Anda di halaman 1dari 6

Siti Nur Indah, Yusuf Aulia Rahman dan Giska Tri Putri | Perempuan 55 Tahun Dengan Reumatoid Atritis

Perempuan 55 Tahun Dengan Reumatoid Atritis


Siti Nur Indah1, Giska Tri Putri2, Yusuf Aulia Rahman3
1Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit inflamasi kronis dengan etiologi yang tidak diketahui yang ditandai oleh
poliartritis perifer, simetris. Penyakit ini adalah bentuk paling umum dari arthritis inflamasi kronis dan sering menyebabkan
kerusakan sendi dan cacat fisik. Pada laporan kasus ini menggambarkan suatu kasus rheumatoid arthritis dengan gambaran
klinis yang khas beserta alur diagnosis dan terapinya.

Kata kunci: rheumatoid arthritis, rheumatoid faktor

A 55 Years Old Woman With Rheumatoid Arthritis


Abstract
Rheumatoid arthritis (RA) is an inflammatory disease with unknown etiology characterized by peripheral, symmetrical
polyarthritis. This is the most common thing arthritis inflammatory disease and often causes joint damage and physical
disability. In this case report describes a case of rheumatoid arthritis with distinctive clinical presentation, with diagnostic
and treatments.

Keywords: rheumatoid arthritis, rheumatoid factor

Korespondensi: Siti Nur Indah, alamat: jl. Sumantri Brojonegoro Lk 001 Gedong Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung, HP:
082186662432, email: sitinurindah26@gmail.com

Pendahuluan panjang penderita.5 Hal ini dapat diakibatkan


Penyakit rheumatoid arthritis (RA) oleh stres, merokok, faktor lingkungan dan
merupakan salah satu penyakit autoimun dapat pula terjadi pada anak karena faktor
berupa inflamasi arthritis pada pasien keturunan.6
dewasa.1 Rasa nyeri pada penderita RA pada RA pada umumnya sering di tangan,
bagian sinovial sendi, sarung tendo, dan bursa sendi siku, kaki, pergelangan kaki dan lutut.
akan mengalami penebalan akibat radang yang Nyeri dan bengkak pada sendi dapat
diikuti oleh erosi tulang dan destruksi tulang berlangsung dalam waktu terus-menerus dan
disekitar sendi hingga dapat menyebabkan semakin lama gejala keluhannya akan semakin
kecacatan.2 Gejala khas dari kondisi ini adalah berat. Keadaan tertentu, gejala hanya
adanya poliartritis yang bersifat simetris dan berlangsung selama beberapa hari dan
persisten yang dapat terjadi pada kedua kemudian sembuh dengan melakukan
tangan dan kaki, meskipun sendi-sendi lain pengobatan.7 Rasa nyeri pada persendian
yang terdapat membrane synovial juga dapat berupa pembengkakan, panas, eritema dan
terpengaruh. Organ-organ ekstra-artikuler juga gangguan fungsi merupakan gambaran klinis
dapat terpengaruh antara lain kulit, jantung, yang klasik untuk rheumatoid arthritis.
paru, dan mata namun demikian, kebanyakan Persendian dapat teraba hangat, bengkak,
penyakit rematik berlangsung kronis, yaitu kaku pada pagi hari berlangsung selama lebih
sembuh dan kambuh kembali secara dari 30 menit.8 Pola karakteristik dari
berulangulang sehingga menyebabkan persendian yang terkena adalah : mulai pada
kerusakan sendi secara menetap pada persendian kecil di tangan, pergelangan, dan
penderita RA.3 kaki. Secara progresif mengenai persendian,
Pemahaman terhadap RA berkaitan lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki,
dengan komorbiditas dan mortalitas dini,4 tulang belakang serviks, dan
membuat penatalaksanaan RA harus agresif temporomandibular. Adapun tanda dan gejala
dan sedini mungkin sehingga mampu yang umum ditemukan atau sangat serius
meningkatkan hasil jangka pendek maupun terjadi pada lanjut usia, yaitu: sendi terasa

Majority | Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2019 | 152


Siti Nur Indah, Yusuf Aulia Rahman dan Giska Tri Putri | Perempuan 55 Tahun Dengan Reumatoid Atritis

kaku pada pagi hari dan kekakuan pada daerah bilateral ec artritis. Hasil foto pedis tampak
lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki, penyempitan sela sendi interphalangeal digiti
juga pada jari-jari, mulai terlihat bengkak V pedis bilateral ec artritis. Hasil foto sendi
setelah beberapa bulan, bila diraba akan bahu/ shoulder joint tampak bayangan opak
terasa hangat, terjadi kemerahan dan terasa proksimal humerus dextra.
sakit/nyeri, bila sudah tidak tertahan dapat Pasien ini didiagnosis dengan
menyebabkan demam dan dapat terjadi rheumatoid arthritis. Skor derajat keparahan
berulang. penyakit pada pasien saat diagnosis adalah 7
dengan rincian keterlibatan sendi 3, serologi 2,
Kasus reaktan fase akut 1, dan durasi dari gejala 1,
Pasien perempuan, 55 tahun dengan sehingga pasien memenuhi kriteria definitif
keluhan nyeri sendi inflamatif di sendi bahu, RA.
kedua tangan, kedua kaki yang mengganggu Penatalaksanaan farmakologis yang
aktivitas. Anggota keluarga tidak ada yang diberikan adalah methylprednisolone 3x8 mg,
mengalami sakit sendi dengan gelaja yang CaCo3 3x500 mg, vitamin D3 1x400 IU,
sama. Pada pemeriksaan fisik secara umum methotrexate 1x7,5 mg.
kondisi stabil.
Pembahasan
Rheumatoid arthritis (RA) adalah
penyakit inflamasi kronis dengan etiologi yang
tidak diketahui yang ditandai oleh poliartritis
perifer, simetris. Penyakit ini adalah bentuk pal
ing umum dari arthritis inflamasi kronis dan
sering menyebabkan kerusakan sendi dan
cacat fisik. Dikarenakan penyakit ini adalah
penyakit sistemik, maka RA dapat
(a) (b) menghasilkan berbagai manifestasi
ekstraartikular, termasuk kelelahan, nodul
subkutan, keterlibatan paru-paru, perikarditis,
neuropati perifer, vaskulitis, dan kelainan
hematologi. 9
Etiologi RA tidak sepenuhnya dapat
ditegakan dan cenderung multifaktorial. RA
dikaitkan dengan genetik, respons imun
individu dan agen tertentu yang mungkin
berasal dari bakteri atau virus, dimana
semuanya memainkan peran. RA dikaitkan
(c) dengan berbagai macam variasi human
Gambar 1. (a) Foto manus (b) Foto pedis (c)Foto leukocyte antigen (HLA)-DR gene yang disebut
sendi bahu menunjukkan gambaran osteoporosis epitop bersama. Kehadiran epitop bersama
juxta artikular dan penyempitan celah sendi terkait dengan kerentanan dan keparahan RA
pada beberapa populasi. Antigen artrogenik
Pada pemeriksaan laboratorium yang diduga belum dijelaskan, meskipun
didapatkan LED 109 mm/jam, rheumatoid mungkin banyak antigen eksogen atau
factor positif, HbsAg rapid non reaktif. endogen yang dapat memicu penyakit.10
Pemeriksaan HbsAg pada pasien dilakukan Secara patologis, sinovitis adalah ciri
untuk mengetahui tingkat resiko pemberian khas dari penyakit ini. Pembentukan pembuluh
terapi imunosuprean yang akan diberikan. darah baru menonjol pada penyakit awal, dan
Hasil foto thorax menunjukkan tidak membran sinovial yang biasanya tipis menjadi
ditemukan adanya TBC sehingga pasien dapat hipertrofik. Peradangan sinovial ditandai
diberikan imunosupresan. dengan masuknya sel CD4+. Pelepasan sitokin
Hasil foto manus tampak penyempitan lokal membantu memediasi kerusakan jaringan
sela sendi distal interphalangeal digiti 1 manus

Majority | Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2019 | 153


Siti Nur Indah, Yusuf Aulia Rahman dan Giska Tri Putri | Perempuan 55 Tahun Dengan Reumatoid Atritis

dengan degradasi kartilago dan, akhirnya, erosi memiliki setidaknya satu sendi dengan sinovitis
tulang.10 klinis yang tidak dapat dijelaskan oleh penyakit
Diagnosis RA sangat penting saat ini lain. Skor ≥6 memenuhi persyaratan untuk RA
terutama terkait penatalaksaan dengan yang pasti. Penelitian tersebut dapat dilihat
disease-modifying antirheumatic drugs pada tabel di bawah ini
(DMARDs) dan obat agen biologik yang lebih
baru telah terbukti meningkatkan hasil. Kriteria Tabel 2. Kriteria Klasifikasi Reumatoid Atritis
diagnostik dari American College of Skor
Rheumatology ditunjukkan dalam Tabel 1. Keterlibatan 1 sendi besar 0
Inflamasi simetris poliartritid dengan Sendi 2-10 sendi besar 1
keterlibatan sendi kecil terjadi pada semua 1-3 sendi kecil 2
(MCP,PIP,MTP, sendi
pasien. Kebanyakan pasien datang dengan
pergelangan tangan)
onset kronik selama berminggu-minggu sampai 4-10 sendi kecil 3
berbulan-bulan, tetapi beberapa pasien >10 sendi 5
(sekitar 10%) mengalami onset akut selama Serologi RF (-) dan ACPA (-) 0
beberapa hari. Sendi kecil di tangan dan RF (+) rendah dan ACPA (+) 2
pergelangan tangan paling sering terlibat sejak rendah
dini, tetapi beberapa pasien mungkin datang RF (+)tinggi dan ACPA (+) 3
dengan monoartritis. Diagnosis bisa sulit pada tinggi
tahap awal, dan pasien dengan nyeri sendi Reaktan CRP normal dan LED normal 0
kronis perlu ditinjau kembali secara teratur.10 Fase Akut CRP tidak normal dan LED
tidak normal 1
Tanda dan gejala termasuk nyeri sendi;
Durasi Dari <6 minggu 0
pembengkakan sendi dengan sinovitis Gejala >6 minggu 1
(penebalan dan cairan sinovial); kekakuan *ACPA, anti-citrullinated peptide antibodies; CCP, cyclic
sendi, keadaan lebih buruk terjadi pada pagi citrullinated peptides;CRP, C-reactive protein; ESR, erythrocyte
sedimentation rate; IP, interphalangeal joint; MCP,
hari; sendi yang biasanya hangat, kadang- metacarpophalangeal joint; MTP, metatarsophalangeal joint;
kadang eritematous; jangkauan gerak terbatas; PIP, proximal interphalangeal joint; RF, rheumatoid factor; ULN,
nodul pada ekstensor lengan bawah; demam upper limit of normal.
ringan dalam beberapa kasus, malaise dan
kelelahan. Manifestasi ekstra-artikular terjadi Pada pasien ini ditemukan adanya
pada pasien dengan penyakit yang lebih berat peradangan sendi di lebih dari 3 area sendi
dan mungkin termasuk sindrom Sjögren, seperti di daerah pundak, telapak tangan dan
episkleritis atau skleritis, pleuritis, nodul paru, kaki yang tejadi selama 2 bulan. Ditemukan
fibrosis pulmonal, perikarditis, rheumatoid adanya artritis di sendi tangan yang terjadi
vaskulitis dan sindrom Felty.10 secara simetris. Pasien juga mengeluhkan
adanya gangguan nyeri pada pagi hari dan
Tabel 1. Kriteria Klasifikasi Reumatoid Atritis terjadi perbaikan bila telah melakukan
menurut American College of Rheumatology aktivitas. Pemeriksaan faktor rheumatoid juga
No Kriteria RA menunjukan hasil postif. Pada pemeriksaan
1 Morning stiffness lebih dari 1 jam radiologi ditemukan adanya penyempitan
2 Artritis pada 3 atau lebih area sendi celah synovial dengan gambaran erosi. Bila
3 Artritis pada sendi tangan mengacu pada kriteria klasifikasi artritis
4 Artritis terjadi simetris reumatoid menurut American College of
5 Nodul rematoid
Rheumatology maka didapatkan skor 6.
6 Serum faktor rheumatoid
Sedangkan bila mengacu pada klasifikasi yang
7 Gambaran radiologi: erosi atau
osteopenia periartikular tegas kedua ditemukan adanya keterlibatan sendi 4
*Pasien didiagnosa rheumatoid artritis bila terdapat 4 dari 7 – 10 sendi bilateral (skor 3), Faktor rheumatoid
kriteria positif tetapi tidak dijelaskan rendah atau
tingginya (skor 2 atau 3), nilai LED LED 109
Aletaha et al (2010) dalam Fauci et al. mm/jam (skor 1) dan durasi penyakit selama 2
(2012) mengemukakan klasifikasi kriteria sampai 6 bulan (skor 1), maka didapatkan skor
artritis rheumatoid pada tabel 2. Kriteria ini rheumatoid sebesar 7 sampai 8. Berdasarkan
ditujukan untuk klasifikasi pasien baru yang

Majority | Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2019 | 154


Siti Nur Indah, Yusuf Aulia Rahman dan Giska Tri Putri | Perempuan 55 Tahun Dengan Reumatoid Atritis

literatur, maka diagnosa pada pasien ini telah pemberian tirah baring, serta minum obat
sesuai. teratur, farmakologis yang diberikan adalah
Prinsip tatalaksana pada pasien RA methylprednisolone 3x8 mg, CaCo3 3x500 mg,
harus ditujukan untuk mengendalikan vitamin D3 1x400 IU, methotrexate 1x7,5 mg.
peradangan secepat mungkin. Ini mungkin Bila mengacu pada literatur yang ada, terapi
membutuhkan penggunaan kortikosteroid yang telah diberikan telah sesuai.
untuk onset cepat mereka (dosis oral awal 30 Terapi reumatoid atritis menurut
mg prednisolon atau 120 mg i guideline ACR 2015 adalah sebagai berikut:1
metilprednisolon dapat digunakan). Steroid
harus cepat meruncing untuk mencegah efek Tabel 3. Guideline Tatalaksana Reumatoid Atritis
samping yang signifikan.9 berdasarkan ACR (American College of
Selain itu, disease-modifying Rheumatology) 2015
antirheumatic drugs (DMARDs) harus dimulai Kategori Obat Deskripsi
pada saat ini. Pilihan pertama sekarang Metotreksat Digunakan secara oral
atau subkutan
methotrexate pada dosis 10-25 mg / minggu.
(DMARD).
Ini dapat digunakan awalnya sendiri atau DMARDs DMARDs tradisional /
dalam kombinasi dengan sulfassalazine dan konvensional termasuk
hydroxychloroquine. Leflunomide juga dapat HCQ, LEF, MTX, atau
dipertimbangkan jika metotreksat tidak SSZ (tidak termasuk
ditoleransi. Emas dan penicillamine azathioprine,
berhubungan dengan efek samping yang cyclosporine,
signifikan dan sekarang sangat jarang minocycline dan
digunakan.9 emas), tidak termasuk
Kontrol rasa sakit dan kekakuan dengan tofacitinib, yang
dianggap terpisah.
obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID)
Monoterapi DMARDs Paling sering
mungkin diperlukan, mempertahankan tonus didefinisikan sebagai
otot dan mobilitas sendi dengan program penggunaan
latihan yang seimbang, dan saran umum untuk monoterapi MTX,
mengatasi aktivitas kehidupan sehari-hari. Jika tetapi mungkin juga
tidak ada respons yang memuaskan terhadap SSZ, HCQ, atau LEF.
DMARD adalah bijaksana untuk beralih ke Terapi DMARD ganda MTX + SSZ, MTX+HCQ,
terapi biologis seperti inhibitor TNF seperti SSZ+HCQ, atau
infliximab, etanercept, golimumab, kombinasi dengan LEF
certolizumab dan adalimumab. Terapi biologis Terapi tiga DMARD MTX + SSZ + HCQ.
Terapi kombinasi Terapi DMARD
lainnya termasuk inhibitor dari costimulation
DMARD tradisional /
cel-T inhibitor (abatacept), IL-6 (tocilizumab) konvensional ganda
dan terapi depleting sel-B (rituximab).9 atau tiga.
Tindakan tambahan termasuk suntikan Tofacitinib Molekul kecil sintetik
persiapan kortikosteroid ke dalam sendi yang oral
meradang dan selubung tendon. Kadang- Biologis Biologis TNFi atau non-
kadang dikhawatirkan bahwa suntikan TNF biologis (tidak
tersebut dapat menyebabkan kerusakan tulang termasuk anakinra)
rawan atau tendon artikular. Namun, ada Biologi TNFi Adalimumab, pegol
sedikit bukti bahwa mereka berbahaya, certolizumab,
etanercept,
asalkan mereka digunakan dengan hemat dan
golimumab, atau
dengan tindakan pencegahan penuh terhadap infliximab.
infeksi. Istirahat yang lama dan imobilitas Biologis non-TNF Abatacept, rituximab,
kemungkinan akan melemahkan otot dan atau tocilizumab (tidak
mengarah ke prognosis yang lebih buruk. termasuk anakinra).
Namun, beberapa belat dapat membantu pada Glukokortikoid dosis Prednison <10 mg /
setiap tahap penyakit.9 rendah hari (atau setara).
Pada pasien ini telah dilakukan Glukokortikoid dosis Prednison > 10 mg /
penatalaksanaan non farmakologis dengan tinggi hari prednison (atau

Majority | Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2019 | 155


Siti Nur Indah, Yusuf Aulia Rahman dan Giska Tri Putri | Perempuan 55 Tahun Dengan Reumatoid Atritis

setara) dan hingga 60 Simpulan


mg / hari dengan Artritis rheumatoid cukup sering
lancip cepat. ditemukan. Penegakkan diagnosis
Glukokortikoid jangka <3 bulan pengobatan menggunakan skrining klinis, laboratorium,
pendek
*ACR: American College of Rheumatology; RA:
dan radiologis. Pengobatan bertujuan
rheumatoid arthritis; EULAR: European League Against mengendalikan perjalanan penyakit, tidak
Rheumatism; DAS: Disease Activity Score; DMARD: disease- menyembuhkan.
modifying antirheumatic drug; HCQ: hydroxychloroquine; LEF:
leflunomide; MTX: methotrexate; SSZ: sulfasalazine; TNFi: tumor
necrosis factor inhibitor. Daftar Pustaka
1. Singh J, Saag K, Bridges L, Aki E,
Pengobatan pasien AR memerlukan Bannuru R. 2015 American
pemantuan aktivitas penyakit yang baik college of rheumatology guideline for
melalui evaluasi klinis maupun laboratorium the treatment of rheumatoid arthritis,
dengan menggunakan skor seperti Disease arthritis care & research. American
Aktivity Score 28 (DAS28) atau kriteria remisi College of Rheumatology; 2015.
dari ACR 1987. Pengukuran LED atau CRP 2. Yazici Y, Simsek I. Treatment options for
merupakan kunci untuk pemantauan rhematoid arthritis beyond TNF-Alpha
penyakit.12 Namun pada pasien ini tidak inhibitors. Expert Rev Clin Phamrcol.
dilakukan pengukuran skor DAS28 awal 2010;3: 663-666.
sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran 3. Muchid A. Pharmaceutical care untuk
skor DAS28 akhir setelah pengobatan. pasien penyakit arthiritis rematik. Izkafiz.
Jakarta: Direkloral Bina Farmasi
Tabel 4. Nilai ambang batas aktivitas penyakit Komunitas dan Klinik, Ditjen Bina
Artritis Reumatoid berdasarkan nilai Disease Kefarmasian dan Alat Kesehatan; 2006
Aktivity Score (DAS28) 4. Sokka T, B. Abelson, & T. Pincus. Mortality
Aktivitas Nilai DAS28- Nilai DAS28- in Rematoid Arthitis. Clin Exp Rheumatol.
penyakit LED CRP
2008;26: 35-36.
Remisi ≤ 2,6 ≤ 2,3
Rendah ≤ 3,2 ≤ 2,7
5. Yazici YT, Sokka H, Kautiainen,
Sedang > > 3,2 s/d ≤ >2,7 s/d ≤ Swearingen I, Kulman, Pincus. Longterm
5,1 4,1 safety of methotrexate in routine clinical
Tinggi > 5,1 > 4,1 care: discontinuation is unusual and
rarely due to laboratory abnormalities.
Kriteria AR menurut ACR 1987 dikatakan Ann Rheum Dis. 2005;64: 207-211.
dalam remisi klinis apabila : 6. Brooke MP. Rheumalology. Med J
1. Lama keluhan kaku sendi tidak lebih dari 15 Australia. 2014;160: 374-377.
menit 7. Tobon GJ, Youinou P, Saraux A. The
2. Tanpa keluhan kelelahan environment, geoepidemiology, and
3. Tanpa keluhan nyeri sendi autoimmune disease: rematoid arthritis. J
4. Tanpa adanya tenderness atau nyeri gerak Autoimmun. 2010;35: 10-4.
sendi 8. Smeltzer S, Bare B. Buku ajar
keperawatan medikal bedah Brunner dan
5. Tanpa ada pembengkakan jaringan sekitar
Suddarth. Edisi ke-8. Jakarta: Penerbit
sendi
Buku Kedokteran EGC; 2002.
6. LED (cara Westergren) kurang dari 20 mm
9. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Loscalzo J,
pada pria dan kurang dari 30 mm pada
Hauser SL, et al. Harrison’s principles of
wanita
internal medicine. 18th Edition. New York:
McGraw Hill; 2012.
Disebut remisi bila memenuhi 5 atau
10. Runge MS, Greganti MA. Netter’s internal
lebih kriteria diatas dan berlangsung selama 2
medicine. 2nd Edition. Philadelphia USA:
bulan atau lebih secara terus-menerus.13
Saunders Elsevier; 2009.
11. Solomon L, Warwick D, Nayagam S.
Apley’s system of orthopedics and

Majority | Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2019 | 156


Siti Nur Indah, Yusuf Aulia Rahman dan Giska Tri Putri | Perempuan 55 Tahun Dengan Reumatoid Atritis

fractures. Ninth Edition. London:


Butterworth Heineman; 2010
12. Perhimpunan Rematologi Indonesia.
Diagnosis dan pengelolaan artritis
reumatoid. Bandung: Perhimpunan
Reumaologi Indonesia; 2014

Majority | Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2019 | 157

Anda mungkin juga menyukai