Anda di halaman 1dari 11

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

(RKS)
Pekerjaan Rehabilitasi Area Lapangan Stadion Oipoi

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR AS - 1


BAB I
SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR

A. UMUM
Pasal 1
Peraturan-Peraturan

Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan yang disebut di bawah ini, dan Pemborong dianggap mengetahui dan memahaminya
termasuk (apabila ada) segala perubahan-perubahan dan tambahan-tambahan lainnya :

a. Algemene Voorwarden voor de aaneming bij openbare Warken In Indonesia 28 Mei 1941
disingkat A.V.41 ditamabah dengan UNdang-undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang
bangunan Gedung
b. Peraturan Umum Pemeriksanaan Bahan-bahan Bangunan (PUBBI 1960).
c. Keputusan Presiden RI Nomor 80 tahun 2003
d. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 45/PRT/M/2007, tanggal 27
Desember 2007
e. Peraturan Beton Indonesia (PBI 1971).
f. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI 1961).
g. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983 (PPBBI 1983)
h. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981 (PPI 1981).
i. Peraturan-peraturan Pembangunan Daerah setempat.
j. Peraturan lain yang berhubungan dengan pembangunan yang berlaku di Indonesia.
k. Petunjuk serta perintah tertulis dari Direksi pada saat pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 2
Bestek dan Gambar

1. Pemborong diwajibkan meneliti gambar-gambar dan bestek mengenai pekerjaan ini.

2. Bila ternyata ada perbedaan antara kontrak, gambar dan bestek, juga antara gambar-gambar
dengan gambar lain, maka yang berlaku adalah urutan di bawah ini
 Kontrak
 Bestek
 Gambar-gambar yang lebih besar dengan skala yang lebih kecil.

3. Bila perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan yang belakangan hari mungkin menimbulkan
kekeliruan atau bahaya, Pemborong wajib menanyakan terlebih dahulu kepada Direksi untuk
mendapatkan ketegasannya.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR AS - 2


Pasal 3
Rencana Kerja

1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus menyusun Rencana Kerja (Time
Schedulle) yang diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) minggu sesudah tanggal
penerimaan Surat Perintah Kerja, dengan disetujui oleh Direksi

2. Setelah Rencana Kerja disetujui oleh Direksi, satu salinan akan ditahan oleh Direksi dan satu
salinan lainnya harus ditempel di Bangsal Pemborong di tempat pekerjaan.

Pasal 4
Kuasa Pemborong

1. Pemborong wajib menempatkan seorang wakil yang cukup cakap dan berpengalaman untuk
memimpin pelaksanaan pekerjaan ini di lapangan (selanjutnya disebut “Pelaksana”).

2. Pelaksana yang ditunjuk oleh Pemborong harus mendapat kuasa penuh yang bertindak untuk
dan atas nama Pemborong.

3. Dengan adanya Pelaksana ini tidak berarti bahwa Pemborong lepas dari tanggung jawab
sebagian atau sepenuhnya dari seluruh pekerjaan.

4. Pemborong harus memberikan laporan secara tertulis kepada Direksi tentang segala
keterangan mengenai Pelaksana ini. Pelaksana baru bisa bertindak setelah ada persetujuan dari
Direksi. Dalam satu minggu kalau tidak ada keberatan dari Direksi, berarti Direksi
menyetujuinya.

5. Bilamana kemudian menurut pendapat Direksi, Pelaksana kurang mampu/tidak bisa


menunjukkan kecakapannya dalam memimpin pekerjaan dengan sebaik-baiknya, maka
Direksi berhak memerintahkan kepada Pemborong untuk menggantikannya, dalam waktu 6
(enam) hari setelah dikeluarkannya surat perintah, Pemborong harus sudah menunjuk seorang
kuasa yang baru.

Pasal 5
Tempat Tinggal Pemborong dan Pelaksana

Untuk menjaga kemungkinan akan diperlukan hubungan diluar jam kerja, Pemborong wajib
memberitahukan alamat rumah dan nomor telpon Pemborong dan Pelaksana kepada Direksi.
Diharapkan alamat ini tidak berubah-ubah selama pelaksanaan pekerjaan tersebut.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR AS - 3


Pasal 6
Pengamanan

1. Pemborong wajib mengadakan penjagaan keamanan untuk barang-barang di seluruh lokasi


pekerjaan.
2. Barang-barang bahan bangunan yang hilang, baik yang sudah maupun yang belum dipasang
tetap menjadi tanggungan Pemborong dan tidak diperkenankan untuk diperhitungkan di dalam
borongan biaya tambahan.

Pasal 7
Laporan Harian dan Mingguan

1. Pemborong diwajibkan membuat Laporan Harian dimana tercantum tentang kemajuan


pekerjaan setiap harinya, bahan-bahan dan alat-alat yang didatangkan, jumlah pekerja dan
petugas lapangan yang ada serta keadaan cuaca pada hari yang bersangkutan, adalah
merupakan kewajiban Pemborong untuk membuatnya dalam rangkap 3 (tiga), satu untuk
Konsultan Pengawas, satu lainnya untuk Kepala Satuan Kerja.
2. Laporan Harian harus mendapat pesetujuan dari Konsultan pengawas dan Pengelola Teknis
Proyek (PTP) atas substansi laporan yang disampaikan, jika ada koreksi dari konsultan
pengawas atau PTP maka Laporan harian harus segera diperbaiki dan hasil perbaikan
disampaikan paling lambat 1 x 24 Jam dari saat dikembalikannnya laporan tersebut.
3. Laporan Mingguan-nya disusun oleh konsultan pengawas berdasarkan hasil laporan harian
yang disampaikan oleh Kontraktor. Laporan Mingguan ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga), satu
asli sebagai arsip konsultan pengawas dan dua salinan untuk kontraktor dan Kepala Satuan
Kerja setelah diteliti dan disetujui oleh Kepala Satuan Kerja.
4. Tugas-tugas dan perintah-perintah dari Konsultan pengawas dan Direksi berlaku dan
mengikat bagi Pemborong, apabila tugas-tugas dan perintah-perintah itu dimuat dalam
laporan/buku harian dan telah dibubuhi tanda tangan dan nama jelas petugas/Direksi yang
menugaskan/memerintahkan.
5. Pekerjaan-pekerjaan tambah kurang harus pula dicatat dalam Laporan Harian.
6. Pemborong wajib membuat foto proses pekerjaan (berwarna) yang dilampirkan pada setiap
permohonan termyn, minimal 4 (empat) pose rangkap 3 (tiga), dimulai dari 0% sampai dengan
100% dan Pemborong menyediakan dalam album.

Pasal 8
Jaminan Sosial, Kesehatan dan Keselamatan

1. Pemborong diwajibkan menyediakan peti obat-obatan sesuai syarat-syarat P3K yang selalu
harus tersedia secara lengkap di lapangan. Obat-obatan tersebut disediakan baik untuk Direksi,
staf Pemborong, termasuk pekerja-pekerja dari pihak ketiga.
2. Pemborong wajib menyediakan air minum yang memenuhi standar kesehatan untuk para
pekerja.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR AS - 4


3. Segala yang menyangkut kesehatan dan jaminan lainnya yang belum disebutkan disini,
Pemborong wajib melakukan sesuai dengan peraturan perburuhan yang berlaku bagi para
pekerja.

Pasal 9
Pemeriksaan Pekerjaan

1. Sebelum dimulai satu pekerjaan, yang bila pekerjaan ini dilaksanakan mengakibatkan tidak
dapat dilanjutkan pekerjaan yang telah dikerjakan, Pemborong diwajibkan meminta kepada
Direksi (PTP dan Konsultan Pengawas) memeriksa bagian pekerjaan yang telah dikerjakan
itu. Baru setelah Direksi menyatakan bagian ini baik, Pemborong dapat memulai pekerjaan
selanjutnya.
2. Bila permintaan pemeriksaan tersebut selama 24 jam tidak dipenuhi oleh Direksi, maka
Pemborong bisa meneruskan bagian-bagian pekerjaan, yang seharusnya diperiksa itu dianggap
seolah-olah telah diperiksa dan disetujui. Hal ini dikecualikan apabila Direksi minta
perpanjangan waktu pemeriksaan dan Pemborong menyetujuinya.
3. Bila ayat 1 di atas dilanggar oleh Pemborong, Direksi berhak menyuruh membongkarnya
bagian pekerjaan tersebut, dan ongkos pembongkaran serta pemasangan kembali karena
kelalaian Pemborong ini dibebankan kepada Pemborong.

Pasal 10
Pemeriksaan Bahan-Bahan

1. Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut, Pemborong/Pelaksana terlebih


dulu harus memberikan contoh kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan
sebelum bahan-bahan tersebut didatangkan atau dipakai.
2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Pengawas Lapangan/Pengelola Teknis Kegiatan, harus segera dikeluarkan
dari lapangan bangunan selambat-lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam dan tidak boleh
dipergunakan.
3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pengawas Lapangan/Pengelola
Teknis Kegiatan dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Pengawas
Lapangan/Pengelola Teknis Kegiatan berhak untuk memerintahkan pembongkaran kembali
kepada Pelaksana (Pemborong), dan biaya ditanggung oleh Pemborong.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR AS - 5


B. URAIAN TEKNIS

Pasal 11
Pekerjaan Persiapan

1. Lingkup Pekerjaan :
1. Penyediaan Air kerja
2. Administrasi & Dokumentasi

2. Persyaratan Bahan
 Papan Nama proyek dibuat dari tripleks 9 mm ukuran 120x120 cm
 Gambar-gambar kerja (shop drawing) maupun as bulit drawing disajikan dalam gambar
ukuran kertas A3, HVS 70 gram
 Air kerja yang dipakai adalah air tawar yang bersih dan harus bebas dari bahan-bahan yang
berbahaya bagi konstruksi maupun manusia.

3 Pedoman Pelaksanaan
 Papan nama proyek proyek ditulis dengan huruf kapital sehingga mudah dan jelas dibaca
dalam jarak 3 cm, huruf berwarna hitam dengan latar belakang cat putih. Informasi yang
disamapikan paling tidak memuat hal-hal : Nama pemberi kerja, Nama kontraktor
pelaksana, nama konsultan perencana, nama konsultan pengawas, Nama pekerjaan, Lokasi,
Jangka waktu pelaksanaan, Nilai kontrak, Nomor Kontrak dan informasi lain yang dianggap
perlu dan redaksinya harus disetujui oleh konsutan pengawas dan Direksi Pekerjaan.
 Mobilisasi sumber daya dapat dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan sumberdaya dalam pelaksanaan pekerjaan setelah mendapat ijin dari konsultan
pengawas dan direksi pekerjaan. Semua biaya berkaitan dengan mobilisasi peralatan seperti
perijinan dan adimistrasinya ditanggung sepenuhnya oleh kontraktor pelaksana.
 Demobilisasi sumber daya dapat dilakukan setelah mendapat ijin dari konsultan pengawas
dan direksi pekerjaan.
 Ukuran-ukuran patok dan ukuran tinggi telah di tetapkan dalam gambar dan dijelaskan
dalam gambar detail. Ukuran-ukuran dalam gambar tersebut adalah ukuran setelah
pekerjaan selesai dikerjakan.
 Peil ketinggian lantai ( 0,00) diambil sesuai dengan ketetapan dalam gambar rencana.
Penentuan peil ini akan dilakukan oleh Pemilik Pekerjaan, Konsultan Pengawas Pekerjaan
bersama-sama dengan kontraktor pelaksana.
 Administrasi harus dibuat teratur menyangkut aktifitas harian di lapangan, pencatan
material yang masuk maupunn yang keluar dari gudang logistik, tenaga kerja dan kondisi
cuaca serta selalu membuat fofo-foto setiap terjadi kemajuan pekerjaan dilapangan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR AS - 6


 Sebelum memulai suatu pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus mengajukan ijin
pelaksanaan pekerjaan (Request of Work) yang dilengkapi dengan gambar kerja (Shop
drawing) dan pada akhir pelaksanaan kontraktor harus membuat gambar hasil pelaksanaan
(As built draing) yang harus mendapat persetujuan dan pengesahan dari Konsultan
Pengawas dan Direksi Pekerjaan termasuk Pejabat Pembuat Komitmen PPK).
 Pelaporan yang harus dibuat oleh kontraktor adalah laporan harian yang isinya harus
mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
 Sebelum melakukan pekerjaan pengurugan kontraktor melakukan pengukuran kondisi
eksisting halaman sehingga pat diketahui secara pasti tentang volume urugan yang harus
dikerjakan dan hasil perhitungan harus disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi
pekerjaan.
 Untuk memantau volume urugan yang telah dikerjakan kontraktor bersama-sama dengan
konsultan pengawas harus melakukan pencatan volume tanah yang didatangkan ke lokasi
pekerjaan, dengan mencatat volume tanah yang dibawa masuk ke lokasi pekerjaan
olehsetiap kendaraan pengakut tanah.
 Pekerjaan pembongkaran dilakukan pada item – item pekerjaan yang tercantum dalam
Gambar Kerja dan RAB.
 Pemborong diwajibkan melakukan pembongkaran sesuai dengan gambar kerja, dan
apabila pekerjaan pembongkaran diluar dari gambar kerja maka akibat dari pembongkaran
diluar item pekerjaan tersebut, menjadi tanggung jawab pemborong.

Pasal 12
Pekerjaan Tanah dan Urugan

1. Lingkup Pekerjaan
1. Pek. Tanah Saluran
2. Pek. Urugan Pasir Bawah Saluran

2. Persyaratan Bahan & Pelaksanaanya


a. Pekerjaan galian tanah disesuaikan dengan gambar kerja.
b. Urugan pasir dilakukan lapis demi lapis setiap 20 cm, disiram dengan air sampai padat dan
rata
c. Urugan pasir dibawah lantai saluran disiram dengan air sampai padat supaya tidak ada lagi
rongga-rongga yang terbuka.
d. Pasir untuk urugan dipakai pasir yang berkualitas baik dan bebas dari zat-zat organic.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR AS - 7


Pasal 13
Pekerjaan Beton
1. Lingkup Pekerjaan
1. Pek. Saluran lantai beton bertulang K-175
2. Pek. Saluran dinding beton bertulang K-175
3. Pek. Penutup Saluran beton bertulang K-175
2. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah ditentukan dalam pasal beton
bertulang yang disyaratkan dalam PBI’71.

 Beton
a. Semen
 Digunakan Portland Cement Jenis I Merk Bosowa, Tonasa, Gresik, Tiga Roda yang
memenuhi ketentuan NI-8 tahun 1975 dan memenuhi S-400 menurut Standar Cement
Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak cepat mengeras.
b. Pasir Beton, Pasir beton yang digunakan adalah pasir beton ex. Takari, harus berupa
butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta
memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI 1971.
c. Kerikil, harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai
yang disyaratkan dalam PBI 1971.
d. Air, harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis
atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
e. Besi Beton,
- Mutu baja/besi tulangan beton adalah jenis besi/baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan
leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2) dengan propil polos (BJTP 24) untuk
tulangan dengan diameter sampai 12 mm (notasi pada gambar Ø) dan Mutu baja/besi
tulangan beton dengan mutu U-39 (tegangan leleh karakteristik minimum 3900 kg/cm2)
dengan profil ulir (BJTD 39) untuk tulangan dengan diameter diatas 12 mm (digambar
dinotasikan dengan D).
- Kontraktor harus menunjukkan dan dipajang di direksikeet contoh besi tulangan yang
akan diadakan paling lambat 2 minggu sebelum pekerjaan pembesian dilakukan, untuk
selanjutnya sebagian contoh besi tersebut (sisanya tetap dipajang di direksikeet) harus
diuji dilaboratorium yang disetujui/ditunjuk oleh Direksi pekerjaan dan Konsultan
Pengawas.
- Jika contoh besi tersebut memenuhi syarat, besi boleh diadakan dilokasi pekerjaan dan
setiap material besi yang diturunkan harus dicek kesesuaiannya dengan contoh yang
sudah disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR AS - 8


 Mutu beton. Mutu beton untuk lantai rabbat beton adalah mutu beton K-175.
 Adukan Beton, pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Pengecoran
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Konsultan pengawas.
- Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

 Perawatan Beton
1. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan
dan harus berlangsung terus-menerus seIama paling sedikit dua minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak lebih dari
32oC
2. Dalam Jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam keadaan
basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka
selama sisa w a k t u t e r s e b u t p e l a k s a n a a n p e r a w a t a n b e t o n t e t a p d i l a k u k an
d e n ga n m e m b a s a h i permukaan beton terus menerus den gan menutupinya
dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Direksi Pekerjaan

Pasal 14
Pekerjaan Plesteran & Acian

1. Lingkup Pekerjaan
1. Pek. Plestran
2. Pek. Acian

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan pasir, semen dan air untuk pekerjaan plesteran mengikuti persyaratan yang telah
ditentukan dalam pasal beton bertulang.
b. Plesteran dibuat dengan dengan ketebalan berkisar 1,5 cm – 2,0 cm dengan campuran 1PC :
4Psr.
c. Acian saus semen dibuat dengan perbandingan air dan semen diaduk sampai didapat
campuran yang plastis.

3. Pedoman Pelaksanaan
 Pasir yang dipakai adalah pasir yang berkualitas baik dan bebas dari zat-zat organic or kimia
 Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan
berkisar antara 1,50 cm sampai 2,00 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata
sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang
yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.
 Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya
secara keseluruhan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR AS - 9


 Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan
plesterannya.
 Acian semen dipasang setelah plesetran selesai dikerjan secara sempurna.

Pasal 15
Pekerjaan Canstin & Paving Blok
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pasangan canstin dan paving blok.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan pasir, semen dan air untuk pekerjaan canstin mengikuti persyaratan yang telah
ditentukan dalam pasal beton bertulang.
b. Paving blok yang dipasang harus memenuhi kuat tekan K – 250 kg/cm2.
c. Ketebalan paving blok 8 cm

3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pasangan cansting dibuat dari campuran beton 1pc : 3psr : 5krkl.
b. Pasir urug untuk pemasangan paving harus benar – benar halus, apabila pasirnya kasar,
maka kontrator pelaksana harus melakukan penyaringan pasir terdahulu.
c. Pasangan paving blok harus dipasang rapi dan lurus, dan dibawah paving di urug
dengan pasir yang sudah diayak dengan ketebalan urugan 10 cm.
d. Paving haruslah seluruhnya dipadatkan dengan peralatan plate vibrator yang memiliki
0,3 – 0,5 m2 plate dengan gaya sentrifugal 1,6 – 2,0 ton.
e. Pemadatan harus dilakukan sebanyak 3 kali sebelum sambungan diisi dengan pasir
dengan partikel maksimum 1 mm, disikat dan divibrator sebanyak 3 kali, pemadatan
pada setiap saat menggunakan roller bobot 3 ton.
f. Plate vibrator tidak boleh digunakan pada jarak 3 meter dari lokasi cansteen yang belum
di cor atau interlocking block yang belum terkunci.
g. Area yang dipadatkan tidak boleh digunakan untuk lalu-lintas orang lewat sampai
seluruh block terpasang / terkunci.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR AS - 10


Pasal 16
Pekerjaan dan Pemasangan Rumput Stadion

1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pengadaan dan pemasangan rumput pada lapangan.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah rumput jenis Zoysia Matrela.

3. Pedoman Pelaksanaan
a. Bibit rumput harus sudah berada dilokasi sebelum mulai pekerjaan.
b. Kemudian bibit rumput tersebut disemaikan.
c. Dilakukan perawatan bibit rumput dilokasi penyemaian tersebut.
d. Dibuat rambu larangan masuk di area penanaman dan marking jarak penanaman.
e. Kemudian dilakukan penanaman rumput tersebut.

Pasal 17
Pekerjaan Akhir
 Sebelum pekerjaan diserahkan, kontraktor pelaksana harus melengkapi Laporan Harian,
Mingguan dan Bulanan (perbaikan atau penyempurnaan seperlunya atas laporan yang
dibuat secara rutin saat pekerjaan berlangsung).
 Sebelum pekerjaan diserahkan, kontraktor pelaksana harus melengkapi Reguest of work,
Shop drawing (perbaikan atau penyempurnaan seperlunya atas laporan yang dibuat
secara rutin saat pekerjaan berlangsung).
 Sebelum pekerjaan diserahkan, kontraktor pelaksana harus menyerahkan gambar
pelaksanaan (as built drawing) yang sudah ditanda tangani oleh konsultan pengawas
dan pihak direksi.
 Sebelum pekerjaan diserahkan, kontraktor pelaksana harus membersihkan lokasi dari
bahan-bahan sisa selama pelaksanaan pekerjaan dan menyerahkan barang-barang
invertaris proyek yang menjadi hak pemilik pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR AS - 11

Anda mungkin juga menyukai