Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TUGAS INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA KASUS “TONSILITIS”

Mata Ajar : Keperawatan Anak

Disusun Oleh :

Lutfy Ika M. M

NIM : 202073015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2020-2021

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


PADA KASUS “TONGSILITIS”

I. BIODATA KLIEN
 Nama : An. A
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 10 tahun
 Alamat : Rejoso Tunggulwulung Pandaan Pasuruan
 Pendidikan : SD
 Orang tua : Tn. Y dan Ny. A
 Anak ke : Pertama
 Pengkajian : 19 Februari 2021

II. PENGKAJIAN
a. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya mengalami demam dan sakit tenggorokan
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan anaknya mengalami demam pada tanggal 14 februari
2021, dan mengeluh sakit tenggorokan, tidak bisa menelan, peradangan
pada dinding tenggorokan. terdapat peradangan sekitar tongsil dan terdapat
nanah. Ibu mengatakan anaknya tidak mau makan karena nyeri jika disuruh
menelan makanan dan membuka mulut. Ibu pasien mengatakan anaknya
dibawah ke klinik terdekat dari rumahnya, dan minta untuk obat jalan,
karena jika dibawah kerumah sakit orang tua pasien masih takut karena
masih pandemi.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu pasien mengatakan anaknya pernah sakit tongsilitis 1 tahun yang
lalu dengan gejala yang sama.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak mempunyai penyakit
tongsilitis atau penyakit menurun seperti gangguan infeksi tenggorokan,
pernafasan dll.
e. Riwayat Kehamilan
Ibu mengatakan selama hamil tidak ada penyakit yang menjadi latar
belakang tongsilitis.

III. DATA FOKUS


1) Nutrisi
Ibu pasien mengatakan anaknya selama sakit nafsu makan menurun. Makan
2 kali/hari dengan frekuensi bubur, minum ¼ gelas setelah makan.
Penurunan berat badan. Sebelum sakit BB 50kg, selama sakit BB 47kg.
2) Istirahat tidur
Ibu pasien mengatakan anaknya selama sakit tidur siang 1-2 jam, tidur
malam 4-5 jam sering terbangun karena demam.
3) Personal Hygiene
Ibu pasien mengatakan selama sakit anaknya mandi 1 kali/hari, BAK 5-6
kali/hari, BAB 1 kali/hari.
4) Aktivitas
Ibu pasien mengatakan selama sakit anaknya hanya diam dirumah, tidur di
kamar tidur, tidak bisa beraktivitas dengan teman-temannya yang lain.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


 B1 (breathing)
Inspeksi : dada simetris, tidak ada jejas, tidak ada pembengkakan, terdapat
otot bantu nafas
Palpasi : ekspansi paru meningkat, fremitus dada berkurang
Perkusi : suara dada normal (reguler), diagfragma mendatar dan menurun
Auskultasi : S1 S2 reguler
 B2 (Blood)
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 38oC
RR : 19x/menit
 B3 (Brain)
Tingkat kesadaran pasien Composmentis, Keadaan umum pasien Lemah,
GCS 4-5-6, pasien terlihat pucat, letih dan lemah, CRT ≤ 2 detik.
 B4 (Bladder)
BAK pasien 5-6 kali/hari, BAB 1 kali/hari
 B5 (Bowel)
Pasien makan 2 kali/hari dengan frekuensi bubur, nafsu makan pasien
menurun karena tidak mampu mengonsumsi makanan karena
pembengkakan tongsil, dan penurunan berat badan.
 B6 (Bone)
Kekuatan otot pasien
5 5
5 5

V. ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1. Ds : ibu pasien Proses inflamasi pada Hipertermi
mengatakan anaknya faring dan tonsil
demam dan sakit
tenggorokan
Do :
- Pasien nampak
lemah
TTV :
- TD : 110/60
mmHg
- Nadi : 100x/menit
- Suhu : 38oC
- RR : 19x/menit
2. Ds : ibu pasien Pembengkakan pada Nyeri Akut
mengatakan anaknya tonsil
mengeluh sakit
tenggorokan, tidak bisa
menelan, peradangan
pada dinding
tenggorokan.
Do :
- Nafsu makan
menurun
- Pembengkakan
pada dinding
mulut
- Pembesaran
kelenjar limfa
- Pasien nampak
lemah dan letih
- TD : 110/60
mmHg
- Nadi : 100x/menit

VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil
2. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil

VII. INTERVENSI

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi (NIC)


. Hasil
1. Dx : hipertermi NOC NIC
berhubungan dengan Termogulasi 1. Kaji suhu
proses inflamasi pada Tujuan : tubuh klien
faring dan tonsil Setelah dilakukan asuhan 2. Monitor
keperawatan 1x24 jam tanda-tanda
Batasan Karakteristik : suhu tubuh klien kembali hipertermi
- Gelisah normal. 3. Anjurkan
- Kejang klien dan
- Demam Kriteria Hasil : keluarga
- Kulit kemerahan - Suhu tubuh dalam agar
- Kulit terasa rentang normal memakai
hangat - Tidak ada pakaian yang
perubahan warna dapat
kulit menyerap
- Denyut jantung keringat
radial 4. Ajarkan
- Pernafasan dalam klien dan
rentang normal keluarga
teknik non
farmakologi
(mengompre
s air hangat)
5. Kolaborasi
pemberian
antipiretik
2. Dx : nyeri akut NOC NIC
berhubungan dengan Kontrol Nyeri 1. Kaji
pembengkakan pada Tujuan : komprensif
tonsil. Setelah dilakukan asuhan nyeri yang
keperawatan 1x24 jam meliputi
Batasan Karakteristik : diharapkan nyeri klien lokasi
- Mengespresikan berkurang/ hilang. karakteristik,
perilaku frekuensi,
(Misalnya, Kriteria Hasil : kualitas,
gelisah, - Mengenali kapan intensitas
merengek, nyeri terjadi nyeri, faktor
menangis) - Menggambarkan pencetus
- Sikap melindungi faktor penyebab 2. Observasi
area nyeri - Laporan nyeri reaksi non
- Fokus menyempit dikendalikan verbal
(misalnya, - Mengenali apa 3. Kontrol
gangguan yang terkait lingkungan
persepsi nyeri, dengan gejala yang dapat
hambatan proses nyeri mempengaru
berpikir, hi nyeri
penurunan seperti suhu
interaksi dengan ruangan,
orang dan kebisingan
lingkungan). 4. Ajarkan
tentang
teknik non
farmokologi
(nafas
dalam)
5. Kolaborasi
pemberian
analgesik

VIII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


TGL KEPERAWATAN
Hari 1 1. Hipertermi 1. Mengkaji suhu S : ibu pasien
Sabtu/ berhubungan tubuh pasien mengatakan anakanya
19 dengan proses Hasil : suhu pasien demam dan sakit
februari inflamasi pada 38oC tenggorokan
2021 faring dan 2. Mengobservasi O : TTV TD : 110/60
tonsil TTV mmHg, Nadi :
Hasil : 100x/menit, RR :
- TD : 110/60 19x/menit, Suhu
mmHg 38oC, akral hangat,
- Suhu : 38oC pasien nampak
- Nadi : 100x/menit lemah, CTR ≤ 2
- RR : 19x/menit detik, terdapat
3. Memonitor tanda- kemerahan bagian
tanda hipertensi dinding mulut.
Hasil : A : masalah
- Badan pasien hipertermi belum
hangat teratasi
- Akral hangat P : intervensi
- CTR ≤ 2 detik dilanjutkan

2. Nyeri akut 1. Mengkaji S : ibu pasien


berhubungan komprensif nyeri mengatakan anaknya
dengan yang meliputi sakit tenggorokan,
pembengkaka lokasi nyeri jika dibuat
n pada tonsil karakteristik, menelan, tidak bisa
frekuensi, kualitas, menelan makanan,
intensitas nyeri, peradangan pada
faktor pencetus. dinding tenggorokan.
Hasil : pasien nyeri O : pasien nampak
tenggorokan, lemah, wajah
terdapat menyeringai, terdapat
pembengkakan pembengkakan di
yang area leher/ kelenjar
mengakibatkan limfe. TD 110/60
tidak bisa menelan. mmHg, Nadi
2. Mengobservasi 100x/menit, Suhu
Tanda tanda vital 38oC, RR : 19x/menit
TD : 110/60 A : masalah nyeri
mmHg akut belum teratasi
Suhu : 38oC P : intervensi
Nadi : 100x/menit dilanjutkan
RR : 19x/menit
3. Mengobservasi
reaksi non verbal
Hasil : pasien
nampak lemah,
wajah menyeringai
Hari 2 1. Hipertermi 1. Mengobservasi S : ibu pasien
Minggu berhubungan tanda tanda vital mengatakan anaknya
/ 20 dengan proses Hasil : TD 90/70 demamnya sudah
februari inflamasi pada mmHg, Suhu 37oC, mulai menurun
2021 faring dan Nadi 98x/menit, O : TD 90/70 mmHg,
tonsil RR : 18x/menit Suhu 37oC, Nadi
2. Menganjurkan 98x/menit, RR
klien atau keluarga 18x/menit, pasien
agar memakai nampak tenang
pakaian yang dapat A : masalah
menyerap keringat. hipertermi belum
Hasil : keluarga teratasi
pasien kooperatif P : intervernsi
untuk dilanjutkan
menggunakan
pakaian yang tipis
atau bisa menyerap
keringat.
3. Mengajarkan klien
dan keluarga
teknik non
farmakologi
(mengompres air
hangat)
Hasil : keluarga
pasien kooperatif
dan melakukan
mengompres
dengan air hangat
kepada anaknya

2. Nyeri akut 1. Mengobservasi S : ibu pasien


berhubungan tanda tanda vital mengatakan anaknya
dengan Hasil : TD 90/70 sudah bisa makan,
pembengkaka mmHg, Suhu 37oC, nyeri berkurang.
n pada tonsil Nadi 98x/menit, O : TD 90/70 mmHg,
RR : 18x/menit Suhu 37oC, Nadi
2. Mengkontrol 98x/menit, RR :
lingkungan yang 18x/menit, pasien
dapat nampak tenang, akral
mempengaruhi hangat, wajah tenang.
nyeri seperti suhu A : masalah nyeri
ruangan, akut belum teratasi
kebisingan. P : intervensi
Hasil : pasien lebih dilanjutkan
nyaman dengan
suhu yang
maksimal.
3. Mengajarkan
tentang teknik non
farmokologi (nafas
dalam)
Hasil : pasien
kooperatif dengan
latihan nafas dalam
untuk mengatasi
nyeri.

Anda mungkin juga menyukai