OBSTETRIC
Hitung-Hitungan
a. Tafsiran Persalinan
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
- HPHT + 7 + 9 + 0 ( HPHT Januari - Maret)
- HPHT + 7 - 3 + 1 (HPHT April - Desember)
b. Tinggi Fundus Uteri & Usia Kehamilan
● Rumus NAEGLE (Berdasarkan HPHT)
- Siklus 28 hari : (Tgl + 7) (Bulan + 9/-3) (Tahun tetap/+1)
- Siklus 32 hari : (Tgl + 14) (Bulan +9/-3) (Tahun tetap/+1)
● Rumus McDonald’s (Berdasarkan TFU)
- Usia Kehamilan (Dlm Bulan) = TFU (cm) X 2/7
- Usia Kehamilan (Dlm Minggu) = TFU (cm) x 8/7
c. Taksiran Berat Janin
Untuk menentukan berat janin dalam uterus diperkirakan dengan rumus
johnson :
● Jika Verteks pada/di atas spina ischiadica
Berat Janin = (TFU-12) X 155 gram
● Bila kepala janin sudah masuk PAP rumusnya berubah menjadi
Berat Janin = (TFU - 11) X 155 gram
d. ANC
Minimal 4x Kunjungan
Trimester Jumlah Kunjungan Waktu Kunjungan Yang
Minimal Dianjurkan
Yang harus ditanyakan
1. Identitas
→ Nama, usia, alamat, no.telp, tahun menikah, agama, suku
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
→ HPHT, Siklus Haid, Taksiran waktu persalinan
→ Perdarahan pervaginam, Keputihan, Mual dan muntah
→ Masalah/Kelainan pada kehamilan ini
→ Pemakaian obat dan jamu-jamuan, keluhan lainnya
3. Riwayat Kehamilan Dahulu
→ Jumlah kehamilan, Jumlah persalinan
→ Jumlah persalinan cukup bulan, jumlah persalinan prematur
→ Jumlah anak hidup, usia, berat lahir dan jenis kelamin anak, cara persalinan
→ Jumlah keguguran, jumlah aborsi
→ Perdarahan pada kehamilan persalinan dan masa nifas dahulu, ada tidaknya
HT pada kehamilan dulu
→ Riw berat bayi <2,5 kg atau >4 kg
→Riwayat kehamilan sungsang, riwayat kehamilan ganda, riwayat pertumbuhan
janin terhambat, riwayat penyakit & kematian perinatal, neonatal, dan kematian
janin.
4. Riwayat Kontrasepsi
→ Riwayat kontrasepsi terdahulu, riwayat kontrasepsi terakhir sebelum
kehamilan ini
5. Riwayat Medis Lainnya
→ Penyakit jantung, HT, DM, Hepatitis, HIV, STD, TB, Asma Penyakit ginjal kronik,
Gangguan hematologi (Thalasemia)
→ Alergi obat/makanan
→ Riwayat transfusi darah golongan darah
→ Riwayat operasi, riwayat trauma
→ Riwayat imunisasi
Pemeriksaan Leopold
Leopold I
- Pemeriksa menghadap ke arah wajah ibu hamil
- Menentukan tinggi fundus uteri (TFU) & bagian janin dalam fundus
Leopold II
- Menentukan batas samping rahim kanan-kiri, dilakukan mulai akhir
trimester II
- Menentukan letak punggung janin
- Pada letak lintang menentukan letak kepala janin
Leopold III
- Menentukan bagian terbawah janin, Dilakukan mulai akhir trimester II
- Menentukan apakah bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas
panggul (PAP) atau belum
Leopold IV
- Pemeriksa menghadap ke kaki ibu hamil
- Menentukan bagian terbawah janin dan berapa jauh bagian terbawah
tersebut masuk pintu atas panggul (PAP)
- Dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu
Normal Pregnancy
Persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika:
- Usia kehamilan cukup bulan (37 - 42 minggu)
- Persalinan terjadi spontan
- Presentasi belakang kepala
- Tidak ada komplikasi ibu maupun janin
Trimester I : 1- 13 minggu
Trimester II : 14 - 27 minggu
Trimester III : 28 - 40 minggu/waktu melahirkan
Term : 37 - 42 minggu
Preterm : <37 minggu
Postdates Pregnancy > 42 minggu
Identifikasi tanda kelahiran : Kontraksi uterus yang diikuti oleh dilatasi serviks
Pada pemeriksaan fisik nilai
1. Dilatasi serviks
2. Effacement
3. Consistency
4. Station
5. Ruptur Membran : Nitrazine Test, Sterile speculum
Stage of Labor
Stage I
- Cervical effacement & dilatation
- Ditandai dengan kontraksi uterus yang adekuat dari segi frekuensi,
intensitas, dan durasi
- Berakhir saat cervix is fully dilated (10 cm)
a. Fase Laten (Kontraksi reguler)
- Dilatasi serviks <4 cm
- Kontraksi bisa/tidak nyeri
- Dilatasi berlangsung lambat
- Prolonged latent phase >20 jam pada nullipara, dan >14 jam pada
multipara
b. Fase Aktif
Stage II
- Mulai saat dilatasi sempurna hingga akhir persalinan
Primigravida 50 menit - max 2 jam
Multipara 20 menit - max 1 jam
Kontraksi : Interval 2-3 menit, Durasi 50 - 100 detik
Step of Vaginal Delivery
Robekan Perineum
Kala Persalinan
Kala I :
- Fase laten : Pembukaan serviks 1 hingga 3 cm, sekitar 8 jam
- Fase Aktif : Pembukaan serviks 4 hingga lengkap (10cm), sekitar 6 jam
Kala II :
- Pembukaan lengkap sampai bayi lahir
- 1 jam pada primigravida
- 2 jam pada multigravida
Kala III
- Segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir lengkap, sekitar 30 menit
Kala IV
- Segera setelah lahirnya plasenta hingga 2 jam post-partum
Manajemen Aktif Kala III
a. Oxytocin
- Diberi dalam 2 menit 10 U IM setelah bayi lahir
- Bila tidak tersedia, rangsang puting payudara ibu segera (Oxytocin alami)
- Ergometrin 0,2 mg IM (Kontraindikasi : Preeklampsia, Eklampsia, HT →
Meningkatkan resiko CVD)
b. Peregangan Tali Pusat Terkendali (PTT)/ Controlled Cord Traction
- Satu tangan pada korpus uteri tepat diatas simfisis pubis
- Selama ada kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan
DORSO kranial ke arah kepala ibu
- Tangan yang satu memegang tali pusat 56 cm didepan vulva
- Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus
menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus
- PTT dilakukan hanya selama uterus kontraksi, saat uterus tidak kontraksi,
tangan tetap di uterus tapi tidak melakukan PTT. Ulangi PTT setiap
kontraksi sampai plasenta lepas
c. Pemijatan/Masase Uterus Segera Setelah Plasenta Lahir
- Begitu plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan tangan mendekati
plasenta
- Keluarkan plasenta dengan gerakan kebawah, keatas sesuai dengan jalan
lahir
- Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta
searah jarum jam → keluarkan selaput ketuban
- Setelah plasenta dan selaput keluar, masase/urut agar berkontraksi →
Mencegah perdarahan
- Bila plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit berikan Oxytocin 10 U IM,
dosis kedua diberikan 15 menit setelah dosis pertama
INGAT : 3 LANGKAH PENTING MANAJEMEN AKTIF KALA III
1. Berikan oksitosin 10 U IM dalam 2 menit setelah bayi lahir
2. Lakukan peregangan tali pusat terkendali
3. Segera lakukan masase pada fundus uteri setelah plasenta lahir
Placental Abnormalities
PLASENTA PREVIA
a. Definisi
- Plasenta yang berimplantasi di atas atau mendekati ostium serviks
- Terdapat 4 macam :
1. Plasenta Previa Totalis - Ostium internal ditutupi seluruhnya oleh
plasenta
2. Plasenta Previa Parsialis - Ostium internal ditutupi sebagian oleh
plasenta
3. Plasenta Previa Marginalis - Tepi plasenta terletak di tepi ostium
internal
4. Plasenta Previa Letak Rendah - Plasenta berimplantasi di segmen
bawah uterus sehingga tepi plasenta terletak dekat dengan ostium
b. Faktor Predisposisi
- Kehamilan dengan ibu berusia lanjut
- Multipara
- Riwayat SC sebelumnya
c. Diagnosis
- Perdarahan TANPA NYERI, usia kehamilan >22 minggu
- Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia
- Shock
- Tidak ada kontraksi uterus
- Bagian terendah janin tidak masuk PAP
- Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin
Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG
d. Tatalaksana
Terapi Umum
- Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam sebelum tersedia
kesiapan untuk seksio sesarea.
- Pemeriksaan inspekulo secara hati-hati, untuk menentukan sumber
perdarahan.
- Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus cairan intravena
(NaCl 0.9% atau Ringer Laktat)
- Lakukan penilaian jumlah perdarahan → Jika banyak dan
berlangsung, persiapkan SC, Jika sedikit dan berhenti, dan janin
hidup tetapi prematur → pertimbangkan terapi ekspektatif
Terapi Khusus
1. Terapi Konservatif
- Syarat terapi ekspektatif
- Rawat inap, bedrest, dan berikan antibiotik profilaksis
- Lakukan pemeriksaan USG untuk memastikan letak plasenta
- Berikan tokolitik bila ada kontraksi
- MgSO4 4 gr IV dosis awal dilanjutkan 4g setiap 6 jam, atau
- Nifedipin 3 x 20 mg/hari
Pemberian tokolitik dikombinasikan dengan betametason 12
mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin.
- Perbaiki anemia dengan Sulfas Ferosus atau Ferous Fumarat 60 mg
PO selama 1 bulan
- Pastikan tersedianya sarana transfusi
- Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu
masih lama, ibu dapat dirawat jalan dengan pesan segera kembali
ke rumah sakit jika terjadi perdarahan
2. Terapi Aktif
- Rencanakan terminasi kehamilan jika:
- Usia kehamilan cukup bulan
- Janin mati
- Pada perdarahan aktif & banyak
SOLUSIO PLASENTA
a. Definisi
Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya.
b. Faktor Predisposisi
- Hipertensi
- Versi luar
- Trauma abdomen
- Hidramnion
- Gemeli
- Defisiensi besi
c. Diagnosis
- Perdarahan dengan nyeri intermiten atau menetap
- Warna darah kehitaman dan cair, tetapi mungkin jika solusio relatif
baru
- Shock tidak sesuai dengan jumlah darah keluar (Concealed)
- Anemia berat
- Gawat Janin atau hilangnya denyut jantung janin
- Uterus tegang terus menerus dan nyeri
d. Tatalaksana
1. Tatalaksana Umum
- Rujuk ke faskes yang lengkap
- Jika terjadi perdarahan hebat (nyata/tersembunyi) dengan tanda-tanda
awal syok pada ibu lakukan persalinan segera.
- Jika pembukaan serviks lengkap → Persalinan dengan ekstraksi
vakum
- Jika pembukaan serviks belum lengkap → Persalinan dengan SC
- Waspada terjadinya PPH
- Jika perdarahan ringan atau sedang dan belum terdapat tanda-tanda
syok, tindakan bergantung pada DJJ
- DJJ normal → SC
- DJJ tidak terdengar namun nadi dan TD ibu normal → pervaginam
- DJJ tidak terdengar dan nadi dan TD ibu bermasalah → pecahkan
ketuban dengan kocher
- Jika kontraksi jelek, perbaiki dengan pemberian oksitosin
- Jika serviks kenyal, tebal dan tertutup, lakukan SC
2. Tatalaksana Khusus : -
Concealed Hemorrhage
ACCRETA : Chorionic Villi Are In Contact With The Myometrium
INCRETA : Chorionic Villi Invade The Myometrium
PERCRETA : Chorionic Villi Penetrate The Uterine Serosa
Jenis-Jenis Abortus
a. Definisi
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan. Usia kehamilan <20 minggu, Berat janin
<500 gram.
b. Diagnosis
- Perdarahan pervaginam dari bercak hingga banyak
- Nyeri perut
- Pengeluaran sebagian produk konsepsi
- Serviks dapat tertutup maupun terbuka
- Ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya
Diagnosis ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan USG.
c. Faktor Predisposisi
- Janin : Kelainan genetik (Kromosomal)
- Ibu : Infeksi, kelainan hormonal (Hipertiroid), DM, Malnutrisi, Obat, Rokok,
etc
- Ayah : Kelainan Sperma
d. Tatalaksana
1. Umum
- Cek keadaan umum & TTV ibu (HR, RR, Nadi, Suhu)
- Periksa tanda-tanda syok (Akral dingin, pucat, takikardi, TD Sistolik <90
mmHg) Jika syok tatalaksana sesuai algoritma syok
- Bila terdapat tanda-tanda sepsis/dugaan abortus dengan komplikasi
berikan kombinasi antibiotik sampai ibu bebas demam untuk 48 jam:
- Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
- Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
- Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
2. Khusus : Sesuai jenis abortus
MACAM-MACAM ABORTUS
DIAGNOSIS PERDARAHAN NYERI PERUT UTERUS SERVIKS GEJALA KHAS
Mola Hidatidosa
Definisi
Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestational, yang
disebabkan oleh kelainan pada vili korionik yang disebabkan oleh proliferasi
trofoblastik dan edema.
Diagnosis
- Perdarahan pervaginam berupa bercak - jumlah banyak
- Mual dan muntah hebat
- Ukuran Uterus lebih besar dari usia kehamilan
- Tidak ditemukan janin intrauterin
- Nyeri perut
- Serviks terbuka
- Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin
- Takikardi, berdebar-debar (Tanda-tanda tirotoksikosis)
Penegakkan diagnosis kehamilan mola dapat dibantu dengan pemeriksaan USG
Faktor Predisposisi
- Usia - Kehamilan terlalu muda dan tua
- Riwayat kehamilan mola sebelumnya
- Beberapa penelitian → hubungan dengan penggunaan kontrasepsi oral
Tatalaksana
a. Umum
- Jika serviks tertutup, pasang batang laminaria selama 24 jam untuk
mendilatasi serviks
- Siapkan darah untuk transfusi, terutama pada mola berukuran besar
b. Khusus
- Lakukan evakuasi dengan menggunakan aspirasi vakum manual (AVM)
dan kosongkan isi uterus secara cepat
- Sementara proses evakuasi berlangsung, pasang infus Oksitosin 10 U
dalam 500 ml NaCl 0.9% atau RL dengan kecepatan 40-60 tetes/menit
untuk mencegah perdarahan
- Ibu dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal bila masih ingin
memiliki anak, atau tubektomi bila ingin menghentikan kesuburan
- Selanjutnya pantau
- Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu
- Bila hasil HCG serum terus menetap atau naik dalam 2 kali
pemeriksaan berturut-turut, ibu dirujuk ke RS yang memiliki fasilitas
kemoterapi
- HCG Urin yang belum memberi hasil negatif setelah 8 minggu juga
dirujuk ke RS. Tersier.
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Definisi
Kehamilan yang terjadi diluar rahim (uterus). Hampir 95% kehamilan ektopik
terjadi di bagian segmen tuba Falopi, 5% sisanya terdapat di ovarium, rongga
peritoneum atau di dalam serviks. Apabila terjadi ruptur di lokasi implantasi
kehamilan, makan akan terjadi keadaan perdarahan masif dan nyeri abdomen
akut yang disebut KET.
Faktor Predisposisi
- Riwayat KET sebelumnya
- Riwayat operasi di daerah tuba dan/tubektomi
- Riwayat penggunaan AKDR
- Riwayat ISK/PID
- Merokok
- Riwayat abortus sebelumnya
- Riwayat SC sebelumnya
Diagnosis
- Perdarahan pervaginam dari bercak - jumlah sedang
- Kesadaran menurun
- Pucat
- Hipotensi & Hipovolemia
- Nyeri abdomen & pelvis
- Nyeri goyang porsio
- Serviks tertutup
Penegakan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG
Tatalaksana
a. Umum
- Kristaloid : NaCl 0.9% / Ringer Lactate (500 mL dalam 15 menit pertama)
atau 2L dalam 2 jam pertama
- Rujuk ke RS
b. Khusus
- Cross match, persiapan laparotomi
- Saat laparotomi, lakukan eksplorasi kedua ovarium & tuba fallopi
- Jika terjadi kerusakan berat pada tuba → Salpingektomi (Eksisi
bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi)
- Jika terjadi kerusakan ringan pada tuba → Salpingostomi (Hasil
konsepsi dikeluarkan, tuba dipertahankan)
- Sebelum memulangkan pasien, berikan konseling untuk penggunaan
kontrasepsi.
- Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4 minggu.
- Atasi anemia dengan pemberian tablet sulfas ferosus 60 mg/hari selama 6
bulan
Post-Partum Haemorrhage
Definisi
PPH
- Primer : Dalam 24 jam pertama setelah persalinan
- Sekunder : Antara 24 jam hingga 12 minggu pasca persalinan
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan
- Lebih dari 500 ml setelah bayi lahir pervaginam
- Lebih dari 1000 ml pada persalinan SC
Faktor Resiko
- Kelainan implantasi dan pembentukan plasenta : Plasenta previa solusio
plasenta, plasenta akreta/inkreta/perkreta, kehamilan ektopik, mola
hidatidosa
- Trauma saat kehamilan dan persalinan : episiotomi, persalinan per
vaginam dengan isntrumen, bekas SC atau histerektomi
- Volume darah ibu yang minimal, terutama pada ibu dengan BB kurang,
preeklampsia berat/eklampsia, sepsis atau gagal ginjal
- Gangguan koagulasi
- Pada atonia uteri : penyebabnya adalah uterus overdistensi (makrosomia,
kehamilan kembar, hidramnion, atau bekuan darah), induksi persalinan,
penggunaan agen anestetik (halogen), persalinan lama, korioamnionitis,
persalinan terlalu cepat dan riwayat atonia uteri sebelumnya
4T
Tone : Atonia Uteri
Trauma : Lacerations, Hematoma, Inversion, Rupture
Tissue : Retained tissue, Invasion placenta
Thrombin : Koagulopati
First Line : Oxytocin (Pitocin)
- Prevention : 10 U IM atau 5-10 U IV Bolus
- Treatment : 20-40 IU in 1 L normal saline, Infus 500 ml dalam 10 menit lalu
lanjut 250 tiap jam
Second Line:
Carboprost IM 0.25 mg diberikan setiap 15-90 menit total dosis 2 mg
Methergine IM 0.2 mg diulang setiap 2-4 jam
Misoprostol (Prevention: 600 MG PO), Treatment 800 - 1000 mg sublingual/oral
Tranexamic Acid 1 gr IV over 10 mins, repeat after 30 mins
Hipertensi Dalam Kehamilan, Preeklampsia, dan Eklampsia
Malposisi, Malpresentasi, CPD
Malposisi
- Posisi abnormal verteks kepala janin (dengan ubun-ubun kecil sebagai
penandai) terhadap panggul ibu.
-Posisi : Oksiput posterior, Oksiput lintang
Malpresentasi
- Malpresentasi meliputi semua presentasi selain verteks
- Presentasi dahi, muka, majemuk, bokong(sungsang), letak lintang
CPD (CEPHALOPELVIC DISPROPORTION)
- Hambatan lahir yang diakibatkan oleh disparitas ukuran kepala janin dan
pelvis maternal
- Terhentinya kemajuan pembukaan serviks dan penurunan kepala
walaupun his adekuat.
- CPD terjadi akibat janin terlalu besar dan/panggul ibu kecil
- Waspadai CPD pada:
- Arcus pubis <90
- Teraba promontorium
- Teraba spina ischiadica
- Teraba linea innominata
- Pada primigravida bagian terbawah tidak masuk ke pintu atas
panggul pada usia >36 minggu
Korioamnionitis, Hidramnion
Korioamnionitis
→ Infeksi pada korion dan amnion
Diagnosis
→ Bila ditemukan demam >380 dengan 2 atau lebih tanda berikut ini:
- Leukositosis >15.000 sel/mm3
- DJJ >160x/menit
- Nadi ibu >100x/menit
- Nyeri tekan fundus saat tidak berkontraksi
- Cairan amnion berbau
→ RF : Persalinan prematur, persalinan lama, ketuban pecah lama, pemeriksaan
dalam yang dilakukan berulang-ulang, IMS/BV, Alkohol, Rokok
→ Tx : Ampisilin 2 gr IV tiap 6 jam + Gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
Jika serviks matang: Induksi persalinan dengan Oksitosin
Jika serviks belum matang : Matangkan dengan prostaglandin dan infus oksitosin,
atau lakukan SC
Hidramnion
→ Cairan amnion dalam jumlah berlebihan
→ Diagnosis ditegakkan bila jumlah cairan amnion lebih dari 2000 mL
→ Temuan klinis yang utama pada hidramnion adalah ukuran uterus yang besar dan
tegang disertai dengan kesulitan meraba bagian janin atau mendengarkan denyut
jantung janin.
→ Pada keadaan berat, ibu dapat mengalami kesulitan bernafas, pembengkakan
tungkai, dan oligouria
Diagnosis pasti dengan USG
2. A 32 years old P5A1 comes to your clinic for contraceptive counseling. She
just delivered her baby 1 month ago. What contraception options (Min 4) are
suitable for this patient?
- Kontrasepsi Mantap/Steril (Tubektomi/Vasektomi)
- AKDR (IUD)
- Implan (Min 4 minggu pasca kelahiran)
- Suntikan Progestin (DMPA/ 3 bulan) /
- Condom
- Mini Pil
- Lactational Amenorrhea
3. A 28 years old woman came to your rclinic due to vaginal discharge 2 weeks
ago. It is abnormal according to the patient. She denies fever, dysuria, and
lower abdominal pain. What investigation will you perform to confirm the
diagnosis ? (Minimal jawab 3)
- Inspeksi luar
- Inspekulo
- KOH Prep (Whiff Test)
- Gram Stain
- Wet Prep (Wet Mount/Smear)
- pH test
- Culture
4. A G2P1 comes to your clinic. She had done a pregnancy test with a positive
result. She wants to check her pregnancy for the first time. She is wondering
her age of pregnancy since she had period last February 10 2019. Today is
May 10 2019. At this age of gestation, where can you palpate the uterine
fundus (at the level of?)
a. Symphysis pubis
b. Umbilical
c. 2 jari di atas symphysis pubis
d. 2 jari di bawah symphysis pubis
10. Ibu A datang untuk memeriksakan kehamilannya. Hari pertama Haid terakhir
24 September 2019. Kapan taksiran persalinannya ?
a. 30 Juni 2019
b. 30 Juni 2020
c. 1 Juli 2019
d. 1 Juli 2020