Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

Tatalaksana COVID-19 dengan ARDS

Supervisor Pembimbing:
dr. Karliansyah, SpAn, KIC

Dokter Pembimbing:
dr. Melina Megawati T. M
dr. Abdulah Zubaidi

Disusun oleh:
dr. Maria Louise Rawis

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RSUD DR. HASRI AINUN HABIBIE
GORONTALO
2020
Laporan kasus dengan judul:

Tatalaksana COVID-19 dengan ARDS

Telah dikoreksi, dibacakan dan disetujui pada


Hari/Tanggal:

Mengetahui,

Supervisor Pembimbing

dr. Karliansyah, SpAn, KIC

Dokter Pembimbing Dokter Pembimbing

dr. Melina Megawati T. M dr. Abdulah Zubaidi


BAB I

PENDAHULUAN

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah infeksi saluran pernapasan yang


dikenal muncul pertama kali di Wuhan, Tiongkok, pada bulan Desember 2019.
COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yang memiliki bentuk dan perilaku
menyerupai virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Data dari World
Health Organization (WHO) tercatat hingga tanggal 16 September 2020 ada sebanyak
29.444.198 kasus COVID-19 didunia, 931.321 diantaranya dilaporkan sebagai kasus
meninggal dunia, dan terjadi penambahan kasus sebanyak 252.680 di seluruh dunia
dalam 24 jam terakhir. Di Indonesia sendiri WHO melaporkan terakhir pada tanggal 9
September 2020 kasus COVID -19 terkonfirmasi ada sebanyak 203.342 diantaranya
8.336 kasus yang meninggal dan 85.798 yang sembuh.1-4

Pasien yang terinfeksi COVID-19 dapat mengalami gangguan sistemik dan


pernapasan. Gejala dapat timbul mulai dari ringan, sedang hingga berat. Gejala klinis
utama yang muncul berupa demam, batuk dan sesak napas. Sesak dapat memberat dan
dapat juga disetai dengan fatigue, mialgia, gejala gastointestinal seperti diare. Namun,
dilaporkan hanya sebagian kecil pasien dengan gejala diare. Pada kasus yang berat
dapat terjadi perburukan yang progresif seperti ARDS, syok septik dan disfungsi
sistem koagulasi.5-7

Diagnosa COVID-19 biasanya dilakukan dengan polymerase chain reaction


(PCR) test melalui swab hidung atau tenggorok. Namun, karena tingginya hasil
negatif palsu pada PCR, gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, dan radiologi juga
dapat digunakan untuk membantu diagnosa7

Kebanyakan pasien memiliki prognosis yang baik, dan sebagian kecil dalam
kondisi kritis bahkan meninggal. Pasien dengan kondisi kritis diperlukan perawatan
insentif di ruang Intensive Care Unit selama masa kritis.6

Berikut ini akan dilaporkan kasus seorang pasien dengan ARDS et causa COVID-
19 yang dirawat di RSUD Dr. Hasri Ainun Habibie Gorontalo.
LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien

 Nama : Tn. DA
 Umur : 52 tahun
 No RM : 02 19 21
 Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
 Suku : Gorontalo
 Agama : Islam
 Tanggal masuk RS : 27-07-2020 (15.40)
 Tanggal keluar RS :-

II. Riwayat Penyakit

Keluhan Utama: Sesak napas dan demam

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien laki-laki usia 52 tahun datang ke RSUD Dr. Hasri Ainun Habibie pada
tanggal 27 Juli 2020 pukul 15.40 WITA dengan keluhan sesak dan demam. Sesak
dirasakan sejak 1 hari SMRS. Sesak tidak disertai nyeri dada dan semakin
memberat bila beraktivitas. Pasien juga mengeluh nyeri pada tenggorokan, nyeri
kepala, sakit pada seluruh tubuh, nyeri pada ulu hati serta mual, tidak ada muntah.
Sebelumnya pasien MRS di salah satu RSUD pada tanggal 18 Juli 2020 dengan
keluhan demam dan riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi Covid-19 di
kantor dan pasien dirawat dengan diagnosa Probable COVID-19. Buang air besar
cair 1x pada hari yang sama saat MRS, buang air kecil tidak ada keluhan.
Skor skrining COVID-19: 12.

Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat penyakit jantung : (-)
 Riwayat hipertensi : (-)
 Riwayat diabetes melitus : (-)
 Riwayat penyakit asthma : (-)
 Riwayat alergi terhadap makanan : (-)
 Riwayat alergi terhadap obat : (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluhan serupa pada keluarga disangkal.

Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok dan konsumsi alkohol disangkal.

III. Pemeriksaan Fisik


Pada tanggal 27 Juli 2020 (pukul 15.50)
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis, GCS: 15
 Tanda – Tanda Vital
o Tekanan darah : 110 / 60 mmHg
o Nadi : 110 x/menit
o Pernapasan : 40 x/menit
o Suhu : 36.6oC
o SpO2 : 85% dengan NRM 10Lpm
91% dengan NRM 15Lpm
 Berat badan : 60 kg
 Tinggi badan : 166 cm
 IMT : 21.81

Pemeriksaan Generalisata

Kepala

 Mata : CA -/-, SI -/-, pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+


 Telinga : Normal, sekret -/-
 Hidung : Normal, sekret (-)
 Tenggorokan : Tonsil T1/T1, hiperemis -/-
 Mulut : Mukosa basah, lidah kotor (-), karies (-).

Leher
Kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid tidak teraba membesar

Thorax
 Pulmo
 Inspeksi : Pergerakan dada simetri, retraksi -/-
 Palpasi : Fremitus kanan-kiri simetris, massa (-)
 Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
 Auskultasi : Vesikular di seluruh lapang paru,
ronkhi -/+, wheezing -/-
 Jantung
 Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
 Palpasi : Pulsasi ictus cordis dalam batas normal
 Perkusi : Redup, batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi : Bunyi jantung I/II reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
 Inspeksi : Tampak mendatar dan simetris
 Auskultasi : Supel, bising usus (+) normal
Hepar/Lien tidak teraba membesar.
 Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
 Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri tekan epigastrium (+)
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan.
Ekstremitas : Akral hangat, edema -/- ; -/-, CRT < 2 detik.

IV. Pemeriksaan Penunjang


X-Foto Thorax 27/07/2020

Kesan:
- Moderate Pneumonia bilateral (typical viral pneumoni)
- Cardiomegaly disertai dilatatio aorta

Hasil pemeriksaaan Laboratorium (27/7/2020):


Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 10.9 12.0 - 18.0 g/dL
Leukosit 24.860 4800 - 10800 /uL
Eritrosit 3.55 4-6 juta
Hematokrit 29.59 47,40-49,60
Trombosit 502.000 150000 - 450000 /uL
Netrofil Segmen 87 50-70%
Limfosit 8 20-40%
NLR 10.8
Ambumin 3.1 3.2-4.5%
SGOT 218 <37
SGPT 139 <42
Ureum 22 <50
Creatinin 0.9 <1.2
Natrium 130 135-145
Kalium 3.6 3.5-5.5
Chlorida 93 98-108

V. Diagnosa kerja
Observasi Dyspnea + Probable Covid-19.

VI. Tatalaksana
 O2 10-12 liter per menit via NRM
 Head elevation 30o
 IVFD RL 20gtt/m
 Inj. Omeprazole 40mg/ 12 jam /IV
 Paracetamol drips jika SB >38.5°C
 Levofloxacin 1x500mg PO
 Pasang kateter urine
 Pasien direncanakan perawatan di ruang isolasi

VII. Resume
Telah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang pasien laki-
laki usia 52 tahun dengan keluhan utama sesak dan demam, sesak dirasakan 1 hari
sebelum masuk rumah sakit, sesak dirasakan memberat bila pasien melakukan
aktivitas biasa. Demam dirasakan sejak tanggal 1 minggu SMRS. Pasien juga
mengeluh nyeri kepala dan rasa sakit pada seluruh tubuh. Pasien mengeluh nyeri
ulu hati sejak 1 hari SMRS dan mual, tidak disetai muntah.
Pasien sebelumnya dirawat di salah satu RSUD dnegan keluhan demam,
dan didiagnosa dnegan suspek demam Tifoid dan probable COVID-19. Tidak ada
riwayat sakit yang sama sebelumnya, namun pasien riwayat kontak dengan salah
satu rekan kerja yang terkonfirmasi COVID-19. Riwayat penyakit lainnya
disangkal. Riwayat merokok dan konsumsi alkohol disangkal.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 110/60mmHg, nadi
110x/m, respirasi 40x/m dan SpO2 85% dengan NMR 10Lpm dan naik 91%
dengan NRM 15Lpm.
Hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien saat masuk rumah sakit
didapatkan Leukosit 24.860/uL, Hb 10.9gr/dL, dan pada hitung jenis leukosit
ditemukan Neutrofil Segmen 87% dan Limfosit 8% dengan kesan NLR 10.8.
Ditemukan juga peningkatan pada SGOT dan SGPT yaitu 218mg/dL dan 139/dL.
Pada pemeriksaan foto thorax didapatkan hasil dengan kesan moderate
pneumonia bilateral dan kardiomegali dengan dilatasi aorta.

VIII. Follow up
28/07/2020 Perawatan hari pertama di ICU Covid

S Sesak (+), batuk berlendir (+) sulit mengeluarkan dahak.


O B1: Napas spontan, RR: 40x/m, Rh+/+, Wh -/-, SpO2 83% dengan NRM 15Lpm
B2: TD 115/72, HR 116x/m
B3: GCS 14-15, Suhu 36.5°C
B4: Urin kuning tua, 700cc/3jam
B5: Abdomen supel, peristaltik (+), mual (+), muntah (-)
B6: Edema (-)
A Suspek Covid-19 + Dyspnea + Peningkatan Enzim Transaminase
P - Non-invasive Ventilation
- Kontrol Infeksi
Instruksi Terapi:
- Awasi Vital Sign
- O2 via NRM 15Lpm, C-PAP 20-30Lpm (selama 1 jam) diulangi bila sesak
menetap.
- IVFD RF 1000cc/24jam
- F: Diet makanan lunak TKTP
- A: -
- S: -
- T: -
- H: Head up 30°
- U: Omeprazole 40mg/12jam IV
- G: -
- S: -
- B: -
- I: -
- D: AB: Levofloxacin 750mg/24jam IV
- Metilprednisolon 62.5mg/24 jam SP
- Solvinex 1 amp/8jam IV
- Resfar 3cc/12jam
- Furamin 1amp/12jam IV
- Paracetamol drips (bila suhu >38.5°C, HR >120x/m) IV
- Sucralfat 3x15cc PO
- Heparmin 3x1 PO
- Becom Zet 2x1tab PO

Hasil pemeriksaan Lab 28/07/20


Jenis pemeriksaan (28/7) Hasil Nilai Rujukan
HbA1C 5.8 <6.5%
Rapid Test HBsAg Non Reactive Non Reactive
D-Dimer 1.830 <500 ng/mL

29/07/2020 Perawatan hari kedua di ICU Covid

S Sesak (+)
O B1: Napas spontan, RR: 34x/m, Rh+/+, Wh -/-, SpO2 77% dengan NRM 15Lpm
B2: TD 145/90, HR 96x/m reguler, kuat angkat.
B3: GCS 15, Suhu 36.9°C
B4: Urin kuning, UO: 1600cc/11jam.
B5: Abdomen supel, mual (-), muntah (-)
B6: Edema (-)
A Probable Covid-19 + Peningkatan Enzim Transaminase
P - Awasi Vital Sign
- O2 via NRM 15Lpm
- IVFD RF 750cc/24jam
- F: Diet makanan biasa
- A: -
- S: -
- T: Heparin 5000 unit dalam 50cc NaCl 0.9%/24jam IV
- H: Head up 30°
- U: Omeprazole 40mg/12jam IV
- G: -
- S: -
- B: -
- I: -
- D: AB: Levofloxacin 750mg/24jam IV
- Metilprednisolon 62.5mg/24 jam SP
- Furamin 1amp/12jam IV
- Solvinex 1 amp/8jam IV
- Resfar 3cc/12jam
- Sancorbin C 1 vial/24jam IV
- Paracetamol drips (bila suhu >38.5°C, HR >120x/m) IV
- Sucralfat 3x15cc PO
- Becom Zet 1x1tab PO
- Proliver 3x1 PO

30/07/2020 Perawatan hari ke-tiga di ICU Covid

S Sesak (+)
O B1: Napas spontan, RR: 23x/m, Rh+/+, Wh -/-, SpO2 95% dengan NRM 15Lpm
B2: TD 146/88, HR 86x/m reguler, kuat angkat.
B3: GCS 15, Suhu 36.5°C
B4: BAK (+) spontan
B5: Mual (-), muntah (-), BAB (+) bercak darah
B6: Edema (-)
A Probable Covid-19 + melena ec. gastropati NSAID + Peningkatan Enzim Transaminase
P - Awasi Vital Sign
- O2 via NRM 15Lpm
- IVFD NaCL 0.9% 500cc/24jam + Heparin 5000 unit
- F: Diet makanan biasa
- A: -
- S: -
- T: Heparin 5.000 unit dalam 50cc NaCl 0.9%/24jam SP
- H: Head up 30°
- U: Omeprazole 40mg/12jam IV
- G: -
- S: -
- B: -
- I: -
- D: AB:
Ceftriaxone 2gr/24jam IV
Azitromicin 1x500mg PO
- Furamin 1amp/12jam IV
- Solvinex 1 amp/8jam IV
- Resfar 3cc/12jam
- Sancorbin C 1 vial/24jam IV
- Buscopan 1 amp/12 jam IV
- Paracetamol drips (bila suhu >38.5°C, HR >120x/m) IV
- Oseltamivir 2x75mg PO
- Sucralfat 3x15cc PO
- Heparmin 3x1 PO
- Becom Zet 1x1tab PO
31/07/2020 Perawatan hari ke-empat di ICU Covid
S Sesak (+)
O B1: Napas spontan, RR: 34x/m, Rh+/+, Wh -/-, SpO2 94% dengan NRM 15Lpm
B2: TD 142/110, HR 118x/m reguler, kuat angkat.
B3: GCS 15, Suhu 36.8°C
B4: BAK (+) spontan.
B5: Abdomen supel, mual (-), muntah (-)
B6: Edema (-)
A Probable Covid-19 + Peningkatan Enzim Transaminase
P
Instruksi Terapi:
- Awasi Vital sign
- O2 via NRM 15Lpm
- IVFD NaCL 0.9% 500cc/24jam + Heparin 5000 unit
- F: Diet makanan biasa
- A: -
- S: -
- T: Heparin 5.000 unit dalam 50cc NaCl 0.9%/24jam SP
- H: Head up 30°
- U: Omeprazole 40mg/12jam IV
- G:
- S: -
- B: -
- I: -
- D: AB:
Ceftriaxone 2gr/24jam IV
Azitromicin 1x500mg PO
- Furamin 1amp/12jam IV
- Solvinex 1 amp/8jam IV
- Resfar 3cc/12jam IV
- Sancorbin C 1 vial/24jam IV
- Buscopan 1 amp/12 jam IV
- Paracetamol drips (bila suhu >38.5°C, HR >120x/m) IV
- Oseltamivir 2x75mg PO
- Sucralfat 3x15cc PO
- Heparmin 3x1 PO
- Becom Zet 1x1tab PO

Hasil pemeriksaan Lab 31/07/20

Jenis pemeriksaan (31/7) Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 9.9 12.0 - 18.0 g/dL
Leukosit 23.230 4800 - 10800 /uL
Eritrosit 3.06 4-6 juta
Hematokrit 26.50 42-52
Trombosit 679.000 150000 - 450000 /uL
Netrofil Segmen 91 50-70%
Limfosit 5 20-40%
NLR 18.2
Ambumin 3.3 3.2-4.5%
SGOT 71 <37
SGPT 72 <42
Ureum 26 <50
Creatinin 0.8 <1.2
Natrium 139 135-145
Kalium 3.4 3.5-5.5
Chlorida 97 98-108
PTT 9.6 9.9-13.5
aPTT 18.7 21.1-28.5
INR 0.86 0.82-1.24

1/08/2020 Perawatan hari ke-lima di ICU Covid

S Sesak (+)
O B1: Napas spontan, RR: 35x/m, Rh+/+, Wh -/-, SpO2 93% dengan NRM 15Lpm
B2: TD 138/92, HR 94x/m reguler, kuat angkat.
B3: GCS 15, Suhu 36.5°C
B4: BAK (+) spontan.
B5: BAB (+)
B6: Edema (-)
A Confirmed Covid-19 Pneumonia + Peningkatan Enzim Transaminase
P - Monitoring
- X-Foto Thorax
- Pasang CVC

Instruksi Terapi:
- Awasi Vital Sign
- O2 via NRM 15Lpm, CPAP bila sesak menetap.
- IVFD RL 1000cc/24jam
- F: Diet makanan lunak TKTP (Protein 100gr/hari)
- A: -
- S: -
- T: Heparin 10.000 unit dalam 50cc NaCl 0.9%/24jam SP
- H: Head up 30°. Miring kanan-kiri, posisi tengkurap 6-12 jam.
- U: Omeprazole 40mg/12jam IV
- G: Target GDS 140-180
- S: -
- B: -
- I: CVC Subclavia Sinistra
- D: AB:
Ceftriaxone 2gr/24jam IV (H3)
Azitromicin 500mg/24 jam PO (H3)
- Metilprednisolon 62.5mh/8jam IV
- Furamin 1amp/12jam IV
- Solvinex 1 amp/8jam IV
- Resfar 3cc/12jam IV
- Combivent Nebulizer/8jam
- Oseltamivir 2x75mg PO
- N-acetil systein 3x200mg PO
- Sucralfat 3x15cc PO
- Heparmin 3x1 PO
- Becom Zet 1x1tab PO

Kesan: - Severe Pneumonia bilateral


(typical viral pneumonia) dibandingkan
foto 27/07/2020: lesi progressive.

2/08/2020 Perawatan hari ke-enam di ICU Covid

S Sesak (+), BAB cair.


O B1: Napas spontan, RR: 24x/m, Rh+/+, Wh -/-, SpO2 99% dengan NRM 15Lpm
B2: TD 135/90, HR 88x/m reguler, kuat angkat.
B3: GCS 15, Suhu 36.5°C
B4: Terpasang kateter urin. UO: 900cc
B5: BAB (+) cair, kuning pucat 50cc
B6: Edema (-)
A Confirmed Covid-19 Pneumonia + Peningkatan Enzim Transaminase
P - Monitoring

Instruksi Terapi:
- Awasi Vital Sign
- O2 via NRM 15Lpm, CPAP bila sesak menetap.
- IVFD RL 500cc/24jam, Aminofluid 500cc/24jam
- F: Diet makanan lunak TKTP (Protein 100gr/hari)
- A: -
- S: -
- T: Heparin 10.000 unit dalam 50cc NaCl 0.9%/24jam SP
- H: Head up 30°. Miring kanan-kiri, posisi tengkurap 6-12 jam.
- U: Omeprazole 40mg/12jam IV
- G: Target GDS 140-180
- S: -
- B: New Diatabs 1x2 PO
- I: CVC Subclavia Sinistra
- D: AB:
Ceftriaxone 2gr/24jam IV (H4)
Azitromicin 500mg/24 jam PO (H4)
- Metilprednisolon 62.5mh/8jam IV
- Furamin 1amp/12jam IV
- Solvinex 1 amp/8jam IV
- Combivent Nebulizer/8jam
- Oseltamivir 2x75mg PO
- N-acetil systein 3x200mg PO
- Sucralfat 3x15cc PO
- Becom Zet 1x1tab PO
- Heparmin 3x1 PO

3/08/2020 Perawatan hari ke-tujuh di ICU Covid

S Sesak (+) hilang timbul, batuk kering (+)


O B1: Napas spontan, RR: 27x/m, Rh+/+, Wh -/-, SpO2 96% dengan NRM 15Lpm
B2: TD 138/92, HR 100x/m, terpasang Heparin 10.000 unit/24 jam SP.
B3: GCS 15, Suhu 36.8°C
B4: Urine kuning tua. UO: 4100cc/24jam
B5: BAB (-)
B6: Edema (-)
A Dispnea ec. ARDS ec. Covid-19 + Sepsis (Superimposed Bacterial Pneumonia)
P - Monitoring

Instruksi Terapi:
- Awasi Vital Sign
- O2 via NRM 10-15Lpm, CPAP bila sesak menetap.
- IVFD RL 1000cc/24jam
- F: Diet makanan lunak TKTP (Protein 100gr/hari)
- A: -
- S: -
- T: Heparin 10.000 unit dalam 50cc NaCl 0.9%/24jam SP
- H: Head up 30°. Miring kanan-kiri, Prone potision 6-12 jam.
- U: Omeprazole 40mg/12jam IV
- G: Target GDS 140-180 (GDS: 147)
- S: -
- B: -
- I: CVC Subclavia Sinistra
- D: AB:
Ceftriaxone 2gr/24jam IV (H5)
Azitromicin 500mg/24 jam PO (H5)
- Metilprednisolon 62.5mh/8jam IV
- Furamin 1amp/12jam IV
- Solvinex 1 amp/8jam IV
- Sancorbin C drips/24jam IV
- Combivent Nebulizer/8jam
- Oseltamivir 2x75mg PO
- N-acetil systein 3x200mg PO
- Sucralfat 3x15cc PO
- Becom Zet 1x1tab PO
- Heparmin 3x1 PO

Hasil pemeriksaan Lab 03/08/20

Jenis pemeriksaan (03/8) Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 11 12.0 - 18.0 g/dL
Leukosit 16.000 4800 - 10800 /uL
Eritrosit 3.54 4-6 juta
Hematokrit 31.05 42-52
Trombosit 549.000 150000 - 450000 /uL
Netrofil Segmen 92 50-70%
Limfosit 4 20-40%
GDS 147 <200mg/dL
Ambumin 3.4 3.2-4.5%
SGOT 55 <37
SGPT 53 <42
Bilirubin Indirek 1.0
Bilirubin Direk 0.4 0.0-0.3mg/dL
Bilirubin Total 1.4 0.1-1.2mg/dL
Ureum 24 <50
Creatinin 1.0 <1.2
Natrium 137 135-145
Kalium 3.0 3.5-5.5
Chlorida 98 98-108
PTT 9.4 9.9-13.5
aPTT 20.7 21.1-28.5
INR 0.84 0.82-1.24

4/08/2020 Perawatan hari ke-delapan di ICU Covid

S Sesak (+) berkurang, batuk hilang timbul.


O B1: Napas spontan, RR: 24x/m, Rh+/+, Wh -/-, SpO2 93% dengan NRM 10Lpm
B2: TD 140/90, HR 116x/m.
B3: GCS 15, Suhu 37.4°C
B4: Urine kuning. UO: 3000cc/24jam
B5: Abdomen supel, mual (-), muntah (-), BAB (+) cair 1x, napsu makan turun.
B6: Edema (-)
A ARDS ec. Covid-19 + Sepsis (Superimposed Bacterial Pneumonia) + Peningkatan Enzim
Transaminase
P - HFNC
- Kontrol infeksi

Instruksi Terapi:
- Awasi Vital Sign
- HFNC mulai dengan Flow: 20Lpm, FiO2 100% titrasi. Evaluasi ROX Indeks. Rox
index: 3.88
- IVFD RL 250cc/24jam, Aminofluid 500cc/24jam
- F: Diet makanan lunak 1500kkal (Protein 100gr/hari)
- A: -
- S: -
- T: Heparin 15.000 unit dalam 50cc NaCl 0.9%/24jam SP
- H: Head up 30°. Miring kanan-kiri, Prone potision 6-12 jam.
- U: Omeprazole 40mg/12jam IV
- G: Target GDS 140-180 (GDS: 231)
- S: -
- B: Diatabs 2 tablet bila BAB cair >2x
- I: CVC Subclavia Sinistra
- D: AB:
Ceftriaxone 2gr/24jam IV (H6)
Azitromicin 500mg/24 jam PO (H6)
- Metilprednisolon 62.5mh/8jam IV (H4)
- Furamin 1amp/12jam IV
- Resfar 3cc/12jam IV
- Solvinex 1 amp/8jam IV
- Sancorbin C 1 via/24jam IV
- Combivent Nebulizer/8jam
- Oseltamivir 2x75mg PO
- Sucralfat 3x15cc PO
- Becom Zet 1x1tab PO
- Heparmin 3x1 PO
5/08/2020 Perawatan hari ke-sembilan di ICU Covid

S Sesak (+) berkurang


O B1: Napas spontan, RR: 22x/m, Rh+/+, Wh -/-, SpO2 99% dengan NRM 15Lpm
B2: TD 147/89, HR 81x/m.
B3: GCS 15, Suhu 37.7°C
B4: Urine kuning tua. UO: 2550cc/24jam
B5: Abdomen supel, mual (-), muntah (-), BAB (-).
B6: Edema (-)
A ARDS ec. Covid-19 + Sepsis + Peningkatan Enzim Transaminase
P - HFNC selang seling NRM
- Kontrol infeksi
- X Foto Thorax kontrol

Instruksi Terapi:
- Awasi Vital Sign
- O2 NRM 12Lpm.
- IVFD RL 250cc/24jam, Aminofluid 500cc/24jam
- F: Diet makanan biasa TKTP (Protein 100gr/hari)
- A: -
- S: -
- T: Heparin 15.000 unit dalam 50cc NaCl 0.9%/24jam SP
- H: Head up 30°. Miring kanan-kiri, Prone potision 6-12 jam.
- U: Omeprazole 40mg/12jam IV
- G: Target GDS 140-180 (GDS: 178)
- S: -
- B: Diatabs 2 tablet bila BAB cair >2x
- I: CVC Subclavia Sinistra
- D: AB:
Meropenem 1gr/8jam habis dalam 3 jam SP (H1)
Azitromicin 500mg/24 jam PO (H7)
- Metilprednisolon 62.5mh/8jam IV (H5)
- Furamin 1amp/12jam IV
- Resfar 3cc/12jam IV
- Solvinex 1 amp/8jam IV
- Sancorbin C drips/24jam IV
- Combivent Nebulizer/8jam
- Oseltamivir 2x75mg PO
- Sucralfat 3x15cc PO
- Becom Zet 1x1tab PO
- Heparmin 3x1 PO

Hasil pemeriksaan Lab 05/08/20

Jenis pemeriksaan (05/8) Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 7.9 12.0 - 18.0 g/dL
Leukosit 19.430 4800 - 10800 /uL
Eritrosit 2.46 4-6 juta
Hematokrit 23.26 42-52
Trombosit 463.000 150000 - 450000 /uL
Netrofil Segmen 86 50-70%
Limfosit 9 20-40%
NLR 9.5
PTT 8.2 9.9-13.5
aPTT 23.5 21.1-28.5
INR 0.73 0.82-1.24

6/08/2020 Perawatan hari ke-sepuluh di ICU Covid

S Sesak (+) berkurang


O B1: Napas spontan, RR: 24x/m, Rh+/+, Wh -/-, SpO2 98% dengan NRM 8Lpm
B2: TD 134/72mmHg, HR 81x/m.
B3: GCS 15, Suhu 37.0°C
B4: Urine kuning tua. UO: 2350cc/24jam
B5: Abdomen supel, Peristaltik (+), BAB (+) cair 1x.
B6: Edema (-)
A ARDS ec. Covid-19 Perbaikan + Sepsis + Peningkatan Enzim Transaminase
P - Cek darah lengkap
- Awasi Vital Sign
- O2 NRM 8Lpm.
- IVFD RL 250cc/24jam, Aminofluid 500cc/24jam
- F: Diet makanan biasa TKTP (Protein 100gr/hari)
- A: -
- S: -
- T: Heparin 15.000 unit dalam 50cc NaCl 0.9%/24jam SP
- H: Head up 30°. Miring kanan-kiri, Prone potision 6-12 jam.
- U: Omeprazole 40mg/12jam IV
- G: Target GDS 140-180 (GDS: 152)
- S: -
- B: -
- I: CVC Subclavia Sinistra
- D: AB:
Meropenem 1gr/8jam habis dalam 3 jam SP (H2)
Azitromicin 500mg/24 jam PO (H8)
- Metilprednisolon 62.5mh/8jam IV (H6)
- Furamin 1amp/12jam IV
- Resfar 3cc/12jam IV
- Solvinex 1 amp/8jam IV
- Sancorbin C 1 via/24jam IV
- Combivent Nebulizer/8jam
- Sucralfat 3x15cc PO
- Becom Zet 1x1tab PO
- Heparmin 3x1 PO

7/08/2020 Perawatan hari ke-sebelas di ICU Covid

S -
O B1: Napas spontan, RR: 26x/m, Rh+/+, Wh -/-, SpO2 96% dengan NRM 10Lpm
B2: TD 128/76mmHg, HR 104x/m.
B3: GCS 15, Suhu 36.5°C
B4: Urine kuning. UO: 2500cc/24jam
B5: Abdomen supel, BAB (+).
B6: Edema (-)
A ARDS ec. Covid-19 Perbaikan + Sepsis + Peningkatan Enzim Transaminase
P - Awasi Vital Sign
- O2 NRM 8Lpm.
- IVFD RL 250cc/24jam, Aminofluid 500cc/24jam
- F: Diet makanan biasa TKTP (Protein 100gr/hari)
- A: -
- S: -
- T: Heparin 15.000 unit dalam 50cc NaCl 0.9%/24jam SP
- H: Head up 30°. Miring kanan-kiri, Prone potision 6-12 jam.
- U: Omeprazole 40mg/12jam IV
- G: Target GDS 140-180 (GDS: 152)
- S: -
- B: -
- I: CVC Subclavia Sinistra
- D: AB:
Meropenem 1gr/8jam habis dalam 3 jam SP (H3)
Azitromicin 500mg/24 jam PO (H9)
- Metilprednisolon 62.5mh/8jam IV (H7)
- Furamin 1amp/12jam IV
- Resfar 3cc/12jam IV
- Solvinex 1 amp/8jam IV
- Sancorbin C 1 via/24jam IV
- Combivent Nebulizer/8jam
- Sucralfat 3x15cc PO
- Becom Zet 1x1tab PO
- Heparmin 3x1 PO

Hasil pemeriksaan Lab 07/08/20

Jenis pemeriksaan (07/8) Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 8.5 12.0 - 18.0 g/dL
Leukosit 20.390 4800 - 10800 /uL
Eritrosit 2.85 4-6 juta
Hematokrit 20.16 42-52
Trombosit 422.000 150000 - 450000 /uL
Netrofil Segmen 88 50-70%
Limfosit 9 20-40%
NLR
Ambumin 2.9 3.2-4.5%
SGOT 44 <37
SGPT 41 <42
Ureum 26 <50
Creatinin 0.8 <1.2
Natrium 139 135-145
Kalium 2.7 3.5-5.5
Chlorida 96 98-108
PTT 8.3 9.9-13.5
aPTT 19.2 21.1-28.5
INR 0.74 0.82-1.24

8/08/2020 Perawatan hari ke-dua belas di ICU Covid

S Sesak hilang timbul


O B1: Napas spontan, RR: 25x/m, Rh+/+, Wh -/-, SpO2 97% HFNC Flow: 30Lpm
FiO2:35%
B2: TD 120/76mmHg, HR 97x/m.
B3: GCS 15, Suhu 37°C
B4: Urine kuning tua, UO: 1910cc/24jam
B5: Abdomen supel, BU (+), BAB (+) cair campur darah dan lendir 1x.
B6: Edema (-)
A ARDS ec. Covid-19 Perbaikan + Sepsis + Suspek Clostridium Difficile Infection
P - Monitoring
- Mobilisasi dan fisioterapi dada
- Foto thorax kontrol senin

Instruksi Terapi:
- Awasi Vital Sign
- HFNC Flow: 30Lpm, FiO2: 35%. Rox index: 11.09
- IVFD Aminofluid 500cc/24jam
- F: Diet ML TKTP (Protein 100gr/hari)
- A: -
- S: -
- T: -
- H: Head up 30°. Miring kanan-kiri, Prone potision 6-12 jam.
- U: -
- G: Target GDS 140-180 (GDS: 163)
- S: -
- B: -
- I: CVC Subclavia Sinistra (H8)
- D: AB:
Meropenem 1gr/8jam habis dalam 3 jam SP (H4)
Metronidazole 500mg/8jam PO (H1)
- Metilprednisolon 62.5mh/8jam IV (H8)
- Furamin 1amp/12jam IV
- Resfar 3cc/12jam IV
- Solvinex 1 amp/8jam IV
- Sancorbin C 1 via/24jam IV
- Combivent Nebulizer/8jam
- Sucralfat 3x15cc PO
- Becom Zet 1x1tab PO
- Heparmin 3x1 PO

Kesan: - Severe Pneumonia bilateral (typical viral


pneumonia) dibandingkan foto 01/08/20: lesi
sedikit berkurang.

9/08/2020 Perawatan hari ke-tiga belas di ICU Covid

S Sesak berkurang
O B1: Napas spontan, RR: 24x/m, Rh+/+, Wh -/-, SpO2 94% HFNC Flow: 30Lpm
FiO2:35%
B2: TD 117/73mmHg, HR 94x/m.
B3: GCS 15, Suhu 37.2°C
B4: BAK (+)
B5: Abdomen supel, BU (+), BAB (+)
B6: Edema (-)
A ARDS ec. Covid-19 Perbaikan + Sepsis + Suspek Clostridium Difficile Infection
P - Monitoring
- Mobilisasi dan fisioterapi dada
- Foto thorax kontrol senin

Instruksi Terapi:
- Awasi Vital Sign
- HFNC Flow: 30Lpm, FiO2: 35%. Rox Index: 11.19
- IVFD Aminofluid 500cc/24jam
- F: Diet ML TKTP (Protein 100gr/hari)
- A: -
- S: -
- T: -
- H: Head up 30°. Miring kanan-kiri, Prone potision 6-12 jam.
- U: -
- G: Target GDS 140-180 (GDS: 163)
- S: -
- B: -
- I: CVC Subclavia Sinistra (H8)
- D: AB:
Meropenem 1gr/8jam habis dalam 3 jam SP (H5)
Metronidazole 500mg/8jam PO (H2)
- Metilprednisolon 62.5mh/8jam IV (H9)
- Furamin 1amp/12jam IV
- Resfar 3cc/12jam IV
- Solvinex 1 amp/8jam IV
- Sancorbin C 1 via/24jam IV
- Combivent Nebulizer/8jam
- Sucralfat 3x15cc PO
- Becom Zet 1x1tab PO
- Heparmin 3x1 PO

10/08/2020 Perawatan hari ke-empat belas di ICU Covid

S -
O B1: Napas spontan, RR: 29x/m, Rh+/+, Wh -/-, SpO2 98% dengan Nasal Kanul 4Lpm.
B2: TD 136/88mmHg, HR 97x/m.
B3: GCS 15, Suhu 37.3°C
B4: Urine kuning jernih, UO: 2500cc/24jam
B5: Abdomen supel, BU (+), BAB (+) lendir campur darah 2x.
B6: Edema (-)
A Covid-19 (Hasil swab PCR 6/8/20 Negatif) + Sepsis Perbaikan + Suspek Clostridium
Difficile Infection
P - Monitoring
- Aff CVC
- Foto thorax kontrol

Instruksi Terapi:
- Awasi Vital Sign
- O2 Nasal kanul 4Lpm
- IVFD Aminofluid 500cc/24jam
- F: Diet TKTP
- A: -
- S: -
- T: -
- H: Head up 30°. Mobilisasi
- U: -
- G: Target GDS 140-180 (GDS: 150)
- S: -
- B: -
- I: CVC Subclavia Sinistra (H8)
- D: AB:
Metronidazole 500mg/8jam PO (H3)
- Ambroxol Syrup 3x10cc PO
- N-acetil systein 3x2tab PO
- Becom Zet 1x1tab PO
- Heparmin 3x1 PO

Kesan:

- Severe Pneumonia bilateral (typical viral


pneumoni) dibandingkan foto 05/08/20: lesi mulai
berkurang.
- Fibrotik paru sinistra

Hasil pemeriksaan Lab 10/08/20

Jenis pemeriksaan (10/8) Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 9.5 12.0 - 18.0 g/dL
Leukosit 14.020 4800 - 10800 /uL
Eritrosit 3.08 4-6 juta
Hematokrit 27.15 42-52
Trombosit 329.000 150000 - 450000 /uL
Netrofil Segmen 87 50-70%
Limfosit 9 20-40%
NLR 9.6
Ambumin 3.3 3.2-4.5%
SGOT 39 <37
SGPT 35 <42
Ureum 26 <50
Creatinin 1.0 <1.2
Natrium 136 135-145
Kalium 2.8 3.5-5.5
Chlorida 92 98-108

11/08/2020 Perawatan hari ke-lima belas di ICU Covid

S -
O B1: Napas spontan, RR: 22x/m, SpO2 97% dengan Nasal Kanul 4Lpm.
B2: TD 114/68mmHg, HR 97x/m.
B3: GCS 15, Suhu 36.8°C
B4: BAK (+)
B5: Abdomen supel, BU (+), BAB (+) berlendir campur darah.
B6: Edema (-)
A Covid-19 + Sepsis Perbaikan + Suspek Clostridium Difficile Infection
P - Monitoring
- Aff kateter
- Rencana Swab PCR tanggal 13/8/20
Instruksi Terapi:
- Awasi Vital Sign
- O2 Nasal kanul 4Lpm
- IVFD Aminofluid 500cc/24jam
- F: Diet TKTP
- A: -
- S: -
- T: -
- H: Head up 30°. Mobilisasi, belajar duduk di kursi roda.
- U: -
- G: Target GDS 140-180
- S: -
- B: -
- I: -
- D: AB:
Metronidazole 500mg/8jam PO (H4)
- Ambroxol Syrup 3x10cc PO
- N-acetil systein 3x2tab PO
- Becom Zet 1x1tab PO
- Heparmin 3x1 PO
- As. Tranexamat 500mg/8jam PO
- Berjemur tiap pagi

12/08/2020 Perawatan hari ke-enam belas di ICU Covid

S -
O B1: Napas spontan, RR: 25x/m, SpO2 98% dengan Nasal Kanul 4Lpm.
B2: TD 109/70mmHg, HR 90x/m.
B3: GCS 15, Suhu 36.6°C
B4: BAK (+)
B5: Abdomen supel, BU (+), BAB (-).
B6: Edema (-)
A Covid-19 + Sepsis Perbaikan + Suspek Clostridium Difficile Infection
P - Rencana Swab PCR tanggal 13/8/20
Instruksi Terapi:
- Awasi Vital Sign
- O2 Nasal kanul 4Lpm
- IVFD Aminofluid 500cc/24jam
- F: Diet TKTP
- A: -
- S: -
- T: -
- H: Head up 30°. Mobilisasi, belajar duduk di kursi roda.
- U: -
- G: Target GDS 140-180
- S: -
- B: -
- I: -
- D: AB:
Metronidazole 500mg/8jam PO (H5)
- Ambroxol Syrup 3x10cc PO
- N-acetil systein 3x2tab PO
- Becom Zet 1x1tab PO
- Heparmin 3x1 PO
- As. Tranexamat 500mg/8jam PO
- Berjemur tiap pagi

13/08/2020 Perawatan hari ke-tujuh belas di ICU Covid

S -
O B1: Napas spontan, RR: 18x/m, SpO2 99% dengan Nasal Kanul 4Lpm.
B2: TD 105/63mmHg, HR 81x/m.
B3: GCS 15
B4: BAK (+)
B5: Abdomen supel, BU (+).
B6: Edema (-)
A Covid-19 + Suspek Clostridium Difficile Infection
P - Awasi Vital Sign
- O2 Nasal kanul 4Lpm
- Head up 30°
- Mobilisasi
- Metronidazole 500mg/8jam PO (H6)
- N-acetil systein 3x2tab PO
- Becom Zet 1x1tab PO
- Heparmin 3x1 PO
- As. Tranexamat 500mg/8jam PO
- Berjemur tiap pagi
- Rencana Swab hari ini
- Persiapan rawat jalan

14/08/2020 Perawatan hari ke-delapan belas di ICU Covid

S -
O B1: Napas spontan, RR: 22x/m, SpO2 97% dengan Nasal Kanul 2Lpm.
B2: TD 151/94mmHg, HR 111x/m.
B3: GCS 15
B4: BAK (+)
B5: Abdomen supel, BU (+).
B6: Edema (-)
A Covid-19 (Hasil swab PCR 13/08/20 Negatif ke2) + Suspek Clostridium Difficile
Infection
P - O2 Nasal kanul 2-4Lpm
- Head up 30°
- Mobilisasi
- Metronidazole 500mg/8jam PO (H7)
- N-acetil systein 3x2tab PO
- Becom Zet 1x1tab PO
- Heparmin 3x1 PO
- KSR/24jam
- Berjemur tiap pagi
- Persiapan rawat jalan
BAB II

PEMBAHASAN

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) masih menjadi permasalahan dunia sejak awal

dilaporkan di Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019. COVID-19 adalah infeksi yang

disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-

2). Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di

China dan lebih dari 190 negara dan teritori lainnya. Pada 12 Maret 2020, WHO

mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik. Di Indonesia sendiri COVID-19 pertama

dilaporkan pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus. World Health Organization

(WHO) mencatat hingga tanggal 16 Agustus 2020 ada sebanyak 21.294.845 kasus

COVID-19 didunia, dan terjadi penambahan kasus sebanyak 267.291 di seluruh dunia

dalam 24 jam terakhir, dan WHO melaporkan pada tanggal 12 Agustus 2020 di Indonesia

kasus COVID-19 terkonfirmasi ada sebanyak 130.718 diantaranya 5.903 kasus yang

meninggal dan 85.798 yang sembuh. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
merupakan kondisi mengancam jiwa yang disebabkan oleh berbagai faktor risiko

termasuk infeksi dan trauma pada paru. Angka mortalitasnya mencapai 90% apabila

penderita tidak ditangani secara adekuat.(9) COVID-19 saat ini diketahui sebagai salah

satu penyebab ARDS.

Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Hewan

yang menjadi sumber penularan COVID-19 masih belum diketahui secara pasti. Saat ini,

penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi utama

sehingga penyebaran menjadi lebih agresif. Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien

simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin. Selain itu, telah

diteli bahwa SARS-CoV-2 dapat viabel pada aerosol misalnya dihasilkan melalui

nebulizer, intubasi endotrakeal, bronkoskopi, suction terbuka, ventilasi manual sebelum

intubasi, dan lain-lain yang berlangsung selama setidaknya 3 jam. Masa inkubasi

COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14 hari namun dapat mencapai

14 hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh di hari-hari pertama penyakit disebabkan

oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi dapat langsung

dapat menularkan sampai dengan 48 jam sebelum onset gejala (presimptomatik) dan

sampai dengan 14 hari setelah onset gejala. Pada kasus ini, didapatkan dari anamnesa

adanya bukti bahwa pasien memiliki kontak erat dengan rpasien terkonfismasi COVID-19

sebelum merasakan gejala. Sehingga memungkinkan adanya risiko transmisi dari manusia

ke manusia pada pasien ini.

Faktor risiko tertularnya COVID-19 yaitu penyakit komorbid seperti hipertensi

dan diabetes melitus, jenis kelamin laki-laki, dan perokok aktif. Pasien dengan kanker dan

penyakit hati kronik juga lebih rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2. Kanker

diasosiasikan dengan reaksi imunosupresif, sitokin yang berlebihan, supresi induksi agen

proinflamasi, dan gangguan maturasi sel dendritik. Pasien dengan sirosis atau penyakit
hati kronik juga mengalami penurunan respons imun, sehingga lebih mudah terjangkit

COVID-19, dan memiliki prognosa yang lebih buruk. Beberapa faktor risiko lain yang

ditetapkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) adalah kontak erat,

termasuk tinggal satu rumah dengan pasien COVID-19 dan riwayat perjalanan ke area

terjangkit. Berada dalam satu lingkungan namun tidak kontak dekat (dalam radius 2

meter) dianggap sebagai risiko rendah . Pada kasus ini pasien memiliki beberapa faktor

risiko berupa kontak erat dengan rekan kerja yang terkonfirmasi COVID-19, dan berjenis

kelamin laki-laki. sedangkan untuk riwayat penyakit sebelumnya disangkal dan pasien

tidak memiliki riwayat merokok.

Manifestasi klinis yang dialami dapat bersifat ringan, sedang, berat hingga kritis,

dan muncul secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala

apapun dan tetap merasa sehat. Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa

lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung

tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, hilang penciuman

dan ruam kulit. Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak awal pandemi,

40% kasus mengalami penyakit ringan, 40% mengalami penyakit sedang termasuk

pneumonia, 15% kasus mengalami penyakit parah, dan 5% kasus mengalami kondisi

kritis. Pada kasus berat akan mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS),

sepsis dan syok septik, multi-organ failure, termasuk gagal ginjal atau gagal jantung akut

hingga berakibat kematian. Pada kasus ini ditemukan pasien datang dengan keluhan

demam dan sesak napas, demam merupakan gejala yang pertama kali dirasakan pasien,

kemudian diikuti dengan mual, sakit kepala, nyeri seluruh tubuh dan sesak yang semakin

berat bila melakukan aktivitas.

Sebanyak 5% pasien membutuhkan perawatan intensif atau ventilasi mekanis.

Penyebab kematian utama dari COVID–19 adalah ARDS. Acute respiratory distress
syndrome adalah kondisi imunopatologis akibat infeksi SARS–CoV2. Mekanisme utama

penyebab ARDS adalah badai sitokin, suatu respons inflamasi sistemik tidak terkontrol

dari pelepasan sejumlah besar sitokin proinflamasi dan kemokin akibat sel efektor dari

infeksi SARS–CoV2. Badai sitokin akan memicu sistem imun dan menyerang tubuh

sehingga menyebabkan ARDS, gagal napas dan kegagalan organ multipel sehingga

membutuhkan ventilasi mekanis dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada kasus

berat pasien COVID–19. ARDS adalah kondisi mengancam jiwa yang diakibatkan oleh

karena infeksi atau trauma pada paru. Adanya inflamasi pada parenkim paru akan

mengakibatkan gangguan pertukaran gas, hipoksemia dan kegagalan fungsi organ. Angka

mortalitas pada penyakit ini mencapai 90% akan tetapi dengan diagnosis dini dan terapi

yang adekuat maka angka mortalitas dapat ditekan hingga menjadi 50%. Menurut kriteria

Berlin, diagnosis ARDS dapat ditegakkan jika terdapat onset akut dari gejala respirasi

atau perburukan gejala respirasi pada kasus infeksi atau trauma paru dengan gambaran

radiologis berupa opasitas bilateral yang sesuai dengan gambaran edema paru, akan tetapi

tidak disebabkan oleh kegagalan jantung atau adanya overload. Menurut kriteria

America-Europa Consensus Conference Committee ARDS dibuktikan dengan PAWP

(pulmonary artery wedge pressure) < 18. Berdasarkan rasio PaO2:FiO2 maka ARDS

dapat dibedakan menjadi ringan (rasio PaO2:FiO2 200–300), sedang (rasio PaO2:FiO2

100–200), dan berat (rasio PaO2:FiO2 < 100). Kriteria ini cukup mudah diaplikasikan di

lapangan walaupun tetap memiliki keterbatasan terutama pada gambaran radiologis. Pada

pasien ini onset perburukan gejala respirasi terjadi 1 minggu sebelum masuk rumah sakit

dengan riwayat dirawat di rumah sakit sebelumnya dengan adanya infeksi, diperlihatkan

juga dengan adanya gejala sesak dan demam yang telah muncul 1 minggu sebelumnya.

Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan analisa gas darah, sehingga diagnosa pasien

didapatkan dari klinis dan radiologi pasien yang menunjukkan viral pneumonia tanpa ada
kegagalan jantung, atau pun overload, sesuai dengan teori pada kriteria Berlin.

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang yang menukung pasien

kemudiaan didiagnosa dengan ARDS et causa COVID-19.

Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium lain seperti hematologi

rutin, hitung jenis, fungsi ginjal, elektrolit, analisis gas darah, hemostasis, laktat, dan

prokalsitonin dapat dikerjakan sesuai dengan indikasi. Trombositopenia juga kadang

dijumpai, sehingga kadang diduga sebagai pasien dengue. Trombositopenia awalnya tidak

termasuk dalam temuan pada pasien COVID-19. Namun, awal Maret 2020, sebuah meta-

analisis yang mencakup 9 studi dengan total sampel 1779 pasien menyatakan bahwa

trombositopenia pada COVID-19 dapat menjadi salah satu prediktor tingkat keparahan

COVID-19. Pada infeksi SARS-CoV-2, dapat juga ditemukan peningkatan enzim

transaminase yang berkaitan dengan tingkat keparahan penyakit. Namun, belum dapat

dipastikan mekanisme terjadinya liver injury pada infeksi SARS-CoV-2, kemungkinan

liver injury disebabkan oleh infeksi virus secara langsung pada sel-sel hepar, mengingat

hepar juga memiliki reseptor ACE-2 yang digunakan SARS-CoV-2 untuk melekat,

kemungkinan mekanisme lain yang dapat menyebabkan liver injury adalah in amasi yang

dimediasi sistem imun dan hipoksia terkait pneumonia. Pemeriksaan lainnya berupa

pencitraan, dan yang menjadi pilihan adalah foto toraks dan Computed Tomography Scan

(CT- scan) toraks. Pada foto toraks dapat ditemukan gambaran seper opasifikasi ground-

glass, infiltrat, penebalan peribronkial, konsolidasi fokal, efusi pleura, dan atelectasis.

Foto toraks kurang sensitif dibandingkan CT scan, karena sekitar 40% kasus tidak

ditemukan kelainan pada foto toraks. Saat ini WHO merekomendasikan pemeriksaan

molekuler untuk seluruh pasien yang termasuk dalam kategori suspek. Pemeriksaan pada

individu yang tidak memenuhi kriteria suspek atau asimtomatis juga boleh dikerjakan

dengan mempertimbangkan aspek epidemiologi, protokol skrining setempat, dan


ketersediaan alat. Metode yang dianjurkan untuk deteksi virus adalah amplifikasi asam

nukleat dengan real-time reversetranscrip on polymerase chain reaction (rRT-PCR) dan

dengan sequencing. Sampel dikatakan positif (konfirmasi SARS-CoV-2) bila rRT-PCR

positif pada minimal dua target genom (N, E, S, atau RdRP) yang spesifik SARS-CoV-2

atau rRT-PCR positif betacoronavirus, ditunjang dengan hasil sequencing sebagian atau

seluruh genom virus yang sesuai dengan SARS-CoV-2. Dalam kasus ini, pasien

dilakukan pemeriksaan penunjang radiologi berupa foto thorax dan dilakukan

pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan PCR untuk mendeteksi SARS-CoV-2 secara

spesifik. Pada hasil pemeriksaan foto thorax pasien pertama kali ditemukan kesan

moderate pneumonia bilateral, pada perawatan hari kelima pasien dilakukan pemeriksaan

kontrol foto thorax dan didapatkan hasil kesan severe peumonia bilateral dengan lesi

progresive dibandingkan dengan sebelumnya, dan foto thorax terakhir dilakukan pada

perawatan hari ke empat belas dengan gambaran yang sama tetapi ditemukan juga fibrotik

paru sinistra. Pasien juga dinyatakan terkonfirmasi COVID-19 pada hasil pemeriksaan

swab PCR. Ditemukan juga peningkatan enzim Transaminase pada pemeriksaan

laboratorium SGOT dan SGPT pada pasien, dimana hal ini sesuai dengan beberapa

literatur yang ada.

Prinsip penanganan ARDS adalah menjaga oksigenasi dan terapi suportif

sementara mengidentifikasi dan menangani penyebab dasarnya. Sangat penting untuk

ditekankan bahwa apabila respons terapi tidak sesuai dengan yang diharapkan maka perlu

dipikirkan adanya kemungkinan terapi yang tidak adekuat atau misdiagnosa. Terapi

suportif termasuk kontrol kadar gula, pencegahan DVT (trombosis vena dalam), stress

ulcer, VAP (ventilator-associated pneumonia), serta infeksi akibat kateterisasi.

Pemberian nutrisi enteral secara dini juga dikatakan mampu membantu perbaikan kondisi

penderita. Walaupun masih menjadi kontroversi mengenai jumlah, jenis dan waktu yang
tepat untuk enteral nutrisi tersebut. Dalam buku Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian

COVID-19 revisi ke-5 dijelaskan tatalaksana untuk pasien COVID-19 yang sakit kritis

seperti gagal napas dan ARDS sendiri adalah berupa oksigen nasal aliran tinggi (High-

Flow Nasal Oxygen/HFNO) atau ventilasi non invasif (NIV), intubasi endotrakeal,

ventilasi mekanik menggunakan volume tidal yang rendah (4-8 ml/kg prediksi berat

badan, Predicted Body Weight/PBW) dan tekanan inspirasi rendah (tekanan plateau <30

cmH2O). Dan untuk pasien dengan ARDS berat dilakukan ventilasi dengan prone

position > 12 jam per hari, serta manajemen cairan konservatif untuk pasien dengan

ARDS tanpa hipoperfusi jaringan. Namun, sampai saat ini belum ada pengobatan spesifik

anti-COVID-19 yang direkomendasikan untuk pasien konfirmasi COVID-19 sehingga

yang dapat diberikan adalah berupa terapi simtomatik. National Health Commission

(NHC) China telah meneliti beberapa obat yang dapat mengatasi infeksi SARS-CoV-2,

antara lain interferon alfa (IFN-α), lopinavir/ritonavir, ribavirin, klorokuin fosfat,

remdesvir dan umifenovir. Selain itu, terdapat beberapa obat anti virus lainnya yang

sedang dalam uji coba. Pemberian antibiotik hanya dibenarkan pada pasien yang dicurigai

infeksi bakteri dan bersifat sedini mungkin, antibiotik yang dipilih adalah antibiotik

empirik berdasarkan dengan profil mikroba lokal. Sebuah jurnal penelitian

merekomendasikan pemberian kortiksteroid. Dilakukan penelitian pada 401 penderita

SARS yang diberikan kortiksteroid, 152 diantaranya termasuk kategori kritis. Hasil studi

menunjukkan kortikosteroid menurunkan mortalitas dan waktu perawatan pada pasien

SARS yang kritis. Dosis yang diberikan adalah dosis rendah-sedang (≤0.5-1 mg/kgBB

metilprednisolon atau ekuivalen) selama kurang dari tujuh hari, namun beberapa jurnal

penelitian juga menuliskan bahwa kortikosteroid tidak direkomendasikan pada terapi

pneumonia COVID-19. Pada pasien ini. Pada pasien ini diberikan terapi berupa O2 sejak

hari pertama perawatan, pada hari perawatan ke dua belas di ICU COVID pasien
diberikan oksigen nasal aliran tinggi (High-Flow Nasal Oxygen/HFNO) dimulai dengan

flow 30Lpm dan FiO2:35%. Pasien juga dilakukan prone potision selama 6-12 jam mulai

dari hari ke lima pasien dirawat. Pasien juga diberikan kortiksteroid berupa

metilprednisolon selama 9 hari. Pada pasien diberikan juga terapi antivirus, antibiotik,

dan cairan, serta terapi simptomatik lainnya.

Hingga saat ini mortalitas COVID-19 mencapai 2% tetapi jumlah kasus berat

mencapai 10%. Pasien dengan gejala ringan dilaporkan sembuh setelah 1 minggu.

Prognosis tergantung pada derajat penyakit, ada tidaknya komorbid dan faktor usia. Pada

kasus ini, pasien mengalami gejala berat dan mengakibatkan lama perawatan di rumah

sakit semakin panjang dan harus dirawat di ICU selama belum terlihat adanya perbaikan

dari gejala pasien.

RINGKASAN

Telah dilaporkan sebuah kasus seorang pasien laki-laki 51 tahun dengan keluhan

utama sesak dan demam. Pasien juga mengeluh nyeri kepala dan rasa sakit pada seluruh

tubuh. Pasien memiliki riwayat kontak erat dengan seseorang yang terkonfirmasi

COVID-19. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

pasien didiagnosis kerja dengan ARDS et causa COVID-19. Pasien dirawat di ruangan

ICU COVID selama 19 hari dengan terapi oksigen, antivirus, antibiotik, dan simptomatik

lainnya. Prognosis pasien dubia.


DAFTAR PUSTAKA

Confalonieri M, Salton F, Fabiano F. Acute respiratory distress syndrome. Eur Respir


Rev 2017; 26: 160116. https://doi.org/10.1183/16000617.0116-2016.

COVID-19 Treatment Guidelines Panel. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)


Treatment Guidelines. National Institutes of Health. Available at
https://www.covid19treatmentguidelines.nih.gov/. 205 hal.

Handayani D, Hadi DR, Isbaniah F, Burhan E, Agustin H. Penyakit Virus Corona 2019.
J Respir Indo, 2020; 40 (2): 119 -129.

He R, Lu Z, Zhang L, Fan T, Xiong R, Shen X, Feng H, Meng H, Lin W, Jiang W, Geng


Q. The clinical course and its correlated immune status in COVID-19
pneumonia. Journal of Clinical Virology, 2020; 127: 104361.
https://doi.org/10.1016/j.jcv.2020.104361.

Hussin A. Rothan, Siddappa N. Byrareddy. The epidemiology and pathogenesis of


coronavirus disease (COVID-19) outbreak. Journal of Autoimmunity, 2020;
109: (102133). https://doi.org/10.1016/j.jaut.2020.102433.
Isbaniah F, Susanto AD. Pneumonia Corona Virus Infection Disease-19 (COVID-19).
J Indon Med Assoc, 2020; 70(4): 87-94.

Khadka RB, Bhandari R, Gyawali R, Neupane B, Pant D. Epidemiology and


Pathogenesis of Coronavirus Disease (COVID-19). Novel Research in
Microbiology Journal, 2020; 4(2): 675-687. doi: 10.21608/nrmj.2020.84016.

Mahrania, Hana Khairina Putri Faisal, Paramita Khairan, Iffa Mutmainah, Fitriana Nur
Rahmawati, Sarah Shafa Marwadhani, Gadistya Novitri Adinda, Uti Nilam Sari,
Pukovisa Prawirohardjo. Kasus COVID-19 Ringan Pada Tenaga Medis:
Evaluasi Temuan Klinis dan Risiko Transmisi: Laporan Kasus. J Indon Med
Assoc, 2020; 70(4): 78-86.

Mason RJ. Pathogenesis of COVID-19 from a cell biology perspective. Eur Respir J,
2020; 55: 2000607. https://doi.org/10.1183/13993003.00607-2020.

Ng MK, Ngo J, Patel A, Patel D, Ng KK. A Case Report of Rapidly Lethal Acute
Respiratory Distress Syndrome Secondary to Coronavirus Disease 2019 Viral
Pneumonia. Cureus, 2020; 12(5): e8228. DOI 10.7759/cureus.8228.

Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disesase (COVID-19).


Diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan RI. 214 hal. Juli 2020.

Purwaamidjaja DB, Lestari MI. Trakeostomi Dini pada Pasien Krisis Coronavirus
Disease (COVID-19). PP Perdatin, 2020; 142-150.

Rawal G, Yadav S, Kumar R. Acute respiratory distress syndrome: An update and


review. J Transl Intern Med, 2018; 6: 74-77. doi: 10.1515/jtim-2016-0012.

Smith T, Bushek J, LeClaire A, Prosser T, COVID-19 Drug Therapy. Elsevier. Clinical


Drug Information/Clinical Solutions 27 hal. Updated June 15, 2020.

Susilo A, Rumende CM, Pitoyo CW, Djoko Santoso WD, Yulianti M, Herikurniawan,
Sinto R, Singh G, Nainggolan L, Nelwan EJ, Chen LK, Widhani A, Wijaya E,
Wicaksana B, Maksum M, Annisa F, Jasirwan COM, Yunihastuti E. Coronavirus
Disease 2019: Review of Current Literatures. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia, 2020; 7 (1): 45-67.
Team NCPERE. Vital surveillances: the epidemiological characteristics of an
outbreak of 2019novel coronavirus diseases (COVID-19) - China. China CDC
Weekly. 2020; 2(8): 113-22.

WHO. Coronavirus disease (COVID-19) Situation Report – 94. Data as received by


WHO from national authorities by 10:00 CEST, 23 April 2020.

WHO. Coronavirus disease (COVID-19) Situation Report – 209. Data as received by


WHO from national authorities by 10:00 CEST, 16 August 2020.

WHO Indonesia Situation Report - 20 who.int/indonesia

Wiersinga WJ, Rhodes A, Cheng AC, Peacock SJ, Prescott HC. Pathophysiology,
Transmission, Diagnosis, and Treatment of Coronavirus Disease 2019
(COVID-19)A Review. JAMA, 2020; 1-15. doi:10.1001/jama.2020.12839.

Xu Z, Shi L, Wang Y, Zhang J, Huang L, Zhang C, Liu S, Zhao P, Liu H, Zhu L, Tai Y,
Bai C, Gao T, Song J, Xia P, Dong J, Zhao J, Wang FS. Pathological findings of
COVID-19 associated with acute respiratory distress syndrome. Lancet
Respir Med, 2020; 8 (4): 420-422. https://doi.org/10.1016/S2213-2600(20)30076-
X.

Yuki K, Fujiogi M, Koutsogiannaki S. COVID-19 pathophysiology: A review. Clinical


Immunology, 2020; 215: 108427. https://doi.org/10.1016/j.clim.2020.108427.

Anda mungkin juga menyukai