Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DIMENSI PERSONAL (ADAB AL NAFS ) ETIKA SEORANG MAHASISWA

Dosen Pengampu : Irwan S.Ag,MA

DISUSUN OLEH

Nisa Fahria Nasution 0304212059

Ade Suryani Nasution 0304212063

Rahma Fitri Yani Lubis 0304212058

PRODI TADRIS BAHASA INGGRIS 1 SEMESTER II

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA

MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,atas seluruh berkat serta
rahmatnyalah maka makalah mata kuliah Etika Akademik ini dapat kami selesaikan
tepat pada waktunya.dalam kesempatan ini kami sebagai penyusun makalah mengucapkan
terimakasih kepada bapak Irwan S,MA selaku dosen mata kuliah Etika Akademik di
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara,Medan atas kesempatan yang telah diberikan
kepada kami untuk mengerjakan makalah ini,dan kepada orang tua kami yang selalu
memberikan doa dan dorongan dalam penyelesaian tugas pembuatan makalah kali ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan
dan kemungkinan besar sangat jauh dari kata sempurna.oleh sebab itu, kami sangat
mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi mencapai sempurnanya
makalah ini.kami mengharap semoga makalah ini dapat di pergunakan sebagaimana mestinya
dan bisa memberikan manfaat bagi kita semua.semoga Allah selalu mencurahkan rahmat dan
taufikNya kepada kita semua.

Medan,7 April 2022

Kelompok VII

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1.Latar Belakang .............................................................................................................. 1


1.2.Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3.Tujuan Perumusan Masalah .......................................................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................................. 3

2.1.Pengertian Dimensi Personal ........................................................................................ 3

2.2.Pengertian Adab Al Nafs .............................................................................................. 4

2.2.1.Al Nafs ................................................................................................................ 4

2.2.2.Adab .................................................................................................................... 5

2.3.Pengertian Etika ............................................................................................................ 6

2.4.Etika Seorang Mahasiswa ............................................................................................. 7

BAB III SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 10

3.1.Simpulan ....................................................................................................................... 10

3.2.Saran ............................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Setiap komunitas memiliki sistem nilai masing-masing, baik dari unit komunitas
yang paling kecil yaitu keluarga, komunitas dunia pendidikan/persekolahan, dan
komunitas yang lebih luas lagi yaitu, masyarakat. Para anggota komunitas itu dituntut
untuk dapat memahami dan menjalani sistem nilai yang berlaku. Begitupun di
lingkungan kampus, setiap civitas akademika diharapkan ikut membangun sistem nilai di
lingkungan kampus, baik dosen, karyawan dan mahasiswa. Pendidikan merupakan
sarana dan juga usaha untuk mengubah perilaku manusia (peserta didik) menjadi lebih
baik. Hal ini dikarenakan dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi tidak
hanya memberikan pengajaran saja kepada peserta didik tetapi juga harus mencakup
pembentukan sikap dan kepribadian, yang mana hal ini penting dalam menghadapi krisis
moral bangsa Indonesia. Sistem nilai budaya merupakan sumber dari segala sumber
hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, nilai
budaya berfungsi dalam menentukan pandangan hidup suatu masyarakat dalam
menghadapi suatu masalah, hakikat dan sifat hidup, hakikat kerja, hakikat kedudukan
manusia, etika dan tata krama pergaulan dalam ruang dan waktu, serta hakikat hubungan
manusia dengan manusia lainnya.

Nilai dan etika adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkan dan sering
digunakan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Nilai itu sendiri dapat
diartikan sebagai sesuatu yang dianggap benar. Memiliki sifat yang abstrak, bukan
konkret. Nilai hanya bisa dipikirkan, dipahami, dan dihayati. Nilai juga berkaitan dengan
cita-cita, harapan, keyakinan, dan hal-hal yang bersifat batiniah. Oleh sebab itu nilai
bukanlah suatu hal yang bisa dipelajari dan terdapat teorinya secara jelas. Lalu, sistem
nilai dapat diartikan sebagai seperangkat hal yang saling bergantung, saling disesuaikan,
dan konsisten terhadap suatu aturan. Sedangkan etika merupakan bagian filsafat yang
meliputi hidup baik, menjadi orang yang baik, berbuat baik dan menginginkan hal baik
dalam hidup. Etika, sebagaimana metoda filsafat, mengandung permusyawaratan dan
argumen eksplisit untuk membenarkan tindakan tertentu (etika praktis) juga membahas
asas-asas yang mengatur karakter manusia ideal atau kode etik profesi tertentu (etika
normatif). (Robert C. Solomon.1984).

1
1.2.Rumusan Masalah

1.Apa itu dimensi personal ?

2.Apa pengertian adab al nafs ?

3.Apa itu Etika ?

4.Bagaimana Etika Seorang Mahasiswa yang baik?

1.3.Tujuan Perumusan Masalah

Agar dapat memahami apa itu Dimensi Personal dan Adab Al Nafs .serta tahu
apa yang dimaksud dengan etika dan bagaimanakah seharusnya mahasiswa beretika
dalam menuntut ilmu maupun dalam kesehariannya.sehingga bisa menghasilkan
mahasiswa yang unggul dalam adab maupun akademik.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1.Pengertian Dimensi Personal

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dimensi berarti ukuran (panjang,
lebar, tinggi, luas, dan sebagainya) (depdiknas, 2001:138). Dengan demikian berdasarkan
tinjauan kebahasaan di atas dapat dipahami bahwa dimensi adalah hal ikhwal yang
berhubungan dengan misi kehidupan yang dilalui oleh setiap makhluk, , ciptaan Tuhan
tak terkecuali manusia sebagai salah satu jenis makhluk yang ciptakan Allah yang
memilki dimensi dalam ukuran dan postur badan termasuk sifat, sikap, bakat, dan
kemampuan, yang berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya1. Sedangkan
pengertian personal menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah bersifat
pribadi atau perseorangan2: kepribadian kolektif telah dipecahkan dengan tumbuh dan
berkembangnya kepribadian -- yang membawa nilai-nilai subjektif

Personal adalah perseorangan yang bertindak untuk diri sendiri yang berkaitan
dengan pembuktian kompetensi3. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan
untuk menjadi manusia yang mampu memanusiakan kemanusiaannya. Manusia yang
mampu untuk memanusiakan kemanusiaanya adalah manusia yang memiliki ciri khas
yang secara prinsipil berbeda dari hewan dan makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Ciri
khas manusia yang membedakannya dari hewan dan makhluk Allah yang lainnya
terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut dengan dimensi-dimensi
kemanusiaan. Disebut dengan dimensi dimensi kemanuisaan karena secara hakiki sifat
dan sikap tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan serta
makhluk Allah yang lainnya. dimensi-dimensi kemanusiaan adalah bentuk perbedaan
ukuran, postur badan termasuk sifat, sikap, bakat, dan kemampuan, yang berbeda antara
individu yang satu dengan yang lainnya.4

1
Mulyadi,Dimensi-Dimensi Kemanusiaan,”Jurnal Al Taujin”,Vol 5 No 1,( 2019 )hal:14.
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 2021 ”Personal”
3
Portal Hukum dan Peraturan Indonesia(PARALEGAL.ID) 2014 “Personal”
4
Mulyadi,Dimensi Dimensi Kemanusiaan,hal:14

3
2.2.Pengertian Adab Al Nafs

2.2.1.Al Nafs

Istilah-istilah dalam al Qur‟an memiliki makna yang kaya dan konteks yang
ragam, termasuk istilah yang digunakan untuk menunjukkan instrumen psikis manusia.
Al Nafs sebagai salah satu instrumen psikis manusia memiliki makna yang bervariasi
sesuai objek dan konteks ayat, antara lain bermakna: nyawa, nafsu, diri dan hakikat diri
manusia dan jiwa. Secara fungsional al-nafs juga dipersiapkan untuk dapat menampung
dan mendorong manusia untuk melakukan perbuatan baik dan buruk. Dalam beberapa
ayat dijelaskan kepada al-nafs telah diilhamkan jalan kebaikan dan jalan keburukan.
Selain itu, ditemukan isyarat juga bahwa al-nafs merupakan tempat yang dapat
menampung gagasan dan kemauan. Isyarat ini dipahami dari firman Allah dalam surat
al-Ra„d ayat 11, bahwa suatu kaum tidak akan berubah keadaannya sebelum mereka
mengubah terlebih dahulu apa yang ada di dalam nafs mereka. Apa yang ada di dalam
nafs itu dapat berupa gagasan, pikiran, kemauan, dan tekad untuk berubah.5

Kata nafs dengan segala bentuknyaterulang 331 kali dalam Al-Qur‟an,


sebanyak 72 kali di antaranya disebutdalam bentuk nafs khusus yang berdiri
sendiri. Pengklasifikasian tentangayat-ayat nafs sebagai berikut: QS.Al-Infithaar:6-
7,QS.Al-Maidah:32,QS.Al-Baqarah:286,QS. Ar-Ra'd: 11,QS.Asy-Syams:7-10 dan
QS.Al-An'am:93.6

Secara umum dapat dikatakan bahwa nafs dalam konteks pembicaraan manusia,
menunjukkan suatu sisi dalam diri manusia yang berpotensi baik dan buruk. Dalam
Alquran kata nafs disebutkan sebanyak 295 kali. Kata ini terdapat dalam 63 surat, yang
terbanyak dimuat dalam surat al-Baqarah (35 kali), Ali Imran (21 kali), al- Nisa‟ (19
kali), al-An‟am dan al-Taubah (masing-masing 17 kali, serta al-A‟raf dan Yusuf
(masing-masing 13 kali) Maka peneliti akan melihat lebih jauh bagaimana pandangan

5
Zulfatmi,Al Nafs dalam Al Quran,Jurnal Mudarrisuna,Vol 10 No 2(2020)hal:1
6
Sari dan Lusyati, Nafs (Jiwa) dalam Al-Qur‟an, Jurnal al-Fath, Vol. 08. No. 02(2014) hal :1

4
M.Quraish Shihab tentang An-Nafs dalam tafsir Al-Mishbah yang terdapat dalam (Q.S
Yusuf ayat 53, Q.S Al-Qiyamah ayat 2, dan Q.S Al-Fajr ayat 27-28) .Kata nafs sendiri
mengandung beberapa makna, di antaranya adalah jiwa, diri, nafsu dan lain-lain. Nafsu
juga bisa berarti emosi atau amarah dan ambisi atau hasrat dalam diri manusia (dalam
bahasa Indonesia disebut dengan nafsu). Makna di atas seringkali digunakan di
kalangan para ahli tasawwuf , karena mereka mengartikan kata nafs sebagai sesuatu
yang mencakup sifat-sifat tercela pada diri manusia. Itulah sebabnya mereka
menegaskan tentang keharusan melawan hawa nafsu ataupun mengekangnya. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia, nafs (nafsu) juga dipahami sebagai dorongan hati yang
kuat untuk berbuat kurang baik,11padahal dalam Alquran nafs tidak selalu berkonotasi
negative.

2.2.2.Adab

Adab berasal dari bahasa Arab. Menurut bahasa Adab memiliki arti kesopanan,
kehalusan dan kebaikan budi pekerti, akhlak. Kamus Besar Bahasa Indonesia, adab
diartikan sebagai kehalusan dan kebaikan budi pekerti, kesopanan, akhlak. Praja Nasrul
menjelaskan bahwa, adab yaitu tata cara hidup, penghalusan atau kemuliaan
kebudayaan manusia. Sedangkan menurut istilah adab adalah suatu ibarat tentang
pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah. Dapat diambil
pengertian bahwa adab ialah mencerminkan baik buruknya seseorang, mulia atau
hinanya seseorang, terhormat atau tercelanya nilai seseorang. Maka jelaslah bahwa
seseorang itu bisa mulia dan terhormat di sisi Allah apabila ia memiliki adab dan budi
pekerti yang baik 7

Menurut al-Attas, secara etimologi (bahasa); adab berasal dari bahasa Arab
yaitu addaba-yu‟addibu-ta‟dib yang telah diterjemahkan oleh al-Attas sebagai
„mendidik‟ atau „pendidikan‟8.1 Dalam kamus Al-Munjid dan Al Kautsar, adab
dikaitkan dengan akhlak yang memilki arti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.2 Sedangkan, dalam bahasa Yunani adab
disamakan dengan kata ethicos atau ethos, yang artinya kebiasaan, perasaan batin,
kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. perasaan batin. Ethicos kemudian

7
Mustopa, Adab Dan Kompetensi Dai Dalam Berdakwah, Jurnal Dakwah dan Komunikasi, Volume
8 No. 1 (2017) hal :101
8
Al-Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam. Terj. dari Bahasa Inggris oleh Haidar Bagis (Bandung:
Mizan, 1996), hal: 60.

5
berubah menjadi etika. Menurut al-Attas, akar kata adab tersebut berdasarkan dalam
sebuah hadis Rasulullah saw yang secara jelas mengunakan istilah adab untuk
menerangkan tentang didikan Allah SWT yang merupakan sebaik-baik didikan yang
telah diterima oleh Rasulullah saw. Hadis tersebut adalah: “Addabani Rabbi pa Ahsana
Ta‟dibi” : Aku telah dididik oleh Tuhanku maka pendidikanku itu adalah yang terbaik.
Adapun secara istilah (terminology), al-Attas mendefinisi adab sebagai suatu:

2.2.2.1. Macam-Macam Adab

a. Adab kepada Allah

b. Adab Bergaul dengan Ibu-Bapak

c. Adab terhadap Anak-Anak

d. Adab terhadap Diri Sendiri

e. Adab bergaul dengan sesama muslim dan sesama manusia9

2.3.Pengertian Etika

Etika dan moral merupakan dua istilah yang sejak dulu kala hingga sekarang
terus diperbincangkan oleh para ahli, terutama di dunia filsafat dan pendidikan10.Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa
yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).11 Kata “etika” berasal dari
bahasa Yunani kuno, ethos. Dalam bentuk tunggal kata ethos memiliki beberapa makna:
tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak;
perasaan, sikap, cara berpikir. Sedang bentuk jamak dari ethos, yaitu ta etha, berarti adat
kebiasaan. Dalam arti terakhir inilah terbentuknya istilah “etika” yang oleh Aristoteles,
seorang filsuf besar Yunani kuno (381-322 SM), dipakai untuk menunjukkan filsafat

9
Mustofa, Adab Dan Kompetensi Dai Dalam Berdakwah,hal :102,103,104.
10
Yusuf,Suatu Telaah Tentang Tuntutan dan Tuntutan dalam Penyelenggaraan Publik,Vol
3,No2(Ciamis,2017)hal:1
11
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)”Etika”

6
moral. Karena itu, dalam arti yang terbatas etika kemudian berarti ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan12

Dalam ensiklopedi Indonesia, etika disebut sebagai ilmu ke-susilaan yang


menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup dalam masyarakat; apa yang baik dan
apa yang buruk. Sedangkan secara etimologis, etika berasal dari kata ethos (bahasa
Yunani) yang berarti kebiasaan atau watak. Etika menurut bahasa Sansekerta lebih
berorientasi kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Etika
menurut Bertens dalam (Pasolong, 2007) adalah kebiasaan, adat atau akhlak dan watak.
Secara Epistimologis etika dan moral memiliki kemiripan, namun sejalan dengan
perkembangan ilmu dan kebiasaan dikalangan cendekiawan ada pergeseran arti. Etika
cenderung dipandang sebagai suatu cabang ilmu dalam filsapat yang mempelajari nilai
baik dan buruk manusia. Sedangkan moral adalah hal-hal yang mendorong manusia
untuk melakukan tindakan yang baik sebagai kewajiban atau norma13.terdapat beberapa
pendapat para ahli memaknai tentang etika antara lain :

1. Drs. O.P. SIMORANGKIR: etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat: etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan
oleh akal.
3. Drs. H. Burhanudin Salam: etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya14

2.4.Etika Seorang Mahasiswa


Modernisasi membawa perubahan yang lebih maju bagi kehidupan, namun
modernisasi juga memberi dampak negatif yang mempengaruhi kehidupan (Vesiano,
2015). Modernisasi juga menimbulkan pergeseran pola interaksi dan berubahnya
nilai-nilai dalam masyarakat (Asia, 2008). Masih banyak manusia yang tidak ber-etika
di lingkungan kampus seperti cara berbicara yang kurang sopan baik dengan teman
sebaya ataupun dengan yang lebih tua. Tak sedikit jumlah mahasiswa yang memiliki sikap

12
Marzuki,Etika dan Moral dalam Pembelajaran(Yogyakarta,2013)hal:3
13
Yusuf,Suatu Telaah Tentang Tuntutan dan Tuntutan dalam penyelenggara Publik,hal:64
14
Psikologimania,Pengertian Etika(eJournal,2013)hal :2

7
tidak beretika dalam berkomunikasi dengan para dosennya. Dalam Nailiya Nikmah, Noor
R. Rahwani, & Fitriani (2018) Aspek etika termasuk aspek penting yang menjadi bagian
setiap profesi15. Norma dan etika dalam kehidupan kampus terbentuk karena adanya
berbagai perbedaan individu antarmahasiswa. Sebagai makhluk individu, mahasiswa
memiliki kepribadian, kepentingan, keinginan, tujuan hidup yang berbeda satu dengan
yang lain. Agar segala perbedaan tersebut tidak menimbulkan permusuhan, pertengkaran,
16
ketidaktertiban maka dibuatlah peraturan atau norma. Norma dan etika memiliki
hubungan yang sangat erat yaitu etika sebagai ilmu pengetahuan yang membahas tentang
prinsip-prinsip moralitas. Peranan norma dan etika bagi aktivitas mahasiswa yaitu menjadi
landasan dalam melakukan kegiatan yang tetap mengacu pada nilai-nilai dan normanorma
yang sudah ada, sehingga segala perbuatan dan tingkah laku mahasiswa dapat diterima
masyarakat17
Bagaimanakah seharusnya mahasiswa bisa mengaktualisasikan atau
mengaplikasikannya norma dan etika dalam kehidupan di kampus maupun di masyarakat?
Terdapat beberapa cara yang bisa di lakukan antara lain:
a) Menaati peraturan yang ditetapkan oleh fakultas dan para dosen yang mendidik kita.
b) Menganggap teman sesama mahasiswa sebagai teman sejawat yang harus saling
membantu dan menganggapnya sebagai pesaing secara sehat dalam berkompetisi
meraih prestasi akademis.
c) Menjunjung tinggi kejujuran ilmiah dengan menaati kaidah keilmuan yang berlaku
seperti menghindari tindakan menyontek, plagiat, memalsu tanda tangan kehadiran
dan tindakan tercela lainnya.
d) Berperilaku sopan dan santun dalam bergaul di lingkungan kampus dan di masyarakat
umum sebagai manifestasi dari kedewasaan dalam berpikir dan bertindak.
e) Berpenampilan elegan sesuai dengan mode yang berlaku saat ini tanpa harus
melanggar tata tertib berpakaian di kampus.
f) Berpikir kritis, rasional dan ilmiah dalam menerima ilmu pengetahuan baru, bisa
mempertimbangkan mana yang benar dan mana yang salah dengan menguji setiap
masukan dengan cara mengkonfirmasikan ke sumbernya.

15
Sari, Yuniar, Kesadaran mahasiswa terhadap etika berbahasa, Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif
Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol 1 No 5(2021)hal: 605-606
16
Muslim, Pemahaman Mahasiswa Terhadap Norma Dan Etika Serta Aplikasinya Dalam
Kehidupan,Vol 13 No 1 (2018) hal:31
17
Ibid hal:46

8
g) Mempunyai prinsip yang jelas dalam berpendirian didasari dengan kerendahan hati
tanpa harus tampak sombong atau angkuh.18

Mahasiswa juga dituntut dan harus mengaplikasikan norma dan etika dalam
kehidupannya sehari-hari, di antaranya melaksanakan etika yang berlaku secara umum, yaitu:
a. Selalu berusaha keras untuk dapat menyelesaikan studi dengan cepat dan hasil yang
sebaik-baiknya.
b. Siap saling membantu sesama koleganya dalam hal-hal positif.
c. Mengikuti kegiatan tatap muka di kelas secara disiplin.
d. Berusaha memenuhi komitmen waktu dan memberi pemberitahuan apabila terjadi
perubahan janji.
e. Tidak merokok di sembarang tempat, kecuali di tempat yang disediakan19.

18
Ibid hal: 47-48
19
Ibid hal:48

9
BAB III
PENUTUP
3.1.Simpulan
Dengan demikian berdasarkan tinjauan kebahasaan di atas dapat dipahami bahwa
dimensi adalah hal ikhwal yang berhubungan dengan misi kehidupan yang dilalui oleh
setiap makhluk, , ciptaan Tuhan tak terkecuali manusia sebagai salah satu jenis makhluk
yang ciptakan Allah yang memilki dimensi dalam ukuran dan postur badan termasuk sifat,
sikap, bakat, dan kemampuan, yang berbeda antara individu yang satu dengan yang
lainnya .
Sedangkan pengertian personal menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
adalah bersifat pribadi atau perseorangan : kepribadian kolektif telah dipecahkan dengan
tumbuh dan berkembangnya kepribadian yang membawa nilai-nilai subjektif Personal
adalah perseorangan yang bertindak untuk diri sendiri yang berkaitan dengan pembuktian
kompetensi .Manusia yang mampu untuk memanusiakan kemanusiaanya adalah manusia
yang memiliki ciri khas yang secara prinsipil berbeda dari hewan dan makhluk ciptaan
Allah yang lainnya.Al Nafs Istilah-istilah dalam al Qur‟an memiliki makna yang kaya dan
konteks yang ragam, termasuk istilah yang digunakan untuk menunjukkan instrumen
psikis manusia..Kata ini terdapat dalam 63 surat, yang terbanyak dimuat dalam surat al-
Baqarah (35 kali), Ali Imran (21 kali), al- Nisa‟ (19 kali), al-An‟am dan al-Taubah
(masing-masing 17 kali, serta al-A‟raf dan Yusuf (masing-masing 13 kali) Maka peneliti
akan melihat lebih jauh bagaimana pandangan M.Quraish Shihab tentang An-Nafs dalam
tafsir Al-Mishbah yang terdapat dalam (Q.S Yusuf ayat 53, Q.S Al-Qiyamah ayat 2, dan
Q.S Al-Fajr ayat 27-28) .Kata nafs sendiri mengandung beberapa makna, di antaranya
adalah jiwa, diri, nafsu dan lain-lain.Dalam bahasa Yunani adab disamakan dengan kata
ethicos atau ethos, yang artinya kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk
melakukan perbuatan. Menurut al-Attas, akar kata adab tersebut berdasarkan dalam
sebuah hadis Rasulullah saw yang secara jelas mengunakan istilah adab untuk
menerangkan tentang didikan Allah SWT yang merupakan sebaik-baik didikan yang telah
diterima oleh Rasulullah saw .Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Etika
adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak).

10
3.2.Saran
Di dalam proses pembuatan makalah yang kami sampaikan tentu pasti ada
kesalahan dan kesilapan yang kami lakukan sehingga belum bisa dikatakan
sempurna,baik dari segala aspek.Di sebabkan masih banyaknya kesalahan dan kesilapan
didalamnya,oleh sebab itu kami selaku penulis makalah ini memberikan kesempatan dan
izin kepada para pembaca untuk menyampaikan komentar dan kritik yang membangun
atau yang bisa kita ambil pelajarannya,sehingga menjadi sempurna agar di kemudian hari
kami bisa membuatnya menjadi lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Marzuki, M. (2013). Etika Dan Moral Dalam Pembelajaran. Indonesia One Search , 1,3.

Hudiarni, S. (2017). Penyertaan Etika Bagi Masyarakat Akademik Di Kalangan


Duniapendidikan Tinggi. Moral Kemasyarakatan , 1.

Lusyati, S. D. (2014). Nafs (Jiwa ) Dalam Al Quran . Jurnal Al Fath , 1.

M.Pd, D. S. (2018, April). Pemahaman Mahasiswa Terhadap Norma Dan Etika Serta
Aplikasinya Dalam Kehidupan . P. 31.

Mania, P. (2014, September 17). Pengertian Personal. 2022, Pp. -.

Mulyadi. (2019). Dimensi Dimensi Kemanusiaan . Al Taujih , 14.

Mustofa. (2017). Adab Dan Kompetensi Dai Dalam Berdakwah . Jurnal Dakwah Dan
Komunikasi , 101.

Sari, Y. (21). Kesadaran Mahasiswa Terhadap Etika Berbahasa . Jurnal Integrasi Dan
Inovativ Ilmu Ilmu Sosial (Jihi3s, 605-606.

Yusuf, I. M. (2017). Suatu Telaah Tentang Tuntutan Dan Tuntutan Dalam Penyelenggaraan
Publi. 1-2.

Zulfatmi. (2022). Al Nafs Dlam Alquran . Jurnal Mudarrisuna , 1.

12

Anda mungkin juga menyukai