Makalah Listrik
Makalah Listrik
“PENGHANTAR LISTRIK”
DISUSUN OLEH :
NOBP: (2011092015)
DOSEN PENGAMPU:
RIZA WIDIA,SST.MT
2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PENGHANTAR LISTRIK” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada mata
kuliah Instalasi Listrik 1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “PENGHANTAR LISTRIK” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Riza Widia,SST.MT, selaku Dosen mata kuliah
Instalasi Listrik 1 yang telah memberikan tugas ini sehingga menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang Penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini
Penulis menyadari, makalah yang Penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan Penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. IDENTIFIKASI MASALAH........................................................................2
C. TUJUAN PEMBAHASAN...........................................................................2
D. BATASAN MASALAH.................................................................................2
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA..............................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN..............................................................................................3
B. JENIS-JENIS KABEL................................................................................ 13
C. KABEL PADA INSTALASI RESIDENSIAL..........................................18
D. NOMENKLATUR KABEL......................................................................22
E. SPESIFIKASI KABEL..............................................................................24
F. MACAM-MACAM SAMBUNGAN KABEL..........................................25
G. PENGGUNAAN WARNA KABEL..........................................................26
iii
BAB III KESIMPULAN
A. KESIMPULAN..................................................................................29
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era modern sekarang ini, telah banyak masyarakat mengunakan
peralatan listrik. Seiring dengan perkembangan jaman, banyak bermunculan
peralatan listrik dengan berbagai varian dan fungsi. Masyarakat setiap hari telah
menggunakan alat - alat tersebut, maka secara tidak langsung mereka telah
memanfaatkan energi listrik, yang mana semakin banyak peralatan listrik yang
digunakan maka banyak pula energi listrik yang dibutuhkan. Dengan banyaknya
energi listrik yang digunakan tersebut, tentunya akan banyak dampak yang
diakibatkan. Selain biaya rekening listrik yang melonjak tentunya ada juga
dampak kebakaran karena kegagalan ataupun kurangnya sistem proteksi pada
hantaran instalasi.
1
mengulas lebih banyak tentang hantaran, dan sambungan kabel serta drop
voltage, dll.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, maka
rumusan masalah dalam makalah ini meliputi :
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan yang dilakukan secara
berkelompok ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui pemanfaatan hantaran listrik.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa sajakah jenis dan macam-macam
sambungan kabel.
3. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dropvoltage serta kehandalan dari
kriteria atau jenis kabel.
D. BATASAN MASALAH
Mengingat materi hantaran listrik sangat luas maka penulisan makalah ini
akan dibatasi pada pemanfaatan hantaran listrik, jenis dan macam-macam
sambungan kabel, dan penyebab dropvoltage serta kehandalan dari kriteria atau
jenis kabel.
2
BAB II
PENGHANTAR LISTRIK
A. PENGERTIAN
Penghantar listrik atau kabel menurut KBBI tahun 1997 adalah Penghantar
listrik atau kabel adalah kawat penghantar arus listrik berbungkus karet atau
plastik. Menurut wikipedia Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi
listrik. Isolator disini adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari
karet atau plastik, sedangkan konduktornya terbuat dari serabut tembaga ataupun
tembaga pejal. Menurut http://www.total.or.id/info dalam situsnya, kabel adalah
media untuk mengantarkan arus listrik atau informasi. Secara umum pengertian
Kabel adalah media penghantar tenaga listrik dari sumber tegangan listrik ke
peralatan yang menggunakan tenaga listrik atau menghubungkan suatu peralatan
listrik ke peralatan listrik lainnya.
Bahan dari kabel ini beraneka ragam, khusus sebagai pengantar arus
listrik, umumnya terbuat dari tembaga dan umumnya dilapisi dengan pelindung.
Selain tembaga, ada juga kabel yang terbuat dari serat optik, yang disebut dengan
fiber optic cable. Namun dalam hal ini yang akan kita bahas adalah kabel yang
berfungsi untuk menghantarkan energi listrik. Dalam penyaluran tenaga listrik,
ada banyak faktor yang mempengaruhi baik atau tidaknya penyaluran tersebut.
Bahan hantaran listrik dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Konduktor
Penghantar dalam teknik elektro adalah zat yang dapat menghantarkan
arus listrik, baik berupa zat padat, cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif
maka disebut konduktor. Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan
jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat konduktif. Emas, perak, tembaga,
3
alumunium, zink, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin
besar. Jadi sebagai penghantar emas adalah sangat baik, tetapi karena sangat
mahal harganya, maka secara ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak
digunakan.
a. Karakteristik Konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor, yaitu:
karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari
konduktor yang menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor
(dari SPLN 41-8:1981, untuk konduktor 70 mm berselubung
AAAC-S pada suhu sekitar 30 C, maka kemampuan maksimal
dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).
karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor
terhadap arus listrik yang melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991,
untuk konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar
30o C, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk
menghantar arus adalah 275 A).
dimana :
5
ρ : hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm.mm²/m
l : panjang penghantar, satuannya meter (m)
A : luas penampang kawat penghantar, satuanya mm²
2) Koefisien Temperatur Hambatan
Telah kita ketahui bahwa dalam suatu bahan akan mengalami
perubahan volume bila terjadi perubahan temperatur. Bahan akan
memuai jika temperatur suhu naik dan akan menyusut jika temperatur
suhu turun. Besarnya perubahan hambatan akibat perubahan suhu
dapat diketahui dengan persamaan ;
R = R0 { 1 + α (t – t0)}
dimana :
R : besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu
R0 : besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan suhu.
T : temperatur suhu akhir, dalam 0º C
t0 : temperatur suhu awal, dalam 0º C
α : koefisien temperatur tahanan
6
5) Timbulnya Daya Elektro-Motoris Termo
Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat
dari dua bahan logam yang berlainan jenis, karena dalam suatu
rangkaian, arus akan menimbulkan daya elektro-motoris termo
tersendiri bila terjadi perubahan temperatur suhu.
c. Konduktivitas listrik
Sifat daya hantar listrik material dinyatakan dengan konduktivitas, yaitu
kebalikan dari resistivitas atau tahanan jenis penghantar, dimana tahanan
jenis penghantar tersebut didefinisikan sebagai:
.
ρ
Dimana:
ρ : konduktivitas (ohm.m)
7
listrik yang diperlukan dalam berbagai pemakaian sebagai penghantar
tenaga listrik dan mempunyai rentang harga yang sangat luas. Logam atau
material yang merupakan penghantar listrik yang baik, memiliki
konduktivitas listrik dengan orde 107 (ohm.meter) -1 dan sebaliknya
material isolator memiliki konduktivitas yang sangat rendah, yaitu antara
10-10 sampai dengan 10-20 (ohm.m)-1. Diantara kedua sifat ekstrim
tersebut, ada material semi konduktor yang konduktivitasnya berkisar
antara 10-6 sampai dengan 10-4 (ohm.m)-1. Berbeda pada kabel tegangan
rendah, pada kabel tegangan menengah untuk pemenuhan fungsi
penghantar dan pengaman terhadap penggunaan, ketiga jenis atau sifat
konduktivitas tersebut diatas digunakan semuanya.
Sumber: (http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/09/konduktor.html)
8
Ada beberapa resistivitas rendah (atau tinggi konduktivitas) logam yang
dapat digunakan sebagai konduktor untuk kabel listrik. Contoh ini sebagai
peringkat oleh resistivitas rendah pada 20 "C ditunjukkan pada Tabel 2.
Lawrence J. Kelly, adapted from class notes for “Power Cable Engineer-
ing Clinic,” University of Wisconsin-Madison, 1995.
9
lainnya. Logam murni memiliki konduktivitas listrik yang lebih baik dari
pada yang lebih rendah kemurniannya. Akan tetapi kekuatan mekanis
logam murni adalah rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi
juga membutuhkan sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan
dengan penggunaan penghantar itu sendiri.
Selain masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar ternyata
juga sangat ditentukan oleh nilai ekonomis logam tersebut dimasyarakat.
Sehingga suatu kompromi antara nilai teknis dan ekonomi logam yang
akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai kompromi termurahlah yang
akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada saat ini, logam
Tembaga dan Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam
penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis
termurah.
Dari jenis–jenis logam penghantar pada tabel 1. diatas, tembaga
merupakan penghantar yang paling lama digunakan dalam bidang
kelistrikan. Pada tahun 1913, oleh International Electrochemical
Comission (IEC) ditetapkan suatu standar yang menunjukkan daya hantar
kawat tembaga yang kemudian dikenal sebagai International Annealed
Copper Standard (IACS). Standar tersebut menyebutkan bahwa untuk
kawat tembaga yang telah dilunakkan dengan proses anil (annealing),
mempunyai panjang 1m dan luas penampang 1mm2, serta mempunyai
tahanan listrik (resistance) tidak lebih dari 0.017241 ohm pada suhu 20oC,
dinyatakan mempunyai konduktivitas listrik 100% IACS.
Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang
dicapai dewasa ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat
penghantar jauh lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun 1913, maka
konduktivitas listrik kawat tembaga sekarang ini bisa mencapai diatas
100% IACS.
Untuk kawat Aluminium, konduktivitas listriknya biasa dibandingkan
terhadap standar kawat tembaga. Menurut standar ASTM B 609 untuk
10
kawat aluminium dari jenis EC grade atau seri AA 1350(*), konduktivitas
listriknya berkisar antara 61.0 – 61.8% IACS, tergantung pada kondisi
kekerasan atau temper. Sedangkan untuk kawat penghantar dari paduan
aluminium seri AA 6201, menurut standar ASTM B 3988 persaratan
konduktivitas listriknya tidak boleh kurang dari 52.5% IACS. Kawat
penghantar 6201 ini biasanya digunakan untuk bahan kabel dari jenis All
Aluminium Alloy Conductor (AAAC).
Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas,
kriteria mutu lainnya yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau
sebagian dari sifat – sifat atau kondisi berikut ini, yaitu:
(1) komposisi kimia.
(2) sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik
(elongation).
(3) sifat bending atau pembengkokan
(4) diameter dan variasi yang diijinkan.
(5) kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.
11
Isolator disini adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari
karet atau plastik, sedangkan konduktornya terbuat dari serabut tembaga
ataupun tembaga pejal.
2. Semikonduktor
Bahan semikonduktor adalah bahan yang mempunyai level konduktiviti
(kemampuan menghantarkan arus listrik) diantara bahan konduktor dan
isolator. Kebalikan dari konduktiviti adalah resistansi , yaitu kemampuan
menahan arus listrik. Semakin tinggi level konduktiviti maka semakin rendah
level resistansi. Istilah resistivity (rho, yunani) biasanya digunakan untuk
membandingkan level resistansi material. Resistivity suatu material diukur
dalam satuan Ω-m atau Ω-cm. Jadi, bahan semikonduktor mampu
menghantarkan listrik lebih baik daripada isolator, tapi lebih rendah
dibandingkan konduktor.
3. Isolator
Dalam istilah elektronika, Isolator listrik adalah sesuatu benda yang
merupakan bukan benda penghantar listrik yang berguna untuk menahan
penghantar listrik. Isolator dapat berupa karet, kayu, kertas, dan biasanya
adalah benda-benda selain golongan logam. Isolator contohnya dapat kita lihat
12
pada setiap kabel yaitu berupa karet yang berguna untuk melapisi
tembaga(logam) agar arus tetap mengalir pada tembaga. Dengan kata lain
berguna untuk melindungi kita dari sengatan listrik.oleh sebab itu isolator
merupakan penghantar listrik yang paling buruk diantara konduktor maupun
semikonduktor.
B. JENIS-JENIS KABEL
a. Metode Pemilihan Kabel
Sebelum memilih kabel kita harus memahami konsep dasar penggunaan
kabel yaitu :
a. Kapasitas dan fungsi
b. Pemilihan kabel (harus memiliki perencanaan)
i. Design layout instalasi/single line diagram
ii. Sambungan dan hubungan
iii. Luas penampang kabel
iv. Nomenklatur/kode huruf bahan kabel
v. Warna standar
c. Manufacturer recommendation (usia–Standar Nasional (SPLN)
dan/atau Standar Internasional).
d. Perawatan kabel – recondition cable.
13
Ciri-ciri: logam coklat kemerahan.
Sifat: mudah ditempa, konduktor yang baik, non magnetik, tahan
terhadap korosi dengan peleburan dan elektrolisa.
Ilustrasi: Penyambungan kabel antara kabel jenis serabut dan kabel
pejal yang tidak sesuai standar adalah salah satu penyebab short circuit
yang merupakan awal dari pemicu kebakaran.
Kegunaan: membuat kabel listrik, sistem pemanas, tabung pendingin,
radiator kendaraan, untuk keperluan listrik, komponen terbesar dari
logam campuran kuningan ini disaring sampai kemurnian 98.8 %,
kotoran dikeluarkan dari bijih-bijih tembaga
b. Alumunium
Ciri-ciri: logam putih keabu-abuan
Sifat: konduktor yang sangat baik, non magnetik, tahan korosi, sangat
lunak dan ringan
c. Kuningan
Kuningan adalah alloy non-ferrous terbuat dari campuran tembaga dan
seng.
Sifat: mudah dibentuk, lebih keras dari tembaga maupun alumunium,
karenanya lebih mudah dikerjakan dengan mesin
c. Konstruksi jenis kabel
Ada beberapa jenis kabel yang sering digunakan. Yaitu dilihat dari segi
konstruksinya dan dari segi jumlah penghantar dalam satu kabel. Berikut ini
adalah jenis kabel dilihat dari jenis konstruksinya.
14
11 dan pada kendaraan bermotor. Ukuran kabel ini antara 0,5 mm² –
400 mm².
d. Penghantar persegi (busbar); penampang penghantar ini berbentuk
persegi empat yang biasanya digunakan pada PHB (Papan Hubung
Bagi) sebagai rel-rel pembagi atau rel penghubung. Penghantar ini
tidak berisolasi.
d. Jumlah Penghantar
Adapun bila ditinjau dari jumlah penghantar dalam satu kabel, penghantar
dapat diklasifikasikan menjadi:
15
e. kegunaan dan fungsi penghantar
Adapun bila ditinjau dari kegunaan dan fungsi penghantar dapat
diklasifikasikan menjadi:
a. Kabel fleksibel
Kabel yang disyaratkan untuk mampu melentur pada waktu digunakan,
dan yang struktur dan bahannya memenuhi persyaratan. (flexible
cable) - IEV 461-06-14.
b. Kabel tanah
Jenis kabel yang dibuat khusus untuk dipasang di permukaan atau
dalam tanah, atau dalam air. (underground cable) IEV 601-03-05.
c. Keadaan darurat
Keadaan yang tidak biasa atau tidak dikehendaki yang membahayakan
keselamatan manusia dan keamanan bangunan serta isinya, yang
ditimbulkan oleh gangguan suplai utama listrik.
d. Kabel kedap
Sifat tidak dapat dimasuki sesuatu; misalnya kedap air atau kedap
debu.
e. Penghantar aktif
Setiap penghantar dari sistem suplai yang mempunyai beda potensial
dengan netral atau dengan penghantar yang dibumikan. Dalam sistem
yang tidak memiliki titik netral, semua penghantar harus dianggap
sebagai penghantar aktif (active conductor ) - SAA 0.5.4
f. Penghantar bumi
Penghantar dengan impedans rendah, yang secara listrik
menghubungkan titik yang tertentu pada suatu perlengkapan (instalasi
atau sistem) dengan elektrode bumi. (earth conductor) – IEC MDE,
1983, p.76
16
g. Penghantar netral (N)
Penghantar (berwarna biru) yang dihubungkan ke titik netral sistem
dan mampu membantu mengalirkan energi listrik. (neutral conductor)
– IEC MDE, 1983, p.76
h. Penghantar PEN (nol)
Penghantar netral yang dibumikan dengan menggabungkan fungsi
sebagai penghantar proteksi dan penghantar netral. Catatan singkatan
PEN dihasilkan dari penggabungan lambang PE untuk penghantar
proteksi dan N untuk penghantar netral.(PEN conductor) – IEC MDE,
1983, p.76, IEV 826-04-06.
i. Penghantar pembumian
Penghantar berimpedans rendah yang dihubungkan ke bumi;
Penghantar proteksi yang menghubungkan terminal pembumi
utama atau batang ke elektrode bumi. (earthing conductor) –
IEC MDE, 1983, p.76
j. Penghantar pilin
Penghantar yang terdiri atas satu pilinan, atau sejumlah pilinan yang
dipintal jadi satu tanpa isolasi di antaranya.
17
C. KABEL PADA INSTALASI RESIDENSIAL
Pada instalasi residensial yang sering digunakan dalam instalasi listrik di
Indonesia adalah berikut ini :
a. Kabel NYA
Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi
luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam.
Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif
murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air
(NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai
kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran
tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada
isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang.
b. Kabel NYM
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-
abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis,
sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal
18
dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah,
namun tidak boleh ditanam.
Sumber : http://technoku.blogspot.com/2009/01/jenis-jenis-kabel.html
c. Kabel NYAF
d. Kabel NYY
Kabel NYY memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada
yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel
19
tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya
lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan
yang tidak disukai tikus.
f. Kabel ACSR
20
tinggi, dimana jarak antara menara/tiang berjauhan, mencapai ratusan meter, maka
dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu digunakan kawat penghantar
ACSR.
21
Kabel ini dipilin/stranded, disatukan. Ukuran / tegangan mak = 6 – 500 mm2
/ 500 V. Pemakaian = saluran diatas tanah dan penghantar pentanahan
D. NOMENKLATUR KABEL
TABEL 3. NOMENKLATUR
KABEL
22
isolasi karet / EPR. Contoh : NGA
23
2X Selubung isolasi dari XLPE. Contoh : NF2X,N2XSY
Y Selubung isolasi dari PVC. Contoh : NYA
2Y Selubung isolasi dari polyethylene
Z Perisai dari kawat-kawat yang masing-masing mempunyai bentuk “Z”. Contoh : NKZAA
Z Penghantar berisolasi dengan beban tarik. Contoh : NYMZ
E. SPESIFIKASI KABEL
Spesifikasi kabel telah ditentukan dalam PUIL 2000 sebagaimana dalam
tabel berikut ini :
a. Kabel instalasi dalam tabel di atas tidak boleh dipasang pada atau di dalam
tanah, serta tidak boleh pula dipasang sebagai kabel udara.
b. Nilai tegangan pengenal di dalam tanda kurung adalah nilai kerja tegangan
tertinggi antara fase dan netral yang diperbolehkan.
c. Untuk kabel berpenghantar tembaga, Nomenklaturnya dimulai dengan
huruf N…
2.5.4.1 Semua sambungan listrik harus baik dan bebas dari gaya tarik.
24
2.5.4.2 Sambungan antarpenghantar dan antara penghantar dan perlengkapan
listrik yang lain harus dibuat sedemikian sehingga terjamin kontak yang aman
dan andal.
2.5.4.4 Dua penghantar logam yang tidak sejenis (seperti tembaga dan
aluminium atau tembaga berlapis aluminium) tidak boleh disatukan dalam
terminal atau penyambung punter kecuali jika alat penyambung itu cocok untuk
maksud dan keadaan penggunaannya.
25
sambung puntir. Sepatu kabel harus disambungkan dengan mur baut secara
baik.
b) cara dilas atau disolder. Sebelum dilas atau disolder, sambungan itu harus
dipuntir dahulu agar diperoleh sambungan yang baik secara mekanis dan
listrik.
2.5.4.7 Bahan yang digunakan seperti solder, fluks, dan pasta harus terbuat dari
jenis yang tidak berakibat buruk terhadap instalasi dan perlengkapan listrik.
26
7.2.1.1 Peraturan warna selubung penghantar dan warna isolasi inti penghantar
yang tercantum dalam pasal ini berlaku untuk semua instalasi tetap atau
sementara, termasuk instalasi dalam perlengkapan listrik.
penggunaan sesuatu warna atau warna loreng yang digunakan untuk mengenal
penghantar, guna keseragaman dan mempertinggi keamanan.
7.2.3.1 Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat
tengah, pada instalasi listrik dengan penghantar netral. Untuk menghindarkan
kesalahan, warna biru tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai
penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain,
jika pada instalasi listrik tersebut tidak terdapat penghantar netral atau kawat
tengah. Warna biru tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar
pembumian.
7.2.6.1 Kabel berselubung berinti tunggal boleh digunakan untuk fase, netral,
kawat tengah, atau penghantar pembumian asalkan isolasi kedua ujung kabel
yang terlihat (bagian yang dikupas selubungnya) dibalut dengan pembalut
berwarna yang dibuat khusus untuk itu, atau dengan cara lain yang memenuhi
27
Tabel 7.2-1.
28
BAB III
A. KESIMPULAN
1. Penghantar listrik atau kabel adalah media untuk mengantarkan
arus listrik atau informasi. Bahan dari kabel ini beraneka ragam,
khusus sebagai pengantar arus listrik, umumnya terbuat dari
tembaga dan umumnya dilapisi dengan pelindung. Selain tembaga,
ada juga kabel yang terbuat dari serat optik, yang disebut
dengan fiber optic cable. Dalam penyaluran tenaga listrik, ada
banyak faktor yang mempengaruhi baik atau tidaknya penyaluran
tersebut. Bahan hantaran listrik dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu :
a. Konduktor.
b. Semikonduktor.
c. Isolator
29
4) Penghantar quadruplex
d. Kegunaa dan fungsi penghantar terdiri dari :
1) Kabel fleksibel
2) Kabel tanah
3) Keadaan darurat
4) Kabel kedap
5) Penghantar aktif
6) Penghantar bumi
7) Penghantar netral (N)
8) Penghantar PEN (nol)
9) Penghantar pembumian
10) Penghantar pilin
11) Penghantar proteksi (PE)
38
a. Kabel instalasi dalam tabel di atas tidak boleh dipasang
pada atau di dalam tanah, serta tidak boleh pula dipasang
sebagai kabel udara.
b. Nilai tegangan pengenal di dalam tanda kurung adalah nilai
kerja tegangan tertinggi antara fase dan netral yang
diperbolehkan.
c. Untuk kabel berpenghantar tembaga, Nomenklaturnya
dimulai dengan huruf N…
39
v. Penyambungan dengan lilitan kawat.
vi. Penyambungan las atau las perak (sambungan mati).
vii. Penyambungan puntiran kawat padat dengan memuntir dan
memakai las dop.
7.2.1.1 Peraturan warna selubung penghantar dan warna isolasi inti penghantar
yang tercantum dalam pasal ini berlaku untuk semua instalasi tetap atau
sementara, termasuk instalasi dalam perlengkapan listrik.
7.2.3.1 Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat
tengah, pada instalasi listrik dengan penghantar netral. Untuk menghindarkan
kesalahan, warna biru tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai
penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain,
jika pada instalasi listrik tersebut tidak terdapat penghantar netral atau kawat
tengah. Warna biru tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar
pembumian.
40
pengawatan secara terpisah, dianjurkan mendahulukan pemakaian
warna coklat.
DAFTAR PUSTAKA
42
Diakses dari http://dekop.wordpress.com/2010/09/22/persyaratan-
umum-instalasi- listrik/
Diakses dari
http://kamuslistrik.blogspot.com/2010/02/jenis-kabel-
dan- nomenklatur-kabel.html
Panitia PUIL. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
42