Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah Dosen Pembimbing

Profesi Dan Etika Keguruan Elvi Yenti S,Pd M,Si

REFLEKSI DALAM TUGAS DAN PENGEMBANGAN PROFESI


MELALUI ORGANISASI

Oleh:

NUR AMELIA
NIM: 11910720101
WIDYA ULFA
NIM: 11910720103
YEPI GUSNITA
NIM: 11910720420

Kelas: Pendidikan Kimia/III/C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN SYARIEF KASIM RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami ucapkan kepada keharirat Allah SWT yang telah memberikan kami
kesehatan, keselamatan dan kemudahan serta hidayah-Nya kepada kami dalam mengerjakan
makalah mata kuliah “Profesi Dan Etika Keguruan” dengan baik. Sholawat dan salam tak
bosan-bosanya kami ucapkan kepada arwah junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa pedoman hidup kita yakni AL-QUR’AN dan HADITS untuk
keselamatan Dunia dan Akhirat.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Profesi Dan Etika Keguruan di
program studi Pendidikan Kimia di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saranya supaya kami bisa lebih
baik lagi kedepanya.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu kami dalam
penyusunan makalah ini, khususnya Dosen pembimbing mata kuliah. Mudah.-mudahan
makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Amiin Ya Robbal’alamiinn ……

Pekanbaru, 1 November 2020

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI III
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 2
3 Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Refleksi Dalam Tugas 3
2. Berbagai Bentuk Refleksi Profesional 4
3. Berbagai Organisasi Profesi Pendidikan 5
4. Manfaat Organisasi Profesi Bagi Guru 7
5. Fungsi Organisasi Profesi Pendidikan 8
6. Tujuan Organisasi Profesi Pendidikan 9
BAB III PENUTUP
1 Kesimpulan 12
2.Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13

III
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab,
Mengapa kemampuan melakukan refleksi professional itu dipandang amat
penting dalam kajian keprofesionalan pelayanan bantuan? Jawabannya yang paling
mendasar dapat dikatakan bahwa tugas pekerjaan helping profession itu sangat erat
dengan masalah dengan kelangsungan hidup dan nasib masa depan klien atau
customer.
Fishbein dan Ajzen, mejelaskan bahwa orang akan menunjukkan tiga dimensi
kemungkinan kecenderungan arah sikap terhadap suatu hal yang dihadapinya,
termasuk profesi kependidikan atau keguruan di dalamnya.
Kecenderungan pertama, orang akan menerima kenyataan apa adanya. Dengan
kemungkinan ia menerima sepenuhnya (strongly agree, sangat setujuh), atau
menerima seperlunya (agree, setujuh), atas objek yang disikapinya. Kecenderungan
kedua, orang sebliknya akan menolak (disagree, tidak setuju) bahkan munkin secara
sadar atau tidak sadar sangat menolak (strongly disagree, sangat tidak setuju) terhadap
suatu hal yang dihadainya. Kecendeungan ketiga, seseorang itu
kemungkinan menyikapi suatu hal yang dihadapinya dengan diliputi keragu-raguan
(embivancies).
Organisasi profesi guru di Indonesia yang paling tua adalah Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI). Dalam UU No 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6 bahwa
“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan”
Pembahasan tentang profesi melibatkan beberapa istilah yang berkaitan, yaitu,
profesi, profesionalitas, profesiona, profesionalisasi, dan profesionalisme. Profesi
menunjukan pada suatu pelayanan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung
jawab, dan kesetian terhadapnya.
Organisasi profesi kependidikan selain sebagai ciri suatu profesi
kependidikan, sekaligus juga memiliki fungsi, yakni berfungsi sebagai pemersatu
seluruh anggota profesi dalam kiprahnya mejalankan tugas keprofesiannya, dan
memiliki fungsi peningkatan kemampuan professional profesi.

1
2. RUMUSAN MASALAH
1.Apa Pengertian Refleksi Dalam Tugas?
2.Bagaimana Bentuk Refleksi Profesional?
3.Apa Saja Organisasi Profesi Pendidikan?
4.Apa Manfaat Organisasi Profesi Bagi Guru?
5.Apa Fungsi Organisasi Profesi Pendidikan?
6.Apa Tujuan Organisasi Profesi Pendidikan?

3. TUJUAN
1.Agar mahasiswa mengetahui Arti atau Pengertian Refleksi Dalam Tugas.
2.Agar mahasiswa mengetahui Berbagai Bentuk Refleksi Profesional.
3.Agar mahasiswa mengetahui Apa Saja Organisasi Profesi Pendidikan.
4.Agar mahasiswa mengetahui Manfaat Organisasi Profesi Bagi Guru.
5.Agar mahasiswa mengetahui Fungsi Organisasi Profesi Pendidikan.
6.Agar mahasiswa mengetahui Tujuan Organisasi Profesi Pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Refleksi Dalam Tugas


Kata refleksi berasal dari bahasa latin yagn berarti to bend or to trun back. Dalam
konteks pendididan reflesksi diartikan sebagai suatu proses berfikir kembali sehingga
dapat di interpretasikan atau dianalisis. Refleksi merupakan konsep yang sering
dikenal setiap hari. Kita harus bisa membedakannya khususnya dalam pendidikan
dalam pengertian biasa orang mengatakan refleksi merupakan melihat kembali
kebelakang. Tetapi dalam pendidikan refleksi dimaknai dengan berfikir melalui
pemahaman dan pembelajaran. Refleksi ini merupakan suatu cara yanga bagus dalam
pendidikan keguruan unuk membantu mahasiswa menghadapi masalah dan isu yang
rumit pada kehidupan nyata.
Pada beberapa pekerja propesional diharapkan melakukan refleksi terhadap apa
yang mereka lakukan dan bagaimana melakukannya sehingga lebih baik dimasa yang
akan datang. Refleksi hususnya dapat menghasilakn perubahan tindakan bahwa
menyusun kembali pembelajaran.schon membagi refleksi menjadi dua
1. Reflektion onaction
Refleksi ini terjadi ketika pengalaman yang dihadapi dalam prektek kemudian
memikirkan bagaimana lebih baik dimasa yang akan datang.refleksi ini dilakukan
setelah pengalaman terjadi
2. Reflection in action
Terjadi ketika sedang praktek kemudian terfikirkan melakukan lebih baik
berdasarkan pengalaman yang lalu.
Ada beberapa model yaitu :
1. Kolb learning cycle 1984
2. Refleksi menurut jhon 1994
3. Model dasar refleksi
4. Model ALTACT (action, looking back on actiom, awareness of essential
aspect, creating alternative method of action)
5. Model atkins dan murphis 1994
6. Onion model
7. Discrol model
Untuk melakukan cara refleksi ini kita harus memilih salah satu model di atas.
Model yang biasanya digunakan oleh para pengajar di dalam refleksi adalah model
ALACT action, looking back on actiom, awareness of essential aspect, creating
alternative method of action. Langkah langkah ALACT :
1. Action
Tahap pertama adalah tindakan yang dilakukan sebagai pengalama. Tahap ini
membantu kita untuk mendapatkan pengalaman.
2. Looking back on the action
Tahap kedua ini adalah tahap yang melihat kembali kebelakang terhadap tindakan
yang telah dilakukan, memikirkan lagi apa yang akan di capai dan dilakukan.
3
3. Awareness of eesential aspect
Tahap ini bertujuan untuk menilai kualitas keputusan situasi yang nyata dan
mengatasi keterbatasan tidakan. Aspek ini adalah tahap ketigalah perhatian,
empati, penerimaan kesungguhan, kenyataan.
4. Creatinf alternative methot of action
Semua keterampilan atau pengalaman sebelumnya, dapat membantu menemukan
dan memilih solusi.
5. Trial
Melanjutkan proses pembelajaran tindakan lebih baik.1

2. Berbagai Bentuk Refleksi Profesional


Berbagai bentuk refleksi propesinal, orang orang bijak mengatakan bahwa
``pengalama iru merupakan guru yang utama``. Demikian juga peribahasa
mengatakan bahwa ``keledai itu tidak pernah terantuk dua kali pada batu yang sama``.
Kedua ungkapan itu mengandung makna yang serupa ialah bahwa orang sukses itu
senantiasa mampu untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang pernah
dijalaninya kemudian ia berupaya tidak mengulangi lagi perbuatan atau tindakan yang
di pandang salah keliru atau kurang terpuji ,menyimpang bahkan mungkin dapat
merugikan pihak-pihak berkepentingan. Kemampuan seseorang untuk sanggup dan
merenungkan, memahami dan menyadari pengalaman –pengalaman masa lalu dlam
hidupnya itulah merupakan hakiki refleksi diri. Kemampuan seperti itu teramat
penting bagi mereka yang mengemban tugas- tugas propesinal terutama yagn
termasuk kategori helping propession atau propesi pelayanan bantuan seperi dokter,
psikiater, guru-guru dan lain –lain.2
Mochtar bukhori menekankan betapa pentingnya kemampuan refleksi
propesional itu dimiki oleh pengemban tugas kependidikan, khususnya para guru.
Urgensi refeleksi propesional itu dibagi bidang propesi keguruan lebih mendasar lagi
dengan memperhatikan pertimbangan berikut:
1. Universal telah diakui bahwa bidang pekerjaan kependidikan itu sebagai sebagai
suatu propesi namun posisinya masih belum sepenuhnya. Perkembangan iptek
sangat mempengaruhi bidang propesi kependidikan dan keguruan.
2. Seirama dengan kemajuan dan sebagai dampak pesatnya laju perkembangan iptek
itu , maka masyarakat pun telah berubah dan berkembang lebih cepat dan dinamis.3

1
Lika Lisiswati, Refleksi Pentingnya Bagi Dosen Pendidikan Kedokteran,Jurnal Kedokteran ,Vol 3 .No 2
Tahun 2013. hal 2-4
2
Blocher,D.H,The Propesional Counselor.(NewYork : Macmillan,1987) hal 24
3
Abin Syamsudin,Pengembangan Propesi dan Kinerja tenaga kependidikan.(Bandung;PSS Universitas
Pendidikan Indonesia,1999) hal 12

4
3. Berbagai Organisasi Profesi Pendidikan
Secara etimologi organisasi berasal dari kata organon( yunani) yang berarti
kelompok dalam suatu wadah untuk satu tujuan bersama. Istilah organisasi
mempunyai dua pengertian umum petama, organisasi diartikan suatu lembaga atau
kelompok fungsional misalnya sebuah perusahaan , sebuah sekolah, sebuah kumpulan
badan-badan pemerintah. Kedua, merujuk pada pengorganisasian yaitu bagaimana
pekerjaan di atur dan di alokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai secara efektif. menurut pendapat para ahli mengenai organisasi.
Pertama dari arin muhammad adalah sekelompok orang yang bekerja sama dalam
sruktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu. Kedua
menurut robbins adalah sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah
batasan yang relative dan dapat di dentifikasikan tersusun atas dua orang atau lebih.
Jadi dari dua pendapat tersebut menunjukakan bahwa organisasi adalah hubungan
stuktur yang mengikat kerangka dasar tempat individu- ndividu di koordinasi yang
didalamnya dilakukan pembagian kerja.Sedangkan propesi dari bahasa latin profiteri
yanh berarti ikrar di muka umum. Dari kata itu terbentuklah makna yang berarti dari
kegiatan kerja yang dikerjakan atas dasar suatu ikrar pengabdian. Adapun pengertian
dari organisasi pendidikan itu sendiri adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang
didirikan dan di urus oleh guru untuk mengembangkan propesinalitas guru , dengana
bergabungnya guru dalam suatu organisasi propesi guru dapat membentuk guru yang
propesional yang memili moral dan akhlak yan mulia. Guru adalah pendidik atau
pengajar, membimbing, melatih dan mengevaluasi. Jabatan guru terkenal dengan
pekerjaan propesional artinya jabatan ini memerlukan suatu keahlian khusus.4
Ada beberapa bentuk organisasi propesi pendidikan yang begiru bervariasi di
pandang dalam segi derajat keeratan dan antara anggotanya menurut abin
syamsudin , 1999; 98. Menurutnya ada 4 bentuk organisasi :
1. Berbentuk persatuan ( union)
2. Berbentuk federasi (federation)
3. Berbentuk aliansi (alliance)
4. Berbentuk asososiasi(asosiation)
Jika di tinjau dari kategorisasi keanggotaannya, corak organisasi propesi dapat
dibedakan berdasarkan:
a. Jenjang pendidikan dimana bertugas (pendidikan dasr, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi)
b. Satuan penyelenggaraan kelembagaan pendidikan( negri atau suwasta)
c. Bidang studi keahlian
d. Bedasarkan gender( wanita atau pria)
Ada juga yang bersifat etis berdasarkan stuktur dan kedudukan:
a. Organisasi pendidikan yang bersifat lokal
b. Organisari pendidikan yang bersifat nasional

4
Depertemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan (Indonesia Depertemen Agama,
2005 ) hal 65

5
c. Organisasi pendidikan yang besifat internasional5
Dalam organisasi propesi ini ada karakteristik propesi sebagaimana yang dikutip
prayitno (2009:466) memaparkan ciri – ciri propesi dalam 6 karakteristik seperti
berikut:
 Keintelektualan.
Kegiatan propesional merupakan pelayanan yang lebih berorientasi mental dari
pada manuasia (kegiatan yagn memeslukan keterampilan fisiik) lebih memilih
proses intelektual atau berfiki dari pada kegiatan rutin. Melalui proses berfikir
tersebut pelayanan propesinal merupakan hasil pertimbangan yang matang
berdasrkan kaidh – kaidah keilmuan yang dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiyah.
 Kompetisi propesional yang dipelajari
Dapat ddiperoleh dari proses pembelajaran instensif
 Objek praktek spesifik
Pelayanan suatu propesi tertentu terarah kepad objek praktek spesifik yang
tidak ditanda tangani oleh propesi lain. Tiap – tiap propesi menangani objek
praktek spesifiknya sendiri.
 Komunikasi
Komunikasi dapat dikembangkan oelh propesi tersebut di praktekkan dan
diawasi sesuai kode etik serta diselenggarakannya perlindungan terhaadap
propesi yang dimaksud.
 Motivasi alturistik
Motivasi ini diwujudkan melalui pentingnya keintelektual. Motivasi akan
menjauhkan tenaga propesional mengutaman pamrih atau keuntungan pribadi
dan sebaliknya mengutamaka kepentingan sasaran layanan.
 Organisasi prepesi
Membentuk suatu organisasi untuk mengawasi pelaksanaan tugas - tugas
propesinal.6
Dalam islam seorang guru (pendidik) akan berhasil menjalankan tugasnya apabila
memiliki pikiran reatif dan terpadu serta mempunyai kompetisi religius. Kompetisi
propesionak religius adalah krmampuan untuk menjalankan tugasnya secara
propepsional. Artinya mampu membuat keputusan ahli atas beragamamnya kasus
serta mampu mempertanggungjawabkannya berdasarkan teori dan wawasan
keahliannya dalam perspektif islam. Allah berfirman :

5
Weni Indriani,Pengaruh Peran Organisasi Propesi Keguruan Terhadap Peningkatan Kompetisi Guru IPS di
Kecamatan Ligung Kabupaten Magelangka, Jurnal Ekonomi. Vol 1 No 1. Tahun 2012, hal 62-63
6
Rusydi Ananda, Propesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan,S(Medan :IPPPI.2018) hal 13-14

6
Artinya :
“Dan jangannlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentang hal
itu,(karena) sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dam hati, semuanya itu akan di
Tanya.” (QS. Al-Isra`\17:36)
Firman di atas sudah sangat tgas menjelaskan bahwa seorang guru mestilah
memiliki kopetensi propesional sebagaimana diamanatkan dalam UUGD. Dalam
kaitan ini al- ghazali pernah berkata:`` Hendaklah guru mengamalkan ilmunya ,
jangan perkataannya membohongi perbuatannya. Perumpamaan guru yang
membimbing murid, bagaikan ukiran dan tanah liat atau bayangan dengan tongkat.
Bagaimana mungkin bayangan akan lurus kalau tongkatnya bengkok.
Memang ada kalanya seorang guru dalam mengajar menemui permasalahan.
Keadaan yang demikian mengharuskan adanya suatu program yang di sebut on-
service. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan berkala dan
rutin di antara para guru itu mencari alternative pemecahannya.7

4. Manfaat Organisasi Profesi Bagi Guru


Adapun manfaatnya adalah dapat memberikan konstribusi yang berharga untuk
mengetaahui peran PGRI mengupayakan pengalaman persatuan dan kesatuan para
guru dalam meningkatkan kualitas propesionalisme dan secara konsisten terus
memperjuankan kesejahteraan para guru. Guru-guru terus berupaya meningkatkan
kualitas guru yang siap pakai adalah guru yang menguasai kopetensi. Ada juga
bebepapa manfaat dari organisasi bagi guru:
1. Membuat penuntun pencapaian tujuan
2. Dapat megubah kehidupan masyarakat
3. Sebagai cagar ilmu pengetahuan8
Sebagai jabatan propesi, guru harus mempunyai wadah untuk menyatukan gerak
langkah dan mengendalikan keseluruhan propesi. Dalam hal ini organisasi propesi
sangat beerperan penting untuk meningkatkan kesadaran sikap dan mutuh serta
meningkatkan kesejahteraan guru. Seperti yang dijelaskan dalam UUD nomor 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen dalam pasal 41 dijelaskan bahwa guru
membentuk organisasi propesi besifat andepandent yang bertujuan memajukan
propesi ,meningkatkan kopetensi, karir, wawasan kependidikan, perlindungan
propesi, kesejahteraan dan pengapdian dalam masyarakat. Dalam pasal ini guru wajib
menjadi anggota organisasi tersebut, dan bayak manfaaat dari organisasi propesi bagi
guru.9
Keikhlasan bagi seorang pendidik merupakan modal terbesar dalam membina masa
depan anak bangsa karena belajar sejatinya adalah mengembangkan pereilaku
peserta didik oleh karenanya tugas utama guru sebagai pendidik, pengajar,
pembimbing, pengarah, pelatih, dan penilain dalam setiap jenjang pendidikan. Hal itu

7
Amiruddin Siahan, Konsep – Konsep Keguruan Dalam Pendidikan Islam,( Medan : LPPPI,2017) hal 83
8
Weni Indriani,Pengaruh Peran Organisasi Propesi Keguruan Terhadap Peningkatan Kompetisi Guru IPS di
Kecamatan Ligung Kabupaten Magelangka, Jurnal Ekonomi. Vol 1 No 1. Tahun 2012, hal 65
9
Soetjipto,Propesi Keguruan,( Jakarta :Rineka Cipta,2000) hal 35

7
merupakan tugas yang tidak dapat dipisahkan bagi guru propesinal (UU sidiknsd
No.14 Bab I pasal I ayat I).
Dalam al –quran surah al imran ayat 159 :

Artinya :
“Maka disebabkan rahmat dari allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah mereka , dan
bermusyawartlah dengan mereka dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada allah . sesungguhnya allah meyukai
orang – orang bertawakal kepadanya.”
Merupakan modal dasar bagi nabi muhammad maupun sbagai manusia biasa yang
hidup di tengah – tengah masyarakat jahiliyah dilaka itu.perilaku nabi muhammad
merupakan bentuk manifestasi aya tersebut di jadikan sebagai bangunan pola bagi
para pendidik dalam upaya memenuhi tingkat kepropesionalnya. Propesinal guru
dalam pandangan ayat tersebut hendaknya di jadikan sebagai kekuatan spiritual yang
harus menjadi dasar mapun core skill yang mampu mengerakkan peserta didik
dibalik kekuatan yagn sesungguhnya. Menjadi teladan merupakan bagian yagn tak
terpisahkan dari seorang guru propesional. Menjadi guru propesional harus siap
menerima tanggung jawab sebagai teladan.10

5. Fungsi Organisasi Profesi Pendidikan


Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai pemersatu seluruh
anggota profesi dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesiannya, dan
memiliki fungsi peningkatan kemampuan profesional profesi ini.
1. Fungsi Pemersatu
yaitu dorongan yang menggerakkan para profesional untuk membentuk suatu
organisasi keprofesian. Motif tersebut begitu bervariasi, ada yang bersifat sosial,
politik ekonomi, kultural, dan falsafah tentang sistem nilai. Intrinsik, para profesional
terdorong oleh keinginannya mendapat kehidupan yang layak, sesuai dengan tugas

10
E Mulya, Menjadi Guru Propesional Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan Menyenangkan,( Bandung:
Rosdakarya, 2008) hal 47

8
profesi yang diembannya. Secara ekstrinsik mereka terdorong oleh tuntutan
masyarakat pengguna jasa suatu profesi yang semakin hari semakin kompleks.11
2. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional
Fungsi kedua dari organisasi kependidikan adalah meningkatkan kemampuan
profesional pengemban profesi kependidikan ini. Fungsi ini secara jelas tertuang
dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi:
Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk
meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional,
martabat, dan kesejahteraan tenaga kependidikan.
Bahkan dalam UUSPN tahun 1989, pasal 31 ; ayat 4 dinyatakan bahwa :
Tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan kemampuan
profesionalnya sesuai dengan perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta pembangunan bangsa.
Menurut Johnson kompetensi dibangun oleh 6 perangkat kompetensi berikut ini.12
a. Performence component
b. Subject component
c. Professional component
d. Process component
e. Adjustment component
f. Attidudes component
Kurikulum 1994 dapat dilakukan melalui dua program, yaitu program terstruktur
dan tidak terstruktur. Program terstruktur adalah program yang dibuat dan
dilaksanakan sedemikian rupa, mempunyai bahan dan produk kegiatan belajar yang
dapat diakreditasikan secara akademik dalam jumlah SKS tertentu.
Program tidak terstruktur adalah program pembinaan dan pengembangan tenaga
kependidikan yang dibuka berdasarkan kebutuhan tertentu sesuai dengan tuntutan
waktu dan lingkungan yang ada. Terlingkup dalam program tidak terstruktur ini
adalah :
a. Penataran tingkat nasional
b. Supervisi
c. Pembinaan dan pengembangan sejawat
d. Pembinaan dan pengembangan individual

6. Tujuan Organisasi Profesi Pendidikan


Dalam PD No 38 tahun 1992, pasal 61 ada lima misi dan tujuan organisasi
kependidikan. Lima misi tersebut ialah;
(1) Karier
(2) Kemampuan
(3) Kewenangan Professional

11
Abin Syamsudin, Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan(Bandung: PPS Univesitas
Pendidikan Indonesia, 1999), hal.95.
12
Abin Syamsudin, Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan(Bandung: PPS Univesitas
Pendidikan Indonesia, 1999), hal.70.

9
(4) Martabat
(5) Kesejahteraan selalu tenaga kependidikan.
1. Karier
Meningkatkan dan mengembangkan karier anggota, merupakan upaya
organisasi profesi kependidikan dalam mengembangkan karier anggota sesuai
dengan bidang pekerjaan yang diembannya.
2. Kemampuan
Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan anggota memerlukan upaya
terwujudnya kompetensi kependidikan yang handal dalam diri tenaga
kependidikan atau guru.
3. Kewenangan profesional
Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesional anggota
merupakan upaya profesional untuk menempatkan anggota suatu profesi sesuai
dengan kemampuannya. 13
4. Martabat
Meningkatkan dan mengembangkan martabat anggota bertujuan agar para
guru terhindar dari perlakuan tidak manusiawi dari pihak lain dan tidak
melakukan praktik melecehkan nilai-nilai kemanusiaan.
5. Kesejahteraan selalu tenaga kependidikan
Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan organisasi profesi keguruan
ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi setiap seluruh guru.14
Rasulullah merupakan sosok yang sangat bijak salam menjalani kehidupan
sosialnya, beliau senantiasa menghargai orang-orang disekitarnya. Keberadaannya
sebagai pendidik sekaligus materi pendidikannya yagn merupakan tugas kerasulan
beliau sudah di rancang dan dipersiapkan oleh allah dalam surah al jumuah ayat 2:

Artinya :
“Dialah yang mengutus kepada kaum buta huruf seorang rosul di antara mereka,
yang membacakan ayat- ayat Nya. Kepada mereka, mensucikan mereka dan
mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah assunnah. Dan sesungguhnya mereka
sebelumya benar – benar dalam kesesatan dan nyata. “
Sejalan dengan ayat itu dalam quran surah al Imran ayat 164 allah juga berfirman :

13
Syarifah Normawati,Sudirman Anwar,Selpi Indramaya, Etika & Profesi Guru(Tembilahan: PT. Indragiri Dot
Com, 2019), hal.219.
14
Irjus Indrawan dkk, Guru Profesional ( Klaten: Lakeisha, 2009), hal.195.

10
Artinya :
Sesunggguhnya allah telah memberi karunia kepada orang – orang yang beriman
ketika allah mengutus di antara mereka seorang golongan mereka sendiri,
Sesunggguhnya allah telah memberi karunia kepada orang – orang yang beriman
ketika allah mengutus di antara mereka seorang golongan mereka sendiri, yang
membacakan kepada mereka ayat – ayat allah dan hikmahnya dan seseungguhnya
sebelum (kedatangan nabi) itu mereka benar benar dalam kesesatan yang nyata.
Berdasarkan ayat diatas jelas bahwa rasulluah adalah seorang pendidik. Banyak
diantara ahli pendidikan menyatakan bahwa rasullah adalah pendidik propesinal,
karena keberhasilannya dalam menyampaikan risalah islam, mengajak kepada
ketauhidan, memperbaiki akhlak manusia pada waktu itu. Disamping itu rasullah juga
menguasai materi yang disampaikan dengan menggunakan bervariasi dan yang paling
penting adalah peran beliau sebagai suri tauladan yang baik.
Bukti rasullah sebggai pendidik propesional adalah pertama, rasullah memiliki sifat
yang mulia sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah, rasullah menjadi suri tauladan bagi
peserta didiknya. Kedua, rasulullah rmenguasai materi yang di ajarkannya, ketiga,
rasullah menggunakan strategi dan mode bervariasi. Ke empat, rasulullah mendidik
dengan melihat perbedaaan peserta didiknya atau mendidik sesuai kadar intelektual
peserta didiknya. 15

15
Syaikh Syafiyyu Rahman A-l Mubakfury, Sirah Nabawiyah( Jakarta: Pustaka Alkautsar,1998) hal 86

11
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kata refleksi berasal dari bahasa latin yagn berarti to bend or to trun back. Dalam
konteks pendididan reflesksi diartikan sebagai suatu proses berfikir kembali sehingga
dapat di interpretasikan atau dianalisis. Refleksi merupakan konsep yang sering
dikenal setiap hari. Kita harus bisa membedakannya khususnya dalam pendidikan
dalam pengertian biasa orang mengatakan refleksi merupakan melihat kembali
kebelakang. Tetapi dalam pendidikan refleksi dimaknai dengan berfikir melalui
pemahaman dan pembelajaran. Refleksi ini merupakan suatu cara yanga bagus dalam
pendidikan keguruan unuk membantu mahasiswa menghadapi masalah dan isu yang
rumit pada kehidupan nyata.
Berbagai bentuk refleksi propesinal, orang orang bijak mengatakan bahwa
``pengalama iru merupakan guru yang utama``. Demikian juga peribahasa
mengatakan bahwa ``keledai itu tidak pernah terantuk dua kali pada batu yang sama``.
Kedua ungkapan itu mengandung makna yang serupa ialah bahwa orang sukses itu
senantiasa mampu untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang pernah
dijalaninya kemudian ia berupaya tidak mengulangi lagi perbuatan atau tindakan yang
di pandang salah keliru atau kurang terpuji ,menyimpang bahkan mungkin dapat
merugikan pihak-pihak berkepentingan.
Organisasi diartikan suatu lembaga atau kelompok fungsional misalnya sebuah
perusahaan, sebuah sekolah, sebuah kumpulan badan-badan pemerintah. Merujuk
pada pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan di atur dan di alokasikan di antara
para anggota, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif. Menurut
pendapat para ahli mengenai organisasi. Manfaat Organisasi Profesi Bagi Guru adalah
dapat memberikan konstribusi yang berharga untuk mengetahui peran PGRI
mengupayakan pengalaman persatuan dan kesatuan para guru dalam meningkatkan
kualitas propesionalisme dan secara konsisten terus memperjuankan kesejahteraan
para guru.

2. Saran
Setelah melalui studi pustaka dan diskusi kelompok maka selesailah makalah yang
telah kami buat. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan isi itu tidaklah lepas dari
fitrah manusia yang jelas bahwa manusia itu tidak luput dari rasa lupa dan salah.
Disini kami mengharapkan bagi para pembaca untuk memberikan respon yang sangat
besar kepada makalah kami, apabila terdapat kesalahan. Agar kami bisa mengerjakan
yang lebih baik dari makalah ini. Banyak kekurangan dalam isi makalah yang kami
buat. Sehingga kami perlu banyak bimbingan dari para pembaca. Lepas dari itu kami
mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa yang membacanya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusydi. 2018. Propesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Medan: IPPPI.

Blocher. 1987. The Propesional Counselor. NewYork : Macmillan.

Depertemen Agama RI. 2005. Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan. Indonesia:
Depertemen Agama.

Indrawan, Irjus, dkk. 2009. Guru Profesional. Klaten: Lakeisha.

Indriani, Weni. 2012. Pengaruh Peran Organisasi Propesi Keguruan Terhadap Peningkatan
Kompetisi Guru IPS di Kecamatan Ligung Kabupaten Magelangka. Jurnal Ekonomi. Vol 1
No 1. hal 62-63.

Lisiswati, Lika. 2013. Refleksi Pentingnya Bagi Dosen Pendidikan Kedokteran. Jurnal
Kedokteran ,Vol 3 .No 2.

Mulya, E. 2008. Menjadi Guru Propesional Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya.

Normawati, Syarifah, dkk. 2019. Etika & Profesi Guru. Tembilahan: PT. Indragiri Dot Com.

Siahan, Amiruddin. 2017. Konsep – Konsep Keguruan Dalam Pendidikan Islam. Medan :
LPPPI.

Soetjipto. 2000. Propesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Syafiyyu Rahman A-l Mubakfury, Syaikh. 1998. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka
Alkautsar.

Syamsudin, Abin. 1999. Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan.


Bandung :PPS Univesitas Pendidikan Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai