PDF Makalah Aluminium
PDF Makalah Aluminium
PENDAHULUAN
1
9. Bagaimana dampak penggunaan aluminium dalam kehidupan serta
pengaruhnya pada lingkungan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu logam aluminium dan sejarahnya?
2. Untuk mengetahui bagaimana nama dan rumus kimia senyawaan yang
menjadi sumber aluminium di alam?
3. Untuk mengetahui bagaimana cara-cara ekstraksi aluminium dari sumbernya?
4. Untuk mengetahui bagaimana konfigurasi elektron serta sifat-sifat dari logam
aluminium?
5. Untuk mengetahui bagaimana cara-cara pembuatan aluminium di labor dan
industri?
6. Untuk mengetahui apa saja senyawa dari aluminium dan cara pembuatan serta
sifat senyawanya?
7. Untuk mengetahui apa saja kegunaan dari aluminium dan senyawanya dalam
kehidupan?
8. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan aluminium?
9. Untuk mengetahui bagaimana dampak penggunaan aluminium dalam
kehidupan serta pengaruhnya pada lingkungan?
BAB II
PEMBAHASAN
Unsur ini terletak pada golongan IIIA dan periode 3 sistem periodik.
Sejarah Aluminium
(Sumber : http://www.wikipedia.com)
Pada tahun 1807, Sir Humphrey Davy mengusulkan nama untuk logam
aluminium ini, dan kemudian disetujui untuk menggantinya dengan aluminium.
(Sumber : http://www.wikipedia.com)
Alum (nama dimana unsur alumunium diambil) telah diketahui sejak dulu.
POTT (1746) menunjukkan Al berasal dari Alumina bumi yang khas yang
diisolasi oleh Margref (1754) dari tanah liat (lempung).
Alumina tersebut adalah oksida logam yang diselidiki oleh Davy (1808)
yang diisolasi dari Alumunium, logam tak murninya.
Logam murninya diperoleh Oersted (1824) dengan pemanasan
Ornalgame, dari kalsium dan alumunium klorida. Logam murni diperoleh oleh
Wohler (1827) dengan oksi kalium pada AlCl3. Busen (1854) menyediakannya
dengan elektrolisis, tetapi penyediaannya pertama kali secara skala industry
dengan 2 metode yaitu :
1) Deville (1854) dengan jalan reduksi dari Natrium Ammonium Klorida (NaICl4).
2) Pada tahun 1886 produksi Al dengan elektrolisis dari Alumina yang dilarutkan
dalam leburan kryolit yang dimulai secara serempak oleh Heroult (Prancis) dan
Charles Martin Hall (Amerika).
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. (Rasid,
http://rasidunimed.blogspot.co.id/2010/12/ekstraksi.html, 2010).
Pembuatan Aluminium terjadi dalam dua tahap:
1. Proses Bayer
Merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh aluminium
oksida (alumina).
Al2O3
Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-
zat pengotor terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat
yang tidak dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter dari Al2O3.
2. Proses Hall-Heroult
Merupakan tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui
proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult,
aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana
baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya
elektrolisis dilakukan pada suhu 950 °C. Sebagai anode digunakan batang
grafit.
Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah
elektrolisis leburan Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2
dan 2-8% kriolit (Na3AlF6) yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur
Al2O3 (titik lebur Al2O3 murni mencapai 2000 °C), campuran tersebut akan
melebur pada suhu antara 850-950 °C. Anode dan katodenya terbuat dari
grafit. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Reaksi sel: 2Al3+ (l) + 3O2- (l) 2Al (l) + 3/2 O2 (g)
- -
Al2O3(s) + 2OH (aq) 2AlO 2 (aq) +
Kemudian larutan AlO2 - atau [Al(OH)4 ]- dan larutan SiO3 2-, dipisahkan
dari Fe2O3dan zat-zat padat lainnya dengan cara penyaringan. Larutan
AlO2 - yang bercampur dengan larutan SiO 3 2- direaksikan dengan gas
CO2sehingga terentuk endapan Al(OH)3, sementara SiO3 2- tetap sebagai filtrat.
Reaksinya sebagai berikut :
Reaksi pemurnian:
-
Al2O3(s) + 2OH(aq) + 3H2O(l) 2[Al(OH) 4]-(aq)
-
SiO2(s) + 2OH(aq) SiO 32-(aq) + H2O(l)
- 2-
2 [Al(OH)4] + CO2 2 Al(OH)3(s) + CO 3 (aq)
Elektrolisis:
Sel elektrolisis dibuat dari basa yang dilapisi grafit (katode), sedangkan
anode dibuat dari karbon.
Dengan basa yang lebih kuat dari air seperti S2- atau CO 2-
3 akan
terbentuk endapan hidroksida.
-
[Al(OH)3(H2O)3](s) + OH(aq) [Al(H2O)2(OH) ]- +
4 (aq)
H2O(l)
(Sumber : http://www.academiaedu.com)
Kekuatan Tensil
Kekuatan tensil adalah besar tegangan yang didapatkan ketika
dilakukan pengujian tensil. Kekuatan tensil ditunjukkan oleh nilai
tertinggi dari tegangan pada kurva tegangan-regangan hasil pengujian, dan
biasanya terjadi ketika terjadinya necking. Kekuatan tensil bukanlah
ukuran kekuatan yang sebenarnya dapat terjadi di lapangan, namun dapat
dijadikan sebagai suatu acuan terhadap kekuatan bahan.
Kekuatan tensil pada aluminium murni pada berbagai perlakuan
umumnya sangat rendah, yaitu sekitar 90 MPa, sehingga untuk
penggunaan yang memerlukan kekuatan tensil yang tinggi, aluminium
perlu dipadukan. Dengan dipadukan dengan logam lain, ditambah dengan
berbagai perlakuan termal, aluminium paduan akan memiliki kekuatan
tensil hingga 580 MPa (paduan 7075).
Kekerasan
Kekerasan gabungan dari berbagai sifat yang terdapat dalam suatu
bahan yang mencegah terjadinya suatu deformasi terhadap bahan tersebut
ketika diaplikasikan suatu gaya. Kekerasan suatu bahan dipengaruhi oleh
elastisitas, plastisitas, viskoelastisitas, kekuatan tensil, ductility, dan
sebagainya. Kekerasan dapat diuji dan diukur dengan berbagai metode.
Yang paling umum adalah metode Brinnel, Vickers, Mohs, dan Rockwell.
Kekerasan bahan aluminium murni sangatlah kecil, yaitu sekitar
65 skala Brinnel, sehingga dengan sedikit gaya saja dapat mengubah
bentuk logam. Untuk kebutuhan aplikasi yang membutuhkan kekerasan,
aluminium perlu dipadukan dengan logam lain dan/atau diberi perlakuan
termal atau fisik. Aluminium dengan 4,4% Cu dan diperlakukan
quenching, lalu disimpan pada temperatur tinggi dapat memiliki tingkat
kekerasan Brinnel sebesar 135.
Ductility
Ductility didefinisikan sebagai sifat mekanis dari suatu bahan
untuk menerangkan seberapa jauh bahan dapat diubah bentuknya secara
plastis tanpa terjadinya retakan. Dalam suatu pengujian tensil, ductility
ditunjukkan dengan bentuk neckingnya; material dengan ductility yang
tinggi akan mengalami necking yang sangat sempit, sedangkan bahan yang
memiliki ductility rendah, hampir tidak mengalami necking. Sedangkan
dalam hasil pengujian tensil, ductility diukur dengan skala yang disebut
elongasi. Elongasi adalah seberapa besar pertambahan panjang suatu bahan
ketika dilakukan uji kekuatan tensil. Elongasi ditulis dalam persentase
pertambahan panjang per panjang awal bahan yang diujikan.
Aluminium murni memiliki ductility yang tinggi. Aluminium
paduan memiliki ductility yang bervariasi, tergantung konsentrasi
paduannya, namun pada umumnya memiliki ductility yang lebih rendah
dari pada aluminium murni, karena ductility berbanding terbalik dengan
kekuatan tensil, serta hampir semua aluminum paduan memiliki kekuatan
tensil yang lebih tinggi dari pada aluminium murni.
2. Aluminium Paduan
Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium adalah silikon,
magnesium, tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.
Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu
akan meningkatkan kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik
lebur. Jika melebihi konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik
disertai meningkatnya kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal, atau
granula dalam logam.
Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya bergantung
pada konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses
perlakuannya hingga aluminium siap digunakan, apakah dengan penempaan,
perlakuan panas, penyimpanan, dan sebagainya.
a. Paduan Aluminium-Tembaga
a. Paduan Aluminium-Silikon
b. Paduan Aluminium-Magnesium
c. Paduan Aluminium-Tembaga
d. Paduan Aluminium-Mangan
e. Paduan Aluminium-Seng
f. Paduan Aluminium-Lithium
g. Paduan Aluminium-Skandium
h. Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai
suatu "kecelakaan". Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran
dengan menggunakan cetakan besi yang tidak dilapisi batuan kapur atau
keramik. Efek kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya kekuatan
tensil secara signifikan, namun diikuti dengan penambahan kekerasan dalam
jumlah yang sangat kecil. Dalam paduan 10% silikon, keberadaan Fe sebesar
2,08% mengurangi kekuatan tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan menambah
skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini terjadi akibat terbentuknya kristal
Fe-Al-X, dengan X adalah paduan utama aluminium selain Fe.
Felspar :
1. Felspar Orthoclase = Orthoclase K (AlSi3O8), Selsion
Ba(Al2Sc2O8)
2. Felspar Plangioklas = Albite Na (AlSi3O8), Anorthite Ca (Al2Sc2O8)
Mika :
1. Muschovite = mika putih CaI2(OH)2(AlSi3O10)
2. Biotite = Mika hitam KFe3(OH)2(AlSi3O10)
3. Margarite = CaAl2(OH)2(AlSi3O10)
4. Phlogopite = KMg3(OH)2(AlSi3O10)
Turmalin :
1. Augit AlSiO3
2. Ambligonit Li(AlF)PO4
3. Epidot Ca2(AlFe)2(AlOH)(SiO4)3
4. Hauyin (Na, Ca)4SO4(AlSiO4)3
5. Nosean Na4SO4(AlSiO4)3
6. Klorit (Mg, Fe)5Al(OH)8Si3O10
7. Agalmatolit Al2(OH)8Si3O10
2. Kaolin Al4(OH)8Si4O10
3. Natroline Na2(Al2Si3O10).2H2O
4. Heulandites Ca(Al2Si7O18).6H2O
5. Kabazite Ca(Al2Si4O12).6H2O
6. Analsite Na(AlSi2O6)H2O
7. Ultramarine Nag(AlSiO4)6S2
8. Sodalit Nag(AlSiO4)6Cl2
9. Moseon Nag(AlSIO4)6SO4
10. Slate : Batu tulis (lempung yang keras yang dibuat berlapis-lapis
dengan tekanan)
11. Oksida : Lorondum Al2O3, Diaspore Al2O3H2O,
Gibbsite Al2O3.3H2O, Bauksite (campuran dari Diaspore dan Gibbsote)
Contoh :
Ruby = - Al2O3 dan Cr3+ = merah.
Sapphire (nilon) = -Al2O3, Fe2+ dan Tc4+ = biru
Topaz (AL12Si6O25F10) = -Al2O3 dan Fe3+ = kuning
Amethyst = -Al2O3 dan Mn3+ = coklat-ungu.
Gambar 2.4 Ruby (Sumber: info.daysjewelers.com)
AlCl3 dapat terhidrolisis oleh air karena Al(OH)3 adalah basa lemah.
Al(OH)3 dapat larut (bereaksi) dengan larutan alkalis dari (NaOH dan KOH)
menghasilkan Alumina
3. Aluminat
Aluminat dapat dibuat denagn mereaksikan Al(OH)3 denagn basa
(NaOH, KOH, dll)
Al(OH)3 + NaOH NaAlO2 + 2H2O [Al(OH)4]-
Jika larutan ini ditambah butiran Al2O3 dan CO2 dalam larutan Alkalis
dan atom terbentuk Al2O3 (dilihat proses Bayer pada produksi Al).
CH3CH2-COOH CH3CH2-CH2OH
Asam propanoat
CH3.CH=CH-CHO CH3-CH=CH-CH2OH
Buta-2-enal 2 buten-1-ol
Cl Cl Cl
Al Al
Cl Cl Cl
Cl
Al
Cl Cl
17. Bauksit
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral
dengan susunan terutama dari oksida alumunium, yaitu berupa mineral
bauhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3.3H2O). secara umum bauksit
mengandung (Al2O3) sebanyak 45-65%, SiO2 1-12%, Fe2O3 2-25%, TiO2>
3%, dan H2O 14-36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan
memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan
sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar
kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali.
Batuan tersebut yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan
serpihan batuan. Batuan tersebut akan mengalami proses laterisasi, yang
kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.
18. Mika
Mika adalah sejenis mineral. Kata “Mika” berasal dari bahasa latin
Micore “bergemerlapan”. Sebab mineral satu ini terlihat gemerlap
(khususnya saat berskala kecil).
Maka memiliki kuat dielektrik yang tinggi dan stabilitas kimiawi yang
sempurna,. Mika sering dijadikan bahan pembuatan kondensator untuk
penerapan frekuensi radio. Selain digunakan sebagai insulator dalam alat
listrik tegangan tinggi, mika yang juga merupakan bias ganda digunakan
untuk membuat lempeng gelombang paruh.
Karena tahan panas, mikalah yang digunakan (bukan kaca) dalam
berbagai jendela untuk kompor dan pemanas minyak tanah. Mika juga
dipakai untuk memisahkan konduktor listrik dalam kabel yang dirancang
untuk memiliki sebuah tingkat tahan api agar menyediakan integritas sirkuit.
Idenya adalah mencegah untuk bersatunya konduktor yang terbuat dari
logam agar tidak terjadi konsleting sehingga kabel tetap operasional saat
kebakaran, ini penting untuk berbagai aplikasi seperti penerangan darurat.
Peleburan ini menggunakan sel elektrolisis yang terdiri atas wadah dari
besi berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode (-) sedangkan
anode (+) adalah grafit. Campuran AL2O3 dengan kryolit dan AlF3
dipanaskan sehingga mencair pada suhu 9500C, kemudian dielektrolisis. Al
yang terbentuk berupa zat cair dan terkumpul di dasar wadah lalu
dikeluarkan secara periodic ke dalam cetakan untuk mendapatkan
alumunium batangan. Anode grafit terus menerus dihabiskan karena bereaksi
dengan O2 sehingga harus diganti dari waktu ke waktu.
Untuk mendapatkan alumunium kembali, dengan cara peleburan
Alumunium lebih boros energi dari pada daur ulang. Karena harus mengolah
logam alumunium dalam kandungan bauksit yaitu masih harus memisahkan
alumunium dari logam-logam lain yang terdapat dalam senyawa bauksit /
Aluminasilikat. Sedangkan pada daur ulang, Alumunium hanya
membutuhkan energy sedikit karena hanya alumunium bebas yang
diolahnya.
20. Anodizing
Peleburan Alumina
Peleburan ini menggunakan sel elektrolisis yang terdiri atas wadah dari besi
berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode (-) sedangkan anode (+)
adalah grafit. Campuran AL2O3 dengan kryolit dan AlF3 dipanaskan sehingga
mencair pada suhu 9500C, kemudian dielektrolisis. Al yang terbentuk berupa zat
cair dan terkumpul di dasar wadah lalu dikeluarkan secara periodic ke dalam
cetakan untuk mendapatkan alumunium batangan. Anode grafit terus menerus
dihabiskan karena bereaksi dengan O2 sehingga harus diganti dari waktu ke
waktu.
Untuk mendapatkan alumunium kembali, dengan cara peleburan
Alumunium lebih boros energi dari pada daur ulang. Karena harus mengolah
logam alumunium dalam kandungan bauksit yaitu masih harus memisahkan
alumunium dari logam-logam lain yang terdapat dalam senyawa bauksit /
Aluminasilikat. Sedangkan pada daur ulang, Alumunium hanya membutuhkan
energy sedikit karena hanya alumunium bebas yang diolahnya.
Anodizing
Sebenarnya alumunium merupakan logam yang aktif dari pada besi,
alumunium berkarat dengan cepat membentuk oksida alumunium (Al2O3).
Walaupun alumunium mudah bereaksi dengan oksigen, namun permukaan Al
akan segera dilapisi oleh alumunium oksida yang sangat tipis sekitar 10-10 dari
sifat Al2O ini sangat lama, stabil dan tidak berpori sehingga dapat melindungi Al
di bawahnya dari oksidasi lebih lanjut.
2Al(s) + 3H2O Al2O3(s) + 6H+ + 6e-
Perlindungan terhadap logam Al dapat diperbesar dengan cara mempertabal
lapisan oksidanya melalui proses yang disebut anodasi (Anodising). Alumunium
hasil anodising tahan terhadap korosi dan goresan, lapisan ini tidak menghantar
listrik dan transparan. Pada proses ini alumunium yang dianodasi bertindak
sebagai anoda dalam proses elektrolisis larutan asam sulfat encer. Dan sebagai
katoda dapat digunakan baja, timbale dan alumunium.
Lapisan oksida hasil anodasi dapat mencapai ketebalan sekitar 10-5 m.
lapisan ini mengandung sedikit ion sulfat dan mempunyai pori-pori yang jaraknya
teratur. Pori-pori ini dapat menyerap zat warna, sehinga alumunium dapat diberi
zat warna.
Untuk mencegah pengotoran, pori-pori hasil anodasi alumunium ini perlu
ditutup dengan cara memasukkannya dalam air mendidih selama beberapa menit.
Pada pemanasan ini sebagai oksida mengalami hidraksi kemudian mengembang
dan menutupi pori-pori.
Contoh-contoh alumunium anodizing yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu;
Untuk membuat panic dan berbagai perkakas dapur
Bingkai
Kerangka bangunan (panel dinding)
Kusen pintu dan jendela
AlCl3 + K Al + 3KCl
Sekarang Alumunium diproduksi secara industri dengan metode Hall-
Herdult. Mineral yang menjadi sumber komersial aluminium adalah bauksit
Bauksit mengandung aluminium dalam bentuk aluminium oksida (Al2O3).
Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni .Pada proses ini dapat
dilakukan melalui dua tahap yaitu:
1. Tahap pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium oksida murni
(alumina)
2. Tahap peleburan alumina dengan elektrolisis
1. Tahap pertama adalah pemurnian bijih bauksit(pemekatan).
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor
utama dalam
bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2.
Caranya dengan melarutkan bauksit dalam larurtan Natrium Hidroksida
(NaOH).
(s )+¿ 2 NaOH (aq)
+ 3H2 2 NaAl (OH ) 4(aq)
Al 203¿ O(l)
H 2 O(l )
2 Al ( OH )3(s ) AL 2O 3(s) 3 H 2 O( g)
→ +
2. Elektrolisis
Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi
melalui proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult.
Sel elektrolisis terbuat dari Baja. Sebagai anode digunakan batang
grafit, sedangkan katodenya adalah wadah sel yag terbuat dari Baja yag
berlapis grafit. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan
dalam lelehan kriolit (Na3AlF6).
Jika larutan berisi basa yang lebih kuat seperti CO 3 2- atau S2-
akan terbentuk
endapan hidroksida.
[Al(H2O)6]3+ + 3CO
3
2-
2[Al(OH)3(H2O)3] + 3H2CO3+
Reaksi yang sama juga terjadi jika ditambah NaOH (basa lebih
Jika NaOH berlebih, maka NaOH akan larut. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
Dapat mereduksi Fe2O3 disertai pelepasan panas yang besar (proses Alumino
thermi), untuk mengelas baja :
Gambar 2.8 Bauksit, sepanjang 4 cm dan ditambang di Little Rock, Arkansas, Amerika Serikat.
(Sumber :http://lib.znate.ru/docs/index-106476.html)
27
Isotop aluminium yang terdapat di alam adalah isotop Al, dengan
persentase sebesar 99,9%. Isotop 26Al juga terdapat di alam meski dalam jumlah
yang sangat kecil. Isotop 26Al merupakan radioaktif dengan waktuparuh sebesar
720000 tahun. Isotop aluminium yang sudah ditemui saat ini adalah aluminium
dengan berat atom relatif antara 23 hingga 30, dengan isotop 27Al merupakan
isotop yang paling stabil.
Difusi atom di tentukan oleh macam atom, tetapi pada umumnya sangat
lambat pada temperature biasa dengan pencelupan dingin kekosongan atom
tetap ada, jadi dengan berjalannya waktu struktur atom bisa berubah, yang
menghasilkan perubahan sifat-sifatnya. Perubahan sifat-sifat dengan berjalannya
waktu pada umumnya di namakan penuaan. Apabila proses itu berjalan pada
temperature kamar di namakan penuaan ilmiah, sedangkan apabila proses itu
terjadi pada temperatur lebih tinggi dinamakan penuaan buatan.
2. Ringan, tahan korosi, dan tidak beracun, maka digunakan untuk alat-alat
rumah tangga, seperti panci, wajan, dan lain-lain.
(Sumber : http://www.blogspot.com)
4. Daya hantar listrik 2 kali lebih besar dari tembaga, maka aluminium
digunakan sebagai kabel pada tiang listrik.
5. Paduan aluminium dengan logam lain menghasilkan logam yang kuat dan
tegar, seperti duralim (campuran Al, Cu, dan Mg) digunakan untuk rangka
bangunan
6. Tawas digunakan untuk proses penjernihan air dan pengolahan tahu
2. Senyawa Aluminium
3.1 Kesimpulan
Aluminium ialah unsur kimia dengan lambangnya ialah Al, dan nomor
atomnya 13 dan termasuk logam yang paling berlimpah.
Achmad, Hiskia.2001. Kimia Unsur dan Radio Kimia. Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti