perahu
- Guru memberikan gambar berbagai jenis perahu kepada anak
- Anak anak mengelompokkan gambar perahu sesuai jenisnya
d. Kegiatan 4 : Meraba tekstur perahu
- Guru menyiapkan miniatur perahu
- Guru menyiapkan gambar perahu
- Anak meraba miniatur perahu dan gambar perahu

Menalar :
➢ Anak menyebutkan bagian-bagian perahu
➢ Anak menyebutkan ciri-ciri perahu
➢ Anak menyebutkan manfaat dari perahu
➢ Anak menyebutkan jenis-jenis perahu
➢ Anak memasangkan pias huruf dengan gambar
Mengomunikasikan :

Model Perencanaan Partisipatif dalam 77


Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir
➢ Anak menceritakan kembali tentang perahu
➢ Anak menceritakan manfaat perahu
➢ Anak menceritakan tentang meraba miniature perahu dengan gambar
perahu
➢ Anak mengucapkan pias huruf yang dipasangkan pada gambar

3. Istirahat
• SOP Makan
• SOP Istirahat

4. Penutup
• Menanyakan perasaannya selama hari ini
• Menginformasikan kegiatan untuk besok
• Penerapan SOP penutupan.

…………….,………
Mengetahui
Kepala TK/ KB Guru Kelas

…………………….. ………………………

Model Perencanaan Partisipatif dalam


78 Pengelolaan PAUD di Wilayah Pesisir

Anda mungkin juga menyukai