SAP GOUT ARTRITIS Kelompok 4
SAP GOUT ARTRITIS Kelompok 4
5. TUJUAN
6. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang Gout (asam urat), klien mampu
memahami tentang Manajemen Gout Arthtritis (asam urat)
7. Tujuan Instruksional Khusus
a. Klien mampu menjelaskan pengertian gout (asam urat)
b. Klien mampu menjelaskan penyebab gout (asam urat)
c. Klien mampu menjelaskan tanda dan gejala gout (asam urat)
d. Klien mampu menjelaskan komplikasi gout (asam urat)
e. Klien mampu menjelaskan penatalaksanaan gout (asam urat)
f. Klien mampu menjelaskan cara pencegahan gout (asam urat)
8. MATERI
(terlampir)
9. METODE
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
10. MEDIA
a. Leflet
b. Power Point
8. Denah Tempat
LCD
Moderator
Dokumentasi
Presentation
Peserta penyuluhan
Keterangan :
1. Moderator : Bella Anjani Putri Vidyatama
2. Presentasion : Deny Kurnianto
3. Dokumentasi : Beni Yudha Krisdianto
4. Peserta : Cindy Handayani & Aridayanti Fajar Putri
A. Pengertian
Penyakit artritis gout adalah salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling
sering ditemukan, penyakit peradangan sendi yang dipengaruhi oleh asupan makanan
yang tinggi purin ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam
ataupun di sekitar persendian. Monosodium urat ini berasal dari metabolisme purin
(Zahara, 2013)
Gout merupakan gangguan yang ditandai dengan artritis inflamasi akut yang
dipicu oleh kristalisasi urat dalam sendi. Gout terjadi sebagai respons terhadap produksi
berlebihan atau ekskresi asam urat yang kurang, menyebabkan tingginya kadar asam urat
dalam darah (hiperurisemia) dan pada cairan tubuh lainnya, termasuk cairan synovial
(LeMone et al., 2015)
Artritis gout adalah jenis artritis terbanyak ketiga setelah osteoartritis dan
kelompok rematik luar sendi (gangguan pada komponen penunjang sendi, peradangan,
penggunaan berlebihan) (Wahyu Widyanto, 2017)
D. Komplikasi
Penyakit ginjal dapat terjadi pada pasien gout yang tidak ditangani, terutama ketika
hipertensi juga ada. Kristal urat menumpuk di jaringan interstisial ginjal. Kristal asam
urat juga terbentuk dalam tubula pengumpul, pelvis ginjal dan ureter, membentuk batu.
Batu dapat memiliki ukuran yang beragam dari butiran pasir hingga struktur massif yang
mengisi ruang ginjal. Batu asam urat dapat berpotensi mengobstruksi aliran urine dan
menyebabkan gagal ginjal akut.
E. Pencegahan
Pencegahan penyakit Gout dapat ditempuh dengan cara:
1. Mengatur intake cairan yang adekuat
2. Pengurangan berat badan (pada pasien obesitas)
3. Perubahan pola makan dengan mengurangi konsumi makanan tinggi purin
4. Mengurangi konsumsi alcohol (Kharisma, 2017)
F. Penanganan
Tujuan penanganan penyakit gout adalah mengakhiri serangan akut secepat mungkin,
mencegah serangan yang berulang, dan mencegah atau membalikkan komplikasi.
Penangan pengakit Gout sbb:
1. Anjurkan pasien untuk tirah baring dengan memakai alat khusus (bed cradle) yang
menahan selimut atau bedcover agar tidak mengenai sendi yang mengalami inflamasi
dan sensitive.
2. Imobilisasi dan proteksi sendi yang nyeri dan mengalami inflamasi
3. Kompres hangat pada yang sakit
4. Peningkatan asupan cairan bertujuan mencegah pembentuka batu ginjal
5. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk mengatasi nyeri dan inflamasi
Penanganan penyakit gout yang kronis bertujuan menurunkan kadar asam urat serum
meliputi:
1. Kompres
Kompres merupakan salah satu terapi fisik untuk meredakan nyeri dalam bentuk
stimulasi kulit (Price and Wilson, 2005). Kompres dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu kompres panas dan kompres dingin. Kompres panas dilakukan untuk melancarkan
sirkulasi darah, menghilangkan nyeri, merangsang peristaltik usus, serta memberikan
ketenangan dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres panas dilakukan pada radang
persendian,kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan. Terapi panas dapat
diperoleh dari kompres dengan air hangat / panas (Aspiani R Y, 2014). Terapi kompres
hangat dapat dilakukan dengan menggunakan air hangat atau dengan bahan-bahan yang
bersifat menghangatkan.
2. Jahe
a. Pengertian jahe
Jahe (Zingiber Officinale) merupakan tanaman yang bertubuh lunak tidak berkayu
yang tumbuh tegak. Tingginya dapat mencapai 0,4-1 m. Batangnya merupakan batang
tanaman jahe berbentuk pipih memanjang dengan ujung melancip. Akarnya berbentuk
tunggang (rimpang) yang bisa bertahan lama di dalam tanah. Rimpang tanaman jahe
yang memiliki aroma khas ini sering digunakan sebagai rempah-
http://repository.unimus.ac.id 35 rempah, bumbu, atau obat-obatan. Rimpang jahe
digunakan sebagai obat-obatan tradisional yang berfungsi untuk mengatasi nyeri
persendian, batuk, menyehatkan perut, dan mengembalikan stamina (Supriyanti H,
2015).
4. Manfaat Jahe
Jahe bersifat menghangatkan sehingga membantu melancarkan peredaran darah,
juga dapat digunakan untuk membantu mengurangi peradangan atau nyeri arthritis ketika
digunakan untuk mengompres panas. Jahe dapat digunakan sebagai anti peradangan dan
pereda nyeri dikarenakan rimpang jahe mengandung oleoresin yang menyebabkan rasa
pedas pada jahe sehingga memiliki efek anti radang dan mampu mengusir penyakit sendi
dan ketegangan otot. Rasa pedas pada oleoresin dapat menimbulkan rasa hangat sehingga
baik untuk mengobati rasa nyeri terutama pada sendi. Efek panas pada jahe ini yang
dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah sehingga akan menyebabkan
peningkatan pada sirkulasi darah dan menyebabkan penurunan nyeri dengan
menyingkirkan produk-produk inflamasi seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin
yang menimbulkan nyeri lokal. Panas akan merangsang serat saraf yang menutup
gerbang sehingga transmisi impuls nyeri ke medula spinalis dan otak dapat dihambat.
Proses vasodilatasi yang terjadi dapat melebarkan pembuluh darah sehingga dapat
meningkatkan aliran darah, meningkatkan relaksasi otot, serta mengurangi nyeri akibat
kekakuan.
b. Kontraindikasi
1. Trauma 12-24 jam pertama
2. Perdarahan
3. Bengkak
4. Gangguan pembuluh darah
5. Memar
Kowalak, J., Welsh, W., & Mayer, B. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (A.
Linda (ed.); Ed.5 , Vol). EGC.
Purnamasari, S. D. I., & Listyarini, A. D. (2015). Kompres Air Rendaman Jahe Dapat
Menurunkan Nyeri Pada Lansia Dengan Asam Urat di Desa Cengkalsewu Kecamatan
Sukolilo Kabupaten Pati. Jurnal Keperawatan Dan Kesmasyarakatan Cendekia Utama,
1(4), 19.
Wahyu Widyanto, F. (2017). Artritis Gout Dan Perkembangannya. Saintika Medika, 10(2), 145.
https://doi.org/10.22219/sm.v10i2.4182
Zahara, R. (2013). Artritis Gout Metakarpal Dengan Perilaku Makan Tinggi Purin Diperberat
Oleh Aktifitas Mekanik Pada Kepala Keluarga Dengan Posisi Menggenggam Statis.
Medula, 1(3), 67–76.