Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN KESEHATAN GOUT ARTRITIS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh: Kelompok 4


1. Aridayanti Fajar Putri 20160008
2. Bella Anjani Putri Vidyatama 20160121
3. Beni Yudha Krisdianto 20160003
4. Cindy Handayani 20160050
5. Denny Kurnianto 20160101

PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PADA PASIEN GOUT ARTRITIS

1. TOPIK : Gout Artritis


2. SUB TOPIK :
a. pengertian gout (asam urat)
b. penyebab gout (asam urat)
c. tanda dan gejala gout (asam urat)
d. komplikasi gout (asam urat)
e. penatalaksanaan gout (asam urat)
f. cara pencegahan gout (asam urat)
3. SASARAN : Peserta ZoomMetting
4. LATAR BELAKANG
Gout Arthritis merupakan penyakit yang sering ditemukan dan tersebar diseluruh
dunia. Pada gout artritis terjadi peningkatan asam urat yang menyebabkan terjadinya
penumpukan (Kristal). Hal ini mengakibatkan terjadinya nyeri pada persedian local.Nyeri
merupakan suatu perasaan atau pengalaman yang tidak nyaman baik secara sensori
maupun emosional yang dapat ditandai dengan kerusakan jaringan ataupun tidak
menggambarkan nyeri sebagai perasaan yang tidak menyenangkan dan pengalaman
emosional yang dihubungkan dengan aktual atau potensial kerusakan jaringan tubuh
(Syamsiah, 2015).
Kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan dengan memberikan cairan
hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri,
mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat, dan
tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah, dan mengurangi rasa sakit atau nyeri
(Uliyah & Hidayat 2008, dalam jurnal Fajriyah Dan Winarsih, 2013). Sedangkan efek
farmakologis pada jahe adalah jahe memiliki rasa pedas dan panas, berkhasiat sebagai
antihelmintik, antirematik, dan pencegah masuk angin (Utami, 2005). Efek panas yang
diberikan pada jahe dapat meredakan nyeri, kaku dan spasme otot pada asam urat.
(Paimin, et al, 2006).
Perbedaan kompres air biasa hangat dan kompres air rendaman jahe yaitu dimana
kompres air biasa hangat hanya efek panas saja yang didapatkan, sedangkan pada
kompres air rendaman jahe terdapat efek panas serta rasa pedas sehingga mampu
menurunkan skala nyeri yang memang jelas berbeda dengan yang ditimbulkan oleh
kompres air biasa hangat (Tim Lentera, 2015). Kompres jahe memiliki kandungan enzim
siklo-oksigenasi yang dapat mengurangi peradangan pada penderita asam urat, selain itu
jahe juga memiliki efek farmakologis yaitu rasa panas dan pedas (zingerol dan oleoresin
tinggi), dimana senyawa ini dapat meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot atau
terjadinya vasodilatasi pembuluh darah, manfaat yang maksimal akan dicapai dalam
waktu 20 menit dan setiap 5 menit mengganti air rendamannya. (Paimin, et al, 2006).
Pengobatan non farmakologis sangat efektif dilakukan untuk mengurangi rasa
nyeri yang timbul pada asam urat. Sehingga kelompok tertarik untuk mengambil rendam
kaki air hangat jahe sebagai salah satu manajemen gout arthtritis.

5. TUJUAN
6. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang Gout (asam urat), klien  mampu
memahami tentang Manajemen Gout Arthtritis (asam urat)
7. Tujuan Instruksional Khusus
a. Klien mampu menjelaskan pengertian gout (asam urat)
b. Klien mampu menjelaskan penyebab gout (asam urat)
c. Klien mampu menjelaskan tanda dan gejala gout (asam urat)
d. Klien mampu menjelaskan komplikasi gout (asam urat)
e. Klien mampu menjelaskan penatalaksanaan gout (asam urat)
f. Klien mampu menjelaskan cara pencegahan gout (asam urat)
8. MATERI
(terlampir)
9. METODE
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
10. MEDIA
a. Leflet
b. Power Point
8. Denah Tempat

LCD
Moderator

Dokumentasi
Presentation

Peserta penyuluhan

Keterangan :
1. Moderator : Bella Anjani Putri Vidyatama
2. Presentasion : Deny Kurnianto
3. Dokumentasi : Beni Yudha Krisdianto
4. Peserta : Cindy Handayani & Aridayanti Fajar Putri

9. TEMPAT dan WAKTU


Zoom Meeting, Senin 18 Januari 2021
No Tempat Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
1 Zoom 09.00- 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
Meeting 09.15 2. Memperkenalkan diri 2. Berdoa
WIB 3. Kontrak waktu 3. Menyetujui kontrak
4. Menyampaikan tujuan waktu
penyuluhan 4. Memperhatikan
5. Melakukan apersepsi 5. Menjawab pertanyaan
(menanyakan sampai di mana 6. Mendengarkan dan
tingkat pengetahuan pasien) memperhatikan
tentang materi yag akan di
sampaikan
6. Menyampaikan materi yg
diberikan
2 Zoom 09.15- Pelaksanaan
Meeting 09.45 1. Menjelaskan 1. Merespon
WIB pengertian gout (asam 2. Memperhatikan
urat) 3. Bertanya
2. Menjelaskan penyebab
gout (asam urat)
3. Menjelaskan tanda dan
gejala gout (asam urat)
4. Menjelaskan
komplikasi gout (asam
urat)
5. Menjelaskan
penatalaksanaan gout
(asam urat)
6. Menjelaskan cara
pencegahan gout (asam
urat)
7. Menjelaskan
cara perawatan gout
(asam urat)secara
mandiri
8. Memberikan
kesempatan bertanya
untuk Audiens
3 Zoom 09.45- Evaluasi
Meeting 10.00 1. Meminta Audien 1. Menyebutkan
WIB menyebutkan pengertian gout (asam
pengertian gout (asam urat)
urat) 2. menyebutkan
2. Meminta Audien penyebab gout (asam
menyebutkan urat)
penyebab gout (asam 3. menyebutkan
urat) tanda dan gejala gout
3. Meminta Audien (asam urat)
menyebutkan tanda 4. menyebutkan
dan gejala gout (asam komplikasi dan
urat) penatalaksanaan gout
4. Meminta Audien (asam urat)
menyebutkan 5. menyebutkan cara
komplikasi dan pencegahan dan gout
penatalaksanaan gout (asam urat)
(asam urat) 6. menyebutkan
5. Meminta Audien cara perawatan gout
menyebutkan cara (asam urat)secara
pencegahan dan gout mandiri
(asam urat)
6. Meminta Audien
menyebutkan
cara perawatan gout
(asam urat)secara
mandiri
4 Zoom 10.00– Penutup
Meeting 10.10 1. Reinfroncement 1. Mengucapkan salam
WIB 2. Mengucapkan salam
penutup

10. KRITERIA EVALUASI


a. Kriteria Struktur
1) 100 persen peserta hadir sesuai undangan di Zoom Meeting
2) Penyelenggara penyuluhan dilakukan di Zoom Meeting
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan
b. Kriteria Proses
1) Peserta antusias terhadap materi pendidikan kesehatan
2) Peserta konsentrasi mendengarkan pendidikan kesehatan
3) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
c. Kriteria Hasil
1) Menyebutkan pengertian penyakit Gout Artritis
2) Menyebutkan tanda dan gejala Gout Artritis
3) Menyebutkan penyebab Gout Artritis
4) Menyebutkan Komplikasi Gout Artritis
5) Menyebutkan cara pencegahan terhadap Gout Artritis
6) Menyebutkan cara penanganan Gout Artritis
7) Menyebutkan cara melakukan Kompres Air Rendaman Jahe
LAMPIRAN MATERI GOUT ARTRITIS

A. Pengertian
Penyakit artritis gout adalah salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling
sering ditemukan, penyakit peradangan sendi yang dipengaruhi oleh asupan makanan
yang tinggi purin ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam
ataupun di sekitar persendian. Monosodium urat ini berasal dari metabolisme purin
(Zahara, 2013)
Gout merupakan gangguan yang ditandai dengan artritis inflamasi akut yang
dipicu oleh kristalisasi urat dalam sendi. Gout terjadi sebagai respons terhadap produksi
berlebihan atau ekskresi asam urat yang kurang, menyebabkan tingginya kadar asam urat
dalam darah (hiperurisemia) dan pada cairan tubuh lainnya, termasuk cairan synovial
(LeMone et al., 2015)
Artritis gout adalah jenis artritis terbanyak ketiga setelah osteoartritis dan
kelompok rematik luar sendi (gangguan pada komponen penunjang sendi, peradangan,
penggunaan berlebihan) (Wahyu Widyanto, 2017)

B. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala penyakit Gout yang dapat terjadi meliputi:
1. Nyeri sendi sering kali intens, memuncak dalam hitungan beberapa jam akibat
endapan asam urat dan inflamasi
2. Sendi yang terkena bengkak dan kulit di atas sendi hangat dan berwarna merah
kehitaman akibat endapan asam urat pada iritasi
3. Bendungan urat melebar dan penumpukan Kristal monosodium urat (tofi) terjadi pada
kartilago, membrane synovial, tendon, dan jaringan lunak. Mereka terlihat lebih
sering di heliks telinga, ibu jari kaki, pergelangan kaki
4. Kenaikan suhu kulit akibat inflamasi
5. Demam, menggigil, malaise
6. Peningkatan WBC dan laju endapan
7. Kekakuan sendi, keterbatasan ROM, dan deformitas
C. Penyebab
a. Defek genetic pada metabolisme purin, yang menyebabkan produksi berlebih asam
urat (hiperurisemia), retensi asam urat, atau keduanya
b. Pemecahan asam nukleat yang menyebabkan hiperurisemia
c. Akibat terapi obat, khususnya sesudah pemakaian hidroklorotiazid atau pirazinamid,
yang menurunkan ekskresi urat (bentuk ion asam urat)

D. Komplikasi
Penyakit ginjal dapat terjadi pada pasien gout yang tidak ditangani, terutama ketika
hipertensi juga ada. Kristal urat menumpuk di jaringan interstisial ginjal. Kristal asam
urat juga terbentuk dalam tubula pengumpul, pelvis ginjal dan ureter, membentuk batu.
Batu dapat memiliki ukuran yang beragam dari butiran pasir hingga struktur massif yang
mengisi ruang ginjal. Batu asam urat dapat berpotensi mengobstruksi aliran urine dan
menyebabkan gagal ginjal akut.

E. Pencegahan
Pencegahan penyakit Gout dapat ditempuh dengan cara:
1. Mengatur intake cairan yang adekuat
2. Pengurangan berat badan (pada pasien obesitas)
3. Perubahan pola makan dengan mengurangi konsumi makanan tinggi purin
4. Mengurangi konsumsi alcohol (Kharisma, 2017)

F. Penanganan
Tujuan penanganan penyakit gout adalah mengakhiri serangan akut secepat mungkin,
mencegah serangan yang berulang, dan mencegah atau membalikkan komplikasi.
Penangan pengakit Gout sbb:
1. Anjurkan pasien untuk tirah baring dengan memakai alat khusus (bed cradle) yang
menahan selimut atau bedcover agar tidak mengenai sendi yang mengalami inflamasi
dan sensitive.
2. Imobilisasi dan proteksi sendi yang nyeri dan mengalami inflamasi
3. Kompres hangat pada yang sakit
4. Peningkatan asupan cairan bertujuan mencegah pembentuka batu ginjal
5. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk mengatasi nyeri dan inflamasi

Penanganan penyakit gout yang kronis bertujuan menurunkan kadar asam urat serum
meliputi:

1. Allopurinol (Zyloprim; Zyloric) dengan dosis rumataan untuk menekan pembentukan


asam urat atau mengendalikan kadar asam urat guna mencegah serangan berikutnya
(obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien gagal ginjal
2. Kolsiein untuk mencegah serangan akut yang rekuren sebelum kadar asam urat
kembali normal (obat ini tidak mempengaruhi kadar asam urat)
3. Preparat urikosurik (probenesid [Benemid] dan sulfinpirazon [Anturane]) untuk
meningatkan ekskresi asam urat dan menghambat akumulasi asam urat
(efektivitasnya terbatas pada pasien gangguan ginjal)
4. Pembatasan makanan tertentu, khususnya alcohol dan makanan yang kaya akan purin
(kerang-kerangan, hati, sardencis, anchovies, dan ginjal) yang dapat meningkatkan
kadar asam urat (terapi tambahan) (Kowalak et al., 2011).

1. Kompres
Kompres merupakan salah satu terapi fisik untuk meredakan nyeri dalam bentuk
stimulasi kulit (Price and Wilson, 2005). Kompres dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu kompres panas dan kompres dingin. Kompres panas dilakukan untuk melancarkan
sirkulasi darah, menghilangkan nyeri, merangsang peristaltik usus, serta memberikan
ketenangan dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres panas dilakukan pada radang
persendian,kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan. Terapi panas dapat
diperoleh dari kompres dengan air hangat / panas (Aspiani R Y, 2014). Terapi kompres
hangat dapat dilakukan dengan menggunakan air hangat atau dengan bahan-bahan yang
bersifat menghangatkan.
2. Jahe
a. Pengertian jahe
Jahe (Zingiber Officinale) merupakan tanaman yang bertubuh lunak tidak berkayu
yang tumbuh tegak. Tingginya dapat mencapai 0,4-1 m. Batangnya merupakan batang
tanaman jahe berbentuk pipih memanjang dengan ujung melancip. Akarnya berbentuk
tunggang (rimpang) yang bisa bertahan lama di dalam tanah. Rimpang tanaman jahe
yang memiliki aroma khas ini sering digunakan sebagai rempah-
http://repository.unimus.ac.id 35 rempah, bumbu, atau obat-obatan. Rimpang jahe
digunakan sebagai obat-obatan tradisional yang berfungsi untuk mengatasi nyeri
persendian, batuk, menyehatkan perut, dan mengembalikan stamina (Supriyanti H,
2015).

3. Kompres Hangat Rebusan Jahe


Kompres hangat rebusan jahe dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah
dan meningkatkan aliran darah untuk mendapatkan efek analgesik dan relaksasi otot
sehingga proses inflamasi berkurang. Terapi kompres hangat dilakukan pada stadium
subakut dan kronis untuk mengurangi nyeri, menambah kelenturan sendi, mengurangi
penekanan (kompresi) dan nyeri pada sendi dapat melemaskan otot dan melenturkan
jaringan ikat (tendon ligament extenbility).
Pemanfaatan jahe tidak sebatas hanya pada bumbu makanan atau obat tradisional
tertentu, jahe adalah salah satu jenis rempah yang banyak diperdagangkan sebagai bahan
industri obat-obatan, kosmetik, minuman, makanan ringan dan tentu saja menjadi salah
satu kebutuhan dapur.Kandungan Gizi Jahe Per 100 Gram:Protein 8.6%, Karbohidrat
66.5%, Lemak 6.4%, Serat 5.9%, Abu 5.7%, Kalsium 0.1%, fosfor 0.15%, Zat besi
0.011%, Sodium 0.3%, potasium 1.4%, Vitamin A 175 IU, Vitamin B1 0.05 mg, Vitamin
B2 0.13 mg, Vitamin C 12 mg, Niasin 1.9%.
Kompres hangat rebusan jahe dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah
sehingga meningkatkan aliran darah. Dengan meningkatnya aliran darah maka suplai O2
ke jaringan juga meningkat sehingga sel-sel mendapatkan nutrisi yang cukup.
Tercukupinya kebutuhan nutrisi sel akan merangsang ujung saraf perifer mengirm
stimulus ke otak untuk mengeluarkan hormone endorphin yang dapat menimbulkan efek
analgesik dan relaksasi otot sehingga proses inflamasi berkurang. Terapi kompres hangat
dilakukan pada stadium subakut dan kronis untuk mengurangi nyeri, menambah
kelenturan sendi, mengurangi penekanan (kompresi) dan nyeri pada sendi, melemaskan
otot dan melenturkan jaringan ikat (tendon ligament extenbility) (Masyhurrosyidi, Hadi.
2013).

4. Manfaat Jahe
Jahe bersifat menghangatkan sehingga membantu melancarkan peredaran darah,
juga dapat digunakan untuk membantu mengurangi peradangan atau nyeri arthritis ketika
digunakan untuk mengompres panas. Jahe dapat digunakan sebagai anti peradangan dan
pereda nyeri dikarenakan rimpang jahe mengandung oleoresin yang menyebabkan rasa
pedas pada jahe sehingga memiliki efek anti radang dan mampu mengusir penyakit sendi
dan ketegangan otot. Rasa pedas pada oleoresin dapat menimbulkan rasa hangat sehingga
baik untuk mengobati rasa nyeri terutama pada sendi. Efek panas pada jahe ini yang
dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah sehingga akan menyebabkan
peningkatan pada sirkulasi darah dan menyebabkan penurunan nyeri dengan
menyingkirkan produk-produk inflamasi seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin
yang menimbulkan nyeri lokal. Panas akan merangsang serat saraf yang menutup
gerbang sehingga transmisi impuls nyeri ke medula spinalis dan otak dapat dihambat.
Proses vasodilatasi yang terjadi dapat melebarkan pembuluh darah sehingga dapat
meningkatkan aliran darah, meningkatkan relaksasi otot, serta mengurangi nyeri akibat
kekakuan.

5. Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Kompres Jahe Hangat


a. Indikasi
1. Pasien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah)
2. Pasien dengan perut kembung
3. Pasien yang mempunyai penyakit peradangan, seperti radang persendian baik
akibat osteoarthrtitis, reumathoid arthtritis dan gout arthtritis
4. Keram otot
5. Luka bernanah

b. Kontraindikasi
1. Trauma 12-24 jam pertama
2. Perdarahan
3. Bengkak
4. Gangguan pembuluh darah
5. Memar 

6. Standar Operasional Prosedur ( Sop )

Mata Ajar : Keperawatan KMB


Kompetensi : Kompres Air Hangat Rebusan Jahe
Pengertian : Pemberian kompres hangat di bagian sendi yang mengalami nyeri
Tujuan : Mengurangi nyeri
Persiapan Alat :- Baskom / ember berisi air hangat
- Handuk/waslap
- Jahe

NO. Tahap Pemberian Kompres Hangat rebusan jahe


* Pra Interaksi
1. Kaji adanya kebutuhan tindakan kompres air hangat
2. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontraindikasi
3. Siapkan alat dan bahan
* Tahap Orientasi
4. Beri salam dan panggil klien dengan namanya
5. Jelaskan tujuan prosedur dan lamanya tindakan pada klien/keluarga
* Tahap Kerja
6. Beri Kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
7. Menanyakan keluhan utama pasien
8. Jaga Privasi Klien
9. Siapkan satu atau dua rimpang jahe
10. Cuci jahe hingga bersih tanpa mengupas kulitnya
11. Jahe yang sudah di cuci dipotong menjadi beberapa bagian lebih kecil lalu dipanaskan
diatas kompor sampai mendidih
12. Tuangkan rebusan air jahe ke dalam ember dan campur dengan sedikit air mentah hingga
suhu air menjadi hangat-hangat kuku.
13. Cuci tangan dan pakai sarung tangan jika diperlukan
14. Celupkanp dalam air hangat rebusan jahe, peras sebelum digunakan untuk mengompres
15. Lakukan kompres selama 5-10 menit pada lutut atau daerah yang nyeri/rematik dan
ulangi beberapa kali
16. Jika tidak ada reaksi alergi dari kompres air jahe seperti reaksi gatal atau kemerahan,
tumbuk jahe yang sudah direbus tadi menjadi bagian yang lebih halus
17. Tempelkan tumbukan jahe tersebut pada bagian yang sakit selama ± 20 menit
18. Setelah kompres air hangat dilakukan, yakinkan klien dalam keadaan kondisi kering dan
nyaman
19. Klien dan lingkungan dirapikan
20. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan dilakukan dengan benar
* Terminasi
21. Evaluasi hasil kegiatan
22. Berikan umpan balik positif
23. Kontrak pertemuan selanjutnya
24. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
25. Bereskan peralatan
* Dokumentasi
26. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Hoesny, R., Alim, Z., & Hartina, R. (2018). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Skala Nyeri
Pada Pasien Gout Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2017.
Jurnal Fenomena Kesehatan, 1(1), 38–43.

Kharisma, Y. (2017). Tinjauan umum penyakit hiperuresemia dan gout. 1–37.

Kowalak, J., Welsh, W., & Mayer, B. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (A.
Linda (ed.); Ed.5 , Vol). EGC.

Purnamasari, S. D. I., & Listyarini, A. D. (2015). Kompres Air Rendaman Jahe Dapat
Menurunkan Nyeri Pada Lansia Dengan Asam Urat di Desa Cengkalsewu Kecamatan
Sukolilo Kabupaten Pati. Jurnal Keperawatan Dan Kesmasyarakatan Cendekia Utama,
1(4), 19.

Wahyu Widyanto, F. (2017). Artritis Gout Dan Perkembangannya. Saintika Medika, 10(2), 145.
https://doi.org/10.22219/sm.v10i2.4182

Zahara, R. (2013). Artritis Gout Metakarpal Dengan Perilaku Makan Tinggi Purin Diperberat
Oleh Aktifitas Mekanik Pada Kepala Keluarga Dengan Posisi Menggenggam Statis.
Medula, 1(3), 67–76.

Anda mungkin juga menyukai