Anda di halaman 1dari 34

DAFTAR ISI

OBSTETRIC

Hitung-Hitungan  
a. Tafsiran Persalinan  
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)  
- HPHT + 7 + 9 + 0 ( HPHT Januari - Maret)  
- HPHT + 7 - 3 + 1 (HPHT April - Desember)  
 
b. Tinggi Fundus Uteri & Usia Kehamilan  
● Rumus NAEGLE (Berdasarkan HPHT)  
- Siklus 28 hari : (Tgl + 7) (Bulan + 9/-3) (Tahun tetap/+1)  
- Siklus 32 hari : (Tgl + 14) (Bulan +9/-3) (Tahun tetap/+1)  
 
● Rumus McDonald’s (Berdasarkan TFU)  
- Usia Kehamilan (Dlm Bulan) = TFU (cm) X 2/7  
- Usia Kehamilan (Dlm Minggu) = TFU (cm) x 8/7  

 
 
 
 

 
 
c. Taksiran Berat Janin  
Untuk menentukan berat janin dalam uterus diperkirakan dengan rumus 
johnson : 
● Jika Verteks pada/di atas spina ischiadica  
Berat Janin = (TFU-12) X 155 gram  
● Bila kepala janin sudah masuk PAP rumusnya berubah menjadi 
Berat Janin = (TFU - 11) X 155 gram  
d. ANC  
Minimal 4x Kunjungan  
Trimester   Jumlah Kunjungan  Waktu Kunjungan Yang 
Minimal   Dianjurkan  

I   1x   Sebelum minggu ke-16  

II   1x  Antara minggu ke 24-28  

III   2x  Antara minggu 30 - 32  

Antara minggu 36 - 38  

 
Yang harus ditanyakan  
1. Identitas  
→ Nama, usia, alamat, no.telp, tahun menikah, agama, suku  
2. Riwayat Kehamilan Sekarang  
→ HPHT, Siklus Haid, Taksiran waktu persalinan  
→ Perdarahan pervaginam, Keputihan, Mual dan muntah 
→ Masalah/Kelainan pada kehamilan ini 
→ Pemakaian obat dan jamu-jamuan, keluhan lainnya  
3. Riwayat Kehamilan Dahulu  
→ Jumlah kehamilan, Jumlah persalinan 
→ Jumlah persalinan cukup bulan, jumlah persalinan prematur 
→ Jumlah anak hidup, usia, berat lahir dan jenis kelamin anak, cara persalinan 
→ Jumlah keguguran, jumlah aborsi 
→  Perdarahan  pada  kehamilan  persalinan  dan  masa  nifas  dahulu,  ada  tidaknya 
HT pada kehamilan dulu 
→ Riw berat bayi <2,5 kg atau >4 kg 
→Riwayat  kehamilan  sungsang, riwayat kehamilan ganda, riwayat pertumbuhan 
janin  terhambat,  riwayat  penyakit  &  kematian  perinatal,  neonatal,  dan  kematian 
janin.  
4. Riwayat Kontrasepsi 
→  ​Riwayat  kontrasepsi  terdahulu,  riwayat  kontrasepsi  terakhir  sebelum 
kehamilan ini 
5. Riwayat Medis Lainnya  
→  Penyakit jantung, HT, DM, Hepatitis, HIV, STD, TB, Asma Penyakit ginjal kronik, 
Gangguan hematologi (Thalasemia)  
→ Alergi obat/makanan 
→ Riwayat transfusi darah golongan darah 
→ Riwayat operasi, riwayat trauma  
→ Riwayat imunisasi 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Pemeriksaan Leopold 
Leopold I   

 
- Pemeriksa menghadap ke arah wajah ibu hamil  
- Menentukan tinggi fundus uteri (TFU) & bagian janin dalam fundus  
 
 
Leopold II 

 
- Menentukan batas samping rahim kanan-kiri, dilakukan mulai akhir 
trimester II   
- Menentukan letak punggung janin  
- Pada letak lintang menentukan letak kepala janin  
 
 
Leopold III  

 
- Menentukan bagian terbawah janin, Dilakukan mulai akhir trimester II  
- Menentukan apakah bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas 
panggul (PAP) atau belum  
Leopold IV   

 
- Pemeriksa menghadap ke kaki ibu hamil  
- Menentukan bagian terbawah janin dan berapa jauh bagian terbawah 
tersebut masuk pintu atas panggul (PAP)  
- Dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Normal Pregnancy  
 
 
Persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika:  
- Usia kehamilan cukup bulan (37 - 42 minggu)  
- Persalinan terjadi spontan  
- Presentasi belakang kepala  
- Tidak ada komplikasi ibu maupun janin  
 
Trimester I  : 1- 13 minggu  
Trimester II  : 14 - 27 minggu  
Trimester III  : 28 - 40 minggu/waktu melahirkan  
 
 
Term : 37 - 42 minggu  
Preterm : <37 minggu  
Postdates Pregnancy > 42 minggu  
 
Identifikasi tanda kelahiran : Kontraksi uterus yang diikuti oleh dilatasi serviks 
Pada pemeriksaan fisik nilai  
1. Dilatasi serviks  
2. Effacement  
3. Consistency  
4. Station  
5. Ruptur Membran : Nitrazine Test, Sterile speculum 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Stage of Labor  

 
Stage I  
- Cervical effacement & dilatation  
- Ditandai dengan kontraksi uterus yang adekuat dari segi frekuensi, 
intensitas, dan durasi  
- Berakhir saat cervix is fully dilated (10 cm)  
a. Fase Laten (Kontraksi reguler)  
- Dilatasi serviks <4 cm  
- Kontraksi bisa/tidak nyeri  
- Dilatasi berlangsung lambat  
- Prolonged latent phase >20 jam pada nullipara, dan >14 jam pada 
multipara  
b. Fase Aktif   
 
 
Stage II  
- Mulai saat dilatasi sempurna hingga akhir persalinan  
Primigravida 50 menit - max 2 jam  
Multipara 20 menit - max 1 jam  
Kontraksi : Interval 2-3 menit, Durasi 50 - 100 detik  
  
 
 
 
 
Step of Vaginal Delivery  

 
 
Robekan Perineum  

 
 
Kala Persalinan  
Kala I :  
- Fase laten : Pembukaan serviks 1 hingga 3 cm, sekitar 8 jam  
- Fase Aktif : Pembukaan serviks 4 hingga lengkap (10cm), sekitar 6 jam  
Kala II :  
- Pembukaan lengkap sampai bayi lahir  
- 1 jam pada primigravida  
- 2 jam pada multigravida  
 
Kala III  
- Segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir lengkap, sekitar 30 menit  
 
Kala IV  
- Segera setelah lahirnya plasenta hingga 2 jam post-partum  
 
Manajemen Aktif Kala III  
a. Oxytocin  
- Diberi dalam 2 menit 10 U IM setelah bayi lahir  
- Bila tidak tersedia, rangsang puting payudara ibu segera (Oxytocin alami)  
- Ergometrin  0,2  mg  IM  (Kontraindikasi  :  Preeklampsia,  Eklampsia,  HT  → 
Meningkatkan resiko CVD)  
b. Peregangan Tali Pusat Terkendali (PTT)/ Controlled Cord Traction  
- Satu tangan pada korpus uteri tepat diatas simfisis pubis  
- Selama  ada  kontraksi  tangan  mendorong  korpus  uteri  dengan  gerakan 
DORSO kranial ke arah kepala ibu  
- Tangan yang satu memegang tali pusat 56 cm didepan vulva  
- Selama  kontraksi  lakukan  tarikan  terkendali  pada  tali  pusat  yang  terus 
menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus  
- PTT  dilakukan  hanya  selama  uterus  kontraksi,  saat  uterus  tidak  kontraksi, 
tangan  tetap  di  uterus  tapi  tidak  melakukan  PTT.  Ulangi  PTT  setiap 
kontraksi sampai plasenta lepas  
c. Pemijatan/Masase Uterus Segera Setelah Plasenta Lahir  
- Begitu  plasenta  lepas,  keluarkan  dengan  gerakan  tangan  mendekati 
plasenta 
- Keluarkan plasenta dengan gerakan kebawah, keatas sesuai dengan jalan 
lahir  
- Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta 
searah jarum jam → keluarkan selaput ketuban  
- Setelah plasenta dan selaput keluar, masase/urut agar berkontraksi → 
Mencegah perdarahan  
- Bila plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit berikan Oxytocin 10 U IM, 
dosis kedua diberikan 15 menit setelah dosis pertama  
 
INGAT : 3 LANGKAH PENTING MANAJEMEN AKTIF KALA III  
1. Berikan oksitosin 10 U IM dalam 2 menit setelah bayi lahir  
2. Lakukan peregangan tali pusat terkendali  
3. Segera lakukan masase pada fundus uteri setelah plasenta lahir  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Placental Abnormalities  
 
PLASENTA PREVIA 
a. Definisi  
- Plasenta yang berimplantasi di atas atau mendekati ostium serviks  
- Terdapat 4 macam :  
1. Plasenta Previa Totalis - Ostium internal ditutupi seluruhnya oleh 
plasenta  
2. Plasenta Previa Parsialis - Ostium internal ditutupi sebagian oleh 
plasenta  
3. Plasenta Previa Marginalis - Tepi plasenta terletak di tepi ostium 
internal  
4. Plasenta Previa Letak Rendah - Plasenta berimplantasi di segmen 
bawah uterus sehingga tepi plasenta terletak dekat dengan ostium  

 
b. Faktor Predisposisi  
- Kehamilan dengan ibu berusia lanjut  
- Multipara  
- Riwayat SC sebelumnya  
c. Diagnosis  
- Perdarahan TANPA NYERI, usia kehamilan >22 minggu  
- Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia  
- Shock  
- Tidak ada kontraksi uterus  
- Bagian terendah janin tidak masuk PAP 
- Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin  
Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG  
d. Tatalaksana   
Terapi Umum  
- Tidak  dianjurkan  melakukan  pemeriksaan  dalam  sebelum  tersedia 
kesiapan untuk seksio sesarea.  
- Pemeriksaan  inspekulo  secara  hati-hati,  untuk  menentukan  sumber 
perdarahan.  
- Perbaiki  kekurangan  cairan/darah  dengan  infus  cairan  intravena 
(NaCl 0.9% atau Ringer Laktat)  
- Lakukan  penilaian  jumlah  perdarahan  →  Jika  banyak  dan 
berlangsung,  persiapkan  SC,  Jika  sedikit  dan  berhenti,  dan  janin 
hidup tetapi prematur → pertimbangkan terapi ekspektatif  
Terapi Khusus  
1. Terapi Konservatif  
- Syarat terapi ekspektatif  
- Rawat inap, bedrest, dan berikan antibiotik profilaksis  
- Lakukan pemeriksaan USG untuk memastikan letak plasenta  
- Berikan tokolitik bila ada kontraksi 
- MgSO4 4 gr IV dosis awal dilanjutkan 4g setiap 6 jam, atau  
- Nifedipin 3 x 20 mg/hari  
Pemberian  tokolitik  dikombinasikan  dengan  betametason 12 
mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin.  
- Perbaiki  anemia  dengan  Sulfas Ferosus atau Ferous Fumarat 60 mg 
PO selama 1 bulan  
- Pastikan tersedianya sarana transfusi  
- Jika  perdarahan  berhenti  dan  waktu  untuk  mencapai  37  minggu 
masih  lama,  ibu  dapat  dirawat  jalan  dengan  pesan  segera  kembali 
ke rumah sakit jika terjadi perdarahan  
2. Terapi Aktif  
- Rencanakan terminasi kehamilan jika:  
- Usia kehamilan cukup bulan  
- Janin mati  
- Pada perdarahan aktif & banyak  
 
 
SOLUSIO PLASENTA  
a. Definisi  
Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya.  
b. Faktor Predisposisi  
- Hipertensi  
- Versi luar  
- Trauma abdomen  
- Hidramnion  
- Gemeli  
- Defisiensi besi  
c. Diagnosis  
- Perdarahan dengan nyeri intermiten atau menetap  
- Warna darah kehitaman dan cair, tetapi mungkin jika solusio relatif 
baru  
- Shock tidak sesuai dengan jumlah darah keluar (Concealed)  
- Anemia berat  
- Gawat Janin atau hilangnya denyut jantung janin  
- Uterus tegang terus menerus dan nyeri  
d. Tatalaksana  
1. Tatalaksana Umum 
- Rujuk ke faskes yang lengkap  
- Jika terjadi perdarahan hebat (nyata/tersembunyi) dengan tanda-tanda 
awal syok pada ibu lakukan persalinan segera.  
- Jika pembukaan serviks lengkap → Persalinan dengan ekstraksi 
vakum  
- Jika pembukaan serviks belum lengkap → Persalinan dengan SC 
- Waspada terjadinya PPH  
- Jika perdarahan ringan atau sedang dan belum terdapat tanda-tanda 
syok, tindakan bergantung pada DJJ  
- DJJ normal → SC  
- DJJ tidak terdengar namun nadi dan TD ibu normal → pervaginam  
- DJJ tidak terdengar dan nadi dan TD ibu bermasalah → pecahkan 
ketuban dengan kocher  
- Jika kontraksi jelek, perbaiki dengan pemberian oksitosin  
- Jika serviks kenyal, tebal dan tertutup, lakukan SC  
2. Tatalaksana Khusus : -  
 

 
Concealed Hemorrhage 
 
  
 
 
 
 
 
 
ACCRETA : Chorionic Villi Are In Contact With The Myometrium   
INCRETA : Chorionic Villi Invade The Myometrium  
PERCRETA : Chorionic Villi Penetrate The Uterine Serosa  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Jenis-Jenis Abortus  
a. Definisi  
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin 
dapat hidup diluar kandungan. Usia kehamilan <20 minggu, Berat janin 
<500 gram.  
b. Diagnosis  
- Perdarahan pervaginam dari bercak hingga banyak  
- Nyeri perut  
- Pengeluaran sebagian produk konsepsi  
- Serviks dapat tertutup maupun terbuka  
- Ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya  
Diagnosis ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan USG.  
c. Faktor Predisposisi  
- Janin : Kelainan genetik (Kromosomal)  
- Ibu : Infeksi, kelainan hormonal (Hipertiroid), DM, Malnutrisi, Obat, Rokok, 
etc  
- Ayah : Kelainan Sperma  
d. Tatalaksana  
1. Umum  
- Cek keadaan umum & TTV ibu (HR, RR, Nadi, Suhu)  
- Periksa tanda-tanda syok (Akral dingin, pucat, takikardi, TD Sistolik <90 
mmHg) Jika syok tatalaksana sesuai algoritma syok  
- Bila terdapat tanda-tanda sepsis/dugaan abortus dengan komplikasi 
berikan kombinasi antibiotik sampai ibu bebas demam untuk 48 jam:  
- Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam  
- Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam  
- Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam  
2. Khusus ​: Sesuai jenis abortus  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
MACAM-MACAM ABORTUS  
DIAGNOSIS   PERDARAHAN  NYERI PERUT   UTERUS   SERVIKS   GEJALA KHAS  

Iminens   Sedikit   Sedang   Sesuai usia  Tertutup   Tidak ada 


gestasi   ekspulsi jaringan 
konsepsi  

Insipiens  Sedang-banyak   Sedang-Hebat   Sesuai usia  Terbuka   Tidak ada 


kehamilan   ekspulsi jaringan 
konsepsi  

Inkomplit   Sedang-banyak   Sedang-hebat   Sesuai dengan  Terbuka   Ekspulsi 


usia kehamilan   sebagian 
jaringan 
konsepsi  

Komplit   Sedikit   Tanpa/sedikit   Lebih kecil dari  Terbuka/Tertutup   Ekspulsi seluruh 


usia gestasi   jaringan 
konsepsi  

Missed Abortion   -   -   Lebih kecil dari  Tertutup   Janin telah mati 


usia kehamilan   tapi tidak ada 
ekspulsi jaringan 
konsepsi  

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Mola Hidatidosa 
 
Definisi  
Mola  hidatidosa  adalah  bagian  dari  penyakit  trofoblastik  gestational,  yang 
disebabkan  oleh  kelainan  pada  vili  korionik  yang  disebabkan  oleh  proliferasi 
trofoblastik dan edema.  
 
Diagnosis  
- Perdarahan pervaginam berupa bercak - jumlah banyak  
- Mual dan muntah hebat  
- Ukuran Uterus lebih besar dari usia kehamilan  
- Tidak ditemukan janin intrauterin  
- Nyeri perut  
- Serviks terbuka  
- Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin  
- Takikardi, berdebar-debar (Tanda-tanda tirotoksikosis)  
Penegakkan diagnosis kehamilan mola dapat dibantu dengan pemeriksaan USG  
 
Faktor Predisposisi  
- Usia - Kehamilan terlalu muda dan tua  
- Riwayat kehamilan mola sebelumnya  
- Beberapa penelitian → hubungan dengan penggunaan kontrasepsi oral  
 
Tatalaksana  
a. Umum  
- Jika  serviks  tertutup,  pasang  batang  laminaria  selama  24  jam  untuk 
mendilatasi serviks  
- Siapkan darah untuk transfusi, terutama pada mola berukuran besar  
b. Khusus  
- Lakukan  evakuasi  dengan  menggunakan  aspirasi  vakum  manual  (AVM) 
dan kosongkan isi uterus secara cepat  
- Sementara  proses  evakuasi  berlangsung,  pasang  infus  Oksitosin  10  U 
dalam  500  ml  NaCl  0.9%  atau  RL  dengan  kecepatan  40-60  tetes/menit 
untuk mencegah perdarahan  
- Ibu  dianjurkan  untuk  menggunakan  kontrasepsi  hormonal  bila masih ingin 
memiliki anak, atau tubektomi bila ingin menghentikan kesuburan 
- Selanjutnya pantau  
- Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu  
- Bila  hasil  HCG  serum  terus  menetap  atau  naik  dalam  2  kali 
pemeriksaan  berturut-turut,  ibu  dirujuk  ke  RS  yang memiliki fasilitas 
kemoterapi  
- HCG  Urin  yang  belum  memberi  hasil  negatif  setelah  8  minggu  juga 
dirujuk ke RS. Tersier.   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)  
 
Definisi  
Kehamilan  yang  terjadi  diluar  rahim  (uterus).  Hampir  95%  kehamilan  ektopik 
terjadi  di  bagian  segmen  tuba  Falopi,  5%  sisanya  terdapat  di  ovarium,  rongga 
peritoneum  atau  di  dalam  serviks.  Apabila  terjadi  ruptur  di  lokasi  implantasi 
kehamilan,  makan  akan  terjadi  keadaan  perdarahan  masif  dan  nyeri  abdomen 
akut yang disebut KET.  
Faktor Predisposisi  
- Riwayat KET sebelumnya  
- Riwayat operasi di daerah tuba dan/tubektomi  
- Riwayat penggunaan AKDR  
- Riwayat ISK/PID  
- Merokok  
- Riwayat abortus sebelumnya  
- Riwayat SC sebelumnya  
Diagnosis  
- Perdarahan pervaginam dari bercak - jumlah sedang  
- Kesadaran menurun  
- Pucat  
- Hipotensi & Hipovolemia  
- Nyeri abdomen & pelvis  
- Nyeri goyang porsio  
- Serviks tertutup  
Penegakan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG  
Tatalaksana  
a. Umum  
- Kristaloid  :  NaCl  0.9%  /  Ringer  Lactate  (500  mL  dalam  15  menit  pertama) 
atau 2L dalam 2 jam pertama  
- Rujuk ke RS  
b. Khusus  
- Cross match, persiapan laparotomi  
- Saat laparotomi, lakukan eksplorasi kedua ovarium & tuba fallopi  
- Jika  terjadi  kerusakan  berat  pada  tuba  →  Salpingektomi  (Eksisi 
bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi)  
- Jika  terjadi  kerusakan  ringan  pada  tuba  →  Salpingostomi  (Hasil 
konsepsi dikeluarkan, tuba dipertahankan)  
- Sebelum  memulangkan  pasien,  berikan  konseling  untuk  penggunaan 
kontrasepsi.  
- Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4 minggu.  
- Atasi  anemia  dengan pemberian tablet sulfas ferosus 60 mg/hari selama 6 
bulan  
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Post-Partum Haemorrhage  
Definisi  
PPH  
- Primer : Dalam 24 jam pertama setelah persalinan  
- Sekunder : Antara 24 jam hingga 12 minggu pasca persalinan  
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan  
- Lebih dari 500 ml setelah bayi lahir pervaginam 
- Lebih dari 1000 ml pada persalinan SC 
 
Faktor Resiko  
- Kelainan  implantasi  dan  pembentukan  plasenta  :  Plasenta  previa  solusio 
plasenta,  plasenta  akreta/inkreta/perkreta,  kehamilan  ektopik,  mola 
hidatidosa  
- Trauma  saat  kehamilan  dan  persalinan  :  episiotomi,  persalinan  per 
vaginam dengan isntrumen, bekas SC atau histerektomi  
- Volume  darah  ibu  yang  minimal,  terutama  pada  ibu  dengan  BB  kurang, 
preeklampsia berat/eklampsia, sepsis atau gagal ginjal  
- Gangguan koagulasi  
- Pada  atonia  uteri  :  penyebabnya  adalah  uterus  overdistensi  (makrosomia, 
kehamilan  kembar,  hidramnion,  atau  bekuan  darah),  induksi  persalinan, 
penggunaan  agen  anestetik  (halogen),  persalinan  lama,  korioamnionitis, 
persalinan terlalu cepat dan riwayat atonia uteri sebelumnya  
 
4T  
Tone  : Atonia Uteri  
Trauma  : Lacerations, Hematoma, Inversion, Rupture 
Tissue  : Retained tissue, Invasion placenta   
Thrombin  : Koagulopati  
 
First Line : Oxytocin (Pitocin)  
- Prevention : 10 U IM atau 5-10 U IV Bolus  
- Treatment : 20-40 IU in 1 L normal saline, Infus 500 ml dalam 10 menit lalu 
lanjut 250 tiap jam  
 
Second Line:   
Carboprost IM 0.25 mg diberikan setiap 15-90 menit total dosis 2 mg 
Methergine IM 0.2 mg diulang setiap 2-4 jam  
Misoprostol (Prevention: 600 MG PO), Treatment 800 - 1000 mg sublingual/oral  
Tranexamic Acid 1 gr IV over 10 mins, repeat after 30 mins  
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Hipertensi Dalam Kehamilan, Preeklampsia, dan Eklampsia  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Malposisi, Malpresentasi, CPD  
 
Malposisi  
- Posisi abnormal verteks kepala janin (dengan ubun-ubun kecil sebagai 
penandai) terhadap panggul ibu.  
-Posisi : Oksiput posterior, Oksiput lintang 
 
Malpresentasi  
- Malpresentasi meliputi semua presentasi selain verteks  
- Presentasi dahi, muka, majemuk, bokong(sungsang), letak lintang  
 
CPD (CEPHALOPELVIC DISPROPORTION)  
- Hambatan lahir yang diakibatkan oleh disparitas ukuran kepala janin dan 
pelvis maternal 
- Terhentinya kemajuan pembukaan serviks dan penurunan kepala 
walaupun his adekuat.  
- CPD terjadi akibat janin terlalu besar dan/panggul ibu kecil   
- Waspadai CPD pada:  
- Arcus pubis <90  
- Teraba promontorium  
- Teraba spina ischiadica  
- Teraba linea innominata  
- Pada primigravida bagian terbawah tidak masuk ke pintu atas 
panggul pada usia >36 minggu  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Korioamnionitis, Hidramnion  
 

Korioamnionitis
→ Infeksi pada korion dan amnion
Diagnosis
→ Bila ditemukan demam >38​0 ​dengan 2 atau lebih tanda berikut ini:
- Leukositosis >15.000 sel/mm​3
- DJJ >160x/menit
- Nadi ibu >100x/menit
- Nyeri tekan fundus saat tidak berkontraksi
- Cairan amnion berbau
→ RF : Persalinan prematur, persalinan lama, ketuban pecah lama, pemeriksaan
dalam yang dilakukan berulang-ulang, IMS/BV, Alkohol, Rokok
→ Tx : Ampisilin 2 gr IV tiap 6 jam + Gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
Jika serviks matang: Induksi persalinan dengan Oksitosin
Jika serviks belum matang : Matangkan dengan prostaglandin dan infus oksitosin,
atau lakukan SC

→ Jika persalinan dilakukan pervaginam, hentikan antibiotik setelah persalinan.


→ Jika persalinan dilakukan dengan SC, lanjutkan AB dan tambahkan
Metronidazole 500 mg IV tiap 8 jam sampai bebas demam selama 48 jam

Hidramnion
→ Cairan amnion dalam jumlah berlebihan
→ Diagnosis ditegakkan bila jumlah cairan amnion lebih dari 2000 mL
→ Temuan klinis yang utama pada hidramnion adalah ukuran uterus yang besar dan
tegang disertai dengan kesulitan meraba bagian janin atau mendengarkan denyut
jantung janin.
→ Pada keadaan berat, ibu dapat mengalami kesulitan bernafas, pembengkakan
tungkai, dan oligouria
Diagnosis pasti dengan USG

RF → Ibu dengan dm, Riw hidramnion dalam keluarga


Tx → Amnioreduksi, amniotomi, atau pemberian Indometasin
SOAL MIDEVALUASI

1. What are the 5 most common vaginitis


- Bacterial Vaginosis
- Trichomoniasis
- Vulvovaginal Candidiasis
- Atrophic Vaginitis
- Irritant/Allergic Contact Dermatitis

2. A 32 years old P5A1 comes to your clinic for contraceptive counseling. She
just delivered her baby 1 month ago. What contraception options (Min 4) are
suitable for this patient?
- Kontrasepsi Mantap/Steril (Tubektomi/Vasektomi)
- AKDR (IUD)
- Implan (Min 4 minggu pasca kelahiran)
- Suntikan Progestin (DMPA/ 3 bulan) /
- Condom
- Mini Pil
- Lactational Amenorrhea

3. A 28 years old woman came to your rclinic due to vaginal discharge 2 weeks
ago. It is abnormal according to the patient. She denies fever, dysuria, and
lower abdominal pain. What investigation will you perform to confirm the
diagnosis ? (Minimal jawab 3)
- Inspeksi luar
- Inspekulo
- KOH Prep (Whiff Test)
- Gram Stain
- Wet Prep (Wet Mount/Smear)
- pH test
- Culture
4. A G2P1 comes to your clinic. She had done a pregnancy test with a positive
result. She wants to check her pregnancy for the first time. She is wondering
her age of pregnancy since she had period last February 10 2019. Today is
May 10 2019. At this age of gestation, where can you palpate the uterine
fundus (at the level of?)
a. Symphysis pubis
b. Umbilical
c. 2 jari di atas symphysis pubis
d. 2 jari di bawah symphysis pubis

5. A G7P5A1 on her 38 weeks of pregnancy comes due to vaginal bleeding. She


had a monthly regular prenatal check-up in a clinic. The history of prenatal
check-up and ultrasound were uneventful. All previous four pregnancies were
delivered normally, but the fifth one delivered by cesarean section due to
malpresentation. Her uterus is hard, tender. FHR is 160 bpm. She is not in
labor. What is the most likely diagnosis now ?
a. Placenta previa
b. Vasa previa
c. Solusio plasenta
d. Ruptur Uteri

6. What are types of hypertension in pregnancy ?


- Hipertensi Kronik Pada Ibu Hamil
- Gestational Hypertension
- Pre-eklampsia Ringan, Berat
- Eklampsia
- Superimposed Preeclampsia in HT Chronic

7. What are the causes of abnormal uterine bleeding ?


PALM COEIN
Polyp (Endometrial/Cervical)
Adenomyosis
Leiomyoma
Malignancy
Coagulopathy
Ovulatory Dysfunction
Endometrial
Iatrogenic
Not Yet Classified

8. Apa interpretasi dari hasil CTG berikut ?


- Variability <5, deselerasi lambat

9. A 25 years old primigravida is brought to the LDS at 39 weeks pregnancy.


She complains of labor pains. Fundal height is 33 cm, head presentation and
FHR 145 bpm. On internal examination revealed the cervix is soft,
mid-position, 6 cm dilated with 70% effaced, intact bag of water, cephalic with
right occiput anterior, station 0. She has an adequate uterine contraction.

10. Ibu A datang untuk memeriksakan kehamilannya. Hari pertama Haid terakhir
24 September 2019. Kapan taksiran persalinannya ?
a. 30 Juni 2019
b. 30 Juni 2020
c. 1 Juli 2019
d. 1 Juli 2020

Anda mungkin juga menyukai