Kontrak
Bidang Ilmu Kesehatan
Rumpun Farmasi
Ilmu
PROPOSAL
PENELITIAN : PKM-P
TAHUN ANGGARAN 2020
Tim Peneliti :
Ilsa Nabila ( PO.71.39.1.18.055 )
Kurniati Munzilah ( PO.71.39.1.18.057 )
TitisNadhiraPandan Arum ( PO.71.39.1.18.075 )
Mengetahui :
Ka. Unit Penelitian Poltekkes Dosen Pembimbing
Mengetahui/ Mengesahkan
Direktur
( Muhammad TAswin,S.Si,Apt,MM,M.Kes)
NIP. 196803012001121001
i
RINGKASAN
Abstract
The use of natural ingredients currently tends to increase, including the use of natural ingredients as
aromatherapy. Like what has been widely used in the community, natural ingredients are often used as an
aromatherapy and anti-mosquito, namely lavender flower essential oil and lime rind essential oil. This
material is used as an aromatherapy because it contains essential oils that are refreshing and comfortable.
Lavender oil and citrus fruit peels can be taken by distillation or often known as distillation, this
distillation process aims to get lavender and orange distillate or water vapor that has been cooled through
a condenser. The aim of the study was to find out whether the combination of lavender flower oil and lime
rind oil can used as a anti-mosquito in aromatherapy candle preparations which are expected to be liked
by the public.
key word : aromatherapy candle, anti-mosquito, essential oil.
Abstrak
Pemakaan bahan alam saat ini cenderung meningkat, daiantaranya adalah pemakian bahan
alam sebagai aromaterapi. Seperti halnya yang telah banyak digunakan dimasyarakat bahan alam sebagai
yang kerap kali digunakan sebagaii pengaromaterapi sekaligus antinyamuk yaitu minyak atsiri bunga
lavender dan minyak atsiri kulit buah jeruk nipis, bahan tersebut digunakan sebagai pengaromaterapi
karena mengandung minyak atsiri yang menyegarkan dan membuat nyama. Minyak lavender dan minyak
kulit buah jeruk nipis dapat diperoleh dengan cara penulingan atau sering dikenal dengan destilasi, ini
bertujuan untuk mendapatkan destilat laveder dan kulit buah jeruk nipis, atau uap air yang telah
didinginkan melalui kondensor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kombinasi
minyak buga lavender dan minyak kulit buah jeruk nipis dapat digunakan sebagai antinyamuk daldm
sediaan lilin arromaterapi yang diharapkan disukai oleh kalangan masyarakat.
Puji syukur kepada Allah SWT karena atas limpahan berkah, rahmat, karunia dan
ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian PKM-P yang berjudul
“Formulasi Sediaan Lilin Aromaterapi Sebagai Anti Nyamuk dari Kombinasi
Minyak Atsiri Bunga Lavender (Lavandula angustifolia) dan Minyak Atsiri Kulit
Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia swingl)”.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................i
RINGKASAN...................................................................................................ii
PRAKATA....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 LatarBelakang................................................................................................. 1
1.2 RumusanMasalah............................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
2.1 Tanaman Lavender......................................................................................... 4
2.2 Buah Jeruk Nipis............................................................................................ 6
2.3 Minyak Atsiri ................................................................................................ 10
2.4 Metode Ekstraksi Minyak Atsiri....................................................................10
2.5 Lilin Aromaterapi........................................................................................... 12
2.6 Formula Acuan Lilin Aromaterapi.................................................................13
2.7 Monografi Bahan ........................................................................................... 13
2.8 KerangkaTeori................................................................................................ 14
2.9 Kerangka Operasional....................................................................................14
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN...........................................16
3.1 Tujuan Penelitian............................................................................................ 16
3.2 Manfaat Penelitian..........................................................................................16
BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................17
4.1 Cara Pengumpulan Data..................................................................................17
4.2 Evaluasi Sediaan Lilin Aromaterapi dari Kombinasi Minyak Atsiri Bunga
Lavender dan Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Nipis..................................19
4.3 Alat Pengumpulan Data................................................................................... 19
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................
5.1 HASIL ...........................................................................................................
5.2 PEMBAHASAN.............................................................................................
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................
6.1 Kesimpulan.....................................................................................................
6.2 Saran ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
Teks Halaman
No
1 Formula Acuan Lilin Aromaterapi
2 Formula Modifikasi Lilin Aromaterapi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Teks Halaman
No
1. Tanaman Lavender (Lavandula angustifolia)
2. Struktur Kimia Linalool
3. Tanaman Jeruk nipis (Citrus aurantifolia swingl)
4. Struktur Kimia Limonen
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) yang merupakan vaktor penyakit yang berasal dari
Nyamuk Aedes aegypti dan menjadi penyakit endemik di Indonesia dan di negara-negara tropis
lainnya. Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang penyebabnya berasal dari virus
dengue kemudian ditularkan kemanusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Direktorat
Jendral, Pengendalian penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2011). Nyamuk Aedes aegypti
sendiri khususnya nyamuk betina lebuh menyukai darah manusia (antropofilik), namun nyamuk
betina bias juga mengisap darah hewan berdarah panas lainnya (WHO, 2016). Banyak cara
praktis untuk menghindari nyamuk saat ini yaitu menggunakan produk seperti lotion, krim
maupun spray anti nyamuk atau bahkan menggunakan lilin aromaterapi yang sekaligus sebagai
anti nyamuk.
Repelan merupakan bahan aktif yang memiliki kemamuan untuk menolak serangga
(nyamuk) dan mencegah nyamuk agar tidak bekontak langsung dengan manusia sehingga
terhindar dari penularan penyakit akibat gigitan nyamuk (Kemenkes RI, 2012). Repelan yang
banyak digunakan oleh masyarakat adalah repelan sintetik. Contoh dari repelan sintetik tersebut
adalah N,N-Diethyl-3-methylbenzamide (DEET) yang digunakan untuk menolak nyamuk.
Banyak laporan mengenai toksisitas DEET, mulai dari efek ringan, seperti urtikaria sampai pada
reaksi berat, seperti toxic encephalopathy (Tawatsin, 2006). Hal ini yang memnyebabkan
diperlukannya produk alami yang dikembangkan dari penelitian dan pengembangan repelen
alami yang berasal dari derivate tumbuhan.
Minyak atsiri merupakan minyak yang mengandung aroma atau wangi yang khas dan
serta mudah menguap (Sastrohamidjojo, 2004). Minyak atsiri berakibat toksisitas langsung pada
serangga, penolak makan, repelen, serta atraktan bagi serangga (Khater, 2012).
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat. Di
masyarakat sendiri yang paling banyak digunakan adalah buahnya, sementara kulit buah dari
jeruk nipis kurang dimanfaatkan penggunaannya dan hanya menjadi sampah atau limbah
(Istianto dan Muryati, 2014). Njoku dan Evbuomwan (2014) menyatakan minyak atsiri dalam
kulit buah Citrus aurantifolia yang berasal dari Nigeria mengandung β-pinene (23,124%), α-
pinene (10,399%), dan d-limonene (17,070%) sebagai kompenen utama. Sedangakan menurut
Saleem, dkk (2008) minyak atsiri kulit buah Citrus aurantifolia mengandung komponen utama
d- limonene (82,84%). Maia et al. (2011) menyebutkan limonene, α-pinene, dan β- pinene
merupakan senyawa yang dapat digunakan sebagai repelan. Pada penelitian lainnya dilakukan
penelitian terhadap 8 essential oil dari tanaman citrus dimana didapatkan bahwa Citrus
aurantifolia efektif sebagai repelan Aedes aegypti dan Culex quinquefasciatus (Soonwera, 2015).
Pada penelitian lainnya, konsentrasi 3,12% minyak atsiri kulit buah jeruk nipis mempunyai daya
proteksi sebanyak 39,16% selama 30 detik (Tjung dkk., 2016).
Minyak lavender yang mengandung linalool berfungsi sebagai pengusir nyamuk diamana
komponen tersebut sudah dikenal sebagai antiserangga (Kardinan, 2003). Minyak atsiri bunga
lavender dari Uttarakhand, India mengandung linalool (28,06%), linalyl acetate (47,56%),
lavandulyl acetate (4,34%), dan α-terpineol (3,75%) sebagai komponen utama (Verma et al.,
2010). Penelitian lain juga menyebutkan kandungan utama minyak atsiri bunga lavender adalah
linalool (33,1%), camphor (11,0%), dan linalyl acetate (10,4%) (Caputo et al., 2016). Sampai
saat ini penelitian tentang tanaman lavender (Lavandula angustifolia) telah banyak dilakukan,
berdasarkan penelitian Shooshtari et al., (2013) membandingkan ekstrak dan minyak atsiri dari
beberapa tanaman terhadap Anopheles stephensi, salah satunya adalah Lavandula angustifolia,
dimana menyatakan bahawa minyak atsiri lebih efektif dari ekstrak. Selain itu dalam percobaan
hewan, minyak lavender dan eucalyptus daripada minyak lainnya memiliki aktivitas penolak
baik, masing- masing 97,16% dan 97,15%, terhadap Anopheles (Gillij, 2008). Lalu, penelitian
dari Uniyal et al., (2014) diketahui minyak atsiri bunga lavender konsentrasi 5%, yang dimana
linalool menunjukkan respon yang kuat pada antenna Aedes aegypti betina, sebesar 83% selama
1 jam.
Aromaterapi adalah cara pengobatan alternatif yang menggunakan uap dari minyak
esensial dari berbagai macam tanaman yang bisa dihirup untuk menyembuhkan berbagai
macam kondisi. Pada umumnya aromaterapi dilakukan untuk tujuan meningkatkan mood,
mengubah area kognitif, dan juga dapat digunakan sebagai obat tambahan. Aromaterapi
merupakan istilah modern yang dipakai untuk proses penyembuhan kuno yang menggunakan
sari tumbuhan aromatik murni. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan tubuh,
pikiran, dan jiwa. Makin beragamnya jenis penyakit yang menyerang tubuh manusia,
aromaterapi layaknya benda peninggalan massa lampau yang selalu dicari-cari dan sangat
dibutuhkan. Kajian etnofarmakologi secara empirik tentang tumbuhan aromaterapi
menunjukan bahwa Indonesia memiliki 49 jenis tumbuhan aromatik dari 22 jenissuku,12 jenis
di antaranya digunakan secara empirik sebagai aromaterapi dengan efek menenangkan dan
menyegarkan tubuh. Dengan banyaknya macam tumbuhan tersebut maka berpotensi untuk
mengembangkannya sebagai suatu produk farmasi yang bermanfaat, memiliki efek kesehatan
dan memiliki tingkat konsumtif yang tinggi. Aromaterapi merupakan pengobatan alternatif
yang memiliki kemampuan yang baik untuk distimulasikan oleh tubuh, khususnya melalui alat
indra penciuman serta fungsi utamanya disini adalah sebagai anti nyamuk.
Dari uraian diatas, karena sifat minyak atsiri yang mudah menguap tersebu penggunaan
minyak atsiri sebagai repelan diformulasikan dalam bentuk sediaan lilin aromaterapi sehingga
dapat digunakan pada tempat-tempat yang diinginkan untuk menghindari nyamuk dan juga
sebagai lilin aromaterapi.
a. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliposida
Subclass : Asteridae
Ordo : Lamiales
Family : Lamiaceae
Genus : Lavandula
Spesies : Lavandula angustifolia Mill.
b. Morfologi
anggota kelurga Lamiaceae serta memiliki genus yang terdiri dari 25-35 sub-spesies
bentuk semak aromatik setinggi 1-2 meter, memiliki cabang berwarna abu sampai
coklat tua. Bunga lavender berwarna ungu tua hingga biru tua dengan tinggi 25-35
cm, jumlah bunga dalam satu batang mencapai 6-10 buah. Daun mengelompok pada
bagian tunas daun, memiliki jarak yang cukup lebar pada tunas yang berbunga,
tangkai daun sangat pendek, bentuk tangkau daun linier-lanset hingga linier dengan
c. Kandungan kimia
Minyak atsiri bunga lavender berwarna kuning terang, berbau lavender, berat
jenis 0,876-0,892, indeks bias 1.458-1.464. Kelarutan larut dalam alkohol 70% pada
suhu 20˚C. Kandungan kimia minyak atsiri bunga lavender mengandung komponen
linalyl acetate (40,76%), linalool (24,60%), cis-β- Ocimene (4,85%), β-
caryophyllene (4,40%), lavendulyl acetate (3,83%), trans β-Ocimene (3,64%),
terpinen-4-ol (3,57%), 1.8 cineole (0,71), lavandulol (0,71%), dan camphor
(0,30%) (Lansida, 2017).
a. Taksonomi
Menurut Narang dan Jiraungkoorskul (2016) secara taksonomi, tanaman
Citrus aurantifolia termasuk dalam klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta
Divisi :
Magnoliophyta
Subdivisi :
Spermatophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia Swingle
b. Morfologi
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) termasuk salah satu jenis citrus yang termasuk
dalam jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Pohonnya tegak
dan daunnya majemuk, berbentuk elips dengan pangkal membulat, ujung tumpul, tepi
beringgit dan tulang daunnya menyirip. Kelopak bunga berbentuk seperti mangkuk
berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwarna putih kekuningan dan tangkai putik
silindris putih kekuningan dengan tepi merah muda. Daun mahkota berjumlah 4-5,
berbentuk bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm
berwarna putih. Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang dan buahnya bulat
berwarna hijau tua dan berubah kuning waktu sudah masak, daging buahnya tipis,
mengandung banyak cairan yang rasa buahnya sangat asam (Anna, 2012).
c. Manfaat Tanaman
Kulit buah jeruk nipis mengandung minyak atsiri yang digunakan sebagai bahan
obat dan hampir seluruh industri makanan, minuman, sabun, kosmetik dan parfum
menggunakan sedikit minyak atsiri ini sebagai pengharum dan juga dapat digunakan
sebagai antirematik, antiseptik, antiracun, astringent, antibakteri, diuretik, antipiretik,
antihipertensi, antijamur, insektisida, tonik, antivirus, ekspektoran. Selain itu kandungan
minyak atsiri jeruk nipis mempunyai fungsi sebagai repelan terhadap nyamuk Aedes
aegypti (Agusta, 2000; Anna, 2012).
Minyak atsiri kulit buah jeruk nipis berwarna kuning kehijauan, berbau jeruk
segar dan kuat, berat jenis 0,855-0,863, indeks bias 1,4477-1,4745. Kelarutan tidak larut
dalam air, larut dalam etanol dan propilen glikol. Sensitive terhadap cahaya dan udara
(Chairma, 2014). Kandungan kimia minyak atsiri kulit buah jeruk nipis mengandung
komponen α-pinene, camphene, β-pinene, myrcene, p-cymene, limonene, γ-terpinene,
terpinolene, linalool, terpinene-4-ol, α- terpineol, neral, geraniol, neryl acetat, geranyl
acetat, caryophyllene, trans α bergamotene, dan β-Bisabolen (Lansida, 2017).
Proses penyulingan dngan air ini cocok untuk mengolah minyak atsiri dari bunga
mawar dan bunga kenanga, bunga jeruk varietas tertentu dan bahan yang berupa bubuk
halus karena bahan ini dapat bebas melayang dalam air.
2) Penyulingan dengan air dan uap
Proses penyulingan dengan uap dan air ini cocok untuk mengolah minyak atsiri
dari bahan baku berupa kulit batang, kayu akar dan rimpang.
3) Penyulingan denga uap air
c. Pengempaaan
Metode pengempaan biasanya digunakan untuk bahan baku yang kandungan
minyak atsirinya cukup banyak seperti biji, buah atau kulit buah. Akibat tekanan
pengempaan yang tinggi sel-sel yang mengandung minyak atsiri akan pecah dan minyak
atsiri akan mengalir ke permukaan bahan. Proses pengepresan dilakukan pada suhu
dingin (tanpa pemanasan) agar komponen-komponen yang terkandung didalam
minyaknya tidak terdegradasi karena perlakuan suhu. Minyak atsiri yang diperoleh
dengan cara ini contohnya adalah minyak kulit jeruk purut, minyak lemon (Yuliani dan
Satuhu,2012).
b. paraffin padat
Paraffin padat adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral.
Pemerian : Sering menunjukkan susunan hablur; agak licin; tidak
berwarna atau putih tidak mempunyai rasa. Terbakar dengan nyala terang.
Jika dileburkan menghasilkan cairan yang tidak berfluoresensi.
Kelarutan : Praktis tiadk larut dalam air dan etanol (95%); larut
dalam kloroform
Suhu lebur : 50 – 57 derajat C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Penggunaan : Zat tambahan
( Farmakope Indonesia Edisi IV hal 158)
Formulasi
Stearic Acid Basis Lilin (Teori dan Praktek Farmasi Industri Jilid 3
Edisi3)
Paraffin Padat Basis Lilin (Teori dan Praktek Farmasi Industri Jilid 3 Edisi3)
Asam
Minyak Atsiri Lavender Stearat
Lavandula Angustifolia
Zat Aktif Formulasi Repelen Lilin Basis
dan Minyak Atsiri Kulit
Aromaterapi Lilin Paraffin
Jeruk Nipis Citrus
Padat
Aurantifolia Swingle Nirwati Rusli
(Istianto dan Muryati, 2014) (2018)
Njoku dan Evbuomwan
Evaluasi Sediaan
(2014)
e. Membuat Formula Lilin Aromaterapi dari Minyak Atsiri Daun Nilam Kombinasi
Minyak Kulit Buah Jeruk Nipis (Nirwati Rusli,2018)
Pembuatan Formula:
1. Ditimbang bahan-bahan yang digunakan.
2. Panaskan Asam Stearat di dalam beaker glass pada suhu 55 ◦C (massa 1)
3. Panaskan paraffin padat dalam cawan porselin pada suhu 50◦C (massa 2)
4. Kemudian masukkan massa 2 ke massa 1, kemudian panaskan kembali sampai suhu
65-70◦C.
5. Ketika bahan sudah tercampur secara merata, hentikkan proses pemanasan
6. Kemudian, pada suhu 40◦C lakukkan pencampuran basis lilin dengan minyak atsiri
( minyak atsiri daun nilam dan kulit buah jeruk manis ), aduk hingga homogen.
7. Lalu tuangkan kedalam wadah yang sebelumnya telah dilumasi praffin liquid.
Diamakan selama 2 jam.
f. Pembuatan Formula Lilin Aromaterapi dari Kombinasi Minyak Atsiri Bunga Lavender
dan Buah Jeruk Nipis
1. Ditimbang bahan-bahan yang digunakan.
2. Panaskan Asam Stearat di dalam beaker glass pada suhu 55 ◦C (massa 1)
3. Panaskan paraffin padat dalam cawan porselin pada suhu 50◦C (massa 2)
4. Kemudian masukkan massa 2 ke massa 1, kemudian panaskan kembali sampai suhu
55◦C.
5. Ketika bahan sudah tercampur secara merata, hentikkan proses pemanasan
6. Kemudian, lakukkan pencampuran basis lilin dengan minyak atsiri ( minyak atsiri
bunga lavended dan minyak atsiri kulit buah jeruk nipis), pada proses pendinginan
lalu aduk hingga homogen.
7. Lalu tuangkan kedalam wadah yang sebelumnya telah dilumasi praffin liquid.
Diamakan hingga mengeras.
4.2 Evaluasi Sediaan Lilin Aromaterapi dari Kombinasi Minyak Atsiri Bunga
Lavender dan Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Nipis
a. Uji Evaluasi Fisik Lilin Aromaterapi
1) Uji Organoleptik
Pengujian organoleptik meliputi pengujian pada warna dan aroma,
pengujian ini penting dilakukan dengan tujuan agar mengetahui kesukaan
responden terhadap sediaan lilin aromaterapi yang dibuat dengan kombinasi
minyak atsiri bunga lavender dan minyak atsiri kulit buah jeruk manis.
2) Uji Kualitas Lilin
Pengujian kualitas meliputi pengujian (pengukuran) titik leleh dan waktu
bakar lilin saat digunakan.
3) Uji Efektivitas
Pengujian efektivitas dilakukan dengan tujuan mengukur efektivtas lilin
aromaterapi (campuran minyak atsiri bunga lavender dan minyak kulit buah
jeruk nipis) terhadap nyamuk.
4) Uji Hedonik
Pengujian hedonik dilakukan agar sediaan lilin Aromaterapi (kombinasi
minyak atsiri bunga lavender dan kulit buah jeruk nipis ) dapat diketahui
presentase kesukaan responden terhadap sediaan lilin aromaterapi meliputi
warna, aroma dan bentuk.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi III. Departeman
Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departeman
Kesehatan Republik Indonesia.
Fitriani, ida.2019.Formulasi dan uji aktivitas losion repelan kombinasi minyak bunga lavender
dan kulit buah jeruk nipis,Malang : Universitas Muhammadyah Malang.
Lachman, L., Lieberman, H.A., Kaning J.L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Farmasi Industri.
Jilid II. Edisi III. Diterjemahkan oleh Suyatmi S, Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal:
1119-1120, 1298-1300
1. PERALATAN PENUNJANG
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Harga Total
satuan
Gelas Lilin Aromaterapi 30 Rp.9.500,- Rp.285.000,-
Sumbu Lilin 50 Rp.1000,- Rp.50.000,-
Sub-Total I (Rp) Rp. 335.000,-
3. PERJALANAN
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Harga Total
satuan
Perjalanan 1 Parkir Rp100.000,-
Bensin Rp100.000,-
Ongkos kirim barang Rp. 150.000,-
Sub-Total III (Rp) 350.000,-
4. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Harga Total
satuan
Pemeriksaan Uji efektivitas terhadap 2 Rp500.000
Lab nyamuk