Kelas XI TKJ I
Sejarah
SEJARAH Adipura dimulai ketika Presiden berkeinginan untuk memberikan penghargaan bagi
kota yang dianggap sukses memperhatikan kebersihan lingkungan.
Program Adipura pertama kali dimulai pada tahun 1986 yang dicanangkan oleh presiden.
Pemberian penghargaan lingkungan hidup yang
cukup bergengsi ini diberikan berdasarkan kriteria tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Adipura sebenarnya digunakan sebagai alat untuk mendorong motivasi aparat pemerintah dan
masyarakat untuk meperbaiki dan meningkatkan kondisi kebersihan lingkungan di Indonesia.
Beberapa tujuan di balik penghargaan Adipura antara lain, untuk menurunkan tingkat polusi dar
i limbah domestik, merealisasikan kesehatan lingkungan, dan merealisasikan budaya bersih
lingkungan.
Sebenarnya terdapat bermacam-macam jenis penghargaan Adipura ini yang dibagi berdasarka
n tingkat atau golongan tertentu.
Adipura yang terbuat dari emas atau lazim disebut Adipura Kencana merupakan hadiah yang di
berikan bagikota yang secara berturut-turut mempertahankan Adipura
sebanyak minimal empat kali dalam lima tahun. Atau bisa juga diberikan bagi kota yangmemper
tahankan penghargaan Adipura yang diperolehnya sebanyak lebih dari lima
kali secara berturut-turut.
Hadiah Adipura diberikan bagi kota yang betul-betul sukses dalam pengelolaan kebersihan ling
kungan, penataan tata kota yang memenuhi kriteria dalam penilaian.
Sementara itu untuk kota yang dianggap sukses dalam mengelola kebersihan kota tetapi belum
memenuhi kriteria yang ditentukan diberikan sertifikat atau piagam
Adipura. Penghargaan Adipura sempat terhenti pelaksanaannya pada tahun 1999.
Namun, sejak tahun 2005, pemberian penghargaan tersebut kembali dihidupkan untuk meningk
atkan semangat pemerintah daerah dalam memelihara dan
mengelola lingkungannya. Sebenarnya untuk mengganti program Adipura ini,pemerintah pusat
sempat mengadakan lomba bangun praja. Karena gaungnya
tidak sekeras Adipura, 2005 ini pemerintah memutuskan menjalankan kembali program pengha
rgaan Adipura yang sedianya rutin diadakan setahun sekali.
Program
yang dihidupkan kembali tersebut sejalan dengan Program Lingkungan Hidup Perserikatan Ban
gsa-Bangsa (UNEP) yang mencanangkan Green Cities;
Plan for the Planet! sebagai tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2005ini.
Dengan adanya pemberian penghargaan Adipura ini, kota-kota di Indonesia diharapkan menjad
ikan lingkungan sebagai prioritas dalam pembangunan kota
yang berkelanjutan.
Dalam rangka usaha untuk mempercepat peningkatan kualitas lingkungan hidup peringatan
perkotaan di Indonesia, dalam laporan Menteri Negara LH ke Presiden pada
puncak Hari Lingkungan Hidup tanggal 6 Juni 2005 di Istana Cipanas yang lalu, akan dilakukan
beberapa langkah ke depan program Adipura.
Pertama,semua kabupaten/kota di Indonesia perlu diikutsertakan dalam program ini.
Mulai Juni 2005
KLH akan melakukan pemantauan terhadap seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Kedua, dari hasil pemantauan tersebut setiap tanggal 5 Juni akan diumumkan ranking kota-kota
di Indonesia mulai dari kota yang terbaik sampai kota yangterburuk.
Ketiga, mulai tahun ini ada dua macam penghargaan, yaitu bagi kota-kota yang berprestasi dal
am pengertian memenuhi kriteria Adipura; dan penghargaan bagi kota-kota
yang menunjukkan kemajuan besar (best effort).
Adipura Tidak Sekedar Bersih
Mendapatkan Penghargaan Piala adipura merupakan sebuah prestasi menggembirakan bagi
setiap kota sekaligus kepala daerah yang meraihnya. Bukan hanya prestasi saja, adipura juga
menjadi kebanggaan (prestise) tersendiri bagi daerah itu sendiri. Adipura adalah salah satu
lambang kesuksesan yang menjadi dambaan setiap daerah. Oleh karena itu, para kepala daerah
berlomba-lomba untuk meraih gelar kota terbersih dan bahkan mempertahankannya sampai bisa
memperoleh gelar Adipura Kencana.
Adipura sendiri adalah sebuah penghargaan bagi kota di Indonesia sesuai kategori kota, yang
berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan, dimana kegiatan ini
merupakan program nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Negara Lingkungan
Hidup. Sejarah menulis bahwa Program pemberian penghargaan Adipura telah dilaksanakan
setiap tahun sejak 1986. Walaupun sempat terhenti pada awal era reformasi yaitu tahun 1998,
namun akhirnya program Adipura kembali dicanangkan di Denpasar Bali pada tanggal 5 Juni
2002 dan terus berlanjut hingga sekarang.
Tujuan diadakannya adipura untuk memacu semua daerah agar menjadi “kota bersih dan teduh”.
Oleh sebab itu, kriteria penilaian Adipura terdiri dari 2 indikator pokok yakni yang pertama
indikator kondisi lingkungan perkotaan (fisik) dalam hal ini mencakup kebersihan semua
wilayah dalam kota dan keteduhan kota yaitu kelestarian lingkungan dalam kota dengan
representasi ruang hijau dan lainnya serta yang kedua yakni indikator pengelolaan lingkungan
perkotaan (non-fisik), yang meliputi institusi, manajemen, dan daya tanggap.
Tug
u Adipura | Foto: skyscrapercity.com
Dalam rangka memberikan semangat dan motivasi terhadap pemerintah kabupaten/kota untuk
mengatasi masalah sampah, maka Kementerian Negara Lingkungan Hidup menyelenggarakan
Program Piala Adipura. Dengan fokus untuk mendorong kota-kota di Indonesia menjadi " Kota
bersih dan Teduh". Piala Adipura diberikan pada kota / kabupaten yang memiliki karakteristik
sebagai daerah perkotaan dengan batas-batas wilayah tertentu yang berhasil menggalakkan
program kebersihan diwilayahnya terutama kebersihan terhadap sampah. Keberhasilan ini
adalah hasil kerjasama antara Pemerintah Kota dengan Masyarakatnya. Indikator penilaian
dalam Piala Adipura adalah kondisi fisik lingkungan perkotaan dalam hal kebersihan dan
keteduhan serta pengelolaan lingkungan perkotaan (non-fisik), yang meliputi institusi,
manajemen dan daya tanggap.
Namun bangsa Indonesia seperti tidak dapat terlepas dari pengaruh KKN dalam
penyelenggaraan program-program kenegaraannya. Seperti yang dilaporkan Walhi ( Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia ) mengenai Pemberian Piala Adipura 2012, dimana sampai saat
ini perlaksanaan program piala adipura dinilai bersifat seremoni dan menghamburka uang.
Seperti yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Nasional Walhi Abetnego Tarigan, Adanya
permainan dalam pemberian penghargaan, sudah bukan rahasia umum. Misalnya, saat tim
penilai turun ke lapangan, pasti akan ada entertain sehingga seolah-olah semua bisa diatur.
Apalagi dengan sistem sectoring, kemungkinan bisa diatur juga besar.
Selain dampak negatif diatas, hal lain yang harusnya menjadi perhatian yaitu mengenai kriteria
yang belum jelas dan tidak memiliki reward and punishment serta empowerment, baik bagi
yang berpredikat terbersih maupun terkotor. Hal ini sama saja dengan penghargaan swasta
yang tidak ada efeknya, sehingga sering dimanfaatkan sebagai komoditas politik.
Sebagai contoh, Penghargaan Adipura tahun 2010 yang diberikan kepada Kota Bekasi, saat itu
dipimpin Mochtar Mohammad (MM), kota patriot itu meraih Piala Adipura sebagai kota
terbersih. Tapi, dua tahun kemudian, tahun 2012, Kota Bekasi mendapat "penghargaan"
sebagai kota metropolitan terkotor se-Indonesia. "Penghargaan" kota terkotor itu diterima
setelah Wali Kota Bekasi dijabat oleh Rahmat Effendi menggantikan MM. MM sendiri terjerat
kasus korupsi, salah satunya dugaan suap Piala Adipura 2010 sebesar Rp 400 juta.
Pendapat lain dari Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Aceh, Husaini
Syamaun, beberapa kriteria untuk suatu kota / kabupaten mendapatkan penghargaan berupa
piala adipura ini adalah dilihat dari bagaimana kesadaran masyarakatnya untuk ikut serta
menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan, bukan hanya membebankan pada Pemerintah.
Selain itu, perawatan pasar dari sebuah kota, peranan sekolah-sekolah sebagai duta
lingkungan yang sehat dan bersih, kondisi drainase, potensi sampah dari sebuah kota, cara
pengelolaan sampah yang baik, ruang terbuka hijau yang memadai juga harus menjadi
pertimbangan.
Kesimpulan
Kita tidak perlu lagi mengejar adipura tapi adipura yang akan mendatangi kita. Adipura bukan
sekedar bersih, yang lebih penting dari itu adalah kesadaran akan pentingnya menjaga
kebersihan dan keteduhan dari masyarakat sendiri. Ada atau tidak ada adipura, kota dan
lingkungan sekitar kita harus bersih dan teduh demi kelangsungan hidup masyarakat didalam
kota yang lebih berkualitas.