Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEBUTUHAN DASAR


MANUSIA

(GANGGUAN POLA TIDUR) PADA PENDERITA RHEUMATOID


ATRITHIS

Oleh :
SRI ANDINI
PUSPITASARI
NIM : 202073050

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
2020
BAB I
TINJAUAN TEORI

1. Pengertian
Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan
emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti
tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalandi taman
juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat (Hidayat, 2006).
Sedangkan pengertian tidur adalah suatu keadaan tidak sadar yang dialami
seseorang yang dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan
yang cukup (Guyton, 1997). Tidur dikarakteristikan dengan aktivitas fisik
yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses
fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal.
Tidur bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional,
dan kesehatan. Secara umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama
efek terhadap sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan
normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan syaraf, kedua yaitu
efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan berbagai
organ dalam tubuh, mengingat terjadinya penurunan aktivitas organ-organ
tubuh tersebut selama tidur. Gangguan dalam tidur bisa dialami oleh siapa
saja. Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami perubahan jumlah atau kualitas pola tidur dan istirahat
sehubungan dengan keadaan biologis atau kebutuhan emosi. Gangguan
tidur bisa berupa insomnia, narkolepsi, somnabolisme (tidur berjalan),
enuresa (ngompol), dan delirium (mengigau) (Alimul, 2006).

2. Etiologi
Beberapa penyebab yang dapat menyebabkan gangguan pola tidur,
yaitu :
1. Psikologis
a) Perubahan tidur yang berhubungan dengan proses penuaan
b) Ansietas
c) Suhu tubuh
2. Lingkungan
a) Suhu, kelembaban yang berubah-ubah
b) Stimulasi yang berlebih
c) Kegaduhan
d) Pengobatan
3. Fisiologis
a) Demam
b) Hipertiodisme
c) Ulkus gastrik
d) Gangguan hati
e) Nafas pendek
f) Urgensi berkemih
g) Mual
h) Gangguan ketidaknymanan
3. Faktor Predisposisi
Menurut Potter and Perry (2006), faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur antara lain:
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur yang lebih
banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan
seseorang kurang tidur bahkan tidak dapat tidur.
b. Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Seseorang dengan
kelelahan tingkat menengah dapat tidur nyeyak, sedangkan pada
kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih
pendek.
c. Sres Psikologi
Depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini
disebabkan oleh kondisi cemas yang meningkatkan norepirefin darah
melalui sistem saraf simpatis dan akan mengurangi tahap REM dan
NREM.
d. Obat-Obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu,
1) Diuretik
2) Antidepresan
3) Kafein
4) Betabloker
5) Narkotika
6) Amfetamin
e. Nutrisi
Makanan seperti keju, susu, daging dan ikan tuna dapat mempercepat
tidur.
f. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk
tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat
tidur nyenyak dan sebaliknya.
g. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk
tetap bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat menimbulkan
gangguan proses tidur.

4. Patofisiologi
Tidur merupakan hubungan mekanisme screablea yang secara
bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan
bangun. Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat,
saraf perifer endokrin kardio vaskular, respirasi muskuloskeletal (Guyton,
1997). Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua
mekanisme cerebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan
pusat otak untuk tidur dan bangun. Recticular activating system (RAS)
dibagian batang otak atas mempunyai sel-sel khusus dalam
mempertahankan kesadaran RAS memberikan stimulus visual, auditori,
nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri yaitu
emosi, proses, pikir.
Gangguan pola tidur dapat dipengaruhi oleh proses penuaan,
ansietas, suhu tubuh, faktor lingkungan (suhu, kelembaban yang berubah-
ubah, stimulasi yang berlebih, kegaduhan, pengobatan, faktor fisiologis
(demam, hipertiodisme, ulkus gastrik, gangguan hati, nafas pendek, urgensi
berkemih, mual, gangguan ketidaknyamanan). Hal tersebut membuat kerja
RAS berlebihan menyebabkan kewaspadaan berlebih dan akhirnya
mengganggu pola tidur pasien (Potter and Perry, 2006).
5. Tanda dan Gejala Gangguan tidur
a. Ketidakpuasan Tidur
b. Keluhan verbal tentang kesulitan-kesulitan tidur
c. Keluhan verbal tentang perasaan tidak dapat beristirahat dengan baik
d. Tidak dapat tidur (insomnia)
e. Total waktu tidur kurang dari usia yang normal
f. Memiliki kebiasaan buruk atau aneh saat tidur (mengorok, berhenti
nafas, menggerakan anggota keluarga)
g. Bangun 3 kali atau lebih di malam hari

6. Pemeriksaan Penunjang
Menentukan secara pasti gangguan tidur adalah pemeriksaan
polisomnografi. Polisomnografi adalah alat uji diagnostik untuk
mengevaluasi gangguan tidur. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram
(EEG), elektromiogram (EMG), dan elektro-ukologram (EOG) sekaligus.
Dengan alat ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas
yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab
seringnya klien terjaga di malam hari (Potter and Perry, 2006).
7. P
Nyeri akut
at Faktor Faktor
h Lingkungan Fisiologis
w
a
y
Faktor
psikologis
Cemas
Merangsang sistem perifer untuk
limbik (pengatur meningkatkan Gang
sistem emosi) untuk pengeluaran serotonin guan Hipertermi
meningkatkan Merangsang kortek elimin
pengeluaran serebral untuk asi
katekolamin meningkatkan urin
Merangsang sensori pengeluaran seroton

Merangsang Sistem Aktivasi


Retikuler (SAR) untuk
menurunkan pengeluaran
serotonin
B
a
Gangguan Pola Tidur
n
g
u
n

k
a
l
i

a
t
a
u

l
e
b
i
h

d
i
m
a d
l u
a r
m
k
h u
a r
r a
i n
, g
,
i
n k
s e
o b
m i
n a
i s
a a
, a
n
k
e b
t u
i r
d u
a k
k
p s
u a
a a
s t
a
n t
i
t d
i u
d r
u
r d
, a
n
t
o k
t e
a l
l u
h
w a
a n
k
t v
u e
r
t b
i a
l

l
a
i
n
n
y
a
.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas (nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, no.rm,
diagnosa medis)
b. Riwayat Kesehatan (Keluhan utama, Riwayat penyakit sebelum,
Riwayat penyakit dahulu, Riwayat penyakit keluarga)
c. Pola Kesehatan Fungsional:
1) Pemeliharaan Kesehatan
2) Nutrisi Metabolik
3) Eliminasi
4) Pola Persepsi Kognitif
5) Pola Istirahat
a) Pola tidur (jam berapa berangkat tidur, bangun tidur,
lamanya tidur)
b) Kebiasaan menjelang tidur (buang air kecil, membaca
buku, dll)
c) Gangguan tidur yang sering dialami dan cara
mengatasinya
d) Kebiasaan tidur siang
e) Lingkungan tidur (bising, gelap, dingin, dll)
f) Status emosi dan mental
g) Manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat
gangguan istirahat dan tidur, yaitu:
- penampilan wajah (area gelap disekitar mata, bengkak
pada kelopak mata, konjungtiva kemerahan, mata
terlihat cekung, dll)
- Perilaku yang terkait dengan gangguan istirahat dan
tidur (mudah tersinggung, sering menguap, kurang )
- Kelelahan (tampak lelah, letih, lesu, dll)
6) Konsep Diri
7) Pola Peran dan Hubungan
8) Pola Reproduksi
9) Pola Pertahanan Diri dan Koping
10) Keyakinan dan Nilai
d. Pemeriksaan Fisik (Kesadaran umum, BB, TD, N, S, RR) dan
antropometri

8. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor fisiologis, psikologis,
dan lingkungan.
9. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Tuju Intervensi Rasionalisasi
an
Keperawat
an
Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan 1. Meminimalisir
pola tidur keperawatan selama 3x24 jam efek samping obat
efek samping obat
berhubungan diharapkan gangguan pola tidur pada pola tidur
sehingga tidak
dengan pasien teratasi dengan kriteria
K.H pasien
Awal mengganggu pola tidur
hasil: 2. Pantau pola
faktor Akhir 2. Mengetahui penyebab
Jumlah jam tidur dalam batas tidur pasien
fisiologis, gangguan pola tidur
normal dan catat
psikologis, 1 3. Pasien
hubungan
dan 5
Pola tidur, kualitas dalam batas faktor- faktor
lingkungan. memahami kebutuhan
normal fisik (apnea saat
1 tidur
5 tidur, sumbatan
4. Melibatkan keluarga
Perasaan freshsesudah jalan nafas,
tidur/istirahat untuk meminimalisir
nyeri atau
1 gangguan nyeri
5 ketidaknyamanan,
5. Lingkungan nyaman
Mampu mengidentifik asi hal-hal dan sering
yang meningkatkan tidur dapat mendukung tidur
1 berkemih) atau
pasien
5 faktor-faktor
6. Tidur siang dapat
psikologis
membantu menyukupi
yang dapat
kebutuhan tidur
membantu pola
7. Obat tidur untuk
tidur pasien
membantu peningkatan
3. Jelaskan
kualitas dan kuantitas
pentingnya tidur
tidur
yang adekuat
selama sakit
4. Ajarkan pasien dan
orang lain tentang
faktor-faktor yang
dapat berpengaruh
pada gangguan
pola tidur
5. Ciptakan
lingkungan yang
nyaman
6. Anjurkan pasien
untuk tidur siang
jika
diperlukan untuk
memenuhi pola
tidur
7. Kolaborasi
pemberian obat
tidur
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, H. Aziz. (2006) Pengantar KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

Guyton, Arthur. (1997). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Edisi 3.


Jakarta: EGC.
NANDA. (2011). Diagnosa Keperawatan 2011-2014. Jakarta: EGC.
Potter, P. A. & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.2.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai