Penyusun :
Dedep Nugraha, S.Kep., Ns., M.Kep
Susan Irawan Rifai, S.Kep., Ns., MAN
Tri Nurjayanti, S.Kep., Ns., M.Kep
1
PENILAIAN
2
A. SKENARIO KASUS
Kasus : 1 / 2 / 3
PENILAIAN
NO KOMPETENSI
Tgl NILAI Komentar*
1. Ketrampilan klinis dasar
(anamnesis klinis)
2. Anamnesis
3
B. PRESENTASI KASUS / SIMULASI IPE
Kemampuan 1 2 3 4 5
Analisis (konsisten terhadap peran profesinya)
TTD
Kriteria penilaian:
1. Kemampuan menyusun materi yang sistematis, padat dan jelas.
2. Kemampuan untuk menyajikan secara sistematis, singkat dan jelas baik dalam
tulisan maupun lisan
3. Kemampuan untuk mendiskusikan hal-hal penting yang berkaitan dengan
masalah yang diderita pasien, termasuk clinical reasoning, dan menjelaskan
berdasar EBM
4. Kemampuan untuk mendiskusikan dan menjelaskan berdasar EBM serta
membahas nilai-nilai spiritual dan budaya
*Nilai 60 – 100
4
C. REFLEKSI KASUS
Kasus : 1 / 2 / 3
1. Rangkuman kasus
3. Evaluasi (hal yang baik dan buruk atau kelebihan dan kekurangan)
Kriteria penilaian:
1. Kemampuan menyusun materi yang sistematis, padat dan jelas.
2. Kemampuan untuk mengevaluasi, analisa dan menyimpulkan sesuai evidence yang
terbaik.
3. Kemampuan untuk menyusun rencana tindak lanjut.
4. Kemampuan menyampaikan poin spiritualitas ke dalam kasus.
*Nilai 60 – 100
D. PENILAIAN PERILAKU PROFESIONAL
Penilaian perilaku profesional (Professional Behavior) dilakukan berdasarkan
pengamatan secara terus menerus terhadap perilaku mahasiswa yang dapat diamati
(observable behavior) selama simulasi.
Catatan :
Pertemuan estudy sbg bukti kehadiran :
12. Download Tugas (modul)
13. Upload Tugas Skenario
14. Upload Tugas ppt presentasi simulasi
15. Upload Tugas Refleksi kasus simulasi
16. UAS
KELAS A, B, C, D
Tn. K, 50 tahun, seorang pekerja petani karet datang dengan keluhan batuk
tidak berdahak. Pasien mengatakan batuk dirasakan lebih sering pada malam hari
dibandingkan pagi atau siang hari. Keluhan tersebut telah dirasakan sejak 3 bulan
yang lalu. Awalnya pasien mengatakan batuk timbul pada saat menyangkul dan
bertambah berat pada saat menyemprot pestisida pada kebunnya. Pasien juga
mengatakan adanya demam, keringat malam, penurunan nafsu makan, dan penurunan
berat badan yang awalnya 50 kg menjadi 47 kg dalam satu bulan.
Pasien mempunyai kebiasaan yang tidak baik seperti membuang dahak
sembarangan, tidak memakai masker pada saat batuk, kurangnya pengetahuan
penyakit yang diderita oleh pasien, dukungan keluarga yang kurang terhadap pasien,
dan keadaan rumah pasien yang lembab. Pada saat keluhan muncul pasien dibawa
oleh keluarganya ke RS.
Pemeriksaan fisik yang telah dilakukan kepada pasien didapatkan hasil berat
badan pasien 47 kg, tinggi badan 163 cm, IMT 18,0 (underweight), terlihat sakit
ringan. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi napas 17 x/menit,
suhu tubuh 37,0 ℃. Konjungtiva mata anemis, sklera anikterik. Telinga dan hidung
dalam batas normal. Pada mulut tampak gigi dan oral hygiene cukup. Tenggorokan,
jantung, dan abdomen dalam batas normal. Pada pemeriksaan paru, inspeksi dalam
batas normal, palpasi dalam batas normal, perkusi dalam batas normal, auskultasi
adanya suara ronkhi pada pulmo dekstra dan sinistra. Ekstremitas superior dan
inferior dalam batas normal,tidak sianosis, tidak oedem, dan akral hangat. Status
neurologis: Reflek fisiologis normal, reflek patologi(‐).
Di RS pasien telah dilakukan pemeriksaan foto rontgen anterior posterior (AP)
dan didapatkan adanya kavitas pada pulmo dekstra dan sinistra. Pengambilan dahak
dilakukan sebanyak dua kali dengan hasil yang pertama negatif kemudian diulangi
dan didapatkan hasilnya +2.
Pasien diberikan obat paket berupa Rifampicin 150 mg, Isoniazid 75 mg,
Pirazinamid 400 mg, Etambutol 275 mg. Pasien sudah mendapatkan pengobatan
selama 1 bulan. Pasien merasakan gatal setelah minum obat tersebut, namun untuk
menguranginya pasien biasanya minum teh yang hangat dan pada saat BAK berwarna
merah.
3. KASUS 3 : Komunitas (Perawat, Dokter, Kesmas, Farmasi)
Kelompok 3 setiap kelas