Anda di halaman 1dari 7

BAB II

RADIASI PENGION

Salah satu bidang penting yang berhubungan dengan keselamatan radiasi


pengukuran besaran fisis radiasi terhadap berbagai jenis radiasi dan sumber radiasi. Untuk
itu perlu perlu pengetahuan tentang radiasi, sumber radiasi dan besaran radiasi.

A. Radiasi
Pada awalnya yang dimaksud dengan radiasi adalah gelombang elektromagnetik.
Dalam perkernbangannya, yang dimaksud dengan radiasi adalah pancaran energi. Oleh
karenari’ya pancaran energi tersebut tidak hanya energi foton tetapi termasuk energi
kinetik suatu materi, sehingga radiasi dapat berupa pancaran foton atau partikel.
Berdasarkan jenis radiasi, radiasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu gelombang
elektromagnetik, partikel tidak bermuatan, dan partikel bermuatan.
Radiasi juga dapat dibedakan berdasarkan kemampuan mengionkan materi yang
dilaluinya, yaitu :
1. Radiasi pengion : radiasi yang dapat mengionkan materi yang dilaluinya. Yang
masuk dalam kelompok ini adalah foton dengan panjang gelombang < 1 nm atau
setara dengan energi 12 eV, dan radiasi yang berupa partikel antara lain alfa, netron,
dan beta.
2. Radiasi non pengion : radiasi yang tidak termasuk kelompok radiasi pengion, yaitu
foton yang panjang gelombang < 1 nm, misalnya gelombang radio, dan sinar
matahari (Tsoulfanadis).
Dalam pembahasan selanjutnya yang dimaksud dengan radiasi adalah radiasi
pengion. Sumber radiasi dapat berupa zat radioaktif atau dengan alat misalnya pesawat
sinar-x, akselerator electron dan lain sebagainya. Karakteristik radiasi nuklir yang banyak
dikenal dirinci dalam Tabel II.1.

Tabel II.1. Karakteristik Radiasi Nuklir


Muatan Massa rihat Energy rihat Umur rerata
Jenis Symbol
relative (sma) (MeV) (detik)
Netron n 0 1.008982 939.507 1.013 103
Proton p 1 1.007593 938.213 Stabil
Deuteron d 1 2.014187 1 875.500 Stabil
Alfa α 2 4.002777 3 727.160 Stabil
Positron β+,e+ 1 0.000549 0.510976 Stabil
Electron, beta β ,e
- -
-1 0.000549 0.5 10976 Stabil

Universitas Gadjah Mada 1


Muon µ ±1 0.114 105.655 2,212 10-6
Pion π ±1 0.150 139.59 2,55 10-8
Kaon K ±1 0.531 493.9 1,224 10-8
Gama γ …… …… 0 Stabil
Sianr-x x …… …… 0 Stabil
Neutrino v 0 ~0 ~0 Stabil
Hasil belah
Ringan ~20 ~95
Berat ~22 ~139
Sumber : (Prce,1958)

B. Interaksi radiasi dengan materi


Pada prinsipnya proses interaksi radiasi dengan materi adalah proses
perpindahan energi radiasi ke materi yang dilaluinya. Untuk maksud terebut radiasi dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu partikel bermuatan, partikel tidak bermuatan, dan
gelombang elektromagnetik.
1. Partikel bermuatan
Interaksi pertikel bermuatan dengan materi dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. interaksi tumbukan dengan elektron orbital yang mengakibatkan proses ionisasi dan
eksitasi. lonisasi terjadi jika electron memperoleh energi yang cukup untuk
meninggalkan atom menjadi partikel bebas.
b. Interaksi dengan muatan inti yang rnengakibatkan pengerernan kecepatan partikel
yang mengakibatkan pelepasan sinar x. Intensitas sinar-x berbanding lurus dengan
percepatan partikel

Persamaan (1) tersebut menunjukkan bahwa:


a. Untuk 2 partikel meleawati medium yang sama maka partkel yang ringan akan
rnenghasikan jurnlg foton sinar-x yang lebih banyak.
b. Untuk partikel yang sarna melewati 2 medium yang nomor atomnya berbeda maka
partikel yang melewati medium yang nomor atomnya lebih besar akan rnenghasilkan
sinar-x yang lebih banyak.
Pada proses interaksi dengan materi terjadi perpindahan energi dan radiasi ke
medium, sehinga akhimya radiasi tersebut akan berhenti. Sehubungan dengan ha!
tersebut besaran penting terkait dengan interaksi pertikel bermuatan dengan materi

Universitas Gadjah Mada 2


adalah jangkau panjang lintasan maksimum partikel bermuatan. Satuan jangkau dapat
dinyatakan dengan satuan panjang ( cm, m) atau satuan ketebaalan (g/cm2, kg/m2).
Berikut persamaan semi empiris jangkau partikel alfa di udara sebagai fungsi
energi kinetiknya pata tekanan dan temperatur normal:

Untuk menentukan jangkau pada medium lain, maka digunakan hukum Bragg-
Kleeman :

ρ1 adalah densitas dan A adalah berat atom. Untuk campuran maka berat efektif
dapat dihitung dengan persamaan berikut:

dalam hal ini w1 adalah fraksi berat atom komponen campuran

Untuk jangkau electron, dapat digunakan persamaan semiempiris yang


dikembangkan oleh Tabata, Ito, dan Okabe ( Persamaan ITO), untuk energi 0,3 keV
sampai dengan 30 MeV..

Universitas Gadjah Mada 3


Jika medium merupakan campuran maka Zef dan Aef dihitung dengan persamaan
berikut :

Dalam hal ini w1 adalah fraksi berat atom komponen campuran.

2. Partikel tidak bermuatan (netron)


Interaksi netron dengan materi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu hamburan
dan serapan. Interaksi serapan akan mengakibatkan reaksi tranformasi nuklir atara
lain pembentukan inti senyawa yang diikuti dengan pembelahan (yang disebut reaksi
fisi atau pembelahan) dan atau pelepasan radiasi (yang sering disebut reaksi
tangkapan.).
Peluang terjadinya interaksi individual masing-masing nuklida dengan netron
dinyatakan dengan tampang mikroskopik yang dinyatakan dengan satuan luas,
biasanya baru, yang mana 1 barn = 10-24 cm2. Tampang mikroskopik dapat diartikan
sebagai peleang terjadinya interaksi dengan netron persatuan luas.
Di samping tampang mikroskopik didifinisikan tampang makroskopik, yaitu
peluang terjadinya interaksi persatuan panjang lintasan netron. Hubungan tampang
makroskopik dengan tampang mikroskopik dapat dituliskan sebagai berikut:

Dalam hal ini ∑ adalah tampang makroskopik, σ adalah tampang mikroskopik,


dan NA adalah tetapan Avogadro.
Dengan menggunakan besaran tampang makroskopik maka laju reaksi
persatuan volume adalah hasil kali tampang makroskopik dengan jumlah netron yang
menembus per satuan luas per satuan waktu atau dapat ditulis dengan persamaan
berikut:

Dalam ini R adalah laju reaksi, dan Φ adalah fluks netron. Contoh data
tampang mikroskopik nuklida dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Universitas Gadjah Mada 4


Tabel 2.2. Tampang Mikroskopik Nuklida
Tampang Mikroskopik (Barn)
Energi Netron
Nama Z Simbol A Jenis
Hamburan 0,0253 Integral 2
Reaksi
eV Resonansi Mev
Hydrogen 1 H 20,4 (n,  ) 0,33
1 0,00053
2 3,4 (n,  ) 0,0034 0,0015
3 1,5 759 341
Carbon 6 C 4,75 (n,  ) 3837 1722 0,4
Boron 5 B 3,6 0,0055 0,008
10 2,2 (n, α)
11 3,9 (n,  )
Uranium 92 U
235 13,8 (n,  ) 98,6 144 0,1
(n, f) 582,2 275 1,3
238 238 (n,  ) 2,70 275 0,054
0 0 0,55
(n, f)

3. Gelombang elektromagnetik
Radiasi yang berupa gelombang elektromagnetik yang banyak di kenal
adalah radiasi gama dan sinar-x. Interasi foton gengan materi daoat dikelompokkan
menjadi 3 yaitu
a. Efek foto listrik. Terjadi tumbukan dengan electron orbital, yang mana seluruh
energi foton dipindahkan ke pada electron sehingga elektron tersebut
terpelanting, sehingga energi kinetik elektronter pelanting sama dengan energi
foton dikurangi energi ikat electron orbital tersebut. Probabilitas interaksi foto
listrik disebut koefisien foto listrik (t) atau tampang foto elektrik
b. Hamburan Compton. Terjadi tumbukan dengan electron orbital, yang mana
sebagian energi foton dipindahkan ke pada electron sehingga elektron tersebut
terpelanting, sehingga energi kinetik electron ter pelanting sama dengan energi
foton dikurangi energi foton terhambur dan energi ikat electron orbital tersebut.
Probabilitas interaksi hamburan Compton disebut koefisien hamburan Compton
(a) atau tampang hamburan Compton.
c. Produksi Pasangan. Terjadi interaksi foton dengan medan muatan intl sehingga
terbentuk pasangan negatron dan positron yang terhambur dengan arah yang
berlawanan. Interaksi tersebut dapat terjadi jika energi foton lebih besar
disbanding 2 masa rihat electron. Positron yang terbentuk akan bertemu electron
bebas sehingga terjadi proses anihilasi. Probabilitas interaksi produksi pasangan
disebut koefisien produksi pasangan (ic) atau tampang produksi pasangan.

Universitas Gadjah Mada 5


Ketiga jenis interaksi foton dengan materi tersebut akan mengakibatkan
penurunan intensitas foton dan perpindahan energi foton ke materi. Probabilitas total
interaksi (t) disebut koefisien atenuasi, sehingga dapat di tulis:

Secara fisik, koefisien atenuasi adalah probabilitas interaksi persatuan


panjang. Koefien atenuasi dapat dinyatakan dengan koefisien atenuasi massa

Interaksi tersebut di atas akan menurunkan fluks foton yang hubungan


matematikanya dapat ditulis sbb:

Dalam hal ini Φ adalah fluks foton dan x adalah tebal materi, maka jika
persamaan di atas diselesaikan, untuk berkas sejaajar akan diperoleh hubungan:

Faktor e-µx pada persamaan di atas dapat diartikan sebagai probabilitas dapat
menembus (tidak berinteraksi) materi dengan tebal x. Jarak rerata interaksi atau
disebut jarak pukul rata (t) dapat ditentukan dengan persaaaamaan berikut:

Persamaan tersbut menunjukkan bahwa jarak pukul rata adalah kebalikan


koefisien atenuasi total.

C. Sumber radiasi
Sumber radiasi dapat berupa alat atau zat radioaktif. Sumber radiasi yang
berupa alat, akan mengemisikan radiasi pada sata alt tersebut dioperasikan, sebagai
contoh pesawat sinai-x. Pesawat sinar-x tersebut mengemisikan sinar-x yang
merupakan hash interaksi electron cepat dengan materi target, yang mengakibatkan

Universitas Gadjah Mada 6


proses pembentukan sinar abar yang spectrum energinya kontinue. Kuat sumber
radiasi dapat diatur sesuai dengan spesifikasi alat.
Berbeda dengan sumber radiasi berbentuk alat, sumber radiasi berupa zat
radioaktif akan mengemisikan radiasi terus menerus balk saat digunakan maupun
tidak digunakan. Radionuklida mempunyal umur paro tertentu dan akan
mengemisikankan jells radiasi dan energi yang tertentua, sehingga spectrum energi
yang diemisikan diskrit, tetapi kuat sumber akan menurun dengan waktu tergantung
60 137
umur paronya. Contoh sumber radiasi berupa zat radioaktif antara lain Co, Cs,
252
dan Cf. Informasi jenis dan energi radiasi suatu radionukllda dapat diperoleh dan
tabel nuklida atau skema peluruhan.

Gambar 2.1. Skema Peluruhan 60Co

Universitas Gadjah Mada 7

Anda mungkin juga menyukai