Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, Karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini
saya membahas tentang dampak cacing tanah terhadap pertumbuhan
tanaman bawang merah.

Makalah ini dibuat dengan beberapa observasi dan beberapa


bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan
dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalahini.

Saya masih menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang


mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, kami meminta pembaca
untuk memberi saran serta kritik yang dapat membantu kami.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.


D AF T A R I S I
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cacing tanah adalah cacing berbentuk tabung dan
tersegmentasi dalam filum Annelida. Mereka umumnya ditemukan
hidup di tanah. Selama ini cacing tanah diketahui hanya tinggal di
dalam tanah dan memakan bahan organik hidup dan mati. Cacing
merupakan makhluk yang dapat menggemburkan tanah sehingga
dimungkinkan cacing dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Bawang merah adalah salah satu tanaman sayur yang


mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain itu,
bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang
merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa
hormon auksin dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah
sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat
karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa
alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam
piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat
bakterisida.

Beberapa syarat tumbuh bawang merah adalah Tanah Gembur,


subur, Berbahan Organik, PH tanah 5.6 – 6.5, dengan Ketinggian
0 - 600 mdpl, Kelembaban 50-70 %, serta • Suhu 25-32 “C.
Dengan suhu daerah Banten yang terbilang panas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian penanaman bawang merah dengan
bantuan cacing tanah.

B . B a t a s a n M a s a l a h D a n R um u s a n M a s a l a h
1. Bagaimana Pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan
tanaman bawang merah

C . T u j u a n D a n M a n f a a t P en e l i t i a n
1. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan


tanaman bawang merah.

2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan
informasi mengenai pengaruh-pengaruh cacing tanah terhadap
pertumbuhan bawang merah.

D. Hipotesa
H0 = Cacing tanah tidak dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman bawang merah

H1 = Cacing tanah dapat mempengaruhi Pertumbuhan


tanaman bawang merah dalam sisi negatif maupun positif
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penjelasan Bawang Merah


Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum (L) Back )
merupakan sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan
di dunia, berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan
di sebelah utaranya, kemudian dibudidayakan di daerah dingin,
sub-tropis maupun tropis. Umbi bawang dapat dimakan mentah,
untuk bumbu masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat
dijadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula digunakan untuk
campuran sayur.

Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk


tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung
dan pangkal tangkai mengecil dan di bagian tengah menggembung,
bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya. Tangkai
tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri
dan mencapai 30–50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga
sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik.
Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut
carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang
tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk bulat dengan ujung
tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat
digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.

Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam


folat. Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat
besi. Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami
berupa hormon auksin dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah
adalah sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai
obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin.
Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi
asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang
bersifat bakterisida.

Syarat tumbuh = Tanah Gembur, subur, Berbahan Organik, PH


tanah 5.6 – 6.5, dengan Ketinggian 0 - 600 mdpl, Kelembaban 50-70
%, serta • Suhu 25-32 “C
B. Penjelasan Cacing Tanah
Cacing tanah adalah cacing berbentuk tabung dan
tersegmentasi dalam  filum Annelida. Mereka umumnya ditemukan
hidup di tanah, memakan bahan organik hidup dan mati.
Sistem pencernaan berjalan melalui panjang tubuhnya. Cacing
tanah melakukan respirasi melalui kulitnya. Cacing tanah memiliki
sistem transportasi ganda terdiri dari cairan  selom yang bergerak
dalam selom yang berisi cairan dan sistem peredaran darah
tertutup sederhana. Memiliki sistem saraf pusat dan perifer.
Sistem saraf pusat terdiri dari dua ganglia atas mulut, satu di
kedua sisi, terhubung ke tali saraf berlari kembali sepanjang
panjangnya ke neuron motor dan sel-sel sensorik di setiap segmen.
Sejumlah besar kemoreseptor terkonsentrasi di dekat mulutnya.
Otot melingkar dan longitudinal di pinggiran setiap segmen
memungkinkan cacing untuk bergerak. Set yang sama otot garis
usus, dan tindakan mereka memindahkan makanan mencerna
menuju anus cacing.[2]
Cacing tanah adalah hermafrodit - masing-masing individu
membawa kedua organ seks pria dan wanita. Mereka tidak
memiliki kerangka internal atau eksoskeleton, tetapi mempertahankan
struktur mereka dengan ruang coelom cairan yang berfungsi
sebagai rangka hidrostatik.
"Cacing tanah" adalah nama umum untuk anggota terbesar
dari Oligochaeta (yang merupakan kelas atau upakelas tergantung
pada penulis). Dalam sistem klasik, mereka ditempatkan dalam ordo
Opisthopora, atas dasar pori-pori jantan membuka posterior ke pori-
pori betina, meskipun segmen jantan internal anterior ke betina.
Studi kladistik teoretis telah menempatkan mereka, sebaliknya, dalam
subordo Lumbricina dari ordo Haplotaxida, tetapi ini mungkin lagi
segera berubah.
Cacing tanah darat yang lebih besar juga disebut  megadriles (atau
cacing besar), yang bertentangan dengan microdriles (atau cacing
kecil) di familia semiakuatik  Tubificidae, Lumbriculidae,
dan Enchytraeidae, antara lain. Megadriles ditandai dengan memiliki
klitelum yang berbeda (yang lebih luas daripada microdriles) dan
sistem vaskular dengan kapiler benar.
BAB III

METODE PENELITIAN DAN HASIL

A. Metode Penelitian

Anda mungkin juga menyukai