Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DIMENSI PERSOALAN (ABAD AL NAFS)

ETIKA SEORANG MAHASISWA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Akademik

Dosen Pengampu : Dr. Mursal Aziz, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Aulia Alsaf Salsabilla (0702211007)

Nanda Wahyudi Tanjung (0702213061)

Suci Syah Putri (0702213069)

PRODI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat
merampungkan penyusunan makalah matakuliah Etika Akademik dengan judul
"Dimensi Persoalan (abad al nafs) Etika Seorang Mahasiswa" tepat pada
waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana
ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-
makalah selanjutnya.

Medan, 17 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Etika Berdiskusi Dalam Kelas......................................................................3

B. Etika Berinteraksi Diluar Kelas....................................................................7

C. Kode Etik Mahasiswa UINSU......................................................................9

BAB III..................................................................................................................11

PENUTUP..............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika adalah konsep penilaian sifat kebenaran atau kebaikan dari


tindakan sosial berdasarkan kepada tradisi yang dimiliki oleh individu maupun
kelompok. Pembentukan etika melalui proses filsafat sehingga etika
merupakan bagian dari filsafat. Sedangkan etika akademik adalah nilai-nilai
luhur yang wajib ditaati insan akademik dalam berpikir, berperilaku, bersikap,
bertindak, baik sebagai seorang intelektual. Jadi sudah seharusnya kita sebagai
seorang mahasiswa dapat memahami dan dapat menerapkan bagaimana
seharusnya seorang mahasiswa bersikap atau beretika.

Apapun yang kita lakukan harus sesuai dengan etika yang seharusnya
terlebih kita adalah seorang mahasiswa dimana etika atau adab merupakan hal
yang sangat penting. Dalam islam semua hal yang kita lakukan memiliki
aturan atau adab termasuk saat berdiskusi, berinteraksi sesama manusia dan
masih banyak lagi.

Dalam makalh ini kami akan membahas bagaimana seharusnya kita


bersikap saat berdiskusi, bagaimana kita saling berinteraksi saat berada diluar
kelas, dan kode etik apa saja yang harus di ikuti mahasiswa UINSU.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana etika berdiskusi dalam kelas yang seharusnya?


2. Bagaimana seharusnya etika seorang mahasiswa saat berinteraksi
dengan orang lain saat diluar kelas?
3. Apa saja kode etik mahasiswa UINSU?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana etika berdiskusi yang benar bagi seorang


mahasiswa

1
2. Untuk mengetahui bagaimana etika saat berinteraksi kepada orang lain
di luar kelas
3. Untuk mengetahui kode eti mahasiswa UINSU
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Akademik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Etika Berdiskusi Dalam Kelas

Siswa dalam berdiskusi tentu diharapkan menggunakan bahasa


yang santun sebagai pengantarnya. Namun, kadang masih terdapat
penggunaan bahasa yang kurang santun saat siswa menyampaikan
pendapat. Dengan demikian, diperlukan cara berdiskusi yang santun
dengan diksi yang tepat saat berinteraksi dengan orang lain.1
Di dalam dunia pendidikan berbagai upaya pengembang moral
telah dilakukan dalam berbagai model-model pem belajaran. Integrasi
nilai-nilai moral ke dalam pembelajaran di sekolah juga dapat dilakukan
dalam berbagai cara mulai dari bentuk fragmentasi sampai integrasi.
J.P. White (1975) mengatakan bahwa kurikulum sekolah harus
memasukkan unsur moral. Kerr dalam Downey dan Kelly (1978: 157)
bahwa pembelajaran moral harus menjadi kurikulum yang tersembunyi
(hidden curriculum) di sekolah. Budiningsih (2004: 2) dengan mengutip
Suparno menyatakan ada 4 (empat) model penyampaian pembelajaran
moral, ya itu: (1) model sebagai mata pelajaran tersendiri, (2) model ter
integrasi dalam semua bidang studi, (3) model di luar peng ajaran, dan (4)
model gabungan.
. Martin dan Reigeluth (1999: 493-499) menyatakan perkem
bangan moral merupakan salah satu komponen pembelajaran nilai atau
afektif, Keduanya menyatakan ada tujuh isu yang berkaitan dengan desain
pengembangan kurikulum afektif. Salah satu isu tersebut adalah
kurikulum terpadu yang merujuk kepada bagaimana topik-topik atau
program-program afektif diintegrasikan ke dalam subjek-subjek dalam
kurikulum. Pro gram-program afektif mengalir di dalam kurikulum
tersebut. Salah satu program afektif tersebut adalah memasukkan nilai
1
Fitria Cahyaningrum, Andayani, Budhi Setiawan, " Kesantunan Berbahasa Siswa dalam
Berdiskusi", dalam journal Language Politeness of Students Discussion", 9,1, 2018, 46-54, 47

3
nilai moral ke dalam kurikulum terpadu. Norton dalam Martin dan
Reigeluth (1999: 501) mengaplikasikan "pemagangan afektif" (affective
apprenticeship) atau "pemagangan dalam pengasuhan" (apprenticeship in
caring) dalam pendidikan moral. Dia menjelaskan satu metode
"pemagangan dalam pekembangan moral peserta didik.2
McPhail menyatakan komunikasi memiliki 4 kemampuan: (1)
penerimaan (reception); (2) penafsiran (interpretation); (3) tanggapan
(response); dan (4) pesan (massage). Penerimaan ti dak hanya berkaitan
dengan kemampuan mendengarkan orang lain tetapi sekaligus memahami
secara keseluruhan tentang apa yang mereka katakan dan menyadari apa
yang mereka sampai kan secara implisit melalui perubahan intonasi dan
sebagainya. Penafsiran berkaitan dengan kemampuan membuat pengertian
tentang apa yang telah dikatakan oleh orang lain. Hal ini tidak mudah bagi
anak-anak yang masih muda. Tanggapan adalah kemampuan untuk
membuat keputusan dan tanggung jawab atas apa yang telah mereka
katakan.3
Percakapan dalam diskusi merupakan serangkaian tindakan bicara
yang dikontrol oleh sejumlah aturan. Menurut Rogers dan Millar (dalam
Morissan), ketika seseorang (pihak pertama) membuat suatu pernyataan,
maka orang lain (pihak kedua) dapat memberikan tanggapan dengan
menggunakan salah satu cara dari tiga cara yang tersedia. Pihak kedua
dapat menerima pernyataan itu, cara ini disebut dengan istilah one-down
(menerima). Dia dapat membuat pernyataantandingan, yang berarti
menolak, cara ini disebut dengan one-up (tandingan). Cara ketiga disebut
one-acrossyaitu tidak menerima tetapi tidak juga menolak (netral). Piha
kedua memberikan tanggapan dengan cara yang tidak terlalu menerima
upaya piha pertamauntuk melakukan kontrol. Misalnya dengan cara
mengajukan pertanyaan, mengubah topik pembicaraan, atau menunda
pembicaraan (Morissan, 2015)Dengan demikian terdapat tiga cara
memberikan tanggapan yaitu: menerima, tandingan, dan netral. Seseorang
2
Dr.Masganti Sit, M.Ag., Perkembangan Peserta Didik (Depok : PRENADAMEDIA GROUP, 2017),
167
3
Dr.Masganti Sit, M.Ag., Perkembangan Peserta Didik (Depok : PRENADAMEDIA GROUP, 2017),
168

4
yang lebih banyak menyampaikan pesan tandingan dalam periode waktu
tertentu dikatakan sebagai dominan, dengan catatan selama pihak lain
menerima kondisi tersebut4
Diskusi juga merupakan bagian dari komunikasi, dari adanya
komunikasi diharapkan tercapainya beberapa tujuan diantaranya :
Pertama, komunikasi merupakan cara agar manusia mencapai kesamaan
makna. Komunikasi pada hakikatnya adalah saling bertukar makna melalui
pesan dalam interaksi yang dilakukan manusia. Saat kita berbicara kepada
orang lain, menyampaikan pesan yang mengandung makna. Sebaliknya
juga orang yang sedang berbicara dengan kita juga menyampaikan pesan
yang mengandung makna. Melalui komunikasi, terjadi proses berbagi
makna antarpeserta komunikasi menuju terwujudnya kesamaan makna.
Ketika kesamaan makna terwujud, relasi yang bermakna juga terwujud.
kita
Kedua, melalui komunikasi kita bisa memahami, baik memahami orang
lain maupun memahami diri ketika sendiri. Ketika kita memahami orang
lain, kita pun memahami diri kita sendiri. Kita juga berusaha memahami
bagaimana orang lain bersikap kepada kita saat terlibat komunikasi. Hal
ini berarti untuk mendapatkan pemahaman yang baik, kita butuh balik.
umpan
Ketiga, komunikasi ditujukan untuk memengaruhi orang lain. Dalam
komunikasi antarpribadi, seorang komunikator berusaha memengaruhi
komunikannya. Dalam sebuah rapat kecil yang dilakukan oleh kelompok
belajar mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas praktikum, ketua
kelompok yang berbicara kepada para anggotanya berusaha mempersuasi
mereka untuk bekerja lebih keras mengerjakan tugas praktikum agar
mendapat nilai yang baik.5
Pendidikan etika sudah seharusnya di ajarkan saat anak anak kecil
oleh orang tua mereka, dan saat seorang anak mulai tumbuh dan duduk di

4
Qudratullah danRosniar, “Etika Komunikasi dalam Berdiskusi”,dalam Jurnal Indonesia Sosial
Sains, 2, 1, 2021, 92-102, 98.

5
Junaedi Fajar, Etika komunikasi di era siber: teori dan praktik (Depok : PT RajaGrafindo Persada,
2019), 30

5
bangku sekolah mereka harus tetap menerima pendidikan etika. Melalui
proses pendidikan yang baik dan benar men dorong tingkah laku siswa
penuh tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, alam, maupun
terhadap Tuhan sang Pencip ta. Tanggung jawab siswa dan guru, yaitu
tanggung jawab ilmiah (intelektual) yang menekankan sejauh mana ilmu
pengetahuan melalui pendekatan, metode dan sistem yang digunakan
mampu memperoleh kebenaran objektif, baik secara koheren idealistik,
koresponden realistik, maupun secara pragmatik empirik.6
Etika siswa ditentukan dalam belajar melalui sejumlah pengalaman
belajar adalah me nanamkan budaya sopan santun, kerja keras, jujur,
memiliki kepribadian, berpikir kritis, dan peduli pada lingkungan. Dilihat
dari sudut etika bahwa siswa dalam proses pendidikan dapat meningkatkan
ilmu pengetahuan dan keterampilan.7
Saat melakukan diskusi kita tidak boleh hanya memberikan
pendapat kita juga harus mampu mendengarkan pendapat dari orang lain,
dan pastikan sebagai seseorang yang beretika kita harus menghindari gaya
mendengarkan yang buruk seperti berikut ini :
1. Mengawang-ngawang. Bila seseorang berbicara kepada Anda tetapi
Anda tidak menggubrisnya karena pikiran Anda sedang melamun.
2. Pura-pura mendengarkan. Anda tetap tidak memperhatikan lawan
bicara anda, tetapi setidaknya pura-pura mendengarkan dengan
melontarkan komentar-komentar seperti "ya sih", "hebat",
"kedengarannya boleh juga".
3. Mendengarkan secara selektif. Anda memperhatikan hanya bagian
percakapan yang menarik Anda saja.8

Berdiskusi memang berisiko memunculkan kesalahpahaman dan


ketidaksepakatan di antara pihak yang ada dalam forum diskusi. Oleh karena
itu dibutuhkan diskusi dengan cara terbaik, yaitu mendengarkan dan

6
Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos., M.Pd., Etika Dan Moralitas Pendidikan (Jakarta : KENCANA,
2013), 215
7
Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos., M.Pd., Etika Dan Moralitas Pendidikan (Jakarta : KENCANA,
2013), 216
8
Srijanti, Purwanto S.K, Primi Artiningrum, Etika Membangun Sikap Profesionalisme Sarjana
(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007), 202

6
menghargai pendapat orang lain. Hal tersebut sejalan dengan QS. al-Nahl: 125
sebagai berikut:

ُ
‫ُُۚإ‬
ۡ ِ‫ىني‬NN‫ُهىنعىأى ِيۦ ِهنيِبىس‬
ۡ‫دىتىُم‬ ۡ ‫بىسىُإَِل ۡعدٱنىعَّلىَنى ِمب‬ ِ ‫ٱلىوةىمۡ ۡ ِكٱۡلِبى ِّك‬
ٰ ِ‫بىرلي‬ ِ ۡ‫ةىنىسىٱۡلِةى ِظ ۡعيىم‬
ۡ ‫ىجىو‬ ۡ ِ‫وى َّكبى َّرن‬
ِِۖ ‫نىسحىأىِ ِهتَِّمٱِبه ُۡىلِ ٰد‬
ۡ ‫ٱلب‬
)٥٢١. (‫ُهىنعىأىيُوىو‬ ِ

Terjemahnya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan


pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”
(Kementerian Agama RI, 2017).9

B. Etika Berinteraksi Diluar Kelas

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa mahasiswa merupakan


intelektual-intelektual yang sangat berperan penting terhadap bangsa dan
negara kedepannya maka dariitu sudah sepatutnya seorang mahasiswa
memiliki etika baik kepada semua orang,

‫هّٰللا‬
‫ار ِذى‬ ِ N‫ ِكي ِْن َو ْال َج‬N‫ ِذى ْالقُرْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس‬Nِ‫انًا َّوب‬N‫ َد ْي ِن اِحْ َس‬Nِ‫َوا ْعبُدُوا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوْ ا بِ ٖه َش ْيـًٔا َّوبِ ْال َوال‬
َ‫ان‬NN‫انُ ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ اَل يُ ِحبُّ َم ْن َك‬NN‫ت اَ ْي َم‬ ِ ‫ب بِ ْال َج ۢ ْن‬
ْ ‫ا َملَ َك‬NN‫ب َوا ْب ِن ال َّسبِ ْي ۙ ِل َو َم‬ ِ ‫ب َوالصَّا ِح‬ ِ ُ‫ار ْال ُجن‬
ِ ‫ْالقُرْ ٰبى َو ْال َج‬
‫ُم ْختَااًل فَ ُخوْ ر ًۙا‬

Terjemahan : Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu


mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah
kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan
hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang
yang sombong dan membanggakan diri.

Berikut etika baik yang sudah seharusnya diterapkan mahasiswa dalam


lingkungan kampus :
 Berpakaian rapi dan sopan
9
Qudratullah danRosniar, “Etika Komunikasi dalam Berdiskusi”,dalam Jurnal Indonesia Sosial
Sains, 2, 1, 2021, 92-102, 98-99.

7
 Melakukan peraturan yang berlaku
 Member contoh yang baik dalam berperilaku
 Saling menghormati
 Berperilaku dan bertutur kata yang sopan Hubungan dengan dosen
 Menyapa dosen ketika bertemu Menghadap dosen dengan sopan
ketika ada keperluan
 Bertanya/mengemukakan pendapat dengan baik
 Bertemu di rumah dosen dengan sopan Membenahi kelas agar
tercipta kenyamanan saat proses pembelajaran

Hubungan mahasiswa dengan mahasiswa


 Membangun saling percaya antar rekan mahasiswa
 Komitmen dan disiplin yang bersifat terbuka, dan mau menerima
pendapat rekan mahasiswa lainnya
 Saling berbagi informasi
 Saling member dukungan dengan cara elegant dan gentle
 Mau menerima rekan dengan tulus yang mau bersahabat
 Terampil mengelola situasi konflik menjadi situasi problem
solving
 Menganggap rekan mahasiswa sebagai mitra belajar bukan saingan
 Selalu menyapa rekan mahasiswa (junior-senor) Saling
mengingatkan ketika ada tugas
 Member komentar secara objective dan positif
 Tidak memfitnah
 Melakukan pergaulan secara wajar dengan menghormati nilai-nilai
agama, kesusilaan, dan kesopanan

Saat berada diluar lingkungan kampus dan perlu menghubungi


dosen sudah seharusnya kita tetap menjaga etika, berikut adalah cara
menghubungi dosen melalui pesan sigkat yang sopan :

8
 Menyapa dengan sopan
 Memperkealkan diri
 Menjelaskan permintaan
 Ucapkan terima kasih
 Perhatikan tanda baca

Kita sebagai mahasiswa tentunya dipandang berbeda oleh kebanyakan


orang, mahasiswa adalah orang yang pintar, orang yang intelek, orang
yang luar biasa dan masih banyak lagi. Tidak lupa mahasiswa tentunya
mempunyai etika yang lebih baik daripada orang lain.
Etika mahasiswa tentunya tidak hanya ada di dalam kelas ataupun di
dalam kampus. Pastinya juga ada di luar kampus. Salah satu contohnya
adalaha bertutur kata yang baik kepada semua orang, sopan berbicara
kepada orang yang lebih tua.

C. Kode Etik Mahasiswa UINSU

Kode Etik Mahasiswa Secara umum, berdasarkan hasil wawancara, observasi


dan dokumentasi diketahui bahwa kode etik mahasiswa yang diatur di UIN
Sumatera Utara meliputi beberapa hal berikut:

a. Menghargai dan menghormati dosen;


b. Menghindarkan diri dari hal-hal perbuatan yang dapat merendahkan
derajat dosen;
c. Memberikan koreksi kepada dosen apabila ada kekeliruan dengan cara
yang santun, dll.

Berdasarkan hasil penelitian di atas terindikası adanya relevansi perencanaan


interaksi edukatif proses secara terpadu di dalam seluruh aktifitas pendidikan di
UIN Sumatera Utara. Perencanaan interaksi sosial bernuansa edukatif tersebut,
selain tendentifikasi secara otentik dengan adanya buku kode etik dosen dan
mahasiswa, serta adanya buku laporan kegiatan. akademik mahasiswa untuk

9
setiap program studi, yang keseluruhannya terintegrasi secara komprehensif dalam
seluruh aktifitas pembelajaran formal maupun dan formal di UIN Sumatera Utara.
Beragam upaya perencanaan sekaligus pelaksanaan interaksi edukatif tidak
langsung juga dapat teridentifikasi melalui berbagai bentuk interaksi sebagai
berikut:

a. Adanya pamflet visi dan misi universitas atau fakultas di depan setiap
gedung dan fakultas;

b. Adanya kata-kata bijak dan motivasi, aturan, pengumuman serta himbauan


yang terpajang di beberapa sudut gedung fakultas UIN Sumatera Utara
yang sekiranya mengatur dan mengarahkan mahasiswa kepada sikap dan
perilaku akademisi yang menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan Islam,
baik dari segi redaksi bahasa, gaya penulisan, dan nilai-nilai dalamnya.
yang terkandung di dalamnya

Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa perencanaan interaksi sosial dosen dan
mahasiswa UIN Sumatera Utara telah mengarah kepada interaksi sosial bernuansa
edukasi Islam, karena visi misi, aturan kode etik, dsb, sarat akan nilai dan
mengacu kepada tiga pilar pendidikan Islam dalam seluruh aktifitas dan kegiatan
dosen dan mahasiswa di UIN Sumatera Utara.10

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
10
Samsul Rijal, Herawati, "Nuansa Edukasi Islami Interaksi Sosial Dosen dan Mahasiswa", dalam
journal of education science (JSE), 6, 2, 2020, 210-223, 219.

10
Etika adalah konsep penilaian sifat kebenaran atau kebaikan dari
tindakan sosial berdasarkan kepada tradisi yang dimiliki oleh individu
maupun kelompok. Pembentukan etika melalui proses filsafat sehingga
etika merupakan bagian dari filsafat. Sedangkan etika akademik adalah
nilai-nilai luhur yang wajib ditaati insan akademik dalam berpikir,
berperilaku, bersikap, bertindak, baik sebagai seorang intelektual.
Dimanapun dan sedang apapun kita harus memiliki etika begitu
juga saat berdiskusi maupun saat berasa di luar kelas, etika merupakan hal
yang peting karena sesungguhnya sia-sia kecerdasan seseorang tanpa
adanya etika.
Hindari gaya mendengarkan yang buruk seperti berikut ini :

1. Mengawang-ngawang. Bila seseorang berbicara kepada Anda


tetapi Anda tidak menggubrisnya karena pikiran Anda sedang
melamun.
2. Pura-pura mendengarkan. Anda tetap tidak memperhatikan lawan
bicara anda, tetapi setidaknya pura-pura mendengarkan dengan
melontarkan komentar-komentar seperti "ya sih", "hebat",
"kedengarannya boleh juga".
3. Mendengarkan secara selektif. Anda memperhatikan hanya bagian
percakapan yang menarik Anda saja.
Kode etik mahasiswa yang diatur di UIN Sumatera Utara meliputi
beberapa hal berikut:

a. Menghargai dan menghormati dosen;


b. Menghindarkan diri dari hal-hal perbuatan yang dapat merendahkan
derajat dosen;
c. Memberikan koreksi kepada dosen apabila ada kekeliruan dengan cara
yang santun, dll.
Berdasarkan hasil penelitian di atas terindikası adanya relevansi perencanaan
interaksi edukatif proses secara terpadu di dalam seluruh aktifitas pendidikan di
UIN Sumatera Utara. Perencanaan interaksi sosial bernuansa edukatif tersebut,
selain tendentifikasi secara otentik dengan adanya buku kode etik dosen dan

11
mahasiswa, serta adanya buku laporan kegiatan. akademik mahasiswa untuk
setiap program studi, yang keseluruhannya terintegrasi secara komprehensif dalam
seluruh aktifitas pembelajaran formal maupun dan formal di UIN Sumatera Utara.
Beragam upaya perencanaan sekaligus pelaksanaan interaksi edukatif tidak
langsung juga dapat teridentifikasi melalui berbagai bentuk interaksi sebagai
berikut:

a. Adanya pamflet visi dan misi universitas atau fakultas di depan setiap
gedung dan fakultas;

b. Adanya kata-kata bijak dan motivasi, aturan, pengumuman serta


himbauan yang terpajang di beberapa sudut gedung fakultas UIN
Sumatera Utara yang sekiranya mengatur dan mengarahkan mahasiswa
kepada sikap dan perilaku akademisi yang menjunjung tinggi nilai-
nilai pendidikan Islam, baik dari segi redaksi bahasa, gaya penulisan,
dan nilai-nilai dalamnya. yang terkandung di dalamnya

B. SARAN
Sekiranya makalah ini dapat menjadi acuan teman – teman untuk
bisa lebih memahami tentang etika sebagai seorang mahasiswa. Walau
kami sadari bahwasanya tugas kami ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu sangat mengharapkan masukan atau saran yang dapat membangun,
agar dapat menjadi acuan dan motivasi tugas kami berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

12
Fajar Junaedi. 2019. ETIKA KOMUNIKASI DI ERA SIBER : TEORI DAN
PRAKTIK. Depok. PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos. 2013. ETIKA DAN MORALITAS


PENDIDIKAN. Jakarta. KENCANA PRENADAMEDIA GROUP.

Dr.Masganti Sit, M.Ag. 2017. PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK. Depok.


PRENAMEDIA GROUP.

Srijanti, Purwanto.S.K, Primi Artiningrum. 2006, 2007. Etika Membangun Sikap


Profesionalisme Sarjana. Yogyakarta. GRAHA ILMU.

Fitria Cahyaningrum, Andayani, Budhi Setiawan. (2018). “Kesatuan Berbahasa


Siswa dalam Berdiskusi.” Language Politeness of Students Discussion, 9 (1), 46-
54. doi : http://dx.doi.org/10.26499/madah.v9i1.682

Syamsul Rijal, Herawati. (2020). “Nuansa Edukasi Islami Interaksi Sosial Dosen
dan Mahasiswa.” Journal of Education Science (JSE), 6 (2), 2020, 210-223.

Qudratullah danRosniar. (2021). “ETIKA KOMUNIKASI DALAM


BERDISKUSI.” Jurnal Indonesia Sosial Sains, 2 (1), 92-102.

13

Anda mungkin juga menyukai