Anda di halaman 1dari 8

JPBSI 1 (1) (2012)

Jurnal Pendidikan Bahasa dan


Sastra Indonesia
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR APRESIASI DONGENG BANYUMAS


BAGI SISWA SD KELAS RENDAH

Meina Febriani 

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Pendidikan berkarakter budaya Banyumas bertujuan untuk mengenalkan kearifan lokal seperti cerita rakyat
Diterima Januari 2012 setempat, kisah lahirnya nama-nama tempat, kesenian daerah dan sebagainya. Kegiatan membaca dan
Disetujui Februari 2012 mengapresiasi dongeng merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjalin komunikasi.
Pembentukan nilai moral akan sangat efektif jika ditanamkan pada anak-anak semenjak usia dini yakni
Dipublikasikan Agustus 2012 jenjang Sekolah Dasar kelas rendah. Penelitian ini menghasilkan produk bahan ajar apresiasi dongeng
Banyumas bagi siswa SD kelas rendah yakni kelas III. Penelitian ini menggunakan pendekatan research and
Keywords: development (R&D) yang dilakukan dengan enam tahap, yaitu (1) survei pendahuluan, (2) awal pengem-
Appreciation teaching mate- bangan prototipe bahan ajar “Dongeng Banyumas”, (3) pengembangan prototipe bahan ajar “Dongeng
rials fairy tales Banyumas”, (4) pengujian terbatas prototipe bahan ajar “Dongeng Banyumas”, (5) revisi dan perbaikan
Fairy tales banyumas prototipe bahan ajar “Dongeng Banyumas”, dan (6) deskripsi hasil penelitian. Setelah penelitian dilaksana-
Indigenous education kan, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) bahan ajar “Dongeng Banyumas” yang dinginkan oleh
guru dan siswa adalah bahan ajar dongeng Banyumasan yang didesain dengan tampilan yang menarik,
sesuai dengan pemahaman siswa, mengajarkan nilai-nilai positif, dan memberikan pengetahuan budaya
Banyumas, (2) penilaian yang diberikan oleh guru dan ahli pada dimensi sampul buku diperoleh nilai
rata-rata 83,33 dengan ketegori baik, pada dimensi anatomi buku diperoleh nilai rata-rata 82,5 dengan
kategori baik, dan pada dimensi isi buku, diperoleh nilai rata-rata 81,25 dengan kategori baik, dan (3)
perbaikan yang dilakukan terhadap bahan ajar apresiasi dongeng Banyumas meliputi perbaikan desain
sampul, peniadaan materi mengapresiasi dongeng, pembatasan cakupan dongeng, perbaikan gaya bahasa,
dan penyesuasian pertanyaan tentang apresiasi dan muatan budaya Banyumas yang dihubungkan dengan
nilai yang terkandung dalam dongeng.

Abstract
Banyumas cultural character education aims to introduce local knowledge as local folklore, the story of the birth of place
names, local arts and so on. Reading and appreciating the tale is one effort that can be done to establish communication.
Formation of moral values ​​is most effective when implanted in children since early life, low-grade elementary school level.
This study produces an appreciation of teaching materials for elementary students Banyumas tales of low grade ie class
III. This study uses the approach of research and development (R & D) performed with six stages, namely (1) preliminary
survey, (2) initial prototype development of teaching materials ”Tales Banyumas”, (3) prototype development of teach-
ing materials ”Tales Banyumas”, (4 ) limited testing prototype instructional materials ”Banyumas Tale”, (5) revision
and improvement of prototypes of teaching materials ”Banyumas Tale”, and (6) a description of the research results.
After research carried out, results obtained are as follows: (1) teaching materials ”Tales Banyumas” the chill by teachers
and students are teaching materials designed Banyumasan tale with an attractive appearance, according to the under-
standing of students, teach positive values​​, and provide Banyumas cultural knowledge, (2) assessments given by teachers
and experts on the dimensions of the cover obtained by the average value of 83.33 with both categories, the anatomical
dimensions of the book obtained an average value of 82.5 in both categories, and the dimensions of the content book,
the average values ​​obtained 81.25 with both categories, and (3) improvements made to the appreciation of the teaching
materials include design improvements stories Banyumas cover, removal of material to appreciate fairy tales, fairy tales
coverage restrictions, improved style, and the question of appreciation penyesuasian and charges associated with the
Banyumas cultural values ​​embodied in the tale.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6722
Gedung B1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: meina@unnes.ac.id
Meina Febriani / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1 (1) (2012)

Pendahuluan telah ditentukan. Pengembangan bahan ajar pun


harus disesuaikan konteks sosial siswa saat ini
Kabupaten Banyumas merupakan salah yang dapat menanamkan nilai-nilai pembentu-
satu daerah yang memiliki kekayaan budaya. Ke- kan karakter. Dengan demikian, kualitas pendidi-
budayaan tersebut berupa kesenian, bahasa, ceri- kan dapat meningkat sejalan dengan meningkat-
ta rakyat, falsafah, dan sebagainya. Kebudayaan nya kualitas peserta didik yang berkarakter.
yang tumbuh dan berkembang di daerah harus Relevan dengan situasi tersebut serta kebu-
senantiasa dijaga untuk melestarikan kearifan tuhan bahan ajar yang sesuai dengan konteks so-
lokal. Oleh karena itu, perlu ada usaha melalui sial yang ada, perlu adanya pengembangan bahan
pendidikan untuk pelaksanaan dan pengemban- ajar apresiasi dongeng Banyumas yang disesuai-
gannya dengan tetap memperhatikan nilai-nilai kan dengan pendekatan yang mengacu pada ku-
luhur yang ada di dalamnya. rikulum sekarang yaitu pendekatan kontekstual.
Penanaman nilai-nilai dapat dilakukan Bentuk bahan ajar yang akan dikembangkan da-
melalui upaya komunikasi. Kegiatan membaca lam penelitian ini berupa bahan ajar tertulis yaitu
dongeng merupakan salah satu upaya yang da- bahan ajar apresiasi dongeng Banyumas dengan
pat dilakukan untuk menjalin komunikasi. Pema- pendekatan kontekstual untuk anak SD kelas ren-
haman dan penaman nilai-nilai melalui dongeng dah, dalam hal ini dikhususkan untuk siswa SD
akan lebih memberikan kesan yang mendalam kelas 3. Bahan ajar yang yang akan dikembang-
sehingga akan mudah pula diterapkan oleh siswa kan ini diharapkan nantinya dapat digunakan se-
dalam kehidupan sehari-hari. bagai bahan ajar apresiasi dongeng untuk anak
Dongeng adalah metode pembelajaran SD kelas rendah, meningkatkan keterampilan
informasi yang merupakan kekayaan budaya siswa dalam mengapresiasi sastra, dan mening-
bangsa ini. Sebelum era masyarakat mengenal katkan minat baca siswa, serta penanaman nilai-
tulisan, dongeng merupakan media penanaman nilai kearifan lokal pada anak. Kelebihan produk
nilai-nilai sosial yang adiluhung oleh para orang yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah
tua dan nenek moyang ke generasi penerus. produk buku Domba (Dongeng Banyumas) ini
Atas dasar pemikiran tersebut, dapat dipa- adalah pengembangan produk melalui penelitian
hami bahwa dongeng dan pembentukan karakter yang dimulai dari analisis kebutuhan siswa dan
berwawasan kearifan lokal memiliki tujuan yang guru serta uji validasi dari para ahli mengenai ku-
sejalan. Yakni pembentukan manusia yang mem- alitas produk. Jadi pengembangan produk buku
punyai pemahaman, sikap, dan perilaku yang Domba sesuai dengan sasaran.
berkarakter dan memiliki nilai-nilai luhur. Teru-
tama pendidikan kearifan lokal kepada anak ta- Metode
hap perkembangan kognitif operasional konkret,
yang pada umumnya duduk di bangku Sekolah Penelitian ini menggunakan pendekatan
Dasar. research and development (R&D) yang dikemuka-
Sekolah Dasar (SD) sebagai jenjang pen- kan oleh Sugiono (2007) dalam buku Metode Pene-
didikan terendah dalam hierarki sistem pendidi- litian Pendidikan (Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D).
kan di Indonesia berfungsi untuk menanamkan Dalam penelitian ini terdapat dua katego-
kemampuan dan keterampilan agar dapat melan- ri sumber data penelitian. Pertama, sumber data
jutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. analisis kebutuhan terhadap bahan ajar apresiasi
Selain itu, Sekolah Dasar (SD) juga berfungsi dongeng Banyumas bagi siswa SD kelas rendah.
untuk memberi bekal yang cukup kepada siswa Kedua, sumber data validasi produk yang akan
dalam mengembangkan diri sesuai dengan po- menilai prototipe apresiasi dongeng Banyumas.
tensi diri dan lingkungan yang ada. Oleh karena Siswa yang menjadi sumber data guna
itu, penanaman nilai-nilai luhur seperti penana- memperoleh data tentang kebutuhan dan sasaran
man wawasan kearifan lokal kepada anak sangat uji coba terbatas bahan ajar apresiasi dongeng
penting dilakukan secara dini untuk memberikan Banyumas adalah guru dan siswa dari tiga se-
bekal nilai-nilai moral yang akan dihadapi anak kolah yang berbeda, yaitu SD N 1 Sokaraja Ku-
atau siswa pada masa mendatang. lon, MI Muhammadiyah Ajibarang, dan SD N 5
Pembelajaran di sekolah yang dilakukan Kedungwuluh.
oleh siswa tidak akan terlepas dari bahan ajar. Subjek validasi produk dalam penelitian
Bahan ajar bahasa Indonesia secara umum ha- ini terdiri atas guru, dosen ahli, dan budayawan
rus disesuaikan pada setiap jenjang pendidikan. Banyumas. Validasi produk membutuhkan sa-
Tujuannya agar bahan ajar tersebut sesuai den- ran dan penilaian dari guru kelas yang menjadi
gan kebutuhan siswa, guru, serta kurikulum yang subjek analisis kebutuhan pada tahapan sebelum-

2
Meina Febriani / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1 (1) (2012)

nya. Dalam penelitian ini guru yang memvalidasi lai-nilai tersebut berasal dari sikap tokoh maupun
produk bahan ajar apresiasi dongeng Banyumas hikmah yang terkandung dalam cerita yang nan-
adalah tiga guru kelas yang berkompeten dalam tinya pantas untuk dijadikan teladan bagi para
mata pelajaran bahasa Indonesia yang berasal siswa SD kelas rendah.
dari MI Muhammadiyah Ajibarang, SD Negeri 1 Penjelasan tempat yang menjadi setting
Lesmana, dan SD Negeri 2 Ciberung. dalam dongeng juga turut dicantumkan dalam
Dosen ahli yang bertindak sebagai pen- buku kumpulan dongeng. Hal ini dilakukan un-
guji dan pemberi saran perbaikan prototipe ba- tuk mengenalkan tempat-tempat bersejarah kepa-
han ajar apresiasi dongeng Banyumas yakni da generasi muda agar mereka tidak mengalami
dosen dengan keahlian bidang pengembangan keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.
bahan ajar dan media, beliau adalah Yusro Edy Selain itu, dengan mengenali dan mengetahui
Nugroho, S.S., M.Hum. yang berasal dari Juru- tempat-tempat bersejarah dapat meningkatkan
san Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri kecintaan generasi muda terhadap cagar budaya
Semarang. Selain itu, peneliti juga mengujikan yang ada di Kabupaten Banyumas.
produk pada dosen yang ahli dalam bidang bu- Bahan ajar apresiasi dongeng tersebut juga
daya, beliau adalah Dra. Rahayu Puji Haryanti, berisi pertanyaan-pertanyaan terkait dengan isi
M.Hum. yang berasal dari Jurusan Bahasa dan dongeg yang sudah dibaca siswa. Pertanyaan ter-
Sastra Inggris Universitas Negeri Semarang. sebut dirancang sesuai dengan kemampuan siswa
Validasi produk bahan ajar apresiasi don- SD kelas rendah baik dalam kualitas pertanyaan
geng Banyumas dilakukan melalui penilaian dan maupun ragam bahasa. Panduan mengapresiasi
saran dari budayawan Banyumas terkait dengan dongeng ini berfungsi untuk mengontrol pema-
kesesuaian dongeng yang ada dalam bahan ajar haman siswa dalam membaca dan mengapresiasi
dengan dongeng yang diketahui masyarakat Ba- dongeng Banyumas.
nyumas. Budayawan Banyumas yang menjadi Lembar refleksi berfungsi sebagai peman-
sumber data penelitian ini adalah Edi Romad- tau bagi siswa mengenai apa saja nilai-nilai yang
hon, S.Pd. diperoleh setelah membaca dan mengapresiasi
Bahan Ajar apresiasi dongeng Banyumas dongeng Banyumas. Pada lembar refleksi, siswa
yang akan peneliti kembangkan diharapkan dapat menuliskan perasaan yang dirasakan siswa
mampu memberikan pendidikan kearifan lokal setelah membaca dongeng, nilai apa saja yang dia
bagi siswa SD kelas rendah yang membacanya. peroleh dari dongeng yang telah dibaca, dan apa
Melalui dongeng, anak-anak dapat memperoleh yang akan dilakukan setelah mengetahui nilai-
nilai moral yang terkandung dalam setiap cerita. nilai yang terkandung dalam dongeng.
Dongeng merupakan media yang sangat efektif Diharapkan nilai-nilai dalam sebuah cerita
untuk memengaruhi kepribadian dan emosional itu dapat direfleksikan langsung dalam kehidu-
seorang anak. Oleh karena itu, peneliti mengin- pan sehari-hari melalui panduan dari guru. Se-
tegrasikan nilai-nilai moral dan pendidikan kea- lain itu, bahan ajar apresiasi dongeng Banyumas
rifan lokal melalui bahan ajar apresiasi dongeng ini dapat dimanfaatkan oleh orang tua di rumah
Banyumas. sebagai bekal penanaman nilai-nilai moral dan
Selaras dengan akan diintegrasikannya pengenalan budaya Banyumas sebagai kekayaan
pendidikan kearifan lokal pada mata pelajaran lokal bagi anak-anak sebagai generasi penerus
Bahasa Indonesia dalam kurikulum pendidikan bangsa.
nasional di Indonesia, peneliti mengembangkan
bahan ajar apresiasi dongeng Banyumas ini se- Hasil dan Pembahasan
bagai bahan ajar yang dapat dimanfaatkan oleh
guru dalam pembelajaran. Bahan ajar tersebut di- Kebutuhan siswa terhadap bahan ajar
lengkapi dengan kumpulan dongeng yang berasal apresiasi dongeng Banyumas meliputi dua as-
dari wilayah Banyumas. Dalam setiap dongeng pek, yaitu (1) bahan ajar apresiasi dongeng Ba-
akan dicantumkan ulasan kisah dan nilai-nilai nyumas yang dibutuhkan, dan (2) harapan ter-
yang terkandung, penjelasan tempat-tempat di hadap apresiasi dongeng Banyumas. Berikut
Banyumas yang menjadi setting dongeng, pandu- pemaparan dari kedua aspek tersebut.
an mengapresiasi dongeng, lembar refleksi, dan Bahan ajar apresiasi dongeng Banyumas
disertai dengan gambar-gambar menarik serta yang dibutuhkan meliputi beberapa aspek yang
berwarna yang disesuaikan dengan karakter sis- dibutuhkan. Gambaran profil apresiasi dongeng
wa SD kelas rendah. Banyumas dijabarkan dalam empat bagian, yakni
Ulasan kisah dongeng berisi nilai-nilai substansi, penyajian, grafika, dan kebahasaan.
yang terkandung dalam dongeng Banyumas. Ni- Substansi Bahan Ajar yang Dibutuhkan

3
Meina Febriani / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1 (1) (2012)

Siswa meliputi enam indikator, yaitu (1) bahan siasi dongeng Banyumas yang dibuat peneliti
ajar apresiasi dongeng yang diinginkan berkaitan hingga dapat dimanfaatkkan sebagai bahan ajar.
dengan dongeng yang Banyumas, (2) tema cerita Selain itu, isinya berupa dongeng-dongeng yang
yang disukai, (3) tokoh, penokohan, (4) suasana, menarik dan materi mengenai pendidikan Ba-
(5) alur, dan (6) latar/setting. Adapun penyajian nyumas, menggunakan bahan dan kertas yang
Bahan Ajar yang Dibutuhkan Siswa terdapat em- bagus, gambar ilustrasi yang digunakan adalah
pat indikator, yaitu (1) panduan memahami don- gambar yang bewarna, dan menggunakan desain
geng yang baik, (2) refleksi cerita yang baik, (3) yang menarik.
penjelasan setting yang terdapat dalam dongeng Sampul bahan ajar kumpulan Dongeng
terkait dengan pengenalan tempat bersejarah di Banyumas (Domba) dirancang berdasarkan hasil
Banyumas, dan (4) ulasan kisah yang dihubung- analisis kebutuhan siswa dan guru terhadap ba-
kan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam han ajar apresiasi dongeng Banyumas. Sampul
dongeng. Grafika dan Bahasa dalam Bahan Ajar dirancang dengan komposisi warna, gambar, dan
yang Dibutuhkan Siswa meliputi enam indikator, tulisan yang ditata secara menarik. Variasi warna
antara lain (1) bentuk gambar, (2) pewarnaan, (3) yang dipilih adalah warna cerah dengan gambar
ukuran huruf, (4) bentuk huruf, (5) ukuran buku, kartun
dan (6) bentuk buku.. Bahan ajar “Domba” Dongeng Banyumas
Dimensi harapan terhadap bahan ajar didesain dengan ukuran 20 x 25 cm, terdiri atas
apresiasi dongeng Banyumas meliputi enam in- 80 halaman. Halaman inti pada buku “Domba”
dikator, yaitu (1) manfaat bahan ajar, (2) materi Dongeng Banyumas menggunakan kertas HVS
pengantar, (3) nilai-nilai dalam cerita, (4) letak 80 gram, dan sampul buku menggunakan soft
nilai-nilai cerita, (5) ulasan pendidikan kearifan cover. Jumlah halaman yang terdapat pada buku
lokal yang terdapat dalam dongeng, dan (6) letak “Domba” Dongeng Banyumas yang disusun
pendidikan kearifan lokal. Agar peneliti menyesuaikan dengan kebutuhan materi
Hal-hal yang dibahas meliputi (1) bahan yang ada.
ajar apresiasi dongeng yang dibutuhkan, dan Pada bagian isi buku, peneliti membaginya
(2) harapan terhadap bahan ajar apresiasi don- menjadi dua bagian. Bagian pertama berisi mate-
geng. Dimensi bahan ajar apresiasi dongeng Ba- ri mengenai pengenalan pendidikan Banyumas
nyumas yang dibutuhkan guru meliputi empat melalui dongeng. Bagian kedua berisi delapan
bagian yakni substansi, penyajian, grafika, dan paket Domba (Dongeng Banyumas). Adapun
kebahasaan. bagian pertama dari isi buku “Domba” ini dipa-
Pada bagian substansi meliputi sembilan parkan melalui materi-materi yang dipisahkan
indikator, yaitu (1) bahan ajar yang diinginkan, dalam tiga bab, antara lain.
dan (2) bentuk dongeng yang diinginkan, (3) Pada bagian pertama, peneliti menyajikan
tema cerita, (4) tokoh, penokohan���������������
, (5)����������
cara pen- materi yang berbentuk komunikatif terhadap sis-
ceritaan/gaya bahasa, (6) cerita yang mudah di- wa. Peneliti menguraikan pentingnya mengenal
pahami, (7) suasana, (8) alur, dan (9) latar/setting budaya lokal terutama budaya Banyumas karena
Adapun substansi bahan ajar apresiasi dongeng anak. Melalui deskripsi yang materi yang beru-
Banyumas yang dibutuhkan guru pa poin-poin dan kata-kata pelecut semangat
Pada bagian penyajian bahan ajar, melipu- membaca sangat efektif untuk disampaikan ke-
ti lima indikator, yaitu (1) materi pengantar, (2) pada siswa. Poin-poin tersebut menggambarkan
petunjuk/panduan memahami cerita, (3) refleksi pentingnya mengenal dan meneladani nilai-nilai
cerita��������������������������������������������
, (4) nilai-nilai
��������������������������������������
yang terkandung dalam don- positif dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya,
geng���������������������������������������������
, dan (5) keterangan setting tempat yang ter- dijelaskan pula manfaat membaca dongeng Ba-
dapat dalam dongeng. nyumas. Pada bagian terakhir peneliti menjelas-
Bagian grafika meliputi sepuluh indikator, kan poin-poin tentang hal-hal yang seharusnya
yaitu (1) ilustrasi
�������������������������������������������
gambar���������������������������
, (2) letak
���������������������
gambar���������
, (3) pe-
��� dipersiapkan sebelum apresiasi dongeng agar in-
warnaan, (4) ukuran gambar, (5) ukuran huruf, formasi yang disampaikan dapat diterima dengan
(6) ukuran keterbacaan siswa, (7) bentuk huruf, baik. Berikut adalah tampilan bab 1 pada buku
(8) ukuran buku, (9) bentuk buku, dan (10) letak Domba.
nilai-nilai yang terkandung dalam dongeng. Ba- Muatan Budaya Banyumas dalam Bingkai
gian kebahasaan meiputi satu indikator, yaitu Dongeng
ragam bahasa yang digunakan. Pada bagian ini, peneliti mengawali des-
Berdasarkan pendapat guru yang diisikan kripsi materi ini dengan gambar kartun yang
pada angket secara umum dapat disimpulkan sedang bercakap-cakap membahas mengenai
bahwa harapan guru tehadap bahan ajar apre- ajakan membaca dongeng Banyumas. Setelah

4
Meina Febriani / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1 (1) (2012)

itu, peneliti menyajikan uraian materi mengenai tersebut mencakup letak geografi dan perkemban-
pengertian dongeng dan dongeng Banyumas, gan tempat tersebut saat ini. Dengan mengetahui
dilanjutkan dengan uraian pengertian apresiasi, daerah-daerah di Banyumas, siswa diharap lebih
dan langkah-langkah untuk apresiasi dongeng mengenal dan memahami lingkungan sekitarnya.
Banyumas. Pada bagian ini, siswa disuguhi dengan
Bab ketiga dari bagian pertama buku ini pembahasan nilai-nilai yang terdapat di dalam
berisi inti dari penjelasan mengenai pendidikan dongeng. Nilai tersebut dapat berupa nilai positif
bermuatan budaya Banyumas disertai dengan yang seharusnya diteladani maupun nilai negatif
penjelasan nilai-nilai yang terkandung dalam yang tidak boleh untuk dilaksanakan. Selain itu,
dongeng-dongeng yang akan disajikan. Setiap hal yang dibahas berhubungan dengan nilai-nilai
materi disisipi dengan gambar kartun yang dapat moral lokal khas Banyumas seperti cablaka, filo-
menarik perhatian siswa SD kelas rendah. Sete- sofi kudhi dan Bawor, welas asih, wicaksono, digdaya,
lah itu, dijelaskan materi yang mengantarkan sis- andhap asor, dan ajur ajer. Di bagian akhir pem-
wa untuk lebih memahami nilai-nilai moral lokal bahasan ada beberapa paket yang disertai dengan
seperti welas asih, wicaksono, digdaya, andhap asor, gambar kartun yang memberikan semangat pada
dan ajur ajer. Dalam deskripsi mengenai pendi- anak-anak agar selalu berbuat baik seperti tokoh
dikan kearifan lokal dijelaskan terlebih dahulu dalam dongeng.
mengenai pendidikan berkarakter budaya lokal “Mari Belajar Apresiasi” berisi pertany-
dan penjelasan kenapa dongeng dapat menjadi aan-pertanyaan tentang kegiatan apresiasi yang
media yang tepat dalam membelajarkan pendidi- dilakukan siswa setelah membaca dan memaha-
kan Banyumas dan nilai-nilai positif yang pantas mi dongeng Banyumas yang ada dalam setiap pa-
diteladani ket Domba. Pertanyaan-pertanyaan itu dijawab
Bagian kedua dari buku “Domba” ini be- siswa secara berkelompok. Pertanyaan yang disu-
risi delapan dongeng Banyumas pilihan yang guhkan sudah disesuaikan dengan Kompetensi
mengandung nilai-nilai moral dan pengetahuan Dasar yang ada dalam mata pelajaran Bahasa In-
mengenai kekhasan Banyumas yang disebut de- donesia bagi siswa SD kelas rendah yakni kelas 3.
lapan paket Domba. Selain terdapat delapan pa- Pada bagian refleksi, siswa disuguhi dua
ket Domba, juga terdapat beberapa materi yang buah pertanyaan, mereka bebeas menuliskan apa
disuguhkan sebelum siswa membaca setiap paket yang mereka rasakan. Refleksi berfungsi sebagai
Domba. Berikut beberapa materi yang terdapat media bagi siswa untuk mencurahkan perasaan-
pada bagian kedua dari buku “Domba”. nya setelah mereka membaca paket Domba serta
Materi pengantar berisi ulasan dongeng membuat mereka mampu meresapi serta mema-
yang akan disajikan dari paket Domba. Materi parkan dengan bebas apa yang akan mereka laku-
pengantar berfungsi sebagai perangsang minat kan setelah membaca dongeng Banyumas.
dan motivasi anak-anak untuk mengapresiasi Pojok Banyumas bukanlah bagian uang
dongeng. ini, melainkan hanya sebagai intermezo bagi sis-
Setiap cerita yang disuguhkan dalam buku wa. Bagian ini berisi informasi tentang hal-hal
ini disebut paket Domba. Adapun dongeng dari dari Banyumas. Hal-hal yang dibahas seperti arti
Banyumas yang dipilih sebagai berikut, “Dari warna lambang Banyumas dan arti filosofi Ba-
Lesmana ke Tegal”, “Legenda Kamandaka wor (wayang khas Banyumas). Hal tersebut da-
(Lutung Kasarung) Babad Goa Jati Jajar”, “Ba- pat memperkaya wawasan siswa tentang budaya
bad Ajibarang”, “Cerita Tentang Baturraden”, Banyumas.
“Asal-usul Jalan Pekih”, “Mengapa Sabtu Pahing Setelah menyusun prototipe bahan ajar
Dianggap Naas?”, “Raden Jaka Kahiman Bu- apresiasi Dongeng Banyumas (Domba) langkah
pati Banyumas yang Pertama”, “Ki Tolih, Jaka selanjutnya adalah melakukan penilaian ter-
Kahiman”, dan” Keris Ki Gajah Hendra”. Setiap hadap prototipe bahan ajar apresiasi dongeng
cerita pilihan tersebut mengandung nilai-nilai po- Banyumas (Domba). Berdasarkan pengamatan
sitif dan muatan budaya Banyumas baik berupa yang dilakukan kepada 3 guru dan 3 ahli, dida-
pengenalan sejarah, tempat-tempat sejarah, adat patkan hasil penelitian sebagai berikut.
dan kebiasaan yang dapat memberikan pengeta- Pada dimensi sampul buku Dongeng Ba-
huan kepada anak tentang budaya di daerahnya nyumas (Domba), nilai rata-rata yang diperoleh
sekaligus mengenalkan nilai-nilai positif yang pa- dari guru sebesar 91,65 dan dari ahli sebesar 75.
tut diteladani. Berdasarkan kedua nilai tersebut, diperoleh nilai
Bagian “Letak Geografi” merupakan ba- rata-rata 82,325. Berdasarkan penilaian ini, maka
gian yang menjelaskan tempat-tempat apa saja dapat disimpulkan bahwa sampul buku Dongeng
yang menjadi latar dalam dongeng. Penjelasan Banyumas (Domba) tergolong baik. Sampul

5
Meina Febriani / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1 (1) (2012)

yang disajikan oleh peneliti sudah menarik den- banyak menggunakan dialog daripada deskripsi,
gan warna yang cerah dan gambar yang disukai tidak menggunakan kalimat bertingkat, dan ba-
oleh anak-anak. hasa yang mudah dimengerti anak usia Sekolah
Selain penilaian tersebut, terdapat bebera- Dasar kelas rendah yang dalam hal ini yakni ke-
pa saran perbaikan untuk dimensi sampul, yai- las tiga.
tu (1) keterangan judul buku pada sampul hen- Secara umum, ada beberapa saran perbai-
daknya lebih diperjelas dan tidak menggunakan kan yang diberikan oleh guru dan ahli terhadap
istilah kelas rendah karena tidak semua orang buku “Domba” Dongeng Banyumas, yaitu (1)
mengetahui maknanya, perbaikan yang dipero- keterangan pada judul buku hendaknya diperje-
leh yaitu “Bahan Ajar Membaca Dongeng Ba- las yakni mengenai buku membaca dongeng Ba-
nyumas bagi Siswa SD Kelas 3, dan (2) tulisan nyumas bagi siswa SD kelas 3, (2) menggunakan
di belakang sampul ditambahkan kutipan dari diksi yang menunjukkan budaya Banyumas dan
pakar mengenai manfaat membaca dongeng bagi mudah dimengerti oleh siswa SD kelas rendah,
anak-anak dan alasan mengapa membaca dan (3) peniadaaan materi “Bagian Pertama” pada
apresiasi dongeng Banyumas itu penting. buku Domba yang berisi materi apresiasi, pendi-
Pada dimensi anatomi buku Dongeng dikan kearifan lokal, dan pengertian dongeng Ba-
Banyumas (Domba), didapat nilai rata-rata dari nyumas karena sasaran pembaca buku itu adalah
guru sebesar 90 dan dari ahli sebesar 75. Berdas- siswa bukan guru, dan (4) buku “Domba” lebih
arkan kedua nilai tersebut diperoleh nilai rata-ra- difokuskan sebagai buku penunjang bukan seba-
ta 82,5. Dari penilaian tersebut, bahan ajar apre- gai bahan ajar utama.
siasi dongeng ini sudah dinilai baik dari dimensi Setelah dilakukan pengamatan dan pen-
anatomi buku. gujicobaan terbatas prototipe apresiasi dongeng
Selain itu, ada beberapa saran perbaikan Banyumas didapatkan hasil penilaian dan masu-
untuk dimensi anatomi buku, yaitu (1) penggu- kan sebagai dasar perbaikan buku tersebut. Akan
naan diksi cerita menggunakan istilah yang me- tetapi, tidak semua saran masukan yang didapat
nunjukkan budaya Banyumas, misalnya meng- dijadikan dijadikan sebagai dasar perbaikan ka-
gunakan istilah kaki daripada kakek, dan (2) rena peneliti mempunyai konsep dan pertimban-
perbaikan pada beberapa kesalahan redaksional, gan sendiri. Berikut hasil perbaikan buku “Dom-
kesalahan itu berupa penggunaan huruf kapital ba” Dongeng Banyumas.
yang kurang tepat, kelogisan makna, dan kon- Perbaikan yang dilakukan pada sampul
jungsi antarkalimat. buku adalah (1) perubahan keterangan penjelas
Pada dimensi isi buku, diperoleh nilai rata- pada bagian bawah judul buku, yakni “Bahan
rata dari guru sebesar 87,5 dan dari ahli sebesar Ajar Membaca Dongeng Banyumas bagi Siswa
75. Dari kedua penilaian tersebut dapat diperoleh SD Kelas 3, dan dan (2) tulisan di belakang sam-
rata-rata sebesar 81,25. Dari segi isi, bahan ajar pul ditambahkan kutipan dari pakar mengenai
apresiasi dongeng Banyumas sudah tergolong manfaat membaca dongeng bagi anak-anak serta
baik. alasan mengeapa membaca dan apresiasi don-
Selain penilain tersebut, ada beberapa sa- geng Banyumas itu penting. Perbaikan pada sam-
ran perbaikan untuk dimensi isi buku, yaitu (1) pul buku tersebut dapat dilihat pada gambar 4.8
bagian pertama buku yang berisi materi apre- berikut.
siasi, pendidikan kearifan lokal, dan pengertian Berdasarkan gambar tersebut, perbaikan
dongeng Banyumas sebaiknya ditiadakan karena yang telah dilakukan yaitu berupa (1) penguba-
sasaran buku Domba adalah bagi siswa jadi tidak han keterangan judul dongeng yang semula “Ba-
perlu menggunakan panduan materi, (2) per- han Ajar Apresiasi Dongeng Banyumasan bagi
baikan isi kandungan nilai dalam dongeng yang Siswa SD Kelas Rendah” menjadi “Bahan Ajar
berupa nilai-nilai khas banyumas seperti filosofi Membaca Dongeng Banyumas bagi Siswa SD
cablaka (jujur) dan sifat-sifat Bawor (wayang Ba- Kelas 3, dan (2) penambahan kutipan mengenai
nyumas), (3) pada prakata dongeng hendaknya manfaat membaca dongeng bagi anak-anak pada
diberi penjelasan mengenai pembatasan cakupan sampul bagian belakang. Perubahan tampilan
dongeng Banyumas, yakni dongeng yang berhu- pada sampul dilakukan untuk menyesuaikan
bungan dengan wilayah Banyumas, peristiwa Ba- dengan isi buku yang berisi dongeng Banyumas
nyumas, dan budaya Banyumas, (4) perubahan dan kegiatan apresiasinya.
judul “Renungkanlah Nilai yang Terkandung” Sebelumnya bahan ajar apresiasi dongeng
yang dianggap kurang lengkap menjadi “Kan- Banyumas terdiri atas dua bagian bagian perta-
dungan Nilai dalam Dongeng”, dan (5) penggu- ma berisi materi mengenai pengenalan pendidi-
naan diksi pada dongeng anak hendaknya lebih kan bermuatan budaya Banyumas dan bagian

6
Meina Febriani / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1 (1) (2012)

kedua yang berisi inti buku yakni dongeng Ba- untuk memahami isi buku yang telah disusun.
nyumas dan cara mengapresiasinya. Agar bahan
ajar lebih jelas sasarannya yakni untuk siswa SD Simpulan
3 maka bagian pertama ditiadakan. Bahan ajar
yang telah diperbaiki hanya terdapat bagian inti Berdasarkan analisis terhadap kebutuhan,
dan ditambah motivasi-motivasi untuk membaca bahan ajar yang dinginkan oleh guru dan siswa
buku pada bagian awal. adalah buku dongeng Banyumasan yang dide-
Pada bagian prakata perlu ditambah pen- sain dengan tampilan yang menarik, sesuai den-
jelasan mengenai batasan cakupan dongeng Ba- gan pemahaman siswa, mengajarkan nilai-nilai
nyumas yang akan disajikan. Batasan dongeng positif, dan memberikan pengetahuan budaya
itu dapat dilihat dari dongeng yang berkaitan Banyumas. Oleh karena itu, bahan ajar menga-
dengan letak geografi Banyumas atau seputar presiasi dongeng berisi paket dongeng Banyumas
wilayah Banyumas, dongeng berdasarkan peristi- (Domba) yang terdiri atas dongeng, penjelasan
wa yang terjadi di Banyumas, dan dongeng yang latar dongeng yang terkait dengan Banyumas,
berkaitan dengan budaya Banyumas. Penjelasan penjelasan nilai-nilai yang terkandung, pertany-
tersebut dipandang perlu karena ada beberapa aan tentang mengapresiasi, refleksi, dan pojok
dongeng yang dianggap sebagai dongeng Jawa, Banyumasan. Hal-hal tersebut dapat membuat
bukan dongeng Banyumas, tetapi setting tempat siswa senang belajar dan mengapresiasi sastra se-
yang digunakan terkait dengan Banyumas. Oleh kaligus lebih mengenal budayanya.
karena itu, perlu adanya penegasan agar tidak Penilaian dan saran perbaikan prototipe
terjadi kesalahpahaman. bahan ajar apresiasi dongeng Banyumas bagi sis-
Bahasa yang digunakan pada dongeng wa SD kelas III yang diberikan oleh guru dan
anak-anak harus sesuai memenuhi beberapa ahli, yaitu (1) dimensi sampul buku Domba, pe-
syarat, di antaranya, sesuai dengan tingkat pe- rolehan nilai rata-rata, yaitu 83,33 dengan kete-
mikiran anak-anak maka diksi yang digunakan gori baik, (2) dimensi anatomi buku Domba, pe-
hendaknya tidak menggunakan bahasa tingkat rolehan nilai rata-rata, yaitu 82,5 dengan kategori
tinggi. Dalam memaparkan isi dongeng, anak- baik, (3) dimensi isi buku Domba, perolehan nilai
anak lebih menyukai dongeng yang mengandung rata-rata, yaitu 81,25 dengan kategori baik.
banyak dialog daripada deskripsi. Selain itu, ka- Perbaikan yang dilakukan terhadap ba-
limat yang terdapat dalam dongeng hendaknya han ajar apresiasi dongeng Banyumas, yaitu (1)
bukan kalimat bertingkat sehingga siswa lebih perbaikan desain sampul Domba yang meliputi
mudah paham. Agar anak-anak lebih mengenal perbaikan keterangan penjelas judul buku dan
dan akrab dengan budaya Banyumas, diksi yang deskripsi di sampul belakang buku, (2) peniadaan
digunakan sebaiknya mengacu pada budaya Ba- materi mengapresiasi dongeng yang bertujuan
nyumas, seperti penggunaan diksi kaki daripada untuk memperjelas sasaran pengguna buku yaitu
kakek, nini daripada nenek, hal tersebut tentunya siswa yang ternyata tidak membutuhkan materi
dilengkapi dengan keterangan penjelas. tersebut, (3) pembatasan cakupan dongeng Ba-
Berdasarkan saran perbaikan dari ahli nyumasan yang dijelaskan dalam prakata buku,
dan guru, dilakukanlah perbaikan pada isi buku (4) perbaikan gaya bahasa yang digunakan dalam
dongeng Banyumas. Perbaikan yang dilakukan, dongeng menjadi lebih sederhana, komunikatif,
yaitu dengan menghilangkan bagian pertama dan mudah dimengerti anak-anak, dan (5) isi
buku yang berisi materi pendidikan kearifan lo- dongeng Banyumas yang meliputi kepaduan isi
kal. Selain itu, perbaikan juga dilakukan pada buku, kesesuaian pertanyaan tentang apresiasi
bagian prakata buku dengan menambahkan ke- dan muatan budaya Banyumas yang dihubung-
terangan mengenai cakupan dongeng banyumas. kan dengan nilai yang terkandung dalam don-
Pada bagian awal buku disajikan apa saja yang geng.
harus dipersiapkan dalam membaca buku Dom- Guru dan orang tua hendaknya dapat me-
ba. Sementara itu, pada bagian inti yang berisi milih dongeng yang mengandung nilai positif
paket Domba terdiri atas beberapa bagian yak- agar nilai-nilai tersebut dapat dipahami serta dite-
ni materi pengantar, dongeng Banyumas, letak ladani oleh anak-anak. Hal tersebut dikarenakan
geografis, kandungan nilai dalam dongeng, per- dongeng yang dibaca anak memiliki pengaruh
tanyaan mengenai apresiasi, refleksi, dan pojok yang besar terhadap perilaku anak yang cende-
Banyumas. Ada beberapa bagian yang harus di- rung suka meniru. Guru dapat mengarahkan
perbaiki, tapi ada juga yang dianggap sudah cu- siswa untuk mengetahui dan memahami budaya
kup baik, hasil perbaikan yang terdapat pada isi Banyumas sejak usia dini agar budaya lokal khu-
buku diharapkan dapat memudahkan pembaca susnya budaya Banyumas tidak luntur dan dapat

7
Meina Febriani / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1 (1) (2012)

dikenal oleh anak-anak. Para pemerhati pendidi- Budaya Banyumasan. Banyumas: Kantor Ins-
kan dan budaya hendaknya dapat bersinergi un- peksi Kabupaten Banyumas.
tuk mengadakan pengembangan terhadap bahan Koentjaraningrat. 1985. Manusia dan Kebudayaan. Ja-
ajar lain yang berkaitan dengan pendidikan ber- karta: Gramedia.
muatan lokal. Dalam pengembangan “Domba” Long, Eloise. 2010. “Picture This, Art in Children’s
Dongeng Banyumas sebagai bahan ajar apresiasi Literature”. Library Media Connection. Vol. 29
dongeng Banyumas, ada beberapa hal yang perlu Issue 1, p40-41, 2p. ISSN. 15424715.
Luxemburg, Jan Van, dkk. 1991. Tentang Sastra. Jakar-
diperhatikan, yaitu perlu meningkatkan fokus ter-
ta: Intermasa.
kait dengan pembahasan budaya Banyumas pada Majid, A. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung:
bahan ajar apresiasi dongeng serta perlu adanya Remaja Rosdakarya.
kerjasama dengan budayawan dan guru terkait Mido, Frans. 1994. Cerita Rekaan dan Seluk Beluknya.
dengan penyusunan bahan ajar bermuatan buda- Jakarta : Ikrar Mandiri Abadi.
ya lokal. Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yo-
gyakarta: Gadjah Mada University Press.
Daftar Pustaka _______. 2005. SASTRA ANAK Pengantar Pemahaman
Dunia Anak. Yogyjakarta: Gadjah Mada Uni-
Agus, D.S. 2008. Mendongeng Bareng Kak Agus DS Yuk. versity Press.
Yogyakarta : Kanisus. Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Desain Pem-
Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. belajaran. Jakarta: Kencana.
Bandung: Sinar baru Algesindo Offset. Pusat Perbukuan. 2004. Sosialisasi Standar Mutu dan
Anggraini, Tutik. 2008. “Pengembangan Bahan Ajar Meknisme Pemilihan Buku Pelajaran Bahasa dan
Membacakan Puisi untuk SD Kelas Rendah”. Sastra Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidi-
Skripsi. Unnes. kan Nasional.
Arikunto, Suharsimi dan Asnah Said. 1999. Materi Rizqiyah Nurur. 2009. ”Pengembangan Media Komik
Pokok Pengembangan Program Muatan Lokal Cerita Anak sebagai Media Pembelajaran Men-
(PPML). Jakarta : Universitas Terbuka. gapresiasi Cerita anak Siswa Kelas VII SMP”.
Astra, Made. 2007. “Pengembangan Bahan Ajar Ber- Skripsi: Unnes.
orientasi pada Resource Based Learning untuk Rosidi, Ajip. 1983. Pembinaan Minat Baca, Bahasa dan
Calon Guru SMA”. Jurnal Teknodik. Jakarta: Sastra. Surabaya:Bina Ilmu.
Depdiknas. Semi, M. Atar. 1988. Rencana Pengajaran Bahasa dan
Baribin, Raminah. 1990. Teori dan Apresiasi Puisi. Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.
Semarang : IKIP Semarang Press. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Kuantita-
Bryan, Laura. 2005. “Once Upon a Time: A Grimm tif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Approach to Character Education”. Journal of Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar. Ja-
Social Studies Research. Vol. 29, No. 4 Spring karta: Departemen Pendidikan Nasional Di-
2005. ISSN. 0885985X. rektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Budianta, Melani, dkk. Membaca Sastra. Magelang : In- ketenagaan.
donesia Tera. Sumardjo, Jacob dan Saini K.M. 1991. Apresisasi Kes-
Danandjaja, James. 1991. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, usastraan. Jakarta : Gramedia.
Dongeng dan lain-lain. Jakarta: Grafiti. Suyoto, Agus. 2009. “Dongeng dalam Pembelaja-
_______. 2002. Folklor Indonesia. Jakarta : Pustaka Uta- ran”. Dalam http://www.agsuyoto.wordpres.
ma Grafiti. com/2009/01/07/dongengpembelajaran/html (di-
Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Ba- unduh pada tanggal 20 Juli 2011).
han Ajar. Jakarta: Depdiknas. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Telaah Kurikulum dan
Fitriana, Nurul. 2009. “Peningkatan Kemampuan Buku Teks. Bandung: Angkasa.
Mengapresiasi Dongeng dengan Menggunak- _______. 1993. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung:
an VCD Dongeng Siswa”. Skripsi : Unnes. Angkasa.
Handitono, S.R. 2002. Psikologi Perkembangan. Yogya- Tukiran dan Asep Daud Kosasih. 2007. “Tanggapan
karta: Gajah Mada Press. Guru Sekolah Dasar Terhadap Pelaksanaan
Handoyo, Eko. 2008. ”Sekolah Sebagai Agen Pendidi- Pelajaran Muatan Lokal Budaya Banyumasan
kan Antikorupsi”. Makalah disampaikan dalam di Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Dasar,
Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh POK- Vol. 9 No. 2 September 2007.
JA Pendidikan AntiKorupsi Unnes di Semarang, 18 Wijayanti, Sari Puspita. 2008. ”Pengembangan Buku
Januari 2007. Cerita yang Bermuatan Multikultural Bagi
Hidayat, Amin. 2010. “Budaya Banyumas sebagai Anak Tahap Perkembangan Kognitif Opera-
Sumber Belajar IPS di SMP Kabupaten Banyu- sional Konkret”. Skripsi. Unnes.
mas”. Tesis : UNS. Zulfadhli. 2005. Pengajaran Apresiasi Sastra di Sekolah
Kantor Inspeksi Kabupaten Banyumas. 1999. Kuriku- Dasar: Sebuah Pengantar. Jurnal Bahasa Sastra
lum Sekolah Dasar Mata Pelajaran Muatan Lokal dan Seni Vol 6 Nomor 2. Padang: Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai