Anda di halaman 1dari 53

Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat

(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

BAB VI.
SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah PEMBANGUNAN GEDUNG DEWAN PERWAKILAN


RAKYAT DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT.

6.1 SPESIFIKASI UMUM

1. PERATURAN-PERATURAN DAN SYARAT-STARAT YANG DIGUNAKAN DALAM


PELAKSANAAN

Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturan-peraturan:

 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5


 Peraturan Pengecatan NI-12
 Peraturan Perencanaan Baja Indonsia 1983
 Peraturan pembebanan Indonesia 1981
 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SKSNI T-15-1991-
03)
 Pedoman Beton Indonesia 1989
 American Concrete Institute (ACI) 1986
 Peraturan-Peraturan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983
 Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung 1983
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)/NI-3
 Peraturan Portland Cement Indonesia 1972/NI-8
 Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81)
 Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80)
 ASTM C-33 Standard Specification for Concrete Aggregates.
 Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)
 Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)
 American Society for Testing Materials (ASTM)
 Peraturan Bangunan Nasional 1978
 Peraturan pembangunan daerah setempat.
 Petunjuk perencanaan struktur bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan rumah dan gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC:699.81:624.04)
 Peraturan peraturan lain yang berlaku yang dipersyaratkan berdasarkan normalisasi
di Indonesia yang belum tercantum di atas dan berdasarkan persetujuan tim
manajemen konstruksi

Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat-syarat


pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi-instruksi tertulis tim manajemen konstruksi.

Tim manajemen konstruksi berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor
pada setiap waktu.

Bagaimanapun juga kelalaian tim majemen kontruksi dalam pengontrolan terhadap


kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor, tidak berarti kontraktor
bebas dari tanggung jawab.

Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat pelaksanaan (spesifikasi) atau
gambar atau instruksi tertulis dan harus diperbaiaki atau dibongkar. Biaya yang
diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

Bahan-bahan yang dipakai harus mendapat persetujuan. Bahan yang ditolak tidak boleh
disimpan di dalam lokasi dan tidak boleh dipakai serta dikeluarkan dari lokasi.

Spesifikasi Teknis
VI - 1
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

2. ALAT DAN PERLENGKAPAN PEKERJAAN DAN TENAGA LAPANGAN

Kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakan pekerjaan pelaksanaan di


dalam proyek ini, harus menyediakan alat-alat dan pekerjaannya sesuai dengan
bidangnya masing-masing, seperti:

 Alat ukur (teodolite, waterpass, dll)


 Alat pemotong, penduga , penarik.
 Alat-alat bantu
 Dan alat-alat pengetesan lainnya yang diperlukan.

Disamping itu juga harus menyediakan buku-buku laporan (harian/mingguan), buku-buku


petunjuk alat-alat yang akan dipotong, rencana kerja dan penempatan tenaga-tenaga
lapangan yang bertanggung jawab penuh untuk memutuskan segala sesuatunya di
lapangan dan bertindak atas nama kontraktor.

3. PENYIMPANAN BARANG-BARANG DAN MATERIAL

Kontraktor diwajibkan untuk menempatkan barang-barang dan material-material


kebutuhan pelaksanaan baik di luar (terbuka) ataupun di dalam gudang-gudang, sesuai
dengan sifat-sifat barang-barang dan material tersebut atas persetujuan, sehingga akan
menjamin keamanannya dan terhindar dari kerusakan-keruasakan yang diakibatkan oleh
cara penyimpanan yang salah. Barang-baarang dan material yang tudak akan digunakan
untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan yang bersangkutan, tidak diperkenankan
untuk menyimpan di dalam site.

4. KEBERSIHAN DAN KELELUASAAN HALAMAN

Kontraktor diwajibkan menjaga kebersihan halaman dan lokasi kerja dengan


menempatkan barang-barang dan material sedemikian rupa sehingga:

 Tidak mengganggu pekerjaan


 Lokasi terjaga kebersihannya dari sampah-sampah, kotoran-kotoran bangunan
(puing-puing), air yang menggenang.
 Tidak terjadi penyumbatan saluran-saluran air
 Sebelum dan sesudah seluruh pekerjaan selesai, harus diadakan pembersihan
lapangan.
 Kontraktor harus membuat perencanaan penempatan alat, bahan, kantor kontraktor,
perencana dan kantor Konsultan Pengawas sedemikian rupa sehingga keleluasaan
kerja terjamin. Perencanaan penempatan seperti tersebut diatas harus disetujui oleh
tim Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan.

5. FASILITAS-FASILITAS LAPANGAN

Kontraktor diwajibkan menyediakan sendiri:


 Listrik dan penerangan, untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.
 Air minum atau air bersih yang dapat diminum, untuk kebutuhan pelaksanaan
pekerjaan dan semua petugas-petugas yang ada di proyek.
 Alat-alat pemadam kebakaran
 Alat-alat PPPK
 Kamar mandi dan WC untuk pekerjaan lapangan.

Spesifikasi Teknis
VI - 2
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

6. BARANG CONTOH (SAMPEL)

Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari material


yang akan dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan tim manajemen konstruksi.

Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti /sertifikat
pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang/material-material tersebut.

Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui pemesanan),
maka kontraktor diwajibkan menyerahkan brosur, katalog, gambar kerja atau shop
drawing dan sample yang dianggap perlu oleh tim manajemen konstruksi.

7. SHOP DRAWING

Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur berdasarkan
desain yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari tim manajemen
konstruksi. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data tertulis dan hal-
hal yang diperlukan.

Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing fabrikasi


dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian konstruksi baja.

Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasikan di whork shop, kecuali atas
persetujuan tim manajemen konstruksi.

Seluruh pekerjaan pengadaan, penekukan dan pengelasan listrik harus dilakukan atau
difabrikasi di work shop.

Semua baut, baik yang dikerjakan di work shop maupun di lapangan harus memberikan
kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.

Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan dilapangan pada waktu pemasangan


yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian kontraktor, harus dilakukan atas biaya
kontraktor.

Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus


ditanyakan kepada tim manajemen konstruksi .

Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar “as built drawing” sesuai dengan
pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan, untuk kebutuhan
pemeriksaan dikemudian hari. Gambar-gabar tersebut diserahkan kepada tim
manajemen konstruksi.

6.2 PEKERJAAN PERSIAPAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
 Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
 Pembongkaran
 Pembuatan gudang, bangsal kerja dan direksi keet
 Pembuatan papan nama proyek
 Pemasangan bowplank
 Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhlan
 Pembuatan wc sementara dan fasilitas lainnya untuk kebutuhan para pekerja.

Spesifikasi Teknis
VI - 3
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

2. PERSYARATAN BAHAN
 Untuk gudang dan bangsal kerja, digunakan rangka kayu, dinding papan dan atap
seng.
 Untuk direksi keet digunakan bahan rangka kayu, dinding papan atau triplek dicat,
atap seng BJLS 030, lantai rabat beton.
 Untuk menampung air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi kualitas
yang ditentukan dalam SNI 1991.
 Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan triplek dicat putih.
 Bahan bowplang di pakai tiang kayu meranti atau sengon 5/7 dan papan meranti atau
sengon ukuran 2/20 cm.
 Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-
lain digunakan bahan kayu setempat.

3. PEDOMAN PELAKSANAAN
 Pembersihan lokasi di sekeliling bangunan.
 Meliputi pembersihan semua tanaman tumbuh termasuk pembongkaran akar-akar
pohon yang terkena banguanan dan halaman di sekeliling banguanan, termasuk
peralatan tanah/pembuatan teras siring jika diperlukan. Hasil bongkaran tersebut di
atas dibuang ke luar lokasi pekerjaan.
 Bangsal kerja dan direksi keet
 Untuk gudang dan bangsal kerja dibuat banguanan sementara yang dapat
melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar setelah
pekerjaan selesai dikerjakan.
 Untuk direksi keet, dibuat dengan konstruksi semi permanen dengan ukuran sesuai
gambar, luas = 21 M2, dilengkapi mobiler sederhanan 1 meja tulis, beberapa buah
kursi duduk, dan 1 lembar triplek tempat menempel gambar.
 Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan
 Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat,
kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air harus
disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus
memenuhi syarat yang tercantum dalam PBNI N-2.
 Pembuatan papan nama proyek
Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm. Didirikan
tegak diatas kayu 5/7 cm sertinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah
dilihat umum.
Papan nama memuat:
1. Nama proyek
2. Pemilik proyek
3. Lokasi proyek
4. Jumlah biaya (kontrak)
5. Nama konsultan perencana
6. Nama konsultan pengawas
7. Nama pelaksana (kontraktor)
8. Proyek dimulai tgl, bln, th.
 Pemasangan bowplang
Tiang bowplang harus terpasng kuat. Papan diketam halus dan lurus pada sisi
atasnya dan dipasng water pass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku.

4. PEMBAYARAN
Pembayaran pekerjaan persiapan ini dilaksanakan sesuai dengan nilai harga dari setiap
uraian dan volume pekerjaan yang tercantum dalam RAB tawaran kontraktor. Harga ini
sudah mencakup harga bahan, upah, menyeleaikan pekerjaan yang termasuk dalam
lingkup pekerjaan sehingga bagian pekerjaan tersebut berfungsi secara sempurna.

Spesifikasi Teknis
VI - 4
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

6.3 PEKERJAAN TANAH URUGAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus diperhitungkan
jenis tanah yang dijumpai di lapangan seperti tanah pasir, , tanah liat, tanah keras (batuan),
dan lain sebagainya, yaitu:
 Galian tanah untuk sub struktur (pondasi, saluran sekeliling bangunan).
 Septicctank dan peresapan
 Timbunan kembali tanah pondasi
 Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran sekeliling bangunan.
 Perataan tanah sekeliling bangunan
 Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang disyaratkan
 Pekerjaan cut and fill (bila ada)

2. PERSYARATAN BAHAN
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk
timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik.

3. PEDOMAN PELAKSANAAN
 Galian tanah pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bowplang dengan penandaan dari
sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan di setujui pemilik. Bentuk galian dilaksanakan
sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan
pipa-pipa (utilitas lain), yang masih berfungsi, maka kontraktor secepatnya
memberitahukan kepada pemilik atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapat
petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan
yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut. Galian –galian untuk septictank, saluran air
hujan, saluran air kotor dan air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan
dalam gambar kerja dan gambar detail.
 Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam gambar.
Pengalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah yamhg disyaratkan
dalam site plan.
 Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka
kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
 Pengurukan bekas galian pondasi, galian septic tank, galian saluran air hujan, saluran air
bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan ketebalan pipa lapis
maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, dengan
menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti
diatas. Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi
tertutup kembali.
 Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga
ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga pada. Lapisan-lapisan urugan untuk
ditumbuk ini dibuatkan maksimal 10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada
tiap-tiap bidang lapis tersebut.
 Dibawah lantai di urug dengan pasir pasangan dan dipadatkan. Pengurukan dan
pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan
alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan pemilik atas
kesempurnaan pengurugan dan pemadatan.
 Di bawah pondasi, dan dibawah air, diurug dengan pasir pasangan setebal 10 cm dan
dipadatkan.

Spesifikasi Teknis
VI - 5
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

4. PEKERJAAN PONDASI

A. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi seluruh pekerjaan bangunan, terdiri dari:
 Pondasi Tiang Pancang
 Pondasi Plat Tapak Beton Bertulang
 Pondasi pasangan batu kali/batu belah

4.1 PEKERJAAN TIANG PANCANG

4.1.1 UMUM

Pelaksanaan pemasangan tiang pancang menggunakan sistem HAMMER,


semua bahan dan pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat
dalam syarat-syarat dalam bagian ini . Penggunaan tiang pancang siap
pakai harus dikonsultasikan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan tertulis.

4.1.2 PONDASI TIANG PANCANG PRECAST

Pondasi pada bangunan ini menggunakan pondasi tiang pancang


Precast dengan poer beton. Ukuran tiang pancang, dengan penempatan
ditunjukkan dalam kerja.

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan tiang beton sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari
perencana/ Konsultan MK/Pengawas dalam uraian syarat-syarat
pelaksanaan.

2. Keahlian dan pertukangan


Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan
pemancangan beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
disyaratkan, temasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaiannya. Semua
pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya. Semua pekerjaan
yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan
standar yang umum berlaku.
Apabila Konsultan MK/Pengawas Konstruksi memandang perlu, kontraktor
dapat meminta nasihat-nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi atas beban kontraktor.

3. Kualitas tiang
Tiang pancang mengunakan type spun PC Pile dengan Diameter 40
cm setara produk W ijaya Karya Beton.

4. Spesifikasi teknis pemancangan

a. Bahan
 Beton yang dipakai untuk pembuatan tiang beton cetak harus
mempunyai mutu beton minimal K-400 (beton Readymix).
 Penulangan tiang menggunakan besi strand Ø 9.2 mm sebagai
tulangan utama dengan mutu minimal U-42 dan D 6 - 10 cm
untuk penulangan sengkang dengan mutu baja U-24.

b. Alat Pancang

Spesifikasi Teknis
VI - 6
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

 Berat Palu (hammer) pancang minimal 3,5 ton (K-35).


 Gerak palu, baik arah maupun tinggi jatuh harus dapat
diatur, sehingga kelurusan tiang maupun energi dapat diatur
selama pemancangan tiang.
 Selama pemancangan harus digunakan driving helmet dan
driving plate agar pukulan palu terbagi merata pada kepala tiang.
 Untuk mencegah rusaknya kepala tiang akibat pukulan-
pukulan palu (impact), harus digunakan bantalan (cushion)
minimal tebal 5 cm. Bantalan tersebut harus diperiksa dan
diganti secara periodik seperlunya atau atas saran dan
persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.

c. Daya Pikul Tiang Pancang

 Pemancangan tiang dihentikan setelah kriteria set sesuai


daya pikul yang diinginkan tercapai.
 Set atau kelendering pemancangan tiang beton cetak
dihitung menggunakan Hiley Formula, yang disesuaikan dengan
kebutuhan.

d. Toleransi Posisional dan Kemiringan Tiang


 Toleransi untuk ketepatan titik tiang tidak lebih dari 8,00 cm
dari letak titik pada awal pemancangan, dan jarak antara
dua buah tiang pancang tidak bertambah/berkurang lebih
dari 15,00 cm dari yang seharusnya.
 Toleransi kemiringan untuk tiang yang seharusnya vertikal
adalah tidak lebih miring dari 1 : 75.
 Kontraktor harus menjamin bahwa tiang beton cetak yang
baru dibuat tidak mengganggu atau merusak tiang-tiang yang
dibuat sebelumnya.
 Jika ada gangguan dalam pelaksanaan tiang beton
cetak yang diluar kemampuan kontraktor untuk mengatasinya,
maka kontraktor dapat menambah satu atau lebih tiang beton
cetak, dan sebelum pelaksanaan harus minta persetujuan dari
perencana/ Konsultan Pengawas.
 Pemasangan poer dan tie beam dapat dilaksanakan setelah
semua tiang Mini Franki terpasang baik dan setelah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

e. Penyambungan Tiang
Tiang beton cetak disambung dengan mengelas plat baja pada
kedua tiang yang akan disambung dengan full buttweld.
Sebelum pengelasan dilakukan potongan tiang yang akan disambung
distel hingga satu garis dengan tiang yang telah terpancang di dalam
tanah. Setelah pengelasan selesai dilaksanakan, sambungan
tersebut diberi lapisan aspal dan pemancangan tiang dilanjutkan.

f. Pemancangan

 Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang harus


disanggah dengan baik sehingga tidak berubah dari posisi
yang telah ditentukan serta tidak terjadi kemungkinan tekuk.
Penyanggahan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga
tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan.
 Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai
kapasitas dan efisiensi, sesuai dengan syarat-syarat yang
ditentukan dan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas sebelum digunakan.
Manometer pengukur tekanan harus ada sertifikat kalibrasi
yang masih berlaku dari pihak yang berwenang.
 Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus

Spesifikasi Teknis
VI - 7
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, sesuai dengan


keadaan tanah setempat.
 Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus
sampai penetrasi atau kedalaman yang disyaratkan
tercapai. Kecuali Konsultan Pengawas menyetujui bahwa
penghentian pemancangan terjadi karena hal-hal yang diluar
kekuasaan pemborong.
 Pemborong harus membuat catatan pemancangan (tiap
pemasukan 500 mm kecuali sisa 2000 mm terakhir harus dibaca
tiap 250 mm ) atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
 Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda dengan
karakteristik yang diharapkan berdasarkan hasil penyelidikan
tanah maupun penekanan- penekanan sebelumnya, pemborong
harus segera memberitahukan Konsultan Pengawas untuk
meminta petunjuknya.
 Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa
sehingga pengaruh yang jelek dari "heave" dan desakan tanah
kesamping dapat dibatasi sekecil mungkin. Urut-urutan
penekanan ini harus dikonsultasikan dan disetujui secara tertulis
oleh Konsultan Pengawas.
 Bila terjadi “heav e”, Pemborong harus melakukan
penekanan ulang pada semua Toleransi posisi horizontal pondasi
tiang pada Level Poer tidak boleh melebihi 75 mm dalam segala
arah.
 Toleransi posisi vertikal pondasi tiang tidak boleh melebihi
kemiringan 1:75

g. Pemotongan Kepala Tiang Tekan

 Bila pemancangan telah mencapai kapasitas tiang atau


kedalaman yang disyaratkan, maka kepala tiang tekan harus
dikupas sampai dengan level yang ditentukan dalam gambar
pelaksanaan.
 Panjang tulangan yang terkupas harus sesuai dengan panjang
yang disyaratkan dalam gambar pelaksanaan.
 Pemborong harus melakukan segala usaha agar pemotongan
tiang tekan ini tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan
tersebut.
 Setiap tiang tekan yang retak atau cacat harus dibongkar
dan diper-baiki dengan beton dengan mutu yang sama dengan
mutu beton yang disyaratkan untuk tiang tekan.

h. Penolakan Tiang

 Tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak


memenuhi spesifikasi ini akan ditolak. Pemborong wajib
membuat tiang pengganti tanpa biaya tambahan.
 Segera setalah pekerjaan selesai, Pemborong harus
membuat “As built drawing” dari letak dan kedalaman tiang
pancang mini pile.

6.4 PEKERJAAN BETON BERTULANG (UMUM)

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat
bantu lainnya, serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan
beton berikut pembersihannya sesuai dengan yang tercantum dalam gambar, baik pekerjaan
struktur serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton, trial mix, dan perawatan beton,
sehingga beton dapat diterima sesuai dengan spesifikasi ini.

Spesifikasi Teknis
VI - 8
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

2. PERATURAN DAN SPESIFIKASI

Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan
digunakan peraturan/spesifikasi sebagai berikut:
 Tata cara perhitungan struktur beton bangunan gedung (SKSNI T-15-1991-03)
 Pedoman Beton Indonesia 1989.
 American Concrete Institute (ACI) 1986.
 Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983.
 Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung 1983.
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)/NI-3
 Peraturan Portland Cement Indonesia 1972/NI-8
 Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81)
 Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80)
 ASTM C-33 Standard Specification for Concrete Agregate.
 Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)
 Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)
 American Society for Testing and Material (ASTM)
 Peraturan Bangunan Nasional 1978
 Peraturan pembangunan daerah setempat
 Petunjuk Perencanaan Struktur Banguna untuk Pencegahan Bahaya Kebakarn pada
Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC:699.81:624.04)

Peraturan dan spesifikasi yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah peraturan
yang berlaku di Indonesia, apabila tidak ada peraturan/spesifikasi di Indonesia untuk
pekerjaan khusus maka kontraktor dapat memakai peraturan/spesifikasi yang berlaku diluar
Indonesia dengan persetujuan dari tim manajemen konstruksi. Peraturan/spesifikasi yang
diperlukan tersebut diatas harus disediakan kontraktor di lokasi pekerjaan sehingga
memudahkan apabila hendak digunakan.

3. KEAHLIAN DAN PERTUKANGAN

Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh kualitas pekerjaan beton sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, antara lain mutu, dan penggunaan selama
pelaksanaan. Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tukang yagn
cukup berpengalaman.

Khusus untuk pekerjaan beton yang membutuhkan keahlian dan ketelitian tinggi, seperti
pembuatan beton dengan volume besar dan tebal, maka Kontraktor wajib menyediakan
tenaga ahli yang sudah berpengalaman dalam bidangnya dan harus selalu berada di lokasi
pekerjaan, baik ditempat pembuatan beton maupun di lokasi pengecoran, selama pekerjaan
tersebut berlangsung, sehingga dapat cepat mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat
terjadi.

Kontarktor harus mengusulkan metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
beton volume besar tersebut dan perawatannya untuk mendapatkan persetujuan dari tim
manajemen konstruksi. Selain tenaga ahli, juga untuk pekerjaan beton volume besar
tersebut.

Kontraktor wajib menggunakan tukang yang berpengalaman, sehingga sudah mengetahui


hal-hal yang harus dikerjakan pada saat pengecoran berlangsung. Semua tenaga ahli dan
tukang tersebut harus tetap mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan beton
selesai dilakukan.

Spesifikasi Teknis
VI - 9
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

Metode kerja yang disetujui oleh tim manajemen kontruksi tidak membebaskan kontraktor
dari tanggung jawab sepenuhnya atas hasil pekerjaannya. Jika dipandang perlu, maka tim
manajemen konstruksi berhak untuk menunujuk tenaga ahli di luar yang ditunjuk kontarktor
untuk membantu mengevaluasi semua usulan kontraktor, dan semua semua biaya yang
timbul menjadi beban kontraktor.
4. PERSYARATAN BAHAN DAN KUALITAS BETON

a. Semen

Semen yang digunakan adalah portland cement jenis II menurut NI-8 (semen yang tahan
terhadap serangan sulfat dari lingkungan, seperti system drainase dengan sifat kadar
konsentrasi sulfat tinggi di dalam air tanah) atau type I menurut ASTM dan memenuhi
standar portland cement yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesi serta memenuhi
SII 0013-81, kecuali ditentukan lain. Khusus untuk lokasi yang mempunyai kadar sulfat
lebih dari 300 ppm, seperti struktur STP maka harus digunakan semen dengan
ketahanan sulfat tinggi yaitu semen type V.

Semua semen yang akan dipakai harus dari satu yang sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam-macam jenis/merek semen untuk suatu konstruksi/struktur
yang sama) dalam keadaan asli maupun baru.

Jika semen yang dikirim adalah dalam kantong semen, maka dalam pengangkutan
semen harus terlindung dari hujan. Semen harus diterimakan dalam sak (kantong) asli
pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan di gudang yang
ventilasinya baik dan diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga dari kemungkinan
yang tidak diinginkan, paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak-sak semen tersebut tidak
boleh ditumpuk sampai tingginya lebih dari 10 sak. Sistem penyimpanana semen harus
diusahakan sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi semen tersebut tersimpan terlalu
lama.

Untuk semen yang diragukan mutunya dan menjadi rusak akibat salah penyimpanan,
seperti membatu, akan ditolak penggunaannya. Bahan yang telah ditolak harus segera
dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya kontarktor.

b. Agregat

Untuk membuat beton, dibutuhkan agregat Ada dua ukuran agergat yang digunakan
yaitu agregat kasar/batu pecah (yang mempunyai ukuran butiran/diameter lebih besar
dari 5 mm) dan agregat halus/pasir beton (diameter lebih kecil, sama dengan 5 mm).

Semua agregat tersebut harus memenuhi syarat-syarat:


 Peraturan-peraturan relevan yang tercantum dalam pasal 2
 Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran-
kotoran lainnya).

1. Agregat Kasar
Umumnya merupakan batu pecah yang mempunyai ukuran lebih kecil dari 30 mm,
dan untuk lokasi dimana pembesian sangat rapat, seperti pada kolom, maka harus
digunakan agregat kasar dengan ukuran butir maksimum 20 mm, dengan tetap
memperhatikan gradasi butirnya. Penggunaan ukuran butir lebih besar dari 30 mm
tidak diizinkan.

Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dengan yang


disyaratkan oleh PBI 1971.

Spesifikasi Teknis
VI - 10
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak dengan susunan ayakan, maka harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:

Sisa diatas % berat


Ayakan 31,50 mm 0
Ayakan 4,00 mm 90-98
Selisih antar 2 ayakan, berikutnya 10-60

2. Agregat halus
Pasir beton (agregat halus) harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas
dari bahan-bahan organis, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus lebih
kecil dari 4% berat.

Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak harus memenuhi sayarat-syarat sebagi berikut:

Sisa diatas % berat


Ayakan 4.00 mm ≥2
Ayakan 1,00 mm ≥ 10
Ayakan 0,25 mm 80-95

Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan dalam


spesifikasi ini. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut
diperoleh, maka kontraktor wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada tim
manajemen kontruksi.
Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan harus
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran dengan tanah.

c. Air
Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di lapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali), tidak
mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton/tulangan, minyak
atau lemak dan memenuhi syarat-syarat untuk beton. Air yang mengandung garam (air
laut) sama sekali tidak diperkenankan untuk dipakai.
Air yang akan digunakan wajib diperiksa pada laboratorium yan disetujui tim manajemen
konstruksi, untuk mendapatkan kepastian apakah air tersebut dapat dipergunakan untuk
pembuatan beton. Kadar air di dalam adukan beton terganting dari W/C faktor yang
digunakan.

d. Besi Beton
Semua besi beton (fy=2400 kb/cm2) yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat:
 Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal 2
 Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapis minyak/karat dan tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, lika dsb.)
 Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar.
 Mempunyai penampang yang rata dan seragam, dan memenuhi toleransi yang
disyaratkan.
 Merupakan produksi pabrik yang disetujui oleh Krakatau Steel.

Pemakaian besi beton dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan diatas, harus
mendapat persetujuan dari tim manajemen konstruksi.

Spesifikasi Teknis
VI - 11
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

Pemasok besi beton harus dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk
menggunakan bermacam-macam merek besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.

Sebelum mengadakan pemesanan kontraktor harus mengadakan pengujian mutu besi


beton yang akan dipakai, dengan jumlah minimal 2 buah untuk masing-masing diameter
besi beton. Setelah hasil percobaan diperoleh dan disetujui oleh tim manajemen
kontruksi, baru pemesanan dapat dilakukan. Selanjutnya pada saat pelaksanaan, contoh
besi beton harus diambil dengan disaksikan oleh tim manajemen konstruksi, berjumlah
minimum 2 (dua) batang untuk tiap-tiap diameter besi beton, dengan panjang sekitar
100 cm. Pemeriksaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh tim managemen konstruksi. Contoh besi beton yang diambil untuk
pengujian tanpa kesaksian tim manjemen konstruksi tidak diperkenankan sama sekali
dan hasil test yang bersangkutan tidak sah.

Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

Penggunaan besi beton yang sudah terangkai seperti steel wiremesh atau yang sejenis,
harus mendapatkan persetujuan tertulis dari tim manajemen konstruksi.

Besi beton harus dilengkapi dengan label yang memuat nomor pengecoran dan tanggal
pembuatan, dilampiri juga dengan sertifikat pabrik yang sesuai untuk besi tersebut. Besi
beton yang tidak memenuhi syarat-sayarat karena kualitasnya tidak sesuai dengan
spesifikasi ini harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan setelah menerima instruksi
tertulis dari tim manajemen konstruksi, dalam waktu 2 x 24 jam atas biaya kontraktor.

e. Admixtures

Pemakaian admixtures (super plasticizer, retarder, air entrained dll) saat ini merupakan
sesuatu yang umum untuk pembuatan beton. Walaupun demikian sebelum admixtures
digunakan, kontarktor wajib mengusulkan penggunaan tersebut kepada tim manajemen
konstruksi untuk mendapatkan persetujuan. Dalam usulan tersebut kontraktor harus
mencantumkan dan melampirkan brosur admixtures yang menjelaskan tentang data,
jenis bahan dasarnya, berikut risiko yang akan timbul dengan menggunakan admixtutres
tersebut. Juga harus di lengkapi dengan metode kerja dan kegunaan admixtures
tersebut.

Jumlah admixtures yang akan digunakan harus mengikuti ketentuan pabrik pembuat,
demikian juga dengan proses pencampurannya dan lamamnya pengadukan dengan
beton, yang umumnya membutuhkan waktu lebih panjang, harus dikonfirmasikan
dengan pihak pabrik.

f. Kualitas Beton
1. Semua kualitas beton dicantumkan di dalam gambar rencana yang dibuat oleh
Perencana. Mutu beton K-175 hanya digunakan untuk kolom-kolom praktis dan
lantai kerja, jika beton langsung dicor diatas tanah.
2. Kontarktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton
ini dengan memperhatikan data-data pengalaman pelaksanaan pada tempat lain dan
dengan mengadakan trial-mix di laboratorium.
3. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji berupa silinder beton atau kubus
beton, dengan ukuran yang umum digunakan, dengan W/C factor yang sesuai maka
pemasukan adukan ke dalam cetakan benda uji dilakukan sesuai dengan ketentuan
tanpa menggunakan pengegetar.
Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per
1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 30 benda uji yang pertama.
Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan
kecepatan pembetonan.
4. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disahkan oleh tim manajemen kontruksi dan laporan tersebut harus

Spesifikasi Teknis
VI - 12
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton karakteristiknya. Laporan tertulis


tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium.
5. Setiap akan diadakan pengecoran atau setiap 5 m3, selama pelaksanaan harus ada
pengujian slump, dengan syarat 12 cm ± 2 cm atau sesuai petunjuk tim manajemen
konstruksi.

Cara pengujian slump sebagai berikut:


Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting). Cetakan
slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton. Cetakan
diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25
kali dengan besi diameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (deperti
peluru).

Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapisan
yang dibawahnya. Setelah diatasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-
lahan dan diukur penuturunannnya (nilai slump-nya).

g. Disain Adukan Beton

Campuran beton harus dirancang oleh kontraktor sesuai dengan mutu beton yang ingin
dicapai, dengan batasan dibawah ini:

Mutu Beton (kg/cm2) <K25 K225 K300 K350 K400 K450


0
Kuat tekan minimum, 175 175 210 245 280 315
7 hari (kg/cm2)
Jumlah semen minimum, kg/m3 300 300 325 350 375 400
Jumlah semen maksimum, kg/m3 550 550 550 550 550 550
W/C faktor, maksimum 0,55 0,55 0,55 0,5 0,5 0,45

Kontarktor harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada tim manajemen


kontruksi untuk mendapatkan persetujuan.

5. SYARAT PENGUJIAN MATERIAL DAN BETON

a. Umum
1. Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya untuk melaksanakan segala
pengujian termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah sesuai yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini. Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujiannya
segera setelah hasil diperoleh.
2. Kontraktor harus melaksanakan pengujian yang khusus atas permintaan tim
manajemen konstruksi, jika dijumpai kegagalan ataupun pelaksanaan yang tidak
memenuhi spesifikasi ini, dengan biaya ditanggung oleh kontarktor.
3. Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan segera, sesuai
dengan pengarahan tim manajemen konstruksi.
4. Untuk semua bahan semen dan tulangan yang dikirim ke lapangan, Kontraktor harus
mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari pabrik, dimana pengujian dilakukan
secara berkala, dengan cara pengujian sesuai dengan spesifikasi ini.

b. Laboratorium Penguji
1. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, kontraktor wajib mengusulkan suatu
laboratorium penguji yang akan digunakan untuk melaksanakan pengujian material
yang akan digunakan pada proyek ini. Laboratorium ini bertanggung jawab untuk
melakukan semua pengujian sesuai dengan spesifikasi ini.

Spesifikasi Teknis
VI - 13
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

2. Kecuali ditentukan lain, Kontraktor wajib untuk mempunyai peralatan penguji yang
siap dilapangan seperti tersebut berikut ini, berikut tenaga ahli yang menguasai
bidangnya antara lain:
 Peralatan untuk menguji agregat baik kasar maupun halus.
 Peralatan untuk mengukur kadar air (moisture content) dari agergat.
 Peralatan untuk mengukur kelecakan beton (slump)
 Peralatan untuk membuat dan merawat benda uji sesuai dengan ketentuan dalam
spesifikasi ini, termasuk menyiapkan bak penyimpan agar benda uji dapat
disimpan pada temperatur yang normal dan terhindar dari sengatan matahari.

3. Jika digunakan beton ready, maka peralatan yang disebut (a) dan (b) diatas juga
harus disiapkan di lokasi pembuatan beton ready mix

c. Pengujian Agregat
1. Umum
 Contoh dari gregat (pasir, kerikil atau batu pecah) yang disetujui oleh tim
manajemen konstruksi harus disimpan dilokasi pekerjaan dan harus diberi tanda
yang jelas untuk dibandingkan dengan agregat-agregart yang dikirim ke lokasi
selama pekerjaan berslangsung.
 Jika contoh tersebut ternyata tidak memenuhi syarat, maka material tersebut
dapat ditolak oleh tim manajemen konstruksi atau material yang ada dapat
dibersihkan kembali dan selanjunya diuji ulang. Setiap material yang ditolak oleh
tim manajemen konstruksi harus segera dikeluarkan dari lokasi penyimpanan
segera setelah instruksi disampaikan.
 Semua material dan benda uji harus diambil/dibuat sesuai dengan spesifikasi ini.

2. Pengujian Pendahuluan Agregat.


 Segera setelah sumber agrergat disetujui oleh tim manajemen konstruksi,
kontraktor harus segera meminta kepada laboratorium penguji yang disepakati
untuk melakukan pengujian pendahuluan sebagai berikut:
(a) Sieve analysis
(b) Pengujian kadar clay, silt dan kotoran lain
(c) Pengujian unsur organis
(d) Pengujian kadar chloride dan sulfat

 Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada tim manajemen konstruksi


untuk mendapatkan persetujuan .
 Pengujian (a) dan (b) dengan pengujian kadar air dari setiap jenis agregat harus
dilakukan terhadap setiap contoh untuk setiap trial mix.

3. Contoh Benda Uji


 Kontraktor harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan digunakan
untuk memproduksi beton seperti yang disyaratkan. Frekuensi minimum untuk
pengujian agregat yang dipakai untuk pekerjaan beton adalah sebagai berikut:

Tipe pengujian Jumlah contoh


Sieve analysis minimum satu per bulan
Moisture content minimum satu per bulan
Clay, silt dan kotoran minimum satu setiap minggu
Kadar organis minimum satu per bulan
Kadar chlorida dan sulfat minimum satu setiap 500 m3 beton

 Jika karena satu sebab tim manajemen konstruksi tidak puas dengan hasil
pembuatan beton yang dilakukan oleh kontraktor, maka tim manajemen
konstruksi berhak untuk melakukan pengujian tambahan dari yang sudah

Spesifikasi Teknis
VI - 14
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

ditetapkan diatas dengan beban biaya kontraktor. Jumlah pengujian dapat


dikurangi jika hasil yang diperoleh ternyata memuaskan.

d. Pengujian Pekerjaan Beton

1. Umum
Semua benda uji, perawatan dan pengujian beton harus dilakukan sesuai dengan
spesifikasi ini.

2. Benda Uji
 Kontraktor harus membuat benda uji kubus dari adukan beton yang dibuat
dengan jumlah seperti diuraikan pada spesifikasi ini, sesuai dengan tipe struktur
sbb:

Tipe struktur minimum satu contoh dari


Struktur pelat, balok, kolom dll. Setiap 10 m3/ setiap 1 (satu) truk
mixer

 Untuk benda uji berbentuk kubus, cetakan harus berbentuk bujur sangkar dalam
segala arah dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm3
 Pengambilan adukan beton, pencetakan benda uji kubus dan perawatannya harus
dibawah pengawasan tim manajemen konstruksi
 Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji kubus menjadi tanggung
jawab kontraktor
 Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan tanggal
pengecoran, lokasi pengecoran, bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain
data yang perlu dicatat.
 Jika akibat suatu alasan, seperti hasil kerja beton yang kurang memuaskan, maka
tim manajemen konstruksi berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji
lebih besar dari yang ditentukan diatas, dengan beban biaya ditanggung oleh
kontraktor, demikian juga sebaliknnya, jumlah benda uji dapat dikurangi, jika
hasil kerja yang diperlihatkan sudah baik.
 Benda uji harus diambil dari mixer, atau dalam hal menggunakan beton ready mix,
maka benda uji harus diambil sebelum beton dituang ke lokasi pengecoran,
sesuai dengan yang disyaratkan oleh tim manajemen konstruksi.

3. Kelecakan (workability)

 Kontraktor harus memperkirakan dalam usulannya campuran beton yang akan


digunakan agar beton segar dapat dengan lancar dicor ke lokasi pengecoran,
dengan tetap memperhatikan kualitas beton yang harus dihasilkannya.
 Untuk memastikan bahwa kelecakan beton sudah memenuhi syarat, maka harus
dilakukan dengan menguji slump beton. Slump beton yang disyaratkan
tercantum dalam spesifikasi ini, kecuali ditentukan lain oleh MK. Jika dalam
pengujian slump diperkirakan terjadi segregasi dari beton, maka tim manajemen
konstruksi berhak untuk menolak beton tersebut.

4. Temperatur dan Beton Segar


Dalam waktu dua menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang
mempunyai skala-5 s/d 100 derajad C, harus dimasukkan kedalam contoh tersebut
sedalam 100 mm. Jika temperatur sudah stabil selama 1 mniet, maka temperatur
tersebut harus dicatat dengan ketelitian 1 oC.

5. Pengujian untuk Memperkirakan Kuat Tekan Beton


Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan untuk setiap mutu beton adalah
sebagai berikut:

Spesifikasi Teknis
VI - 15
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

Jenis jumlah minimum benda uji waktu perawatan (hari)


Struktur
3h 7h 28h
Beton 4 - 2 2
bertulang

e. Evaluasi Kualitas Beton Berdaasrkan Test Kubus.

1. Deviasi Standar - S
Deviasi standar produksi beton ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah hasil test
kubus. Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus yang kurang dari 30 buah
harus dikoreksi dengan faktor pengali seperti tercantum dalam tabel berikut:

Jumlah Benda Uji (N) Faktor Pengali - S


≤15 1.16
20 1.08
25 1.03
≥30 1.00

2. Target Kuat Tekan Rata-rata – f’ cr


Pada saat percobaan awal untuk mendapatkan mutu beton yang disyaratakan, maka
kuat tekan rata-rata harus ditentukan dengan cara di bawah ini:
f’cr untuk perencanaan proporsi campuran baton harus diambil dari nilai terbesar
dari :

f’cr = fc’ +1.64 s kg/cm2


f’cr = fc’ +2.64 s – 40 kg/cm2.

Untuk keadaan sesungguhnya pada saat pelaksanaan di lapangan, maka tingkat


kekuatan suatu mutu beton dikatakan tercapai dengan memuaskan jika kedua
persyaratan berikut dipenuhi:

 Nilai rata-rat dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri dari 4
hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fc’ + 0.82 S)
 Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji) mempunyai nilai
dibawah 0.85 fc’.

f. Pengujin Tidak Merusak (Non Destructive Test)


Jika hasil evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak dapat dipenuhi,
maka jika diminta oleh/tim manajemen konstruksi, kontraktor harus melaksanakan
pengujian yang tidak merusak yang dapat terdiri dari hammer test, cored drilled test,
pengujian beban dan lain-lain. Semua biaya pengujian ini menjadi tanggung jawab
kontraktor.

Lokasi dan banyaknya pengujian akan ditentukan secara khusus oleh tim manajemen
konstruksi dengan melihat kasus per kasus.

6. SYARAT- SYARAT PELAKSANAAN

a. Persetujuan dari Tim Manajemen Konstruksi


Sebelum semua tahap pelaksanaan berikut dilaksanakan kontraktor harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari tim manajemen konstruksi. Laporan harus diberikan kepada tim
manajemen konstruksi beberapa hari (sesuai kesepakatan dalam rapat koordinasi)
sebelum pelaksanaan berikut dilaksanakan. Syarat pelaksanaan berikut harus disepakati

Spesifikasi Teknis
VI - 16
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

bersama sebelum pelaksanaan dimulai. Hal-hal khusus akan didiskusikan secara lebih
detail antara semua pihak yang berkepentingan.

Semua tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas, sehingga
mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan.

b. Persiapan dan Pemeriksaan


Kontraktor tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa ijin tertulis dari tim
manajemen konstruksi. Kontraktor harus melaporkan kepada tim manajemen konstruksi
tentang persiapannya untuk melakukan pengecoran dan laporan tersebut harus
disampaikan beberapa hari sebelum waktu pengecoran, sesuai dengan kesepakatan
dilapangan, untuk memungkinkan tim manjemen konstruksi melakukan pemeriksaan
sebelum pengecoran dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang memadai
seperti tangga ataupun fasilitas lain yang dibutuhkan agar tim manajemen konstruksi dapat
memeriksa pekerjan secara aman dan mudah. Tanpa fasilitas tersebut, kontraktor tidak
akan diizinkan unrtuk melakukan pengecoran. Semua koreksi yang terjadi akibat
pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki dan selanjutnya kontraktor harus
mengajukan izin lagi untuk dapat melaksanakan pengecoran.

Tidak dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali
ditentukan oleh pemberi tugas/tim manajemen konstruksi. Persetujuan untuk
melaksanakan pengecoran tidak berarti membebaskan kontraktor dari tanggung jawab
sepenuhnya atas ketidaksempurnaan ataupun kesalahan yang timbul. Sebelum
pengecoran dilakukan harus dipastikan bahwa semua peralatan yang akan tertanam
didalam beton sudah terletk pada tempatnya, dan semua kotoran sudah dibersikan dari
lokasi pengecoran. Demikian pula untuk siar pelaksanaan sudah harus dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan.

c. Siar Pelaksanaan
Kontraktor wajib mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar kerjanya. Siar
pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar perlemahan struktur dapat
dikurangi. Siar pelaksanaan tidak diizinkan untuk melalui daerah yang diperkirakan
sebagai daerah basah, seperti toilet, reservoir dll, kecuali ditentukan lain oleh tim
manajemen konstruksi.

Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar pelaksanaan harus diperhatikan sebagai
berikut:
 Harus terletak pada daerah dimana gaya geser adalah minimal, umumnya terletak
pada sepertiga bentang tengah dari panjang efektif elemen struktur.
 Pada pengecoran beton yang tebal dan volume yang besar, lokasi siar pelaksanaan
harus dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan perbedaan
temparatur yang besar pada beton tersebut, yang dapat berakibat retaknya beton,
disamping adanya tegangan residu yang tidak diinginkan. Siar pelaksanaan dapat
dibuat secara horizontal, dan pengecoran dapat dibagi menjadi berlapis-lapis.
 Lokai siar pelaksanaan tersebut harus disetujui oleh tim manajemen konstruksi.
Kontraktor sudah harus mempertimbangkan di dalam penawarannya, segala hal yang
berhubungan dengan siar pelaksanaan seperti waterstop, perekat beton, dowel dsb.,
maupun pembersih permukaan beton agar dapat dijamin lekatan antara beton lama
dan baru.
 Siar pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran dan bekas beton yang tidak
melekat dengan baik, dan sebelum pengecoran dilanjutkan, harus dikasarkan
sedemkian rupa sehingga agregat besar menjadi terlihat, tetapi tetap melekat dengan
baik.

Spesifikasi Teknis
VI - 17
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

d. Pengangkutan dan Pengecoran Beton

Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba di lokasi proyek
dalam keadaan yang masih layak untuk digunakan sebagai beton segar. Jika lokasi
pembuatan beton cukup jauh dari proyek, maka harus diperguanakan admixtures yang
dapat memperlambat proses pengerasan dari beton. Pada saat beton dingkut ke lokasi
pengecoran juga harus diperhatikan, agar tidak tejadi pemisahan antara bahan-bahan
dasar pembuat beton.

Pada saat pengecoran tinggi jatuh dari beton segar harus lebih kecil dari 1,50 meter. Hal
ini sangat penting agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat, dengan
pasta beton (segregasi), sehingga mengakibatkan kualitas beton menjadi menurun. Untuk
itu harus dipersiapkan alat bantu sehingga syarat ini dapat dipenuhi. Sebelum pengecoran
beton harus tetap dijaga agar tetap dalam kondisi plastis dalam waktu yang cukup,
sehingga pengecoran beton dapat dilakukan dengan baik.

Kontraktor harus mengajukan jumlah alat dan personel yang akan mendukung pengecoran
beton, yang dianalisa berdasarkan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan.
Sebagai gambaran setiap alat pemadat (vebrator) mampu memadatkan sekitar 5-8 m3
beton segar perjam.

Untuk menjaga kelangsungan pengecoran beton, kontraktor harus mempersiapkan alat


pelindung yang mungkin berguna seperti hujan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

e. Pemadatan Beton.
1. Beton yang baru dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat mesin (vibrator)
dengan tipe yang disetujui oleh tim manajemen konstruksi. Pemadatan tersebut
bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
Pemadatan tersebut berkaitan dengan kelecakan (workability) beton.
2. Pada cuaca panas kelecakan akan terjadi dalam jangka waktu sangat pendek, sehingg
slump yang rendah biasanya merupakan masalah. Penundaan pengikatan awal
dengan menggunakan admixtures (plasticizer dan retarder) akan dapat mengatasi
masalah kelecakan. Vibrator harus disediakan dalam jumlah yang memadai, sesuai
dengan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Minimal harus
dipersiapkan satu vibrator cadangan yang akan dipakai, jika ada vibrator yang rusak
pada saat pemadatan sedang berlangsung.
3. Untuk memeriksi frekuensi dari alat pendengaran maka indera pendengaran
merupakan pilihan. Alat penggetar (vibrator\) diluar beton akan menghasilkan suara
yang nyaring berfrekuensi tinggi, sedangkan vibrator didalam beton frekuensinya
rendah, sehingga suaranya juga rendah. Lambat laun suaranya maninggi dan suatu
saat akan berfungsi konstan yang artinya pemadatan sudah cukup. Pengalaman
pekerja sangat menetukan untuk hal ini .
4. Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada pertemuan balok-
kolom, dinding beton yang tipis, dan pada lokasi pembesian yang rapat dan rumit,
maka kontraktor harus mepersiapkan metode khusus untuk mendaptkan beton, agar
tidak terjadi keropos pada beton ,sehingg secara kualitas tidak akan disetujui.
5. Jika dipandang perlu kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain yang
dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara permukaan
dan inti beton. Hal ini dapat menyebakan keretakan struktur dan terjadinya tegangan
menetp pada beton, tanpa adanya beban yang bekerja.

f. Perawatan Beton
1. Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis, maka beton
tersebut harus dipadatkan kembali agar retak tersebut dapat dihilangkan. Perawatran
harus segera dilakukan setelah pekerjaan pemadatan tersebut selesai. Perawatan
tersebut harus dilakukan dengan menggunakan air pada permukaan beton.

Spesifikasi Teknis
VI - 18
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

2. Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus selama minimal 7 hari
segera setelah pengecoran selesai kecuali ditentukan lain.
3. Untuk pengecoran skala besar dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka
perlindungan (insulasi) permukaan beton dengan material yang disetujuui, agar dapat
memantulkan radiasi akibat panas. Material tersebut harus dibuat kedap, agar
kelembaban permukaan beton dapat dipertahankan.
4. Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain yang sejenis, harus
didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan.
5. Secara umum, perawatan beton harus dilakukan segera setelah pemadatan selesai.
Perawatan bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi kehilangan zat cair
pada saat pengikatan awal, dan juga mencegah perbedaan temperatur dalam beton
yang dapat menyebabkan terjadinya keretakan dan penurunan kualitas beton. Untuk
itu harus dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi penguapan
yang cepat terutama pada permukaan beton yang baru dipadatkan.
6. Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan curing
compound. Jenis dan type curing compound yang akan digunakan harus disetujui oleh
MK/pengawas. Harus diperhatikan agar tidak terjadi penurunan temperatur yang cepat
pada permukaan sehingga dapat menyebabkan keretakan pada permukaan beton.

g. Cara untuk Menghindari Keretakan pada Beton


1. Untuk semua pekerjaan beton, kontraktor harus menyediakan peralatan yang
dibutuhkan untuk mengukur dan memonitor segala kejadian yang mungkin terjadi
selama pekerjaan beton berlangsung. Disamping peralatan juga dibutuhkan material
pembantu yang mungkin dapat dicampur ke dalam beton maupun yang akan
digunakan pada saat perawatan beton untuk mencegah terjadinya penguapan yang
terlalu cepat. Peralatan dan material tersebut harus diinformsikan kepada tim
manajemen konstruksi untuk mendapatkan persetujuannya. Lebar retak yang diizinkan
maksimal sebesar 0,004 kali tebal selimut beton.

2. Umumnya permukaan beton tidak harus didinginkan secara mendadak, yang


terpenting adalah tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar antara permukaan
dan inti beton, dan beton harus dihindarkan dari sinar matahari langsung ataupun
tiupan angin.

3. Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun sesudah
pengecoran beton adalah:
a). Usahakan agar semua material dasar yang dapat digunakan tetap dalam kondisi
terlindung dari sinar matahari, sehingga temperatur tidak tinggi pada saat
pencampuran dimulai.
b). Jumlah semen yang akan digunakan dikurangi, dan diganti dengan admixtures
dengan komposisi yang diizinkan oleh pabrik pembuat, dengan catatan bahwa
mutu beton tetap dipenuhi dan daya tahan beton tetap dapat dipertahankan
sehingga memenuhi syarat.
c). Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah
d). Waktu untuk pengadukan beton dan pengecoran harus dibatasi maksimal 2 jam.
e) Jika mungkin, diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari dimana
temperatur lapangan sudah lebih rendah dibandingkan pada siang hari.
f). Harus disiapkan isolasi panas yyang merata pada seluruh permukaan beton yang
terbuka untuk mencegah tiupan angin dan menjaga agar temperatur tidak terlalu
berbeda pada seluruh penampang beton.
g) Lakukan perawawtan awal segera setelah pemadatan selesai, dan harus
diteruskan sampai sistem isolasi terpasang seluruhnya.
h). Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar matahari dan
angin. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat dinding pada sekeliling daerah
pengecoran dengan plastik atau material sejenis, demekian juga pada bagian
atasnya.

Spesifikasi Teknis
VI - 19
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

4. Jika ternyata pada permukaan beton dijumpai keretakan setelah pemadatan selesai,
maka jika mungkin yaitu beton masih dalam kondisi plastis maka harus dilakukan
pemadatan kembali pada beton tersebut.
5. Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan diluar tolerani yang diizinkan,
maka kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara tertulis yang berisi antara lain
metode kerja dan peralatan yang digunakan berikut komposisi campuran yang
digunakan, kepada tim manajemen konstruksi untuk dievaluasi lebih lanjut. Kontraktor
tidak diizinkan untuk memperbaiki keretakan tersebut sebelum mendapatkan
persetujuan tertulis dari tim manajemen kontruksi. Sambil menunggu evaluasi tersebut
kontraktor harus segera mengusulkan metode perbaikan yang akan dilakukannya
dengan biaya kontraktor.
6. Jika keretakan yang terjadi masih dapat diterima/diperbaiki, maka usulan kontraktor
akan dipelajari, dan umumnya keretakan tersebut diatasi dengan menggunakan
grouting yang tidak susut (non shrink-grout).

h. Adukan Beton yang Dibuat di Tempat (Site Mixing)


Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat:
 Semen diukur menurut berat.
 Agregat kasar diukur menurut berat.
 Pasir diukur menurut berat
 Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete baching
plant)
 Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk
 Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam
mesin pengaduk.
 Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu,
sebelum adukan beton yang baru dimulai.

i. Besi Beton/Tulangan
1. Pemasok besi beton harus mendapatkan persetujuan dari MK sebelum material
dipesan.
2. Besi beton harus disimpan pada tempat yang bersih dan ditumpu secara baik
sehingga tidak merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung
sehingga kemungkinan karat dapat dihindarkan.
3. Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar pelaksanan dan
berdasarkan standar detail yang ada. Pembengkokan tersebut harus dilakukan dengan
menggunakan alat-alat (bar tender) sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
cacat patah, retak-retak dan sebagainya. Semua pembengkokan tulangan harus
dilakukan dalam keadaan dingin dan pemotongan harus dengan bar cutter, tidak boleh
dengan sistem panas. Semua sambungan tulangan dengan diameter lebih besar dari
25 mm, harus menggunakan mekanikal joint dengan tipe yang disetujui oleh MK.
Kontraktor wajib mngusulkan tipe mekanikal joint yang akan digunakan. Mekanikal
joint tersebut selanjutnya harus diuji dengan jumlah 0.5 persen dari jumlah yang
dipakai, atau minimal 2 (dua) buah dan semua biaya pengujian termasuk beban
kontraktor.
4. Sebelum penyetelan dan pemasangan besi beton dimulai, kontraktor wajib membuat
gambar kerja (shop drawing) berupa penjabaran gambar rencana pembesian, rencana
kerja pemotongan cutting schedule dan pembengkokan besi beton (bending schedule)
yang diserahkan kepada tim majemenen konstruksi untuk mendapat persetujuan
tertulis.
5. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil, sesuai dengan gambar dan harus
sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya. Sebelum besi beton
dipasang, permukaan besi beton harus bebas dari karat, minyak dan lain-lain yang
dapat mengurangi lekatan besi beton.
6. Pasangan selimut beton (concrete cover) harus sesuai dengan gambar standard
(standard drawing). Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama
tarik/tekan penampang beton harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah

Spesifikasi Teknis
VI - 20
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

penampang, sehingga pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuan-ketentuan


tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari tim manjemen konstruksi.
7. Pemasnagan rangkaian tulangan yaitu kait-kait, panjang penjangkaran, penyaluran,
letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar (standard
drawing). Apabila ada keraguan tentang rangkaian tulangan maka kontraktor harus
memberitahukan kepada tim majemen kontruksi untuk klarifikasi. Untuk hal itu
sebelumnya kontraktor harus membuat gambar pembengkokan tulangan (bending
schedule), ditujukan kepada tim manajemen konstruksi untuk mendapatkan
persetujuan.
8. Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang
kokoh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang
berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga
pertemuan. Pembesian harus ditunjang dengan beton atau penunjang besi, spacers
atau besi penggantung seperti yang ditunjuk pada gambar atau dicantumkan pada
spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan berhubungan
dengan acuan.
9. Ikatan dari kawat harus dimasukkan dalam penampang beton, sehingga tidak
menonjol ke permukaan beton.
10. Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai
dengan gambar.
11. Beton tahu ataupun spacer harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada
tulangan, dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang
akan di cor.
12. Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul-betul bersih dari semua kotoran-
kotoran.
13. Penggantian besi
(a) Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar.
(b) Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada
maka:
 Kontraktor dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi pembesian
yang tertera dalam gambar. Usulan penambahan tersebut harus segera
dikonfrimasikan pada tim manajemen kontruksi.
 Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh kontraktor sebagai pekerjan
tambah, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujun tertulis dari tim managemen konstruksi.
(c ) Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan
yang diterapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter besi
dengan diameter yang terdekat namun dengan catatan:
 Harus ada persetujuan tertulis dari tim manajmen konstruksi
 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari tertera dalam gambar (dalam hal ini adalah jumlah luas). Khusus
untuk balok portal, jumlah luas penampang besi pada tumpuan juga tidak
boleh terlalu lebih besar dari pembesian aslinya.
 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesin di
tempat tersebut atau di daerah overlap yang dapat menyulitkan pengecoran
atau sulit di capai oleh penggetar.
 Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan

(d) Toleransi besi

Diameter besi, mm Toleransi diameter, mm Toleransi berat %


Ø≤10 ±0,4 ±7
10 <Ø≤16 ± 0,4 ±5
16≤ Ø<28 ± 0,5 ±4
Ø≥28 ± 0,6 ±2

j. Pemasangan Alat-Alat di Dalam Beton/Sparing

Spesifikasi Teknis
VI - 21
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

1. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat lokasi
sparing yang akan terdapat pada elemen struktur. Kebutuhan akan sparing yang
terjadi akibat perubahan disain harus diinformasikan segera kepada tim manejemen
konstruksi untuk mendapatkan pemecahannya. Tidak dibenarkan untuk membobok,
membuat lubang atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi tanpa
sepengetahuan dan ijin tertulsi dari MK.
2. Ukuran dan pembuatan lubang, pemasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan
sparing dan sebagainya, harus sesuai dengan gambar atau menurut petunjuk-
petunjuk.
3. Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M/E harus ditentukan
sesuai dengan standard drawing.

k. Beton Kedap Air


1. Beton kedap air adalah beton yan dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan beton
yang tidak tembus oleh air, sehingga secara umum tidak dibenarkan adanya
kebocoran sama sekali pada struktur tersebut. Jika tidak disebutkan secara khusus di
dalam gambar, maka jumlah semen minimum yang digunakan harus 400 kg/m3 beton
dengan W/C maksimum 0,45 atau jika menggunakan admixtures, maka komposisi
yang digunakan harus sesuai ketentuan pabrik admixtures. Lokasi yang harus dibuat
kedap air adalah pada bagian plat atap.
2. Untuk dapat menghasilkan beton kedap air yang baik, maka pada siar pelaksanaan
harus diberi RX waterstop. RX waterstop adalah waterstop yang terbuat dari material
bentonite dengan campuran kimia tertentu yang akan membengkak jika terkena air.
3. Kontraktor bertangung jawab atas pembutan beton kedap air tersebut. Apabila
dikemudian hari (selama masa garansi) ternyata terjadi bocor atau rembesan, maka
kontraktor harus mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya dari kontraktor.
Prosedur perbaikan tersebut harus diusulkan oleh kontraktor dan disetujui oleh tim
manajemen kontruksi, sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-bagian lain
yang sudah selesai.
4. Pengujian kebocoran.
Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan pengujian kebocoran atas beberapa
pekerjaan yang berhubungan dengan air (seperti reservoir, STP dll) dibawah
pengawasan tim manajemen konstruksi. Semua biaya untuk kebutuhan tersebut
ditanggung oleh kontraktor. Dalam jangka waktu selama pelaksanaan dan masa
pemeliharaan, pekerjaan–pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.

l. Kolom Praktis dan Ring Balok untuk Dinding


Semua kolom–kolom praktis dan ring balok untuk dinding bata/conblock/celcon dan
material sejenis harus mengikuti petunjuk seperti tercantum dalam pedoman perencanaan
struktur beton bertulang biasa dan struktur tembok bertulang untuk gedung 1983 untuk
struktur tipe D.

6.5 PEKERJAAN KUDA – KUDA DAN PENUTUP ATAP

1.LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat
bantu lainnya, serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan
tangga baja berikut pembersihannya sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana,
baik pekerja struktur serta pekerjaan yang berhubungan dengan kayu, seperti angkur,
struktur penguat, pengikat serta komponen lainnya yang dianggap perlu untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sehingga dapat diterima sesuai dengan spesifikasi ini.

2.PERATURAN DAN SPESIFIKASI

Spesifikasi Teknis
VI - 22
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan
digunakan peraturan/spesifikasi sebagai berikut:
 Standard Industri Indonesia, SII 01360-80, SII 318-80, SII 0136-84.
 Peraturan Perencanaan Baja Indonsia 1983

Peraturan dan spesifikasi yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah peraturan
yang berlaku di Indonesia, apabila tidak ada peraturan/apesifikasi di Indonesia untuk
pekerjaan khusus maka kontraktor dapat memakai peraturan/spesifikasi yang berlaku di luar
Indonesia dengan persetujuan dari tim manajemen konstruksi. Peraturan/spesifikasi yang
diperlukan tersebut diatas harus disediakan kontraktor di lokasi pekerjaan sehingga
memudahkan apabila hendak digunakan.

3.KEAHLIAN DAN PERTUKANGAN


Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh kualitas pekerjaan konstruksi kayu
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan antara lain mutu, dan pengamannya
selama pelaksanaan serta pelaksanaan pengerjaan sambungan. Semua pekerjaan kuda –
kuda baja Siku harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tukang yang cukup berpengalaman.

Khusus untuk pekerjaan konstruksi yang membutuhkan keahlian dan ketelitian tinggi, maka
kontraktor wajib menyediakan tenaga ahli yan sudah berpengalaman dalam bidangnya dan
harus selalu berada di lokasi pekerjaan selama pekerjaan tersebut berlangsung sehingga
dapat cepat mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi.

Kontraktor harus mengusulkan metode kerja yang digunakan untuk melaksnakan pekerjaan
konstruksi baja dan perawatannya untuk mendapatkan persetujuan dari tim manajemen
konstruksi. Selain tenaga ahli, juga untuk pekerjaan tangga tersebut, kontraktor wajib
menggunakan tukang yang berpengalaman, sehingga sudah mengetahui hal-hal yang harus
dikerjakan pada saat pengelasan sambungan berlangsung. Semua tenaga ahli dan tukang
tersebut harus tetap mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan konstruksi tangga
baja selesai dilakukan.

Metode kerja yang disetujui oleh tim manajemen konstruksi tidak membebaskan kontraktor
dari tanggung jawab sepenuhnya atas hasil pekerjaannya. Jika dipandang perlu, maka tim
manajemen konstruksi berhak untuk menujuk tenaga ahli di luar yang ditunjuk kontraktor
untuk membantu mengevaluasi semua usulan kontraktor, dan semua biaya yang timbul
menjadi beban kontraktor.

4.PERSYARATAN BAHAN
 Kuda-kuda atap termasuk klos-klosnya baja Profil Siku 120.120.12 ; 70.70.7 dan CNP
150.50.20.3,2 dengan mutu baik dan mendapat persetujuan dari direksi lapangan.
 Semua ukuran baja Profil Siku 120.120.12 ; 70.70.7 dan CNP 150.50.20.3,2 harus
sesuai dengan gambar rencana dan dibentuk menurut ketentuan gambar rencana.
 Material struktur rangka atap yang digunakan adalah setara Smartruss dari
Bluescope Lysaght.
1. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
 Baja Mutu Tinggi G550
 Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength)
 Modulus Elastisitas
 Modulus Geser

2. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) :


Lapisan pelindung seng dan aluminium (Zincalume/AZ) dengan
komposisi sebagai berikut:
 55 % Aluminium (AI)
 43,5 % Seng (Zinc)
 1,5 % Silicon (Si)
 Ketebalan Pelapisan : 50 gr/mz dan 150 gr/m2 (AZ 50 - AZ150)
Spesifikasi Teknis
VI - 23
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

3. Profil Material :
 Rangka Atap
 Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip- channel.
C75.100 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 1,00 mm), berat 1,29
Kg/M'
C75.75 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 0,75 mm), berat 0,97
Kg/M'
C100.100 (tinggi profil 102 mm dan tebal dasar baja 1,00 mm), berat 1,7
Kg/M'
 Reng (batten)
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat ( U terbalik).
TS. 41.055 (tinggi profil 41 mm dan tebal dasar baja 0,55 mm), berat 0,66
Kg/M'
TS. 61.100 (tinggi profil 61 mm dan tebal dasar baja 1,00 mm), berat 1,54
Kg/M'
TS. 61.75 (tinggi profil 61 mm dan tebal dasar baja 0,75 mm), berat 1,16
Kg/M'

 Sistem penyambung baja pada kuda-kuda harus menggunakan baut dan


dikencangkan sampai benar-benar kencang.
 Besi plat harus dipasang pada bagian dimana telah ditentukan pada gambar rencana .
 Kasau dan Reng dipakai Profil Baja Ringan setara Smart Truss dari Bluescope
Lysaght dan menggunakan Genteng Metal Berpasir T. 0.35.
 Semua material baja harus baru dan disetujui pengawas lapangan. Semua pekerjaan
baja harus memenuhi syarat-syarat dalam PUPB-1970 (N.I.3). Tegangan leleh
minimum baja adalah 2,400 Kg/cm2 Kontraktor harus menyerahkan contoh dan
brosur serta sertifikat test dari pabrik untuk disetujui pengawas lapangan. Seluruh
pekerjaan baja harus disimpan rapi dan diletakkan diatas alas papan. Seluruh
pekerjaan baja setelah dipablikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat baja dan
dicat meni 2X. Direksi atau wakilnya berhak meninjau keadaan bengkel dan
memeriksa pekerjaan pablikasi kontraktor.
 Untuk semua peralatan dan steger yang diperlukan untuk pemasangan Konstruksi
kayu harus disediakan oleh kontraktor.
 ix) Kontraktor bertanggungjawab langsung atas keselamatan kerja dilapangan dan
untuk itu harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helmet, sarung tangan
dan pemadam kebakaran.

5.SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Persetujuan dari Tim Manajemen Konstruksi

Sebelum semua tahap pelaksanaan berikut dilaksanakan kontraktor harus mendapatkan


persetujuan tertulis dari tim manajemen konstruksi. Laporan harus diberikan kepada tim
manajemen konstruksi beberapa hari (sesuai kesepakatan dalam rapat koordinasi)
sebelum pelaksanaan berikut dilaksanakan. Syarat-syarat pelaksanaan beikut harus
disepakati bersama sebelum pelksanaan dimulai. Hla-hal khusus akan didiskusikan
secara lebih detail antarasemua pihak yan gberkepentingan.

b. Persiapan dan Pemeriksaan

Kontralktor tidak diizinkan untuk melakukan pembuatan pekerjaan konstruksi baja tanpa
izin tertulis dari tim manajemen konstruksi . Kontraktor harus melaporkan kepada tim
manajemen konstruksi tentang kesiapannya untuk melaksnakan pekerjaan dan laporan
tersebut haru sdisampaikan beberapa hari sebelum waktu pelksanaan, sesuai dengan
kesepakatan di lapangan, untuk memungkinkan tim manajemen konstruksi melakukan
pemeriksaan sebelum dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang
memadai seperti tangga ataupun fasilitas lain yang dibutuhkan agar tim manajemen
kosntruksi dapat dapat memeriksa pekerjan secara aman dan mudah. Tanpa fasilitas

Spesifikasi Teknis
VI - 24
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

tersebut, kontraktor tidak akan diizinkan untuk melakukan pekerjaannya. Semua koreksi
yang terjadi akibat pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki dan selanjutnya
kontraktor harus mengajukan izin lagi untuk dapat melaksanakan pekerjaan.

Tidak dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali
ditentukan lain oleh pemberi tugas/tim manajemen kotruksi. Persetujuan untuk
melaksanakan pekerjaan tidak berarti membebaskan kontarktor dari tanggung-jawab
sepenuhnya atas ketidaksempurnaan ataupun kesalahan yang timbul. Sebelum
pekerjaan dilakukan harus dipastikan bahwa semua peralatan sudah terletak pada
tempatnya, dan semua kotoran sudah dibersihkan dari lokasi.

Kontraktor harus mengajukan jumlah alat dan personil yang akan mendukung pembuatan
tangga baja tersebut, yang dianalisa berdasarkan besarnya volume pekerjaan yang akan
dilakukan.

Spesifikasi Teknis
VI - 25
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR

A. UMUM
Lingkup Pekerjaan

 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya


untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil
yang baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, beton ring balok untuk
bangunan yang dimaksud termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan
bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, seperti yang
ditunjukkan pada gambar.

B. KRITERIA DESAIN DAN PERENCANA

Quality Control/Pengujian
 Pengujian dimaksud adalah untuk mengetahui apakah pekerjaan beton dalam hal
sistem pemasangan bekisting, tulangan, dan perlengkapan lainnya yang
disyaratkan dalam dokumen kontrak sudah tepat dan baik sehingga tidak ada
bagian yang tidak kuat, celah, ataupun retak pada seluruh bagian dan sistem dari
pekerjaan ini. Pengujian ini dilaksanakan sebelum pekerjaan dimulai dan
pekerjaan pengujian ini bukan dimaksud untuk meniadakan jaminan atau garansi
yahg wajib dikeluarkan oleh kontraktor.

 Contoh Bahan:
a) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh-
contoh material misalnya: besi, koral, pasir, PC untuk mendapatkan
persetujuan dari Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan.

b) Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan,


akan dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material
yang dikirim oleh kontraktor ke site.

 Pengujian Mutu Pekerjaan


a) Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan untuk
memberikan pada
Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan certificate test bahan besi dari
produsen/pabrik.
b) Bila tidak ada certificate test, maka kontraktor harus melakukan pengujian
atas
besi/kubus beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
c) Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil
benda uji
berupa kubus/silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat/ketentuan
dalam PBI-1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh pemberi
tugas/pengawas lapangan. Jumlah dan frekuensi pembuatan kubus beton
serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai dengan PBI-1971.
d) Kontraktor diwajibkan membuat trial mix terlebih dahulu, sebelum memulai
pekerjaan beton.
e) Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada pemberi
tugas/pengawas lapangan secepatnya.
f) Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi
tanggung jawab kontraktor.

 Referensi
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan:
a) Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai

Spesifikasi Teknis
VI - 26
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

g) Peraturan-peratutran Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2


h) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5
i) Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-B
j) Peraturan pembanguna daerah setempat
k) Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan
Umum (AV) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara No.
1457.
l) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan pemberi tugas/pengawas lapangan.
m) Standar normalisasi Jerman (DIN), American Society for Testing and Material
(ASTM)
n) American Concrete Institute (ACI)

 Kontraktor dan Kualafikasi Pelaksana /Kontarktor


1) Pelaksna/kontarktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya
sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai). Pekerjaan harus dilakukan
tenaga-tenaga ahli pada bidangnya. Pelaksana/kontarktor harus qualified,
minimum STM ± 3 (tiga) tahun pengalaman kerja.
2) Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian
dan syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau
peraturan yang berlaku baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
3) Kontraktor mengikuti kontrak –kontrak yang akan disusun kemudian dengan
pemilik, baik mengenai hal-hal pembayaran maupun hal teknis dan non teknis
lainnya.
4) Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat
diperlukan untuk mendiskusikan dan dapat memutuskan administratif.

C. BAHAN

1. Semen Portland
Semen Portland harus memakai mutu yang terbaik dari jenis dan merk atas
persetujuan pemberi tugas/pengawas lapangan dan harus memenuhi NI-8. Semen
yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas
dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpukkan
sesuai dengan syarat penumpukan semen.

2. Pasir Beton
Pasir beton harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
orgnis, lumpur dan sebagainya, dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.

3. Koral Beton/Split
Koral beton/split digunakan koral yang tidak mengandung lumpur, bermutu baik,
tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI
1971. Penyimpanan atau penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu
dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan
adukan beton yang tepat.

4. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang jernih dan tidak mengandung lumpur,
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak
beton dan harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu pemberi
tugas/pengawas lapanagan dapat meminta kepada kontraktor supaya air yang
dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
kontraktor.

Spesifikasi Teknis
VI - 27
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

5. Besi Beton
Digunakah mutu U24>12 atau sesuai kriteria yang diberikan perencana struktur.
Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-
serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI 1971).
Bila dipandang perlu kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.

6. Mutu Beton
Mutu beton yang dipakai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K 225 atau sesuai
kriteria yang diberikan perencana struktur dan harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam PBI-1971.

D. PELAKSANA

1. Pembesian
 Pembuatan tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan
kaitan dan pembuatan sengakang (ring), persyaratannya harus sesuai PBI-
1971.
 Pemasangan dan penggunaan tulang beton harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
 Tulangna beton harus diikat untuk menjamin agar besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan atau lantai
kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI-
1971.
 Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Pemberi
Tugas/Pengawas Lapangan.

2. Cara Pengadukan
 Cara pengadukan harus menggunakan beton molen atau langsung dari ready
mix.
 Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh pemberi tugas/pengawas lapangan.
 Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump minimum 10
cm dan maksimum 12.5 cm.

3. Pengecoran Beton
 Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan pemeberi
tugas/pengawas lapangan.
 Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang, koral/split yang
dapat memperlemah konstruksi.
 Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan akan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh pemberi
tugas/pengawas lapangan.

Spesifikasi Teknis
VI - 28
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

4. Pekerjaan Acuan/bekisting
 Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
 Acuan harus dipasang sedemikin rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama
pengecoran dilakukan.
 Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-
kotoran (tahi gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum
pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
 Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split, pasir
dan semen portland kepada pemberi tugas/pengawas lapangan, untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
 Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan
yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai
persyaratan.
 Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat
besi beton/rangka harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI
tahun 1971).
 Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat. Perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
 Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.

5. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting


Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari pemberi
tugas/pengawas lapangan. Setelah bekisting dibuka, tidak diizinkan mengadakan
perubahan pada permukaan beton tanpa persetujuan dari pemberi tugas/pengawas
lapangan.

6. Syaratan-Syarat Pengiriman dan Penyimpanan/Bekisting


 Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya
yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.
 Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab
dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik. Tempat
penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
 Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, kontraktor wajib mengganti atas beban
kontraktor.

7. Syarat-Syarat Pengamanan Pekerjaan


 Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3x24 jam
setelah pengecoran.
 Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan
lain.
 Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung-jawab
kontraktor.
 Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan
air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai dengan ketentuan
dalam PBI-1971).

Spesifikasi Teknis
VI - 29
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

6.6 PEKERJAAN WATERPROOFING

A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
 Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk alat angkut yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan
dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat yang di bawah ini serta
memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
 Bagian yang diwaterproofing :
a. Plat atap
b. Daerah toilet dan daerah basah lainnya
c. Bagain-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

2. Gambar Shop Drawing/Detail Pelaksanaan


 Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
bercakup lengkap dalam gambar kerja /dokumen kontrak.
 Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan dan dilengkapi dengan
rekomendasi desain yang meliputi semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum
tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai
dengan spesifikasi pabrik. Kontraktor bertanggung-jawab atas kebenaran teknis
pemasangan dan instalasi, dan bila ada ketidaksesuaian antara persyaratan
kondisi yang tercantum dalam spesifikasi dengan kondisi pada saat
pelaksanaan harus dilaporkan kepada MK/perencana.
 Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari pemberi tugas/pengawas lapangan.

3. Contoh
 Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik.
 Bilamana diinginkan, kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai.

4. Pengujian
a. Pengujian untuk mengetahui apakah pekerjaan waterproofing dalam hal sistem
pemasangan material dan perlengkapan lainnya yang disyaratkan dalam
dokumen kontrak sudah tepat dan baik sehingga tidak kebocoran atau
sambungan-sambungan yang terbuka pada seluruh bagian dan sistem dari
pekerjaan ini. Pengujian ini dilaksanakan sebelum pekerjaan dimulai dan
pekerjaan pengujian ini bukan dimakasud untuk meniadakan jaminan/garansi
yang wajib dikeluarkan oleh kontraktor.
b. Badan penguji ditentukan oleh pemberi tugas dan pengujiannya, termasuk bila
diperlukan uji ulang, adalah beban kontarktor.

B. BAHAN

1. Prsyaratan Standar Mutu Bahan


Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar
lainnya sepeerti : NI-3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 dan 407. Kontraktor tidak
dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa izin dari pemberi
tugas/pengawas lapangan.

Spesifikasi Teknis
VI - 30
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

2. Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli


Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur dan
pekerjaan ini harus mendapat sertifikat jaminan pemelihatraan secara cuma-cuma
selama 10 (sepuluh) tahun berupa:
a. Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Procedure’s Process Performance
Warranty)
b. Jamina ketepatan aplikasi (Aplicator’s Workmanship warranty). Pelaksanaan
pemasangan harus dikerjakan oleh ahli brepengalaman (ahli dari pihak pemberi
garansi pemasangan) dan terlebih dahulu mengajukan “metode pelaksanaan”
sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari pemberi
tugas/pengawas lapangan.

3. Water Proofing Untuk Atap


a. Bagian-bagian yang diberi water proofing adalah pelat-pelat beton sebagai atap
dan sebagai talang.
b. Lapisan waterproofing yang berfungsi terbuat dari bahan dasar cair berupa
membran elastometrik anti-air tanpa sambungan.
c. Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus memastikan bahwa kemiringan
plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembuangan
(kemiringan 2%).
d. Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan
permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang
dikeluarkan pabrik /produsen.

4. Water Proofing pada Sparing Pipa Pembuangan Air


Bahan terbuat dari dua komponen epoxi mortar A dan B, produk Hitchins. Pada
waktu pelaksanaan komponen A dan B diaduk menjadi satu bagian dan kemudian
dipasang pada setiap sparing pipa pembuangan air terutama areal toilet/kamar
madi, roof drain. Pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh
pabrik/produsen.

C. PELAKSANAAN

1. Persiapan
 Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada pengawas lapangan
untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik
yang bersangkutan. Peil dan ukuran harus sesuai gambar.
 Sebelum pekerjaan dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini harus
dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh pengawas lapanagan.
 Cara pelaksnaan pekerjaan harus mengikuti ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk pengawas lapanagan.
 Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
kontraktor harus segera melaporkan kepada pengawas lapangan sebelum
pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu
tempat dalam hal ada kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.

2. Pengamanan Pekerjaan
 Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah
dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.
 Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang ditempat berhubungan
langsung dengan matahari, tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra
violet apabila disyaratkan dalam gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur,
maka di bagian lapisan atas dari lembar water proofing harus diberi lapisan

Spesifikasi Teknis
VI - 31
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

pelindung sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa screed
maupun material finishing.
 Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik atau
pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka kontraktor harus
memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh pemberi tugas
/pengawas lapangan. Biaya yang timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung
jawab kontraktor.

6.7 PEKERJAAN PELAPISAN LANTAI / PEKERJAAN SUB LANTAI/RABAT BETON

A. UMUM

Lingkup Pekerjaan
 Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga
dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
 Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar
sebagai alas lantai finishing.

B. BAHAN
 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971
(NI-2), PYBB 1956 dan NI-B.
 Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada pemberi tugas/pengawas lapangan untuk disetujui.

C. PELAKSANAAN
 Untuk pasangan diatas pelat beton (lantai tingkat), pelat beton diberi lapisan
plester (screed) campuran 1 pc:3 psr setebal minimum 2 cm dengan
memperhatikan kemiringan lantai terutama di daerah basah dan teras.
 Sub lantai beton tumbuk diatas lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-
benar rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah dan teras.

6.8 PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

A. UMUM

1. Lingkup pekerjaan.
Tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan
pasangan bata sesuai gambar rencanan dan RKS.

2. Contoh-contyoh bahan
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan contoh-
contoh bahan yang akan digunakan guna mendapatkan persetujuan dari pemberi
tugas/konsultan perencana/pengawas.

B. BAHAN
Semen, pasir dan air dalam segala hal harus sama kualiatasnya dengan yang
diperlukan untuk beton dan memenuhi PBI ’71.

Batu bata yang digunakan ada 2 jenis:


Batu bata tanah liat
 Batu bata dari tanah liat buatan pabrik dengan ukuran nominal, 6x12x24 cm,
berkualitas baik, matang pembakarannya, warnanya merata, dan sisi-sisinya rapi
saling tegak lurus.
 Mempunyai kekuatan tekan 30 kg/cm2.

Spesifikasi Teknis
VI - 32
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

 Memenuhi standar NI –10 – 1973 dan SII.


Batu bata tahan api
 Bata tahan api yang digunakan adalah merk BB Block produk PT. Bangun Pratama
atau yang setara.
 Ukuran bata yang digunakan sesuai dengan posisisi dinding dan ruangan yang
dilingkupinya

C. PELAKSANAAN

1. Persiapan .
a. Sebelum dipakai bata direndam dahulu dalam air selama lebih kurang 5 menit.
b. Pasangan bata untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata dengan bantuan
tarikan tali yang dinaikkan setiap dua baris bata, setiap pasangan tidak boleh
lebih dari 1 m dan baru boleh dilanjutkan setelah betul-betul mengeras.

2. Pelaksanaan.
a. Adukan.
 Trasram dengan jenis adukan 1 pc + 2 ps dipasang dari ujung balok pondasi
sampai 30 cm, diatas permukulan jadi, kecuali daerah kamar mandi dan WC
setinggi 1,50 m, dan tempat- tempat tertentu sesuai gambar.
 Dinding lainnya dipakai jenis adukan 1 pc + 4 ps

b. pemasangan bata
 Sebelum dipakai bata direndam dahulu selama ± 5 menit.
 Pasangan bata untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata, setiap
pasangan tidak boleh lebih dari 1 m baru boleh dilanjutkan setelah betul-
betul mengeras.

c. Bingkai beton
 Pasangan bata untuk dinding setiap luas 12 m 2 harus diberi bingkai beton
(balok dan kolom praktis tulangan diameter 10 mm sengkang 6 mm)dengan
adukan 1 pc+2 ps+3 kr berupa kolom atau balok praktis.
 Untuk menghindari retak pada dinding akibat penyusutan yang berbeda
antara balok dan bata dibawahnya, maka hubungan antara balok dengan
bata dibawahnya sebelum diplester harus diberi kawat ayam setinggi 30 cm
(15 cm dipaku kearah balok dan 15 cm dipaku kearah dinding).
 Setiap pemasangan kusen aluminium pada pasangan bata harus diberi
kolom praktis ukuran jadi 13x13 cm.
 Hubungan antara kolom beton/ring balok yanbg sudah dicor dengan
pasangan bata diberi ikatan besi diameter 12 mm setiap 60 cm. Besi
pengikat dipasang tertanam di dalam pasangan bata.

d. Angkur-angkur dan perekat


Setiap hubungan antara dinding bata dengan permukaan beton harus diberi
angkur yang terbuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran, dan diameter sesuai
dengan kebutuhan. Permukaan beton yang berhubungan dengan dinding bata
harus di kaarkan (diketrik) dengan alat yang sesuai agar adukan dinding dapat
melekat.

e. Perlindungan
 Dalam pelaksanaan pemasanagan dinding yang terkena udara terbuka
harus terlindung dari hujan lebat.
 Pekerjaan dinding di daerah “high traffioc” harus dilindungi dari benturan.

Spesifikasi Teknis
VI - 33
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

f. Pemeliharaan Pekerjaan
Dinding pasangan bata harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7
(tujuh) hari setelah didirikan.

6.9 PEKERJAAN DINDING

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan.
Tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan
pasangan bata sesuai gambar rencanan dan RKS.

2. Contoh-contoh bahan.
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan
contoh-contoh bahan yang akan digunakan guna mendapatkan persetujuan dari
pemberi tugas/konsultan perencna/pengawas.

B. BAHAN
 Batu Bata kualitas baik
 Semen
 Pasir dan air

C. PELAKSANAAN

1. Persiapan
a. Sebelum dipakai bata direndam dahulu dalam air selama lebih kurang 5 menit.
b. Pasangan bata untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata dengan bantuan
tarikan tali yang dinaikkan setiap dua baris bata, setiap pasangan tidak boleh
lebih dari 1 m dan baru boleh dilanjutkasn setelah betul-betul mengeras.

2. Pelaksanaan
a. Adukan
Trasram dengan jenis adukan 1 pc + 4 ps dipasnag dari dinding sesuai gambar

b. Perlindingan
 Dalam pelaksanaan pemasangan dinding yang terkena udara terbuka
harus terlindung dari hujan lebat.
 Pekerjaan dinding di daerah “high traffioc” harus dilindungi dari benturan.

c. Pemeliharaan Pekerjaan
Dinding pasangan bata harus dibasahi terus-menerus selama paling sedikit 7
(tujuh) hari setelah didirikan.

6.10 PEKERJAAN PELAPIS DINDING / PLESTER DINDING

A. UMUM

Lingkup Pekerjaan
 Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untek melaksanakan
pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik.

Spesifikasi Teknis
VI - 34
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

 Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar
serta seluruh detail yang disebutkan dalam gambar.

B. BAHAN

a) Semen portland harsus memenuhi standar NI-8 (dipilih dari satu produk
untuk seluruh pekerjaan)
b) Pasir harus memenuhi HI-3 pasal 14 ayat 2
c) Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
d) Penggunaan adukan plesteran:
 Adukan 1 pc:3 pasir dipakai untuk plesteran rapat air
 Adukan 1 pc: 5 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding yang lainnya.
 Seluruh permukaan plesteran di finish acian dari bahan pc.

C. PELAKSANAAN

Persiapan
a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan pemberi tugas/pengaweas lapangan, dan
persyaratan tertulis lainnya dalam uraian dan syarat pekerjaan ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bila pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding batu bata telah diseteujui oleh pemberi tugas/pengawas lapangan, sesuai
syarat dan uraian pekerjaan yang terlukis dalam buku ini.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti petunjuk dalam gambar arsitektur
terutama pada gambar detail dan potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan
bentuk profilnya.
d. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi listrik dan plambing untuk seluruh bangunan.
e. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting
dan kemudian diktrek (scrach) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas
pengikat bekisting atau form tie harus tertutup adukan plester.
f. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan
cat dipakai plesteran halus (acian diatas permukaan plesterannya).
g. Semua bidang yang akan menerima bahan finishing pada permukaanya diberi alur
garis horizontal atau di scrach, untuk memberi ikatan yang lebih baik pada bahan
finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
h. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan
keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.

Pekerjaan Plesteran

a) Campuran aduk perekat yang dimaskud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sbb:
 Untuk bidang air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan dengan
udara luar, dan semua pasangan batu bata dibawah permukaan tanah sampai
ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk
kamar mandi, WC/toilet dan daerah basah lainnya dipakai adukan plesteran 1 pc:3
pasir.
 Untuk adukan kedap air, harus ditambah dengan daily bond, dengan perbandingan
1 pc:1 daily bond.
 Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 pc: 5 pasir
 Plesteran halus (acian) dipakai campuran air dan pc sampai mendapatkam
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8
hari (kering sekali), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah additive
plamix, dengan dosisi 200-500 gr palmix untuk setiap 40 kg semen.
 Semua jenis aduk perekat diatas harus disiapkan sedemikin rupa sehingga selalu
dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agara jarak pencampuran

Spesifikasi Teknis
VI - 35
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

aduk perekat dengan pemasangannya tidak lebih dari 30 menit terutama untuk
adukan kedap air.
b) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang
dinyatakan dengan gambar, atau sesuai peil yang diminta gambar. Tebal plesteran
minimum 2,5 cm, jika ketebalannya melebihi 2,5cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat plesteran pada bagian pekerjaan yang diijinkan
pemberi tugas/pengawas lapangan.
c) Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya dan bertamu dalam satu bidang
datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran 0,7cm dan dalamnya 0,5 cm, kecuali
bila ada petunjuk lain dalam gambar.
d) Untuk permukaan yang datar harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung tidak
melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m, jika melebihi maka kontraktor wajib memperbaiki
dengan biaya sendiri.

Perlindungan dan Pemeliharaan


a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar dan tidak
tiba-tiba, dengan membasahi permukan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah
penguapan air secara tepat.
b. Jika terjadi keretakan sebagai akibar pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar dan diperbaiki kembali sampai dinyatakan dapat diterima oleh pemberi
tugas/pengawas lapangan, biaya atas tanggungan kontraktor. Selama 7 ( tujuh ) hari
setelah pengacian selasai, kontraktor harus menyiram dengan air, sampai jenuh
sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
c Selama pemasangan dinding batu bata/ beton bertulang belum difinish, kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan kerusakan dan pengotoran bahan
lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggungan pihak kontraktor dan wajib
diperbaiki.
d. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur
lebih dari 2 hari.

6.11 PEKERJAAN KERAMIK

A. UMUM

Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenega kerja, bahan-bahan peralatan dan alat
bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu tinggi.
2. Pekerjaan yang dimaksud adalah:
 Pekerjaan lantai keramik untuk publik area.
 Pekerjaan lantai keramik untuk service area.
 Pekerjaan dinding keramik untuk service area atau
 Pekerjaan di sebuntukan / ditunjukan dalam gambar,

B. SUBMITTAL

a. Shop Drawing
1) Buatkan shop drawing secara lengkap, jelas, dan teperinci yang dapat
menjelaskan:
 Pola pemasangan dan titik awal
 Detail-detail sambungan
 Detail pemasangan fixtures dan assesories
 Detail pertemuan keramik dengan komponen bangunan lainnya yang
berhubungan.
2) Ukuran-ukuran harus lengkap dan jelas. Lakukan pembuatan detail dalam
skala yang jelas /cukup ( 1:1, 1:2, 1:5 atau 1:10 ).

Spesifikasi Teknis
VI - 36
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

3) Tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum ada persetujuan (appropal)


dari shop drawing ini.

b. Data Produksi Meterial


1. Umum
Ajukan data produksi seperti : spesifikasi teknis, cara-cara pengerjaan /
pemasangan dan saran-saran teknis lainnya yang mungkin akan diperlukan
untuk dijadikan bahan perimbangan bagi perencana maupun pengawas.
2. Bersama dengan pengajuan shop drawing maka dilampirkan :
 Contoh granit, min 60x60 perhitungan kontruksi dan garansi terhadap
coating yang sesuai dengan spesifikasi maupun gambar.
 Sealan dan grooting, pernyatan tertulis bahwa sanggup untuk memenuhi
kriteria desain yang sudah ditetapkan dan bersedia untuk melakukan
pengujian. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasng terlebih dahulu
harus diserahkan cuntoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
pemberi tugas / pengawas lapangan.
 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai
informasi bagi pemberi tugas/pengawas lapangan.
 Material lain tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui pemberi tugas / pengawas lapangan.

C. BAHAN
Lantai keramik yang digunakan :
Jenis : Granito atau setara
Ukuran : Menyesuai gambar-gambar,
Produk : Esenza atau setara
Ketebalan minimum : 7mm atau sesuai gambar.
Ukuran : 60x60(Lantai Bangunan Utama); 30x30(Lantai Teras Keliling
Bangunan dan selasar) ;20x20,20x25 (untuk km/wc).
Bahan pengisi : Grout semen berwarna grout.
Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 psr pasang ditambah bahan perekat/
Carofix/ AM-42.
Warna : Ditentukan kemudian.

Perekat (adhesive) keramik :


Jenis : AM 40&30 setara
Produk : AM

Grout keramik :
Jenis : 50 setara
Produk : AM
Warna : Menyesuaikan warna keramik dengan persetujuan perencana

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan ASTM, peraturan
keramik indonesia (NI- 19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.

D. PELAKSANAAN

1. Pelaksanaan
 Sebelum dimulai pekerjaan kontraktor diwajibkan membuat shop drawing
mengenai pola keramik.
 Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
 Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat, dan
bernoda.

Spesifikasi Teknis
VI - 37
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

 Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik


khusus sesuai persyaratan pabrik.

2. Pemasangan Lantai Keramik


 Adukan pasangan/pengikat dengan produk dari AM yaitu AM40 untuk area
dalam ditambah perekat seperti yang disyaratkan.
 Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang
benar-benar rata, tidak bergelombang dengan memperhatikan kemiringan
didaerah basah dan teras.
 Pola, arah, dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar detail
atau sesuai petunjuk pemberi tugas/pengawas lapangan. Perhatikan lubang
instalasi sanitair dan drainage / bak kontrol sebelum pekerjaan dimulai.
 Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus
sama lebarnya, maksimum 2 mm yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus
sama dalamnya untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku
yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
 Siar-suar diisi dengan bahan pengisi siar dengan warna yang hampir sama
dengan warna keramik.
 Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
 Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-
siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan denga ketebalan siar yang sama
pula.

3. Pemasangan Dinding Keramik


 Adukan pasangan/pengikat dengan produk dari AM yaitu AM40 untuk area
dalam ditambah bahan perekat seperti yang diisyaratkan.
 Hasil pemasangan dinding keramik harus merupakan bidang permukaan yang
benar-benar rata, tidak bergelombang.
 Pola, arah dan awal pemasangan dinding keramik harus sesuai gambar detail
atau sesuai petunjuk pemberi tugas/pengawas lapangan. Perhatikan lubang
instalasi saitair dan drainase/bak kontrol sebelum pekerjaan dimulai.
 Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus
sama lebarnya, maksimum 2 mm yang berbentuk garis-garis sejajar dan lurus
yang sama lebarnya sama dalamnya untuk siar-siar yang berpotongan harus
berbentuk sudut siku yan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
 Siar-siar diisi dengan bahan pengisi dengan warna yang hampir sama dengan
warna keramik.
 Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.

4. Perlindungan dan Pemeliharaan


Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban lain selama 1x24
jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

6.12 PEKERJAAN PENGECATAN

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
 Persiapan permukaan yang akan diberi cat
 Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan,
permukaan tersebut dirinci sebagai berikut:
- pengecatan dinding
- pengecatan langit-langit
- pengecatan besi

Spesifikasi Teknis
VI - 38
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

 Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar atau yang tidak
disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan sesuai dengan petunjuk
perencana.

2. Standard Pekerjaan (Mock up)


 Sebelum pengecatan dimulai, kontraktor harus melakukan pengecatan pada
satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang
tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan
oleh pemberi tugas/ pengawas lapangan.
 Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujuui oleh pemberi
tugas/pengawas lapangan dan perencana, bidang-bidang ini akan dipakai
sebagai standar minimal keseluruh pekerjaan pengecatan.

3. Contoh dan Bahan untuk Perawatan


 Kontarktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan 30 x 30 m2. Dan pada bidang-bidang tersebut
harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis
lapisan (dari cat dasar sampai lapisan akhir).
 Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada pemberi
tugas/pengawas lapangan dan perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah
disetujui secara tertulis oleh perencana dan pemberi tugas/pengawas
lapangan, baru kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock up
 Kontraktor harus menyerahakan kepda pemberi tugas/pengawas lapangan,
minimal 5 galon tiap warna dari jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat
tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat
yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan, oleh pemberi tugas/pengawas lapangan.

B. PEKERJAAN CAT DINDING

1. UMUM

Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh permukaan
vertikal dengan bahan dasar plester, partisi gypsum, GRC, atau bagian-bagian lain
yang ditunjukkan dalam gambar.

2. BAHAN
 Dinding Dalam Bangunan : Vinilex/setara
 Dinding Luar (exterior) : vinilex/setara
 Warna : Ditentukan kemudian oleh Perencana

3. PELAKSANAAN

Umum
 Sebelum dinding plamur plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada
retak-retak dan kontraktor meminta persetujuan kepada pemberi
tugas/pengawas lapangan
 Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
 Sesudah 7 hari plamur terpasang, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam
sampai bersih betul. Selanjutnya dinding di cat dengan menggunakan roller.
 Untuk warna-warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan
kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.

Pemeliharaan

Spesifikasi Teknis
VI - 39
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata,
licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.

C. PEKERJAAN CAT BESI

1. UMUM

Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi pagar,
pintu-pintu besi, talang-talang, railing, besi galvanize atau pekerjaan besi lain
ditentukan dalam gambar.

2. BAHAN
 Cat yang dipakai adalah merk Junior Supergloss setebal 40 mikron.

3. PELAKSANAAN
 Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas halus
dan bebas debu, oli dan lain-lain.
 Setelah kering sesudah 8 jam, dan diamplas kembali maka disemprot 1 lapis.
Setelah 16 jam mengering baru lapisan akhir Dulux Sintetic Supergloos
disemprot 3 lapis.
 Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 3
lapis.
 Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

6.13 PEKERJAAN KUSEN PINTU, PARTISI,DAN JENDELA

A. UMUM
Menyediakan tenaga kerja, suplai bahan-bahan, detail teknis, pengiriman, peralatan,
dan alat bantu lainnya, dan instalasi hingga lengkap terpasang seperti yang
direncanakan sesuai dokumen kontrak dan untuk melaksanakan pekerjaan sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, seperti yang
dinyatakan/ditujukan dalam gambar. Pekerjaan ini terbagi atas:
a. pekerjaan kusen aluminium.
b. Pekerjaan daun pintu.
c. Pekerjaan pintu besi.

B. SUBMITTAL

Mock Up
 Buatkan 1 (satu) buah mock up pada tempat yang akan disepakati konstruksinya di
pabrik.
 Mock up meliputi pekerjaan terkait, antara lain:
a). aluminium
b). kayu
c). besi
d). kaca frameless
e). angkur, baut, dan perlengkapannya.
 Mock up adalah untuk :
- Memperlihatkan sistem pemasangan, finishing, dan lain-lain detail yang
diisyaratkan.

Spesifikasi Teknis
VI - 40
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

- Memperlihatkan pemakaian bahan-bahan yang terkait. Sehingga memenuhi


kriteria rancanangan dalam spesifikasi teknis setiap pekerjaan terkait.
 Pelaksanaan tidak diperkenankan melakukan kegiatan sebelum mock up terakhir
dapat persetujuan dari pemberi tugas.

Shop Drawing
Buatkan shop drawing secara lengkap, jelas dan terperinci, yang dapat menjelaskan:
a) type dan tampak
b) detail-detail sambungan
c) detail angkur dan gasket
d) detail pertemuan logam dengan komponen bangunan lainnya yang berhubungan.

Ukuran-ukuran harus lengkap dan jelas. Lakukan pembuatan detail dalam skala yang
jelas/cukup (1:1, 1:2, 1:5 atau 1:10).
Tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum ada persetujuan dari shop drawing
ini.

Data Produksi Material

Umum
Ajukan data produksi seperti: spesifikasi teknis, cara-cara pengerjaan/pemasangan dan
saran-saran teknis lainnya yang mungkin akan diperlukan untuk dijadikan bahan
pertimbangan bagi perencana maupun pengawas. Bersama pengajuan shop drawing
maka dilampirkan juga data–data mengenai bahan-bahan yang terkait berkenaan
dengan perhitungan konstruksi, garansi, ketebalan.

Modifikasi
Dapat dimungkinkan dengan ijin MK/perencana tanpa merubah pola batu, atau
merubah penampilan, kekuatan atau ketahanan dari material dan harus tetap
memenuhi kriteria perencanan. Kontraktor tetap bertanggung jawab terhadap
pemasangan, perubahan kondisi dan kriteria yang tidak terdeteksi MK/perencana
apabila terjadi cacat, kerusakan, atau masalah dalam pemasangan. Semua biaya atas
kejadian-kejadian tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.

C. PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM

1. UMUM
 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempeurna.
 Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, seperti yang
dinyatakan/ ditujukan dalam gambar

2. BAHAN
a) Kusen aluminium yang digunakan dari bahan aluminium flaming bentuk profil
system buatan indalex atau setara. Sesuai shop drawing yang disetujui
perencana atau pemberi tugas/pengawasa lapangan. Untuk kusen jendela
dan curtain wall luar dibuat dengan sytem framelless. Warna fropil ditentukan
kemudian. Lebar profil 10 cm dan 7 cm atau sesuai yang pewarnaan ditujukan
dalam gambar). Nilai deformasi natural (anodized) t=min, t=8mm. Diijinkan
maksimal 2 mm.
b) Persyaratan bahan digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik ybs.
Konstruksi kusen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam
detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.

Spesifikasi Teknis
VI - 41
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

c) Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test,
minimum 100 kg/m2.
d) Ketentuan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap tekanan air
35 kg/m2 yang harus disertai hasil test.
e) Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu harus
sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan
dan pewarnaan yang disyaratkan.
f) Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profi-
profi harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit
jendela, pintu, partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya
sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong,
punch dan driil dengan mesin dengan sedemuikian rupa sehingga diperoleh
hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai
toleransi ukuran sebagai berikut untuk tinggi dan lebar 1 mm, untuk diagonal 2
mm.
g) Accessories. Sekrup dari steinless steel galvanized kepala tertanam, weather
strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan
aluminium harus ditutup caulking dan sealant, angkur-angkur untuk
rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm dengan lapisan
zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat tergeser.
h) Bahan finishing treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan
bahan lainnya harus diberi lapian finish dan lequer yang jernih atau anti
corrisive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau
bahan insulation lainnya.

3. PELAKSANAAN
a) Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang) dan membuat
contoh jadi untuk semua detail sambungan dengan sistem konstruksi bahan
lain.
b) Prioritas proses harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai dengan membut
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk perencanan atau pemberi
tugas/pengawas lapangan, meliputi gambar denah, lokasi, merk, kwalitas,
bentuk, ukuran.
c) Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu, dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasil
nya dapat dipertanggung-jawabkan.
d) Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan
untuk mengerjakan pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
e) Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah
bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
f) Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, staf dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kwalitas
dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
g) Angkur-angkur untuk rangka /kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal
2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
h) Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/steinless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1000
kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh
sealant.
i) Disyaratkan bahwa kusen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut:
 Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
 Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar dan lain-lain.

Spesifikasi Teknis
VI - 42
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

 Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.


 Untuk sistrm partisi harus mampu movable dipasang tanpa harus
dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
 Mempunyai accesories yang mampu mendukung kemungkiann diatas.
j) Untuk fitting hardwere dan reinforcing, material yang mana kusen aluminium
yang kontak dengan tembaga atau lainnya maka permukaan metal
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
k) Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding adalah 10-25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
l) Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum
rangka kusen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (perlubangan
dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpas.
m) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada
ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthaticrubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunan ini
pada swing door dan double door.
n) Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan kedap suara.
o) Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.

D. PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA KACA RANGKA ALUMINIUM

1. UMUM
 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.

2. BAHAN
 Bahan rangka
a) Dari bahan aluminium framing system, dari produk dalam negeri ex indalex
atau setara, disetujui perencana atau pemberi tugas/pengawas lapangan.
b) Bentuk dan ukuran profil disesuaikan terhadap shop drawing yang telah
disetujui perencana atau pemberi tugas /pengawas lapangan.
c) Warna profil aluminium framing colour anodized (contoh warna diajukan
oleh kontraktor untuk disetujui perencana ).
d) Warna powder coating ditemtukam kemudian, tebal bahan minimal 1,8
mm.
e) Nilai batas deformasi yang diijinkan 2 mm. Bahan yang diproses pabrik
harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai bentuk toleransi,
ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan
oleh perencanan/pemberi tugas atau pengawas lapanagan.
f) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat
dari pekerjaan aluminium ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
g) Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka aluminium, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, temasuk bentuk dan ukurannya.
 Penjepit kaca. Digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang bermutu baik
dan memenuhi persyaratan yang ditentukan dari pabrik, pemasangan
disyaratkan hanya 1(satu) sambungan serta harus kedap air dan bersifat
structural seal.

Spesifikasi Teknis
VI - 43
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

 Bahan panel kaca daun pintu, jendela, partisi. Bahan untuk kaca menggunkan
jenis stopsol, panasap, dan safety glass. Semua bahan kaca yang digunakan
harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak
lainnya, dari produk asahimas atau yang setara.

3. PELAKSANAAN

a) Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti


gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola layout penempatan, cara
pemasangan, mekanisme, dan detail-detail sesuai gambar.
b) Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempatkan
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
c) Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka aluminium dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutamam untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
d) Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
e) Daun pintu
 Jika diperklukan harus menggunakan sekrup galvanised atas persetujuan
perencana dan pemberi tugas/pengawas lapangan tanpa meningalkan
bekas cacat pada permukaan yang tampak.
 Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang dan tidak melintir.
f) Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan yang terkoordinasi antar
bagian-bagian yang terkait dengan pekerjaan kusen tersebut, seperti:
g) pekerjaan dinding, dan variasinya, lantai dan plint, dan lain sebagainya untuk
memperoleh hasil yang baik. Untuk itu kontraktor harus mampu
mengkoordinasi dengan baik semua pekerjaan yang terkait tersebut.
Kesalahan, cacat, kurang memenuhui persyaratan pekerjaan yang timbul
sebagai akibat tidak adanya atau kurangnya koordinasi, harus
diperbaiki/diganti dan seluruh biayanya ditanggung oleh kontraktor.

6.14 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI (HARDWARE)

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
 Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela
aluminium seperti yang ditunjukkan/disyaratkan dalam detail gambar.

2. Persyaratan Bahan
 Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan atau hardware
akibat dari pemilihan merk dan ketidakcocokan di lapangan, kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada pemberi tugas /pengawas lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat
aluminium berukuran 3x6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak kunci.

Spesifikasi Teknis
VI - 44
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

 Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan Becked Enamel


Finish yang dilengkapi dengan kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan
nomor pengenalnya. Lemari berukuran lebar x tinggi 40x50 cm, dengan tebal
15 cm berdaun pintu tunggal memakai engsel piano dan handle aluminium.

3. Submittal

Mock Up
1). Buatkan 1 (satu) buah mock up pada tempat yang akan disepakati
konstruksinya di pabrik.
2). Mock up meliputi pekerjaan terkait, antara lain:
 Aluminium
 Kayu
 Besi
 Kaca frameless
 Angkur, baut, dan perlengkapannya.
3). Mock up adalah untuk
a. Memperlihatkan sistem pemasanagan, finishing dan lain-lain detail yang
disyaratkan.
b. Pelaksanaan tidak diperkenankan melakukan kegiatan sebelum mock up
terakhir dapat persetujuan dari pemberi tugas.

Shop Drawing
1) Buatkan shop drawing secara lengkap, jelas dan terperinci yang dapat
menjelaskan :
 Type dan tampak
 Detail-detail sambungan
 Detail pertemuan logam dengan komponen bangunan lainnya yang
berhubungan.
2) Ukuran-ukuran harus lengkap dan jelas. Lakukanlah pembuatan detail dalam
skala yang jelas/cukup (1:1, 1:2, 1;5, 1:10).
3). Tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelub ada persetujuan dari shop
drawing ini.

Data Produksi Material


 Umum
Ajukan data produksi seperti: spesifikasi teknis, cara-cara
pengerjaan/pemasangan dan saran-saran teknis lainnya yang mungkin akan
diperlukan untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi perencana maupun
pengawas.
 Bersama pengajuan shop drawing maka dilampirkan pula data-data mengenai
bahan-bahan yang terkait berkenaan dengan perhitungan konstruksi, garansi,
ketebalan.

Sertifikat
Pernyataan bahwa pelaksanaan dan penggunaan baik material/bahan adalah asli,
baru, maupun metode pengerjaan sudah sesuai dengan yang disyaratkan oleh
pihak manufacturer.

Petunjuk Perawatan
Jelaskan dan tuliskan secara detail dan sistematis cara-cara perawatan dan
perbaikan dari setiap komponen pekerjaan ini.

Jaminan/garansi
1. Umum: Berikan jaminan bahwa hasil pekerjaan baik dan tidak terdapat
bagian-bagian yang rusak atau cacat baik karena maupun karena pengerjaan.

Spesifikasi Teknis
VI - 45
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

2. Jaminan/garansi diterbitkan untuk kepentingan pemilik/pemberi tugas pada


dan terhitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan.

4. Quality Control/Pengujian
 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
 Pengujian dimaksud adalah untuk mengetahui pekerjaan pengantung dan
pengunci dalam hal sistem pemasangan material hardware, handle dan
perlengkapan lainnya yang disyaratkan dalam dokumen kontrak sudah tepat
dan baik sehingga tidak bergoyang atau sambungan-sambungan yang
terbuka pada seluruh bagian dan sistem dari pekerjaan ini. Pengujian ini
dilaksanakan sebelum pekerjan dimulai dan pekerjaan pengujian ini bukan
dimaksud untuk meniadakan jaminan /garansi yang wajib dikeluarkan
kontraktor.
 Badan pengujain ditentukan oleh pemberi tugas dan pengujiannya, termasuk
bila diperlukan uji ulang, adalah beban kontraktor.

B. BAHAN

1. Perlengkapan Pint dan Jendela

Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu


 Semua pintu kayu dan aluminium menggunakan peralatan kunci sebagai
berikut:
1. Lockcase merk Yale
2. Cylinder merk Yale
3. Engsel (but t hinges)
4. Engsel lantai (floor hinges).

 Semua pintu kaca framles menggunakan peralatan kunci sebgai berikut:


1. Hardware fitting stainless steel hairline
2. Floorhinge
3. Cyklinder
4. Handle: pull heandle

Pekerjaan Engsel
 Untuk pintu-pintu panel mengunakan engsel pintu, dipasang sekurang-
kurangnya 2 buah untuk setiap daun pintu dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engselnya. Jumlah engsel
yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap
engsel memikul maksimal 20 kg.
 Untuk pintu-pintu alumunium serta pintu panel mengunakan engsel lantai
(floor hinge) double action, dipasang dengan baik pada lantai sehingga
terjamin kekuaatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk
itu.
 Untuk jendela digunakan merk Yale
 Untuk pintu-pintu alumunium menggunakan engsel, disetel pada posisi single
action.
 Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan
masing-masing pintu.

Pekerjaan Dor Closer, Door Stopper dan Door Holder


 Untuk seluruh daun pintu panil-panil dan daun pintu menggunakan door
closer. Warna akan ditentukan oleh perencana. Door Closer harus terpasang
dengan baik dan merekat dengan kuat pada batang kusen dan daun pintu,
dan disetel sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat kusen.

Spesifikasi Teknis
VI - 46
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

 Untuk seluruh pintu kecuali yang berengsel lantai diberi door stopper merk
cisa, atau setara. Door stopper dipasang dengan baik pada lantai dengan
sekrup pintu kecuali pintu-pintu toilet, pintu masuk utama dan pintu-pintu besi.
Door holder dengan injakan karet dan spiring penrelease.

Bahan-bahan
Floor hinge dengan hold open
Engsel kupu-kupu
Engsel jendela jungkit
Kunci daun jendela
Door closer
Door stopper
Door Holder
Warna

C. PELAKSANAAN
1. Engsel diatas dipasang sekitar 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel
bawah dipasang sekitar 32 cm (as) dari permukaan pintu. Engsel tengah dipasang
ditengah-tengah kedua engsel tersebut.
2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang sekitar 28 cm dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
3. Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
4. Pemasangan lockcase handle dan back plate serta door closer harus rapi, lurus
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh pemberi tugas/pengawas
lapangan. Apabila tersebut tidak tercapai, kontraktor wajib memperbaikinya atas
tanggungan.
5. Door stopper dipasang pada lantai, letak diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat pintu terbuka. Door holder diatas daun pintu
dipasang 6 cm dari daun pintu. Pemasangan harus baik sehingga pada saat
diletakan ke bawah “karpet” holder akan menekan lantai pada posisi yang
dikehendaki. Door holder dipasang hanya pada pintu yang tidak menggunakan
door closer.

6.15 PEKERJAAN SANITAIR

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan peralatan dan perlengkapan daerah basah ini adalah
penyediaan tenaga kerja, pengadaan dan pemasangan, bahan-bahan, peralatan
untuk melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat bantunya dan alat angkut bila
diperlukan untuk pekerjaan peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan
yang dinyatakan dalam gambar-gambar, uraian dan syarat-syarat dibawah ini.

2. Quality Control
Fabricator/Installer : direkomendasikan oleh pembuat bahan.

3. Submittal

Contoh Bahan
Tunjukkan contoh bahan kepada konsultan perencana/konsultan pengawas.
Bahan yang dipilih adalah bahan yang telah mendapat persetujuan dari
pemilik/perencana/konsultan pengawas.

Spesifikasi Teknis
VI - 47
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

Shop Drawing
1. Buatkan shop drawing secara lengkap, jelas dan terinci yang dapat
menjelaskan:
 Type dan tampak setiap jenis sanitair.
 Posisi penempatan setiap titik penampilan
 Posisi penempatan fixture sanitair
 Detail sambungan
 Detail fitting dan plumbing
 Detail pertemuan sanitair dengan komponen bangunan lainnya yang
berhubungan, misal: dengan pola keramik.
2. Ukuran harus lengkap dan jelas, lakukan pembuatan detail dalam skala yang
jelas (1:1, 1:2, 1:5 atau 1:10)
3. Tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum ada persetujuan dari shop
drawing.

Data Produksi Material


1. Umum
Ajukan data produksi seperti : spesifikasi teknis, cara pengerjaan dan
pemasangan dan saran-saran teknis lainnya yang mungkin akan diperlukan
untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi perencana maupun pengawas.
2. Petunjuk perawatan
3. Jelaskan dan tuliskan secara detail serta sistematis cara-cara perawatan dan
perbaikan dari setiap komponen pekerjaan ini.

Sertifikat
Pernayataan bahwa pelaksanaan dan penggunaan baik material, bahan maupun
metode pekerjaan sudah sesuai dengan yang disyaratkan.

Jaminan/Garansi
1. Umum: Berikan jaminan bahwa hasil pekerjaan baik dan tidak teredapat bagian
yang rusak atau cacat baik karena bahan maupun pekerjaannya.
2. Jaminan diterbitkan untuk kepentingan pemilik/pemberi tugas terhitung sejak
tanggal penyerahan pertama pekerjaan.

B. BAHAN
1. Produk KIA: untuk closet, wastafel, fixture, assesori dan perlengkapan sanitair
lainnya yang ditentukan lain apabila KIA tidak memproduksinya.
2. Warna akan ditentuka kemudian.
3. Jenis barang (lihat di schedule sanitair)
4. Semua material harus memenuhi standard dan mudah didapatkan di pasaran
kecuali bila ditentukan lain.
5. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik terhadap ketentuan masing-masing tipe
produk.
6. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam RKS dan
semua harus dalam keadaan baru.

C. PELAKSANAAN

Persiapan
a). Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar yang ada dan
kondisi lapangan termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan dan cara
pemasangan juga detail yang sesuai gambar.
b). Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka kontraktor harus segera melaporkan
kepada pemberi tugas/pengawas lapangan.

Spesifikasi Teknis
VI - 48
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

c). Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan
di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

Pemasangan
a). Kontarktor harus memastikan bahwa seluruh sistem plumbing bersih dari segala
kotoran, puing ataupun cairan sebelum tes dilaksanakan.
b). Pekerjaan harus sesuai dengaa shop drawing yang telah disetujui.
c). Bila terjadi perbedaan antara gambar dengan di lapangan pada saat pelaksanaan,
kontraktor wajib memberitahukan kepda MK atau perencana secepat mungkin.
d) Barang/unit sanitair harus terlindungi dari goresan, benturan ataupun cipratan
agregat oleh pekerjaan terkait lainnya yang mengakibatkan cacat unit sanitair.

Testing
a) Seluruh sistem sanitair harus ditest secara keseluruhan untuk mendapatkan
persetujuan dari konsultan perencana/pengawas.
b). Kontarktor wajib memperbaiki/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya sendiri selama kerusakan bukan
disebabkan pemberi tugas/pengawas lapangan.
c). Kontraktor harus membersihkan kembali seluruh sistem plumbing dan sanitair
setelah pengujian selesai dan harus mendapatkan persetujuan konsultan
perencana.

6.16 PEKERJAAN KACA

A. UMUM
 Pengadaan dan pelaksanaan kaca dinding yang lengkap dan sesuai dengan yang
disyaratkan dalam dokumen kontark.
 Pekerjaan lain yang terkait:
- Pekerjaan beton struktur
- Pekerjaan komponen pintu/jendela
- Pekerjaan rangka aluminium
- Pekerjaan sanitair untuk kaca cermin
 Pekerjaan lain yang mengikuti spesifikasi ini:
- Window Mock up
- Window wall components

1. Kriteria Rencana

a. Tingkat Keamanan
Tingkat keamanan 1,5 sistem instalasi atau bagian dari suatu sistem
instalasi/assembly harus dapat menahan 1,5 x beban angin yang disyaratkan.
Kegagalan sistem instalasi tersebut adalah bila pecah, lepasnya suatu ikatan
angin (disengagement), deformasi lebih dari L/1000 total bentang.
b. Modifikasi Rancangan Suhu
Diperkenankan hanya bila harus ada penyesuaian terhadap kriteria
perencanaan.

c. Pengembangan Karena Suhu


Instalasi harus tidak ada bunyi, kerusakan kaca, pembukaan join dan pengunci,
atau kerusakan lain yang disebabkan oleh perubahan suhu sampai dengan
65oC, dimana joint harus dibuat kedap air.

Spesifikasi Teknis
VI - 49
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

d. Kaca
1. Thermal Stress : Max 8 lights per 1000 (desain factor 2,5)
2. Shading Coefficient :
Kaca Bening (clear) : 0,94
Kaca laminasi (laminated) : 0,94
Kaca beriunsulasi (insulated) : 0,81
3. U-Value
Kaca Bening (clear) : 1,04
Kaca laminasi (laminated) : 1,04
Kaca beriunsulasi (insulated) : 0,56

e. Rangka Aluminium
1. Referensi memenuhi persyaratan:
 SII
 The aluminium Ag (AA)
 Architecture Aluminium Manufactures Ass (~)
 American Societey for Testing M<aterial) ASTM)
 Standar Pabrik

2. Material
Aluminium yang dipergunakan produk setara PT. Indalex dengan Alloy 6051
T5, tampak utara dan selatan dengan sifat:
 Two sided structureal glazily system
 Ukuran mullion = 80x50 mm
 Ukuran transom = 50x55 mm
 Ketebalan profil curtain wall minimal 2 mm
 Finishing dengan sistem anidizing, dengan pewarnaan analog ketebalan
minimal 18 micron, daya tahan terhadap cuaca selama 20 tahun.
 Sistem curtain wall maupun window wall adalah mnggunakan sistem
tiang vertikal yang tidak tampak dari depan (frame less), dengan tiang
horizontal terlihat sesuai dengan perencanaan.
 Profil mullion dapat menahan beban angin 147 kg tekanan posotif dan
negatif.

a. Tekanan Angin (wind load pressure)


 Tekanan positif 147 kg/m’
 Tekanan negatif 195 kg/m’
 Tekanan negatif pada ujung/sudut dinding luar 244 kg/m’

g. Defleksi Karena Beban Angin


 Secara tegak lurus bidang dinding : max L/600
 Secara sejajar bidang dinding:
1. 75% bentang atau 3 mm vertikal dan 9,5 mm horizontal, antara bidang
kaca dan bidang lain yang langsung berhubungan.
2. Ambang atas dan bawah pintu dan jendela max 1,5 mm

h. Pergerakan Bangunan
Faktor pengaruh pergerakan bangunan karena suhu dan gempa terhadap
sistem instalasi/pemasangan dinding kaca harus diperhitungkan. Pergerakan
karena gempa : 40 mm pergeseran

i. Infiltrasi Udara
 Bidang kaca mati
Tidak melebihi 28 cm3/detik per cm’ bidang dinding, pada tekanan 30 kg/m’
 Swing door
Tidak melebihi 236 cm3/detik per cm’ bidang pintu, pada tekanan 30 kg/m’

Spesifikasi Teknis
VI - 50
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

j. Penetrasi Air
 Batasan
Penetrasi air dianggap terjadi bila ada sejumlah air secara tidak terkontrol,
kecuali air karena kondensasi udara yang masuk dan membasahi bidang
dalam dinding kaca.
 Untuk kaca dinding
Tidak diperkenankan ada penetrasi air bila diuji dengan air bertekanan 49
kg/m’ selama 15 menit. Test. dilakukan secara dinamis dan statis.

2. Quality Assurance
 Pelaksana
Kualifikasi pelaksanaan sesuai dengan persyaratan dari pabrik pembuat.
 Testing agency
Ditentukan kemudian oleh dan atas beban pemilik, test ulang adalah beban
kontraktor.

3. referensi
 SII 0190-81
 Standar dari pabrik pembuat.
 AANA
 ASTH.

4. Submittals
Shop Drawing
1. Gambar kerja yang lengkap dan jelas menunjukkan:
 Elevasi interior dan exterior joints.
 Detail dalam sekala besar untuk setiap jenis profile sistem sambungan,
sealant, sistem pemasangan setiap jenis kaca dan komponen lain yang
diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan yang sempurna. Perubahan
dimungkinkan adanya karena hasil review dan evaluasi atas test mock-up
yang harus diadakan, perubahan harus disetujui perancang dan konsultan
MK.
2. Sistem pamasangan
gambar kerja dan pelaksanannnya yang menunjukkan :
 Sistem konstruksi penyangga.
 Sistem penyalur beban kaca keperangkat peyangga dan pekerjaan lain yang
terkait.

Data produk
Spesifikasi teknis dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.

Contoh bahan.
 Kaca
3 buah untuk setiap jenis dan tipe yang disyaratkan, ukuran 30 x 30 cm.
 Aluminium.
3 buah untuk setiap jenis dan tipe profile panjang 30 cm.
Tambahan
Perhitungan konstruksi yang membuktikan bahwa sistem tersebut memenuhi syarat
desain kriteria. Perhitunagn dipersiapkan dan ditandatangani oleh kontraktor pihak
pelaksanan /kontraktor yang tercatat sebagai penanggung jawab proyek.

Laporan Test
Lampiran hasil test resmi yang pernah dilakukan oleh pabrik pembuat.

Spesifikasi Teknis
VI - 51
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

Petunjuk pemeliharaan

Membuat petunjuk terinci mengenai:


 Pemeriksaan berkala.
 Perawatan seluruh bagiandinding kaca.

Garansi dan jaminan


Bahwa pekerjaan tersebut telah watertigh (kedap air) dan bebasa dari cacat bahan
dan kerusakan akibat pengerjaan dimanan jaminan berlaku selama 5 tahun.

5. Penanganan Bahan.
 Pengiriman
Hasil fabrikasi dan komponennya dikirim ke site dalam keadan sudah diberi
pengenal/indentifikasi sesuai dengan indentifikasi gambar shop drawing/erection
drawing. Bahan dikirim tanpa cacat dan harus diperiksa, disetujui dan diterima
oleh konsultan MK.
 Penyimpanan.
Tidak diperkenankan disimpan dalam site.
 Perlindungan
Bahan dilindungi selama pengiriman pemasangan dari pengaruh cuaca.
Bahan/hasil pekerjaan yang rusak/cacat tidak dapat diterima.

6. Penjadwalan
Koordinasi pekerjaan dengan pekerjaan–pekerjaan lain yang terkait dengan
pekerjaan dinding kaca untuk pekerjaan yang sempurna, dan tidak menghambat
jadwal pekerjaan lain. Beri tanda pada bidang /tempat kerja dari setiap pekerjaan
yang terkait (bila perlu)
 Pekerjaan dinding dan lantai granit
 Pekerjaan beton
 Pekerjaan mock up
 Pekerjaan komponen dinding kaca
 Pekerjaan cladding.

B. BAHAN
Kaca yang disyaratkan adalah yang melalui proses pengolahan sistem horizontal
dengan menggunakan roller heart furnase.

1. spesifikasi bahan
Bahan 1
 Jenis : kaca
 Type finishing permukaan : online
 Produksi : asahimas atau setara
 Ketebalan : 5mm/ditentukan lain
 Bahan pengisi siar : sealant
 Bahan perekat : type dry
 Type : panasap
 Warna : clear
 Ukuran : gambar shop drawing dan disetujui MK
 Possisi : window glass.

Spesifikasi Teknis
VI - 52
Spesialisasi Rancang Bangun : Dokumen Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaan Arsitektur dan Struktur

Bahan 2

 Jenis : kaca tempered


 Type finishing permukaan : online
 Produksi : asahimas atau setara
 Ketebalan : 12mm/ditentukan lain
 Bahan pengisi siar : sealant
 Bahan perekat : framelless
 Type : indoflot
 Warna : clear
 Ukuran : gambar shop drawing dan disetujui MK
 Posisi : pintu dan atap entrance

Bahan 3
 Jenis : kaca
 Type finishing permukaan :
 Produksi : asahimas atau setara
 Ketebalan : 6mm/ditentukan lain
 Bahan pengisi siar :-
 Bahan perekat :-
 Type : danta prima
 Warna : clear
 Ukuran : gambar shop drawing dan disetujui MK
 Possisi : cermin toilet.

2. Fabrikasi
 Kaca.
Dimensi dalam gambar rencana harus diperiksa dan disesuaikan pada shop
drawing berdasarkan hasil pengukuran dilapangan.
 Cutting /pemotongan.
Sesuai dengan peraturan pabrik pembuat dan tidak dilakukan di lapangan.

Spesifikasi Teknis
VI - 53

Anda mungkin juga menyukai