Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Rosella merupakan tanaman perkebunan tahunan yang mempunyai nama ilmiah


“Hibiscus sabdarifa linn” merupakan anggota famili Malvaceae. Bagian bunga yang
dapat dijadikan makanan dan minuman adalah kelopaknya. Kelopak bunga rosella
menghandung vitamin C, vitamin A, dan asam amino termasuk arginine dan lignin
yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Kandungan penting lain yang
terdapat dalam kelopak bunga rosella adalah pigmen antosianin yang membentuk
flavonoid yang berperan sebagai anti oksidan dan dapat menyembuhkan berbagai
penyakit degenerative. Rosella dapat diolah menjadi berbagai produk. Salah satunya
yaitu selai rosella. Selai rosella merupakan bahan tambahan pada roti atau kue kering
karena dapat memberikan rasa manis dan asam yang khas bunga rosella. Selai rosella
tergolong dalam makanan yang sedikit diminati oleh masyarakat. Berdasarkan
permasalahan tersebut maka dapat diatasi dengan menggagas suatu inovasi yaitu
menjadikan selai rosella sebagai isian dari nastar.

Nastar termasuk dalam sugar pastry, adonan pastry yang rasanya manis dibuat
dengan system kering. Nastar dapat dibuat dari komposit tepung ubi jalar kuning.
Tepung ubi jalar kuning tepat digunakan untuk membuat cookis atau kue kering
seperti nastar. Tepung ubi jalar kuning memiliki kandungan protein rendah sehingga
memiliki sifat sukar diaduk dan diragikan serta daya serapnya rendah. Tepung ubi
jalar kuning mempunyai pigmen warna kuning yang alami sehingga dapat
mempercantik tampilan nastar. Rasa manis ubi jalar kuning dapat memberikan rasa
manis yang khas sehingga tidak menggunakan banyak gula. Dengan adanya
kandungan gula dalam nastar ini, maka penggunaan gula pada nastar dapat dikurangi
dan baik dikonsumsi bagi masyarakat penderita diabetes karena dapat berfungsi
sebagai pengganti gula alami.

1
1.2 TUJUAN

adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

• Untuk memberi informasi kepada pembaca agar dapat mengetahui pembuatan


nastar ubi jalar kuning selai rosella.

• Untuk mengetahui bahan-bahan yang terdapat pada nastar rosella.

• Memberi informasi tentang manfaat rosella.

• Memberi informasi tentang manfaat tepung ubi jalar kuning.

1.3 MANFAAT

• Dapat menciptakan inovasi baru tentang olahan tananaman semusim rosella.

• Menganekaragamkan olahan rosella.

• Menganekaragamkan olahan selai rosella.

• Menganekaragamkan olahan nastar.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 NASTAR ROSELLA

Nastar termasuk dalam sugar pastry, adalah adonan pastry yang rasanya
manis dibuat dengan sistem kering, yaitu bahan-bahan diaduk sehingga
menyerupai partikel-partikel seperti pasir kemudian baru dibentuk dan dioven
(Agustina, 2013:12). Sugar pastry rasanya manis, bentuknya kecil-kecil,
teksturnya kering dan remah. Nastar dapat dibuat dari komposit tepung ubi jlar
kuning karena mudah diaplikasikan, tidak membutuhkan waktu yang lama dalam
pengolahan, dan biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar. kue nastar selalu
menggunakan tepung terigu sebagai bahan dasar utama dan margarin, telur, mentega,
keju, susu full krim.

Selai adalah bahan tambahan yang lazim ditambahkan pada roti untuk
mendapatkan rasa manis atau buah-buahan tertentu. Selai Rosella (SEROS) dapat
dijadikan pilihan selai yang enak dan baik untuk dikonsumsi bersama nastar.
SEROS enak karena memberikan rasa manis yang khas bunga rosella dan baik

2.2 BAHAN PEMBUATAN NASTAR ROSELLA

2.2.1 TEPUNG TERIGU

Tepung Terigu Tepung terigu merupakan tepung yang dihasilkan dari


hasil penggilingan biji gandum. Keistimewaan tepung terigu jika
dibanding dengan serealia lainnya adalah kemampuannya membentuk
gluten pada adonan sehingga tidak mudah hancur pada proses
pemasakan. Gluten merupakan protein tidak larut air yang hanya terdapat
pada tepung terigu. Gluten mempunyai peranan penting sehubungan
dengan fungsi terigu sebagai dasar pembuatan roti. Gluten memberikan
sifat liat/elastis dan licin pada adonan roti (Muchtadi et al., 2013).

3
2.2.2 TELUR

Telur dan Komposisi Telur Telur merupakan bahan pangan yang


sempurna, karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap bagi
pertumbuhan makhluk hidup baru. Menurut Whitaker and Tannenbaum
(1977), protein telur mempunyai mutu yang tinggi, karena memiliki
susunan asam amino esensial yang lengkap, sehingga dijadikan patokan
untuk menentukan mutu protein dari bahan pangan yang lain, tetapi di
samping adanya hal-hal yang menguntungkan tersebut, Winarno (2002)
menyebutkan bahwa telur juga memiliki sifat yang mudah rusak.
Menurut Whitaker and Tannenbaum (1977), kerusakan pada telur dipicu
oleh kandungan beberapa komponen zat nutrisi dan zat lainnya.

2.2.3 KEJU

Keju adalah salah satu produk olahan susu yang mengandung vitamin
A,B dan D, serta mineral penting bagi tubuh seperti fosfor dan kalsium.
The Foodand Agricultural Organization (FAO) mendefinisikan keju
sebagai produk segar hasil pemeraman yang didapatkan dengan penirisan
sesudah terjadinya koagulasi susu segar, krim dan  skim atau
campurannya. Keju adalah salah satu bahan pangan yang
mempunyai daya simpan yang baik dan kaya akan protein,lemak,
kalsium, fosfor, riboflavin, dan vitamin-vitamin lain dalam
bentuk pekat,dibandingkan dengan susu yang memiliki kandungan air
yang sangat tinggi(Daulay 1991). Konsumsi keju yang dianjurkan yaitu
100 g keju setiap hari cukup untukmendapatkan mineral penting yang
dibutuhkan tubuh. Dalam 70 g keju mengandung jumlah protein yang
sama dengan 100 g daging. Keju mudah dicerna karena protein dan
lemak yang terkandung di dalamnya telah dipecah oleh bakteri selama
proses pembuatan (Winarno & Fernandez 2007).

4
2.2.4 GULA

Gula (sukrosa) adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi
setiap karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri
pangan biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa yang diperoleh dari bit
atau tebu. Gula berfungsi untuk memberikan rasa manis dan kelembutan yang
mempunyai daya larut tinggi, mempunyai kemampuan menurunkan aktivitas
air (aw) dan mengikat air. Gula (sukrosa) adalah sejenis karbohidrat yang
digunakan sebagai pemanis. Sumber bahan mentah untuk pembuatan gula
yaitu tebu dan bit gula. Jenis gula yang dipakai adalah gula pasir. Fungsi gula
dalam pembuatan nastar adalah sebagai penambah rasa dan pengawet alami.
Kelebihan gula yang ditambahkan dalam bahan pangan dengan konsentrasi
yang tinggi akan mengakibatkan air yang ada dalam bahan pangan tersebut
menjadi tidak tersedia bagi pertumbuhan mikroorganisme. Apabila
penambahan gula berlebih atau tidak sesuai dengan takaran, maka akan terjadi
kristalisasi.
Kristalisasi dapat disebabkan oleh padatan terlarut yang berlebih. Dalam
kehidupan sehari-hari orang telah mengenal gula sebagai bahan makanan
pokok, baik untuk minuman ataupun makanan. Sebagai sumber utama dari
gula adalah dari berbagai macam tanaman, yang dapat digolongkan sebagai
penghasil gula antara lain : tebu, beet, kelapa aren (enau). Untuk daerah tropis
tebu merupakan tanaman utama sebagai penghasil gula, disamping kelapa dan
enau (Fardiaz, 1992).
Gula merupakan disakarida yang tersusun atas dua molekul monosakarida
yaitu D-glukosa dan D-fruktosa. Sukrosa mempunyai sifat karamelisasi yang
hasilnya disebut karamel. Dalam industri gula terjadinya karamel dapat
merusak warna standart (Anonymousa, 2009).

5
Tabel 4. Kandungan Gizi Gula

Kandungan Jumlah
Energi 364 kkal
Protein 0 gram
Lemak 0 gram
Karbohidrat 94,0 gram
Kalsium 5 gram
Fosfor 1 mg
Besi 0,1 gram

2.2.5 SUSU FULL KRIM

Menurut Chandan (1997), susu segar secara alamiah mengandung


87.4% air dan sisanya berupa padatan susu sebanyak (12.6%). Padatan
susu terdiri dari lemak susu (3.6%) dan padatan susu tanpa lemak (9%)
yang mengandung mineral (0.7%), laktosa (4.9%) dan protein (3.4%).
Susu segar cair sering diproses menjadi bubuk untuk menghasilkan
produk susu yang stabil dengan kandungan solid tinggi. Selain
dikonsumsi dengan cara direkonstusi menjadi susu cair, susu bubuk juga
banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri pengolahan
pangan contohnya untuk pembuatan produk nastar. Susu bubuk
digunakan untuk meningkatkan nilai gizi dan sifat fungsionalnya seperti
penerimaan sensori dan tekstur. Susu bubuk sering diaplikasikan
sebagai bahan baku maupun bahan tambahan pada industri pangan. Hal
ini karena komponen dalam susu bubuk dapat mudah berinteraksi dengan
komponen lain ketika diformulasikan dan diproses menjadi suatu produk
pangan (Augustin dan Clarke 2008).

2.2.6 MARGARIN

6
Margarin Margarin pertama kali dibuat orang dan di kembangkan
tahun 1869 oleh Mege Moories dengan menggunakan lemak sapi.
Margarin merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau , konsisten
rasa dan nilai gizi yang hampir sama . Salah satu contoh komponen dari
lemak adalah margarin.Margarin merupakan juga merupakan emulsi air
dalam minyak, dengan persyaratan mengandung tidak kurang 80 %
lemak. Lemak yang digunakan dapat berasal dari lemak hewani atau
lemak nabati. Lemak hewani yang digunakan biasanya lemak babi dan
lemak sapi, sedangkan lemak nabati yang digunakan adalah minyak
kelapa, minyak kelapa sawit, minyak keledai, dan minyak biji kapas.
Karena minyak nabati umumnya dalam bentuk cair, maka harus
dihidrogenasikan lebih dahulu menjadi lemak padat, yang berarti
margarin harus bersifat plastis, padat pada suhu ruang , agak keras pada
suhu rendah, segera dapat mencair dalam mulut (Winarno,1992).

2.2.7 BUNGA ROSELLA

Tanaman rosella mudah dan murah jika ingin dibudidayakan karena


umur panennya singkat. Tingkat konsumsi rosella terbilang masih
rendah karena selama ini kelopak bunga rosella hanya dimanfaatkan
sebagai minuman kesehatan dan belum dimanfaatkan sebagai pewarna
makanan (Mardhiah, 2010). Bagian tanaman rosella yang bisa diproses
menjadi produk pangan adalah kelopak bunganya. Kelopak bunga
tanaman ini berwarna merah tua, tebal, dan berair (Daryanto, 2008).
Tanaman rosella juga sangat baik untuk dikembangkan sebagai bahan
baku minuman karena memiliki pigmen antosianin yang berbentuk
flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Pigmen antosianin ini
membentuk warna ungu kemerahan menarik di kelopak bunga rosella

2.2.8 TEPUNG MAIZEN

7
Menurut SNI 01-3727-1995, tepung jagung adalah tepung yang
diperoleh dengan cara menggiling biji jagung (zea mays LINN.) yang
bersih dan baik. Penggilingan biji jagung ke dalam bentuk tepung
merupakan suatu proses memisahkan kulit, endosperm, lembaga dan tip
cap. Endosperm merupakan bagian biji jagung yang digiling menjadi
tepung dan memiliki kadar karbohidrat yang tinggi. Kulit memiliki
kandungan serat yang tinggi sehingga kulit harus dipisahkan dari
endosperm karena dapat membuat tepung bertekstur kasar, sedangkan
lembaga merupakan bagian biji jagung yang paling tinggi kandungan
lemaknya sehingga harus dipisahkan karena lemak yang terkandung di
dalam lembaga dapat membuat tepung tengik. Tip cap merupakan tempat
melekatnya biji jagung pada tongkol jagung. Tip cap juga merupakan
bagian yang harus dipisahkan karena dapat membuat tepung menjadi
kasar. Apabila pemisahan tip cap tidak sempurna maka akan terdapat
butir-butir hitam pada tepung.

2.2.9 TEPUNG UBI JALAR KUNING

Ubi jalar yang daging umbinya berwarna kuning, banyak mengandung


betakaroten. Warna kuning dari ubi jalar ini dapat berfungsi sebagai
pewarna alami yang berasal dari umbi-umbian (Setyawan, 2015).
keistimewaan ubi jalar juga terletak pada kandungan seratnya yang
sangat tinggi karena dapat mencegah konstipasi dan membantu defekasi.
Makanan tinggi serat alami lebih aman dikonsumsi dan mengandung zat
gizi tinggi serta lebih murah.

Kandungan protein tepung ubi jalar tergolong rendah, tepung yang


kandungan proteinnya rendah memiliki sifat sukar diaduk dan diragikan
serta daya serapnya rendah.

8
BAB III
METODOLOGI
3.1 Kebutuhan Alat

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning selai
rosella. Beberapa alat yang harus dipersiapkan mudah dijumpai dan sudah terbiasa di
dapur. Untuk lebih jelas mengenai alat yang digunakan dalam pembuatan nastar ubi
jalar kuning selai rosella dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel. Alat yang digunakan dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella.

No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Satuan


1 Timbangan camry EHA 401 1 unit
2 Oven Alumunium 1 unit
3 Saringan plastik 1 buah
4 Sendok stainless steel 1 buah
5 Blender philips HR-2115 1 unit
6 Baskom plastik 4 buah
7 Loyang aluminum 3 buah
8 Kompor rinnai RI-602A 1 unit
9 Saput/kuas plastik 1 buah
10 Serbet kain 3 buah
11 Mixer philips HR-1530 1 unit

3.2 Kebutuhan Bahan

bahan yang digunakan dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella cukup
sederhana dan mudah diperoleh. Untuk lebih jelasnya mengenai bahan-bahan
pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. Bahan yang digunakan dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella.

No Nama Bahan Jumlah Satuan


1 Rosella 30 gram
2 Tepung terigu 500 gram
3 Tepung ubi jalar kuning 100 gram
4 gula 100 gram

9
5 susu full krim 20 gram
6 margarin 100 gram
7 Keju 75 gram
8 tepung maizena 5 gram
9 air 100 mililiter
10 Telur 6 butir

3.3 DIAGRAM ALIR PEMBUATAN NASTAR UBI JALAR KUNING SELAI


ROSELLA

Margarine & Gula Halus

Dimixer

Kuning Telur Dicampur 1

Dicampur 2 10
Rosella Keju

Dicuci Dicampur 3
Diblender

Gula Dimasak

Selai Rosella

Tp. Terigu & tp. Ubi jalar

3.4 URAIAN KEGIATAN PEMBUATAN NASTAR UBI JALAR KUNING


SELAI ROSELLA

1. Pencucian

Pencucian dilakukan agar rosella bersih dari kotoran yang menempel.

2. Perebusan

11
Perebusan rosella di lakukan agar warna rosella dapat keluar, rosella agak
lunak dan dapat mempermudah proses pemblenderan. Perebusan di lakukan selama 3
menit.

3. Pemblenderan

Pemblenderan dilakukan untuk memperkecil ukuran rosella dan memperoleh


bubur rosella yg di inginkan. Waktu pemblenderan selama 3 menit.

4. Pemasakan

Pemasakan bubur rosella ditambah dengan gula agar selai rosella


mendapatkan rasa yang agak manis dan menambahkan tepung maizena agar selai
rosella dapat sedikit mengental dan tidak encer. Pemasakan di lakukan selama 10
menit.

5. Pemixseran

Margarin dan gula halus dimixser agar dapat tercantum rata dengan sempurna
dan mendapatkan adonan yang sesuai dengan kecepatan sedang.

6. Pencampuran 1

Adonan dicampur dengan telur agar adonan dan telur tercampur serta dapat
menambah kegurihan pada nastar.

7. Pencampuran 2

Adonan dicampur dengan keju agar mendapatkan rasa khas keju pada nastar.

8. Pencampuran 3

Adonan dicampur dengan tepung terigu dan tepung ubi jalar kuning agar
mendapatkan adonan karena warna alami yang dihasilkan ubi kuning.

9. Pencampuran 4

12
Adonan dicampur dengan keju lagi agar nastar yang dihasilkan memiliki rasa
keju dan nastar memiliki rasa agak asin.

10. Pencampuran 5

Adonan dicampur dengan full krim agar nastar yang dicampur gurih dan
memiliki sedikit rasa susu .

11. Pembentukan

Pembentukan dilakukan dengan cara menimbang sama rata seberat 10 gr dan


disi dengan selai rosella dan dibentuk bulat seperti nastar pada umumnya

12. Pengolesan

Bualatan nastar byang belum di oven di beri olesan kuning telur dan susu agar atas
nastar berwarna kuning ke emasan dan mengkilap

13. Pengovenan

Pengovenan dilakukan agar nastar dapat masak dan menghasilkan nastar yang
sesuai dengan yang di inginkan. Pengovena menggunakan api sedang selama 10
menit.

14. Pengemasan

Nastar dikemas untuk mempertahankan daya simpan dan mencegah terjadinya


kontaminasi. Pengemasan menggunakan paper cup dan mika kecil

BAB IV
ANALISA USAHA

4.1 Biaya Tetap ( fixed cost )


Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh
volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu( function of time ) sehingga
jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu.

13
Dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella diperlukan alat-alat untuk
melakukan pelaksanaan pembuatan. Nama alat dan spesifikasi beserta harganya dapat
dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4. Nama alat-alat beserta harga dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning
selai rosella.
No. Aspek Alat Kuantitas Harga Satuan Jumlah
1 Timbangan 1 Unit Rp 110.000 Rp 110.000
2 Ovenan 1 unit Rp 150.000 Rp 150.000
3 Saringan 1 buah Rp 25.000 Rp 25 .000
4 Sendok 4 buah Rp 12.000 Rp 4.000
5 Baskom 2 buah Rp 16.000 Rp 16.000
6 Blender 1 Unit Rp 300.000 Rp 300.000
7 Kompor 1 Unit Rp 200.000 Rp 200.000
8 Loyang 3 buah Rp 45.000 Rp 45.000
9 Mangkuk 3 buah Rp 10.000 Rp 10.000
10 Saucer 3 buah Rp 5.000 Rp 5.000
11 Saput/kuas 2 buah Rp 10.000 Rp 10.000
12 Serbet 3 buah Rp 10.000 Rp 10.000
13 Mixer 1 unit Rp 300.000 Rp 300.000
13 Air selama 1 Bulan Rp 20.000 Rp 20.000
14 Gas selama 1 Bulan Rp 130.000 Rp 130.000
15 Tenaga Kerja 2 orang Rp 500.000 Rp 1.000.000
TOTAL Rp 2.335.000

4.2 Biaya Tidak Tetap ( variabel cost )


Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan
perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel
total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan presentase
tertentu dari penjualan, atau variabel cost perunit dikalikan dengan penjualan dalam
unit.
Dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat dapat dilihat pada tabel
Tabel 5. Nama bahan beserta harga dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning selai
rosella.

14
No. Aspek Bahan Kuantitas Harga Satuan Jumlah
1 Rosella 120 gr Rp 120.000/kg Rp 14.400
2 Tepung terigu 2 kg Rp 6.000/kg Rp 12.000
3 Tepung ubi jalar 400 gr Rp 12.000/250gr Rp 19.200
4 Gula 400 gr Rp 13.000/kg Rp 5.200
5 Full krim 80 gr Rp 3500/27gr Rp 10.400
6 Margarin 400 gr Rp 3500/250gr Rp 5.600
7 Keju 300 gr Rp 8000/75gr Rp 32.000
8 Telur 24 butir Rp 19.000/ kg Rp 28.500
9 Tepung maizena 20 gr Rp 3500/200gr Rp 350
TOTAL Rp 127.650
VARIABLE COST PERBULAN (26 HARI) Rp 3.318.900

4.3 HPP (Harga Pokok Penjualan)


Biaya tetap (fc) = Rp. 2.335.000
Biaya variabel (vc) = Rp. 3.318.900
Total biaya produksi = Rp. 2.335.000 + Rp. 3.318.900
= Rp. 5.653.900
Hasil produksi (Q) = 528 × 26 = 13.728 bungkus
Harga Pokok Penjualan = Total biaya produksi
Jumlah produksi
= Rp. 5.653.900
13.728
= 411
= 500
Laba = 20% × Rp. 500
= 100
Harga jual/biji = Harga Pokok Penjualan + Laba
= 500 + 100
= 600

Total penerimaan = Q x Hj
= 13.728 x 600

15
= 8.236.800
4.4 BEP ( Break Event Point )

BEP merupakan salah satu kondisi untuk menentukan titik impas produksi dengan
menghitung pendapatan yang harus diterima. Cara untuk menghitung berapa
pendapatan yang harus diterima agar mencapai titik impas produksi adalah dengan
cara berikut :

4.4.1 BEP Quantity

BEP Quality atau titik impas adalah keadaan yang menggambarkan suatu
perusahaan yang tidak memperoleh laba.

Totalfc
BEP (Q) = Vc
P−
Q

2.335 .000
= 3.318 .900
600−
13.728

2.335.000
=
600 – 241

2.335.000
=
359

= 6.504

4.4.2 BEP Price

BEP price adalah alat yang digunakan untuk menentukan besaran harga dan
anggaran yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk mencapai BEP.

Fixedcost
BEP (P) = 1− Vc
¿
Pendapatan
¿

16
Rp . 2.335 .000
= 3.318 .900
1−
8.236 .800

Rp 2.335 .000
=
1−0,4

Rp . 2.335 .000
=
0,6

= Rp 3.891.666

Jadi perusahaan akan mencapai titik impas (balik modal) pada saat nastar
ubi jalar selai rosella yang dijual sebanyak 13.728 dan pendapatan yang
diperoleh sebesar Rp. 8.236.800 yang akan tercapai pada hari ke- 2.

4.5 R/C Ratio (Revenue cost ratio)


R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) adalah perbandingan antara penerimaan kotor
dengan biaya total yang telah dikeluarkan untuk mengetahui kelayakan usaha.
R/C Ratio = TR
TC
= S
FC + VC

= Rp. 8.236.800
Rp. 2.335.000 + Rp. 3.318.900

= Rp 1,4 rupiah

Dari analisis R/C Ratio dapat disimpulkan bahwa setiap pengeluaran biaya
Rp. 1, maka akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,4.

17
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Hasil Pengamatan


Berikut ini adalah Uji organoleptik secara visual nastar ubi jalar kuning selai
rosella:
Tabel 6. Uji organoleptik secara visual nastar ubi jalar kuning selai rosella
Komponen Hasil pengamatan
Warna Kuning mengkilap
Rasa Manis dan sedikit asam
Tekstur Keras dan renyah
Aroma Khas kue kering

5.2 Pembahasan
5.2.1 Warna
Warna yang dihasilkan pada pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella
adalah kuning mengkilap dikarenakan warna Tepung ubi jalar kuning mempunyai
pigmen warna kuning yang alami sehingga dapat mempercantik tampilan nastar.
5.2.2 Rasa
Rasa yang dihasilkan dari nastar ubi jalar kuning selai rosella adalah manis
dan sedikit asam yang disebabkan rasa adonan yang manis karena penambahan gula
yang sesuai dan memiliki rasa asam dari khas rosella.
5.2.3 Tekstur
Tekstur yang dihasilkan dari pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella
adalah keras dan renyah yang disebabkan karena nastar masak sempurna dan karena
pencampuran tepung yang sesuai.
5.2.4 Aroma
Aroma yang dihasilkan dari pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella
adalah aroma khas kue kering dan sedikit keluar aroma keju karena penambahan keju
yang sesuai.
BAB VI
PENUTUP

18
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktik pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella
dapat diketahui dari analisis sehingga dapat disimpulkan bahwa produksi nastar
ubi jalar kuning selai rosella dengan takaran 15 gr/biji per hari. Dalam waktu satu
bulan (26 hari) dapat dihasilkan 528/hari dengan harga Rp. 600, sehingga dalam
waktu satu bulan bisa mencapai Rp. 8.236.800 Dari analisis R/C Ratio dapat
disimpulkan bahwa setiap pengeluaran biaya Rp. 1, maka akan menghasilkan
penerimaan sebesar Rp. 1,4 sehingga produksi nastar ubi jalar kuning selai rosella
ini dapat dikatakan bisa dilanjutkan untuk membuka usaha nastar ubi jalar kuning
selai rosella.

6.2 Saran
 Dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella harus dilakukan secara
teliti sehingga dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada
saat proses praktikum, dan hasil yang diperoleh sesuai dengan yang
diharapkan.
 Saat proses pemasakan penggunaan api dan waktu harus benar-benar
diperhatikan karena hal ini sangat berkaitan dengan kenampakan dan tekstur
yang didapatkan.
 Pencampuran bahan-bahan harus sesuai dengan yang ditentukan karena dapat
mempengaruhi hasil dari nastar ubi jalar kuning selai rosella.

19

Anda mungkin juga menyukai