(RKS)
Pekerjaan Rehabilitasi Area Lapangan Stadion Oipoi
A. UMUM
Pasal 1
Peraturan-Peraturan
Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan yang disebut di bawah ini, dan Pemborong dianggap mengetahui dan memahaminya
termasuk (apabila ada) segala perubahan-perubahan dan tambahan-tambahan lainnya :
a. Algemene Voorwarden voor de aaneming bij openbare Warken In Indonesia 28 Mei 1941
disingkat A.V.41 ditamabah dengan UNdang-undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang
bangunan Gedung
b. Peraturan Umum Pemeriksanaan Bahan-bahan Bangunan (PUBBI 1960).
c. Keputusan Presiden RI Nomor 80 tahun 2003
d. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 45/PRT/M/2007, tanggal 27
Desember 2007
e. Peraturan Beton Indonesia (PBI 1971).
f. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI 1961).
g. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983 (PPBBI 1983)
h. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981 (PPI 1981).
i. Peraturan-peraturan Pembangunan Daerah setempat.
j. Peraturan lain yang berhubungan dengan pembangunan yang berlaku di Indonesia.
k. Petunjuk serta perintah tertulis dari Direksi pada saat pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 2
Bestek dan Gambar
2. Bila ternyata ada perbedaan antara kontrak, gambar dan bestek, juga antara gambar-gambar
dengan gambar lain, maka yang berlaku adalah urutan di bawah ini
Kontrak
Bestek
Gambar-gambar yang lebih besar dengan skala yang lebih kecil.
3. Bila perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan yang belakangan hari mungkin menimbulkan
kekeliruan atau bahaya, Pemborong wajib menanyakan terlebih dahulu kepada Direksi untuk
mendapatkan ketegasannya.
1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus menyusun Rencana Kerja (Time
Schedulle) yang diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) minggu sesudah tanggal
penerimaan Surat Perintah Kerja, dengan disetujui oleh Direksi
2. Setelah Rencana Kerja disetujui oleh Direksi, satu salinan akan ditahan oleh Direksi dan satu
salinan lainnya harus ditempel di Bangsal Pemborong di tempat pekerjaan.
Pasal 4
Kuasa Pemborong
1. Pemborong wajib menempatkan seorang wakil yang cukup cakap dan berpengalaman untuk
memimpin pelaksanaan pekerjaan ini di lapangan (selanjutnya disebut “Pelaksana”).
2. Pelaksana yang ditunjuk oleh Pemborong harus mendapat kuasa penuh yang bertindak untuk
dan atas nama Pemborong.
3. Dengan adanya Pelaksana ini tidak berarti bahwa Pemborong lepas dari tanggung jawab
sebagian atau sepenuhnya dari seluruh pekerjaan.
4. Pemborong harus memberikan laporan secara tertulis kepada Direksi tentang segala
keterangan mengenai Pelaksana ini. Pelaksana baru bisa bertindak setelah ada persetujuan dari
Direksi. Dalam satu minggu kalau tidak ada keberatan dari Direksi, berarti Direksi
menyetujuinya.
Pasal 5
Tempat Tinggal Pemborong dan Pelaksana
Untuk menjaga kemungkinan akan diperlukan hubungan diluar jam kerja, Pemborong wajib
memberitahukan alamat rumah dan nomor telpon Pemborong dan Pelaksana kepada Direksi.
Diharapkan alamat ini tidak berubah-ubah selama pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Pasal 7
Laporan Harian dan Mingguan
Pasal 8
Jaminan Sosial, Kesehatan dan Keselamatan
1. Pemborong diwajibkan menyediakan peti obat-obatan sesuai syarat-syarat P3K yang selalu
harus tersedia secara lengkap di lapangan. Obat-obatan tersebut disediakan baik untuk Direksi,
staf Pemborong, termasuk pekerja-pekerja dari pihak ketiga.
2. Pemborong wajib menyediakan air minum yang memenuhi standar kesehatan untuk para
pekerja.
Pasal 9
Pemeriksaan Pekerjaan
1. Sebelum dimulai satu pekerjaan, yang bila pekerjaan ini dilaksanakan mengakibatkan tidak
dapat dilanjutkan pekerjaan yang telah dikerjakan, Pemborong diwajibkan meminta kepada
Direksi (PTP dan Konsultan Pengawas) memeriksa bagian pekerjaan yang telah dikerjakan
itu. Baru setelah Direksi menyatakan bagian ini baik, Pemborong dapat memulai pekerjaan
selanjutnya.
2. Bila permintaan pemeriksaan tersebut selama 24 jam tidak dipenuhi oleh Direksi, maka
Pemborong bisa meneruskan bagian-bagian pekerjaan, yang seharusnya diperiksa itu dianggap
seolah-olah telah diperiksa dan disetujui. Hal ini dikecualikan apabila Direksi minta
perpanjangan waktu pemeriksaan dan Pemborong menyetujuinya.
3. Bila ayat 1 di atas dilanggar oleh Pemborong, Direksi berhak menyuruh membongkarnya
bagian pekerjaan tersebut, dan ongkos pembongkaran serta pemasangan kembali karena
kelalaian Pemborong ini dibebankan kepada Pemborong.
Pasal 10
Pemeriksaan Bahan-Bahan
Pasal 11
Pekerjaan Persiapan
1. Lingkup Pekerjaan :
1. Penyediaan Air kerja
2. Administrasi & Dokumentasi
2. Persyaratan Bahan
Papan Nama proyek dibuat dari tripleks 9 mm ukuran 120x120 cm
Gambar-gambar kerja (shop drawing) maupun as bulit drawing disajikan dalam gambar
ukuran kertas A3, HVS 70 gram
Air kerja yang dipakai adalah air tawar yang bersih dan harus bebas dari bahan-bahan yang
berbahaya bagi konstruksi maupun manusia.
3 Pedoman Pelaksanaan
Papan nama proyek proyek ditulis dengan huruf kapital sehingga mudah dan jelas dibaca
dalam jarak 3 cm, huruf berwarna hitam dengan latar belakang cat putih. Informasi yang
disamapikan paling tidak memuat hal-hal : Nama pemberi kerja, Nama kontraktor
pelaksana, nama konsultan perencana, nama konsultan pengawas, Nama pekerjaan, Lokasi,
Jangka waktu pelaksanaan, Nilai kontrak, Nomor Kontrak dan informasi lain yang dianggap
perlu dan redaksinya harus disetujui oleh konsutan pengawas dan Direksi Pekerjaan.
Mobilisasi sumber daya dapat dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan sumberdaya dalam pelaksanaan pekerjaan setelah mendapat ijin dari konsultan
pengawas dan direksi pekerjaan. Semua biaya berkaitan dengan mobilisasi peralatan seperti
perijinan dan adimistrasinya ditanggung sepenuhnya oleh kontraktor pelaksana.
Demobilisasi sumber daya dapat dilakukan setelah mendapat ijin dari konsultan pengawas
dan direksi pekerjaan.
Ukuran-ukuran patok dan ukuran tinggi telah di tetapkan dalam gambar dan dijelaskan
dalam gambar detail. Ukuran-ukuran dalam gambar tersebut adalah ukuran setelah
pekerjaan selesai dikerjakan.
Peil ketinggian lantai ( 0,00) diambil sesuai dengan ketetapan dalam gambar rencana.
Penentuan peil ini akan dilakukan oleh Pemilik Pekerjaan, Konsultan Pengawas Pekerjaan
bersama-sama dengan kontraktor pelaksana.
Administrasi harus dibuat teratur menyangkut aktifitas harian di lapangan, pencatan
material yang masuk maupunn yang keluar dari gudang logistik, tenaga kerja dan kondisi
cuaca serta selalu membuat fofo-foto setiap terjadi kemajuan pekerjaan dilapangan.
Pasal 12
Pekerjaan Tanah dan Urugan
1. Lingkup Pekerjaan
1. Pek. Tanah Saluran
2. Pek. Urugan Pasir Bawah Saluran
Beton
a. Semen
Digunakan Portland Cement Jenis I Merk Bosowa, Tonasa, Gresik, Tiga Roda yang
memenuhi ketentuan NI-8 tahun 1975 dan memenuhi S-400 menurut Standar Cement
Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak cepat mengeras.
b. Pasir Beton, Pasir beton yang digunakan adalah pasir beton ex. Takari, harus berupa
butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta
memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI 1971.
c. Kerikil, harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai
yang disyaratkan dalam PBI 1971.
d. Air, harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis
atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
e. Besi Beton,
- Mutu baja/besi tulangan beton adalah jenis besi/baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan
leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2) dengan propil polos (BJTP 24) untuk
tulangan dengan diameter sampai 12 mm (notasi pada gambar Ø) dan Mutu baja/besi
tulangan beton dengan mutu U-39 (tegangan leleh karakteristik minimum 3900 kg/cm2)
dengan profil ulir (BJTD 39) untuk tulangan dengan diameter diatas 12 mm (digambar
dinotasikan dengan D).
- Kontraktor harus menunjukkan dan dipajang di direksikeet contoh besi tulangan yang
akan diadakan paling lambat 2 minggu sebelum pekerjaan pembesian dilakukan, untuk
selanjutnya sebagian contoh besi tersebut (sisanya tetap dipajang di direksikeet) harus
diuji dilaboratorium yang disetujui/ditunjuk oleh Direksi pekerjaan dan Konsultan
Pengawas.
- Jika contoh besi tersebut memenuhi syarat, besi boleh diadakan dilokasi pekerjaan dan
setiap material besi yang diturunkan harus dicek kesesuaiannya dengan contoh yang
sudah disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.
Perawatan Beton
1. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan
dan harus berlangsung terus-menerus seIama paling sedikit dua minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak lebih dari
32oC
2. Dalam Jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam keadaan
basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka
selama sisa w a k t u t e r s e b u t p e l a k s a n a a n p e r a w a t a n b e t o n t e t a p d i l a k u k an
d e n ga n m e m b a s a h i permukaan beton terus menerus den gan menutupinya
dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Direksi Pekerjaan
Pasal 14
Pekerjaan Plesteran & Acian
1. Lingkup Pekerjaan
1. Pek. Plestran
2. Pek. Acian
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan pasir, semen dan air untuk pekerjaan plesteran mengikuti persyaratan yang telah
ditentukan dalam pasal beton bertulang.
b. Plesteran dibuat dengan dengan ketebalan berkisar 1,5 cm – 2,0 cm dengan campuran 1PC :
4Psr.
c. Acian saus semen dibuat dengan perbandingan air dan semen diaduk sampai didapat
campuran yang plastis.
3. Pedoman Pelaksanaan
Pasir yang dipakai adalah pasir yang berkualitas baik dan bebas dari zat-zat organic or kimia
Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan
berkisar antara 1,50 cm sampai 2,00 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata
sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang
yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya
secara keseluruhan.
Pasal 15
Pekerjaan Canstin & Paving Blok
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pasangan canstin dan paving blok.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan pasir, semen dan air untuk pekerjaan canstin mengikuti persyaratan yang telah
ditentukan dalam pasal beton bertulang.
b. Paving blok yang dipasang harus memenuhi kuat tekan K – 250 kg/cm2.
c. Ketebalan paving blok 8 cm
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pasangan cansting dibuat dari campuran beton 1pc : 3psr : 5krkl.
b. Pasir urug untuk pemasangan paving harus benar – benar halus, apabila pasirnya kasar,
maka kontrator pelaksana harus melakukan penyaringan pasir terdahulu.
c. Pasangan paving blok harus dipasang rapi dan lurus, dan dibawah paving di urug
dengan pasir yang sudah diayak dengan ketebalan urugan 10 cm.
d. Paving haruslah seluruhnya dipadatkan dengan peralatan plate vibrator yang memiliki
0,3 – 0,5 m2 plate dengan gaya sentrifugal 1,6 – 2,0 ton.
e. Pemadatan harus dilakukan sebanyak 3 kali sebelum sambungan diisi dengan pasir
dengan partikel maksimum 1 mm, disikat dan divibrator sebanyak 3 kali, pemadatan
pada setiap saat menggunakan roller bobot 3 ton.
f. Plate vibrator tidak boleh digunakan pada jarak 3 meter dari lokasi cansteen yang belum
di cor atau interlocking block yang belum terkunci.
g. Area yang dipadatkan tidak boleh digunakan untuk lalu-lintas orang lewat sampai
seluruh block terpasang / terkunci.
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pengadaan dan pemasangan rumput pada lapangan.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah rumput jenis Zoysia Matrela.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Bibit rumput harus sudah berada dilokasi sebelum mulai pekerjaan.
b. Kemudian bibit rumput tersebut disemaikan.
c. Dilakukan perawatan bibit rumput dilokasi penyemaian tersebut.
d. Dibuat rambu larangan masuk di area penanaman dan marking jarak penanaman.
e. Kemudian dilakukan penanaman rumput tersebut.
Pasal 17
Pekerjaan Akhir
Sebelum pekerjaan diserahkan, kontraktor pelaksana harus melengkapi Laporan Harian,
Mingguan dan Bulanan (perbaikan atau penyempurnaan seperlunya atas laporan yang
dibuat secara rutin saat pekerjaan berlangsung).
Sebelum pekerjaan diserahkan, kontraktor pelaksana harus melengkapi Reguest of work,
Shop drawing (perbaikan atau penyempurnaan seperlunya atas laporan yang dibuat
secara rutin saat pekerjaan berlangsung).
Sebelum pekerjaan diserahkan, kontraktor pelaksana harus menyerahkan gambar
pelaksanaan (as built drawing) yang sudah ditanda tangani oleh konsultan pengawas
dan pihak direksi.
Sebelum pekerjaan diserahkan, kontraktor pelaksana harus membersihkan lokasi dari
bahan-bahan sisa selama pelaksanaan pekerjaan dan menyerahkan barang-barang
invertaris proyek yang menjadi hak pemilik pekerjaan.