PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Nastar termasuk dalam sugar pastry, adonan pastry yang rasanya manis dibuat
dengan system kering. Nastar dapat dibuat dari komposit tepung ubi jalar kuning.
Tepung ubi jalar kuning tepat digunakan untuk membuat cookis atau kue kering
seperti nastar. Tepung ubi jalar kuning memiliki kandungan protein rendah sehingga
memiliki sifat sukar diaduk dan diragikan serta daya serapnya rendah. Tepung ubi
jalar kuning mempunyai pigmen warna kuning yang alami sehingga dapat
mempercantik tampilan nastar. Rasa manis ubi jalar kuning dapat memberikan rasa
manis yang khas sehingga tidak menggunakan banyak gula. Dengan adanya
kandungan gula dalam nastar ini, maka penggunaan gula pada nastar dapat dikurangi
dan baik dikonsumsi bagi masyarakat penderita diabetes karena dapat berfungsi
sebagai pengganti gula alami.
1
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 NASTAR ROSELLA
Nastar termasuk dalam sugar pastry, adalah adonan pastry yang rasanya
manis dibuat dengan sistem kering, yaitu bahan-bahan diaduk sehingga
menyerupai partikel-partikel seperti pasir kemudian baru dibentuk dan dioven
(Agustina, 2013:12). Sugar pastry rasanya manis, bentuknya kecil-kecil,
teksturnya kering dan remah. Nastar dapat dibuat dari komposit tepung ubi jlar
kuning karena mudah diaplikasikan, tidak membutuhkan waktu yang lama dalam
pengolahan, dan biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar. kue nastar selalu
menggunakan tepung terigu sebagai bahan dasar utama dan margarin, telur, mentega,
keju, susu full krim.
Selai adalah bahan tambahan yang lazim ditambahkan pada roti untuk
mendapatkan rasa manis atau buah-buahan tertentu. Selai Rosella (SEROS) dapat
dijadikan pilihan selai yang enak dan baik untuk dikonsumsi bersama nastar.
SEROS enak karena memberikan rasa manis yang khas bunga rosella dan baik
3
2.2.2 TELUR
2.2.3 KEJU
Keju adalah salah satu produk olahan susu yang mengandung vitamin
A,B dan D, serta mineral penting bagi tubuh seperti fosfor dan kalsium.
The Foodand Agricultural Organization (FAO) mendefinisikan keju
sebagai produk segar hasil pemeraman yang didapatkan dengan penirisan
sesudah terjadinya koagulasi susu segar, krim dan skim atau
campurannya. Keju adalah salah satu bahan pangan yang
mempunyai daya simpan yang baik dan kaya akan protein,lemak,
kalsium, fosfor, riboflavin, dan vitamin-vitamin lain dalam
bentuk pekat,dibandingkan dengan susu yang memiliki kandungan air
yang sangat tinggi(Daulay 1991). Konsumsi keju yang dianjurkan yaitu
100 g keju setiap hari cukup untukmendapatkan mineral penting yang
dibutuhkan tubuh. Dalam 70 g keju mengandung jumlah protein yang
sama dengan 100 g daging. Keju mudah dicerna karena protein dan
lemak yang terkandung di dalamnya telah dipecah oleh bakteri selama
proses pembuatan (Winarno & Fernandez 2007).
4
2.2.4 GULA
Gula (sukrosa) adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi
setiap karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri
pangan biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa yang diperoleh dari bit
atau tebu. Gula berfungsi untuk memberikan rasa manis dan kelembutan yang
mempunyai daya larut tinggi, mempunyai kemampuan menurunkan aktivitas
air (aw) dan mengikat air. Gula (sukrosa) adalah sejenis karbohidrat yang
digunakan sebagai pemanis. Sumber bahan mentah untuk pembuatan gula
yaitu tebu dan bit gula. Jenis gula yang dipakai adalah gula pasir. Fungsi gula
dalam pembuatan nastar adalah sebagai penambah rasa dan pengawet alami.
Kelebihan gula yang ditambahkan dalam bahan pangan dengan konsentrasi
yang tinggi akan mengakibatkan air yang ada dalam bahan pangan tersebut
menjadi tidak tersedia bagi pertumbuhan mikroorganisme. Apabila
penambahan gula berlebih atau tidak sesuai dengan takaran, maka akan terjadi
kristalisasi.
Kristalisasi dapat disebabkan oleh padatan terlarut yang berlebih. Dalam
kehidupan sehari-hari orang telah mengenal gula sebagai bahan makanan
pokok, baik untuk minuman ataupun makanan. Sebagai sumber utama dari
gula adalah dari berbagai macam tanaman, yang dapat digolongkan sebagai
penghasil gula antara lain : tebu, beet, kelapa aren (enau). Untuk daerah tropis
tebu merupakan tanaman utama sebagai penghasil gula, disamping kelapa dan
enau (Fardiaz, 1992).
Gula merupakan disakarida yang tersusun atas dua molekul monosakarida
yaitu D-glukosa dan D-fruktosa. Sukrosa mempunyai sifat karamelisasi yang
hasilnya disebut karamel. Dalam industri gula terjadinya karamel dapat
merusak warna standart (Anonymousa, 2009).
5
Tabel 4. Kandungan Gizi Gula
Kandungan Jumlah
Energi 364 kkal
Protein 0 gram
Lemak 0 gram
Karbohidrat 94,0 gram
Kalsium 5 gram
Fosfor 1 mg
Besi 0,1 gram
2.2.6 MARGARIN
6
Margarin Margarin pertama kali dibuat orang dan di kembangkan
tahun 1869 oleh Mege Moories dengan menggunakan lemak sapi.
Margarin merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau , konsisten
rasa dan nilai gizi yang hampir sama . Salah satu contoh komponen dari
lemak adalah margarin.Margarin merupakan juga merupakan emulsi air
dalam minyak, dengan persyaratan mengandung tidak kurang 80 %
lemak. Lemak yang digunakan dapat berasal dari lemak hewani atau
lemak nabati. Lemak hewani yang digunakan biasanya lemak babi dan
lemak sapi, sedangkan lemak nabati yang digunakan adalah minyak
kelapa, minyak kelapa sawit, minyak keledai, dan minyak biji kapas.
Karena minyak nabati umumnya dalam bentuk cair, maka harus
dihidrogenasikan lebih dahulu menjadi lemak padat, yang berarti
margarin harus bersifat plastis, padat pada suhu ruang , agak keras pada
suhu rendah, segera dapat mencair dalam mulut (Winarno,1992).
7
Menurut SNI 01-3727-1995, tepung jagung adalah tepung yang
diperoleh dengan cara menggiling biji jagung (zea mays LINN.) yang
bersih dan baik. Penggilingan biji jagung ke dalam bentuk tepung
merupakan suatu proses memisahkan kulit, endosperm, lembaga dan tip
cap. Endosperm merupakan bagian biji jagung yang digiling menjadi
tepung dan memiliki kadar karbohidrat yang tinggi. Kulit memiliki
kandungan serat yang tinggi sehingga kulit harus dipisahkan dari
endosperm karena dapat membuat tepung bertekstur kasar, sedangkan
lembaga merupakan bagian biji jagung yang paling tinggi kandungan
lemaknya sehingga harus dipisahkan karena lemak yang terkandung di
dalam lembaga dapat membuat tepung tengik. Tip cap merupakan tempat
melekatnya biji jagung pada tongkol jagung. Tip cap juga merupakan
bagian yang harus dipisahkan karena dapat membuat tepung menjadi
kasar. Apabila pemisahan tip cap tidak sempurna maka akan terdapat
butir-butir hitam pada tepung.
8
BAB III
METODOLOGI
3.1 Kebutuhan Alat
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning selai
rosella. Beberapa alat yang harus dipersiapkan mudah dijumpai dan sudah terbiasa di
dapur. Untuk lebih jelas mengenai alat yang digunakan dalam pembuatan nastar ubi
jalar kuning selai rosella dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel. Alat yang digunakan dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella.
bahan yang digunakan dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella cukup
sederhana dan mudah diperoleh. Untuk lebih jelasnya mengenai bahan-bahan
pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. Bahan yang digunakan dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella.
9
5 susu full krim 20 gram
6 margarin 100 gram
7 Keju 75 gram
8 tepung maizena 5 gram
9 air 100 mililiter
10 Telur 6 butir
Dimixer
Dicampur 2 10
Rosella Keju
Dicuci Dicampur 3
Diblender
Gula Dimasak
Selai Rosella
1. Pencucian
2. Perebusan
11
Perebusan rosella di lakukan agar warna rosella dapat keluar, rosella agak
lunak dan dapat mempermudah proses pemblenderan. Perebusan di lakukan selama 3
menit.
3. Pemblenderan
4. Pemasakan
5. Pemixseran
Margarin dan gula halus dimixser agar dapat tercantum rata dengan sempurna
dan mendapatkan adonan yang sesuai dengan kecepatan sedang.
6. Pencampuran 1
Adonan dicampur dengan telur agar adonan dan telur tercampur serta dapat
menambah kegurihan pada nastar.
7. Pencampuran 2
Adonan dicampur dengan keju agar mendapatkan rasa khas keju pada nastar.
8. Pencampuran 3
Adonan dicampur dengan tepung terigu dan tepung ubi jalar kuning agar
mendapatkan adonan karena warna alami yang dihasilkan ubi kuning.
9. Pencampuran 4
12
Adonan dicampur dengan keju lagi agar nastar yang dihasilkan memiliki rasa
keju dan nastar memiliki rasa agak asin.
10. Pencampuran 5
Adonan dicampur dengan full krim agar nastar yang dicampur gurih dan
memiliki sedikit rasa susu .
11. Pembentukan
12. Pengolesan
Bualatan nastar byang belum di oven di beri olesan kuning telur dan susu agar atas
nastar berwarna kuning ke emasan dan mengkilap
13. Pengovenan
Pengovenan dilakukan agar nastar dapat masak dan menghasilkan nastar yang
sesuai dengan yang di inginkan. Pengovena menggunakan api sedang selama 10
menit.
14. Pengemasan
BAB IV
ANALISA USAHA
13
Dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella diperlukan alat-alat untuk
melakukan pelaksanaan pembuatan. Nama alat dan spesifikasi beserta harganya dapat
dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4. Nama alat-alat beserta harga dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning
selai rosella.
No. Aspek Alat Kuantitas Harga Satuan Jumlah
1 Timbangan 1 Unit Rp 110.000 Rp 110.000
2 Ovenan 1 unit Rp 150.000 Rp 150.000
3 Saringan 1 buah Rp 25.000 Rp 25 .000
4 Sendok 4 buah Rp 12.000 Rp 4.000
5 Baskom 2 buah Rp 16.000 Rp 16.000
6 Blender 1 Unit Rp 300.000 Rp 300.000
7 Kompor 1 Unit Rp 200.000 Rp 200.000
8 Loyang 3 buah Rp 45.000 Rp 45.000
9 Mangkuk 3 buah Rp 10.000 Rp 10.000
10 Saucer 3 buah Rp 5.000 Rp 5.000
11 Saput/kuas 2 buah Rp 10.000 Rp 10.000
12 Serbet 3 buah Rp 10.000 Rp 10.000
13 Mixer 1 unit Rp 300.000 Rp 300.000
13 Air selama 1 Bulan Rp 20.000 Rp 20.000
14 Gas selama 1 Bulan Rp 130.000 Rp 130.000
15 Tenaga Kerja 2 orang Rp 500.000 Rp 1.000.000
TOTAL Rp 2.335.000
14
No. Aspek Bahan Kuantitas Harga Satuan Jumlah
1 Rosella 120 gr Rp 120.000/kg Rp 14.400
2 Tepung terigu 2 kg Rp 6.000/kg Rp 12.000
3 Tepung ubi jalar 400 gr Rp 12.000/250gr Rp 19.200
4 Gula 400 gr Rp 13.000/kg Rp 5.200
5 Full krim 80 gr Rp 3500/27gr Rp 10.400
6 Margarin 400 gr Rp 3500/250gr Rp 5.600
7 Keju 300 gr Rp 8000/75gr Rp 32.000
8 Telur 24 butir Rp 19.000/ kg Rp 28.500
9 Tepung maizena 20 gr Rp 3500/200gr Rp 350
TOTAL Rp 127.650
VARIABLE COST PERBULAN (26 HARI) Rp 3.318.900
Total penerimaan = Q x Hj
= 13.728 x 600
15
= 8.236.800
4.4 BEP ( Break Event Point )
BEP merupakan salah satu kondisi untuk menentukan titik impas produksi dengan
menghitung pendapatan yang harus diterima. Cara untuk menghitung berapa
pendapatan yang harus diterima agar mencapai titik impas produksi adalah dengan
cara berikut :
BEP Quality atau titik impas adalah keadaan yang menggambarkan suatu
perusahaan yang tidak memperoleh laba.
Totalfc
BEP (Q) = Vc
P−
Q
2.335 .000
= 3.318 .900
600−
13.728
2.335.000
=
600 – 241
2.335.000
=
359
= 6.504
BEP price adalah alat yang digunakan untuk menentukan besaran harga dan
anggaran yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk mencapai BEP.
Fixedcost
BEP (P) = 1− Vc
¿
Pendapatan
¿
16
Rp . 2.335 .000
= 3.318 .900
1−
8.236 .800
Rp 2.335 .000
=
1−0,4
Rp . 2.335 .000
=
0,6
= Rp 3.891.666
Jadi perusahaan akan mencapai titik impas (balik modal) pada saat nastar
ubi jalar selai rosella yang dijual sebanyak 13.728 dan pendapatan yang
diperoleh sebesar Rp. 8.236.800 yang akan tercapai pada hari ke- 2.
= Rp. 8.236.800
Rp. 2.335.000 + Rp. 3.318.900
= Rp 1,4 rupiah
Dari analisis R/C Ratio dapat disimpulkan bahwa setiap pengeluaran biaya
Rp. 1, maka akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,4.
17
BAB V
PEMBAHASAN
5.2 Pembahasan
5.2.1 Warna
Warna yang dihasilkan pada pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella
adalah kuning mengkilap dikarenakan warna Tepung ubi jalar kuning mempunyai
pigmen warna kuning yang alami sehingga dapat mempercantik tampilan nastar.
5.2.2 Rasa
Rasa yang dihasilkan dari nastar ubi jalar kuning selai rosella adalah manis
dan sedikit asam yang disebabkan rasa adonan yang manis karena penambahan gula
yang sesuai dan memiliki rasa asam dari khas rosella.
5.2.3 Tekstur
Tekstur yang dihasilkan dari pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella
adalah keras dan renyah yang disebabkan karena nastar masak sempurna dan karena
pencampuran tepung yang sesuai.
5.2.4 Aroma
Aroma yang dihasilkan dari pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella
adalah aroma khas kue kering dan sedikit keluar aroma keju karena penambahan keju
yang sesuai.
BAB VI
PENUTUP
18
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktik pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella
dapat diketahui dari analisis sehingga dapat disimpulkan bahwa produksi nastar
ubi jalar kuning selai rosella dengan takaran 15 gr/biji per hari. Dalam waktu satu
bulan (26 hari) dapat dihasilkan 528/hari dengan harga Rp. 600, sehingga dalam
waktu satu bulan bisa mencapai Rp. 8.236.800 Dari analisis R/C Ratio dapat
disimpulkan bahwa setiap pengeluaran biaya Rp. 1, maka akan menghasilkan
penerimaan sebesar Rp. 1,4 sehingga produksi nastar ubi jalar kuning selai rosella
ini dapat dikatakan bisa dilanjutkan untuk membuka usaha nastar ubi jalar kuning
selai rosella.
6.2 Saran
Dalam pembuatan nastar ubi jalar kuning selai rosella harus dilakukan secara
teliti sehingga dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada
saat proses praktikum, dan hasil yang diperoleh sesuai dengan yang
diharapkan.
Saat proses pemasakan penggunaan api dan waktu harus benar-benar
diperhatikan karena hal ini sangat berkaitan dengan kenampakan dan tekstur
yang didapatkan.
Pencampuran bahan-bahan harus sesuai dengan yang ditentukan karena dapat
mempengaruhi hasil dari nastar ubi jalar kuning selai rosella.
19