Hayyin, Layyin, Qorib dan Sahl Farhat Umar Apapun aktivitas seorang Muslim yang diniatkan dengan benar dan dilakukan sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah dan rasul-Nya, maka ia bernilai ibadah di sisi Allah swt. Sholatnya, puasanya, bahkan makannya, tidurnya, mandinya, bekerjanya, silaturahimnya, dsb. Semua bernilai ibadah dengan terpenuhinya 2 hal tsb, yakni niat benar sekaligus cara yang benar. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya : “Sesungguhnya Sholatku, Ibadahku, Hidup dan matiku (yakni seluruh kehidupanku) hanya untuk Allah swt”. (QS. 6 : 162) Apapun aktivitas hamba yang memenuhi 2 syarat tersebut, maka Allah menjanjikan kepadanya, manfaat dunia dan akherat sekaligus. Allah Ta’ala berfirman : ُ ٱَّللِ ث َ َو اب ٱلدُّ ْنيَا َ ان يُ ِريدُ ث َ َو َّ َاب ٱلدُّ ْنيَا فَ ِعند َ َّمن َك ِصيرا ًۢ س ِم ِ َيعا ب َ ُٱَّلل َ اخ َر ِة ۚ َو َك َّ ان ْ َو ِ ٱل َء “Barangsiapa yang menghendaki manfaat dunia saja maka ia merugi, karena di sisi Allah ada manfaat dunia dan akherat, Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. An-Nisa’ 134) Di antara manusia ada yang orientasinya hasil dunia semata, tanpa mengindahkan 2 syarat tsb (niat benar & cara benar), maka Allah istidroj dengan manfaat dunianya, tetapi Allah tidak ridho terhadapnya. Allah Ta’ala pula berfirman : “Barangsiapa yang menghendaki manfaat dunia saja dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (manfaat) di akherat, kecuali neraka dan lenyaplah di akherat (pahala) apa yang telah mereka kerjakan di dunia dan sia-sia apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud : 15-16) Dari ‘Uqbah bin ‘Amir ra., Rasulullah saw bersabda: ُّ ِإذَا َرأ َ ْيتَ هللاَ تَعَالَى يُ ْع ِطي ا ْلعَ ْب َد ِم َن ال ُّد ْنيَا َما يُ ِح ب ْ اص ْي ِه فَ ِإنَّ َما ذَ ِل َك ِمنهُ ا ٌ ستِ ْد َرا ٌ ِ َعلَى َمع َ َو ُه َو ُم ِقي ٌم “Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145) Allah Ta’ala berfirman, اب ك ُِل ش َْي ٍء َحتَّى َ علَ ْي ِه ْم أ َ ْب َو َ سوا َما ذُ ِك ُروا ِب ِه فَت َ ْحنَاُ َفَلَ َّما ن َ س َو ُ ِإذَا فَ ِر ُحوا ِب َما أُوتُوا أ َ َخ ْذنَا ُه ْم بَ ْغتَةً فَ ِإذَا ُه ْم ُم ْب ِل “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membu-kakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44) Oleh karenanya, bagi seorang muslim yg dikejar dan dicari adalah manfaat dunia yg diridhoi Allah swt. Bila ia mendapatkan yg demikian itu, barulah ia bergembira sebagai rasa syukur atas karunia yg diridhoi tsb. Allah swt menggambarkan keadaan ini dalam firman-Nya : َ َُّللاِ َو ِب َر ْح َمتِ ِه فَ ِبذَ ِل َك فَ ْليَ ْف َر ُحوا ُه َو َخ ْي ٌر ِم َّما يَ ْْ َمع – َو ْ َقُ ْل ِبف َّ ض ِل “Katakanlah (Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa (kekayaaan) yg mereka kumpulkan. (QS. Yunus : 58) Seorang hamba Mukmin bekerja, maka selain ia memperoleh hasil dari pekerjaannya, ia pun menda- patkan pahala yang besar dari Allah Ketika Rasulullah saw sedang bermajlis, ada sahabat yg melihat ada seorang pemuda yg kuat dan giat dalam beker- ja, lalu mereka berkata: sekiranya hal tsb dilakukan di jalan Allah !, maka nabi saw bersabda: “Jangan kalian ungkap- kan itu; karena jika ia keluar bekerja untuk anaknya yg ma- sih kecil maka ia termasuk jihad fi sabilillah, jika ia keluar bekerja untuk kedua orangtuanya yg sudah tua maka ia ter- masuk fi sabilillah, jika ia keluar bekerja untuk dirinya sen- diri sehingga menjadi iffah (memiliki harga diri untuk tidak menjadi peminta-minta) maka ia berada di jalan Allah, dan jika ia keluar untuk bekerja karena riya dan sombong maka ia berada di jalan syaitan”. (HR Thabrani) Nabi saw juga bersabda : َ ع َم ِل يَ ِد ِه أ َ ْم ُسى َم ْغفُ ْو ًرا لَه َ َم ْن أ َ ْم َ سى كَاالًّ ِم ْن ‘Barang siapa yang sore hari dalam keadaan kelelahan lantaran pekerjaan yg telah dilakukan- nya, maka ia dapatkan sore hari tsb dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT. (HR. Thabrani) “Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu, terdapat satu dosa yg tidak dapat dihapuskan dengan shalat, puasa, haji dan umrah.’ Sahabat bertanya, ‘Apa yg dapat menghapuskannya, Ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Semangat dalam mencari rizki.’ (HR. Thabrani) Di antara Amalan yg meraih manfaat besar di dunia dan meraih pula manfaat besar di akherat berupa pahala besar adalah bersikap baik pada orang lain. Allah Ta’ala berfirman : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran : 159) Empat sikap Baik pada sesama yg Nabi saw pastikan masuk surga dan dampaknya tidak diragukan pula ter- hadap manfaat dunia (diantaranya dalam bisnis) adalah seperti disebutkan dalam hadist nabi saw berikut : َ بَلَى يَا رَسُوﻝ: أَالَ أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ تُحَرَﻡُ عَلَيْهِ النَارُ؟ قَالُوا ٍسهْلَ ،ٍ قَرِيب،ٍ لَيِن،ٍ عَلَى كُلِ هَيِن: َ قَاﻝ،ِالله “Maukah kalian aku tunjukkan orang yg Haram baginya tersentuh api neraka?” Para sahabat berkata, “Mau, wahai Rasulullah!” Beliau menjawab: “(Yg Haram tersentuh api neraka adalah) orang yg Hayyin, Layyin, Qarib, Sahl.” (HR. Tirmidzi & Ibnu Hibban, dishahihkan Al-Albani). Apa itu Hayyin, Layyin, Qorib & Sahl ? Hayyin, yaitu orang yang tawadhu, tidak sombong, tidak merasa angkuh, tidak ujub, Memiliki sifat ketenangan dan bijaksana, menyikapi sesuatu dengan tenang & damai. Allah Ta’ala berfirman : “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (QS Al Furqaan : 63) Allah Ta’ala berfirman : ْ َ ص ْوتِ َك ۚ ِإ َّن أَن َك َر ْٱْل ِ ص َٰ َو ت َ ض ِمن ْ ض ِ َوٱ ْق ُ ِص ْد فِى َم ْش ِي َك َوٱ ْغ يرِ ت ْٱل َح ِم َ َل ُ ِص ْو “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS. Luqman : 19) Allah Ta’ala berfirman, َ ض َجنَا َح َك ِل ْل ُمؤْ ِم ِن ين ْ َو ْ اخ ِف “Dan berendah dirilah kamu terhadap orang- orang yang beriman. ” (QS. Al Hijr: 88) Di antara makna Hayyin : maknanya adalah berhati-hati dalam menghadapi permasalahan dan tidak tergesa-gesa. Artinya, seseorang tidaklah mengambil sebuah permasalahan dengan zhahirnya belaka, lalu dia pun dengan tergesa-gesa menghukumi permasalahan tersebut sebelum dia menelitinya dengan lebih lanjut. Sahabat Nabi saw, Ali bin Abi Thalib ra. Berkata, “jangan kalian menyalahkan seseorang sebelum kalian mengetahui dengan jelas alasannya. Allah swt menukilkan suatu kisah dalam firmanNya tentang Sulaiman dengan Hud-hud dalam surat An-Naml : 20-21 : “Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang." (QS. An-Naml : 20-21) Diriwayatkan dalam hadist : Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tatkala kami dimasjid bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba datang seorang dusun (badui) kencing di masjid, maka para sahabat menghardiknya, “Hai, hai pergi”. Rasulullah saw, “Jangan kalian hardik, biarkan dia (jangan putus buang air kecilnya)”. Para sahabat membiarkan orang tersebut hingga selesai dari buang air kecilnya, kemudian Rasulullah saw memanggilnya. (berlanjut…) Lanjutan hadist …: Rasulullah saw berkata, “Sesungguhnya masjid- masjid tidak boleh untuk buang air kecil, tetapi dipergunakan untuk berdzikir kepada Allah, shalat dan membaca Al-Qur’an”. Rasulullah saw bersab- da kepada para sahabatnya, “Sungguh kalian diutus untuk memudahkan dan tidak untuk menyu- litkan, guyurlah air kencing tadi dengan satu ember air”. Orang tadi lalu berkata, “Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan jangan Engkau rahmati selain kami”. Rasulullah saw, berkata : “Sungguh engkau telah mempersempit perkara yang luas.” (Muttafaqun ‘alaihi) Kedua, Layyin Orang yg lembut dan santun, baik dalam bertutur-kata atau bersikap. Tidak kasar, tidak semaunya sendiri. Tidak galak, keras hati. Lemah lembut dan selalu menginginkan kebaikan untuk sesama manusia. Mudah memaafkan kesalahan, mampu menahan marah. Perintah bergaul dengan layyin yakni berlemah lembut (rifqu) & tidak berkata kata kasar (hilmi) Allah Ta’ala berfirman : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran : 159) Allah Ta’ala berfirman :
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran : 134) Allah Ta’ala berfirman : غ ِضبُوا ُه ْم َ ش َو ِإذَا َماَ اح ِ وَ َكبَا ِئ َر اإلثْ ِم َوا ْلفَ َو َ َوالَّ ِذ َ ُين يَ ْْت َ ِنب صالةَ َوأ َ ْم ُر ُه ْم َّ ست َ َْابُوا ِل َر ِب ِه ْم َوأَقَا ُموا الْ ين اَ ) َوالَّ ِذ37( َو َ يَ ْغ ِف ُر )38( ََ ورى بَ ْينَ ُه ْم َو ِم َّما َر َز ْقنَا ُه ْم يُ ْن ِفقُو َ ش ُ “dan (bagi) orang-orang yg menjauhi dosa-2 besar dan perbuatan-2 keji; dan apabila mereka marah, mereka memberi maaf. Dan orang-2 yg mematuhi seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mere- ka menafkahkan sebagian dari rezeki yg Kami berikan kepada mereka. (QS. Asy-Syura:37-38) Allah Ta’ala mengabadikan nasehat dari salah seorang ashabul kahfi kepada kawannya, dalam surat al- Kahfi ayat 19 : ش ِع َر َّن ِب ُك ْم أ َ َح ًدا ْ ُف َو ََل ي َّ ََو ْليَتَل ْ ط “…..dan hendaklah ia berlaku lemah- lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun. (QS. Al-Kahfi : 19) Allah Ta’ala berfirman : سعَ ِة أ َ َْ يُ ْؤتُوا أُو ِلي ا ْلقُ ْربَ ٰى َّ ض ِل ِم ْن ُك ْم َوال ْ ََو َال يَأْت َ ِل أُولُو ا ْلف ۗ صفَ ُحوا ْ ََّللاِ ۖ َو ْليَ ْعفُوا َو ْلي َّ س ِبي ِل َ ين فِي َ اج ِر ِ ين َوا ْل ُم َه َ َوا ْل َم َ سا ِك ور َر ِحي ٌم ٌ ُ غف َ َُّللا َّ وَ أ َ َْ يَ ْغ ِف َر َّ َّللاُ لَ ُك ْم ۗ َو َ ُّأ َ َال ت ُ ِحب “Dan janganlah orang-2 yg mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-2 yg miskin dan orang-2 yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampuni-mu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, (QS. An-Nuur : 22) Allah Ta’ala berfirman :
َ وف َو َم ْغ ِف َرة ٌ َخي ٌْر ِم ْن
صدَقَ ٍة ٌ قَ ْو ٌل َم ْع ُر ي َح ِلي ٌمٌّ ن ِ غَ ُ َّ َّللاو َ ۗ ىذ َ أ ا ه َ ُ عَ بْ يَت “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (QS, al-Baqarah : 263) Ketiga, Qarib Akrab, ramah diajak bicara, menyenangkan bagi orang yang diajak bicara. Wajah yang berseri-seri dan murah senyum jika bertemu serta selalu menebar salam dan mudah bergaul. Nabi saw bersabda : “Janganlah sekali-kali engkau menghina sedikit pun dari hal kebaikan sekalipun engkau menemui saudaramu dengan wajah yang berseri.” (HR. Muslim) Sifat Qarib Dari Jabir bin ‘Abdillah ra., Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ف ُ َف َوالَ َخ ْي َر فِ ْي َم ْن الَ يَأْل ُ َف َوالَ يُ ْؤل ُ َف َويُ ْؤل ُ َالمؤ ِم ُن يَأْل ْ ِ َّاس أ َ ْنفَعُ ُه ْم ِللن اس ِ ََّو َخ ْي ُر الن “Seorang mukmin itu adalah orang yang bisa menerima dan diterima orang lain, dan tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bisa menerima dan tidak bisa diterima orang lain. Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Thabrani, no. 5949). Keempat, Sahl Orang yang tidak mempersulit sesuatu. Selalu ada solusi bagi setiap permasalahan. Tidak suka berbelit-belit, tidak menyusahkan dan tidak membuat orang lain susah. Wallahualam. As-Sahl mempermudah urusan, sebagaimana Rasulullah saw jika mengutus sahabatnya dalam suatu urusan, beliau bersabda, س ُر ْوا ِّ ِ َش ُر ْوا َوالَ تُنَ ِفِّ ُر ْوا َوي ِّ ِ َس ُر ْوا َوالَ تُع ِّ ِ َب “Gembirakanlah mereka, jangan bikin lari, permudah urusan mereka, jangan mempersulit”. (Muttafaqun ‘alaihi) Di antara sifat Sahl adalah memberi manfaat pada sesama Rasulullah saw bersabda : “Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah manusia yg paling memberikan manfaat bagi manusia lainnya. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim lain (orang lain) bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini –masjid Nabawi– selama sebulan penuh.” (HR. Thabrani di dalam Al-Mu’jam Al-Kabir no. 13280) Maka dengan 4 sifat yang disebutkan Nabi saw di atas, yakni Hayyin, Layyin, Qarib dan Sahl, semoga Indah Group semakin dicintai masyara- kat pelanggannya dalam memberikan layanannya, dan dicintai Allah (yakni memperoleh pahala besar di sisi Allah). Dan insyaAllah menjadi pilihan masyarakat karena kualitas layanan, kecepatan & ketepat- an pengiriman, sebagaimana Nabi Sulaiman memilih sahabatnya yg berilmu untuk mengirim- kan Singgasana Ratu Balqis ke istana beliau, padahal dalam jarak yang sangat jauh (1000 km lebih) bisa sampai dalam waktu kedipan mata. Allah Ta’ala berfirman : “Sulaiman berkata, "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang- orang yang berserah diri?” ‘ Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin berkata, "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar- benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.” (Berlanjut…) Lanjutan … : “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka (Sulaiman menyuruhnya), dan tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata, "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau meng- ingkari akan nikmatNya. Dan barangsiapa yg ber- syukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia.” (QS. An-Naml : 38-40) Tenang, Lembut & Santun, Ramah, Memudahkan dalam melayani Serta Cepat & Tepat InsyaAllah Indah Group Meraih Sukses Dunia Akherat ALHAMDULILLAH