Anda di halaman 1dari 22

.

Kamis, 29 Oktober 2015

KOMUNIKASI DAN PENGUNGKAPAN DIRI

PENGERTIAN KOMUNIKASI

Secara harafiah, komunikasi berasal dari Bahasa Latin: COMMUNIS yang berarti keadaan yang biasa,
membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah sutu proses di dalam upaya membangun saling
pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah
komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan kesalahpahaman yang bisa
saja terjadi.

penjelasan mengenai komunikasi menurut beberapa ahli:

# PALO ALTO

Ketika dua orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus menerus karena mereka tidak
dapat berperilaku. PALO ALTO sangat percaya bahwa seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi.

# HIMSTREET & BATY

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa
(lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.

# BOVEE
Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan.

# LASWELL

Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada siapa
dengan efek apa.

# CARL I. HOVLAND

Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya
dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain.

# THEODORSON & THEDORSON

Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang
lain terutama melalui simbol-simbol.

# EDWIN EMERY

Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain.

# DELTON E, Mc FARLAND

Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia.

# WILLIAM ALBIG

Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan
menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat
kebiasaan.

# CHARLES H. COOLEY

Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol
secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu.
Unsur-unsur Komunikasi

Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami unsur-unsur komunikasi, antara lain:

1. Komunikator.

Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan media tertentu.
Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu
komunikasi.

2. Komunikan.

Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian memahami, menerjemahkan
dan akhirnya memberi respon.

3. Media.

Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi. Berupa
bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa
mesin, sandi dan lain sebagainya.

4. Pesan.

Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada Komunikan.
Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan
komunikasi.

5. Tanggapan.

Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan. Diimplentasikan
dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.

Fungsi komunikasi adalah :

Sebagai informasi

Komunikasi membantu proses penyampaian informasi yang diperlukan individu dan atau kelompok
untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data dan menilai pilihan-pilihan alternatif

Sebagai kendali

Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi
mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
Sebagai motivasi

Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan para karyawan apa yang harus
dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja
jika itu di bawah standar

Pengungkap emosional

Bagi sebagian komunitas, mereka memerlukan interaksi social, komunikasi yang terjadi di dalam
komunitas itu merupakan cara anggota untuk menunjukkan kekecewaan dan rasa puas. Oleh karena itu,
komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan sebagai alat untuk memenuhi
kebutuhan sosial

Komunikasi data seperti halnya orang yang saling berkomunikasi, yang melibatkan komponen : pesan,
pengirim, media dan penerima.

Elemen-Elemen Proses Komunikasi

Source (sumber) Adalah pihak yang mencetuskan dan menyampaikan pesan, dapat merupakan
perorangan maupun sekelompok orang.

Massage (pesan) Berupa rangsang verbal atau non verbal, biasanya dihubungkan sesuatu makna yang
telah dipahami, seperti kata-kata, gerakan tubuh, tanda-tanda tertentu dll.

Channel (sarana) Yaitu sarana yang dipakai untuk menyampaikan pesan, seperti bahasa atau gerakan-
gerakan anggota badan.

Receiver (penerima) Biasanya pesan itu dikirimkan oleh seseorang sebagai sumber kepada seorang
penerima pesan. penerima pesan ini biasa pula disebut sebagai tujuan akhir dari pesan.

Feedback (umoan balik) Merupakan pesan yang berupa respon atau komentar mengenai pesan yang
diterima (atau yang telah dikirimkan)

Noise (gangguan) Yaitu segala sesuatu yang menghambat atau mengganggu kelancaran jalannya proses
komunikasi (bisa bersifat external/environmental atau internal/intrapersonal). HAMBATAN-
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI

Banyak factor yang menjadi hambatan dalam komunikasi, dapat dibedakan menjadi:

1. Hambatan yang bersifat teknis

Seperti: kurangnya sarana dan parasarana yang diperlukan. Kondisi fisik yang tidak memungkinkan
terjadinya proses komunikasi maupun methode ataupun cara berkomunikasi yang baik belukm
diketahui. Hambatan yang bersifat teknis ini, meliputi juga factor pekerjaan.
2. Hambatan Perilaku

Seperti: pandanga yang sifat apriori (tidak suka), prasangka negative, suasana selalu tidak mau
mengalah.faktor kepentingan pribadi si penerima turut mempengaruhi atau menjadi penghambat.

Apabila ada rasa tidak mempercayai atau kecurigaan, maka hampir dapat dipastiak bahwa komunikai
akan mengalami distorsi atau bahkan ditolak sama sekali.

Sebaliknya, apabila ada saling percaya dan saling menghargai, komunikasi yang ‘acak-acakan’ pun entah
bagaimana bisa diterima dengan baik.

3. Hambatan Bahasa

Agar dipergunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti ataupun gerak-gerik yang dapat
memperjelas ucapan.

4. Hambatan Struktur (Organisasi)

Karena dibedakan tingkat dalam organisasi, terkadang seorang bawahan takut, maupun apabila harus
berhubungan dengan atasannya apalagi pimpinannya seorang yang berwibawa dan disegani. Karena
rasa tersebut maka komunikasi tidak dapat berjalan sebagai mana mestinya. Untuk menghindari hal ini,
usahakanlah pemimpin harus lebih bersifat terbuka, supel, mau bergaul dengan bawahan apalagi
meluangkan waktu di luar jam dinas untuk bersenda gurau selayaknya seorang sahabat. Dan sebaliknya
bawahan juga harus mempunyai keberanian menghadapi atasan ibarat sebagai ayah maupun rekan
sekerja.

5. Hambatan latar belakang social budaya

Ini disebabkan oleh suku, adat, tradisi misalnya, berbicara dengan orang Solo lain kalau berbicara
dengan orang Batak. Disamping itu latar belakang pendidikan, kebiasaan berteman atau keberadaan
lingkungan. Seorang sarjana kadang-kadang sulit berbicara dengan tukang becak, seorang ayah
mengalami kesulitan berbicara denga anaknya yang remaja.

6. Hambatan karena proses komunikasi

Umumnya terjadi karena factor “Saringan”. Contoh dari proses “Penyaringan” adalah pada saat kita
mengirimkan pesan secara berantai melalui lebih dari satu orang. Memanng seringkali kita tak dapat
berhadapan langsung dengan orang yang kita tuju, namun yang penting disadari adalah terjadinya
distorsi dalam komunikasi yang di akibatkan proses penyaringan yang panjang.

Perbedaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Perbedaan antara Komunikasi Verbal dan Nonverbal Secara sekilas telah diuraikan pada bagian awal
tulisan ini, bahwa antara komunikasi verbal dan nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, dalam arti. kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk menciptakan suatu makna.
Namun, keduanya juga memiliki perbedaan- perbedaan. Dalam pemikiran Don Stacks dan kawan-kawan,
ada tiga perbedaan utama di antara keduanya yaitu kesengajaan pesan (the intentionality of the
message), tingkat simbolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of symbolism in the act or
message), dan pemrosesan mekanisme (processing mechanism). Kita mencoba untuk menguraikannya
satu per satu.

1. Kesengajaan (intentinolity)

Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah persepsi mengenai niat (intent).
Pada umumnya niat ini menjadi lebih penting ketika kita membicarakan lambang atau kode verbal.
Michael Burgoon dan Michael Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal adalah komunikasi kalau
pesan tersebut :

a) Dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan

b) Diterima oleh penerima secara sengaja pula.

Komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat. atau intent tersebut. Persepsi sederhana
mengenai niat ini oleh seorang penerima sudah cukup dipertimbangkan menjadi komunikasi nonverbal.
Sebab, komunikasi nonverbal cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan kurang halus apabila
dibandingkan dengan komunikasi verbal. Selain itu, komunikasi nonverbal mengarah pada norma-norma
yang berlaku, sementara niat atau intent tidak terdefinisikan dengan jelas. Misalnya, norma-norma
untuk penampilan fisik. Kita semua berpakaian, namun berapa Bering kita dengan sengaja berpakaian
untuk sebuah situasi tertentu? Berapa kali seorang teman memberi komentar terhadap penampilan
kita? Persepsi receiver mengenai niat ini sudah cukup untuk memenuhi persyaratan guna
mendefinisikan komunikasi nonverbal.

2. Perbedaan perbedaan simbolik (symbolic differences) Kadang-kadang niat atau intent ini dapat
dipahami karena beberapa dampak simbolik dari komunikasi kita. Misalnya, memakai pakaian dengan
warna atau model tertentu, mungkin akan dipahami sebagai suatu `pesan' oleh orang lain (misalnya
berpakaian dengan warna hitam akan diberi makna sebagai ungkapan ikut berduka cita).

Komunikasi verbal dengan sifat-sifatnya merupakan sebuah bentuk komunikasi yang diantarai (mediated
form of communication). Dalam arti kita mencoba mengambil kesimpulan terhadap makna apa yang
diterapkan pada suatu pilihan kata. Kata-kata yang kita gunakan adalah abstraksi yang telah disepakati
maknanya, sehingga komunikasi verbal bersifat intensional dan harus 'dibagi' (shared) di antara orang-
orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Sebaliknya, komunikasi nonverbal lebih alami, isi
beroperasi sebagai norma dan perilaku yang didasarkan pada norma. Mehrabian menjelaskan bahwa
komunikasi verbal dipandang lebih eksplisit dibanding bahasa nonverbal yang bersifat implisit. Artinya,
isyarat-isyarat verbal dapat didefinisikan melalui sebuah kamus yang eksplisit dan lewat aturan-aturan
sintaksis (kalimat), namun hanya ada penjelasan yang samar-samar dan informal mengenai signifikansi
beragam perilaku nonverbal.
Mengakhiri bahasan mengenai perbedaan simbolik ini, kita mencoba untuk melihat ketidaksamaan
antara tanda (sign) dengan lambang (simbol). Tanda adalah sebuah representasi alami dari suatu
kejadian atau tindakan. la adalah apa yang kita lihat atau rasakan. Sedangkan lambang merupakan
sesuatu yang ditempatkan pada sesuatu yang lain. Lambang merepresentasikan tanda melalui abstraksi.
Contoh, tanda dari Mengakhiri bahasan mengenai perbedaan simbolik ini, kita mencoba untuk melihat
ketidaksamaan antara tanda (sign) dengan lambang (simbol). Tanda adalah sebuah representasi alami
dari suatu kejadian atau tindakan. la adalah apa yang kita lihat atau rasakan. Sedangkan lambang
merupakan sesuatu yang ditempatkan pada sesuatu yang lain. Lambang merepresentasikan tanda
melalui abstraksi. Contoh, tanda dari sebuah kursi adalah kursi itu sendiri, sedangkan lambang adalah
bagaimana kita menjelaskan kursi tersebut melalui abstraksi. Dengan perkataan lain, apa yang secara
fisik menarik bagi kita adalah tanda (sign) dan bagaimana menciptakan perbedaan yang berubah-ubah
untuk menunjukkan derajat ketertarikan tersebut adalah lambang (simbol). Komunikasi verbal lebih
spesifik dari bahasa nonverbal, dalam arti is dapat dipakai untuk membedakan hal-hal yang sama dalam
sebuah cara yang berubah-ubah, sedangkan bahasa nonverbal lebih mengarah pada reaksi-reaksi alami
seperti perasaan atau emosi.

3. Mekanisme pemrosesan (processing mechanism) Perbedaan ketiga antara komunikasi verbal dan
nonverbal berkaitan dengan bagaimana kita memproses informasi. Semua informasi termasuk
komunikasi diproses melalui otak, kemudian otak kita menafsirkan informasi ini lewat pikiran yang
berfungsi mengendalikan perilaku- perilaku fisiologis (refleks) dan sosiologis (perilaku yang dipelajari
dan perilaku sosial).

Satu perbedaan utama dalam pemrosesan adalah dalam tipe informasi pada setiap belahan otak. Secara
tipikal, belahan otak sebelah kiri adalah tipe informasi yang lebih tidak berkesinambungan dan berubah-
ubah, sementara belahan otak sebelah kanan, tipe informasinya Iebih berkesinambungan dan alami
(pada uraian di bawah, Malandro dan Barker juga menjelaskan mengenai hal ini).

Berdasarkan pada perbedaan tersebut, pesan-pesan verbal dan nonverbal berbeda dalam konteks
struktur pesannya. Komunikasi nonverbal kurang terstruktur. Aturan-aturan yang ada ketika kita
berkomunikasi secara nonverbal adalah lebih sederhana dibanding komunikasi verbal yang
mempersyaratkan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis. Komunikasi nonverbal secara tipikal
diekspresikan pada saat tindak komunikasi berlangsung. Tidak seperti komunikasi verbal, bahasa
nonverbal tidak bisa mengekspresikan peristiwa komunikasi di masa lalu atau masa mendatang. Selain
itu, komunikasi nonverbal mempersyaratkan sebuah pemahaman mengenai konteks di mana interaksi
tersebut terjadi, sebaliknya komunikasi verbal justru menciptakan konteks tersebut.

Perbedaan lain tentang komunikasi verbal dan nonverbal dapat dilihat dari dimensi-dimensi yang
dimiliki keduanya. Gagasan ini dicetuskan oleh Malandro dan Barker seperti yang dikutip dalam buku
Komunikasi Antar Budaya tulisan Dra. Ilya Sunarwinadi, M.A.

1. Struktur >< Nonstruktur

Komunikasi verbal sangat terstruktur dan mempunyai hukum atau aturan-aturan tata bahasa. Dalam
komunikasi nonverbal hampir tidak ada atau tidak ada sama sekali struktur formal yang mengarahkan
komunikasi. Kebanyakan komunikasi nonverbal terjadi secara tidak disadari, tanpa urut-urutan kejadian,
yang dapat diramalkan sebelumnya. Tanpa pola yang jelas, perilaku nonverbal yang sama dapat
memberi arti yang berbeda pada saat yang berlainan.

2. Linguistik >< Nonlinguistik

Linguistik adalah ilmu yang mempelajari anal usul, struktur, sejarah, variasi regional dan ciri-ciri fonetik
dari bahasa. Dengan kata lain, linguistik mempelajari macam-macam segi bahasa verbal, yaitu suatu
sistem dari lambang-lambang yang sudah diatur pemberian maknanya. Sebaliknya. pada komunikasi
nonverbal, karena tidak adanya struktur khusus, maka sulit untuk memberi makna pada lambang. Belum
ada sistem bahasa nonverbal yang didokumentasikan, walaupun ada usaha untuk memberikan arti
khusus pada ekspresi-ekspresi wajah tertentu. Beberapa teori mungkin akan memberikan pengecualian
pada bahasa kaum tuna-rungu yang berlaku universal, sekalipun ada juga lambang-lambangnya yang
bersifat unik.

3. Sinambung (continuous) >< Tidak Sinambung (discontinuous)

Komunikasi nonverbal dianggap bersifat sinambung, sementara komunikasi verbal didasarkan pada unit-
unit yang terputus-putus. Komunikasi nonverbal baru berhenti bila orang yang terlibat di dalamnya
meninggalkan suatu tempat. Tetapi selama tubuh, wajah dan kehadiran kita masih dapat dipersepsikan
oleh orang lain atau diri kita sendiri, berarti komunikasi nonverbal dapat terjadi. Tidak sama halnya
dengan kata-kata dan simbol dalam komunikasi verbal yang mempunyai titik awal dan akhir yang pasti.

4. Dipelajari >< Didapat Secara Ilmiah

Jarang sekali individu yang diajarkan cara untuk berkomunikasi secara nonverbal. Biasanya is hanya
mengamati dan mengalaminya. Bahkan ada yang berpendapat bahwa manusia lahir dengan naluri-naluri
dasar nonverbal. Sebaliknya komunikasi verbal adalah sesuatu yang harus dipelajari.

5. Pemrosesan dalam Bagian Otak sebelah Kiri >< Pemrosesan dalam Bagian Otak sebelah Kanan

Pendekatan neurofisiologik melihat perbedaan dalam pemrosesan stimuli verbal dan nonverbal pada
diri manusia. Pendekatan ini menjelaskan bagaimana kebanyakan stimuli nonverbal diproses dalam
bagian otak sebelah kanan, sedangkan stimuli verbal yang memerlukan analisis dan penalaran, diproses
dalam bagian otak sebelah kiri. Dengan adanya perbedaan ini, maka kemampuan untuk mengirim dan
menerima pesan berbeda pula.

Masih dalam buku Komunikasi Antar Budaya karya Ilya SunarwinadiSamovar, Porter dan Jain melihat
perbedaan antara komunikasi verbal dan nonverbal dalam hal sebagai berikut :

1. Banyak perilaku nonverbal yang diatur oleh dorongan-dorongan biologik. Sebaliknya komunikasi
verbal diatur oleh aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang dibuat oleh manusia, seperti sintaks dan tata
bahasa. Misalnya, kita bisa secara sadar memutuskan untuk berbicara, tetapi dalam berbicara secara
tidak sadar pipi menjadi memerah dan mata berkedip terus-menerus.
2. Banyak komunikasi nonverbal serta lambang-lambangnya yang bermakna universal. Sedangkan
komunikasi verbal lebih banyak yang bersifat spesifik bagi kebudayaan tertentu.

3. Dalam komunikasi nonverbal bisa dilakukan beberapa tindakan sekaligus dalam suatu waktu
tertentu, sementara komunikasi verbal terikat pada urutan waktu.

4. Komunikasi nonverbal dipelajari sejak usia sangat dini. Sedangkan penggunaan lambang berupa kata
sebagai alat komunikasi membutuhkan masa sosialisasi sampai pada tingkat tertentu.

5. Komunikasi nonverbal lebih dapat memberi dampak emosional dibanding komunikasi verbal.

Komunikasi efektif

Definisi Dan Pengertian Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change)
pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi. Lebih sederhana sering dikenal dengan
komunikasi dua arah,yaitu komunikasi yang menghasilkan timbak balik atau feed back.

Tujuan Komunikasi Efektif

Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberikan kemudahan dalam memahami pesan
yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan
oleh pemberi informasi lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh
penerima informasi, atau komunikan. Tujuan lain dari Komunikasi Efektif adalah agar pengiriman
informasi dan umpan balik atau feed back dapat seimbang sehingga tidak terjadi monoton.

Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik. Menurut Mc.
Crosky Larson dan Knapp mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan
mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan
dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan
terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa.

Syarat komunikasi efektif


Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila komunikasi yang dilakukan:

1. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh
pengirimnya.

2. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan
perbuatan yang diminati oleh pengirim.

3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk
menindaklanjuti pesan yang dikirim

Bagaimanakah caranya agar kita mampu melakukan komunikasi yang efektif, sehingga target
informasi yang harus disampaikan ataupun diserap sesuai dengan harapan ?

Keterampilan dalam berkomunikasi secara efektif dapat dipelajari dan dikuasai dengan latihan rutin dan
berkesinambungan secara terus menerus. Untuk dapat melakukan komunikasi efektif ada beberapa hal
yang tidak boleh dilakukan yaitu :

Menganalisa

Menyalahkan

Menghakimi

Menasehati

Menginterogasi

Keterampilan yang harus dimiliki dalam melakukan komunikasi efektif adalah keterampilan
mendengarkan dan bertanya. Dalam proses berkomunikasi, seseorang harus mampu mendengarkan dan
memahaminya dengan baik. Kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang saling memiliki
keterkaitan dan mengarah pada suatu solusi atau ketenangan untuk masing-masing pihak.

Komunikasi efektif perlu dilakukan untuk dapat membangun sebuah kesamaan keinginan dari sebuah
informasi yang disajikan. Sehingga tujuan yang ingin diraih dapat dilakukan secara bersama-sama.
Komunikasi efektif dapat dilakukan oleh setiap orang. Jika ada yang merasa tidak mampu, hal ini Karena
masalah pembiasaan saja. Melatih orang berkomunikasi secara efektif bisa dilakukan dengan langsung
pada prakteknya. Walaupun sepintas sepele, hal ini dapat membantu setiap individu untuk mencapai
sebuah kesuksesan baik di dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan karirnya.

Manfaat komunikasi efektif

Banyak manfaat yang dapat peroleh dengan berkomunikasi secara baik dan efektif, di antaranya
adalah:

1. Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai dengan yang
dimaksudkan.
2. Adanya saling kesefamanan antara komunikator dan komunikan dalam suatu permasalahan,
sehingga terhindar dari salah persepsi.

3. Menjaga hubungan baik dan silaturrahmi dalam suatu persahabatan, komunitas atau jama’ah.

4. Aktivitas ‘amar ma’ruf nahi munkar di antara sesama umat manusia dapat diwujudkan dengan lebih
persuasif dan penuh kedamaian.

Kiat untuk mencapai Komunikasi Efektif

§ Gunakan umpan balik

§ Saluran komunikasi yang banyak

§ Mengenali siapa penerima pesan

§ Komuniukasi tatap muka

§ Menyadari dampak bahsa tubuh

§ Menanggapi isi pembicaraan

§ Sopan dan wajar

§ Menghormati semua orang

§ Mengendalikan emosi

§ Dll

Proses Komunkasi Efektif

Bagaiman efek suatu proses komunikasi pada seseorang terhadap pesan yang dikomunikasikan dapat
diramalkan bagaimana timbul pada komunikan. Upaya untuk hal tersebut dengan menciptakan “the
condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi ketika menginginkan suatu
pesan dapat membangkitkan tangggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut adalah :
· Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian
komunikan.

· Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju pada pengalaman yang sama antara
komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.

· Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara
untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

· Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan yang layak bagi
situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat digerakkan untuk memberikan tanggapan yang
dikehendaki.

Selanjutnya seorang komunikator harus meneliti sedalam-dalamnya tujuan komunikan (know your
audience) meliputi hal-hal :

1. Waktu yang tepat untuk suatu pesan

2. Bahasa yang harus dipergunakan agar pesan dapat dimengerti

3. Sikap dan nilai yangharus ditampilkan agar efektif

4. Jenis kelompok di mana komunikasi akan dilaksanakan

Perlu juga diperhatikan bahwa komunikan dapat dan akan menerima sebuah pesan jika terdapat kondisi
berikut secara simultan : Komunikan dapat dan benar-benar mengerti pesan komunikasi. Pada saat
komunikan mengambil keputusan, komunikan sadar bahwa keputusannya itu sesuai dengan tujuannya
serta bersangkutan dengan kepentingan pribadinya. Komunikan mampu untuk menepati baik secara
mental maupun secara fisik. Selanjutnya fakta fundamental yang harus diperhatikan oleh komunikator,
bahwa komunikan terdiri dari berbagai orang yang saling berinteraksi satu sama lain dalam suatu
jaringan pranata sosial, maka setiap orang merupakan subjek bagi berbagai pengaruh diantaranya
adalah pengaruh dari komunikator.

14 kemampuan untuk mencapai komunikasi yang efektif

1.Berikan kesan bahwa anda antusias berbicara dengan mereka.

Tunjukan kesan kepda mereka bahwa anda lebih suka berbicara dengan mereka daripada orang lain di
muka bumi ini. Ketika anda memberi mereka kesan bahwa anda sangat antusias berbicara dengan
mereka dan bahwa anda peduli kepada mereka, anda membuat perasaan mereka lebih positif dan
percaya diri. Mereka akan lebih terbuka kepada anda dan sangat mungkin memiliki percakapan yang
mendalam dengan anda.

2.Ajukan pertanyaan tentang minat mereka .

Ajukan pertanyaan terbuka yang akan membuat mereka berbicara tentang minat dan kehidupan
mereka. Galilah sedetail mungkin sehingga akan membantu mereka memperoleh perspektif baru
tentang diri mereka sendiri dan tujuan hidup mereka.

3.Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka.

Rasakan bagaimana perasaan mereka pada saat ini dengan mengamati bahasa tubuh dan nada suara.
Dari sudut pandang ini, anda dapat menyesuaikan kata-kata, bahasa tubuh, dan nada suara anda
sehingga mereka akan merespon lebih positif.

4.Tunjukkan rasa persetujuan: Katakan kepada mereka apa yang anda kagumi tentang mereka dan
mengapa.

Salah satu cara terbaik untuk segera berhubungan dengan orang adalah dengan menjadi jujur dan
memberitahu mereka mengapa anda menyukai atau mengagumi mereka. Jika menyatakan secara
langsung dirasakan kurang tepat, cobalah dengan pernyataan tidak langsung. Kedua pendekatan
tersebut bisa sama-sama efektif.

5.Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang mereka katakan .

Jangan terlalu berfokus pada apa yang akan Anda katakan selanjutnya selagi mereka berbicara.
Sebaliknya, dengarkan setiap kata yang mereka katakan dan responlah serelevan mungkin. Hal ini
menunjukkan bahwa anda benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan dan anda sepenuhnya
terlibat di dalam suasana bersama dengan mereka. Juga pastikan untuk bertanya setiap kali ada sesuatu
yang tidak mengerti pada hal-hal yang mereka katakan. Anda tentu saja ingin menghindari semua
penyimpangan yang mungkin terjadi dalam komunikasi jika anda ingin mengembangkan hubungan yang
sepenuhnya dengan orang tersebut.

6.Beri mereka kontak mata yang lama.

kontak mata yang kuat mengkomunikasikan kepada orang lain bahwa anda tidak hanya terpikat oleh
mereka dan apa yang mereka katakan tetapi juga menunjukkan bahwa anda dapat dipercaya. Ketika
dilakukan dengan tidak berlebihan, mereka juga akan menganggap anda yakin pada diri anda sendiri
karena kesediaan anda untuk bertemu mereka secara langsung. Akibatnya, orang secara alami akan
lebih memperhatikan anda dan apa yang anda katakan.

7.Ungkapkan diri anda sebanyak mungkin.

Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan seseorang adalah dengan mengungkapkan
diri seterbuka mungkin. Bercerita tentang kejadian yang menarik dari hidup anda atau hanya
menggambarkan contoh lucu dari kehidupan normal sehari-hari. Ketika anda bercerita tentang diri anda,
pastikan untuk tidak menyebutkan hal-hal yang menyimpang terlalu jauh dari minat mereka atau
bahkan berlebihan. Anda dapat membiarkan mereka mengetahui lebih jauh tentang diri anda seiring
berjalannya waktu.

8.Berikan kesan bahwa anda berdua berada di tim yang sama.

Gunakan kata-kata seperti “kami, kita ” untuk segera membangun sebuah ikatan. Bila anda
menggunakan kata-kata tersebut, anda membuatnya tampak seperti anda dan mereka berada di tim
yang sama, sementara orang lain berada di tim yang berbeda.

9.Berikan mereka senyuman terbaik anda.

Ketika anda tersenyum pada orang, anda menyampaikan pesan bahwa anda menyukai mereka dan
kehadiran mereka membawa anda kebahagiaan. Tersenyum pada mereka akan menyebabkan mereka
sadar ingin tersenyum kembali pada anda yang secara langsung akan membangun hubungan antara
anda berdua.

10.Menawarkan saran yang bermanfaat.

Kenalkan tempat makan yang pernah anda kunjungi, film yang anda tonton, orang-orang baik yang
mereka ingin temui, buku yang anda baca, peluang karir atau apapun yang terpikirkan oleh anda.
Jelaskan apa yang menarik dari orang-orang, tempat atau hal-hal tersebut. Jika anda memberi ide yang
cukup menarik perhatian mereka, mereka akan mencari anda ketika mereka memerlukan seseorang
untuk membantu membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.

11.Beri mereka motivasi

Jika orang yang anda hadapi lebih muda atau dalam posisi yang lebih sulit dari anda, mereka mungkin
ingin mendengar beberapa kata motivasi dari anda karena anda lebih berpengalaman atau anda
tampaknya menjalani kehidupan dengan baik. Jika anda ingin memiliki hubungan yang sehat dengan
orang tersebut, anda tentu saja tidak ingin tampak seperti anda memiliki semuanya sementara mereka
tidak. Yakinkan mereka bahwa mereka dapat melampaui masalah dan keterbatasan mereka, sehingga
mereka akan berharap menjadikan anda sebagai teman yang enak untuk diajak bicara.

12. Tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang lain.

Umumnya, orang ingin berada di sekitar orang-orang yang akan mengangkat mereka, bukannya
membawa mereka ke bawah. Jika anda secara konsisten memiliki tingkat energi yang lebih rendah
daripada orang lain, mereka secara alami akan menjauh dari Anda menuju seseorang yang lebih energik.
Untuk mencegah hal ini terjadi, secara konsisten tunjukkan dengan suara dan bahasa tubuh anda bahwa
anda memiliki tingkat energi yang sedikit lebih tinggi sehingga mereka akan merasa lebih bersemangat
dan positif berada di sekitar Anda. Namun jangan juga anda terlalu berlebihan berenergik sehingga
menyebabkan orang-orang tampak seperti tidak berdaya. Energi dan gairah yang tepat akan
membangun antusiasme mereka.

13. Sebut nama mereka dengan cara yang menyenangkan telinga mereka.

Nama seseorang adalah salah satu kata yang memiliki emosional yang sangat kuat bagi mereka. Tapi
hal itu belum tentu seberapa sering anda katakan nama seseorang, namun lebih pada bagaimana anda
mengatakannya. Hal Ini dapat terbantu dengan cara anda berlatih mengatakan nama seseorang untuk
satu atau dua menit sampai anda merasakan adanya emosional yang kuat. Ketika anda menyebutkan
nama mereka lebih menyentuh dibanding orang lain yang mereka kenal, mereka akan menemukan
bahwa anda lah yang paling berkesan.

14. Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju.

Ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk memajukan persahabatan anda dengan seseorang:
tawaran untuk makan dengan mereka, berbicara sambil minum kopi, melihat pertandingan olahraga, dll.
Meskipun jika orang tersebut tidak menerima tawaran anda, mereka akan tetap tersanjung bahwa anda
ingin mereka menjalani persahabatan ke tingkat yang lebih dalam. Di satu sisi, mereka akan memandang
anda karena anda memiliki keberanian untuk membangun persahabatan bukan mengharapkan
persahabatan yang instan.

PENGUNGKAPAN DIRI YANG EFEKTIF

Pengungkapan diri atau "self disclosure" dapat diartikan sebagai pemberian informasi tentang diri
sendiri kepada orang lain. Informasi yang diberikan tersebut dapat mencakup berbagai hal seperti
pengalaman hidup, perasaan, emosi, pendapat, cita-cita, dan lain sebagainya. Pengungkapan diri
haruslah dilandasi dengan kejujuran dan keterbukaan dalam memberikan informasi, atau dengan kata
lain apa yang disampaikan kepada orang lain hendaklah bukan merupakan suatu topeng pribadi atau
kebohongan belaka sehingga hanya menampilkan sisi yang baik saja.

Pengungkapan diri (self-disclosure) adalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam
kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain (Wrightsman, 1987).

Menurut Morton (dalam Sears, dkk., 1989) pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi
perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi di dalam pengungkapan diri ini bersifat
deskriptif atau evaluatif. Deskniptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri
yang mungkin belum diketahui oleh pendengar seperti, jenis pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan
evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya seperti tipe orang yang
disukai atau hal-hal yang tidak disukai atau dibenci.

Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, sikap, perasaan,
keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat di dalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman
dan pengungkapan diri seseorang tergantung pada situasi dan orang yang diajak untuk berinteraksi. Jika
orang yang berinteraksi dengan menyenangkan dan membuat merasa aman serta dapat
membangkitkan semangat maka kemungkinan bagi idividu untuk lebih membuka diri amatlah besar.
Sebaliknya pada beberapa orang tertentu yang dapat saja menutup diri karena merasa kurang percaya
(Devito, 1992).

Dalam proses pengungkapan diri nampaknya individu-individu yang terlibat memiliki


kecenderungan mengikuti norma resiprok (timbal balik). Bila seseorang menceritakan sesuatu yang
bersifat pribadi, maka akan cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Pada umumnya
mengharapkan orang lain memperlakukan sama seperti memperlakukan mereka (Reven & Rubin 1983).

“Seseorang yang mengungkapkan informasi pribadi yang lebih akrab daripada yang kita lakukan
akan membuat kita merasa terancam dan kita akan lebih senang mengakhiri hubungan semacam ini.
Bila sebaliknya kita yang mengungkapkan diri terlalu akrab dibandingkan orang lain, kita akan merasa
bodoh dan tidak aman” (Sears, dkk., 1988).

Informasi dalam pengungkapan diri bersifat deskriptif dan evaluatif. Deskriptif artinya individu
melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin untuk diketahui oleh orang lain, misalnya
seperti pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau
perasaan pribadinya lebih mendalam kepada orang lain, misalnya seperti tipe orang yang disukai, hal-hal
yang disukai maupun hal-hal yang tidak disukai. Kedalaman dalam pengungkapan diri tergantung pada
situasi dan orang yang diajak untuk berinteraksi. Situasi yang menyenangkan dan perasaan aman dapat
membangkitkan seseorang untuk lebih mudah membuka diri. Selain itu adanya rasa percaya dan timbal
balik dari lawan bicara menjadikan seseorang cenderung memberikan reaksi yang sepadan (Raven dan
Rubin dalam Dayakisni, 2001: 48).

Menurut Russell dkk (dalam journal of counseling psychology, 2005) “Self-disclosure refers to
individual’s the verbal communication of personality relevant information, thoughts, and feelings in
order to let themselves be know to another”. Artinya adalah bahwa self disclosure merupakan
komunikasi verbal yang dilakukan seseorang mengenai informasi kepribadian yang relevan, pikiran dan
perasaan yang disampaikan, agar orang lain mengetahui tentang dirinya. Devito (1997: 62) berpendapat
bahwa pengungkapan diri ialah membagikan informasi pribadi meliputi pikiran, perasaan, pendapat
pribadi dan juga informasi yang disembunyikan pada orang lain. Brehm (2002: 137) menyatakan bahwa
”self-disclosure adalah pengungkapan informasi yang bersifat pribadi kepada orang lain”.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud selfdisclosure adalah kegiatan membagi informasi
tentang pikiran dan perasaan kepada orang lain yang bersifat pribadi, baik pikiran dan perasaan positif
maupun pikiran dan perasaan negatif. Kegiatan membagi informasi tentang dan perasaan ini
disampaikan dengan komunikasi verbal.

a. Tingkat-Tingkatan Pengungkapan Diri

Dalam proses hubungan interpersonal terdapat tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam


pengungkapan diri. Menurut Powell (dalam Supratikna, 1995) Ting-
katan- tingkatan pengungkapan diri dalam komunikasi yaitu :

1. Basa-basi merupakan taraf pengungkapan diri yang paling lemah atau dangkal, walaupun terdapat
keterbukaan diantara individu, terapi tidak terjadi hubungan antar pribadi. Masing-masing individu
berkomuniikasi basa-basi sekedar kesopanan.

2. Membicarakan orang lain yang diungkapkan dalam komunikasi hanyalah tentang orang lain atau hal-
hal yang diluar dirinya.

3. Menyatakan gagasan atau pendapat sudah mulai dijalin hubungan yang erat. Individu mulai
mengungkapkan dirinya kepada individu lain.

4. Perasaan : setiap individu dapat memiliki gagasan atau pendapat yang sama tetapi perasaan atau
emosi yang menyertai gagasan atau pendapat setiap individu dapat berbeda-beda.

5. Hubungan puncak : pengungkapan diri telah dilakukan secara mendalam, individu yang menjalin
hubungan antar pribadi dapat menghayati perasaan yang dialami individu lainnya.

Menurut Euis Winarti (2007) Pengungkapan diri yang efektif bisa diaplikasikan dalam berbicara
yang efektif. Untuk berbicara menarik dan jelas sehingga mencapai tujuan, perlu dipahami prinsip-
prinsip dan tehnik berbicara yang efektif.

b. Dasar-Dasar Berbicara Dengan Efektif

1. Memperoleh kecakapan dasar

Dengan memperhatikan pengalaman orang lain, tujuan berbicara dalam mengungkapkan diri, mencari
kesempatan untuk terus melatih diri.

2. Mengembangkan keyakinan

Dalam pengungkapan diri untuk berbicara di depan umum harus mempunyai persiapan diri, jangan
menghafal tetapi susun terlebih dahulu apa yang akan disampaikan.

3. Cara yang tepat dan mudah untuk berbicara secara efektif

Membicarakan sesuatu yang pantas untuk dibicarakan dengan keyakinan pada pokok pembicaraan.

c. Prinsip-Prinsip Berbicara Yang Efektif

1. Prinsip motivasi (minat)

Agar pengungkapan diri bisa efektif hendaknya minat para pendengar dibangkitkan.

2. Prinsip perhatian
Pengungkapan diri akan efektif jika pembicaraan dapat menarik perhatian para pendengar.

3. Prinsip keindraan

Pengungkapan diri akan efektif jika pembicaraan bisa disajikan sedemikian rupa, sehingga pendengaran
dan penglihatan para hadirin ikur merespon.

4. Prisip pengertian

Hal-hal yang mudah dimengerti mudah dihafalkan dan ditanamkan pada seseorang

5. Prinsip ulangan

Hal yang diulang-ulang akan meresap dalam jiwa

6. Prinsip kegunaan

Hal-hal yang disa berguna akan tetap tinggal dalam ingatan seseorang.

d. Gaya Berbicara

Gaya berbicara adalah cara pengungkapan diri kita di depan umum atau cara penampilan diri.
Pengungkapan diri ini termasuk gerak - gerik air muka (mimic) dan gerak-gerik badan atau anggota. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam pengungkapan diri di depan umum adalah :

1. Pakaian

2. Sikap badan dan cara berdiri

3. Pandangan mata

4. Gerak-gerik raut muka (mimic) dan tangan

5. Sikap jiwa

6. Suara

e. Fungsi Pengungkapan Diri

Menurut Derlega dan Grzelak (dalam Sears, dkk., 1988) ada lima fungsi pengungkapan diri, yaitu :

1. Ekspresi (expression)

Dalam kehidupan ini kadang-kadang manusia mengalami suatu kekecewaan atau kekesalan, baik itu
yang menyangkut pekerjaan ataupun yang lainnya. Untuk membuang semua kekesalan ini biasanya akan
merasa senang bila bercerita pada seorang teman yang sudah dipercaya. Dengan pengungkapan diri
semacam ini manusia mendapat kesempatan untuk mengekspresikan perasaan kita.
2. Penjernihan diri (self-clarification)

Dengan saling berbagi rasa serta menceritakan perasaan dan masalah yang sedang dihadapi kepada
orang lain, manusia berharap agar dapat memperoleh penjelasan dan pemahaman orang lain akan
masalah yang dihadapi sehingga pikiran akan menjadi lebih jernih dan dapat melihat duduk
persoalannya dengan lebih baik.

3. Keabsahan sosial (sosial validation)

Setelah selesai membicarakan masalah yang sedang dihadapi, biasanya pendengar akan memberikan
tanggapan mengenai permasalahan tersebut Sehingga dengan demikian, akan mendapatkan suatu
informasi yang bermanfaat tentang kebenaran akan pandangan kita. Kita dapat memperoleh dukungan
atau sebaliknya.

4. Kendali sosial (social control)

Seseorang dapat mengemukakan atau menyembunyikan informasi tentang keadaan dirinya yang
dimaksudkan untuk mengadakan kontrol sosial, misalnya orang akan mengatakan sesuatu yang dapat
menimbulkan kesan baik tentang dirinya.

5. Perkembangan hubungan (relationship development).

Saling berbagi rasa dan informasi tentang diri kita kepada orang lain serta saling mempercayai
merupakan saran yang paling penting dalam usaha merintis suatu hubungan sehingga akan semakin
meningkatkan derajat keakraban.

f. Manfaat Pengungkapan Diri

1. Meningkatkan kesadaran diri (self-awareness). Dalam proses pemberian informasi kepada orang lain,
anda akan lebih jelas dalam menilai kebutuhan, perasaan, dan hal psikologis dalam diri anda. Selain itu,
orang lain akan membantu anda dalam memahami diri anda sendiri, melalui berbagai masukan yang
diberikan, terutama jika hal itu dilakukan dengan penuh empati dan jujur.

2. Membangun hubungan yang lebih dekat dan mendalam, saling membantu dan lebih berarti bagi
kedua belah pihak. Keterbukaan merupakan suatu hubungan timbal balik, semakin anda terbuka pada
orang lain maka orang lain akan berbuat hal yang sama. Dari keterbukaan tersebut maka akan timbul
kepercayaan dari kedua pihak sehingga akhirnya akan terjalin hubungan persahabatan yang sejati.

3. Mengembangkan ketrampilan berkomunikasi yang memungkinkan seseorang untuk


menginformasikan suatu hal kepada orang lain secara jelas dan lengkap tentang bagaimana ia
memandang suatu situasi, bagaimana perasaannya tentang hal tersebut, apa yang terjadi, dan apa yang
diharapkan.

4. Mengurangi rasa malu dan meningkatkan penerimaan diri (self acceptance). Jika orang lain dapat
menerima anda maka kemungkinan besar anda pun dapat menerima diri anda.
5. Memecahkan berbagai konflik dan masalah interpersonal. Jika orang lain mengetahui kebutuhan
anda, ketakutan, rasa frustrasi anda, dsb, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk bersimpati atau
memberikan bantuan sehingga sesuai dengan apa yang anda harapkan.

6. Memperoleh energi tambahan dan menjadi lebih spontan. Harap diingat bahwa untuk menyimpan
suatu rahasia dibutuhkan energi yang besar dan dalam kondisi demikian seseorang akan lebih cepat
marah, tegang, pendiam dan tidak riang. Dengan berbagi informasi hal-hal tersebut akan hilang atau
berkurang dengan sendirinya.

g. Pedoman Dalam Pengungkapan Diri

Menurut Devito (1992) hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengungkapan diri adalah sebagai
berikut:

1. Motivasi melakukan pengungkapan diri

Pengungkapan diri haruslah didorong oleh rasa berkepentingan terhadap hubungan dengan orang lain
dan diri sendiri. Sebab pengungkapan diri tidak hanya bersangkutan dengan diri kita saja tetapi juga
bersangkutan dengan orang lain. Kadang-kadang keterbukaan yang kita ungkapkan dapat saja melukai
perasaan orang lain.

2. Kesesuaian dalam pengungkapan diri.

Dalam melakukan pengungkapan diri haruslah disesuaikan dengan keadaan lingkungan. Pengungkapan
diri haruslah dilakukan pada waktu dan tempat yang tepat. Misalnya bila kita ingin mengungkapkan
sesuatu pada orang lain maka kita haruslah bisa melihat apakah waktu dan tempatnya sudah tepat.

3. Timbal balik dan orang lain.

Selama melakukan pengungkapan diri, berikan lawan bicara kesempatan untuk melakukan
pengungkapan dirinya sendiri. Jika lawan bicara kita tidak melakukan pengungkapan diri juga, maka ada
kemungkinan bahwa orang, tersebut tidak menyukai keterbukaan yang kita lakukan.

h. Keuntungan Pengungkapan Diri

1. Pengetahuan diri

Salah satu manfaat pengungkapan-diri adalah kita mendapatkan perspektif baru tentang diri sendiri dan
pemahaman yang lebih mendalam mengenai perilaku kita sendiri.

2. Kemampuan mengatasi kesulitan

Argumen lain yang berkaitan erat adalah bahwa kita akan lebih mampu menanggulangi masalah atau
kesulitan kita, khususnya perasaan bersalah, melalui pengungkapan-diri.

3. Efektivitas hubungan & komunikasi


Pengungkapan-diri memperbaiki komunikasi. Kita memahami pesan-pesan dari orang lain sebagian
besar sejauh kita memahami orang lain secara individual. Kita dapat lebih memahami apa yang
dikatakan seseorang jika kita mengenal baik orang tersebut.

4. Kedalaman hubungan

Barangkali alasan utama pentingnya pengungkapan-diri adalah bahwa ini perlu untuk membina
hubungan yang bermakna diantara dua orang. Tanpa pengungkapan-diri, hubungan yang bermakna dan
mendalam tidak mungkin terjadi. Dengan pengungkapan-diri, kita memberi tahu orang lain bahwa kita
mempercayai mereka, menghargai mereka, dan cukup peduli akan mereka dan akan hubungan kita
untuk mengungkapkan diri kita kepada mereka.

i. Kerugian Pengungkapan Diri

1. Penolakan pribadi & social

Bila kita melakukan pengungkapan-diri biasanya kita melakukannya kepada orang yang kita percaya. Kita
melakukan pengungkapan-diri kepada seseorang yang kita anggap akan bersikap mendukung
pengungkapan-diri kita. Tentu saja, orang ini mungkin ternyata menolak kita.

2. Kerugian materi

Adakalanya pengungkapan-diri mengakibatkan kerugian material. Politisi uang mengungkapkan bahwa


ia pernah dirawat psikiater mungkin akan kehilangan dukungan partai politiknya sendiri dan rakyat akan
enggan memberikan suara baginya.

3. Kesulitan Intrapribadi

Bila reaksi orang lain tidak seperti yang diduga, kesulitan intrapribadi dapat terjadi. Bila Anda ditolak dan
bukan didukung, bila orangtua Anda malah mencemooh dan bukan membelai Anda, dan bila kawan-
kawan Anda menghindar dari Anda dan bukan mendekati Anda seperti sebelumnya, Anda berada dalam
jalur menuju kesulitan intrapribadi.

Fatimah blogger di 20.52

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Fatimah blogger

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu Perkenalkan nama saya sitti fatimah biasa di panggil
fatimah saya anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan sunarti & usman(alm) saya tinggal di sebuah
desa di kab.bone sulsel, saya lulusan SMA Neg.1 Tonra dan tdk lanjut kuliah. Hanya itu perihal tentang
saya lebih dan kurangnya mohon dimaklumi ��

Lihat profil lengkapku

Anda mungkin juga menyukai